You are on page 1of 27

Akibat Yayasan Amalillah Tipu Masyarakat

Nias Milyaran Rupiah


Posted by Redaksi on Juni 10, 2010 · Leave a Comment

NIAS UTARA ( Berita ): Ribuan masyarakat Kabupaten Nias Utara menjadi korban penipuan
Yayasan Amallillah diperkirakan mencapai milyaran rupiah yang mengimin-ngiminkan akan
diberikan uang bantuan tunai sebesar Rp 5.000.000/orang dengan syarat memberikan semua data
serta uang administrasi secara berfariasi antara Rp 50.000- Rp 200.000/orang bahkan di daerah
Sarambau Kecamatan Tuhemberua Rp 500.000/orang yang dilakukan pada bulan Januari 2007
lalu.

Salah seorang diantara korban menceritakan kepada wartawan bahwa pada awalnya koordinator
Yayasan Amallillah atas nama EG yang saat ini sebagai Sekcam di Kecamatan Tuhemberua
menawarkan kepada kami apabila mau mendapatkan modal usaha sebesar Rp 5.000.000/orang
dengan syarat harus mendaftarkan diri kepada Yayasan Amallillah melalui Saya dengan
melengkapi berkas identitas diri seperti KTP, Pasphoto, dan uang pendaftaran sebesar Rp
200.000/orang dan setelah terpenuhi syarat tersebut baru diberikan Kartu Pendaftaran Makmum
dari Yayasan Amallillah dimana kartu tersebut ditandatangani KA. KAN. PPUK-021 Suryati
Iswandari, Pimpinan cabang D-2692 Ikhlas Caniago A.Ma, Koordinator Nias Utara Edison Gea.

Dijelaskannya bagi yang telah mendapat Kartu Pendaftaran Makmum dari Yayasan Amallillah
tersebut bebas mengambil dimana saja Bank dengan nilai uangnya sebesar Rp 5.000.000/orang.
Namun, tapi sangat disayangkan kami mencoba mencairkan uang tersebut ke beberapa Bank di
Kota Gunungsitoli, ternyata kartu dari Yayasan Amallillah tidak di layani oleh salah satu Bank
pun sehingga kami merasa kecewa terhadap Koordinator Yayasan Amallillah untuk wilayah Nias
Utara yang secara langsung mengutip uang kepada kami. Ujar salah seorang korban.

Untuk itu kami minta kepada pihak penegak hukum agar segera menangkap kroni-kroninya
Yayasan Amallillah yang sengaja menipu kami masyarakat kecil sementara koordinator yayasan
Amalillah saat ini menjabat sebagai Sekcam di kantor Camat Tuhemberua. Tidak ada
perhatianya.

Koordinator Yayasan Amallillah wilayah Nias Utara EG yang ditemui wartawan diruang
kerjannya di kantor Camat Tuhemberua Jum’at (04/05) mengatakan kami hanya sebagai penerus
amanat dari atasan kami untuk merekrut anggota Yayasan Amallillah tersebut dan bahkan bukan
hanya di daerah Nias ada korbannya juga didaerah lainnya.

Dijelaskannya awal tahun 2006 diberitahu saya oleh salah seorang teman Saya an. Ikhlas
Caniago bahwa ada bantuan berupa uang dari Yayasan Amallillah dengan syarat menyerahkan
sejumlah berkas berupa identitas dan uang administrasi. Dan pada tahun 2007 Saya dihunjuk
sebagai koordiantor untuk wilayah Nias Utara karena Saya berhasil merekrut cukup banyak
anggota hingga 500_an.
Ketika ditanya berapa uang administrasinya? Ianya menjawab “kalau uang admistrasinya saya
tidak mau sebut yang penting ada dan itu tidak ada keterikatan kami/kwintasi” yang penting
apabila berhasil maka dijanjikan kepada kami bantuan uang awalnya Rp 2.500.000 dan
berikutnya dijanjikan Rp 3.500.000. dan uang administrasi itu sebagian Saya serahkan kepada
saudara Ikhlas Caniago sebagai Pimpinan Cabang D-2692.

Kasat Reskrim Polres Nias AKP Etniel Hulu, SH yang dikonfirmasi wartawan senin (07/06)
mengatakan kalau ada laporan masyarakat tentang kasus itu maka kita akan proses sesuai dengan
hokum yang berlaku.(usm)

Pengurus Yayasan Amalillah Ditangkap


Tags: yayasan amalilah
Berita HOT:
Ancaman NII
PT Diminta Waspadai Mahasiswa Terlibat NII
Sekolah Rusak
SMPN 273 Kondisinya Memprihatinkan
Susu Berbakteri
IPB Tetap Tolak Umumkan Merk Susu
Pemulangan TKI
Langsung Dipulangkan ke Daerah Asal
Osama Bin Laden Tewas
Bukti Jasad Osama Belum Dirilis

indosiar.com, Tangerang - Aparat Polres Tangerang Rabu (09/08/06) kemarin, menahan 3


pengurus yayasan Amalilah yang diduga telah melakukan penipuan terhadap ribuan orang.
Namun mereka tetap membantah bahwa yayasannya melakukan penipuan, karena dana yang
dijanjikan akan tetap dicairkan.

Ketiga pengurus yayasan Amalilah yang ditahan masing-masing Ketua Dewan Pimpinan Cabang
(DPC) Tangerang Eko Suryono, Ketua DPC Kodir dan Bendahara Nurzaman.

Kasat Reskrim Polres Tangerang AKP Adek Yudiswan mengatakan, penahanan ketiga pengurus
Yayasan Amalilah dilakukan untuk meredam keresahan warga yang menjadi korban penipuan
Yayasan Amalilah. Karena hingga kini para korban masih menantikan pencairan dana bantuan
yang dijanjikan pengurus yayasan sebesar 15 juta sampai 30 juta rupiah perorang.

Kasus ini berawal tahun 2002 ketika yayasan menyatakan mendapatkan bantuan dari sebuah
negara Eropa untuk warga miskin dan panti jompo. Mereka yang ingin mendapat bantuan harus
mendaftar dan dikenakan biaya sebesar 15 ribu hingga 30 ribu rupiah. Dana tersebut dijanjikan
akan cair pada tanggal 27 Juni 2006, namun hingga kini dana tersebut belum cair.

Ketua DPC Yayasan Amalilah Tangerang Eko Suryono membantah kalau yayasannya dikatakan
menipu. Menariknya, Suryono mengaku tidak mengenal Ketua DPP Yayasan Amalilah Raden
Ayon Suharis Restuningrat. Namun Suryono percaya uang yang dijanjikan yayasan tetap akan
cair. (Tim Liputan/Sup)
• yayasan amalillah penipuan berjenjang yang menghirup uang rakyat tak terbilang
jumlahnya,dengan kantor pusat di jati makmur pondok gede bekasi,memang benar
kebathilan terstruktur mampu mengalahkan kebenaran, di situlah pintarnya mereka
merekrut orang sekitar untuk bergabung sebagai tenaga keamanan,tapi anehnya aparat
terkait mulai dari kelurahan,kecamatan,kepolisian semua tutup mata ada
apa gerangan,begitu jelas terlihat kerusakan yang di timbulkan,ayo bergerak berantas
kebathilan sekarang juga

regonggo 5 months ago

Reply

• dasar bunggggggggggggggullllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll

kinanis 1 year ago

• mohon minta video tentang penipuan amalillah versi terbaru.yang ini cukup oke..!! trims

adinmarscell 2 years ago

View all Comments »

Loading...

Suggestions

MUI Sesalkan Yayasan Berdalih Membantu Kaum Muslimin

21 April, 2007

20 Apr 07 23:57 WIB

Medan, WASPADA Online


Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Medan, Prof. DR HM Hatta menyesalkan adanya yayasan
berdalih membantu umat Islam yang lebih dahulu menarik bayaran. Demikian tanggapannya
terhadap yayasan Amalillah yang sekarang meresahkan masyarakat di Gunungsitoli.

Hatta kepada wartawan di Medan kemarin mengatakan, seharusnya masyarakat cepat


menindaklanjuti hal ini kepada pihak berwajib. Di samping itu, segera berkoordinasi terhadap
masyarakat di seluruh Nias, agar kejadian serupa tidak terulangi. Sebab kata dia, tindakan
membawa nama yayasan yang sekilas seperti milik umat Islam ini, nampaknya lebih mudah
dipercaya umat. Selain itu, aparat penegak hukum perlu lebih tanggap dan mau memberikan
informasi kepada masyarakat.

Dia mengimbau umat Islam jangan mudah terkecoh dengan janji dan iming-iming tidak jelas.
Apalagi dengan dalih sumbangan sedikit akan mendapatkan bantuan lebih besar. Hatta menilai,
terpancingnya umat Islam membayar uang muka Rp50.000, bakal dibantu Rp3.000.000 karena
masih membudayanya kerja sedikit imbalan banyak. Padahal dimana-mana, yang benar adalah
banyak bekerja banyak imbalan.

Karena itu, diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat dengan penegak hukum. Bila
merasa dirugikan cepat laporkan kepada pihak berwajib. Dan pihak berwajib diharapkan
memberikan dukungan dengan memproses laporan ini.(h04) (wns)

Artikel Terkait

• Info Bara
• Info Sumut
• Nasional
• Info Manca
• Tekno
• Sport
• Lowongan/B. Siswa

RSS Subscribe: RSS feed


BatubaraNews
Info-Info MEMBARA !!

Ketua Yayasan Amalilah Ditangkap


Posted on Senin, 21 April 2008 by batubaranews

1.824

Sudah bertahun-tahun Yayasan Amalillah hanya memberikan janji-janji kepada masyarakat, khususnya masyarakat
Kabupaten Batu Bara. Selalu katanya, “SUDAH MAU KELUAR! SUDAH MAU KELUAR!” Namun tak kunjung
keluar. Herannya, masyarakat tetap saja percaya. Kian hari makin banyak yang mendaftar. Pemerintah harus tegas
dalam hal ini. Jika yayasan ini tidak benar, maka harus ditindak segera.

BANDUNG – Ketua Yayasan Amalilah (YA) berinisial RASR dan seorang pengurus lainnya berinisial MD
diamankan Satuan Operasional I Direktorat Reserse Kriminal (Sat. Ops. I Ditreskrim) Polda Jabar, Rabu (16/4) lalu
di sebuah daerah di Bogor. Ia dibawa ke Mapolda Jabar untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus
dugaan penipuan yang mengatasnamakan yayasan pimpinannya. Setelah diperiksa selama 24 jam, status RASR dan
MD dinaikkan menjadi tersangka. “Dan terhitung sejak Kamis malam, 17 Maret lalu, kedua tersangka dijebloskan
ke tahanan Mapolda Jabar karena diduga telah melakukan penipuan dan penggelapan kepada anggota yayasan,
bernilai miliaran rupiah. Kedua tersangka dijerat Pasal 372 dan 378 KUH Pidana tentang Penipuan dan
Penggelapan,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Dade Achmad, didampingi Direskrim Polda Jabar
Kombes Pol. Ari Dono Sukamto dan Kasat Ops. 1 AKBP Nurullah, Jumat (18/4) malam. “Kasus dugaan penipuan
yayasan itu yang baru kami sidik, yaitu penipuan keberangkatan haji dengan korban ratusan orang. Para korban yang
sudah membayar hingga Rp 30 juta dijanjikan untuk berangkat haji pada 2007. Namun, hingga saat ini tidak juga.
Ketika ditagih, yayasan yang berkantor pusat di kawasan Pondok Gede Kota Bekasi tersebut lepas tangan dan tidak
bisa mengembalikan uang milik nasabah. Total uang yang berhasil diraup yayasan itu Rp 1,3 miliar,” katanya. (A-
128/A-153)***
Sumber : pikiran-rakyat.com

Baca juga di melayubertuah dan di asahannews !

Warga Datangi Rumah Pengurus Yayasan Amalillah

20 April, 2007

19 Apr 07 14:40 WIB

Gunungsitoli, WASPADA Online


Warga Nias beramai-ramai mendatangi rumah seorang pengurus Yayasan Amalillah, meminta
uang yang pernah disetor sebesar Rp50 ribu sebagai uang administrasi dikembalikan, Selasa
(17/4). Hal itu dikarenakan, janji yayasan memberi Rp3 juta per anggota yang sudah mendaftar
belum juga jelas, meski sudah melewati batas waktu dijanjikan.

Puluhan warga mendatangi rumah di Jl. Melati Gunungsitoli, yang mereka ketahui sebagai
koordinator cabang berinisial NDA sekira pukul 10.00 WIB. Selain uang administrasi, mereka
juga meminta dikembalikan uang blanko KTP yang diperjual belikan kepada calon anggota Rp25
ribu per lembar. Warga rata-rata dari keluarga kurang mampu, berbondong-bondong mendatangi
rumah NDA yang berada didepan Mapolres Nias. Tapi NDA tidak berani keluar rumah.

Istri NDA mencoba memberi penjelasan bahwa dana bantuan akan segera dicairkan 2007 ini,
namun warga tetap mendesak agar uang mereka saat itu juga dikembalikan. Karena terus
didesak, dia menghubungi koordinator cabang lainnya, JA, segera datang ke rumahnya. Setelah
JA datang, baru NDA berani keluar rumah menemui warga. Kepada warga, kedua pengurus
perwakilan Yayasan Amalillah memberi janji dana bantuan sosial segera cair. Tapi ketika warga
meminta pernyataan tertulis, kedua pengurus itu tidak bersedia, sembari mengatakan, tidak dapat
mengembalikan uang warga pada saat itu karena sudah disetor kepada pimpinan yayasan.

Koordinator Cabang Yayasan Amalillah, JA ditanya wartawan mengatakan, perwakilan Yayasan


Amalillah mempunyai sembilan koordinator cabang meliputi Nias dan Nisel. Diakuinya, sampai
kini yang mendaftar sebagai calon penerima bantuan mencapai 30 ribu orang. Sedangkan NDA
ditanyai darimana mendapatkan blanko KTP mengatakan, dari staf kantor lurah Pasar
Gunungsitoli bermarga Ndruru. Blanko yang sudah diperjualbelikan mencapai 100 lembar lebih.

Wakil Ketua PMK Nias, Alizar Zai, S.Ip menyayangkan sikap Polres Nias tidak merespon
pengaduan masyarakat, tentang dugaan pungutan liar dan penipuan dilakukan pengurus Yayasan
Amalillah. “Kalau keberadaan yayasan itu legal dan ingin membantu masyarakat, mengapa tidak
dilapor ke instansi terkait seperti Kesbang Linmas,” tanyanya. Dihitung-hitung sesuai keterangan
pengurus yayasan, bahwa anggota yang sudah mendaftar mencapai 30 ribu orang kali Rp50 ribu,
uang masyarakat yang sudah dihimpun mencapai Rp1,5 miliar.(cbj) (wns)
Artikel Terkait

Berita Terpopuler

Ini Dia Pengunggah Video Briptu Norman

Cilacap Digoyang Gempa 7,1 SR

Giliran Briptu Norman Hibur Rekan-rekannya

Serangan Ulat Bulu Sampai ke Bekasi

Hiu Tutul Jadi Tontonan Warga

• Bom Meledak di Areal Masjid Polres Cirebon


Mainkan Pistol Ayah, Anak Polisi Tembak Temannya

Coba-coba, Sekelompok Bocah Gelar Pesta Seks

• Gempa 6,3 SR Guncang Cilacap


• Jumlah Gerbong Kereta dari Surabaya Ditambah
Yayasan Amalillah Sulit Ditindak

Warga korban penipuan Yayasan Amalillah di Tangerang, Jabar.

Artikel Terkait

• Sidang Kasus Penipuan Investasi Ricuh


• Polisi Gadungan Memperdayai Tiga Wanita
• Belasan Calon Jemaah Haji Ditipu "SMS"

08/08/2006 01:12
Liputan6.com, Tangerang: Kepala Kepolisian Resor Tangerang, Banten, Ajun
Komisaris Besar Polisi Tony Hermanto di Tangerang, Senin (7/8), menyatakan
modus yang dilakukan Yayasan Amalillah sulit ditindak. Selain tidak ada pengaduan,
warga mengaku yakin bahwa dana yayasan tersebut akan turun pada September
atau Oktober mendatang [baca: Yayasan Amalillah Kembali Meniupkan
"Angin Surga"].

Yayasan Amalillah dituding menipu dengan mengiming-imingi warga dana hibah dengan syarat
super ringan. Warga hanya perlu menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk. Jumlah uang akan
berlipat bila warga mau membeli meterai yang dibawa sang petugas. Baru-baru ini, sejumlah
pengurus Amalillah bergerilya mencari anggota. Ratusan warga Tangerang disebut tertipu
kelompok yang mengaku sebagai utusan Yayasan Amalillah [baca: Ratusan Warga Tangerang
dan Pasuruan Tertipu].

Diduga, pihak yayasan berhasil menghimpun dana dari masyarakat hingga miliaran rupiah.
Bahkan dana yang dihimpun disebut mencapai Rp 35 triliun. Semua itu, kata seorang pengurus
yayasan, akan dibagikan kepada seluruh anggota. Dengan hanya sembilan orang staf, yayasan
yang berdiri pada 1998 diduga memiliki puluhan ribu anggota yang tersebar di seluruh
Indonesia.

Di Jakarta dan Pondok Gede, Bekasi, pengurus Yayasan Amalillah membantah tuduhan menipu
dengan iming-iming dana hibah jutaan rupiah. Pihak yayasan menuding ada oknum yang ingin
mengambil keuntungan atas berita-berita miring yang disudutkan ke Yayasan Amalillah.

Secara legal, Yayasan Amalillah dilindungi hukum dan terdaftar di Departemen Sosial serta
memiliki cabang di seluruh provinsi di Tanah Air. Menurut Usman bin Abdullah, staf Hubungan
Masyarakat Amalillah, pihaknya bergerak di bidang pengentasan kemiskinan dan santunan anak
yatim.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)

Sejak tahun 2003 lalu Yayasan Amalillah sudah tidak ada karena sudah dilarang oleh
pemerintah, namun belakangan kembali muncul dan meresahkan masyarakat tentang ...Informasi
lebih lanjut >>

Related : YAYASAN AMALLILLAH berwujud cairnya dana Rp 480 Triliun pada

Pemkab Aceh Jaya Larang Aktivitas Yayasan Amallillah


Aceh Jaya

CALANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Jaya telah mengeluarkan


larangan beraktivitas terhadap Yayasan Amallillah karena terindikasi melakukan
praktik penipuan terhadap masyarakat. Yayasan yang telah banyak merekrut warga
Aceh Jaya sebagai calon penerima bantuan juga dilaporkan tidak memiliki izin
operasional.

Keterangan yang diterima Serambi, Rabu (20/4) dari Kasatpol PP dan WH Aceh Jaya,
Bahrum menyebutkan, janji pemberian bantuan yang sudah bertahun-tahun hingga
saat ini belum terealisasi padahal setiap calon anggota yang direkrut ke yayasan ini
dikutip biaya Rp 50.000/orang. “Setiap orang yang jadi anggota diiming-iming akan
mendapat bantuan modal usaha,” kata Bahrum.
Bahrum meminta pihak kepolisian menangkap orang-orang dari Yayasan Amallillah
karena aktivitas yayasan ini dilarang oleh Pemkab Aceh Jaya. “Yayasan ini juga tak
ada izin operasional. Pemkab Aceh Jaya tak berharap praktik mereka merugikan
masyarakat. Bahkan Bupati Aceh Jaya telah mengeluarkan surat larangan
beroperasi untuk Yayasan Amallillah,” lanjut Bahrum.

Kasatpol PP dan WH Aceh Jaya, Rabu (20/4) menerima laporan dari masyarakat dan
stafnya tentang masih ada orang yang ingin bergabung menjadi pegawai Yayasan
Amallillah dengan kewajiban membayar Rp 3 juta/orang kepada pengurus sekarang.
Hal itu telah terjadi di sebuah desa terpencil yaitu Desa Bintah, Kecamatan Teunom,
Aceh Jaya. Selain itu, juga masih ada kutipan uang Rp 50.000/orang dengan iming-
iming akan mendapatkan bantuan modal usaha. “Kita telah berkoordinasi dengan
pihak kepolisian agar menangkap para pengutip dan yang merekrut anggota
Amallilah yang saat ini sudah mulai beraktivitas kembali sementara pemerintah
setempat telah mengeluarkan surat larangan,” tandas Bahrum.

Kasatpol PP dan WH Aceh Jaya juga mengaku telah menghubungi Koordinator


Yayasan Amallillah Aceh Jaya, Salihin menanyakan aktivitas mereka yang masih
terus berlangsung. Namun koordinator yayasan itu mengaku tak beraktivitas lagi
setelah Bupati Aceh Jaya mengeluarkan surat larangan. “Kalaupun masih ada, itu
bukan tanggung jawab kami,” kata Bahrum mengutip pengakuan Salihin.(c45)

Thu, Apr 21st 2011, 11:41

Pemkab Aceh Jaya Larang Aktivitas Yayasan Amallillah


Aceh Jaya

CALANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Jaya telah mengeluarkan


larangan beraktivitas terhadap Yayasan Amallillah karena terindikasi melakukan
praktik penipuan terhadap masyarakat. Yayasan yang telah banyak merekrut warga
Aceh Jaya sebagai calon penerima bantuan juga dilaporkan tidak memiliki izin
operasional.

Keterangan yang diterima Serambi, Rabu (20/4) dari Kasatpol PP dan WH Aceh Jaya,
Bahrum menyebutkan, janji pemberian bantuan yang sudah bertahun-tahun hingga
saat ini belum terealisasi padahal setiap calon anggota yang direkrut ke yayasan ini
dikutip biaya Rp 50.000/orang. “Setiap orang yang jadi anggota diiming-iming akan
mendapat bantuan modal usaha,” kata Bahrum.

Bahrum meminta pihak kepolisian menangkap orang-orang dari Yayasan Amallillah


karena aktivitas yayasan ini dilarang oleh Pemkab Aceh Jaya. “Yayasan ini juga tak
ada izin operasional. Pemkab Aceh Jaya tak berharap praktik mereka merugikan
masyarakat. Bahkan Bupati Aceh Jaya telah mengeluarkan surat larangan
beroperasi untuk Yayasan Amallillah,” lanjut Bahrum.

Kasatpol PP dan WH Aceh Jaya, Rabu (20/4) menerima laporan dari masyarakat dan
stafnya tentang masih ada orang yang ingin bergabung menjadi pegawai Yayasan
Amallillah dengan kewajiban membayar Rp 3 juta/orang kepada pengurus sekarang.
Hal itu telah terjadi di sebuah desa terpencil yaitu Desa Bintah, Kecamatan Teunom,
Aceh Jaya. Selain itu, juga masih ada kutipan uang Rp 50.000/orang dengan iming-
iming akan mendapatkan bantuan modal usaha. “Kita telah berkoordinasi dengan
pihak kepolisian agar menangkap para pengutip dan yang merekrut anggota
Amallilah yang saat ini sudah mulai beraktivitas kembali sementara pemerintah
setempat telah mengeluarkan surat larangan,” tandas Bahrum.

Kasatpol PP dan WH Aceh Jaya juga mengaku telah menghubungi Koordinator


Yayasan Amallillah Aceh Jaya, Salihin menanyakan aktivitas mereka yang masih
terus berlangsung. Namun koordinator yayasan itu mengaku tak beraktivitas lagi
setelah Bupati Aceh Jaya mengeluarkan surat larangan. “Kalaupun masih ada, itu
bukan tanggung jawab kami,” kata Bahrum mengutip pengakuan Salihin.(c45)

Berita dari Republika online mengenai


Yamisa, yayasan yang berlagak sebagai
'Sinterklas' bagi-bagi duit. Atau mungkin
ada yang punya info lain? Adik
iparku hampir kena rekrut dan sempat
minta foto copy KTP-ku dan bojoku tapi
tak tolak.

Republika Online Rabu, 17 April 2002


Bupati Iskandar Minta Polisi Usut Kepres
02/2002 Palsu
Gerung, Lombok Barat-Rol-- Bapati
Lombok Barat (Lobar), Drs H Iskandar
minta
aparat kepolisian di daerah ini untuk
mengusut tuntas Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 02 tahun 2002 yang
diduga palsu berisi tentang Pencairan
Dana Pemanfaatan Harta Kekayaan
Amanah Bangsa Indonesia (Dinasti-
Prasasti)
milik Dr Ir Soekarno.

"Keppres 02/2002 tersebut diperkirakan


hanya rekayasa orang-orang
Yayasan Misi Islam Ahli Sunnah
Waljamaah (Yamisa) untuk mengelabui
masyarakat banyak demi kepentingan
pribadi maupun kelompok," katanya di
Gerung, Rabu.

Keppres Nomor 02 tahun 2002 sebenarnya


menyangkut perubahan
atas Keppres Nomor 101 tahun 2001
tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Menteri Negara, bukan masalah
harta karun almarhum mantan Presiden
Soekarno.

Kepastian itu, katanya, didapat dari surat


tertulis Kepala Biro
Perundang-undangan Sekretariat Negara,
Edy Sudibyo. Atas dasar itu, Keppres
yang dijadikan pegangan pengurus Yamisa
diduga palsu.

"Mengingat init menyangkut tidak


kriminal yang akan berdampak luas, maka
diminta kepada aparat kepolisian untuk
melakukan pengusutan secara tuntas,"
katanya.

Dikatakan, "Saya bisa dikatakan


merupakan Bupati pertama di NTB yang
menyatakan larangan terhadap kegiatan
Yamisa di wilayah ini".
Kepada masyarakat, kata Bupati, diminta
untuk mewaspadai agar tidak mudah
termakan bujuk rayu pengurus ataupun
orang-orang Yamisa, karena apa yang
ditawarkan tidak masuk akal dan tidak
logis.

Bagaimana mungkin masyarakat yang


mau mendaftarkan diri sebagai anggota
Yamisa akan mendapatkan dana Rp400
ribu rupiah per bulan selama 60 bulan
tanpa bekerja. Perbuatan Yamisa tersebut
sebenarnya dapat diduga sebagai
tindakan kriminal penipuan. Masyarakat
secara langsung telah "dibohongi",
karena apa yang dijanjikan pengurus
yayasan tersebut tidak memiliki sumber
dana yang pasti.

"Kalaupun disebut-sebut sumber dana


yang akan dibagikan kepada masyarakat
itu adalah warisan, tentunya itu adalah
milik negara. Milik negara tidak
mungkin dibagikan begitu saja, tanpa
pembahasan dengan DPR," katanya.

Dikatakan, pihaknya akan memanggil


pimpinan instansi di lingkungan Pemkab
Lobar yang pegawainya ikut terlibat jadi
anggota Yayasan tersebut.
"Pegawai yang terlibat akan dikenakan
sanksi tegas," katanya.

Mengenai keterlibatan pejabat di


lingkungan Kota Mataram berinisian AG,
yang
menjadi pengurus teras Yamisa tersebut,
Bupati Iskandar telah menyampaikan
hal tersebut kepada Walikota Mataram, H
Moh Ruslan SH.
"Saya telah menghubungi Walikota Ruslan
dan menyampaikan
hal tersebut," katanya.

Sementara itu, Gubernur NTB Drs H


Harun AL Rasyid Msi yang dimintai
tanggapannya atas dugaan Keppres 02
tahun 2002 palsu, mengatakan pihaknya
sejak dini telah meminta kepada
masyarakat untuk tidak mudah percaya.

Sebab kalau nanti apa yang dijanjikan itu


tidak terwujud, sementara
masyarakat sudah sangat berharap,
bahkan ada diantara mereka yang telah
mengeluarkan dana, maka akibatnya akan
ditanggung sendiri. Pemerintah sejak
dini telah mengimbau kepada masyarakat
agar tidak terlibat dengan kegiatan
Yamisa tersebut karena akibatnya akan
ditanggung sendiri.

Secara hukum Yamisa tersebut legal,


karena terdaftar sebagai yayasan, yang
aktenya disahkan di notaris. Namun secara
logika, apakah hal demikian itu
logis. Ini yang seharusnya menjadi
pertimbangan masyarakat di daerah
ini.ant


Republika Online Minggu, 14 April 2002


Pemda Sumbar Imbau Bupati/Walikota
Tegas Terhadap Yamisa

Padang -RoL-- Pemerintah Daerah


Propinsi Sumatera
Barat mengimbau para bupati dan
walikota di daerah itu agar waspada
sekaligus mengeluarkan kebijakan tegas
seputar aktivitas
Yamisa (Yayasan Misi Islam Sunnah Wal
Jama'ah) di daerah masing-masing.
Kepala Kesbang Linmas Pemdaprop
Sumbar, Daniwar Djalil,
SH, di Padang, Sabtu (13/04/02),
mengatakan, pihaknya telah mengajukan
surat
kepada gubernur untuk mengeluarkan
kebijakan seputar keberadaan Yamisa
yang
dinilai menyebarkan ajaran sesat dan
dapat menimbulkan keresahan di tengah
masyarakat.
"Kita sudah mengajukan draft surat untuk
ditandatangani
gubernur. Namun, karena gubernur masih
berada di Jakarta, hingga
belum ada keputusan gubernur seputar
keberadaan Yamisa tersebut," ujarnya.
Selain itu, menurut Daniwar, pihaknya
juga telah meminta
Kepala Kejaksaan Tinggi Sumbar selaku
Ketua Badan Koordinasi
Pengawasan Aliran Kepercayaan
Masyarakat (Bakor Pakem) untuk
melakukan penelitian tentang ajaran yang
dibawa Yamisa.
"Bila benar ajaran yang mereka
kembangkan itu menimbulkan
keresahan di masyarakat, Kajati Sumbar
harus mengeluarkan pelarangan
terhadap ajaran itu," tegasnya. Keputusan
pelarangan itu nantinya akan
menjadi dasar hukum bagi Pemdaprop
Sumbar untuk mengeluarkan kebijakan.
Daniwar menambahkan, meski belum ada
keputusan pelarangan dari Kejati atau
pun gubernur, para walikota atau bupati
dapat saja mengeluarkan kebijakan,
terutama bila masyarakat di daerah
masing-masing sudah benar-benar
diresahkan dengan keberadaan Yamisa.
"Kita minta para bupati/walikota agar
menyikapi dengan segera, jangan sampai
menunggu munculnya persoalan yang
lebih besar di tengah-tengah masyarakat,"
tambahnya.
Fatwa MUI Sumbar
Sebelumnya, sesuai Fatwa MUI Sumbar,
Yamisa dikategorikan
sebagai ajaran sesat dan menyesatkan,
sekaligus meresahkan masyarakat.
Karenanya ajaran itu dilarang tumbuh
dan berkembang di Sumbar.

Fatwa itu sendiri menyikapi munculnya


ajaran Yamisa di Kabupaten Pesisir
Selatan, yang dilaporkan MUI setempat
telah
meresahkan masyarakat.
MUI Sumbar telah mengeluarkan
keputusan yang menyatakan
Yamisa sebagai ajaran sesat, sebagaimana
yang ditegaskan Wakil
Ketua MUI Sumbar, H. Mas'oed Abidin.
Diantara alasan MUI Sumbar
menyimpulkan bahwa Yamisa
ajaran sesat, menurut dia, adalah
terdapatnya sejumlah penyimpangan
dalam
ajaran tersebut. Penyimpangan itu sendiri
terletak pada beberapa pengertian
yang dipakai Yamisa, yang bertolak
belakang dengan nilai-nilai yang ada
dalam Islam sendiri, seperti Sunnah Rasul
yang disamakan dengan Al Qur'an.
Selain itu pengertian kata-kata agama
menurut Yamisa berbeda
dengan pengertian yang berlaku secara
umum. Menurut Yamisa,
agama adalah singkatan dari; a = ajaran,
ga = garapan dan ma
= manusia, atau secara lengkap agama
adalah ajaran garapan
manusia. Sedangkan menurut Islam,
agama adalah Addin (pembalasan
terhadap
amal baik dan buruk bagi manusia).
Berdasarkan pertimbangan itu, MUI
dengan kesepakatan Ormas
Islam lainnya menghimbau kepada Pemda
agar mengambil sikap dan
mengantisipasi gerakan tersebut.
Kemudian mendesak Pemda serta instansi
terkait untuk melarang berkembanganya
ajaran Yamisa di Sumbar. Antara


Republika Online Rabu, 27 Maret 2002


Polda Kalbar Selidiki Yayasan Yamisa dan
Amalillah

Pontianak-Rol-- Kepolisian Daerah


Kalimantan Barat (Polda Kalbar) hingga
saat ini masih melakukan penyelidikan
terhadap dugaan penipuan yang
dilakukan dua yayasan, Yamisa dan
Amalillah, yang memberikan janji kepada
masyarakat untuk memberikan dana
hibah dalam waktu dekat.

Kedua yayasan tersebut sejak 2001 lalu


sudah melakukan sosialisasi kepada
masyarakat Kalbar mengenai rencana
pengucuran dana baik itu dari harta milik
mantan Presiden Soekarno (Yamisa)
maupun dana hibah dari dermawan kaya,
yang
dikelola yayasan Amalillah, kata Kepala
Dispen Polda, Komisaris (Pol) Suhadi
SW, Selasa.

Kedua yayasan itu hingga saat ini masih


menjalani aktivitasnya di daerah
tersebut. Yayasan Amalillah, berkantor di
jalan Prof M Yamin, nomor 1,
kawasan Apera, Pontianak. Sementara
yayasan Yamisa sendiri sudah menerbitkan
VCD menjelaskan kebenaran akan
dikucurkannya dana hibah itu.

Berkaitan dengan aktivitas dua yayasan


tersebut di Kalbar yang menurut
sumber ANTARA, salah satunya sudah
memiliki anggota -- khusus Kalbar --
mencapai 170 ribu orang, hingga saat ini
masih dalam penyelidikan polisi.

Yayasan Amalillah menjanjikan kepada


anggotanya akan mengucurkan
dana hibah Rp15 juta yang dilaksanakan
dalam tiga tahap. Sementara
Yamisa, memberikan dana Rp400 ribu
perorang setiap bulannya hingga harta
"karun" itu habis.

Menurut Suhadi, pengurus yayasan


Amalillah belum lama ini dipanggil Polda
untuk memberikan menjelaskan. Namun
dalam keterangannya, pengurus tidak
dapat menjelaskan mekanisme mereka jika
mengucurkan dana hibah kepada
masyarakat itu. Selain itu, Polda juga
sudah meminta agar yayasan
menghentikan penerimaan anggota baru.

Diakui Suhadi, dalam melakukan


penyelidikan kasus itu, pihaknya terbentur
persoalan tidak adanya laporan
masyarakat yang merasa dirugikan.
"Sampai
saat ini belum ada masyarakat yang
melapor karena dirugikan," tambahnya.

Ia mengatakan, dalam melakukan


penyelidikan terhadap keberadaan
dua yayasan itu, polisi berusaha untuk
berhati-hati. Jika salah mengambil
tindakan, tak menutup kemungkinan
pihaknya (aparat) akan dibenturkan
dengan
masyarakat. Dalam penyelidikan itu, polisi
berusaha mencari tahu apakah ada
unsur pidana atau tidak yang dilakukan
dua yayasan tersebut.

Sementara pekan lalu, menurut dia,


Kepala Polda Brigjen (Pol) Nurudin
Usman
sudah mengintruksikan agar Serse dan
Intel melakukan koordinasi dengan Polda
lain yang sudah mengusut kasus penipuan
yang melibatkan dua yayasan itu
hingga ke proses hukum.

"Kami juga minta agar masyarakat tidak


mudah percaya dengan janji-janji yang
'disampaikan' yayasan itu," katanya.
Sementara itu, Sekretaris yayasan
Amalillah AA25 (khusus kota Pontianak),
Subagyo, saat dihubungi pertelepon
menyatakan akan memberikan klarifikasi
pada Rabu (27/3). Menurut dia,
klarifikasi tersebut sangat penting
dilakukan pihaknya agar tidak terjadi
salah persepsi. "Kami akan memberikan
keterangan besok sekitar pukul 12:00
WIB di kantor," katanya.ant


-----Original Message-----
From: Rini Setiawati
[mailto:Rini.Setiawati@...]
Sent: Monday, April 22, 2002 3:33 PM
To: hari.suprayitno@...
Subject: Fw: [bdi-kps] Artikel:
Membongkar Kedok Yamisa (fwd)

Tolong di kirimkan artikel tentang Yamisa.


Saya tidak bisa buka internet.
thanks.
Ratusan Ribu Warga di Lampung Ditipu
Yayasan Amalillah
Kartu anggota Yayasan Amalillah.

Artikel Terkait

• Sidang Kasus Penipuan Investasi Ricuh


• Polisi Gadungan Memperdayai Tiga Wanita
• Belasan Calon Jemaah Haji Ditipu "SMS"

04/08/2002 07:37
Liputan6.com, Lampung: Sekitar 300 ribu warga Lampung yang sudah tercatat
sebagai anggota atau makmum Yayasan Amalillah mulai resah. Pasalnya, janji
yayasan memberi uang santunan sebesar Rp 24 juta dengan rincian Rp 15 juta bagi
yang menyetor Rp 20 ribu, Rp 5 juta yang menyetor Rp 6 ribu, dan Rp 4 juta bagi
koordinator anggota hingga kini belum terealisir. Sebagian besar korban yang
menjadi korban penipuan berasal dari masyarakat kelas bawah di desa-desa.

Menurut seorang makmum, Sumiyem, baru-baru ini, dana masyarakat yang


terkumpul diperkirakan mencapai Rp 6 miliar sejak yayasan itu berdiri di Lampung,
Januari 2000. Bahkan, perkiraan ini akan membengkak mengingat yayasan tersebut
memiliki 54 cabang di seluruh Lampung. Itulah sebabnya, untuk mengantisipasi
jatuhnya korban lebih banyak, Pemerintah Daerah di lima kabupaten di Lampung
melarang aktivitas yayasan ini. Kepada warga diminta segera melapor pada polisi
jika ditipu.

Kendati begitu, yayasan tetap beroperasi tanpa mengindahkan larangan tersebut.


Menurut Ketua Lembaga Hukum Yayasan Amalillah Ansory H.B, penundaan
pencairan dana terjadi lantaran belum ada instruksi dari Ketua Yayasan Pusat di
Pondok Gede, Jakarta Timur, Aiyon Suharis Restuningrat.

Kasus serupa juga terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur. Di daerah ini, yayasan
tersebut menipu masyarakat dengan menjanjikan penyaluran harta Bung Karno.
Selain itu, yayasan ini juga melibatkan sejumlah anggota Nahdlatul Ulama Jatim.
Itulah sebabnya, Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim Ali Maschan Moesa berjanji akan
menindak anggota yang terbukti terlibat kegiatan yayasan ini [baca: NU
Mendesak Yayasan Amalillah Dibubarkan].(ORS/Bisri Merduani)

You might also like