You are on page 1of 8

www.pajak.go.

id

Apa yang dimaksud dengan PPh


Pasal 21?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan/ jabatan, jasa, dan kegiatan.

Siapa saja yang menjadi pemotong PPh


Pasal 21?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Pemberi kerja terdiri dari orang pribadi dan badan, termasuk bentuk usaha tetap, baik merupakan
induk maupun cabang, perwakilan atau unit, yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan nama apa pun, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai; Bendaharawan pemerintah termasuk
bendaharawan pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah,
lembaga-lembaga negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri yang
membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun
sehubungan dengan pekerjaan/ jabatan, jasa, dan kegiatan; Dana pensiun, PT Taspen, PT Astek,
badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) lainnya, serta badan-badan lain
yang membayar uang pensiun, Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua (THT); Perusahaan,
badan termasuk bentuk usaha tetap, yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa, termasuk jasa tenaga ahli dengan status Wajib
Pajak dalam negeri yang melakukan pekerjaan bebas; Yayasan (termasuk yayasan di bidang
kesejahteraan, rumah sakit, pendidikan , kesenian, olah raga, kebudayaan), lembaga, kepanitiaan,
asosiasi, perkumpulan, dan organisasi dalam bentuk apa pun dalam segala bidang kegiatan
sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama apa pun sehubungan
dengan pekerjaan/jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi; Perusahaan,
badan termasuk bentuk usaha tetap, yang membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada
peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.

Siapa saja yang dipotong PPh


Pasal 21?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Pegawai tetap, yaitu : Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau
memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan
anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan
secara langsung. Pegawai lepas, yaitu : Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang
hanya menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja. Penerima pensiun,
yaitu : Orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk
pekerjaan yang dilakukan di masa lalu, termasuk yang menerima Tabungan Hari Tua atau
Tunjangan Hari Tua. Penerima honorariun, yaitu : Orang pribadi yang menerima atau
memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukannya.
Penerima upah, yaitu : Orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upah
borongan, atau upah satuan.

Siapa saja yang tidak termasuk dalam pengertian penerima penghasilan/ yang tidak
dipotong PPh Pasal 21?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang
yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka,
dengan syarat : Bukan warga negara Indonesia dan Tidak menerima atau memperoleh
penghasilan lain di luar jabatannya di Indonesia. Pejabat perwakilan organisasi internasional
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 611/KMK.04/1994 tanggal
23 Desember 1994 sepanjang bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

Penghasilan apa saja yang dipotong PPh


Pasal 21?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah,
honorarium (termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan pengawas),
premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan
teratur,beasiswa, hadiah, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja dan penghasilan teratur
lainnya dengan nama apa pun; Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur
berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun
baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap dan yang
biasanya dibayarkan sekali dalam setahun; Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah
borongan; Uang tebusan pensiun, uang Tabungan Hari Tua atau Tunjang Hari Tua (THT), uang
pesangon, dan pembayaran lain sejenis; Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan
dengan nama dan dalam bentuk apa pun, komisi, bea siswa, dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak
dalam negeri, termasuk tenaga ahli, pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang
film, olahragawan, penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, moderator, pengarang, peneliti,
pemberi jasa dibidang teknik, kolportir iklan, pengawas, pengelola proyek, pembawa pesanan
peserta perlombaan, petugas penjaja barang dagangan, petugas dinas luar asuransi, peserta
pendidikan, pelatihan, dan pemaganggan; Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan
dengan nama apa pun yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak.
Penghasilan apa saja yang tidak termasuk penghasilan yang dipotong PPh
Pasal 21?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,
asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa; Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan
lainnya dengan nama apa pun yang diberikan oleh Pemerintah dan wajib pajak; Iuran pensiun
yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dan
penyelenggara Taspen serta THT kepada badan penyelenggara Taspen dan Jamsostek yang
dibayar oleh pemberi kerja; Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan
nama apa pun yang diberikan oleh Pemerintah; Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh
pemberi kerja.

Apa kewajiban Pemotong Pajak PPh


Pasal 21?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Pemotong Pajak PPh Pasal 21 wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21
(KP.PPh.2.1/BP-95) baik diminta maupun tidak pada saat dilakukannya pemotongan pajak
kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap, penerima uang tebusan pensiun, penerima
THT, penerima pesangon, dan penerima dana pensiun iuran pasti. Pemotong Pajak PPh Pasal 21
wajib memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 tahunan (form 1721-A1 atau 1721-A2)
kepada pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulanan dalam waktu dua bulan setelah tahun
takwim berakhir. Apabila pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun pada bagian tahun
takwim, maka Bukti Pemotongan (form 1721-A1 atau 1721-A2) diberikan oleh pemberi kerja
selambat-lambatnya satu bulan setelah pegawai yang bersangkutan berhenti bekerja atau
pensiun. Penerima penghasilan wajib menyerahkan surat pernyataan kepada Pemotong Pajak
PPh Pasal 21 yang menyatakan jumlah tanggungan keluarga pada permulaan tahun takwim atau
pada permulaan menjadi Subyek Pajak dalam negeri. Untuk melaksanakan kewajiban PPh Pasal
21, Pemotong Pajak PPh Pasal 21 / pemberi kerja agar menggunakan Buku Petunjuk
Pemotongan PPh Pasal 21.

Apa yang harus dilaksanakan pegawai tetap bila ia berhenti bekerja atau
pensiun?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Apabila pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun pada bagian tahun takwim, maka Bukti
Pemotongan (form 1721-A1 atau 1721-A2) diberikan oleh pemberi kerja selambat-lambatnya
satu bulan setelah pegawai yang bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.

Bagaimana penerapan penghitungan PPh Pasal 21 untuk


pegawai tetap ?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Penghasilan Kena Pajak dihitung dari penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan, iuran
pensiun termasuk iuran Tabungan Hari Tua/Tunjangan Hari Tua (THT) (kecuali iuran Tabungan
Hari Tua/THT pegawai negeri sipil/anggota ABRI/pejabat negara), dan Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP).

Berapa besar tarif biaya


jabatan ?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Biaya jabatan yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
besarnya 5% dari penghasilan bruto setinggi-tingginya Rp 6.000.000,00 setahun atau Rp
500.000,00 sebulan.

Berapa besarnya PTKP untuk diri pegawai, tambahan untuk pegawai yang kawin,
tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling
banyak 3 orang?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
PTKP : Untuk diri pegawai setahun = Rp 15.840.000,00 sebulan = Rp 1.320.000,00
Tambahan untuk pegawai yang kawin setahun = Rp 1.320.000,00 sebulan = Rp 110.000,00
Tambahan untuk seorang istri yang mempunyai penghasilan dari usaha atau pekerjaan yang tidak
ada hubungannya dengan usaha suami atau anggota keluarga lain
Rp. 15.840.000,00
Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan
lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang setiap
anggota keluarga Rp 1.320.000,00

Bagaimana penerapan penghitungan PPh Pasal 21 untuk penerima pensiun yang


menerima pensiun secara bulanan?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Penerima pensiun yang menerima pensiun secara bulanan.
Penghasilan Kena Pajak dihitung dari penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun dan
PTKP Besarnya biaya pensiun yang diperkenankan adalah sebesar 5% dari penghasilan bruto
berupa uang pensiun setinggi-tingginya Rp 6.000.000,00 setahun atau Rp 500.000,00 sebulan.
PTKP sama dengan PTKP untuk pegawai tetap. Tarif yang digunakan sama dengan tarif untuk
pegawai tetap.

Bagaimana penerapan penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tidak tetap,


pemagang dan calon pegawai?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Pegawai tidak tetap, pemagang, dan calon pegawai. Penghasilan Kena Pajak dihitung dari
penghasilan bruto dikurangi dengan PTKP. PTKP sama dengan PTKP untuk pegawai tetap. Tarif
yang digunakan sama dengan tarif

Bagaimana penerapan penghitungan PPh Pasal 21 untuk tenaga ahli yang melakukan
pekerjaan bebas?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Tarif yang digunakan adalah sebesar 15% dari perkiraan penghasilan neto yang dibayarkan atau
terutang. Perkiraan penghasilan neto adalah sebesar 40 % dari penghasilan bruto berupa
honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun

Bagaimana penerapan penghitungan PPh Pasal 21 untuk penerima upah harian,


mingguan, satuan, borongan dan uang saku harian?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Penerima upah harian, mingguan, satuan, borongan dan uang saku harian.

Bagaimana penerapan penghitungan PPh Pasal 21 untuk penerima uang tebusan


pensiun, Tunjangan Hari Tua atau Tabungan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Penerima uang tebusan pensiun, Tunjangan Hari Tua atau Tabungan Hari Tua yang dibayarkan
sekaligus.
Dipotong dengan tarif bersifat final sebesar : Sampai dengan Rp 25.000.000,00 tidak dikenakan
pajak penghasilan
Penghasilan bruto diatas Rp. 25.000.000,00 sampai dengan Rp. 50.000.000,00 = 5%
Penghasilan bruto diatas Rp. 50.000.000,00 sampai dengan Rp. 250.000.000,00 = 15%
Penghasilan bruto diatas Rp. 250.000.000,00 sampai dengan Rp. 500.000.000,00 = 25%
Penghasilan bruto diatas Rp. 500.000.000,00 = 30%

Bagaimana penerapan penghitungan PPh Pasal 21 untuk penerima uang pesangon yang
dibayarkan sekaligus?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Penerima uang pesangon yang dibayarkan sekaligus. Dipotong pajak sebesar : Sampai dengan
Rp 25.000.000,00 tidak dikenakan pajak penghasilan Penghasilan bruto diatas Rp. 25.000.000,00
sampai dengan Rp. 50.000.000,00 = 5% Penghasilan bruto diatas Rp. 50.000.000,00 sampai
dengan Rp. 100.000.000,00 = 10% Penghasilan bruto diatas Rp. 100.000.000,00 sampai dengan
Rp. 200.000.000,00 = 15% Penghasilan bruto diatas Rp. 100.000.000,00 = 25%

Apa objek
pemotongan pajak?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk
apapun.

Siapa yang dikenakan


pemotongan pajak?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri.

Apa dan siapa yang tidak dikenakan


pemotongan pajak?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
1. Penghasilan yang diterima oleh: a. pejabat Negara, berupa gaji kehormatan dan tunjangan lain
yang terkait atau imbalan tetap sejenisnya; b. pegawai Negeri Sipil dan Anggota TNI / POLRI,
berupa gaji dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya tetap dan terkait dengan gaji; c.
pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya, berupa uang pensiun dan tunjangan-
tunjangan lain yang sifatnya tetap dan terkait dengan uang pensiun, yang dibebankan kepada
Keuangan Negara atau Keuangan Daerah, PPh? Pasal 21 ditanggung oleh Pemerintah. 2.
Penghasilan berupa honorarium dan imbalan lain dengan nama apapun selain gaji, tunjangan,
dan uang pensiun, yang dibebankan kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah, yang
diterima oleh Pegawai Negeri Sipil Golongan II/d ke bawah dan Anggota TNI/POLRI
berpangkat Pembantu Letnan Satu ke bawah. 3. Penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri berupa uang pesangon, uang tebusan pension yang dibayar oleh dana
pensiun, dan Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus oleh Badan
Penyelenggara Pensiun atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja, sampai dengan
sejumlah Rp25.000.000,00. 4. Penghasilan berupa gaji, upah, serta imbalan lainnya dari
pekerjaan yang diberikan dalam bentuk uang sampai dengan sejumlah Rp1.000.000,00 sebulan,
yang diterima oleh pekerja yang bekerja sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap pada
satu pemberi kerja dengan gaji, upah, serta imbalan lainnya dalam bentuk uang tidak melebihi
Rp2.000.000,00 sebulan, PPh? Pasal 21 ditanggung oleh Pemerintah.

Siapa
pemotong
pajak?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
1. Pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan
pegawai. 2. bendaharawan pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain, sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. 3. dana pensiun atau badan
lain yang membayarkan uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka
pensiun. 4. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas. 5.
penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu
kegiatan.

Siapa bukan
pemotong pajak?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Badan perwakilan negara asing dan organisasi-organisasi internasional.

Berapa besarnya tarif


pemotongan pajak?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
Pada umumnya berlaku tarif umum, kecuali ditetapkan lain dengan Peraturan Pemerintah.
Penghasilan apa saja yang dikenakan PPh? Pasal 21 yang bersifat final dan berapa
tarifnya?
Ditulis oleh Ali
Rabu, 11 Oktober 2006 10:10
1. Penghasilan berupa honorarium dan imbalan lain yang dibebankan kepada Keuangan Negara
atau Keuangan Daerah, yang diterima oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil (kecuali
Golongan II/d ke bawah), Anggota TNI/POLRI (kecuali berpangkat Pembantu Letnan Satu ke
bawah) dan pensiunan, dikenakan tarif sebesar 15%. 2. Penghasilan berupa hadiah undian,
dikenakan tarif sebesar 25%. 3. Penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam
negeri berupa uang pesangon, uang tebusan pensiun yang dibayar oleh dana pensiun, dan
Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus oleh Badan
Penyelenggara Pensiun atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dikenakan tarif
progresif sebesar 5% sampai dengan 25%.

You might also like