You are on page 1of 10

STRUKTUR TUBUH AVES

“AYAM”

Nama : Mahdi Latupono


Nim : 2008 76 007
Laporan Praktikum SPH 1

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2011
SRTUKTUR TUBUH AVES

(AYAM)

A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah :


“ mengamati sistem organ pada tubuh ayam”.

B. DASAR TEORI

Aves adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal epidermal),
sedangkan hewan lainya tidak ada yang berbulu. Aves adalah vertebrata yang
dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota
gerak anterior. Sayap pada aves berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan
distal (pada elemen-elemen tubuh distal). Kaki pada aves digunakan untuk
berjalan, bertengger atau berenang ( dengan selaput interdigital).
Karakteristik tengkorak meliputi tulang-tulang tengkorak yang berfusi kuat.
Paruh berzak tanduk. Aves tidak bergigi, mata besar, kondil eksipetal
tunggal.vertebrae servikal berjumlah banyak dan mempunyai persendian
heterolselos (berpelana dua). Vertebrae mengalam banyak fusi. Pada kebanyakan
burung, vertebrae kaudal terakhir berfusi menjadi pigostil. Pada ayam tulang
sternum berjungkir dan ada yang beruas. Sabukpektoral terdiri dari scapula,
klavikula, dan karokoid yang besar. Klavikula dan interklavikula bersatu menjadi
furkula. Rusuk anterior mempunyai tonjolan unsinatus yang terarah ke posteior.
Pada sayap terdapat tiga buah jari yang meupakan benda vestigial dari karpus dan
lengan. Tibia dan sebagian tarsus bersatu, demikian pula sisa-sisa tarsus dan

Mahdi Latupono Page 2


Laporan Praktikum SPH 1

metatarsus bersatu. Akibatnya terdapat persatuan internal. Jumlah jari-jari


mungkin 2,3 atau 4 kaki bagian bawah dan dari jari-jari kulitnya berzat tanduk
keras.
Telinga tengah mempunyai sebuah osikel ouditori. Ada sebuah meatus ouditori
eksternal. Mata berkembang baik, dengan kelopak mata dan membran niktitans.
Pada mata terdapat struktur vascular yang disebut pekten yang terletak dalam
rongga humor vitrues dan mempunyai kelenjar air mata.
Otak mempunyai serebrum dan lobus optikus yang berkembang baik. Mempunyai
12 pasang saraf kranial. Respirasi dengan paru-paru yang berhubungan dengan
sejumlah kantong-kantong udara sebagai alat pernapasan tambahan. Jantung
terbagi menjadi 2 aurikel dan 2 ventrikel. Ventrikel terpisah sempurna, sehingga
sirkulasi pulmonar terpisah dan sirkulasi sistematik lenkung aorta hanya satu buah
dan terletak di sisi kanan. Temperatur tubuh tinggi dan dipertahankan tetap
(homoioterm) dengan bantuan bulu.
Saluran pencernaan meliputi tembolok (crop), lambung kelenjar, dan lambung
muscular (gizzard, empedal), dua buah sekum (caecum) usus besar dan kloaka.
Ginjal tipe metanefros. Vena pertal ginjal tidak terbagi-bagi ke dalam kapiler-
kapiler ginjal. Tidak mempunyai kantung kemih. Ekskresinya semisolid, fertilisasi
internal. Pada ayam jantan jarnag mempunyai organ intromitten (seperti penis dan
sebagainya).

 Ayam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tubuh tertutup buluh


2. Mempunyai dua pasang aorta gerak (extrimitas), sepasang extrimitas
anterior mengalami modifikasi menjadi sayap, sedangkan extrimitas
posterior disesuaikan: masing-masing kaki berjari 4, cakar terbungkus
oleh kulit yang menunduk dan bersisik.
3. Skeleton kecil. Kuat dan penulanganya sempurna, pada mulut terdapat
bagian yang terproyeksi sebagai paruh/cocor yang terbungkus lapisan
tanduk.
4. Cor terdiri dari 4 ruang, 2 atria dan 2 ventrikel, hanya archus aorticus
kanan yang masih ada, bentuk oval dan konveks.
5. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang kompak yang menempel
pada costae dan yang meluas pada alat-alat dalam, memiliki kotak suaru
atau syrinx pada dasar tracea.
6. Tidak memiliki vesica urinoria, zat-zat eksresi setengah padat, pada
hewan betina, biasanya hanya memiliki ovarium dan oviduct kiri.
7. Mimeliki 12 nervi craniales
8. Suhu tubuh tetap (homeoterm)

Mahdi Latupono Page 3


Laporan Praktikum SPH 1

9. Fertilitas internal, telur memiliki yolk besar terbungkus oleh cangkang.

Klasifikasi ayam

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : G. gallus
Upaspesies : G. g. Domesticus.
C. PROSEDUR KERJA

 Mengamati morfologi ayam


a. Ayam di letakan di atas meja.
b. Gambar dan berikan keterangan
 Mengamati anatomi ikan:
a. Ayam di letakan di atas papan bedah
b. Setelah itu ayam di belah
c. Amati anatomi ayam dan gambarkan.

D. HASIL DAN PENGAMATAN

a. Morfologi ayam.

Lubang hidung Jengger


Paruh
mata

kepala Badan EkEkor


Sayap

Leher

Anus/Dubur

Mahdi Latupono Page 4


Laporan Praktikum SPH 1

Paha

Jari-jari kaki

Pada pangkal paruh sebelah atas tedapat tonjolan kulit yang lemah. Tonjolan
ini disebut sora. Matanya dikelilingi oleh kulit yang berbulu dan mempunyai
pelupuk mata atas dan bawah yang lunak.
Bulu-bulu ayam berguna untuk melindungi tubuh terhadap suhu yang tidak
sesuai. Pada ekor (uropigium) berpangkal bulu-bulu ekor dan terdapat kelenjar-
kelenjar minyak. Kelenjar-kelenjar minyak ini disebut glandula uropigialis, yang
berguna meminyaki bulu-bulunya sehingga tampak licin dan mengkilat

b. Anatomi ayam

Faring
Tembolok

Laring

Paru-paru

Jantung

Hati

Empedu

Lambung
Usus

Mahdi Latupono Page 5


Laporan Praktikum SPH 1

Anus

 Jantung (Cor)

Arteria pectoralis

Arteria pulmonalis

Atrium sinistrum

Atrium dextrum
Ventricle

Arteria cocliacu
Aorta dorsalis

Arteria mesenterica

 Ada 3 pasang kelenjar ludah menurut tempatnya:

1. Glandula parotid (kelenjar bawah telinga)


a. Sel penyusun, sel serous
b. Bentuk kelenjar asiner bercabang majemuk
c. Bermuara dekat gigi molar atas yang kedua

2. Glandula submaksiksilaris (kelenjar bawah rahang)


a. Bermuara di dekat pangkal lidah
b. Bentuk kelenjar tuboloasiner bercabang majemuk.
c. Sel penyusun: sel serous (banyak) dan sel mukus. Sel serous, init agak
banyak dan sitoplasmanya mengandung butir-butir zimogen. Sel mukus,
berinti gepeng dan terletak di bagian basal.

Mahdi Latupono Page 6


Laporan Praktikum SPH 1

3. Glandula subligualis (kelenjar bawah lidah)


a. Bermuara dekat pangkal lidah
b. Bentuk kelenjar tubuloasiner bercabang majemuk
c. Sel penyusun: sel mucus.

 Faring

1. Orofaring dibatasi oleh epitel berlapis gepeng tidak bertanduk. Orofaring


mempunyai lamina propia yang berkembang biak berisi banyak limfosit dan
nodulus limfoid. Tonsila palatina, tonsila lingualis dan tonsila faringea.
2. Sebagai gantinya muskularis mukosa, faring mempunyai lapisan serat elastis
yang tebal.
3. Muskularis eksterna terdiri atas beberapa lapisan otot skelet yang tumpang
tindih.
4. Bagian orofarings yang dibatasi oleh epitel berlapis gepeng berkaitan
dengan kelenjar mukosa yang besar, yang sering menembus ke dalam
muskularis eksterna.

 Esofagus menyalurkan makanan dari orofarings ke lambung.

1. Kemampuan meregang. Esofagus dapat meregang karena sederetan lipatan


longitudional pada mukosa dan sebagian submukosa. Lipatan ini mendatar
ketika bolus makanan mendekat dan lipatan terbentuk lagi setelah
mendorong makanan ke arah lambung.
2. Mukosa.
a. Mukosa esofagus ditutupi epitel berlapis gepeng tak bertanduk yang
tebal yang bersambung pada membran basalis yang berkembang biak.
b. Lamina propria esofagus tidak begitu selular seperti pada daerah
saluran gastrointestinal yang lebih distal. Lamina propria ridak
mempunyai infiltrasi limfoid kecuali sekitar muara kelenjar mukosa.
c. Muskularis mukosa jelas dan mulai sekitar tinggi tulang rawan krikoid,
yang menggantikan serta elastis faring yang jalanya longitudional.
3. Submukosa, submukosa agar hiposelular, mengandung beerapa kelenjar
mukosa dan membawa sejumlah aliran darah.
4. Muskularis eksterna. Muskularis eksterna esofagus mempunyai beberapa
variasi anatomik dari susunan yang ditemukan di saluran cerna lainya.
5. Adventisia.. tunika adventisia esofagus adalah lapis tipis kolagen dan elastis
yang berjalan melalui mediastinum antara rongga pleura dan menembus
diafragma.

 Pencernaan pada aves terbagi tiga:

Mahdi Latupono Page 7


Laporan Praktikum SPH 1

1. Pencernaan secara mekanik (fisik); pencernaan ini dilakukan oleh kontraksi


otot pollos, terutama terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh
bebatuan (grit).
2. Pencernaan secara kimiawi (enzimatik); pencernaan secara kimiawi
dilakukan oleh enzim pencernaan yang di hasilkan : (1) kelenjar saliva di
mulut; (2) enzim yang dihasilkan oleh proventrikulus; (3) enzim dari
pankreas; (4) enzim empedu dari hati; dan (5) enzim dari usus halus,
peranan enzim-enzim tersebut sebagai pemecah ikatan protien lemak dan
karbohidrat.
3. Pencernaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) dan terjadi di
sekum dan kolon, secara umum pencernaan pada unggas meliputi aspek.
 Digesti yang terjadi pada paruh, tembolok, proventrikulus, ventrikulus
(empedal/gizzard), usus halus, usus besar, dan ceca.
 Absorpsia yang terjadi pada usus halus (small intestinum) melalui vili-vili
(jonjot usus).
 Metabolisme yang terjadi pada sel tubuh yang kemudian disentesis
menjadi protein, glukosa, dan hasil lain untuk pertumbuhan badan,
produksi telur atau daging, pertumbuhan bulu, penimbunan lemak, dan
menjaga/memlihar tubuh pada proses kehidupannya.

 Saluran pencernaan pada ayam terdiri dari:

1. Paruh; merupakan modifikasi dari gigi


2. Rongga mulut; terdiri dari rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk
3. Faring; berupa saluran pendek
4. Esofagus; pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut
tombolok
5. Tembolok; berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat
diisi dengan cepat
6. Proventrikulus (lambung kelenjar); banyak menghasilkan enzim
pencernaan, dinding otonya tipis
7. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal); ototnya berdindig tebal. Pada
burung pemakan biji-bijian terdapat krikil dan pasit yang tertelan bersama
makana yang berguna untukk membantu pencernaan dan disebut sebagai
“hen’steeth”
8. Intestinum tenue (usus halus) pada ayam terdiri dari doudenum, jejenum
dan ileum
9. Intestinum crassum; berupa rectum, di antara intestinum tenue dan
intestinum crassum terdapat batas yang jelas berupa caeca yang relatif
panjang dan berjulah 2 buah
10. Rectum; bermuara pada clpaca (coprodaeum)
11. Kloaka.

 Pada umumnya, sistem digesti pada ayam sebagai berikut:

Mahdi Latupono Page 8


Laporan Praktikum SPH 1

a. Tractus digestivus
1. Rostrum
2. Cavum oris
3. Pharynx
4. Oesophagus
5. Inguvies
6. Duodenum
7. Jejenum
8. Ileum
9. Coecum (caeca)
10. Intestinu crassum
11. Rectum
12. Kloaka.
b. Glandula digestoria
1. Hepar
2. Vesica fellea
3. Pancreas.

 Lidah

Lidah merupakan massa jaringan pengikat dan otot lurik yang diliputi oleh
membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan
penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar
berkas0berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus.

 Fungsi Lidah
a. Untuk mengaduk makanan yang dikunyah
b. Menelan makanan
c. Mengontrol suara.

Permukaan atas lidah mengandung banyak tonjolan – tonjolan epitel mulut


dan lamina propia yang disebut papilla.

 Terdapat 4 jenis papilla:


a. Filiformis; terdapat dibagian posterior
1. Berbentuk penonjolan konis, sangat banyak diseluruh
permukaan lidah
2. Epitel tidak mengandung putting pengecap
3. Epitel berambut

b. Fungiformis
1. Terdapat dibagian anterior dan diantara filiformis
2. Menyerupai jamur karena mempunyai tangkai sempit dan
permukaan yang halus, bagian atas melebar.
3. Mengandung putting kecap, tersebar dipermukaan atas
4. Epitel berlapis pipih tak menanduk

c. Foliatel

Mahdi Latupono Page 9


Laporan Praktikum SPH 1

1. Pada pangkal lidah bagian lateral, terdapat beberapa tonjolan


padat
2. Berbentuk sirkumvalata
3. Banyak putting kecap.

d. Circumfalate
1. Papillae yang sangat banyak dan permukaanya yang pipih
meluas di ata papillae lain, susunan seperti parit.
2. Tersebar di daerah “V” bagian posterior lidah
3. Banyak kelenjar mukosa dan serosin
4. Banyak putting kecap yang terdapat di sepanjang sisi papilla

 Kelenjar ludah

Kelenjar ludah terbentuk dari jaringan epitel dan menghasilkan secret.

 Ciri – ciri sel glandularis


1. Duktus interkalaris
2. Saluran bercolak
3. Menghasilkan mukus dan enzim amilase.

E. DAFTAR PUSTAKA

1. Brotowidjoyo. 1989. ZOOLOGI DASAR. Erlangga. Yogjakarta.


2. Campbell. N,A. J.B. Recee dan L.G Mitchell. 2000. BIOLOGI. Erlangga. Edisi
kelima – jilid II. Jakarta.
3. Panduan praktikum struktur dan perkembangan hewan 1. 2007
4. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
http//file://localhost/D:%5CAdik%20Idham%5CSEMESTER%20III%5CSPH
%5CWARNET%20SPH%5CKadal.htm, 12/9/2021 5:43 a12/p12

Mahdi Latupono Page 10

You might also like