Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
BAB 1 KONDISI LINGKUNGAN DAN POTENSI SUMBERDAYA LAUT
A. Konsep Masyarakat
B. Konsep Masyarakat bahari
C. Karakteristik Sosial masyarakat Bahari
A. Konsep Kebudayaan
B. Konsep Kebudayaan Bahari
C. Unsur-unsur Budaya Bahari
Berdasarkan data para saintis, kondisi lingkungan dan potensi sumberdaya laut
Indonesia adalah sebagai berikut:
Banyaknya ikan dan jenis jenis biota laut benilai ekonomi lainya selalu dalam kondisi
melimpah, bom dan bius tidak dapat mempengaruhi kondisi kelimpahan itu
Ikan melimpah atau cukup banyak di bebrapa tempat, tetapi sedikit atau kurang di
tempat-tempat lain, banyaknya jumlah ikan juga dipengarugi oleh musim
Stok iakn pada periode 1980-an jumlahnya masih sangat banyak, namun pada
periode 1990-an stoknya sudah mulai menurun
B. Sektor Ekonomi dan Kategori Penduduk Bahari dan Kategori Penduduk Bahari
1. Kerajaan Tarumanegara
2. Dinasti Sanjawamca
3. Kerajaan Darmawangca
4. Melayu Sriwijaya
5. Samudra Pasae
6. Kerajaan bagian timur seperti, Gowa, Ternate dan Buton.
1. Sumatra, jenis tangkapanya adalah ikan mairo dan lure, alat yang digunakan yaitu
pukat persegi panjang ( di Sulawesi di sebut bagang)
2. Sulawesi selatan, jenis tangkapanya yaitu teripang, kerang mutiara, penyu, sirip
hiu,telur ikan,rumput laut, akar bahar, rotan laut, dan ikan bandeng
3. Sulawesi utara dan sulawesi selatan, usaha perikanan tongkol, tuna dan ekor
kuning dimulai pada masa pendudukan jepang dan mengalami perkembangan
setelah kemerdekaan. selain itu ada pula usaha ikan dasar seperti ikan kerapu,
kakap, baronang,lobster,napoleon, ikan terbang,layang,sardine,makelir,sunu
dan lain-lain.
Bebedah dengan nelayan, pelayar justru menjadikan kota-kota pantai sebagai tempat
pembongkaran muatan barang dan penumpang. Bagi mereka laut hanyalah merupakan
sarana dan rute transportasi atara kota patai, antarpulau,antarnegara, bahkan benua.
BAB 4
MASYARAKAT BAHARI
A. Konsep Masyarakat
1. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan adalah dunia kehidupan masyarakat itu sendiri, yang berbeda dengan
denia hewan dan tumbuhan. Menurut Koentjaningrat(1998) Kebudayaan adalah system
gagasan/ide, tindakan/praktik terpola dan karya (saran-prasarana pisik), manusia dalam
rangka bekehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik manusia melalui proses belajar.
2. Wujud Kebudayaan
3. Unsur-unsur Kebudayaan
Kuli jala adalah tenaga kerja usaha perikanan pukat/jaring. Yang bertujuan mengatasi
masalah pengangguran oleh komunitas nelayan Bonebone di baubau(buton). Para kuli jala
berasal dari tiga segmen social, pertama yaitu penduduk laki-laki usia kerja yang tidak
memiliki pekerjaan tetap seperti, anak sekolah,tukang ojek, sopir bantu, buruh bagunan,
dan lain-lain. Segmen kedua adalah para nelayan individual yang hanya mengoprasikan
perahu-perahu sampan dan awak perahu katintin yang menggunakan mesin kecil, dan syang
terakhir adalah para anak buah kapal dari armada perikanan tongkol skala sedang dan
besar.
C. Sasi di maluku
Sasi adalah ketentuan hukum adat tentang larangan memasuki, mengambil , atau
melakukan sesuatu dalam suatu wilayah tertentu dalam jangka dan waktu yang tertentu
pula. Sasi terbagi atas dua yaitu sasi Kewang/sasi negri ( sasi adat) dan sasi jemaat/sasi
gereja( lembaga social baru). Kedua sasi tersebut berjalan secara berjsamaan. Tergantung
pada musyawarah antara aparat pemerintah dan majelis jemaat.
Panglim laut di Aceh adalah kelembagaan adat yang mengandung komponen norma social
ekonomi dan organisasi/lembaga yang mengatur dan mewadahi aktivitasnekonomi
perikanan laut
Motorisasi perahu dan kapal penagkapan ikan di desa-desa nelayan Sulawesi selatan
baru dimulai di tahun 1970-an. Awalnya hanya beberapa nelayan berstatus ponggawa
mampu mengkredit motor dari pengusaha besar di kota Makassar. Awalnya semua unit
motor yang masuk di desa nelayan hanya berukuran 4,5-10 pk. Sejak awal motor diadopsi
sampai sekarang belim ada kesan dar masyarakat nelayan akan adanya sikap penolokan
terhadap inovasi tersebut, merka menyukai motor meskipun ada sebagian di antaranya
mempunyai peluang pada inovasi kepemilikan tersebut, dapt dikatakan bahwa perhu motor
adalah daambaang setiap nelayan.
1. Gae , gae atau range adalah tipe pukat paling besar dan produktif dalam perikanan laut
Sulawesi selatan sampai sekarang ini, gae baru muncul pada akhir 1970-an atau awal
tahun 1980-an.
2. Bagang, adalah sejenis alat tangkap tradisional nelayan bugis yang sejak tahun 1970-an
yang telah mengalami perkembangan teknis, seperti bagang Rambo(raksasa),
komponen bagang rambo terdiri dari satu perahu bagan, sati buah perahu kecil untuk
mengangkut swi, rangka pondok tenda ynga di pasang si atas perahu,net halus. Mesin 2
buah untuk pembagkit listrik.
3. Usaha pancing tongkol, adalah usaha perikanan laut oleh nelayan desa-dasa pantai di
Sulawesi selatan tang berkembang cukup pesat berkaitan dengan motorisasi dan
pengawetan tangkapan ikan tongkol.
4. Usaha lobster dan ikan hidup, banyak nelayan di Sulawesi selatan mengembangkan
usaha lobster dan ikan hidup seperti, sunu, kerapu, langkoe, dll, hal ini kerena
banyaknya permintaan dari Negara tetangga seperti singapura, dan hongkong.
5. Komperesor , adalah komponen utama dari perangkat selam modern. Alat ini
dihubungkan dengan usaha teripang, bubu, ikan hidup, dan kegiatan illegal seperti
pemboman ikan dan pembiusan ikan.
C. Dinamika Struktural
Sturuktur inter/elementer dari kelompok masyarakat bahari adalah, P. laut atau juragan dan
sawi. P, laut berstatus pemimping pelayaran dan aktifitas produksi dan sebagai pemilik alat-
alat produksi. Para P. laut memiliki pengetahuan tantang kelautan, dan keterampilan
manegeral, semantara para sawi hanya memiliki pengetahuan tentang kelautan dan
keterampilin kerja produksi/produksi semata.