You are on page 1of 44

Analisis Manual

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia


Katalog Dalam Terbitan: KDT

Analisis Soal Secara Manual

ISBN 978 – 979 – 1228 – 37 - 4

Judul Buku: Analisis Soal Secara Manual

Penulis: Dra. Rahmah Zulaiha, MA

Penerbit:
PUSPENDIK
Jakarta, 2008

ii Analisis Manual
KATA PENGANTAR

Hasil tes prestasi belajar diharapkan dapat memberi gambaran yang


akurat tentang penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran.
Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik setiap butir
soal perlu dilakukan analisis soal baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.

Pada dasarnya terdapat dua macam karakteristik soal yang ditinjau


dalam analisis soal secara kuantitatif yaitu tingkat kesukaran soal
dan daya beda soal.

Buku panduan analisis butir soal ini dimaksudkan untuk membantu


para peserta pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam menganilisis butir soal secara manual.

Jakarta, 3 Maret 2008


Kepala Pusat Penilaian Pendidikan,

Burhanuddin Tola, Ph.D.


NIP 131099013

Analisis Manual iii


DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Data Terbitan............................................................. ii
Kata Pengantar...................................................................... iii
Daftar Isi ........................................................................ iv

BAB 1. Analisis Soal Pilihan Ganda . .................................... 1


A. Analisis Kualitatif.................................................. 1
B. Analisis Kuantitatif................................................ 3
1. Daya Pembeda............................................... 3
2. Tingkat Kesukaran.......................................... 13
3. Penyebaran Pilihan Jawaban......................... 17
4. Kesimpulan Hasil Analisis............................... 22

BAB 2. Analisis Soal Uraian................................................... 25


A. Analisis Kualitatif.................................................. 25
B. Analisis Kuantitatif................................................ 27
1. Daya Pembeda............................................... 27
2. Tingkat Kesukaran.......................................... 33
3. Kesimpulan Hasil Analisis............................... 38

Daftar Pustaka........................................................................ 40

iv Analisis Manual
BAB
I
ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA

Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik setiap butir soal


perlu dilakukan analisis soal, baik analisis kualitatif maupun analisis
kuantitatif. Hasil analisis soal dapat digunakan untuk menguji apakah
suatu soal akan berfungsi (analisis kualitatif) atau telah berfungsi
(analisis kuantitatif) dengan baik. Di samping itu, hasil analisis soal
dapat digunakan untuk mengetahui apakah soal termasuk kategori
soal baik, soal perlu diperbaiki, atau soal jelek.

A. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif atau yang dikenal dengan telaah mutu soal


dilakukan sebelum soal diujikan kepada peserta tes. Analisis ini
dilakukan berdasarkan pertimbangan (professional judgement)
ahli materi, konstruksi tes, dan bahasa. Hal tersebut dilakukan
untuk meyakinkan bahwa soal berkualitas baik. Selain itu analisis
ini dilakukan dengan berpedoman pada kaidah penulisan soal
yang dilihat dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Berikut ini
adalah kaidah penulisan soal pilihan ganda.

Analisis Manual 1
 Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau
dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang
benar atau yang paling benar.

 Konstruksi
4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan
tegas.
5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus
merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban
benar.
7. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang
bersifat negatif ganda.
8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif
sama.
9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan,
“Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua
pilihan jawaban di atas benar”.
10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu
harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
nilai angka tersebut, atau kronologisnya.
11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang
terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
12. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal
sebelumnya.

 Bahasa
13. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia.
14. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku
setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain
atau nasional.

2 Analisis Manual
15. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
komunikatif.
16. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase
yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

Berdasarkan telaah soal, soal-soal diperbaiki, kemudian dirakit
menjadi perangkat tes yang siap diujicobakan.

B. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui apakah soal


berkualitas baik atau tidak berdasarkan data empirik yang
diperoleh melalui ujicoba soal. Soal-soal diujicobakan pada
sejumlah siswa yang mempunyai ciri (karakteristik) yang sama
dengan siswa yang akan menempuh soal-soal tersebut di
kemudian hari.

Analisis kuantitatif dilakukan diantaranya untuk mengetahui


apakah sebuah soal dapat membedakan antara siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah,
dan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Khusus untuk
soal pilihan ganda, analisis dilakukan untuk mengetahui
penyebaran pilihan jawaban yaitu melihat berfungsi tidaknya
pengecoh (pilihan jawaban selain kunci). Dari hasil analisis
kuantitatif akan diperoleh soal baik, soal perlu diperbaiki, dan
soal jelek.

1. Daya Pembeda

Dari hasil analisis kuantitatif soal pilihan ganda diperoleh


daya pembeda soal, tingkat kesukaran, dan penyebaran
pilihan jawaban. Soal yang baik adalah soal yang dapat
membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi
dan berkemampuan rendah. Indeks yang dapat mengukur
perbedaan itu adalah daya pembeda (item discrimination).

Analisis Manual 3
Dengan demikian daya pembeda soal sama dengan
validitas soal.

Daya pembeda soal adalah selisih proporsi jawaban benar


pada kelompok siswa berkemampuan tinggi (kelompok
atas) dan berkemampuan rendah (kelompok bawah).
Daya pembeda soal berkisar antara -1 sampai dengan
+1. Tanda negatif berarti kelompok siswa berkemampuan
rendah yang menjawab benar soal tertentu lebih banyak
dari kelompok siswa berkemampuan tinggi.

Sebuah soal mungkin dapat membedakan kedua kelom-


pok siswa dengan baik, tetapi dapat juga sebuah soal ti­
dak dapat membedakan kedua kelompok siswa (bila da­ya
pembeda = 0). Soal yang baik adalah soal dengan da­ya
pembeda bertanda positif (+) untuk kunci berarti soal terse-
but dapat mengukur kemampuan secara tepat. Sedangkan
daya pembeda untuk pengecoh diharapkan negatif, karena
diharapkan yang terkecoh adalah kelompok bawah.

Daya pembeda soal diperoleh melalui perhitungan dengan


menggunakan rumus:

2(K A − K B )
DP =
n

DP = daya pembeda soal
KA = banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab
benar
KB = banyak siswa pada kelompok bawah yang
menjawab benar
n = banyak siswa
atau
K A KB
DP = −
n A nB

4 Analisis Manual
DP = daya pembeda soal
KA = banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab
benar
KB = banyak siswa pada kelompok bawah yang
menjawab benar
nA = banyak siswa pada kelompok atas
nB = banyak siswa pada kelompok bawah

Menurut kriteria yang berlaku di Pusat Penilaian Pendidik­


an soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembe­da
soal di atas 0,25 karena soal tersebut dapat membeda­kan
kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan ber­­­ke­
mampuan rendah. Berikut ini kriteria daya pembeda soal.

Kriteria Daya Pembeda Keterangan


DP > 0,25 Diterima
0 < DP ≤ 0,25 Diperbaiki
DP ≤ 0 Ditolak

Berikut ini cara memperoleh daya pembeda soal dengan


menggunakan data sebagai berikut.
Soal
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasnah B B B C D C D C D A
Maula C D B A B B D C D A
Fikri C D B B A A D C D B
Syifa A A A D C D D D C C
Fahri D D B A D C C D C C
Rayhan C C B A C B C C D A
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 1.1
Jawaban Siswa

Analisis Manual 5
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan skor total untuk setiap siswa dengan
menggunakan data pada tabel 1.1. Hasil perhitungan skor
total tersaji pada tabel 1.2.

Soal Skor
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Hasnah B B B C D C D C D A 4
Maula C D B A B B D C D A 8
Fikri C D B B A A D C D B 5
Syifa A A A D C D D D C C 3
Fahri D D B A D C C D C C 2
Rayhan C C B A C B C C D A 7
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 1.2
Perhitungan Skor Total Siswa

Langkah kedua adalah mengurutkan data pada tabel 1.2


berdasarkan skor total dan hasilnya tersaji pada tabel 1.3.

Soal Skor
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Maula C D B A B B D C D A 8
Rayhan C C B A C B C C D A 7
Fikri C D B B A A D C D B 5
Hasnah B B B C D C D C D A 4
Syifa A A A D C D D D C C 3
Fahri D D B A D C C D C C 2
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 1.3 Urutan Skor Total Siswa

Langkah ketiga adalah membagi 2 sama banyak data
pada tabel 1.3 dan hasilnya tersaji pada tabel 1.4.

6 Analisis Manual
Soal Skor
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Maula C D B A B B D C D A 8
Kelompok
Rayhan C C B A C B C C D A 7
Atas
Fikri C D B B A A D C D B 5

Hasnah B B B C D C D C D A 4 Kelompok
Syifa A A A D C D D D C C 3 Bawah
Fahri D D B A D C C D C C 2
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 1.4
Pembagian Kelompok

Langkah keempat adalah memasukkan data pada tabel


1.4 ke dalam format pada tabel 1.5. Untuk kunci berilah
tanda bintang (*). Kolom O (other) berisi bila siswa
menjawab lebih dari satu kunci atau tidak menjawab. Cara
memasukkan data adalah melihat soal nomor 1. Pertama
kita lihat kelompok atas, semua siswa menjawab C berarti
kolom C diisi 3 dan kolom lainnya diisi 0. Kemudian kita
lihat kelompok bawah, siswa yang menjawab A, B, dan
D masing-masing 1 orang berarti kolom A, B, dan D diisi
1 sedangkan kolom C diisi 0. Selanjutnya soal nomor 2
sampai dengan 10 dilakukan dengan cara yang sama.
Hasil tabulasi tersaji pada tabel 1.5.
No. Kel. Penyebaran Jawaban
Soal A B C D O
1 KA 0 0 3* 0 0
KB 1 1 0* 1 0
2 KA 0 0 1 2* 0
KB 1 1 0 1* 0
3 KA 0* 3 0 0 0
KB 1* 2 0 0 0
4 KA 2* 1 0 0 0
KB 1* 0 1 1 0

Analisis Manual 7
5 KA 1 1 1* 0 0
KB 0 0 1* 2 0
6 KA 1 2* 0 0 0
KB 0 0* 2 1 0
7 KA 0 0 1 2* 0
KB 0 0 1 2* 0
8 KA 0 0 3* 0 0
KB 0 0 1* 2 0
9 KA 0 0 0 3* 0
KB 0 0 2 1* 0
10 KA 2* 1 0 0 0
KB 1* 0 2 0 0
Tabel 1.5
Tabulasi Jawaban siswa

Langkah kelima adalah mengitung daya pembeda soal


dan daya pembeda pengecoh berdasarkan data pada tabel
A.5. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut.

a. Soal nomor 1
Pada soal nomor 1, kelompok atas yang menjawab
benar ada 3 siswa (KA=3), tidak ada kelompok bawah
yang menjawab benar (KB=0), dan banyak siswa
pada kelompok atas dan bawah masing-masing 3
siswa (nA = nB = 3). Dengan menggunakan rumus:

atau

diperoleh:

atau


8 Analisis Manual
Jadi daya pembeda soal nomor 1 adalah 1 berarti
soal diterima karena 1 > 0,25

1). Pengecoh A
Pada pengecoh A, tidak ada kelompok atas
yang menjawab pengecoh A (KA=0), kelompok
bawah yang menjawab pengecoh A ada 1 siswa
(KB=1), dan banyak siswa pada kelompok atas
dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB =
3). Dengan menggunakan rumus
atau

diperoleh:


atau


Jadi daya pembeda pengecoh A adalah 0,33
berarti pengecoh ini sudah berfungsi.

2). Pengecoh B
Pada pengecoh B, tidak ada kelompok atas
yang menjawab pengecoh B (KA=0), kelompok
bawah yang menjawab pengecoh B ada 1 siswa
(KB=1), dan banyak siswa pada kelompok atas
dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB =
3). Dengan menggunakan rumus

atau

diperoleh:

Analisis Manual 9

atau


Jadi daya pembeda pengecoh B adalah  0,33
berarti pengecoh ini sudah berfungsi.

3). Pengecoh D
Pada pengecoh D, tidak ada kelompok atas
yang menjawab benar (KA=0), kelompok bawah
yang menjawab benar ada 1 siswa (KB=1), dan
banyak siswa pada kelompok atas dan bawah
masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan
menggunakan rumus

atau

diperoleh:


atau


Jadi daya pembeda pengecoh D adalah − 0,33
berarti pengecoh ini sudah berfungsi.

Jadi soal nomor 1 dapat diterima (DP = 1) dan


semua pengecohnya berfungsi.

b. Soal nomor 8
Pada soal nomor 8, kelompok atas yang menjawab

10 Analisis Manual
benar ada 3 siswa (KA=3), kelompok bawah yang
menjawab benar ada 1 siswa (KB=1), dan banyak
siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing
3 siswa (nA = nB = 3).
Dengan menggunakan rumus:
atau

diperoleh:


atau


Jadi daya pembeda soal nomor 8 adalah 0,67 berarti
soal diterima karena 0,67 > 0,25

1). Pengecoh A
Pada pengecoh A, tidak ada kelompok atas
yang menjawab pengecoh A (KA = 0), tidak ada
kelompok bawah yang menjawab pengecoh A
(KB = 0), dan banyak siswa pada kelompok atas
dan bawah masing-masing 3 siswa (nA=nB=3).
Dengan menggunakan rumus
atau

diperoleh:


atau

Analisis Manual 11
Jadi daya pembeda pengecoh A adalah 0 berarti
pengecoh ini tidak berfungsi.

2). Pengecoh B
Pada pengecoh B, tidak ada kelompok atas
yang menjawab pengecoh B (KA=0), tidak ada
kelompok bawah yang menjawab pengecoh B
(KB=0), dan banyak siswa pada kelompok atas
dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3).
Dengan menggunakan rumus

atau

diperoleh:


atau


Jadi daya pembeda pengecoh B adalah 0 berarti
pengecoh ini tidak berfungsi.

3). Pengecoh D
Pada pengecoh D, tidak ada kelompok atas
yang menjawab benar (KA=0), kelompok bawah
yang menjawab benar ada 2 siswa (KB=2), dan
banyak siswa pada kelompok atas dan bawah
masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan
menggunakan rumus

atau

diperoleh:

12 Analisis Manual

atau


Jadi daya pembeda pengecoh D adalah − 0,67
berarti pengecoh ini sudah berfungsi.

Karena ada pengecoh yang tidak befungsi yaitu


A dan B, maka status soal nomor 8 turun dari
diterima menjadi direvisi.

Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1 dan


8, diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 1.6.
No. Daya Pembeda
Keterangan
Soal Soal A B C D
1 1 -0,33 -0,33 1* -0,33 Diterima
2 0,33 -0,33 -0,33 0,33 0,33* Direvisi pengecoh C
3 -0,33 -0,33* 0,33 0 0 Ditolak
4 0,33 0,33* 0,33 -0,33 -0,33 Direvisi pengecoh B
5 0 0,33 0,33 0* -0,67 Ditolak
6 0,67 0,33 0,67* -0,67 -0,33 Direvisi pengecoh A
7 0 0 0 0 0* Ditolak
8 0,67 0 0 0,67* -0,67 Direvisi pengecoh A
dan B
9 0,67 0 0 -0,67 0,67* Direvisi pengecoh A
dan B
10 0,33 0,33* 0,33 -0,67 0 Direvisi pengecoh B
dan D
Tabel 1.6
Daya Pembeda Soal

2. Tingkat Kesukaran
Setelah daya pembeda soal diperoleh, langkah selanjutnya
yang harus dilakukan adalah menentukan tingkat

Analisis Manual 13
kesukaran soal. Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa
yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0
sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin
mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil
tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut.

Tingkat kesukaran soal diperoleh melalui perhitungan


dengan menggunakan rumus:


TK = tingkat kesukaran
JB = banyak siswa yang menjawab benar
n = banyak siswa

Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori
yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini
kriteria tingkat kesukaran soal.

Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori


TK < 0,3 Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang
TK > 0,7 Mudah

Berikut ini cara memperoleh tingkat kesukaran soal dengan


menggunakan data sebagai berikut.

Soal
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasnah B B B C D C D C D A
Maula C D B A B B D C D A
Fikri C D B B A A D C D B

14 Analisis Manual
Syifa A A A D C D D D C C
Fahri D D B A D C C D C C
Rayhan C C B A C B C C D A
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 2.1
Jawaban Siswa
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan banyak jawaban siswa yang benar untuk
setiap soal yang tersaji pada tabel 2.2.
Soal
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasnah B B B C D C D C D A
Maula C D B A B B D C D A
Fikri C D B B A A D C D B
Syifa A A A D C D D D C C
Fahri D D B A D C C D C C
Rayhan C C B A C B C C D A
KUNCI C D A A C B D C D A
JB 3 3 1 3 2 2 4 4 4 3
Tabel 2.2
Jawaban Benar Setiap Soal

Langkah kedua adalah mengitung tingkat kesukaran soal
berdasarkan data pada tabel 2.2. Adapun perhitungannya
adalah sebagai berikut.

a. Soal nomor 1
Pada soal nomor 1, siswa yang menjawab benar ada
3 orang (JB = 3) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n =
6). Dengan menggunakan rumus


diperoleh:

Analisis Manual 15

Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,5 berarti
soal sedang karena 0,3 ≤ 0,5 ≤ 0,7.

b. Soal nomor 2
Pada soal nomor 2, siswa yang menjawab benar ada
3 orang (JB = 3) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n =
6). Dengan menggunakan rumus


diperoleh:


Jadi tingkat kesukaran soal nomor 2 adalah 0,5 berarti
soal sedang karena 0,3 ≤ 0,5 ≤ 0,7.

c. Soal nomor 3
Pada soal nomor 3, siswa yang menjawab benar ada
1 orang (JB = 1) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n =
6). Dengan menggunakan rumus


diperoleh:


Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,17
berarti soal sukar karena 0,17 < 0,3.
Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1, 2, dan
3 diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 2.3.

16 Analisis Manual
No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan
1 0,5 Sedang
2 0,5 Sedang
3 0,17 Sukar
4 0,5 Sedang
5 0,33 Sedang
6 0,33 Sedang
7 0,67 Sedang
8 0,67 Sedang
9 0,67 Sedang
10 0,5 Sedang
Tabel 2.3
Tingkat Kesukaran Soal

3. Penyebaran Pilihan Jawaban



Setelah tingkat kesukaran soal diperoleh, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan
penyebaran pilihan jawaban. Penyebaran pilihan jawaban
adalah proporsi siswa yang menjawab pilihan jawaban
tertentu. Penyebaran pilhan jawaban berkisar antara 0
sampai dengan 1. Dengan diperolehnya penyebaran
pilhan jawaban yaitu kunci dan pengecoh akan diketahui
berfungsi tidaknya sebuah pengecoh. Suatu pengecoh
dikatakan berfungsi bila pengecoh tersebut dipilih paling
sedikit oleh 2,5% (≥ 0,025).

Penyebaran pilihan jawaban diperoleh melalui perhitungan


dengan menggunakan rumus:

Analisis Manual 17

PPJ = penyebaran jawaban untuk pilihan jawaban


tertentu
JPJ = banyak siswa yang memilih pilihan jawaban
tertentu
n = banyak siswa

Berikut ini cara memperoleh daya pembeda soal dengan


menggunakan data sebagai berikut.
Soal
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasnah B B B C D C D C D A
Maula C D B A B B D C D A
Fikri C D B B A A D C D B
Syifa A A A D C D D D C C
Fahri D D B A D C C D C C
Rayhan C C B A C B C C D A
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 3.1
Jawaban Siswa

Langkah pertama adalah memasukkan data pada tabel
3.1 ke dalam format pada tabel 3.2. Untuk kunci berilah
tanda bintang (*). Kolom O (other) berisi bila siswa
menjawab lebih dari satu kunci atau tidak menjawab.
Cara memasukkan data adalah melihat soal nomor 1
diperoleh 1 siswa menjawab A, 1 siswa menjawab B, 3
siswa menjawab C, dan 1 siswa menjawab D. Setelah itu
tulis di kolom A, B, C, dan D berturut-turut 1, 1, 3, dan

18 Analisis Manual
1. Selanjutnya soal nomor 2 sampai dengan 10 dilakukan
dengan cara yang sama.

Penyebaran Jawaban
No. Soal
A B C D O
1 1 1 3* 1 0
2 1 1 1 3* 0
3 1* 5 0 0 0
4 3* 1 1 1 0
5 1 1 2* 2 0
6 1 2* 2 1 0
7 0 0 2 4* 0
8 0 0 4* 2 0
9 0 0 2 4* 0
10 3* 1 2 0 0
Tabel 3.2
Tabulasi Jawaban siswa

Langkah kedua adalah menghitung penyebaran pilihan


jawaban berdasarkan data pada tabel 3.2. Adapun
perhitungannya adalah sebagai berikut.

a. Pilihan Jawaban A

Siswa yang memilih pilihan jawaban A ada 1 orang


(PA= 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan
menggunakan rumus


diperoleh:


Jadi penyebaran pilihan jawaban A (pengecoh A) adalah
0,17 berarti pengecoh A berfungsi karena > 0,025.

Analisis Manual 19
b. Pilihan Jawaban B

Siswa yang memilih pilihan jawaban B ada 1 orang


(­ PB= 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan
menggunakan rumus


diperoleh:


Jadi penyebaran pilihan jawaban B (pengecoh B)
adalah 0,17 berarti pengecoh B berfungsi karena >
0,025.

c. Pilihan Jawaban C

Siswa yang memilih pilihan jawaban C (kunci) ada 3


orang (PC= 3) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6).
Dengan menggunakan rumus


diperoleh:


Jadi penyebaran pilihan jawaban C (kunci) adalah 0,5
berarti tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah sedang.

d. Pilihan Jawaban D

Siswa yang memilih pilihan jawaban D ada 1 orang
(PD= 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan
menggunakan rumus

20 Analisis Manual

diperoleh:


Jadi penyebaran pilihan jawaban D (pengecoh D)
adalah 0,17 berarti pengecoh D berfungsi karena >
0,025.

Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1,
diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 3.3.
No. Penyebaran Jawaban
Keterangan
Soal A B C D O
Semua pengecoh
1 0,17 0,17 0,5* 0,17 0
berfungsi
Semua pengecoh
2 0,17 0,17 0,17 0,5* 0
berfungsi
Penecoh C dan D
3 0,17* 0,83 0 0 0
tidak berfungsi
Semua pengecoh
4 0,5* 0,17 0,17 0,17 0
berfungsi
Semua pengecoh
5 0,17 0,17 0,33* 0,33 0
berfungsi
Semua pengecoh
6 0,17 0,33* 0,33 0,17 0
berfungsi
Penecoh A dan B
7 0 0 0,33 0,67* 0
tidak berfungsi
Penecoh A dan B
8 0 0 0,67* 0,33 0
tidak berfungsi
Penecoh A dan B
9 0 0 0,33 0,67* 0
tidak berfungsi
Penecoh D tidak
10 0,5* 0,17 0,33 0 0
berfungsi
Tabel 3.3
Penyebaran Jawaban

Analisis Manual 21
4. Kesimpulan Hasil Analisis

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda, tingkat
kesukaran, dan penyebaran pilihan jawaban diperoleh
hasil seperti tertera pada tabel 4.1.

No. Tingkat Penyebaran


Daya Pembeda
Soal Kesukaran Jawaban
1 Diterima Sedang Semua pengecoh
berfungsi
2 Direvisi pengecoh C Sedang Semua pengecoh
berfungsi
3 Ditolak Sukar Penecoh C dan D
tidak berfungsi
4 Direvisi pengecoh B Sedang Semua pengecoh
berfungsi
5 Ditolak Sedang Semua pengecoh
berfungsi
6 Direvisi pengecoh A Sedang Semua pengecoh
berfungsi
7 Ditolak Sedang Penecoh A dan B
tidak berfungsi
8 Direvisi pengecoh A Sedang Penecoh A dan B
dan B tidak berfungsi
9 Direvisi pengecoh A Sedang Penecoh A dan B
dan B tidak berfungsi
10 Direvisi pengecoh B Sedang Penecoh D tidak
dan D berfungsi
Tabel 4.1
Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Penyebaran Jawaban

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan kualitas


masing-masing soal. Kesimpulan tersebut adalah sebagai
berikut.

22 Analisis Manual
a. Soal nomor 1
Soal nomor 1 sudah baik dan semua pengecohnya
berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.

b. Soal nomor 2
Soal nomor 2 masih harus direvisi karena pada
pengecoh C yang terkecoh justru kelompok atas
bukan kelompok bawah. Soal ini termasuk soal
sedang.

c. Soal nomor 3
Soal nomor 3 kurang baik sehingga soal ini ditolak.

d. Soal nomor 4
Soal nomor 4 masih harus direvisi karena pada
pengecoh B yang terkecoh justru kelompok atas
bukan kelompok bawah. Soal ini termasuk soal
sedang.

e. Soal nomor 5
Soal nomor 5 kurang baik sehingga soal ini ditolak.

f. Soal nomor 6
Soal nomor 6 masih harus direvisi karena pada
pengecoh A yang terkecoh justru kelompok atas bukan
kelompok bawah. Soal ini termasuk soal sedang.

g. Soal nomor 7
Soal nomor 7 kurang baik sehingga soal ini ditolak.

h. Soal nomor 8
Soal nomor 8 masih harus direvisi karena pada
pengecoh A dan B yang terkecoh justru kelompok atas
bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh A dan B
tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.

Analisis Manual 23
i. Soal nomor 9
Soal nomor 9 masih harus direvisi karena pada
pengecoh A dan B yang terkecoh justru kelompok atas
bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh A dan B
tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.

j. Soal nomor 10
Soal nomor 10 masih harus direvisi karena pada
pengecoh B dan D yang terkecoh justru kelompok
atas bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh D
tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh kualitas


soal seperti tertera pada tabel 4.2.

No.
Kualitas Soal
Soal
1 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang
2 Soal direvisi pengecoh C dengan tingkat kesukaran
sedang
3 Soal ditolak
4 Soal direvisi pengecoh B dengan tingkat kesukaran
sedang
5 Soal ditolak
6 Soal direvisi pengecoh A dengan tingkat kesukaran
sedang
7 Soal ditolak
8 Soal direvisi pengecoh A dan B dengan tingkat kesukaran
sedang
9 Soal direvisi pengecoh A dan B dengan tingkat kesukaran
sedang
10 Soal direvisi pengecoh B dan D dengan tingkat kesukaran
sedang
Tabel 4.2
Kualitas Soal

24 Analisis Manual
BAB
2
ANALISIS SOAL URAIAN

Untuk memperoleh soal uraian yang baik, sama halnya dengan


soal bentuk pilihan ganda, soal uraian harus dianalisis baik analisis
kualitatif maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif atau yang
dikenal dengan telaah mutu soal dilakukan setelah soal tersusun.

A. Analisis Kualitatif

Analisis kualiatatif ini dilakukan oleh ahli yang menguasai


materi, teknik penulisan soal, dan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Analisis ini dilakukan dengan berpedoman pada
kaidah penulisan soal yang dilihat dari segi materi, konstruksi,
dan bahasa. Berikut ini adalah kaidah penulisan soal uraian.

 Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan
(ruang lingkup) harus jelas.
3. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan
jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas.

Analisis Manual 25
 Konstruksi
4. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus
menggunakan kata kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa, uraikan,
jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan,
hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang
tidak menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, di
mana, kapan. Demikian juga kata kata tanya yang
hanya menuntut jawaban ya atau tidak.
5. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan
soal.
6. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya
ditulis.
7. Hal hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar,
grafik, peta, atau yang sejenisnya, harus disajikan
dengan jelas dan berfungsi.

 Bahasa
8. Rumusan soal menggunakan bahasa yang
sederhana.
9. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang
dapat menyinggung perasaan siswa.
10. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat
yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian.
11. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
12. Rumusan soal harus komunikatif.
13. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku
setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain
atau nasional.

Berdasarkan telaah soal, soal-soal diperbaiki, kemudian


dirakit menjadi perangkat tes yang siap diujicobakan.

26 Analisis Manual
B. Analisis Kuantitatif

Sebelum melakukan analisis kuantitatif dilakukan ujicoba


terhadap soal-soal. Soal-soal diujicobakan pada sejumlah
siswa yang mempunyai ciri yang sama dengan siswa yang
akan menempuh soal-soal tersebut dikemudian hari.

Analisis kuantitatif dilakukan untuk memperoleh apakah sebuah


soal dapat membedakan antara siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah. Dari hasil
analisis kuantitatif dapat diketahui daya pembeda soal dan
tingkat kesukaran.

1. Daya Pembeda

Dari hasil analisis kuantitatif soal uraian diperoleh daya


pembeda soal dan tingkat kesukaran. Soal yang baik
adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa
yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.
Indeks yang dapat mengukur perbedaan itu adalah daya
pembeda (item discrimination). Jadi daya pembeda soal
sama dengan validitas soal.

Daya pembeda soal adalah selisih proporsi jawaban benar


pada kelompok siswa berkemampuan tinggi (kelompok
atas) dan berkemampuan rendah (kelompok bawah).
Daya pembeda soal berkisar antara -1 sampai dengan
+1. Tanda negatif berarti kelompok siswa berkemampuan
rendah yang menjawab benar soal tertentu lebih banyak
dari kelompok siswa berkemampuan tinggi.

Sebuah soal mungkin dapat membedakan kedua


kelompok siswa dengan baik tetapi dapat juga sebuah
soal tidak dapat membedakan kedua kelompok siswa (bila
daya pembeda = 0). Soal yang baik adalah soal dengan

Analisis Manual 27
daya pembeda bertanda positif (+) dan lebih dari 0,25.
Daya pembeda soal uraian diperoleh melalui perhitungan
dengan menggunakan rumus:


DP = daya pembeda soal uraian
MeanA = rata-rata skor siswa pada kelompok
atas
MeanB = rata-rata skor siswa pada kelompok
bawah
Skor Maksimum = skor maksmum yang ada pada
pedoman penskoran

Soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembeda


soal di atas 0,25 karena soal tersebut dapat membedakan
kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berke-
mampuan rendah. Berikut ini kriteria daya pembeda soal.

Kriteria Daya Pembeda Keterangan


DP > 0,25 Diterima
0 < DP ≤ 0,25 Diperbaiki
DP ≤ 0 Ditolak

Berikut ini cara memperoleh daya pembeda soal dengan


menggunakan data sebagai berikut.
Soal
Nama
1 2 3 4
Lubis 9 7 8 2
Ani 8 8 10 6
Made 6 12 18 15
Roni 11 3 9 4
Helmi 8 8 10 8

28 Analisis Manual
Budi 10 9 15 10
Wisnu 8 8 12 14
Sidik 10 10 16 11
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 1.1
Skor Siswa

Langkah pertama adalah menentukan skor total dengan


menggunakan data pada tabel 1.1. Hasil perhitungannya
tersaji pada tabel 1.2.
Soal
Nama Skor Total
1 2 3 4
Lubis 9 7 8 2 26
Ani 8 8 10 6 32
Made 6 12 18 15 51
Roni 11 3 9 4 27
Helmi 8 8 10 8 34
Budi 10 9 15 10 44
Wisnu 8 8 12 14 42
Sidik 10 10 16 11 47
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 1.2
Perhitungan Skor Total Siswa

Langkah kedua adalah mengurutkan data pada tabel 1.2


berdasarkan skor total dan hasilnya tersaji pada tabel 1.3.
Soal
Nama Skor Total
1 2 3 4
Made 6 12 18 15 51
Sidik 10 10 16 11 47
Budi 10 9 15 10 44
Wisnu 8 8 12 14 42
Helmi 8 8 10 8 34
Ani 8 8 10 6 32

Analisis Manual 29
Roni 11 3 9 4 27
Lubis 9 7 8 2 26
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 1.3
Urutan Skor Total Siswa

Langkah ketiga adalah membagi 2 sama banyak data


pada tabel 1.3 dan hasilnya tersaji pada tabel 1.4.

Soal Skor
Nama
1 2 3 4 Total
Made 6 12 18 15 51
Sidik 10 10 16 11 47 Kelompok
Budi 10 9 15 10 44 Atas
Wisnu 8 8 12 14 42

Helmi 8 8 10 8 34
Ani 8 8 10 6 32 Kelompok
Roni 11 3 9 4 27 Bawah
Lubis 9 7 8 2 26
Skor
12 12 18 16
Maksimum
Tabel 1.4
Pembagian Kelompok

Langkah keempat adalah mengitung daya pembeda soal


berdasarkan data pada tabel 1.4. Adapun perhitungannya
adalah sebagai berikut.

a. Soal nomor 1

Pada soal nomor 1, skor siswa pada kelompok


atas adalah 6,10,10, dan 8. Sedangkan siswa
pada kelompok bawah adalah 8, 8, 11, dan 9. Skor
maksimum soal nomor 1 adalah 12.

30 Analisis Manual


Dengan menggunakan rumus


diperoleh:


Jadi daya pembeda soal nomor 1 adalah -0,04 berarti
soal ditolak karena ≤ 0

b. Soal nomor 2
Pada soal nomor 2, skor siswa pada kelompok
atas adalah 12, 10, 9, dan 8. Sedangkan siswa
pada kelompok bawah adalah 8, 8, 3, dan 7. Skor
maksimum soal nomor 2 adalah 12.


Dengan menggunakan rumus


diperoleh:

Analisis Manual 31
Jadi daya pembeda soal nomor 2 adalah 0,27 berarti
soal diterima karena > 0,25.

c. Soal nomor 3

Pada soal nomor 3, skor siswa pada kelompok atas


adalah 18, 16, 15, dan 12. Sedangkan siswa pada
kelompok bawah adalah 10, 10, 9, dan 8. Skor
maksimum soal nomor 3 adalah 18.


Dengan menggunakan rumus


diperoleh:


Jadi daya pembeda soal nomor 3 adalah 0,33 berarti
soal diterima karena > 0,25

d. Soal nomor 4

Pada soal nomor 4, skor siswa pada kelompok


atas adalah 15, 11, 10, dan 14. Sedangkan siswa
pada kelompok bawah adalah 8, 6, 4, dan 2. Skor
maksimum soal nomor 4 adalah 16.

32 Analisis Manual

Dengan menggunakan rumus


diperoleh:


Jadi daya pembeda soal nomor 4 adalah 0,47 berarti
soal diterima karena > 0,25

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh daya pembeda


soal seperti tersaji pada tabel 1.5.

No. Soal Daya Pembeda Keterangan


1 - 0,04 Ditolak
2 0,27 Diterima
3 0,33 Diterima
4 0,47 Diterima
Tabel 1.5
Daya Pembeda Soal

2. Tingkat Kesukaran

Setelah daya pembeda soal diperoleh, langkah selanjutnya


yang harus dilakukan adalah menentukan tingkat
kesukaran soal. Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa
yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar antara
0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin
mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil
tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut.

Analisis Manual 33
Menurut klasifikasi Puspendik tingkat kesukaran soal
diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan
rumus:


TK = tingkat kesukaran soal uraian
Mean = rata-rata skor siswa
Skor Maksimum = skor maksmum yang ada pada
pedoman penskoran

Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori


yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini
kriteria tingkat kesukaran soal.
Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori
TK < 0,3 Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang
TK > 0,7 Mudah

Berikut ini cara memperoleh tingkat kesukaran soal dengan


menggunakan data sebagai berikut.
Soal
Nama
1 2 3 4
Lubis 9 7 8 2
Ani 8 8 10 6
Made 6 12 18 15
Roni 11 3 9 4
Helmi 8 8 10 8
Budi 10 9 15 10
Wisnu 8 8 12 14
Sidik 10 10 16 11
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 2.1
Jawaban Siswa

34 Analisis Manual
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan skor total untuk setiap siswa dengan
menggunakan data pada tabel 2.1. Hasil perhitungan skor
total tersaji pada tabel 2.2.

Soal
Nama Skor Total
1 2 3 4
Lubis 9 7 8 2 26
Ani 8 8 10 6 32
Made 6 12 18 15 51
Roni 11 3 9 4 27
Helmi 8 8 10 8 34
Budi 10 9 15 10 44
Wisnu 8 8 12 14 42
Sidik 10 10 16 11 47
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 2.2
Perhitungan Skor Total Siswa

Langkah kedua adalah mengurutkan data pada tabel 2.2


berdasarkan skor total dan hasilnya tersaji pada tabel 2.3.
Soal
Nama Skor Total
1 2 3 4
Made 6 12 18 15 51
Sidik 10 10 16 11 47
Budi 10 9 15 10 44
Wisnu 8 8 12 14 42
Helmi 8 8 10 8 34
Ani 8 8 10 6 32
Roni 11 3 9 4 27
Lubis 9 7 8 2 26
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 2.3
Urutan Skor Total Siswa

Analisis Manual 35
Langkah ketiga adalah mengitung tingkat kesukaran soal
berdasarkan data pada tabel 2.3. Adapun perhitungannya
adalah sebagai berikut.

a. Soal nomor 1

Pada soal nomor 1, skor siswa adalah 6, 10, 10, 8,


8, 8, 11, dan 9. Skor maksimum soal nomor 1 adalah
12.


Dengan menggunakan rumus


diperoleh:


Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,73
berarti soal mudah karena 0,73 > 0,7.

b. Soal nomor 2

Pada soal nomor 2, skor siswa adalah 12, 10, 9, 8, 8,


8, 3, dan 7. Skor maksimum soal nomor 2 adalah 12.


Dengan menggunakan rumus


diperoleh:

36 Analisis Manual

Jadi tingkat kesukaran soal nomor 2 adalah 0,68
berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,68 ≤ 0,7.

c. Soal nomor 3

Pada soal nomor 3, skor siswa adalah 18, 16, 15,


12, 10, 10, 9, dan 8. Skor maksimum soal nomor 3
adalah 18.


Dengan menggunakan rumus


diperoleh:


Jadi tingkat kesukaran soal nomor 3 adalah 0,68
berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,68 ≤ 0,7.

d. Soal nomor 4

Pada soal nomor 4, skor siswa adalah 15, 11, 10, 14, 8,
6, 4, dan 2. Skor maksimum soal nomor 4 adalah 16.


Dengan menggunakan rumus

Analisis Manual 37

diperoleh:


Jadi tingkat kesukaran soal nomor 4 adalah 0,55
berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,55 ≤ 0,7.

Dengan melalui perhitungan seperti di atas, diperoleh hasil


seperti tersaji pada tabel 2.4.

No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan


1 0,73 Mudah
2 0,68 Sedang
3 0,68 Sedang
4 0,55 Sedang
Tabel 2.4
Tingkat Kesukaran Soal

3. Kesimpulan Hasil Analisis

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda dan tingkat


kesukaran seperti tertera pada tabel 3.1.

No. Soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran


1 Ditolak Mudah
2 Diterima Sedang
3 Diterima Sedang
4 Diterima Sedang
Tabel 3.1
Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal

38 Analisis Manual
Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat disimpulkan kualitas
masing-masing soal. Kesimpulan tersebut adalah sebagai
berikut.

a. Soal nomor 1
Soal nomor 1 kurang baik sehingga soal ini ditolak.
Soal ini termasuk soal mudah.

b. Soal nomor 2
Soal nomor 2 sudah baik. Soal ini termasuk soal
sedang.

c. Soal nomor 3
Soal nomor 3 sudah baik. Soal ini termasuk soal
sedang.

d. Soal nomor 4
Soal nomor 4 sudah baik. Soal ini termasuk soal
sedang.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh


kualitas soal seperti tertera pada tabel 3.2.

No. Soal Kualitas Soal


1 Soal ditolak
2 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang
3 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang
4 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang
Tabel 3.2
Kualitas Soal

Analisis Manual 39
DAFTAR PUSTAKA

Airasian, P.W.. Classroom assessment. New York: McGraw-Hill,


Inc., 1994.

Anastasi, A. Psychological Testing, (6th ed.). New York: MacMillan


Publishing Company, 1988.

Freman, F.S.. Theory and Practise, Psychological Testing. New


York: MacMillan Publishing Company, 1971.

Linn, Robert L. and Gronlund, N.E. Measurement and Assessment


in Teaching. MacMillan Publishing Company, 1990.

.... Measurement and Assessment in Teaching. New Jersey:


Englewood Cliffs, Prentice-Hall, Inc., 1995.

Mehrens, William A. and Irvin, J. Lehman. Measurement and


Evaluation in Education and Psychology. Holt, Rinehart and
Winston,Inc., 1991.

Nitko, A.J. & Hsu. T. Teacher’s guide to better classroom testing.


A Judgemental approach. Jakarta: Madecor Career Systems
and Pusat Pengembangan Agribisnis, 1996.

40 Analisis Manual

You might also like