Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Ascariasis disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides biasa disebut “round worm
of man ” yaitu suatu penyakit parasit usus pada manusia yang terbesar, disebut
juga cacing gelang. Penyebarannya luas dan merata di daerah tropic, sub-tropik
dan lebih banyak ditemukan di daerah pinggiran dibandingkan di kota. Cacing ini
hidup di rongga usus halus. Di Indonesia, penderita Askariasis didominasi oleh anak-
anak. Penyebab penyakit ini bisa karena kurangnya pemakaian jamban keluarga
dan kebiasaan memakai tinja sebagai pupuk.
MORFOLOGI
Cacing dewasa berbentuk silinder dan berwarna pink, yang jantan lebih kecil dari
betina. Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina berkisar 22-35
cm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian untaian
rambut di ujung ekornya (posterior), pada betina pada sepertiga depan terdapat
bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi. Pada ujung kepala (anterior)
terdapat tiga bibir yang tersusun Chinese word “ 品 ”.
Cacing ini telah memiliki saluran pencernaan yang lengkap, organ reproduksi
berbentuk tubular, yang jantan mempunyai tubula reproduktif tunggal, yang betina
mempunyai dua buah tubula reproduktif dan vulva secara ventral terdapat pada
bagian posterior 1/3 bagian anterior tubuh.
Ada tiga macam telur ; fertil egg, unfertil egg, decorticated egg
1. Fertil egg
Berbentuk oval, berwarna coklat, rata-rata ukurannya 60 x 45 μm. Kulitnya tipis
terdiri dari ascaroide, lapisan chitin, membran fertil, yang berisi sel telur yang fertil
2. Unfertil egg
lebih panjang dan lebih bulat dibandingkan dari fertil egg.lapisan kitin dan albumin
lebih tipis dari fertil egg tanpa ascaroide dan membran fertil. Berisi granul
refracable yang berbeda ukuran
3. decorticated egg
kadang-kadang fertile dan infertile egg albuminya kurang dan tidak berwarna
TEMPAT HIDUP
Telur ini akan menetas di usus, kemudian berkembang jadi larva menembus dinding
usus, lalu masuk ke dalam paru-paru. Masuknya larva ke paru-paru manusia disebut
terinfeksi sindroma loeffler. Setelah dewasa, Ascaris lumbricoides akan mendiami
usus manusia dan menyerap makanan disana, disamping tumbuh dan berkembang
biak
PENYEBAB
Ascariasis disebabkan oleh mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi roundworm eggs.ascariasi adalah infeksi cacing pada usus yang
paling umum. Ditemukan pada orang yang higienisnya buruk, sanitasi yang jelek,
dan penggunaan feses sebagai pupuk.
SIKLUS HIDUP
Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat
mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam
waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar
telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan
menelan telur Ascaris.
Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus.
Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar
mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru.
Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus,
trakea, kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna.
Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing dewasa.
Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada
akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila
penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya
GEJALA PENYAKIT
Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.
Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-
paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan
tanda seperti demam, sesak nafas, eosinofilia, dan pada foto Roentgen thoraks
terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu.
Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna
seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila cacing
masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila
cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka
dapat menyebabkan akut abdomen.
Gambar 7 penderita penyakit ascariasi
PATOGENESIS
Ada dua fase ascariasis
1. fase perpindahan larva dari darah ke paru-paru. Selama perpindahannya ke paru-
paru larva menyebabkan pneumonia. Gejala pneumonia ini adalah demam rendah,
batuk, ada sedikit darah di sputum, asma. Sejumlah bessar wanita, menigkat reaksi
alerginya. Umumnya ada eosinofil. Manifestasi klinik ini disebut juga Loeffler’s
syndrome
2. fase dewasa di usus. Adanya sedikit cacing dewasa di usus halus tidak
menghasilkan gejala, tapi bisa meningkatkan nyeri pada abdominal yang samar-
samar atau intermiten colic, terutama pada anak-anak. Penyakit yang berat bisa
menyebabkan malnutrisi. Manifestasi yang lebih serius telah diteliti. Penyebaran
cacing dewasa bisa dihambat oleh lumen apendik atau cairan empedu dan
mengalami pervorasi pada dinding usus. Komplikasi ascaraiasis bisa terjadi seperti
obstruksi usus , apendikcitis, biliari ascariasis, perforasi usus, cholecystitis,
pancreatitis dan peritonitis dll.yang paling banyak adalah biliary ascariasis.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak. Penyakit ini
dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik.
Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris
lumbricoides. Kira-kira 25% dari seluruh penduduk dunia terinfeksi cacing ini,
terutama dinegara-negara tropis.
Hospes dan distribusi
Hospes atau inang dari askariasis adalah manusia. Di manusia, larva askariasis
akan berkembang menjadi dewasadan mengadakan kopulasi serta akhirnya
bertelur. Penyakit ini bersifat kosmopolit, terdapat hamnpir diseluruh dunia.
Prevalensi askariasis sekitar 70-80%.
Factor yang mempengaruhi penyebaran
1. siklus hidup yang sederhana
2. jumlah telur yang banyak
3. telur resisten terhadap desinfektan, telur dapat bertahan sampai beberapa tahun
4. social custom and living habit
5. disposal of feces is unsuitable
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda hanya untuk referensi.konfirmasi diagnosis tergantung kepada
recoveri dan identifikasi cacing dan telurnya.
1. ascaris pneumonitis: uji sputum untuk larva ascaris biasanya berguna.
2. ascaris usus: pemeriksaan telur pada feses
a. direct fecal film: simpel dan efektif. Telur mudah ditemukan dengan
menggunakan cara ini karen jumlah oviposition betina yang besar, yaitu 240.000
telur cacing perhari. Sehingga metoda ini merupakan metoda utama
b. metoda brine floatation
c. recovery cacing dewasa, jika ditemukan cacing dewasa dan adolescent pada
feses, muntah dan organ manusia yang diinfeksi ascariasi, diagnosa bisa
ditegakkan
3. abdominal x-ray
4. comlpete blood count
Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau
ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.
PROGNOSIS
Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang baik. Kesembuhan askariasis
mencapai 70 hingga 99%. Komplikasi bisa disebabkan oleh cacing dewasa yang
bergerak ke organ tertentu menyebabkan blockage usus .
Komplikasi yang mungkin terjadi:
1.Penghambatan sekresi liver
2.blockage intestine
3.perforasi in the gut
PENCEGAHAN
1.mencegah kontak dengan tanah yang mengandung feses manusia
2.jangan membuang feses outdoors
3.cuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh makanan
4.ketika bepergian ke negara yang sanitasi danhigienisnya jelek, hindari makanan
yang mungkin berkontaminasi dengan tanah
5.cuci, kupas atau masak bahan-bahan sayur dan buah sebelum dimakan
6.edukasi kesehatan
PENGOBATAN
Obat-obat yang digunakan
1.mebendazol
2.albendazol
3.levamizole
4.piperazine
5.pirantel
OBAT-OBAT
ALBENDAZOL
Farmakokinetik
Metoda spesifik HPLC telah ditemukan untuk menentukan metabolit aktif albendazol
sulphoxide (2,3,4). Karena mengalami first past metabolism, hanya terdeteksi
sedikit jumlahnya atau tidak seluruhnya masuk ke pembuluh darah.
Setelah pemberian oral dengan dosis tunggal 400 mg pada volunter yang sehat.
Concentrasi plasma puncaknya adalah 0.04 dan 0.55 μg/ml dari metabolit
sulphoxide yang dicapai setelah 1 atau 4 jam. Ketika obat diberikan dengan
makanan yang berlemak, ditemukan peningkatan konsentrasi plasma. Perbendaan
konsentrasi plasma dalam dan antar individu dari albendazol sulphoxide telah
dilaporkan. Itu mungkin disebabkan karena absorbsi yang tidak menentu dan
kemungkinanan perbedaan laju metabolisme. Albendazol terikat pada protein
plasma sampai 70%.
Albendazol secara cepat dan lengakap dioksidasi menjadi metabollit aktif
albendazol sulphoxide, yang kemudian dioksidasi menjadi inactif compound
albendazol sulphon. Albendazol sulphoxide dieliminasi dari plasma dengan T1/2 9
jam. Dieksresikan melalui ginjal dalam bentuk sulphon dan metabolit yang lain.
Sejumlah metabolit yang tidak signifikan dikeluarkan melalui empedu. Albendazol
sulphoxida bisa melewati barier pembuluh darah otak, dan konsentrasi yang bisa
dicapai di otak adalah 1/3 dari plasma.
Indikasi
Infeksi tunggal atau ganda yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides, Enterobius
vermicularis, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichiura. albendazol kemungkinana
efktif untuk mengobati Strongyloides stercoralis tetapi harus dikontrol apakah lebih
baik dari thiabendazol. Albendazol merupakan drug of choice untuk kasus hydatid.
Interaksi Obat
Dexametason dapat meningkatkan kadar albendazol sulphoxide dalam plasama
sampai 50%.
Preparat
Zentel ® : tablet 400 mg dan suspensi 2%
Eskazole ® : tablet 400 mg
MEBENDAZOLE
Struktur mebendazol
Sifat Fisik
BM 259, praktis tidak larut air
Farmakokinetik
Mebendazol diberikan oral, bioavailabilitas oral kurang dari 20%. Absorbsinya
meningkat dengan memakan makanan yang berlemak.dimetabolisme di hati. Vd
sekitar 1.2 l/kg. 95% obat terikat dengan protein plasma. Secara ekstensiv dirubah
menjadi metabolit inaktif (hidroksi dan aminometabolit) yang memiliki laju clearen
yang ebih lambat dari obat induknya.
Indikasi
Mebendazol adalh obat pilihan untuk nematode usus. Bisa juga digunakan untuk
hydatid disease jika albendazol tidak ada.
Efek Samping
Nyeri abdominal, diare, sedikit sakit kepala. Dosis yang besar pada pengobatan
hidatyd emiliki ES : toksis pada tulang, alopecia, hepatitis, glomerulonefritis,
demam dan exfoliativ dermatitis.
Imteraksi
Phenitoin dan karbamazepin dilaporkan menurunkan konsentrasi plasma
mebendazol, sedangkan cimetidin memiliki efek yang berlawanan.
Dosis
Dewasa dan Anak-anak
100 mg dua kali sehari selama 3 hari
Preparat
Pantelmin ® larutan oral 20mg/ml, tablet 100 mg, 500 mg
vermox® oral suspensi 20 mg/ml, tablet 100 mg, 500 mg
LEVOMISOLE
Struktur levomisol
Sifat Fisik
Basa BM 204, HCl BM 241, pKa 8, 1 g terlarut dalam 2 ml air, hindari dari cahaya
Farmakokinetik
Bioavailabiliti oral tidak diketahui. Setelah pemberian dosis oral 150 mg atau 2.5
mg/kg pada volunter yang sehat, puncak plasmanya adalah 0.5-0.7 μg/ml yang
dicapai dlam 2 jam. Vd bervariasi mulai dari 86-266 liter. Obat secara cepat
dimetabolisme. Satu metabolit hidroksilevamisol diidentifikasi dalam urin manusia
dan tikus.dan beberapa yang lain tidak teridentifikasi. Pada tikus metabolit yang
lain adalah OMPI (2-oxo-3-(2-mercaptoethyl)-5-phenylimidazoline). T1/2 antara 4-5
jam.
Indikasi
monoinfeksi ascaris lumbricoides. In poliinfeksi mebendazol adalah pilihan utama
Efek Samping
Nausea, vomiting, abdominal pain dan sakit kepala.penggunaan sebagai
imunomodulator memberikan efek samping yang serius seperti blood disorder
(agranulositosis, neutropenia, dan trombocitopenia) kerusakan ginjal, influenza like
reaksi, vasculitis, photosensitivity, dan alergi obat.
Interaksi
Levamisol dilaporkan menggantikan ikatan protein rifampicin invitro
Dosis
Dewasa: 150 mg levamisol (base) sebagai dosis tunggal
Anak-anak: 2,5 mg/kg levamisol (base) sebagai dosis tunggal
Preparat
Ketrak ® : oral solution 40 mg base per 5ml, tablet 40 mg base
Solaskil : tablet 30 mg base, 150 mg base
Ergamisol : tablet 50 mg basa
Levamisol tablet 50 mg basa
PIPERAZINE
Struktur piperazine
Sifat Fisik
Piperazine base (anhydrous): MW 86; pKa: 5.6, 9.8.
• Piperazine hexahydrate: MW 194. Freely soluble in water.
• Piperazine adipate: MW 232.1 g dissolves in 18 ml of water.
• Piperazine phosphate: MW 202. 1 g dissolves in 60 ml of water.
• Tripiperazine dicitrate (piperazine citrate): MW 643.1 g dissolves in 1.5 ml of
water.
Farmakokinetik
Tidak ada data yang tersedia tentang BA, tidak ada metabolit yang ditemukan di
urin
Indikasi
Pengobatan infeksi ascaris l dan entrobius vermicularis.
Efek Samping
Nausea, vomiting, kram abdominal, diare. Pada overdosis timbul gatal-gatal,
kesemutan dan gejala neurotksis.
Interaksi
Pada tikus dan mencit, piprezin menigktkan potensi clororazin
Dosis
Dewasa : dosis tunggal 75 mg/kg piperazin hexahydrate (max 3.5 g)
Anak-anak: 50 mg/kg piperazin hexahidrat (max 2.5 g)
Preparat
Antepar: oral suspensi 150 mg piperazin hexahidrat. Tablet 500 mg
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdi, Yakoub Adden, “Handbook of Drug for Tropical Parasitic Infection 2end
edition”.2003. Taylor & Francis
Tjay, Tan Hoan. “Obat-Obat Penting edisi kelima cetakan kedua ”.2002.Jakarta:
penerbit
PT.Elek Media Komputindo
www.cdc.com.ascariasi
www.wikipedia.com.ascariasi.
www.fda.org.ascariasis
www.medicastore.com.ascariasis
www.who.int.ascariasis
MALARIA
Malaria adalah suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
(dari jenis plasmodium), menyebar dari satu orang ke orang lain melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina.Ada empat jenis parasit Plasmodium yang menyebabkan
timbulnya malaria–P.vivax, P.malariae, P.ovale dan P.falciparum. Penyakit malaria
dapat dicegah dan dapat diobati.
Pada tahap awal, 10 sampai 15 hari setelah tertular–serangan malaria muncul 4–6
jam disertai: menggigil demam tinggi berkeringat sakit kepala tubuh terasa sakit
batuk kering muntah dan anemia. Serangan bisa terjadi setiap hari atau setiap 3
hari. Jika penularan disebabkan oleh Plasmodium Falciparum, dapat menyebabkan
malaria otak dan kematian. Kadang gejalanya tidak terasa selama berbulan-bulan
atau bahkan bertahun-tahun setelah tertular.
KLOROKUIN
Indikasi :
Anak :
Kontra Indikasi :
Pada pasien yang menderita penyakit kolagen dengan kelainan pada penglihatan
setelah menggunakan klorokuin, porfiria, psoriasis.
Efek samping :
Pada dosis yang dianjurkan relatif ringan. Kadang-kadang terjadi rasa pusing, gatal, gangguan
penglihatan(berkunang-kunang).
Interaksi obat :
Menurunnya absorbsi bila diberi bersama antasida, menurunnya metabolisme dengan simetidin,
meningkatnya akut distonia dengan bioavailability dengan ampisilin metronidazole, menurunnya
praziquantel, menurunnya efek pengobatan dengan tiroksin, efek antagonis dengan karbamazepin, sodium
valproate dan meningkatkan konsentrasi plasma siklosporin.
AMODIAKUIN
Indikasi :
Untuk pengobatan malaria falciparum tanpa komplikasi yang resisten klorokuin,
biasanya digunakan dalam kombinasi dengan artesunat.
Dosis :
Anak :
1). Artesunat dengan dosis harian tunggal 4 mg/ kgBB selama 3 hari.
2). Amodiakuin basa dengan dosis harian tunggal 10 mg / kgBB selama 3 hari.
Kontra indikasi :
Efek samping :
Toksisitas Amodiakuin sama dengan klorokuin. Amodiakuin mempunyai rasa yang lebih enak daripada
klorokuin, namun resiko yang tinggi untuk terjadi agranulositosis letal , hepatitis toksik bila digunakan
sebagai profilaksis yaitu terjadi 1 : 1000 dan 1 : 5000.
Interaksi obat :
Contoh nama dagang : Camoquine (Parke Davis), tablet @ 150 mg basa, dalam bentuk combi
pack yaitu :
a. Artesdiaquine® .
b. Arsuamoon®
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), DepKes RI, Jakarta.
Anonim, 2006, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 6 2006/2007, Jakarta, PT.
Info Master dan CMP Medika.
Anonim, 2006, Ethical Digest: semijurnal farmasi dan kedokteran no. 31, 34, Ethical
Digest, Jakarta.
Anonim, 2006, Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia, 181, PT. Anem Kosong
Anem (AKA), Jakarta.