Professional Documents
Culture Documents
NIAS UTARA ( Berita ): Ribuan masyarakat Kabupaten Nias Utara menjadi korban penipuan
Yayasan Amallillah diperkirakan mencapai milyaran rupiah yang mengimin-ngiminkan akan
diberikan uang bantuan tunai sebesar Rp 5.000.000/orang dengan syarat memberikan semua data
serta uang administrasi secara berfariasi antara Rp 50.000- Rp 200.000/orang bahkan di daerah
Sarambau Kecamatan Tuhemberua Rp 500.000/orang yang dilakukan pada bulan Januari 2007
lalu.
Salah seorang diantara korban menceritakan kepada wartawan bahwa pada awalnya koordinator
Yayasan Amallillah atas nama EG yang saat ini sebagai Sekcam di Kecamatan Tuhemberua
menawarkan kepada kami apabila mau mendapatkan modal usaha sebesar Rp 5.000.000/orang
dengan syarat harus mendaftarkan diri kepada Yayasan Amallillah melalui Saya dengan
melengkapi berkas identitas diri seperti KTP, Pasphoto, dan uang pendaftaran sebesar Rp
200.000/orang dan setelah terpenuhi syarat tersebut baru diberikan Kartu Pendaftaran Makmum
dari Yayasan Amallillah dimana kartu tersebut ditandatangani KA. KAN. PPUK-021 Suryati
Iswandari, Pimpinan cabang D-2692 Ikhlas Caniago A.Ma, Koordinator Nias Utara Edison Gea.
Dijelaskannya bagi yang telah mendapat Kartu Pendaftaran Makmum dari Yayasan Amallillah
tersebut bebas mengambil dimana saja Bank dengan nilai uangnya sebesar Rp 5.000.000/orang.
Namun, tapi sangat disayangkan kami mencoba mencairkan uang tersebut ke beberapa Bank di
Kota Gunungsitoli, ternyata kartu dari Yayasan Amallillah tidak di layani oleh salah satu Bank
pun sehingga kami merasa kecewa terhadap Koordinator Yayasan Amallillah untuk wilayah Nias
Utara yang secara langsung mengutip uang kepada kami. Ujar salah seorang korban.
Untuk itu kami minta kepada pihak penegak hukum agar segera menangkap kroni-kroninya
Yayasan Amallillah yang sengaja menipu kami masyarakat kecil sementara koordinator yayasan
Amalillah saat ini menjabat sebagai Sekcam di kantor Camat Tuhemberua. Tidak ada
perhatianya.
Koordinator Yayasan Amallillah wilayah Nias Utara EG yang ditemui wartawan diruang
kerjannya di kantor Camat Tuhemberua Jum’at (04/05) mengatakan kami hanya sebagai penerus
amanat dari atasan kami untuk merekrut anggota Yayasan Amallillah tersebut dan bahkan bukan
hanya di daerah Nias ada korbannya juga didaerah lainnya.
Dijelaskannya awal tahun 2006 diberitahu saya oleh salah seorang teman Saya an. Ikhlas
Caniago bahwa ada bantuan berupa uang dari Yayasan Amallillah dengan syarat menyerahkan
sejumlah berkas berupa identitas dan uang administrasi. Dan pada tahun 2007 Saya dihunjuk
sebagai koordiantor untuk wilayah Nias Utara karena Saya berhasil merekrut cukup banyak
anggota hingga 500_an.
Ketika ditanya berapa uang administrasinya? Ianya menjawab “kalau uang admistrasinya saya
tidak mau sebut yang penting ada dan itu tidak ada keterikatan kami/kwintasi” yang penting
apabila berhasil maka dijanjikan kepada kami bantuan uang awalnya Rp 2.500.000 dan
berikutnya dijanjikan Rp 3.500.000. dan uang administrasi itu sebagian Saya serahkan kepada
saudara Ikhlas Caniago sebagai Pimpinan Cabang D-2692.
Kasat Reskrim Polres Nias AKP Etniel Hulu, SH yang dikonfirmasi wartawan senin (07/06)
mengatakan kalau ada laporan masyarakat tentang kasus itu maka kita akan proses sesuai dengan
hokum yang berlaku.(usm)
Ketiga pengurus yayasan Amalilah yang ditahan masing-masing Ketua Dewan Pimpinan Cabang
(DPC) Tangerang Eko Suryono, Ketua DPC Kodir dan Bendahara Nurzaman.
Kasat Reskrim Polres Tangerang AKP Adek Yudiswan mengatakan, penahanan ketiga pengurus
Yayasan Amalilah dilakukan untuk meredam keresahan warga yang menjadi korban penipuan
Yayasan Amalilah. Karena hingga kini para korban masih menantikan pencairan dana bantuan
yang dijanjikan pengurus yayasan sebesar 15 juta sampai 30 juta rupiah perorang.
Kasus ini berawal tahun 2002 ketika yayasan menyatakan mendapatkan bantuan dari sebuah
negara Eropa untuk warga miskin dan panti jompo. Mereka yang ingin mendapat bantuan harus
mendaftar dan dikenakan biaya sebesar 15 ribu hingga 30 ribu rupiah. Dana tersebut dijanjikan
akan cair pada tanggal 27 Juni 2006, namun hingga kini dana tersebut belum cair.
Ketua DPC Yayasan Amalilah Tangerang Eko Suryono membantah kalau yayasannya dikatakan
menipu. Menariknya, Suryono mengaku tidak mengenal Ketua DPP Yayasan Amalilah Raden
Ayon Suharis Restuningrat. Namun Suryono percaya uang yang dijanjikan yayasan tetap akan
cair. (Tim Liputan/Sup)
• yayasan amalillah penipuan berjenjang yang menghirup uang rakyat tak terbilang
jumlahnya,dengan kantor pusat di jati makmur pondok gede bekasi,memang benar
kebathilan terstruktur mampu mengalahkan kebenaran, di situlah pintarnya mereka
merekrut orang sekitar untuk bergabung sebagai tenaga keamanan,tapi anehnya aparat
terkait mulai dari kelurahan,kecamatan,kepolisian semua tutup mata ada
apa gerangan,begitu jelas terlihat kerusakan yang di timbulkan,ayo bergerak berantas
kebathilan sekarang juga
Reply
• dasar bunggggggggggggggullllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
• mohon minta video tentang penipuan amalillah versi terbaru.yang ini cukup oke..!! trims
Loading...
Suggestions
21 April, 2007
Dia mengimbau umat Islam jangan mudah terkecoh dengan janji dan iming-iming tidak jelas.
Apalagi dengan dalih sumbangan sedikit akan mendapatkan bantuan lebih besar. Hatta menilai,
terpancingnya umat Islam membayar uang muka Rp50.000, bakal dibantu Rp3.000.000 karena
masih membudayanya kerja sedikit imbalan banyak. Padahal dimana-mana, yang benar adalah
banyak bekerja banyak imbalan.
Karena itu, diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat dengan penegak hukum. Bila
merasa dirugikan cepat laporkan kepada pihak berwajib. Dan pihak berwajib diharapkan
memberikan dukungan dengan memproses laporan ini.(h04) (wns)
Artikel Terkait
• Info Bara
• Info Sumut
• Nasional
• Info Manca
• Tekno
• Sport
• Lowongan/B. Siswa
1.824
Sudah bertahun-tahun Yayasan Amalillah hanya memberikan janji-janji kepada masyarakat, khususnya masyarakat
Kabupaten Batu Bara. Selalu katanya, “SUDAH MAU KELUAR! SUDAH MAU KELUAR!” Namun tak kunjung
keluar. Herannya, masyarakat tetap saja percaya. Kian hari makin banyak yang mendaftar. Pemerintah harus tegas
dalam hal ini. Jika yayasan ini tidak benar, maka harus ditindak segera.
BANDUNG – Ketua Yayasan Amalilah (YA) berinisial RASR dan seorang pengurus lainnya berinisial MD
diamankan Satuan Operasional I Direktorat Reserse Kriminal (Sat. Ops. I Ditreskrim) Polda Jabar, Rabu (16/4) lalu
di sebuah daerah di Bogor. Ia dibawa ke Mapolda Jabar untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus
dugaan penipuan yang mengatasnamakan yayasan pimpinannya. Setelah diperiksa selama 24 jam, status RASR dan
MD dinaikkan menjadi tersangka. “Dan terhitung sejak Kamis malam, 17 Maret lalu, kedua tersangka dijebloskan
ke tahanan Mapolda Jabar karena diduga telah melakukan penipuan dan penggelapan kepada anggota yayasan,
bernilai miliaran rupiah. Kedua tersangka dijerat Pasal 372 dan 378 KUH Pidana tentang Penipuan dan
Penggelapan,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Dade Achmad, didampingi Direskrim Polda Jabar
Kombes Pol. Ari Dono Sukamto dan Kasat Ops. 1 AKBP Nurullah, Jumat (18/4) malam. “Kasus dugaan penipuan
yayasan itu yang baru kami sidik, yaitu penipuan keberangkatan haji dengan korban ratusan orang. Para korban yang
sudah membayar hingga Rp 30 juta dijanjikan untuk berangkat haji pada 2007. Namun, hingga saat ini tidak juga.
Ketika ditagih, yayasan yang berkantor pusat di kawasan Pondok Gede Kota Bekasi tersebut lepas tangan dan tidak
bisa mengembalikan uang milik nasabah. Total uang yang berhasil diraup yayasan itu Rp 1,3 miliar,” katanya. (A-
128/A-153)***
Sumber : pikiran-rakyat.com
20 April, 2007
Puluhan warga mendatangi rumah di Jl. Melati Gunungsitoli, yang mereka ketahui sebagai
koordinator cabang berinisial NDA sekira pukul 10.00 WIB. Selain uang administrasi, mereka
juga meminta dikembalikan uang blanko KTP yang diperjual belikan kepada calon anggota Rp25
ribu per lembar. Warga rata-rata dari keluarga kurang mampu, berbondong-bondong mendatangi
rumah NDA yang berada didepan Mapolres Nias. Tapi NDA tidak berani keluar rumah.
Istri NDA mencoba memberi penjelasan bahwa dana bantuan akan segera dicairkan 2007 ini,
namun warga tetap mendesak agar uang mereka saat itu juga dikembalikan. Karena terus
didesak, dia menghubungi koordinator cabang lainnya, JA, segera datang ke rumahnya. Setelah
JA datang, baru NDA berani keluar rumah menemui warga. Kepada warga, kedua pengurus
perwakilan Yayasan Amalillah memberi janji dana bantuan sosial segera cair. Tapi ketika warga
meminta pernyataan tertulis, kedua pengurus itu tidak bersedia, sembari mengatakan, tidak dapat
mengembalikan uang warga pada saat itu karena sudah disetor kepada pimpinan yayasan.
Wakil Ketua PMK Nias, Alizar Zai, S.Ip menyayangkan sikap Polres Nias tidak merespon
pengaduan masyarakat, tentang dugaan pungutan liar dan penipuan dilakukan pengurus Yayasan
Amalillah. “Kalau keberadaan yayasan itu legal dan ingin membantu masyarakat, mengapa tidak
dilapor ke instansi terkait seperti Kesbang Linmas,” tanyanya. Dihitung-hitung sesuai keterangan
pengurus yayasan, bahwa anggota yang sudah mendaftar mencapai 30 ribu orang kali Rp50 ribu,
uang masyarakat yang sudah dihimpun mencapai Rp1,5 miliar.(cbj) (wns)
Artikel Terkait
Berita Terpopuler
Artikel Terkait
08/08/2006 01:12
Liputan6.com, Tangerang: Kepala Kepolisian Resor Tangerang, Banten, Ajun
Komisaris Besar Polisi Tony Hermanto di Tangerang, Senin (7/8), menyatakan
modus yang dilakukan Yayasan Amalillah sulit ditindak. Selain tidak ada pengaduan,
warga mengaku yakin bahwa dana yayasan tersebut akan turun pada September
atau Oktober mendatang [baca: Yayasan Amalillah Kembali Meniupkan
"Angin Surga"].
Yayasan Amalillah dituding menipu dengan mengiming-imingi warga dana hibah dengan syarat
super ringan. Warga hanya perlu menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk. Jumlah uang akan
berlipat bila warga mau membeli meterai yang dibawa sang petugas. Baru-baru ini, sejumlah
pengurus Amalillah bergerilya mencari anggota. Ratusan warga Tangerang disebut tertipu
kelompok yang mengaku sebagai utusan Yayasan Amalillah [baca: Ratusan Warga Tangerang
dan Pasuruan Tertipu].
Diduga, pihak yayasan berhasil menghimpun dana dari masyarakat hingga miliaran rupiah.
Bahkan dana yang dihimpun disebut mencapai Rp 35 triliun. Semua itu, kata seorang pengurus
yayasan, akan dibagikan kepada seluruh anggota. Dengan hanya sembilan orang staf, yayasan
yang berdiri pada 1998 diduga memiliki puluhan ribu anggota yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Di Jakarta dan Pondok Gede, Bekasi, pengurus Yayasan Amalillah membantah tuduhan menipu
dengan iming-iming dana hibah jutaan rupiah. Pihak yayasan menuding ada oknum yang ingin
mengambil keuntungan atas berita-berita miring yang disudutkan ke Yayasan Amalillah.
Secara legal, Yayasan Amalillah dilindungi hukum dan terdaftar di Departemen Sosial serta
memiliki cabang di seluruh provinsi di Tanah Air. Menurut Usman bin Abdullah, staf Hubungan
Masyarakat Amalillah, pihaknya bergerak di bidang pengentasan kemiskinan dan santunan anak
yatim.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)
Sejak tahun 2003 lalu Yayasan Amalillah sudah tidak ada karena sudah dilarang oleh
pemerintah, namun belakangan kembali muncul dan meresahkan masyarakat tentang ...Informasi
lebih lanjut >>
Keterangan yang diterima Serambi, Rabu (20/4) dari Kasatpol PP dan WH Aceh Jaya,
Bahrum menyebutkan, janji pemberian bantuan yang sudah bertahun-tahun hingga
saat ini belum terealisasi padahal setiap calon anggota yang direkrut ke yayasan ini
dikutip biaya Rp 50.000/orang. “Setiap orang yang jadi anggota diiming-iming akan
mendapat bantuan modal usaha,” kata Bahrum.
Bahrum meminta pihak kepolisian menangkap orang-orang dari Yayasan Amallillah
karena aktivitas yayasan ini dilarang oleh Pemkab Aceh Jaya. “Yayasan ini juga tak
ada izin operasional. Pemkab Aceh Jaya tak berharap praktik mereka merugikan
masyarakat. Bahkan Bupati Aceh Jaya telah mengeluarkan surat larangan
beroperasi untuk Yayasan Amallillah,” lanjut Bahrum.
Kasatpol PP dan WH Aceh Jaya, Rabu (20/4) menerima laporan dari masyarakat dan
stafnya tentang masih ada orang yang ingin bergabung menjadi pegawai Yayasan
Amallillah dengan kewajiban membayar Rp 3 juta/orang kepada pengurus sekarang.
Hal itu telah terjadi di sebuah desa terpencil yaitu Desa Bintah, Kecamatan Teunom,
Aceh Jaya. Selain itu, juga masih ada kutipan uang Rp 50.000/orang dengan iming-
iming akan mendapatkan bantuan modal usaha. “Kita telah berkoordinasi dengan
pihak kepolisian agar menangkap para pengutip dan yang merekrut anggota
Amallilah yang saat ini sudah mulai beraktivitas kembali sementara pemerintah
setempat telah mengeluarkan surat larangan,” tandas Bahrum.
Keterangan yang diterima Serambi, Rabu (20/4) dari Kasatpol PP dan WH Aceh Jaya,
Bahrum menyebutkan, janji pemberian bantuan yang sudah bertahun-tahun hingga
saat ini belum terealisasi padahal setiap calon anggota yang direkrut ke yayasan ini
dikutip biaya Rp 50.000/orang. “Setiap orang yang jadi anggota diiming-iming akan
mendapat bantuan modal usaha,” kata Bahrum.
Kasatpol PP dan WH Aceh Jaya, Rabu (20/4) menerima laporan dari masyarakat dan
stafnya tentang masih ada orang yang ingin bergabung menjadi pegawai Yayasan
Amallillah dengan kewajiban membayar Rp 3 juta/orang kepada pengurus sekarang.
Hal itu telah terjadi di sebuah desa terpencil yaitu Desa Bintah, Kecamatan Teunom,
Aceh Jaya. Selain itu, juga masih ada kutipan uang Rp 50.000/orang dengan iming-
iming akan mendapatkan bantuan modal usaha. “Kita telah berkoordinasi dengan
pihak kepolisian agar menangkap para pengutip dan yang merekrut anggota
Amallilah yang saat ini sudah mulai beraktivitas kembali sementara pemerintah
setempat telah mengeluarkan surat larangan,” tandas Bahrum.
-----Original Message-----
From: Rini Setiawati
[mailto:Rini.Setiawati@...]
Sent: Monday, April 22, 2002 3:33 PM
To: hari.suprayitno@...
Subject: Fw: [bdi-kps] Artikel:
Membongkar Kedok Yamisa (fwd)
Artikel Terkait
04/08/2002 07:37
Liputan6.com, Lampung: Sekitar 300 ribu warga Lampung yang sudah tercatat
sebagai anggota atau makmum Yayasan Amalillah mulai resah. Pasalnya, janji
yayasan memberi uang santunan sebesar Rp 24 juta dengan rincian Rp 15 juta bagi
yang menyetor Rp 20 ribu, Rp 5 juta yang menyetor Rp 6 ribu, dan Rp 4 juta bagi
koordinator anggota hingga kini belum terealisir. Sebagian besar korban yang
menjadi korban penipuan berasal dari masyarakat kelas bawah di desa-desa.
Kasus serupa juga terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur. Di daerah ini, yayasan
tersebut menipu masyarakat dengan menjanjikan penyaluran harta Bung Karno.
Selain itu, yayasan ini juga melibatkan sejumlah anggota Nahdlatul Ulama Jatim.
Itulah sebabnya, Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim Ali Maschan Moesa berjanji akan
menindak anggota yang terbukti terlibat kegiatan yayasan ini [baca: NU
Mendesak Yayasan Amalillah Dibubarkan].(ORS/Bisri Merduani)