Professional Documents
Culture Documents
ACARA I
PENGENALAN PERALATAN dan BAHAN
2. Dasar Teori
Yang harus diperhatikan :
Mengenal alat, bahan kimia serta cara pemakaian alat tersebut merupakan
yang sangat penting dalam aktivitas praktikum
Kemurnian bahan kimia, terutama dalam analisa, penting guna memperoleh
ketelitian semaksimal mungkin.
Setiap membuka tutup botol bahan kimia, harus segera ditutup kembali untuk
menghindari kontaminasi dan dehidrasi dan segera kembalikan ketempatnya
semula
Banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan hati-hati karena sifatnya
yang berbahaya atau beracun
3.2. Alat
a. Gelas arloji
b. Timbangan analitik
c. Labu ukur
d. Pipet volume
e. Pipet ukur
f. Beaker glass
g. Buret
h. Erlenmeyer
i. Corong
j. Crus porselin
k. Mortar
4. Prosedur Percobaan
a. Siapkan beberapa peralatan
b. Gambar alat-alat tersebut
c. Tulis spesifikasi dan fungsinya
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..
NRP : ……………………………. Paraf …………………..
Judul Praktikum : Pengenalan Alat dan Bahan
Tanggal : ……………………………..
Hasil Pengamatan :
ACARA II
SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA
2. Dasar Teori
Sifat asam dan basa suatu senyawa dapat diuji dengan kertas lakmus. Jika
kertas lakmus biru oleh sesuatu zat diubah menjadi merah, maka zat tersebut
bersifat asam. Jika kertas lakmus merah diubah menjadi biru, maka zat tersebut
adalah basa atau bersifat basa.
Sifat asam maupun basa bisa diterangkan dengan tiga teori asam basa
menurut :
1. Arrehenius
2. Bronsted – Lowry
3. Lewis
Sedangkan kekuatan asam dan basa daopat diukur dengan pH paper universil
atau dengan pH meter.
3.2. Alat
a. pH paper universil
4. Prosedur Percobaan
a. Ambil 4 buah pH paper universal & 4 buah kertas lakmus
b. Masukkan kedalam masing-masing larutan.
c. Amati perubahan yang terjadi.
d. Ulangi sekali lagi dan catat hasilnya
e. Bandingkan hasil dari pH paper Universil & Kertas lakmus
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..
NRP : ……………………………. Paraf …………………..
Judul Praktikum : Sifat Asam dan Basa Senyawa
Tanggal : ……………………………..
Hasil Pengamatan :
ACARA III
ACIDIMETRI/ ALKALIMETRI
2. Dasar Teori
Pada titrasi asidi alkalimetri dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Asidimetri
Titrasi dengan menggunakan larutan standart asam yang digunakan untuk
menentukan basa.
Larutan standart asam yang biasa digunakan adalah HCl, asam cuka, asam,
oksalat dan asam borate
2. Alkalimetri
Titrasi ini merupakan kebalikan dari asidimetri dimana larutan standart yang
digunakan untuk menentukan asam.
Disini dipakai larutan standart NaOH.
3.2. Alat
a. Pipet volume
b. Erlenmeyer
c. Pipet tetes
d. Buret
e. Corong
4. Prosedur Percobaan
a. Ambil beberapa ml larutan asam asetat 0,1 N (minta ukuran volume larutan
pada asisten) dengan menggunakan pipet, masukkan dalam erlenmeyer.
b. Tambahkan 2-3 tetes indikator pp atau tymol blue.
c. Titrasi larutan ini dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari
tidak berwarna menjadi kerosa muda untuk indikator pp, sedangkan tymol
blue menjadi biru.
d. Amati sehingga terjadi suatu perubahan warna dan hentikan penitrasian.
e. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume penitrasi, kemudian rata-rata
hasilnya.
f. Hitung kadar asam asetat (gram/100 ml)
Catatan :
100 NNaOH x VNaOH x BMAsam Asetat
Kadar Asam Asetat = x
V Asam Asetat 1000
Pembacaan Buret I II
Akhir Titrasi ……… ml ……… ml
Awal Tirasi ……… ml ……… ml
Volume Larutan CH3COOH ……… ml ……… ml
……. + …….
Volume rata-rata Penitir = ml
2
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..
NRP : ……………………………. Paraf …………………..
Judul Praktikum : Standarisasi Larutan Baku Asam Asetat dengan NaOH
Tanggal : ……………………………..
Hasil Pengamatan :
3.2. Alat
a. Pipet volume
b. Erlenmeyer
c. Pipet tetes
d. Buret
e. Corong
4. Prosedur Percobaan
a. Pipetlah beberapa ml larutan asam sulfat, masukkan kedalam Erlenmeyer
b. Kemudian tambahkan indikator pp sebanyak 5 tetes
c. Titrasi larutan ini dengan NaOH 0.1N
d. Amati sehingga terjadi perubahan warna dan hentikan penitrasian
e. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume penitrasi, kemudian rata-rata
hasilnya
f. Hitung kadar Asam Sulfat (gram/100 ml)
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..
NRP : ……………………………. Paraf …………………..
Judul Praktikum : Standarisasi Larutan Baku Asam Sulfat dengan NaOH
Tanggal : ……………………………..
Hasil Pengamatan :
3.2. Alat
a. Pipet volume
b. Erlenmeyer
c. Pipet tetes
d. Buret
e. Corong
4. Prosedur Percobaan
a. Pipetlah 10 ml larutan yang diperlukan, masukkan kedalam Erlenmeyer
b. Tambahkan 40 ml aquades
c. Tambahkan 3 tetes indikator Metil Merah
d. Titrasi larutan ini dengan HCl 0.1N
e. Amati sehingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah dan
hentikan penitrasian
f. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume penitrasi, kemudian rata-rata
hasilnya
g. Hitunglah kadar amoniak (gram/100 ml)
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..
NRP : ……………………………. Paraf …………………..
Judul Praktikum : Standarisasi Larutan Baku Amoniak dengan HCl
Tanggal : ……………………………..
Hasil Pengamatan :
3.2. Alat
a. Pipet volume
b. Erlenmeyer
c. Pipet tetes
d. Buret
e. Corong
4. Prosedur Percobaan
a. Pipetlah beberapa ml larutan borax, masukkan kedalam Erlenmeyer
b. Tambahkan beberapa tetes indikator MO
c. Titrasi larutan borax yang telah diberi indikator dalam Erlenmeyer dengan
larutan baku HCl yang berada dalam buret secara perlahan-lahan dengan
dikocok hingga warna berubah dari kuning menjadi merah muda
d. Setelah warna menjadi merah muda, hentikan penitasian
e. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume titrasi, kemudian rata-rata
hasilnya
f. Hitung kadar HCl (gram/100 ml)
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : ……………………………. Pembimbing : …………………..
NRP : ……………………………. Paraf …………………..
Judul Praktikum : Standarisasi Larutan Baku HCl dengan Borax
Tanggal : ……………………………..
Hasil Pengamatan :
PERCOBAAN IV
KECEPATAN REAKSI
2. Dasar Teori
Perubahan-perubahan dalam suatu reaksi kimia dan kecepatan reaksi dapat
dijelaskan dengan teori kinetika kesetimbangan kimia. Mekanisme reaksi kimia
menerangkan melalui langkah-langkah manakah suatu zat pereaksi berubah
menjadi hasil reaksi. Kecepatan reaksi menerangkan seberapa cepat reaksi
berlangsung. Kecepatan reaksi kimia biasanya didefinisikan sebagai perubahan
konsentrasi zat yang ikut serta dalam reaksi tersebut per satuan waktu, misal
untuk reaksi :
A+B P
Persamaan kecepatan reaksi dapat dituliskan :
d[A] d[B] d[P]
r = - =- =-
dt dt dt
Persamaan ini menunjukkan bahwa kecepatn reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi dan berbanding terbalik dengan waktu.
Dari berbagai percobaan ternyata bahwa kecepatan reaksi tidak selalu
merupakan fungsi linier dari konsentrasi zat pereaksi. Untuk reaksi di atas, dapat
dinyatakan secara empiris dalam persamaan :
r = k [A]p[B]q
P dan q merupakan orde reaksi (tingkat reaksi), (p+q) adalah tingkat reaksi total
untuk reaksi tersebut. Andaikan suatu reaksi mempunyai orde n, maka kecepatan
reaksi akan sebanding dengan [konsentrasi]n dan berbanding terbalik dengan
waktu t :
Kecepatan reaksi dapat diukur dari laju terbentuknya hasil reaksi, misalnya reaksi
antara Na2S2O3 dan H2SO4 dapat diukur dari laju pembentukan S yang
mengakibatkan kekeruhan larutan :
Na+S2O3 + H2SO4 Na+SO3 + SO2(g) + S(s) + H2O
3.2. Alat
a. Rak tabung reaksi
b. Tabung reaksi
c. Beaker glass
d. Stopwatch/jam tangan
e. Gelas pengaduk
f. Gelas ukur
g. Thermometer
h. Penjepit kayu
i. Pipet tetes
4. Prosedur Percobaan
IV.1. Hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi H2SO4
a. Isilah 5 tabung reaksi, masing-masing dengan 5 ml Na2S2O3 0,2 N dan
letakkan di rak.
b. Isikan pada tabung pertama 5 ml H2SO4 0,2 N dan aduklah dengan baik
sampai timbul kekeruhan .
c. Catat waktu terbentuknya kekeruhan.
d. Ulangi percobaan di atas untuk tabung reaksi berikutnya dengan konsentrasi
H2SO4 0,4 N ; 0,6 N ; 0,8 N ; 1N
e. Buatlah kurva antara 1/t terhadap konsentrasi H2SO4.
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : …………………………… Pembimbing : ………………
NRP : …………………………… Paraf : ………………
Judul Praktikum : Kecepatan Reaksi
Tanggal : ……………………………
Hasil Pengamatan :
PERCOBAAN V
PERMANGANOMETRI
2. Dasar Teori
Cara ini berdasarkan oksidasi oleh ion permanganat. Karena itu selain
disebut permanganometri, berdasarkan oksidasi juga disebut oksidimetri.
Oksidimetri dapat dilakukan dalam suasana asam, basa maupun netral.
Dalam lingkungan asam KMnO4 bereaksi
MnO- + 8H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O
Dalam lingkungan netral
MnO- + 2H2O + 3e- → MnO + 4OH-
Dalam lingkungan basa
MnO- + e- → MnO2-
3.2. Alat
a. Gelas arloji
b. Labu ukur 250 ml
c. Buret
d. Timbangan analitik
e. Pipet volume
4. Prosedur Percobaan
a. Timbang 0,3 grK2Cr2O7. 2H2O dalam gelas arloji.
b. Larutkan dengan aquadest dalam labu ukur 50 ml sampai batas, kocok dengan
sempurna.
c. Pipet 25 ml, masukkan ke dal;am erlenmeyer dan tambahkan H2SO4 4 N
d. Kocok dengan baik, lalu panaskan pai mendidih, kocok lagi kemudian dititrasi
dengan larutan KMnO4
e. Titik akhir tercapai, bila warna pink berubah menjadi tak berwarna.
f. Ulangi percobaan sekali lagi dan hasilnya dirata-rata.
Catatan :
MK2Cr2O7.2H2O (dalam mg) x 2
Kadar K2Cr2O7. 2H2O =
BM K2Cr2O7.2H2O x VKMnO4
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : …………………………… Pembimbing : ………………
NRP : …………………………… Paraf : ………………
Judul Praktikum : Permanganometri
Tanggal : ……………………………
Hasil Pengamatan :
PERCOBAAN VI
IODOMETRI
2. Dasar Teori
Dasar dari cara iodometri adalah reaksi keseimbangan dari iodom dan iodida.
Normal potensial reduksi dari system reversible adalah
I2 + 2e → 2I- …………………..0.5354 volt
Dengan demikian
1 grol I2 = 2 grek I2
Titrasi iodometri ada 2 cara yaitu :
1. Cara Langsung
Menurut cara ini suatu zat reduksi dititrasi langsung oleh iodom
Misal pada titrasi Na2S2O3 oleh I2
2. Cara Tak Langsung
Dalam hal ini ion iododa sebagai pereduksi diubah menjadi iodium-iodium
yang terbentuk dititrasi dengan larutan standart Na2S2O3. Jadi cara ini
digunakan untuk menentukan zat pengoksidasi.
Misal pada penentuan suatu zat oksidator ini (H2O2). Pada oksidator ini
ditambahkan larutan KI dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang
kemudian dititrasi dengan larutan.
Na2S2O3 . H2O2 + KI + 2HCl → I2 + 2 KCl +2H2O
3.2. Alat
a. Gelas arloji
b. Erlenmeyer
c. Corong
d. Pipet
e. Neraca analitik
f. Buret
g. Labu takar
4. Prosedur Percobaan
a. Timbang 0.2 gram KIO3 kristal pada gelas arloji yang telah ditimbang
b. Masukkan dalam labu ukur 50 ml melalui corong bilas
c. Campurkan dengan aquades sampai tanda batas
d. Pipet 25 ml larutan KIO3, masukkan dalam Erlenmeyer
e. Tambahkan 2 gram KI yang bebas dari iodat dan 10 ml H2SO4 1N
f. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 yang akan ditentukan normalitasnya
g. Bila warna kuning iodium menjadi pucat hentikan titrasi dan tambahkan 4 ml
indikator amilum . Teruskan titrasi hingga warna menjadi hilang
h. Ulangi percobaan sekali lagi dengan volume larutan KIO3 tetap dan hasilnya
dirata-rata.
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : …………………………… Pembimbing : ………………
NRP : …………………………… Paraf : ………………
Judul Praktikum : Pembakuan Larutan Natrium Thiosulfat dengan KIO3
Tanggal : ……………………………
Hasil Pengamatan :
3.2. Alat
a. Timbangan analitik
b. Gelas arloji
c. Mortar
d. Pipet volume
e. Erlenmeyer
f. Pipet tetes
g. Buret
4. Prosedur Percobaan
a. Timbanglah dengan tepat 300 mg kapur chlor
b. Masukkan kedalam Erlenmeyer
c. Tambahkan 50 ml aquades, 1 gram kristal KI yang telah dihaluskan terlebih
dahulu dan tambahkan 20 ml asam asetat 4 N
d. Tutuplah labu tersebut, diamkan selama 2 menit dengan sebentar-sebentar
dikocok, lalu titrasikan secepatnya dengan thiosulfat
e. Indikator ditambahkan sesudah larutan terlihat berwarna kuning muda
f. Tentukan kadar chlor aktif dalam kapur chlor tersebut.
g. Ulangi percobaan sekali lagi dan hasilnya dirata-rata
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : …………………………… Pembimbing : ………………
NRP : …………………………… Paraf : ………………
Judul Praktikum : Penentuan Chlor Aktif dalam Kapur Chlor
Tanggal : ……………………………
Hasil Pengamatan :
PERCOBAAN VII
GRAVIMETRI
2. Dasar Teori
Penentuan Kwantitatif suatu zat dengan cara pengendapan diikuti isolasi dan
penimbangan endapan dinamakan analisa gravimetric.
3.2. Alat
a. Crus Porselin
b. Eksikator
c. Timbangan amalitik
d. Oven
4. Prosedur Percobaan
a. Panaskan crus porselin beberapa menit, dinginkan dalam eksikator dan
timbang sesudah 30 menit
b. Masukkan kedalam crus tersebut 1 –1.5 gram BaCl2 x H2O
c. Panaskan selama 10 menit. Dinginkan dalam eksikator dan timbang lagi
d. Ulangi pemijaran agar diperoleh berat yang konstan
e. Ulangi percobaan sekali lagi dan hasilnya dirata-rata
LEMBAR KERJA
Nama Mahasiswa : …………………………… Pembimbing : ………………
NRP : …………………………… Paraf : ………………
Judul Praktikum : Gravimetri
Tanggal : ……………………………
Hasil Pengamatan :
DAFTAR ISI