You are on page 1of 15

ASCARIASIS

PENDAHULUAN
Ascariasis disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides biasa disebut “round worm
of man ” yaitu suatu penyakit parasit usus pada manusia yang terbesar, disebut
juga cacing gelang. Penyebarannya luas dan merata di daerah tropic, sub-tropik
dan lebih banyak ditemukan di daerah pinggiran dibandingkan di kota. Cacing ini
hidup di rongga usus halus. Di Indonesia, penderita Askariasis didominasi oleh anak-
anak. Penyebab penyakit ini bisa karena kurangnya pemakaian jamban keluarga
dan kebiasaan memakai tinja sebagai pupuk.

MORFOLOGI

Cacing dewasa berbentuk silinder dan berwarna pink, yang jantan lebih kecil dari
betina. Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina berkisar 22-35
cm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian untaian
rambut di ujung ekornya (posterior), pada betina pada sepertiga depan terdapat
bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi. Pada ujung kepala (anterior)
terdapat tiga bibir yang tersusun Chinese word “ 品 ”.
Cacing ini telah memiliki saluran pencernaan yang lengkap, organ reproduksi
berbentuk tubular, yang jantan mempunyai tubula reproduktif tunggal, yang betina
mempunyai dua buah tubula reproduktif dan vulva secara ventral terdapat pada
bagian posterior 1/3 bagian anterior tubuh.
Ada tiga macam telur ; fertil egg, unfertil egg, decorticated egg
1. Fertil egg
Berbentuk oval, berwarna coklat, rata-rata ukurannya 60 x 45 μm. Kulitnya tipis
terdiri dari ascaroide, lapisan chitin, membran fertil, yang berisi sel telur yang fertil

Gambar 4. fertile egg


Fertile egg masih dalam bentuk uniseluler ketika melewati feses.

2. Unfertil egg
lebih panjang dan lebih bulat dibandingkan dari fertil egg.lapisan kitin dan albumin
lebih tipis dari fertil egg tanpa ascaroide dan membran fertil. Berisi granul
refracable yang berbeda ukuran

Gambar 5. infertile egg

3. decorticated egg
kadang-kadang fertile dan infertile egg albuminya kurang dan tidak berwarna

TEMPAT HIDUP
Telur ini akan menetas di usus, kemudian berkembang jadi larva menembus dinding
usus, lalu masuk ke dalam paru-paru. Masuknya larva ke paru-paru manusia disebut
terinfeksi sindroma loeffler. Setelah dewasa, Ascaris lumbricoides akan mendiami
usus manusia dan menyerap makanan disana, disamping tumbuh dan berkembang
biak

PENYEBAB
Ascariasis disebabkan oleh mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi roundworm eggs.ascariasi adalah infeksi cacing pada usus yang
paling umum. Ditemukan pada orang yang higienisnya buruk, sanitasi yang jelek,
dan penggunaan feses sebagai pupuk.
SIKLUS HIDUP

Gambar 6 siklus hidup Ascaris l

Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat
mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam
waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar
telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan
menelan telur Ascaris.
Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus.
Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar
mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru.
Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus,
trakea, kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna.
Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing dewasa.
Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada
akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila
penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya
GEJALA PENYAKIT
Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.
Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-
paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan
tanda seperti demam, sesak nafas, eosinofilia, dan pada foto Roentgen thoraks
terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu.
Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna
seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila cacing
masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila
cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka
dapat menyebabkan akut abdomen.
Gambar 7 penderita penyakit ascariasi
PATOGENESIS
Ada dua fase ascariasis
1. fase perpindahan larva dari darah ke paru-paru. Selama perpindahannya ke paru-
paru larva menyebabkan pneumonia. Gejala pneumonia ini adalah demam rendah,
batuk, ada sedikit darah di sputum, asma. Sejumlah bessar wanita, menigkat reaksi
alerginya. Umumnya ada eosinofil. Manifestasi klinik ini disebut juga Loeffler’s
syndrome
2. fase dewasa di usus. Adanya sedikit cacing dewasa di usus halus tidak
menghasilkan gejala, tapi bisa meningkatkan nyeri pada abdominal yang samar-
samar atau intermiten colic, terutama pada anak-anak. Penyakit yang berat bisa
menyebabkan malnutrisi. Manifestasi yang lebih serius telah diteliti. Penyebaran
cacing dewasa bisa dihambat oleh lumen apendik atau cairan empedu dan
mengalami pervorasi pada dinding usus. Komplikasi ascaraiasis bisa terjadi seperti
obstruksi usus , apendikcitis, biliari ascariasis, perforasi usus, cholecystitis,
pancreatitis dan peritonitis dll.yang paling banyak adalah biliary ascariasis.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak. Penyakit ini
dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik.
Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris
lumbricoides. Kira-kira 25% dari seluruh penduduk dunia terinfeksi cacing ini,
terutama dinegara-negara tropis.
Hospes dan distribusi
Hospes atau inang dari askariasis adalah manusia. Di manusia, larva askariasis
akan berkembang menjadi dewasadan mengadakan kopulasi serta akhirnya
bertelur. Penyakit ini bersifat kosmopolit, terdapat hamnpir diseluruh dunia.
Prevalensi askariasis sekitar 70-80%.
Factor yang mempengaruhi penyebaran
1. siklus hidup yang sederhana
2. jumlah telur yang banyak
3. telur resisten terhadap desinfektan, telur dapat bertahan sampai beberapa tahun
4. social custom and living habit
5. disposal of feces is unsuitable

DIAGNOSIS
Gejala dan tanda hanya untuk referensi.konfirmasi diagnosis tergantung kepada
recoveri dan identifikasi cacing dan telurnya.
1. ascaris pneumonitis: uji sputum untuk larva ascaris biasanya berguna.
2. ascaris usus: pemeriksaan telur pada feses
a. direct fecal film: simpel dan efektif. Telur mudah ditemukan dengan
menggunakan cara ini karen jumlah oviposition betina yang besar, yaitu 240.000
telur cacing perhari. Sehingga metoda ini merupakan metoda utama
b. metoda brine floatation
c. recovery cacing dewasa, jika ditemukan cacing dewasa dan adolescent pada
feses, muntah dan organ manusia yang diinfeksi ascariasi, diagnosa bisa
ditegakkan
3. abdominal x-ray
4. comlpete blood count
Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau
ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.

PROGNOSIS
Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang baik. Kesembuhan askariasis
mencapai 70 hingga 99%. Komplikasi bisa disebabkan oleh cacing dewasa yang
bergerak ke organ tertentu menyebabkan blockage usus .
Komplikasi yang mungkin terjadi:
1.Penghambatan sekresi liver
2.blockage intestine
3.perforasi in the gut

PENCEGAHAN
1.mencegah kontak dengan tanah yang mengandung feses manusia
2.jangan membuang feses outdoors
3.cuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh makanan
4.ketika bepergian ke negara yang sanitasi danhigienisnya jelek, hindari makanan
yang mungkin berkontaminasi dengan tanah
5.cuci, kupas atau masak bahan-bahan sayur dan buah sebelum dimakan
6.edukasi kesehatan
PENGOBATAN
Obat-obat yang digunakan
1.mebendazol
2.albendazol
3.levamizole
4.piperazine
5.pirantel

OBAT-OBAT
ALBENDAZOL

Sifat fisik : tidak larut dalam air, BM 265


Farmakologi dan mekanisme:
Albendazol adalah turunan dari derivat benzimedazol carbamate yang strukturnya
berhubungan dengan mebendazol. Mulanya dikenal sebagai obat hewan pada tahun
1975, dan kemudian digunakan sebagai obat antelmentik.obat ini mempunyai
spektrum yang luas dalam melawan aktivitas nematoda (Ascaris lumbricoides,
Enterobius vermicularis, Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura and Capillaria
philippinensis), sistemic nematoda ((Trichinella spiralis and cutaneous larva
migrans) and cestodes (Echinococcus granulosis, E. multilocularis and
neurocysticercosis). Albendazol aktif melawan bentuk larva dan dewasa nematoda
usus. Metabolit utama adalah albendazole sulphoxide, yang mempunyai respon
yang besar dalam farmakologi obat.
Mekanisme kerja : terikat dengan beta tubulin, mencegah pemnbentukan
mikrotubula, beta tubulin dipengaruhi oleh beta tubulin
Mekanisme potensial yang lain:
1. menghambat fumarat rduktase , menurunkan NADH
2. degradasi RE dan mitokondria, menurun produksi ATP

Farmakokinetik
Metoda spesifik HPLC telah ditemukan untuk menentukan metabolit aktif albendazol
sulphoxide (2,3,4). Karena mengalami first past metabolism, hanya terdeteksi
sedikit jumlahnya atau tidak seluruhnya masuk ke pembuluh darah.
Setelah pemberian oral dengan dosis tunggal 400 mg pada volunter yang sehat.
Concentrasi plasma puncaknya adalah 0.04 dan 0.55 μg/ml dari metabolit
sulphoxide yang dicapai setelah 1 atau 4 jam. Ketika obat diberikan dengan
makanan yang berlemak, ditemukan peningkatan konsentrasi plasma. Perbendaan
konsentrasi plasma dalam dan antar individu dari albendazol sulphoxide telah
dilaporkan. Itu mungkin disebabkan karena absorbsi yang tidak menentu dan
kemungkinanan perbedaan laju metabolisme. Albendazol terikat pada protein
plasma sampai 70%.
Albendazol secara cepat dan lengakap dioksidasi menjadi metabollit aktif
albendazol sulphoxide, yang kemudian dioksidasi menjadi inactif compound
albendazol sulphon. Albendazol sulphoxide dieliminasi dari plasma dengan T1/2 9
jam. Dieksresikan melalui ginjal dalam bentuk sulphon dan metabolit yang lain.
Sejumlah metabolit yang tidak signifikan dikeluarkan melalui empedu. Albendazol
sulphoxida bisa melewati barier pembuluh darah otak, dan konsentrasi yang bisa
dicapai di otak adalah 1/3 dari plasma.

Indikasi
Infeksi tunggal atau ganda yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides, Enterobius
vermicularis, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichiura. albendazol kemungkinana
efktif untuk mengobati Strongyloides stercoralis tetapi harus dikontrol apakah lebih
baik dari thiabendazol. Albendazol merupakan drug of choice untuk kasus hydatid.

Hamil dan menyusui


Teratogen dan embriotoksisiti dilaporkan pada tikus dan kelinci. Tapi tidak ada
laporan pada manusia. Karena menyebabkan teratogen pada hewan dan kurangnya
informasi pada manusia, albendazol sebaiknya tidak diberikan selama kehamilan.
Eksresi melalui laktasi belum diketahui.
FDA : C/D
Efek Samping
Setelah pemberian tunggal dosis 400 mg, terlihat efek samping minor yaitu nyeri
pada epigastric dan diare, kurang dari 6% pasien yang mengalaminya.

Kontraindikasi dan Peringatan


Belum diketahui kontraindikasi selama pengobatan dengan dosis tunggal nematoda
usus. Selama pengobatan hydatid desease, liver transaminase, leukosit dan platelet
harus dimonitor secara teratur.

Interaksi Obat
Dexametason dapat meningkatkan kadar albendazol sulphoxide dalam plasama
sampai 50%.

Dosis Dewasa dan Anak


Dosis tunggal 400 mg. Reinfeksi dengan entrobiasis, dosis berikutnya dibutuhkan
setelah 2-4 minggu.10-15 mg/kg/hari (maksimal 800 mg/hari).

Preparat
Zentel ® : tablet 400 mg dan suspensi 2%
Eskazole ® : tablet 400 mg

MEBENDAZOLE

Struktur mebendazol

Sifat Fisik
BM 259, praktis tidak larut air

Farmakologi dan Mekanisme


Mebendazol adalah derivat benzimedazol yang memiliki spektrum anthelmentik
yang luas. Keefektifannya tinggi melawan bentuk larva dan dewasa dari Ascaris
lumbricoides, Enterobius vermicularis, Trichuris trichiura, hookworms (Ancylostoma
duodenale and Necator americanus) dan Capillaria philippinensis. Dengan dosis
yang tinggi obat berfek melawan hydatid disease. Invitri study terbaru melaorkan
mebendazol efektif melawan Giardia lamblia dibanding metronodazol.
Mekanisme kerja: mengikat beta tubula parasit dengan menghambat polimerisasi
tubula menjadi mikrotubula, yang merupakan fungsi yang penting dari sel parasit..
beta tubulin tergantung glukosa uptake.
Mekanisme : perintangan pem,asukan glukosa dan mempercepat penggunaannya.
(obat-obat penting: 192)

Farmakokinetik
Mebendazol diberikan oral, bioavailabilitas oral kurang dari 20%. Absorbsinya
meningkat dengan memakan makanan yang berlemak.dimetabolisme di hati. Vd
sekitar 1.2 l/kg. 95% obat terikat dengan protein plasma. Secara ekstensiv dirubah
menjadi metabolit inaktif (hidroksi dan aminometabolit) yang memiliki laju clearen
yang ebih lambat dari obat induknya.

Indikasi
Mebendazol adalh obat pilihan untuk nematode usus. Bisa juga digunakan untuk
hydatid disease jika albendazol tidak ada.

Hamil dan Menyususi


Mebendazol dalam dosis tinggi bersifat tertogen dan embriotoksik pada tikus.
Dokumentasi pada manusia kuran, pengobatan dengan mebendazol harus dicegah
selama awal kehamilan.
Eksresi melalui ASI tidak diketahui

Efek Samping
Nyeri abdominal, diare, sedikit sakit kepala. Dosis yang besar pada pengobatan
hidatyd emiliki ES : toksis pada tulang, alopecia, hepatitis, glomerulonefritis,
demam dan exfoliativ dermatitis.

Kontraindikasi dan Peringatan


Dosis dikurangi pada pasien dengan gangguan hati. Serum transaminase, leukosit
dan platelet harus diperikasa selama pengobatan.
FDA : C

Imteraksi
Phenitoin dan karbamazepin dilaporkan menurunkan konsentrasi plasma
mebendazol, sedangkan cimetidin memiliki efek yang berlawanan.

Dosis
Dewasa dan Anak-anak
100 mg dua kali sehari selama 3 hari

Preparat
Pantelmin ® larutan oral 20mg/ml, tablet 100 mg, 500 mg
vermox® oral suspensi 20 mg/ml, tablet 100 mg, 500 mg
LEVOMISOLE

Struktur levomisol

Sifat Fisik
Basa BM 204, HCl BM 241, pKa 8, 1 g terlarut dalam 2 ml air, hindari dari cahaya

Farmakologi dan Mekanisme


Levomisol adalah L-isomer dari tetramisol dan lebih aktif dari campuran
racemiknya. Ini diperkenalkan pada tahun 1966 untuk obat hewan, dan kemudian
digunakan untu antelmentik melawan ascariasis.. obat juga bisa digunakan untuk
hookworm , tapi hasil study inconsisten.
Mekanisme kerjanya adalah melalui stimulasi autonomic ganglia (nicotinic reseptor)
dari cacing. Jika terekspos obat, cacing immature dan dewasa menunjukkan
kontraksi spastic yang diikuti paralisis tonic. Mekanisme ini hampir sama dengan
antilmentik yang lain yaitu pirantel dan bephenium hidroksinaphtoat.
Pada dosis besar levamisol bekerja sebagai imunostimulant (khususnya sel T)

Farmakokinetik
Bioavailabiliti oral tidak diketahui. Setelah pemberian dosis oral 150 mg atau 2.5
mg/kg pada volunter yang sehat, puncak plasmanya adalah 0.5-0.7 μg/ml yang
dicapai dlam 2 jam. Vd bervariasi mulai dari 86-266 liter. Obat secara cepat
dimetabolisme. Satu metabolit hidroksilevamisol diidentifikasi dalam urin manusia
dan tikus.dan beberapa yang lain tidak teridentifikasi. Pada tikus metabolit yang
lain adalah OMPI (2-oxo-3-(2-mercaptoethyl)-5-phenylimidazoline). T1/2 antara 4-5
jam.

Indikasi
monoinfeksi ascaris lumbricoides. In poliinfeksi mebendazol adalah pilihan utama

Hamil dan Menyusui


Tidak ada dilaporkan adanya tertogen pada kelinci dan tikus dengan dosis 5 dan
150 mg/kg selama kehamilan. Laporan pada manusia kurang. Pengobatan dengan
levamisol ditunda sampai melahirkan. Kecuali indikasi kuat untuk
menggunakannya.
Eksresi melalui ASI belum diketahui

Efek Samping
Nausea, vomiting, abdominal pain dan sakit kepala.penggunaan sebagai
imunomodulator memberikan efek samping yang serius seperti blood disorder
(agranulositosis, neutropenia, dan trombocitopenia) kerusakan ginjal, influenza like
reaksi, vasculitis, photosensitivity, dan alergi obat.

Kontraindikasi dan Perhatian


Harus dicegah pada pasian yang alergi obat. Pemberian bersama bisa
menyebabkan reaksi seperti reaksi alcohol dan disulfiram

Interaksi
Levamisol dilaporkan menggantikan ikatan protein rifampicin invitro

Dosis
Dewasa: 150 mg levamisol (base) sebagai dosis tunggal
Anak-anak: 2,5 mg/kg levamisol (base) sebagai dosis tunggal

Preparat
Ketrak ® : oral solution 40 mg base per 5ml, tablet 40 mg base
Solaskil : tablet 30 mg base, 150 mg base
Ergamisol : tablet 50 mg basa
Levamisol tablet 50 mg basa

PIPERAZINE

Struktur piperazine

Sifat Fisik
Piperazine base (anhydrous): MW 86; pKa: 5.6, 9.8.
• Piperazine hexahydrate: MW 194. Freely soluble in water.
• Piperazine adipate: MW 232.1 g dissolves in 18 ml of water.
• Piperazine phosphate: MW 202. 1 g dissolves in 60 ml of water.
• Tripiperazine dicitrate (piperazine citrate): MW 643.1 g dissolves in 1.5 ml of
water.

Farmakologi dan Mekanisme


Piperazin adalah basa organic heterosiklik secara luas digunakan untuk
antelmentik. Ini dikembangkan untuk mengobati gout. Obat ini menyebabkan
paralysis flaccid . piperazin menyebabkan hiperpolarisasi pada otot asacaris.

Farmakokinetik
Tidak ada data yang tersedia tentang BA, tidak ada metabolit yang ditemukan di
urin

Indikasi
Pengobatan infeksi ascaris l dan entrobius vermicularis.

Hamil dan Menyusui


Piperazin telah digunakan selama kehamilan tanpa ada efek teratogen

Efek Samping
Nausea, vomiting, kram abdominal, diare. Pada overdosis timbul gatal-gatal,
kesemutan dan gejala neurotksis.

Kontraindikasi dan Perhatian


Tidak boleh diberikan pada pasien dengan hipersensiti atau dengan penyakit
neurologi terutama pasien epilepsi

Interaksi
Pada tikus dan mencit, piprezin menigktkan potensi clororazin

Dosis
Dewasa : dosis tunggal 75 mg/kg piperazin hexahydrate (max 3.5 g)
Anak-anak: 50 mg/kg piperazin hexahidrat (max 2.5 g)

Preparat
Antepar: oral suspensi 150 mg piperazin hexahidrat. Tablet 500 mg

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdi, Yakoub Adden, “Handbook of Drug for Tropical Parasitic Infection 2end
edition”.2003. Taylor & Francis

Juliano, Jonathan.”Antiparasitic Drug”prentedin Oktober 26,2007.UNC school

Tjay, Tan Hoan. “Obat-Obat Penting edisi kelima cetakan kedua ”.2002.Jakarta:
penerbit
PT.Elek Media Komputindo
www.cdc.com.ascariasi
www.wikipedia.com.ascariasi.
www.fda.org.ascariasis
www.medicastore.com.ascariasis
www.who.int.ascariasis

MALARIA

“Apa yang perlu diketahui”

(Sanvredey Toding, S.Farm./078115028)

Malaria adalah suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
(dari jenis plasmodium), menyebar dari satu orang ke orang lain melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina.Ada empat jenis parasit Plasmodium yang menyebabkan
timbulnya malaria–P.vivax, P.malariae, P.ovale dan P.falciparum. Penyakit malaria
dapat dicegah dan dapat diobati.

Penularannya melalui gigitan nyamuk yang telah terkena malaria. Intensitas


penularan bergantung pada faktor-faktor lokal seperti pola curah hujan, jarak
dengan tempat berkembang-biaknya nyamuk, dan jenis nyamuk.

Pada tahap awal, 10 sampai 15 hari setelah tertular–serangan malaria muncul 4–6
jam disertai: menggigil demam tinggi berkeringat sakit kepala tubuh terasa sakit
batuk kering muntah dan anemia. Serangan bisa terjadi setiap hari atau setiap 3
hari. Jika penularan disebabkan oleh Plasmodium Falciparum, dapat menyebabkan
malaria otak dan kematian. Kadang gejalanya tidak terasa selama berbulan-bulan
atau bahkan bertahun-tahun setelah tertular.

Pengobatan untuk mencegah penyakit secara Farmakologis

Dianjurkan hanya untuk perlindungan jangka pendek, tidak dianjurkan untuk


penggunaan jangka panjang, antara lain :

KLOROKUIN

Klorokuin adalah 4 aminoquinolin yang secara farmakoligis bekerja dengan


mengikat Feriprotoporfirin IX yaitu suatu cincin hematin yang merupakan hasil
metabolisme hemoglobin didalam parasit. Ikatan Feriprotoporfirin IX-klorokuin
bersifat meliliskan membrane parasit sehingga parasit mati.

Indikasi :

Pencegahan dan Pengobatan serangan malaria.


Dosis :

Dewasa : 300 mg biasa seminggu sekali

Anak :

bawah 1 tahun : 37,5 — 50 mg basa seminggu sekali

1 — 4 tahun : 50 — 100 mg basa seminggu sekali

5 — 8 tahun : 150 — 200 mg basa seminggu sekali

9 — 12 tahun : 200 — 300 mg basa seminggu sekali

Kontra Indikasi :

Pada pasien yang menderita penyakit kolagen dengan kelainan pada penglihatan
setelah menggunakan klorokuin, porfiria, psoriasis.

Efek samping :

Pada dosis yang dianjurkan relatif ringan. Kadang-kadang terjadi rasa pusing, gatal, gangguan
penglihatan(berkunang-kunang).

Interaksi obat :

Menurunnya absorbsi bila diberi bersama antasida, menurunnya metabolisme dengan simetidin,
meningkatnya akut distonia dengan bioavailability dengan ampisilin metronidazole, menurunnya
praziquantel, menurunnya efek pengobatan dengan tiroksin, efek antagonis dengan karbamazepin, sodium
valproate dan meningkatkan konsentrasi plasma siklosporin.

Contoh nama dagang : Resochin (Bayer) tablet

@ 150 mg, Nivaquine (Rhodia) tablet @ 100 mg.

AMODIAKUIN

Amodiakuin adalah senyawa 4 aminokuinolin merupakan obat antimalaria


dimana struktur dan aktivitasnya mirip dengan klorokuin, senyawa ini juga
mempunyai efek antipiretik dan antiradang. Pada beberapa studi di Afrika
menunjukan bahwa bereaksi baik terhadap P.falciparum yang telah resisten
terhadap klorokuin.

Indikasi :
Untuk pengobatan malaria falciparum tanpa komplikasi yang resisten klorokuin,
biasanya digunakan dalam kombinasi dengan artesunat.

Dosis :

Dewasa : 300 – 400 mg basa seminggu sekali

Anak :

bawah 1 tahun : 50 mg basa seminggu sekali

1 — 4 tahun : 50 — 100 mg basa seminggu sekali

5 — 8 tahun : 150 — 200 mg basa seminggu sekali

9 — 12 tahun : 200 — 300 mg basa seminggu sekali

Penggunaan dengan kombinasi :

1). Artesunat dengan dosis harian tunggal 4 mg/ kgBB selama 3 hari.

2). Amodiakuin basa dengan dosis harian tunggal 10 mg / kgBB selama 3 hari.

Kontra indikasi :

Penderita dengan hipersensitif terhadap amodiakuin, klorokuin, dan gangguan


hepar.

Efek samping :

Toksisitas Amodiakuin sama dengan klorokuin. Amodiakuin mempunyai rasa yang lebih enak daripada
klorokuin, namun resiko yang tinggi untuk terjadi agranulositosis letal , hepatitis toksik bila digunakan
sebagai profilaksis yaitu terjadi 1 : 1000 dan 1 : 5000.

Interaksi obat :

Tidak ada data yang cukup tentang interaksi obat.

Contoh nama dagang : Camoquine (Parke Davis), tablet @ 150 mg basa, dalam bentuk combi
pack yaitu :

a. Artesdiaquine® .

Artesdiaquine® berisi 1 blister artesunat terdiri dari 12 tablet


yang tiap tablet mengandung 50 mg sodium artesunat, dan 1

blister juga terdiri dari 12 tablet yang tiap tablet mengandung

200 mg garam yang setara dengan 150 mg basa)

b. Arsuamoon®

Arsuamoon® berisi 3 blister dimana setiap blister terdiri dari 4

tablet artesunat yang tiap tablet mengandung 50 mg dan 4 tablet

basa yang tiap tablet mengandung 150 mg.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), DepKes RI, Jakarta.

Anonim, 2006, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 6 2006/2007, Jakarta, PT.
Info Master dan CMP Medika.

Spruil, W.J. and Wade,W.E., 2005, Pharmacotherapy:A Pathophysiologic Approach,


6th Edition, Mc Graw Hill Medical Publishing Division, New York.

Anonim, 2006, Ethical Digest: semijurnal farmasi dan kedokteran no. 31, 34, Ethical
Digest, Jakarta.

Anonim, 2006, Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, 181, PT. Anem Kosong
Anem (AKA), Jakarta.

Anonim, 2006, Cermin Dunia kedokteran, http://www.portakalbe.co.id/files/cdk/

files/09_KemoprofilaksisMalaria,pdf., diakses tanggal 28 Desember 2007.

You might also like