You are on page 1of 13

( WAWASAN SOSIAL BUDAYA BAHARI)

DAFTAR ISI
BAB 1 KONDISI LINGKUNGAN DAN POTENSI SUMBERDAYA LAUT

A. Berdasarkan Hasil Eksplorasi Para Saintis


B. Menurut Hasil Penelitain Sosial Budaya
C. Perairan Laut Sebagai Sumbar Kehidupan Alamiah dam Budaya

BAB 2 FAKTA SOSIAL DEMOGRAFI DAN EKONOMI

A. Kondisi Polulasi dan Ekonomi Penduduk Bahari


B. Sektor Ekonomi dan Kategori penduduk Bahari
C. Mobilitas Pendudk Pesisir dan Pulau-Pulau

BAB 3 FAKTA SEJARAH

A. Munculnya Negara/Kerajaan bahari Di Indonesia


B. Catatan Sejarah Perikanan Laut Di Nusantara
C. Catatan Sejarah Pengembangan Sejarah Nelayan Bugis dan Makassar Di Sulawesi
Selatan

BAB 4 MASYARAKAT BAHARI

A. Konsep Masyarakat
B. Konsep Masyarakat bahari
C. Karakteristik Sosial masyarakat Bahari

BAB 5 KEBUDAYAAN BAHARI

A. Konsep Kebudayaan
B. Konsep Kebudayaan Bahari
C. Unsur-unsur Budaya Bahari

BAB 6 KELEMBAGAAN MASYARAKAT BAHARI TRADISIONAL

A. Ponggawa-Sawi Sulawesi Selatan


B. Rekrut Kuli Jala Baubau(Buton)
C. Sasi di Maluku
D. Panglima laut di Aceh
E. Panglima Menteng di Seruni(selayar)

BAB 7 DINAMIKA SOSIAL BUDAYA BAHARI

A. Motorisasi Perahu-perahu nelayan


B. Perkembagan Usaha Dan Teknologi Perikanan Laut Trasional
C. Dinamaika Struktural
BAB 1
KONDISI LINGKUNGAN DAN POTENSI SUMBERDAYA LAUT INDONESIA
A. Berdasarkan Hasil Ekspolorasi Para Saintis

Berdasarkan data para saintis, kondisi lingkungan dan potensi sumberdaya laut
Indonesia adalah sebagai berikut:

 Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau


17.507 buah pulau
 Garis pantai sepanjang 81.000 km( sebelum dikurangi timor timor)
 Luas indinesia sekitar 3,1 juta km 2
 Zona ekonomi eksklusif Indonesia seluas 2,7 Km 2
 Batas ZEE adalah 200 mil dari garis pantai pada surut terendah
 Indonesia terkenal sebagai Negara yang kaya akan potensi laut
 Sumber daya ikan terdapa kurang lebih 7000 jenis ikan
 Perairan Indonesia merupakan laut tropis subur mengandung stok sumberdaya
biotic melimpa, hingga 6,7 juta ton pertahun tanpa membahayakan kondisi lautnya.
Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan 2,3 juta ton ( 45%).

B. Menurut hasil Penelitian Sosial Budaya

Keterangan mengenai kondidisi sumberdaya perikanan juga di peroleh dari hasil


penilitian budata social dan ekonomi. Dan hasilnya sebagai berikut:

 Banyaknya ikan dan jenis jenis biota laut benilai ekonomi lainya selalu dalam kondisi
melimpah, bom dan bius tidak dapat mempengaruhi kondisi kelimpahan itu
 Ikan melimpah atau cukup banyak di bebrapa tempat, tetapi sedikit atau kurang di
tempat-tempat lain, banyaknya jumlah ikan juga dipengarugi oleh musim
 Stok iakn pada periode 1980-an jumlahnya masih sangat banyak, namun pada
periode 1990-an stoknya sudah mulai menurun

C. Perairan Laut Sebagai Kehidupan Alamiah dan Stimulasi Tumbuhnya Kehidupan


Budaya Bahari

Laut dengan berbagai topografi dan kondisinya dan segala komponenya


merupakan bagian makrokosmos kehidupan dunia yang menempati bagian terbesar
dari luas permukaan bumi ini. makhluk penghuni laut, juga mempunyai peranan yang
penting di muka bumi ini

Lingkunagn perairan dengan kondisi sumberdaya laut yang potensial berfungsi


sebagai factor perangsang yang statis terhadap pertumhan dan pengembanganya
budaya kebaharian masyarakat manusia di kawasan pantai dan pulau-pulau di
Indonesia.
BAB 2
FAKTA SOSIAL DEMOGRAFI DAN EKONOMI
A. Kondisi Populasi dan Sosial Ekomi Penduduk Bahari

Negara-negara yang mepunyai laut, khususnya Negara-negara kepulauan di dunia


sebagian pendudknya bermukim di derah pantai, dan hal itu pula yang dimanfaatkan oleh
penduduknya untuk mencari penghasilan, berdasrkanhasil penelitian sebagian besar
penduduk bahari di Indonesia tergolong miskin, miskin dalam artian ekonomi, kesehatan,
pendidikanm keterampulan dan teknologi.

B. Sektor Ekonomi dan Kategori Penduduk Bahari dan Kategori Penduduk Bahari

 Sector-sektor ekonomi kebagarian yang ada di Indonesia yaitu:


1. Perikanan( nelayan, budi daya ikan, bagang)
2. Perhubungan( dermaga, pelabuhan, kapal penumpang, very)
3. Perdagangan( ekspor impor hasil laut, penjualan di pasar)
4. Industry hasil laut( ikan kering,terasi, kerupuk udang, garam, cendramata laut)
5. Industry kapal/perahu dan alat tangkap ikan( pemuat kapal,jala,perahu,dll)
6. Pertambangan pasir dan batu karang( pasir laut, pembudidyaan karang)
7. Pariwisata ( objek penyelaman, permandian, rekriasi, dan olahraga laut)
 Kategori Penduduk Bahari

Penduduk bahari merupakan penduduk yang matapencaharianya terkait si


bidang kelautan, dan adapun pembagian masyarajat bahari yaitu:

1. Penduduk nelayan, merupakan penduduk yang bertempat tinggal dipesisir


pantai yang berprofesi sebagai penagkap atau pencari ikan.
2. Pelayar dan Pengusaha transportasi laut, yang merupakan penduduk bahari
yang bekerja sebagai pelayar atau pemilik kapal, baik kapal penumpang atau
barang.
3. Pengusaha sumber daya laut dan jasa-jasa laut lain, merupakan penduduk
bahari yang menggunkan hasil laut seperti penumpang , pedagang, rentenir,
pekerja di pasar, pengelolah industry kapal,dan masyarakat yang menempati
wilayah itu sendiri.

C. Mobilitas Geografi Penduduk Pesisir dan Pulau-pulau

Dalam melakukan aktifitasnya, penduduk bahari terutama nelayan dan pelayar


mempunyai cirri mobilitas yang tinggi, mereka menjaelajah dari suatu pulau ke pulau
lain untuk memperluas jaringan mereka, seperti nelayan yang dari jawa mencari ikan
sampai di daerah Sulawesi dan Kalimantan, begitupun dengan pelayar yang berlayar
keseluruh daerah di Indonesia, serta penduduk pengguna hasil laut yang berpindah
dari pulau ke pulau lainya.
BAB 3
FAKTA SEJARAH
A. Munculnya Negara/Kerajaan Bahari di Nusantara

Munculnya kerajaan-kerajaan maritime nusantara secara silih berganti di masa


lalu, merupakan fakta sejarah yang taj tersanggahkan kebenaranya, buku “ sejarah
Maritim Indonesia” karya Hakim Benardie SP (2003) mengandung catatan sejarah
perkembagan infrastruktur kemaritiman berupa rute pelayaran, perdagangan, serta
kegiatan pembangunan galangan kapal. Kerajaan di Indonesia yaitu:

1. Kerajaan Tarumanegara
2. Dinasti Sanjawamca
3. Kerajaan Darmawangca
4. Melayu Sriwijaya
5. Samudra Pasae
6. Kerajaan bagian timur seperti, Gowa, Ternate dan Buton.

B. Catatan sejarah perikanan Laut di Nusantara

1. Sumatra, jenis tangkapanya adalah ikan mairo dan lure, alat yang digunakan yaitu
pukat persegi panjang ( di Sulawesi di sebut bagang)
2. Sulawesi selatan, jenis tangkapanya yaitu teripang, kerang mutiara, penyu, sirip
hiu,telur ikan,rumput laut, akar bahar, rotan laut, dan ikan bandeng
3. Sulawesi utara dan sulawesi selatan, usaha perikanan tongkol, tuna dan ekor
kuning dimulai pada masa pendudukan jepang dan mengalami perkembangan
setelah kemerdekaan. selain itu ada pula usaha ikan dasar seperti ikan kerapu,
kakap, baronang,lobster,napoleon, ikan terbang,layang,sardine,makelir,sunu
dan lain-lain.

C. Catatan Sejarah Pengembaraan Pelayar dan Nelayan

Dalam melakukan aktivitasnya penduduk bahari terutama nelayan dan pelayar


mempunyai mobilitas pengembaraan yang tinggi. Pelayar yang tujuanya ialah
pelabuhan-pelabuhan di kota-kota pantai, sedangkan nelayan memanfaatkan
sumberdaya hayati dan tujuanya adalah daerah penagkapan di pesisir dan laut dalam.
Kelompok nelayan dari Madura,jawa,dan Bawaen mencari ikan laying sampai ke laut
Natuna, selat Makassar , laut Arafuru, dan laut banda. Nelayan Bandar sejak dulu
menjelajahi laut Flores dan Maluku bahkan mereka mencari ikan tongkol di daerah
cilacap. Selain itu mereka juga mencari ikan di NTB, NTT, Maluku, Biak, hingga Marauke.

Bebedah dengan nelayan, pelayar justru menjadikan kota-kota pantai sebagai tempat
pembongkaran muatan barang dan penumpang. Bagi mereka laut hanyalah merupakan
sarana dan rute transportasi atara kota patai, antarpulau,antarnegara, bahkan benua.
BAB 4
MASYARAKAT BAHARI
A. Konsep Masyarakat

Menurut Koentjaningrat (1980), masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang


berinteraksi menurut suatu system adat-istiadat tertentu yang bersifat continue dan
yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kesatuan hidup manusia di sini adalah
kelompok,golongan,komunitas,kesatuan suku bangsa, dan masyarakat Negara bangsa.
Interaksi kontinyu ialah hubungan pergaulan dan kerja sama antara anggota kelompok
atau olongan, hubungan antarawarga dari komunitas, hubungan antara warga Negara
bangsa-bangsa. Adat-istiadat dan identitas ialah kebudayaan masyarakat itu sendiri.

B. Konsep Masyarakat Bahari

Masyarakat bahari merupakan kesatuan hidup manusia berupa kelompok-


kelompok kerja. Komunitas sekampung atau sedesa, suku bamgsa,kesatuan
administrative berupa kecamatan, provinsi, bahkan Negara atau kerajann, yang
sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya secara labgsung maupun tidak
langsung pada pemanfaatan sumber daya laut, dan jasa-jasa laut, yang di pedomani
oleh dan dicirikan bersama dengan kebudayaan baharinya. Adapun pembagian
masyrakat bahari ada tiga yaitu, masyarakat bahari ideal, masyarakat bahari actual, dan
cikal bakal masyarakat bahari.

1. Masyarakat bahari ideal adalah msyarakat bahari yang pada umumnya


memiliki wawasan dan gambaran dunia laut yang luas. Mereka tidak
bertempat tinggal di daerah pesisir, namunnenek moyang mereka adalah
pelaut.
2. Masyarakat bahari actual adalah, masyrakat yang merujuk pada kesatuan-
kesatuan social yang sepenuhnya atau sebagian besarnya
emnggantungkan kehidupan social ekonominya secara langsung dan tidak
langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan jasa-jasa laut.
3. Di asumsikan bahwa semua masyarakat yang ada didunia ini merupakan
cikal bakal masyarakat bahari.

C. Karakteristik Social Masyarakat Bahari

Ada enam karakteristi masyrakat bahari yaitu:


1. Lingkungan alamnya
2. Pemanfaatan lingkungan dan sumberdaya laut secara bersama
3. Hubungan dengan dan kebutuhan secara mutlak pada kelembagaan local
4. Hubungan dengan dan ketergantungan secara mutlak pada dasar local,
regional, dan global
5. Hubungan ketergantunganpada berbagai pihak berkepentingan dari luar
6. Mobilitas geografi yang tinggi dan jaringan kesukubangsaan yang luas
BAB 5
KEBUDAYAAN BAHARI
A. Konsep kebudayaan

1. Definisi Kebudayaan

Kebudayaan adalah dunia kehidupan masyarakat itu sendiri, yang berbeda dengan
denia hewan dan tumbuhan. Menurut Koentjaningrat(1998) Kebudayaan adalah system
gagasan/ide, tindakan/praktik terpola dan karya (saran-prasarana pisik), manusia dalam
rangka bekehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik manusia melalui proses belajar.

2. Wujud Kebudayaan

Wujud kebudaya dibagi tiga yaitu, Ideasonal(kongnitif),mental Praktik(tindakan


terpola), Kebendaan buatan manusia.

3. Unsur-unsur Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat unsure-unsur kebuadayaan yaitu, pengetahuan,bahasa,


organisasi social, system mata pencaharian,peralatan hidup,system religi,kesenian.

B. Konsep Kebudayaan bahari

Konsep kebudayaan bahari sendiri dipahami sebagai system


ideasonal/kongnitif/mental, prilaku/tindakan, dan karya/sarana dan prasarana yang
digunakan oleh masyarakat pendukungnya dalam rangka pengelolahan dan pemanfaatan
sumber daya alam da merekayasa jasa-jasa lingkungan laut dan kehidupanya, konsep
budaya bahari tersebut mengenai semua bidang aktivitas pelayaran,perikanan,
pertambangan, industry pariwisata, permukiman,pengawasan dan pengamanan wilayah,
pendidikan dan penelitian, seni dan olahraga, dan sebagainya.

C. Unsur-unsur kebudayaan Bahari

1. System Ideasional/kongnitif/mental, yaitu ide,system pengetahuan,system


nilai, norma.
2. Bahasa
3. Organisasi social
4. System teknologi kebaharian
5. Seni bahar
6. Kepercayaan
7. System Ekonomi kebaharin
BAB 6
KELEMBAGAAN DALAM MASYARAKAT BAHARI TRADISIONAL
A. Ponggaw-Sawi

Ponggawa-sawi adalah ( ponggawa biasanya disingkat dengan p’) merupakan kelembgaan


masyarakat bahari bugis, Makassar, dan mandar di seulawesei selatan yang sudah
difungsikan sejak ratusan tahun silam, dari segi organisasi kelompok P-sawi terdiri dari P-
darat dan P-lompo ( pemilik sekaligus pemimpin usaha). P.caddi/p-laut(juragan atau
pemimpin pelayaran operasional dilaut), yang terakhir adalah Sawi ( anak buah/anggota
biasa)

B. Rekrut Kuli Jala di Baubau (buton)

Kuli jala adalah tenaga kerja usaha perikanan pukat/jaring. Yang bertujuan mengatasi
masalah pengangguran oleh komunitas nelayan Bonebone di baubau(buton). Para kuli jala
berasal dari tiga segmen social, pertama yaitu penduduk laki-laki usia kerja yang tidak
memiliki pekerjaan tetap seperti, anak sekolah,tukang ojek, sopir bantu, buruh bagunan,
dan lain-lain. Segmen kedua adalah para nelayan individual yang hanya mengoprasikan
perahu-perahu sampan dan awak perahu katintin yang menggunakan mesin kecil, dan syang
terakhir adalah para anak buah kapal dari armada perikanan tongkol skala sedang dan
besar.

C. Sasi di maluku

Sasi adalah ketentuan hukum adat tentang larangan memasuki, mengambil , atau
melakukan sesuatu dalam suatu wilayah tertentu dalam jangka dan waktu yang tertentu
pula. Sasi terbagi atas dua yaitu sasi Kewang/sasi negri ( sasi adat) dan sasi jemaat/sasi
gereja( lembaga social baru). Kedua sasi tersebut berjalan secara berjsamaan. Tergantung
pada musyawarah antara aparat pemerintah dan majelis jemaat.

D. Panglima Laut di Aceh

Panglim laut di Aceh adalah kelembagaan adat yang mengandung komponen norma social
ekonomi dan organisasi/lembaga yang mengatur dan mewadahi aktivitasnekonomi
perikanan laut

E. Kelembagaan Panglima Menteng di Rajuni (selayar)

Panglima menteng adalah seorang seorang pemimpin puncak di kelambagaan masyarakat


bahari di selayar, pang,ima mentang di ibaratkan sebagai raja atau presinden. Siapapun yan
melanggar khusunya mengenai sisitem penangkapan dan pemasaran hasil-hasil laut, akan
diberi sanksi berupa teguran, denda, dan sebagainya
BAB 7
DINAMIKI SOSIAL BUDAYA BAHARI
A. Motoritasasi Perahu/kapal Nelayan

Motorisasi perahu dan kapal penagkapan ikan di desa-desa nelayan Sulawesi selatan
baru dimulai di tahun 1970-an. Awalnya hanya beberapa nelayan berstatus ponggawa
mampu mengkredit motor dari pengusaha besar di kota Makassar. Awalnya semua unit
motor yang masuk di desa nelayan hanya berukuran 4,5-10 pk. Sejak awal motor diadopsi
sampai sekarang belim ada kesan dar masyarakat nelayan akan adanya sikap penolokan
terhadap inovasi tersebut, merka menyukai motor meskipun ada sebagian di antaranya
mempunyai peluang pada inovasi kepemilikan tersebut, dapt dikatakan bahwa perhu motor
adalah daambaang setiap nelayan.

B. Perkembagan Usaha dan Teknologi Perikanan Laut

1. Gae , gae atau range adalah tipe pukat paling besar dan produktif dalam perikanan laut
Sulawesi selatan sampai sekarang ini, gae baru muncul pada akhir 1970-an atau awal
tahun 1980-an.
2. Bagang, adalah sejenis alat tangkap tradisional nelayan bugis yang sejak tahun 1970-an
yang telah mengalami perkembangan teknis, seperti bagang Rambo(raksasa),
komponen bagang rambo terdiri dari satu perahu bagan, sati buah perahu kecil untuk
mengangkut swi, rangka pondok tenda ynga di pasang si atas perahu,net halus. Mesin 2
buah untuk pembagkit listrik.
3. Usaha pancing tongkol, adalah usaha perikanan laut oleh nelayan desa-dasa pantai di
Sulawesi selatan tang berkembang cukup pesat berkaitan dengan motorisasi dan
pengawetan tangkapan ikan tongkol.
4. Usaha lobster dan ikan hidup, banyak nelayan di Sulawesi selatan mengembangkan
usaha lobster dan ikan hidup seperti, sunu, kerapu, langkoe, dll, hal ini kerena
banyaknya permintaan dari Negara tetangga seperti singapura, dan hongkong.
5. Komperesor , adalah komponen utama dari perangkat selam modern. Alat ini
dihubungkan dengan usaha teripang, bubu, ikan hidup, dan kegiatan illegal seperti
pemboman ikan dan pembiusan ikan.

C. Dinamika Struktural

Sturuktur inter/elementer dari kelompok masyarakat bahari adalah, P. laut atau juragan dan
sawi. P, laut berstatus pemimping pelayaran dan aktifitas produksi dan sebagai pemilik alat-
alat produksi. Para P. laut memiliki pengetahuan tantang kelautan, dan keterampilan
manegeral, semantara para sawi hanya memiliki pengetahuan tentang kelautan dan
keterampilin kerja produksi/produksi semata.

You might also like