You are on page 1of 12

KENDALA MENUMBUHKA BUDAYA DISIPLIN

DAN MALU DI MASYARAKAT

Nama : Muhammad Rachman N


TI-3B

UNIVERSITAS NASIONAL PASIM BANDUNG


2011
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4

A. Bangsa Besar Yang Tidak Memiliki Disiplin ........................................................ 5

B. Menanamkan Budaya Disiplin di Masyarakat ....................................................... 8

C. Budaya Malu .......................................................................................................... 10

PENUTUP .......................................................................................................................... 12

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, karena atas rahmat dan karunianya, penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada

junjunan alam, yakni Nabi Muhammad SAW.

Dalam kesempatan kali ini penulis telah menyelesaikan makalah yang berjudul

“KENDALA MENUMBUHKAN BUDAYA DISIPLIN DAN MALU DI MASYARAKAT”.

Sudah seharusnya bagi masyarakat di suatu bangsa menerapkan budaya disiplin, yang mana

hal itu untuk menjadikan segalanya menjadi teratur dan juga merupakan kunci utama

kesuksesan suatu bangsa.

Begitu pula dengan budaya malu, seseorang yang mempunyai rasa malu, tentu ia tidak

akan bertindak sembarangan terhadap apapun yang ia hadapi, oleh karena itu budaya ini

sangat penting. Akan tetapi apa yang menyebabkan Budaya Disiplin dan Budaya Malu sangat

sulit diterapkan di masyarakat? Hal tersebut sudah terangkum dalam makalah ini.

Semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca

semua, dan penulis menyadari masih terdapat banyak sekali kekurangan dalam penulisan

makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari

pembaca sekalian.

Penulis

3
PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang memiliki kekayaan alam yang melimpah

baik di laut maupun di daratan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Tidak hanya

itu saja, Bangsa Indonesia kaya akan seni budaya daerah yang merupakan kekayaan budaya

nasional. Barangkali karena memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga Bangsa

Indonesia tidak memiliki disiplin (maaf).

Dengan kekayaan alam yang melimpah dan didukung dengan sumber daya manusia

terbesar keempat dunia selayaknya Bangsa Indonesia sudah lebih maju dengan Bangsa-

Bangsa lain khususnya di asia tenggara. Tetapi dalam kenyataanya Bangsa Indonesia

tertinggal jauh dari Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam. Tentu ada hal yang

mendasar yang tidak dimiliki Bangsa Indonesia sehingga Bangsa Indonseia selalu tertinggal

dengan Bangsa-Bangsa lain di belahan dunia lainnya.

Berdasarkan pengalaman pada negara-negara yang telah maju secara ekonomi maupun

teknologinya seperti Jepang, Korea Selatan, Cina, Singapura, Amerika, dan beberapa Negara

Eropa, bangsa tersebut bisa maju karena pemerintahnya dan warga negaranya memiliki

disiplin yang tinggi.

4
A. BANGSA BESAR YANG TIDAK MEMILIKI DISIPLIN
Apa yang dimaksud dengan disiplin? Secara sederhana yang dimaksud dengan disiplin

adalah sikap patuh kepada waktu dan peraturan yang ada. Kemudian timbul pertanyaan,

mengapa Bangsa Indonesia sulit untuk bisa berperilaku disiplin? Untuk bisa berperilaku

disiplin harus dimulai dari hal-hal yang sederhana dan bisa menghargai pihak lain, apabila

sifat mau menang sendiri masih melekat pada diri seseorang sangat sulit untuk memujudkan

disiplin dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, berapa banyak para pemakai kendaran

yang mengabaikan rambu-rambu lalu lintas di jalan raya. Dengan mudahnya seseorang

membuang sampah di sembarang tempat tampa berpikir dampak negatifnya. Dengan

seenaknya pemerintah daerah yang mengulur-ulur waktu untuk merealisasikan anggaran

belanja untuk pembangunan padahal pembangunan tersebut sangat di butuhkan oleh

masyarakat.

Dengan mudahnya perusahaan pengembangan perumahan yang tidak memperhatikan

tata ruang kota sehingga banjir terjadi dimana-mana. Perusahaan industri yang membuang

limbah semaunya langsung ke laut atau ke sungai tanpa terlebih dahulu melalui penjernihan

terlebih dahulu. Terjadinya korupsi dimana-mana terutama disebabkan rendah disiplin

Bangsa Indonesia. Terjadi ledakan tabung gas elpiji 3 km karena ketidakdisiplinan dalam

proses pembuatannya yang hanya mengejar keuntungan sebesar-besarnya tanpa

memperhatikan kualitasnya.

Banyaknya kapal laut yang tenggelam juga disebabkan rendahnya disiplin karena

memuat penumpang yang melebihi kapasitasnya. Begitu juga seringnya tabrakan antara

kereta api dengan kereta api atau kereta api dengan kendaraan lain juga disebabkan rendah

disiplin. Masih banyak contoh-contoh lain dari ketidak disiplinan yang mau penulis sebutkan.

5
Beberapa hari terakhir ini rakyat Indonesia di kejutkan dengan perilaku para anggota

DPR yang tidak memberikan contoh yang baik dalam hal penegakan disiplin. Sebenarnya

perilaku itu sudah lama di gedung senayan. Sebagai wakil rakyat sebaiknya bisa memberi

contoh yang baik kepada rakyat Indonesia. Penulis betul-betul tidak bisa memahami cara

berpikir para anggota DPR yang terhormat, apa sih susahnya untuk disiplin saja kok sulit,

padahal beliau-beliau memiliki pendidikan cukup memadai dan rata-rata berpendidikan

tinggi, bagaimana dengan rakyat yang pendidikan masih rendah?

Untuk menghadiri sedang paripurna saja para anggota DPR tidak bisa disiplin, ini

mengindikasikan para anggota DPR tidak bisa mengatur dirinya sendiri. Mengatur diri saja

tidak bisa, bagaimana mau mengatur dan memikirkan rakyat Indonesia? Para anggota DPR

menolak diterapkan penggunaan finger print atau sistem presinsi sidik jari dalam setiap rapat

paripurna dengan dalih bahwa kinerja anggota DPR tidak semata-mata berdasarkan kehadiran

dalam rapat paripurna dan anggota DPR bukanlah pekerja kantoran sehingga tidak perlu

diabsensi dengan sidik jari.

Apa yang dikatakan anggota DPR adalah benar kalau para anggota DPR memandang

diri sebagai bukan wakil rakyat tetapi orang yang mencari pekerjaan di gedung Senayan,

harus diingat para anggota DPR bahwa mereka bisa menduduki kursi di Senayan karena

rakyat yang mengantar mereka sehingga setiap tindakan anggota DPR tidak bisa diukur

dengan kepentingan pribadinya semata tetapi kepentingan rakyat banyak. Para anggota DPR

di tuntut untuk bisa memberikan contoh yang baik dalam hal penegakan disiplin, dan bisa

melakukan skala prioritas.

Budaya disiplin seyognya diterapkan sejak dini di mulai dari lingkungan keluarga dan

semua lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial tidak hanya sebatas slogan.

Kemudian timbul pertanyaan , siapa yang mau memelopori penerapan budaya disiplin?

6
Menurut penulis, pihak eksekutif dan legislatif dari pusat sampai ke daerah harus mengambil

peran untuk melakukan penerapan budaya disiplin, rakyat Indonesia akan senang hati

mengikuti budaya disiplin yang telah dicontohkan oleh pemimpin mereka.

Disiplin bukanlah pengekangan kebebasan tetapi merupakan pedoman untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, sangat mustahi suatu rencana akan tercapai manakala pihak-

pihak yang terlibat mengabaikan disiplin. Masalah disiplin menurut penulis merupakann

masalah nasional yang harus segera diselesaikan, kita tidak ingin dicap sebagai Bangsa yang

tidak disiplin.

Disiplin selalu berkorelasi dengan kinerja seseorang atau lembaga, dapat dipastikan

seseorang atau lembaga yang menegakkan disiplin akan memiliki kinerja yang baik. Jarang

kita jumpai seseorang atau lembaga yang tidak menegakkan disiplin memiliki kinerja yang

baik.

Kata disiplin sangat sederhana dan mudah diucapkan tetapi sangat sulit untuk

dilaksanakan , hal tersebut terjadi karena disiplin belum menjadi budaya Bangsa Indonesia.

Mereka baru bersikap disiplin setelah ada unsur paksaan dan belum menjadi sikap hidup

sehari-hari. Dapat kita lihat sendiri sehari-hari penolakan (resistensi) terhadap penerapan

disiplin termasuk para anggota DPR. Mengapa mereka menolak penegakan disiplin? , karena

mereka masih punya anggapan bahwa penerapan disiplin hanya untuk pihak lain bukan untuk

dirinya. Bangsa yang maju adalah Bangsa yang bisa menegakkan disiplin.

7
B. MENANAMKAN BUDAYA DISIPLIN DI MASYARAKAT

Disiplin masyarakat masih merupakan salah satu problem bangsa ini karena kesadaran

masyarakat untuk berdisiplin masih rendah. Banyak dari mereka tidak menyadari bahwa

kesadaran berdisiplin akan kembali kepada kenyamanan mereka juga dalam menikmati jasa.

Banyak contoh ketidaknyamanan atau bahkan keruwetan yang muncul akibat disiplin

masyarakat yang rendah, mulai dari tertib antri, buang sampah, bahkan sampai perilaku yang

sangat membahayakan nyawa mereka sendiri.

Di negri Jepang selalu dikampanyekan slogan Utsukushi kuni (Negara Jepang yang

cantik), meskipun di setiap sudut negeri ini sudah terlihat bersih. Kebersihan memang

menjadi ciri utama Jepang, yang rasanya sulit di jumpai di negara lain. Disiplin dalam

membuang sampah telah membudaya di masyarakat. Baru-baru ini Chukyo University, salah

satu universitas di Jepang mengeluarkan edaran mengenai terbentuknya Gomihiroi-tai di

kampus. Gomihiroi-tai artinya pasukan pemungut sampah yang bertujuan mewujudkan

kampus Chukyo sebagai yang tercantik di Jepang. Saat ini anggota pasukan ini mencapai 85

orang sukarelawan dan sukarelawati kampus. Edaran ini meminta partisipasi dari para dosen

dan staf agar bergabung di pasukan ini. Saat bergabung calon anggota pasukan itu harus

mematuhi aturan-aturan sebagai berikut:

1. Sampah yang jatuh di kampus harus dipungut dengan tangan kosong (sude), tidak

boleh memakai alat. Memungut kotoran anjing/kucing hanya diperuntukkan bagi

mereka yang bernyali besar saja (yuuki no aru hito)

2. Jika menemukan puntung rokok atau permen karet, anda tidak boleh pura-pura seolah

tidak melihatnya

3. Saat berjalan kaki di kampus, anda harus memperhatikan jika ada sampah yang harus

dipungut dalam area sekitar anda pada radius 10 meter

8
4. Jka anda melihat sampah jatuh di halaman kampus, anda tidak boleh mengumpat

Daregasuteta! Bakayaroo! (siapa sih yang buang sampah ini?!…) tetapi anda harus

memungut sampah itu dengan senang dan hati ringan.

5. Saat memungut sampah itu, anda tidak boleh merasa malu atau merasa kurang pantas

(kakko warui). Pungutlah dengan wajah ceria dan senyum di wajah.

Selain itu ada pula beberapa catatan sebagai berikut:

Tidak ada pungutan biaya untuk menjadi anggota Gomihiroi-tai

Tidak akan ada perintah/komando dari pemimpin pasukan

Jika ingin keluar dari pasukan, silahkan keluar sewajarnya

Jika anda melanggar aturan yang ditetapkan, maka sesalilah sendiri kesalahan anda itu

di kamar gelap

Tidak ada batasan maksimal jumlah anggota, usia, tinggi badan, maupun jenis

kelamin

Aksi dilakukan perorangan. Tidak akan ada aksi bersama/serentak.

Diharapkan budaya tertib ini bisa diterapkan juga di negara kita dan khususnya di

lingkungan kampus, dengan budaya tertib dan selalu menjaga keindahan dan kebersihan

kampus mahasiswa dan dosen dapat merasa nyaman berada di kampus, sehingga

menumbuhkan motivasi untuk datang tidak hanya pada waktu perkuliahan saja tetapi di luar

perkuliahan dapat membentuk kelompok-kelompok kegiatan untuk diskusi baik untuk

membahas materi kuliah maupun diskusi bermanfaat yang dapat menghasilkan sebuah karya

tulis ilmiah maupun inovasi-inovasi yang bisa bernilai jual.

9
C. BUDAYA MALU

Dalam sebuah riwayat Rasulullah bersabda, ''Apabila kamu sudah tidak punya perasaan

malu, maka lakukanlah apa pun yang kamu mau.'' Dari riwayat tersebut Rasulullah ingin

mengajarkan bahwa malu merupakan salah satu prasyarat untuk ketakwaan, dalam artian

ketika ingin melakukan suatu kesalahan atau maksiat dan perasaan malu ada dalam hati maka

keinginan untuk melakukannya menjadi hilang.

Malu yang dimaksud oleh Rasulullah di sini bisa diartikan dua hal. Pertama, malu

kepada Allah, karena setiap perbuatan manusia sekecil apa pun dan detik per detik tentu tak

akan lepas dari muraqabatullah. Ketika Allah membenci setiap perbuatan maksiat seorang

hamba, ketika itulah si hamba harus sadar bahwa kemurkaan Allah akan didapatkan kalau

perbuatan itu terus dilakukan.

Kedua, malu kepada manusia. Ini bukan berarti kita berubah menjadi menuhankan

manusia itu sendiri, tetapi yang dimaksud di sini adalah perasaan malu ketika manusia lain

mengetahui perbuatan tersebut. Sebab, secara manusiawi setiap orang yang melakukan

kesalahan pasti ingin menyembunyikan dari orang lain, karena hati kecil manusia selalu dan

akan selalu mengajak kepada perbuatan mulia.

Kalau dikaitkan dengan potret pemilu di Indonesia sekarang, kita sampai kepada

kesimpulan bahwa perasaan malu sudah tidak lagi dipunyai para elite politik. Keinginan

untuk memperoleh jabatan dan kekuasaan mengalahkan bisikan hati nurani. Rasa malu

karena kekalahan dan ejekan pendukung mengalahkan rasa malu kepada Allah yang

menciptakan kekuasan itu sendiri. Berbagai upaya ditempuh untuk sebuah kebanggaan di

dunia walaupun harus melakukan cara-cara tercela.

10
Semakin jauhnya harapan rakyat dari realita tidak memberikan kesadaran dan rasa malu

bagi mereka yang gagal mengemban amanah rakyat. Krisis ekonomi semakin menghimpit,

harga-harga melangit, kesejahteraan wong cilik semakin tak tersentuh. Pengangguran, anak

jalanan, kriminalitas semakin menjadi-jadi. Tapi, ketika mengampanyekan diri untuk menjadi

pemimpin, dengan tidak punya rasa malu kembali berteriak lantang sebagai orang yang

paling peduli kepada rakyat.

Janji menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN dan money politics justru

diteriakkan lantang oleh orang yang menyuburkan korupsi. Entah ke mana lagi rasa malu

yang dipunyai calon pemimpin kita. Kepada manusia sendiri sudah hilang. Apalagi kepada

Allah sebagai tempat pertanggungjawaban yang mahaadil di akhirat kelak.

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai amanah sekaligus teladan kepada rakyat.

Kepemimpinan bertujuan membimbing dan mengarahkan rakyat untuk sejahtera dan

mengesampingkan kesenangan pribadi dan kolega, siap menderita ketika harus sampai

kepada pilihan berbagi kesengsaraan dengan rakyat.

Mungkin masih relevan pesan nurani Bung Hatta, Sang Proklamator Kemerdekaan

Indonesia, ''Pemimpin yang bisa diandalkan rakyatnya adalah pemimpin yang mempunyai

keberanian untuk menderita dan menahan rasa sakit.'' (Okrisal Eka Putra)

11
PENUTUP

Budaya disiplin dan malu di masyarakat adalah suatu hal yang penting untuk

keberlangsungan suatu bangsa, khususnya Negara Indonesia. Akan tetapi hal itu tidaklah

mudah dilaksanakan karena berbagai pribadi setiap individu yang berbeda-beda dan hanya

mementingkan diri sendiri.

Budaya tersebut hendaknya didasarkan pada kesadaran masing-masing dan juga

pemerintahan yang mendukung penuh atas budaya disiplin serta budaya malu, diawali dari

diri masing masing.

Tumbuhkan 10 budaya malu :

1. Malu karena datang terlambat pulang cepat

2. Malu melihat rekan sibuk melakukan aktivitas

3. Malu hanya menuntut hak tidak tahu kewaiban

4. Malu karena kerja selalu salah

5. Malu karena bekerja tidak sesuai dengan aturan

6. Malu karena bekerja tidak berprestasi

7. Malu kerena tugas tidak terlaksana/selesai tepat waktu

8. Malu berprilaku dan bicara tidak sopan

9. Malu tidak bertegur sapa sesama rekan

10. Malu tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan dan keindahan lingkungan

kantor/ sekolah.

12

You might also like