Professional Documents
Culture Documents
Adnan
Jurusan Biologi FMIPA UNM, 2007
sebuah sel tunggal yang berasal dari telur yang dibuahi dapat membentuk
berbagai tipe sel seperti sel otot, sel kulit, sel saraf, limfosit, sel darah dan
semua tipe sel lain. Peristiwa dimana satu sel menghasilkan berbagai tipe
sel dinamakan differensiasi, sedangkan proses yang mengatur differensiasi
sel menjadi jaringan dan organ disebut morfogenesis (ii) Reproduksi (Gilbert,
1985)
Perkembangan melibatkan sejumlah proses, antara lain tumbuh,
differensiasi seluler, metabolisme, dan gerakan-gerakan morfogenetik. Sel
merupakan sistim kompartemen yang sangat kompleks, di mana di dalamnya
berlangsung aktivitas metabolisme dengan sistim pengontrolan yang sangat
terkoordinasi antara satu sel dengan sel lainnya. Hal tersebut dimungkinkan
berlangsung, sebab sel pada organisme multiseluler mengalami spesialisasi
struktural dan fungsional.
B. Differensiasi Seluler
Pada mulanya bentuk kehidupan di alam hanya merupakan sel-sel
individual yang soliter yang mengalami proses evolusi secara berangsur-
angsur. Selama proses tersebut, pola aktivitas fungsional sel mengalami
pergeseran melalui serangkaian proses differensiasi, baik secara biokimiawi,
genetik maupun differensiasi secara struktural dan fungsional. Hasil
differensiasi sel mengarah kepada spesialisasi sehingga sel-sel dapat
melaksanakan beberapa fungsi yang spesifik dengan efisiensi yang jauh lebih
besar.
Perubahan-perubahan morfologi selama differensiasi sel disertai dengan
perubahan-perubahan biokimiawi melalui proses sintesis sejumlah
komponen-komponen organik sel, misalnya sintesis satu atau beberapa jenis
protein tertentu pada setiap sel yang mengalami differensiasi. Komponen-
komponen organik yang di sintesis misalnya protein aktin dan miosin pada
sel-sel otot, atau enzim-enzim pencernaan oleh sel-sel asinus pankreas.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada sel yang telah mengalami
differensiasi dapat berupa perubahan dari segi fungsi, struktur internal,
ukuran, kepekaan, motilitas, aktivitas mitosis dan sebagainya (tabel 1.1).
7
Tabel 1.1 Beberapa karakter sel yang berubah setelah sel mengalami
differensiasi (Spratt, 1971).
C. Teori-Teori Perkembangan.
Dalam waktu yang sangat panjang, beberapa ahli mencoba
mengemukakan pandangannya mengenai proses perkembangan dan
melahirkan berbagai teori. Beberapa diantara teori-teori tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Teori Preformasi
Teori preformasi mengemukakan bahwa makhluk hidup telah dibentuk
secara lengkap dalam bentuk miniatur di dalam sel gamet (sperma atau
telur). Penganut teori preformasi pecah menjadi dua aliran yaitu aliran
spermatis atau spermis dan aliran ovulist atau ovist. Aliran spermis
beranggapan bahwa miniatur tersebut berada di dalam sperma, sedangkan
telur hanya berperan sebagai medium nutritif saja agar miniatur dapat
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Hartsoekert (1964) menyebut
makhluk miniatur tersebut dengan nama Homunculus.
9
2. Teori Epigenetik
Teori epigenetik dikemukakan oleh C.F Wolff pada tahun 1759. Ia
menge-mukakan bahwa di dalam gamet tidak ada makhluk dalam bentuk
miniatur. Menurut teori ini makhluk hidup ber-kembang secara bertahap dari
struktur yang sederhana menjadi struktur yang lebih kompleks.
4. Teori Rekapitulasi
Berawal dari teori evolusi yang mengemukakan bahwa hewan dan
tumbuhan berkembang secara bertahap jutaan tahun yang lalu dari
organisme uniselluler ke multiselluler. Beranjak dari ide teori evolusi, Frizt
Muller (1864) mengemukakan bahwa dalam proses perkembangan
organisme (misalnya ayam), karakter-karakter leluhurnya tampak lebih
dahulu disbanding-kan dengan karakter-karakter yang baru (misalnya
karakter ikan tampak lebih dahulu dari pada karakter amphibia dan reptilia).
Jadi secara phylogenetik, karakter ikan tampak lebih dahulu dari pada
karakter amphibia, reptilia, dan burung. Dalam perkembangan ayam,
karakter ikan seperti celah insang tampak lebih dahulu dibandingkan dengan
karakter burung. Setelah mempela-jari teori Muller, Ernst Haeckel (1886)
11
memberi nama teori tersebut dengan nama Hukum biogenetik atau teori
rekapitulasi, dan menyimpulkan bahwa ontogeni merupakan rekapitulasi yang
disederhanakan dari phylogeni. Ontogeni adalah sejarah perkembangan
makhluk hidup mulai saat fertilisasi, lahir dan mati., sedangkan phylogeni
adalah sejarah perkembangan makhluk hidup secara evolusi.
luar pengaruh jaringan normalnya. Selain jaringan, inti dari suatu sel juga
dapat ditransplantasi-kan ke sel yang lain, misalnya transplantasi inti epitel
usus ke dalam sel telur pada Xenopus. Inti epitel usus dikeluarkan, kemudian
dimasukkan ke dalam sel telur Xenopus yang telah dikeluarkan intinya atau
intinya telah diinaktifkan dengan radiasi ultraviolet. Telur selanjutnya dikultur
dan berkem-bangan menjadi blastla hinggga berudu.
Latihan 1
1. Jelaskan keterkaitan antara reproduksi dan embriologi. Buatlah dalam
bentuk ilustrasi.
2. Kemukakan empat alasan mengapa reproduksi dan embriologi
dianggap penting untuk dipelajari !
3. Jelaskan dalam hal apa embriologi berbeda dengan embriologi
perkembangan
4. Jelaskan dua fungsi perkembangan !
5. Mengapa sel yang telah berdifferensiasi mengalami perubahan dari
segi sifat atau karakter ?
6. Jelaskan perbedaan antara teori rekapitulasi dengan hukum Von
Baers !
7. Jelaskan minimal empat cara mempelajari embriologi !
8. Jelaskan sebuah contoh aplikasi reproduksi dan embriologi dalam
kehidupan sehari-hari !
DAFTAR PUSTAKA
Carlson, R.M. 1988. Pattens Foundation of Embryology. Mc. Graw Hill Books.
New York.
Villee C. A; Walker, W.F; and Barnes R.D. 1999. General Zoology (Alih
bahasa: Sugiri, N). Erlangga. Jakarta