You are on page 1of 2

Interpretasi undang-undang adalah proses menafsirkan dan menerapkan peraturan

perundang-undangan. Beberapa interpretasi sangat diperlukan apabila terdapat kasus-kasus


tertentu yang melibatkan undang-undang. Kadang-kadang undang-undang memiliki arti yang
jelas dan tegas. Tetapi pada kebanyakan kasus, terdapat kata-kata yang bermakna ambigu
atau tidak jelas sehingga harus diartikan oleh hakim. Untuk mencari makna dari peraturan
tersebut, hakim menggunakan berbagai cara dalam menginterpretasikan undang-undang,
termasuk prinsip tradisional dari interpretasi undang-undang, latar belakang peraturan
tersebut, dan tujuannya. Dalam yurisdiksi Common Law, para hakim dapat menggunakan
interpretasi undang-undang dari badan legislatif untuk menetapkan peraturan.

Para hakim menafsirkan bagaimana perundang-undangan harus diterapkan dalam kasus


tertentu yang peraturannya bermakna ambigu dan tidak memiliki arti yang jelas terhadap
suatu masalah. Alasan suatu Perundang-undangan tidak memiliki suatu kepastian adalah
sebagai berikut:

Kata-kata yang digunakan tidak dapat mencerrminkan maknanya. Maknanya ambigu


dan berubah-ubah sewaktu-waktu. Keadaan yang tak dapat diperkirakan terjadi, serta
perkembangan teknologi dan budaya membuat aplikasi undang-undang menjadi sulit.
Tidak pasti apa yang dapat ditambahkan ke dalam undang-undang dalam proses
pembuatannya, seperti kebutuhan untuk kompromi atau katering khusus untuk
kepentingan kelompok.

Karena itu, Badan peradilan harus berusaha untuk menentukan bagaimana sebuah undang-
undang harus ditegakan. Untuk itu,dalam ajaran pembuatan hukum, badan legislatif memiliki
kedudukan lebih tinggi karena membuat suatu hukum, sedankan badan peradilan hanya
pelaksana hukum saja. Dalam praktiknya, dengan melakukan penetapan hukum
(pembangunan hukum baru), para hakim dapat membuat perubahan besar dalam
pelaksanaannya.

Apabila terdapat konflik antara undang-undang dan kasus hukum, ada pendapat bahwa
perundang-undangan akan diutamakan ketika ada ketidakjelasan. Di Kerajaan Inggris hal ini
dikenal sebagai prinsip Parlemen Kekuasaan. Di Australia dan di Amerika Serikat,
pengadilan telah secara konsisten menyatakan bahwa teks undang-undang yang utama
digunakan, tanpa memberikan arti yang mendalam terhadap kata-katanya.
Suatu aturan tidak boleh diinterpretasikan sehingga tidak konsisten dengan aturan yang
lainnya. Dimana terdapat ketidaksesuaian, para Hakim akan mencoba untuk memberikan
interpretasi yang harmonis.

Badan legislatif dapat mencoba untuk mempengaruhi atau membantu pengadilan dalam
menafsirkan hukum yang mereka buat dengan memberikan pernyataan dalam aturan tersebut.
Ketentuan ini memiliki banyak nama yang berbeda, namun biasanya disebut sebagai
Temuan; deklarasi, kadang-kadang dengan sitegaskan dengan Kebijakan atau Pemaknaan
atau Sense of Congress. Ketentuan ini sesuai dengan tujuan badan legislatif dan dapat
memberikan efek yang dikehendaki terhadap suatu aturan.

Filosofi dalam Statutory Construction

Seiring waktu, berbagai metode konstruksi Hukum telah tercipta disana-sini. Beberapa
aturan-aturan yang paling dikenal adalah:

Mischief rule, berdasarkan pemikiran dari Heydon Case (1585)Literal rule, dari Lord
Chief Justice (1827)Golden Rule, dari Lord DiplockPurposive approach, dari Drieger

You might also like