You are on page 1of 219

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII
DI SMP NEGERI 4 MALANG

SKRIPSI

Oleh:
Efi Nurdiana
06130060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
Juli, 2010
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII
DI SMP NEGERI 4 MALANG

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (S.Pd)

Diajukan oleh:
Efi Nurdiana
06130060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS VII DI SMP NEGERI 4 MALANG
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Efi Nurdiana (06130060)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
28 Juli 2010 dengan nilai B+
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(S.Pd)
pada tanggal: 28 Juli 2010
Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang
Dr. Abdul Bashit, M. Si :
NIP. 197610022003121 003

Sekretaris Sidang dan Pembimbing


Samsul Susilawati, M.Pd :
NIP.19760619200501 2 005

Penguji Utama
Dr. HM. Padil, M. Pdi :
NIP. 196512051994031 003

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MA
NIP. 196205071995031 001
Samsul Susilawati, M.Pd
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING


Hal : Skripsi Efi Nurdiana Malang, 20 Juli 2010
Lamp : 4(Empat) Eksemplar

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Di
Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun tekhnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:
Nama : Efi Nurdiana
NIM : 06130060
Jurusan : Pendidikan IPS
Judul : Penerapan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII di
SMP Negeri 4 Malang.
Maka selaku pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing,

Samsul Susilawati, M. Pd
NIP : 19760619 200501 2 005
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI

JUDUL :
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII
DI SMP NEGERI 4 MALANG

Oleh :
Efi Nurdiana
NIM: 06130060

Telah Disetujui Tanggal 20 Juli 2010

Oleh Dosen Pembimbing :

Samsul Susilawati, M. Pd
NIP : 19760619 200501 2 005

Mengetahui :
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Drs. M. Yunus, M. Si
NIP. 19620507 199503 1 002
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Malang, 20 Juli 2010

Efi Nurdiana
Persembahan

Dengan rahmat dan syukur kehadirat Illahi Rabbi


serta hormat dan kasih sayang kupersembahkan karya kecil ini untuk,

Ayahku tercinta dan ibundaku tersayang


yang tak pernah lelah memberikan kasih sayangnya, do’a, dan selalu
memberi semangat dalam menjalani hari-hariku menuju
masa depan cerah.
MOTTO

          …

       

Artinya: ….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)


kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
(Q.S. Al-Ma‟idah: 2)1

1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
(Surabaya: Al-Hidayah,2000), hlm:107
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillaahi robbil alamiin, segenap puji syukur ke hadirat Allah SWT

yang telah menganugerahkan nikmat dan kekuatan pada kami. Dan atas karunia

dan petunjuk yang Engkau berikan kepada hamba-Mu ini kami dapat

menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir dengan judul "Penerapan Model

Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas VII di SMP Negeri 4 Malang".

Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap terlimpahcurahkan kepada

teladan suci kita Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin dan pembimbing abadi

umat. Karena, melalui Beliaulah kita menemukan jalan yang terang benderang

dalam mendaki puncak tertinggi iman, dari gunung tertinggi Islam.

Penulisan skripsi ini kami buat dengan harapan memberikan suatu

wawasan baru dalam dunia pendidikan kita dalam menghadapi tantangan zaman

yang akan datang. Serta sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri (UIN)

Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ucapan terima kasih juga tidak lepas dari pihak yang telah membantu

terselesainya skripsi ini, maka dengan segala hormat kami haturkan kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan ikhlas memberikan dorongan baik

moril, materiil, dan spirituil.

2. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku rektor UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang.
3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Bapak Drs. M. Yunus, M.Si selaku Ketua Jurusan pendidikan IPS beserta

segenap dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang yang dengan ikhlas

telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Ibu Samsul Susilawati, M. Pd selaku Dosen Pembimbing yang dengan tulus

ikhlas serta penuh kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan dalam

penyusunan skripsi.

6. Kepala Sekolah, guru, dan segenap siswa kelas VII SMPN 4 Malang yang

dengan ikhlas membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.

7. Kakakku Siti Eka Murniasih, yang senantiasa memberikan motivasi dalam

menyelesaikan karya ini.

8. Sayank_q dan Sahabat-sahabat terbaikku Putri, Ninis, Lia, Alfi serta kawan-

kawan OPC yang selalu membantuku dan selalu mengisi hari-hariku dengan

indah dan tak akan pernah terlupakan. I love u all…

9. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu yang telah

memberikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis demi terselesainya

penyusunan skripsi ini. Thanks all…

Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali “jazaakumullah

Ahsanal jazaa”semoga semua amal baiknya diterima oleh Allah SWT. Untuk itu

penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik dari pembaca demi

memperbaiki karya tulis yang sederhana ini.


Akhirnya hanya kepada Allah SWT kami menyembah dan kepada-Nya

kami memohon pertolongan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 20 Juli 2010

Penulis
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman


transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang secara garis besar
dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Huruf
‫ا‬ =a ‫ز‬ =z ‫=ق‬q
‫= ب‬b ‫= س‬s ‫=ك‬k
‫= ت‬t ‫ = ش‬sy ‫=ﻝ‬l
‫ = ث‬ts ‫ = ص‬sh ‫=م‬m
‫= ج‬j ‫ = ض‬dl ‫=ن‬n
‫= ح‬h ‫ط‬ = th ‫=و‬w
‫ = خ‬kh ‫ظ‬ = zh ?=h
‫د‬ =d ‫ع‬ =َ ‫ِ= ﺌ‬
‫ذ‬ = dz ‫غ‬ = gh ‫=ﻱ‬y
‫ر‬ =r ‫= ف‬f

B. Vokal Panjang
Vokal (a) panjang = â
Vokal (i) panjang = î
Vokal (u) panjang = û

C. Vokal Diftong
‫ = ﺃﻮ‬aw
‫ = ﺃﻱ‬ay
‫ = ﺃﻮ‬û
‫ = ﺇﻱ‬î
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah SMPN 4 Malang ..................... 91
4.2 Kualifikasi pendidikan, status, jenis kelamin, dan jumlah guru ................ 91
4.3 Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang
pendidikan .............................................................................................. 92
4.4 Tenaga kependidikan SMPN 4 Malang.................................................... 93
4.5 Keadaan peserta didik SMPN 4 Malang ................................................. 94
4.6 Keragaman agama peserta didik .............................................................. 94
4.7 Data kelas VII B...................................................................................... 96
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Tahapan dalam Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................... 81


4.1 Struktur Organisasi SMPN 4 Malang ...................................................... 91
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

I Silabus .................................................................................................... 133


II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................ 143
III Daftar Siswa Kelas VII B ........................................................................ 178
IV Daftar Nilai Siswa ................................................................................... 179
V Pedoman Wawancara .............................................................................. 181
VI Hasil Wawancara .................................................................................... 184
VII Instrumen Dokumentasi .......................................................................... 188
VIII Foto Penelitian ........................................................................................ 189
IX Soal Pre Test ........................................................................................... 192
X Soal Siklus I ............................................................................................ 195
XI Soal Siklus II ........................................................................................... 198
XII Bukti Konsultasi ..................................................................................... 201
XIII Surat Permohonan Penelitian dari Fakultas untuk DIKNAS..................... 202
XIV Surat Rekomendasi Penelitian dari DIKNAS ........................................... 203
XV Surat Permohonan Penelitian untuk SMPN 4 Malang .............................. 204
XVI Surat Keterangan dari SMPN 4 Malang ................................................... 205
XVII Biodata Mahasiswa .................................................................................
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
NOTA DINAS PEMBIMBING ...................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN .............................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
MOTTO........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
TRANSLITERASI........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
DAFTAR ISI ................................................................................................... xv
ABSTRAK……………………………………………………………………..xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ............................... 10
F. Definisi Operasional .................................................................... 11
G. Sistematika Pembahasan .............................................................. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Cooperative Learning .................................................................. 14
1. Pengertian Cooperative Learning ........................................... 14
2. Tujuan Cooperative Learning ................................................ 19
3. Teori yang Melandasi Cooperative Learning ......................... 23
4. Peranan Guru dalam Cooperative Learning ........................... 26
5. Teknik-teknik Pembelajaran Cooperative Learning................ 29
6. Unsur-unsur Cooperative Learning ........................................ 37
7. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning ............... 45
8. Pembelajaran kooperatif dalam perspektif islam..................... 49
B. Mata Pelajaran Ekononi ............................................................... 51
1. Pengertian Ekonomi ............................................................... 51
2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi .......................... 54
3. Srandar Kompetensi Ekonomi ............................................... 55
C. Hasil Belajar ................................................................................ 57
D. Penelitian Terdahulu .................................................................... 66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................... 68
B. Kehadiran Peneliti ....................................................................... 70
C. Lokasi Penelitian ......................................................................... 72
D. Sumber Data................................................................................ 72
E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 73
F. Analisis Data ............................................................................... 75
G. Pengecekan Keabsahan Temuan .................................................. 77
H. Tahap-tahap Penelitian ................................................................ 78
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Objek Penelitian .................................................. 82
1. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Malang .................................. 82
2. Motto, Visi, Misi SMP Negeri 4 Malang ................................ 83
3. Tujuan dan Target SMP Negeri 4 Malang .............................. 85
4. Profil SMP Negeri 4 Malang .................................................. 89
5. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 Malang............................. 90
6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri
4 Malang ................................................................................ 91
7. Keadaan Peserta Didik SMP Negeri 4 Malang ....................... 94
8. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 4 Malang ......................... 94
B. Paparan Data Sebelum Melakukan Tindakan .............................. 95
C. Siklus Penelitian .......................................................................... 102
1. Siklus I .................................................................................. 102
a. Rencana Tindakan Siklus I ............................................... 102
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................................... 103
c. Pengamatan Siklus I ......................................................... 107
d. Analisis dan Refleksi Siklus I ........................................... 108
2. Siklus II ................................................................................. 109
a. Rencana Tindakan Siklus II .............................................. 110
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................ 111
c. Pengamatan Siklus II........................................................ 117
d. Analisis Siklus II ............................................................. 118
BAB V PEMBAHASAN
A. Perencanaan Penerapan Model Cooperative Learning dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas VII B .................................................................... 121
B. Pelaksanaan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi VII B............... 123
C. Hasil Penilaian Model Cooperative Learning dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi VII B .............................................................................. 126
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 128
B. Saran ............................................................................................. 129
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK
Nurdiana, Efi. 2010. Penerapan Model Cooperative Learning dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII di
SMP Negeri 4 Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang. Samsul Susilawati, M.Pd.
Pendidikan adalah sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara,
karena maju mundurnya suatu bangsa dan negara di tentukan oleh pendidikan.
Perwujudan masyarakat yang berkualitas diperlukan pendidikan yang berkualitas.
Dalam keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh keberhasilan kegiatan
belajar mengajar. Salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam
menguasai dan menerapkan metode pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses
belajar mengajar perlu diimbangi dengan pendekatan yang berbasis kerja sama,
Cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok
kecil, mempelajari materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif.
Tujuan utama dalam penerapan cooperative learning adalah agar peserta
didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara
saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka secara
berkelompok. Dengan cooperative learning ini diharapkan hasil belajar siswa
dapat meningkat. Terutama pada mata pelajaran ekonomi. Hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian sikap-sikap apresiasi dan
keterampialan. Untuk itu mata pelajaran ekonomi ini memiliki tujuan yaitu untuk
membekali peserta didik dengan sejumlah konsep ekonomi dalam mengetahui
masalah yang berkaitan dengan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama
yang terjadi dilingkungan rumah tangga (keluarga) dan masyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah
yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah. Pendekatan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat naturalistik.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan
saat ini, dengan mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai hasil penelitian
yang dilakukan.
Berdasarkan hasil catatan peneliti selama penerapan model cooperative
learning pada siklus II menjadi lebih baik dari siklus I. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pelaksanaan siklus II ini hasil belajar siswa telah mengalami
peningkatan, hal ini dapat dilihat dari persentase ketercapaian hasil belajar pada
siklus I hanya 12,8 % sedangkan pada siklus II mencapai 34,5%. Selain itu,
penerapan model cooperative learning ini juga dapat mempererat hubungan kerja
sama antar siswa.
Kata Kunci: Cooperative Learning,.Hasil Belajar, Ekonomi
ABSTRACT

Nurdiana, Efi. 2010. Implementation of Cooperative Learning Model in


Improving Student Learning Outcomes in Subjects Economy Class VII in SMP
Negeri 4 Malang. Thesis, Department of Social Sciences Education, Faculty of
MT, the State Islamic University (UIN) Malang Maulana Malik Ibrahim. Samsul
Susilawati, M.Pd.

Education is very important in the life of the nation and state, because the
decline in the nation and developed countries is determined by education.
Embodiment of a quality community needed a quality education. In the
educational success is strongly influenced by the success of teaching and learning
activities. One factor that strongly supports the success of teachers in
implementing the learning process is the ability of teachers to master and apply
the learning method. Therefore, in the teaching and learning needs to be balanced
with cooperation-based approach, cooperative learning is one model that
emphasizes the collaborative activities of students in small groups, learning the
subject matter and solve problems collectively.
The main objective in the implementation of cooperative learning is that
learners can learn in groups with their friends by way of opinion and respect each
other provide the opportunity for others to express their opinions by sending idea
in the group. With cooperative learning expected student learning outcomes can
be improved. Mainly on economic subjects. Learning outcome is a pattern of
behavior, values, understanding and appreciation skill attitude. For that economic
subjects which have the purpose is to equip learners with a number of economic
concepts to identify problems relating to economics in everyday life, especially
those that occur in the household (family) and society.
This research is a class action (Class Action Research). classroom action
research is one of problem-solving strategies that utilize real action and its ability
to detect and solve problems. The research approach used in this study is a
qualitative naturalistic approach. This study aimed to obtain information about the
current situation, by describing the information because based on the results of
research undertaken.
Based on the results of research notes for the implementation of
cooperative learning model on the second cycle of the cycle better than I. The
results showed that the implementation of this second cycle student learning
outcomes have improved, this can be seen from the percentage of success for
learning outcomes in the first cycle, while only 12.8% in cycle II reached 34.5%.
In addition, the implementation of cooperative learning model can also strengthen
the cooperative relationship among its students.
Key words : Cooperative Learning Outcomes of Economic
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara,

karena maju mundurnya suatu bangsa dan negara di tentukan oleh pendidikan.

Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan

berkesinambungan membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya

secara optimal, baik aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek

psikomotorik.2

Perwujudan masyarakat yang berkualitas diperlukan pendidikan yang

berkualitas. Dengan adanya kualitas pendidikan, diharapkan peserta didik

menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang

kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.

Dalam keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh keberhasilan

kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan

yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung

arti bahwa berhasil tidaknya pencapaiaan tujuan pendidikan banyak

bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa.

Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus

mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai

ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern. Sejalan dengan

2
Darwanto, Televisi sebagai Media Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007)
hlm.89
pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model

pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran

kooperatif atau cooperative learning.

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat

untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk

membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran

adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakuan

peserta didik.3

Salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran adalah kemampuan guru dalam menguasai

dan menerapkan model pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses belajar

mengajar perlu diimbangi dengan pendekatan yang berbasis kerja sama,

kebersamaan dan pembelajaran secara kooperatif agar peserta didik mampu

menghadapi masa depan yang lebih baik.

Pada model cooperative learning siswa diberi kesempatan untuk

berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai

tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan

fasilitator aktifitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif

dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung

jawab atas hasil pembelajarannya.

Secara sederhana kata “cooperative” berarti mengerjakan sesuatu

secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu

3
Isjoni, Cooperative Learning (Bandung: Alfabeta, 2009) hlm.11
tim. Jadi, cooperative leraning dapat diartikan belajar bersama-sama, saling

membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa

setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah

ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa cooperative

learning menyangkut teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja

terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya

terdiri dari 4-6 orang.4

Cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran yang

menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk

kelompok kecil, mempelajari materi pelajaran dan memecahkan masalah

secara kolektif. Model pembelajaran ini menganut prinsip saling

ketergantungan, tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka,

komunikasi antar anggota dan evaluasi proses secara kelompok.5

Tujuan utama dalam penerapan cooperative learning adalah agar

peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya

dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada

orang lain untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat

mereka secara berkelompok.6

Dalam pembelajaran cooperative learning, setiap siswa dituntut untuk

bekerja dalam kelompok melalui rancangan-rancangan tertentu yang sudah di

4
Ibid., hlm.6
5
Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang
Kelas (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hlm.31
6
Isjoni, op.cit., hlm.6
persiapkan oleh guru sehingga seluruh siswa harus bekerja aktif. Dengan

model ini, proses pembelajaran Ekonomi diharapakan mampu menghasilkan

prestasi akademik yang lebih baik dan menimbulkan kemampuan yang lebih

baik untuk menjalin hubungan sosial, meningkatkan rasa percaya diri dan

kemampuan mengembangkan rasa saling mempercayai diantara teman, serta

mengembangkan nilai-nilai agama.

Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu

bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Cooperative

learning merupakan srtategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan

tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama

dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative

learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam

kelompok belum menguasai bahan pelajaran. 7

Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas

dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman

belajar. Namun dalam hal pelaksanaanya yang dilaksanakan justru

menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik.

Untuk menciptakan siswa yang berkualitas dan mampu menghadapi

perkembangan zaman maka kebutuhan pembaharuan dalam metode

merupakan suatu keharusan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses

dan segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan

7
Ibid, hlm.11-12
berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta

didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran

di samping menunjukkan kegairahan belajaran yang tinggi, semangat belajar

yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. 8

Cooperative learning menyediakan banyak contoh yang perlu

dilakukan pada siswa. Pertama, siswa terlibat dalam tingkah laku

mendefinisikan, menyaring, dan memperkuat sikap-sikap, kemampuan, dan

tingkah laku-tingkah laku partisipasi sosial. Kedua, memperlakukan orang lain

dengan penuh pertimbangan kemanusiaan, dan memberikan semangat

penggunaan pemikiran rasional ketika mereka bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama. Ketiga, berpartisipasi dalam tindakan-tindakan kompromi,

negosiasi, kerja sama, dan penataan mayoritas ketika bekerja sama untuk

menyelesaikan tugas-tugas mereka, dan membantu meyakinkan bahwa setiap

anggota kelompoknya belajar. Ketika mereka berusaha mempelajari isi dan

kemampuan yang di harapkan, menangani berbagai problem dan membuat

pilihan-pilihan yang merefleksikan situasi-situasi pribadi dan sosial yang

mungkin mereka temukan dalam perkembangan dunia ini. 9

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas belajar dengan model

kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan

pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat

(sharing ideas). Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada

8
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:RaSAIL
Media Group, 2008), hlm:30
9
Isjoni, op.cit., hlm.6-7
latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh sebab itu, cooperative

learning sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan

saling tolong-menolong mengatasi tugas yang dihadapinya.

Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam

membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna

untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu

teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses

pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi

dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk

meningkatkan prestasi belajarnya. 10

Suatu metode bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang

diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat guna.

Maksudnya dengan memakai metode tertentu tetapi dapat menghasilkan

prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik haruslah

bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan

semata-mata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku

secara terpadu. Perubahan ini sudah barang tentu harus dapat dilihat dan

diamati, bersifat khusus dan opearsional, dalam arti mudah diukur. 11

Kondisi proses pembelajaran khususnya pada siswa kelas VII B SMP

Negeri 4 Malang masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan.

Proses pembelajaran ekonomi pada siswa kelas VII B kurang merangsang

10
Ibid., hlm.13
11
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:RaSAIL
Media Group, 2008), hlm:31
siswa untuk terlibat secara aktif sehingga siswa kurang mandiri, bahkan

cenderung pasif, main sendiri dan berbicara dengan temannya selama proses

pembelajaran.

Dengan adanya model cooperative learning diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMP.

Kehadiran model ini dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar Ekonomi

lebih menyenangkan karena model pembelajaran yang menekankan aktivitas

kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil, mempelajari

materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif. Model

pembelajaran ini menganut prinsip saling ketergantungan, tanggung jawab

perseoarangan, interaksi tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi

proses secara kelompok.

Sebagian besar model dan suasana pembelajaran disekolah-sekolah

yang diterapkan oleh guru tampaknya lebih banyak menghambat dari pada

memotivasi potensi siswa. Misalnya siswa hanya disiapkan sebagai seorang

anak yang mau mendengarkan, menerima seluruh informasi, dan mentaati

segala bentuk perlakuan gurunya saja tanpa adanya usaha untuk mengarahkan

para siswa aktif dan mandiri.

Melalui cooperative learning, guru menciptakan suasana yang

mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan saling

membutuhkan ini dapat menimbulkan adanya saling ketergantungan positif

yang menuntut adanya interaksi yang memungkinkan sesama siswa saling

memberikan motivasi untuk meraih hasil prestasi yang optimal.


Apabila model cooperative learning tersebut di terapkan di SMP tentu

akan memberi variasi model pembelajaran yang tidak bersifat monoton. Untuk

itu, peneliti mengambil judul “Penerapan Model Cooperative Learning dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII

di SMP Negeri 4 Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses perencanaan model cooperative learning dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII

di SMP Negeri 4 Malang?

2. Bagaimanakah proses pelaksanaan model cooperative learning dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII

di SMP Negeri 4 Malang?

3. Bagaimanakah proses dan hasil penilaian model cooperative learning

dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi

kelas VII di SMP Negeri 4 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas,

maka tujuan umum penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Mendeskripsikan proses perencanaan model cooperative learning dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII

di SMP Negeri 4 Malang.

2. Mendeskripsikan proses pelaksanaan model cooperative learning dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas VII

di SMP Negeri 4 Malang.

3. Mendeskripsikan proses dan hasil penilaian model cooperative learning

dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi

kelas VII di SMP Negeri 4 Malang.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan khasanah

ilmu pengetahuan tentang model pembelajaran kooperatif.

Secara praktis penelitian ini berguna bagi:

1. Guru mata pelajaran

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan acuan dalam

memilih, menggunakan model pembelajaran sehingga membuat siswa

mudah dan cepat memahami pelajaran Ekonomi.

2. Siswa

Sebagai inovasi baru untuk mengatasi kejenuhan dalam proses belajar

mengajar dan dapat membantu siswa yang bermasalah atau mengalami

kesulitan belajar. Dengan adanya tindakan yang baru dari guru akan

memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar,


mengembangkan daya nalar serta mampu untuk berfikir yang lebih kreatif,

sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

3. Lembaga pendidikan

Sebagai kontribusi pemikiran dan konsep tentang upaya peningkatan

kualitas hasil belajar siswa. Serta memberikan masukan dan pertimbangan

serta pijakan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam proses

belajar mengajar.

4. Peneliti

Sebagai latihan dalam mengkaji model yang digunakan dalam

pembelajaran dan hasil penelitiannya juga dapat di jadikan acuan sebagai

upaya peningkatan pengetahuan.

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Pembahasan penelitian ini tidak terlepas dari ruang lingkup

pembahasan. Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran

dalam pembahasan. Sehingga dapat mengarah kepada pokok bahasan yang

ingin dicapai.

Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi siswa, yang di maksud

siswa disini adalah khusus siswa kelas VII B di SMP Negeri 4 Malang.

Karena dalam kelas VII B siswanya sangat heterogen dan semangat serta

antusias belajar mata pelajaran Ekonomi siswa masih kurang.

Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah

model cooperative learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada


mata pelajaran Ekonomi kelas VII B di SMP Negeri 4 Malang. Untuk itu,

dalam penelitian tindakan kelas ini hanya akan meneliti atau menerapkan

model pembelajaran secara kooperatif.

F. Definisi Operasional

1. Cooperative learning adalah berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran ini

berhubungan dengan tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati

sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan

berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang di hadapkan pada mereka.

2. Hasil belajar adalah adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian sikap-sikap apresiasi dan keterampialan. Hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Yang harus di

ingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan

hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil

pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana

tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan

komprehensif.12

12
Agus suprijono, op. cit., hlm.5-7
3. Istilah ekonomi berasal dari bahasa latin oikonomia yang terdiri kata oikos

dan nomos artinya mengatur rumah tangga. Apabila kita menyusun suatu

batasan maka dapat didefinisikan ilmu ekonomi dengan rumusan berikut:

a. Ilmu Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari bagaimana cara

manusia berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan dengan sebaik-

baiknya dalam upaya mencapai kemakmuran.

b. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari persoalan pemilihan

kemungkinan penggunaan sumberdaya yang terbatas agar dapat

memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas. 13

G. Sistematika Pembahasan

Bab I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan ini akan memaparkan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang

lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional dan sistematika

pembahasan.

Bab II Kajian Pustaka

Dalam bab ini menguraikan tentang kajian pustaka yang berisi tentang

teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yaitu tinjauan

mengenai cooperative learning. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan

penjelasan secara teoritik terhadap permasalahan yang disajikan.

13
Maksum Habibi, dkk, Ekonomi SMP Kelas 1, (Jakarta: PT.Piranti Darma Kalokatama),
hlm. 18
Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini penulis memaparkan tentang bagaimana penelitian

dilakukan yang meliputi, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti,

lokasi penelitian, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan data, analisis

data, dan pengecekan keabsahan temuan dan tahap penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian

Bab ini memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dari

gambaran obyek penelitian mengenai latar belakang SMP Negeri 4 Malang

yang meliputi sejarah SMP Negeri 4 Malang, visi misi dan tujuan

sekolah,struktur organisasi, data guru dan siswa, sarana dan prasarana serta

memaparkan data hasil penelitian yang berisi tentang deskripsi siswa kelas

VII B, observasi awal, perencanaan tindakan, pre tes, siklus penelitian

Bab V Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini di paparkan pembahasan terhadap temuan-temuan

penelitian yang diperoleh dari penerapan model cooperative learning dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VII di

SMP Negeri 4 Malang.

Bab VI Penutup

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan terhadap pembahasan data

yang telah di analisis dan saran sebagai bahan pertimbangan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Cooperative Learning

1. Pengertian Cooperative Learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Dari uraian tersebut

dapat di kemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-5 orang secara kolaboratif sehingga

dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. 14

Pembelajaran kolaboratif didefinisikan sebagai falsafah mengenai

tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik

bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan

informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada

mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi

tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan

sebelumnya. Bentuk-bentuk assesment oleh sesama peserta didik

digunakan untuk melihat hasil prosesnya. 15 Istilah cooperative learning

dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran

14
Isjoni, op.cit., hlm. 15
15
Agus Suprijono, op.cit., hlm. 54
koopeartif. Beberapa ahli mencoba mengungkapkan pengertian istilah

cooperative learning, diantaranya sebagai berikut:16

a. Johnson & Johnson (1994) cooperative learning adalah

mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil

agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang

mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok

tersebut.

b. Nasution (1989) mengemukakan belajar kelompok itu efektif bila

setiap individu merasa bertanggung jawab terhadap kelompok, anak

turut berpartisipasi dan bekerja sama dengan individu lain secara

efektif, menimbulkan perubahan yang konstruktif pada kelakuan

seseorang dan setiap anggota aman dan puas di dalam kelas.

c. Slavin (1995) menyebutkan cooperative learning merupakan model

pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru

mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-

kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya.

Dalam melakukan proses belajar-mengajar guru tidak lagi

mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut

untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar

mengajar sesama mereka.

Pembelajaran kooperatif mengupayakan seorang peserta didik

mampu mengajarkan kepada peserta lain. Mengajar teman sebaya

16
Isjoni, op.cit., hlm. 17
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu

dengan baik pada waktu yang bersamaan, ia menjadi nara sumber bagi

teman yang lain. Pengorganisasian pembelajaran dicirikan dengan siswa

yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk

bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus

mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Mereka akan

berbagi penghargaan bila mereka berhasil sebagai kelompok.

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih di pimpin

oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif

dianggap lebih di arahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi

yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah

yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada

akhir tugas.17

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat

ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar pada

siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru

dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang

lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model

pembelajaran ini dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran dan

17
Agus Suprijono, op.cit., hlm. 54
berbagai usia. Selain itu juga ada istilah untuk menggambarkan tentang

cooperative learning:

Watchword of the American Revolution dalam Johnson & Johnson


(1994) mengemukakan istilah “Together we stand, divided we fall ”
atau “bersama kita bisa, berpisah kita jatuh”, untuk
menggambarkan tentang cooperative learning. Dengan
mempraktekkan cooperative learning di ruang-ruang kelas, suatu
hal kelak kita akan menuai buah persahabatan dan perdamaian,
karena cooperative learning memandang siswa sebagai makhluk
sosial (homo homini socius), bukan homo homini lupus (manusia
adalah srigala bagi sesamanya). Dengan kata lain, cooperative
learning adalah cara belajar mengajar berbasiskan peace education
(metode belajar mengajar masa depan) yang pasti mendapat
perhatian.18

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang

biasanya dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran kooperatif

menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil dimana siswa belajar

dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang optimal. Pembelajaran

kooperatif meletakkan tanggung jawab individu sekaligus kelompok,

sehingga diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling

ketergantungan secara positif. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk

belajar, bekerja dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam cooperative learning tidak hanya mempelajari materi saja,

tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-

keterampilan khusus yang di sebut keterampilan kooperatif. Keterampilan

koopeartif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dapat

dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama kegiatan.

18
Isjoni, op.cit., hlm. 18-19
Cooperative learning ini bukan bermaksud untuk menggantikan

pendekatan kompetitif (persaingan). Nuansa kompetitif dalam kelas akan

sangat baik bila diterapkan secara sehat. Pendekatan kooperatif ini adalah

sebagai alternatif pilihan dalam mengisi kelemahan kompetisi, yakni

hanya sebagian siswa saja yang akan bertambah pintar, sementara yang

lainnya semakin tenggelam dalam ketidaktahuannya.tidak sedikit siswa

yang kurang pengetahuannya merasa malu bila kekurangannya di-expose.

Sikap mental seperti inilah yang dirasa perlu untuk mengalami

improvement (perbaikan).19

Kelompok bukanlah semata-mata sekumpulan orang. Kumpulan

disebut kelompok apabila ada interaksi, mempunyai tujuan, berstruktur,

groupness. Struktur kelompok menunjukan bahwa dalam kelompok ada

peran. Peran dari tiap-tiap anggota kelompok, berkaitan dengan posisi

individu dalam kelompok. Peran masing-masing anggota kelompok akan

bergantung pada posisi maupun kemampuan individu masing-masing.

Setiap anggota kelompok berinteraksi berdasarkan peran-perannya

sebagaimana norma yang mengatur perilaku anggota kelompok.

Groupness menunjukkan bahwa kelompok merupakan suatu kesatuan.

Kelompok bukanlah semata-mata kumpulan orang yang saling berdekatan.

Kelompok adalah kesatuan yang bulat di antara anggotanya. 20

19
Ibid., hlm. 18
20
Agus suprijono, op.cit. ,hlm.57
Jadi disini kelompok bukanlah semata-mata hanya untuk

berkumpul saja akan tetapi yang dilihat adalah efek pencapaian dari

pembelajaran kooperatif itu sendiri.

2. Tujuan Cooperative Learning

Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar

cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara

berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai

pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka

secara berkelompok.21

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative

learning sebagaimana di kemukakan Slavin (1995), yaitu: 22

a. Penghargaan kelompok

Cooperative learning menggunakan tujuan-tujuan kelompok

untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok

diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan.

Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai

anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang

saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.

b. Pertanggungjawaban individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu

dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut

21
Isjoni, op. cit., hlm.21
22
Ibid., hlm 21-22
menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling

membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu

juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-

tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.

c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Cooperative learning menggunakan metode skoring yang

mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang

diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode

skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau

tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan

melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk

mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan penuh dalam

suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai

objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman

sebayanya.

Cooperative learning menyediakan banyak contoh yang perlu

dilakukan para siswa antara lain:23

a. Siswa terlibat di dalam tingkah laku mendefinisikan, menyaring, dan

memperkuat sikap-sikap, kemampuan, dan tingkah laku partisipasi

sosial

23
Ibid., hlm 25
b. Respek pada orang lain, memperlakukan orang lain dengan penuh

pertimbangan kemanusiaan, dan memberikan semangat penggunaan

pemikiran rasional ketika mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan

bersama

c. Berpartisipasi dalam tindakan-tindakan kompromi, negosiasi, kerja

sama dan pentaatan aturan mayoritas ketika bekerja sama untuk

menyelesaikan tugas-tugas mereka, dan membantu meyakinkan bahwa

setiap anggota kelompoknya belajar.

Ketika mereka berusaha mempelajari isi dan kemampuan yang

diharapkan, mereka juga menemukan diri bagaimana memecahkan konflik,

menangani berbagai problem, dan membuat pilihan-pilihan yang

merefleksikan situasi-situasi pribadi dan sosial yang mungkin mereka

temukan dalam situasi dunia ini.

Mengacu pada pendapat tersebut maka dengan cooperative

learning, para siswa dapat membuat kemajuan besar ke arah

pengembangan sikap, nilai, dan tingkah laku yang memungkinkan mereka

dapat berparisipasi dalam komunitas mereka dengan cara-cara yang sesuai

dengan tujuan, karena tujuan utama cooperative learning, adalah untuk

memperoleh pengetahuan dari sesama temannya. Jadi, tidak lagi

pengetahuan itu diperoleh dari gurunya, dengan belajar kelompok seorang

teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk


mengemukakan pendapatnya dengan cara menghargai pendapat orang lain,

saling mengoreksi kesalahan, dan saling membetulkan satu sama lainnya. 24

Pada dasarnya model cooperative learning di kembangkan untuk

mencapai hasil belajar akademik.25 Model ini unggul dalam membantu

siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah

menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat

meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif bertujuan

untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

Pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa

kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi

tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari

teman sebaya, yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama. Dalam

proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkatkan kemampuan

akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan

pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di

dalam materi tertentu.

3. Teori yang Melandasi Cooperative Learning

Terdapat berbagai teori dalam kita mempelajari cooperative

learning. Tiga diantaranya sebagaimana disebutkan berikut:26

a. Teori Ausubel
24
Ibid., hlm.26
25
Ibid.,hlm.27
26
Ibid., hlm.35
David Ausubel adalah seoarang ahli psikologi pendidikan.

Menurut Ausubel (1996) bahan pelajaran yang dipelajari haruslah

“bermakna” (meaning full). Pembelajaran bermakna merupakan

merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep

relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur

kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasai-generalisasi

yang telah dipelajari dan diingat siswa.

Suparno (1997) mengatakan pembelajaran bermakna adalah

suatu proses pembelajaran dimana informasi baru dihubungkan dengan

struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang dalam

proses pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi bila pelajar

mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur

pengetahuan mereka. Artinya, bahan pelajaran itu harus cocok dengan

kemampuan pelajar dan harus relevan dengan struktur kognitif yang

dimiliki pelajar. Oleh karena itu, pelajaran harus dikaitkan dengan

konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan

demikian, faktor intelektual emosional siswa terlibat dalam kegiatan

pembelajaran.

b. Teori Piaget

Menurut Piaget (1996), setiap individu mengalami tingkat-

tingkat perkembangan intelektual. Bila merujuk pada teori Piaget, maka

pelajar yang berada pada jenjang SMP (usia berkisar antara 12-14/15

tahun), termasuk dalam kategori tingkat operasional formal. Pada


periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi yang lebih

kompleks. Kemajuan utama pada anak selama periode ini ialah ia tidak

perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa-peristiwa

konkret. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak, karena itu

cooperative learning dapat di laksanakan pada jenjang SMP.

Menurut Surya (2003), perkembangan kognitif pada perangkat

ini merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa yang menuju

kearah proses berpikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat

berpikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah. Proses

pembelajaran akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan peringkat

perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya banyak diberi

kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang

ditunjang dengan interaksi dengan teman sebaya, dan dibantu

pertanyaan tilikan dan guru. Guru hendaknya banyak memberikan

rangsangan kepada pelajar agar mau berinteraksi dengan lingkungan

dan secara aktif mencari dan menemukan berbagai hal dan lingkungan.

c. Teori Vygotsky

Vygotsky (1997) mengemukakan pembelajaran merupakan

suatu perkembangan pengertian. Ia membedakan adanya dua pengertian

yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian

yang didapatkan dan pengalaman anak sehari-hari. Pengertian ilmiah

adalah pengertian yang didapat dari ruangan kelas, atau yang diperoleh

dan pelajaran di sekolah.


Ide penting lain yang diturunkan Vygotsky adalah scaffolding,

yaitu memberikan sejmlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal

pembelajaran, kemudian menguranginya dan memberi kesempatan

kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab saat mereka

mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan, dorongan,

menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan, memberi

contoh, ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh

mandiri. 27 Dan untuk selanjutnya siswa dapat melanjutkannya sendiri

bersama kelompok yang sudah dibentuk dan bertanggung jawab atas

tugasnya masing-masing.

4. Peranan Guru Dalam Cooperative Learning

Dalam pembelajaran cooperative learning guru harus mampu

menciptakan kelas sebagai laboratorium demokrasi, supaya peserta didik

terlatih dan terbiasa berbeda pendapat. Kebiasaan ini penting di kondisikan

sejak di bangku sekolah, agar peserta didik terbiasa berbeda pendapat,

jujur, sportif dalam mengakui kekuranganya sendiri dan siap menerima

pendapat orang lain yang lebih baik, serta mampu mencari pemecahan

masalah. Hal yang perlu dihindari ialah bila perbedaan pendapat itu

menjurus pada konflik yang bersifat intrapersonal yang dapat merugikan

kesehatan mental siswa.

Dalam pengembangan pengalaman belajar, guru tidak berperan

sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi

27
Ibid., hlm.40
pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana

memfasilitasi agar siswa belajar.28

Sebagai fasilitator seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagai

berikut:29

a. Mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan

b. Membantu dan mendorong siswa untuk mengungkapkan dan

menjelaskan keinginan dan pembicaraanya baik secara individual

maupun kelompok

c. Membantu kegiatan-kegiatan dan menyediakan sumber atau peralatan

serta membantu kelancaran belajar mereka

d. Membina siswa agar setiap orang merupakan sumber yang bermanfaat

bagi yang lainnya

e. Menjelaskan tujuan kegiatan pada kelompok dan mengatur penyebaran

dalam bertukar pendapat.

Sebagai mediator, guru berperan sebagai penghubung dalam

menjembatani mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas

melalui cooperative learning dengan permasalahan yang nyata ditemukan

dilapangan. Di samping itu, guru juga berperan dalam menyediakan sarana

pembelajaran, agar suasana pembelajaran tidak monoton dan

28
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta:kencana
prenada media group, 2009), hlm.184
29
Isjoni, op.,cit, hlm.62
membosankan. Dengan kreativitasnya, guru dapat mengatasi keterbatasan

sarana sehingga tidak menghambat suasana pembelajaran di kelas. 30

Sebagai director-motivator, guru berperan dalam membimbing

serta mengarahkan jalannya diskusi, membantu kelancaran diskusi tapi

tidak memberikan jawaban. Disamping itu, sebagai motivator guru

berperan seabagi pemberi semangat pada siswa untuk aktif berpartisipasi. 31

Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong

(driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat

dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif,

dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotor.32

Sebagai evaluator, guru berperan dalam menilai kegiatan belajar

mengajar yang sedang berlangsung. Penilaian ini tidak hanya pada hasil,

tapi lebih ditekankan pada proses pembelajaran. Penilaian dilakukan baik

secara perorangan maupun secara kelompok. Alat yang digunakan dalam

evaluasi selain berbentuk tes sebagai alat pengumpul data juga berbentuk

catatan observasi guru untuk melihat kegiatan siswa di kelas. 33

Guru mempunyai peranan penting terutama pada saat proses belajar

mengajar berlangsung seperti halnya penentuan topik, permasalahan apa

saja yang akan didiskusiakan, memberikan saran-saran dan juga kalau

30
Ibid., hlm 63
31
Ibid.,
32
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2009), hlm.26
33
Isjoni, op.cit., hlm.64
sudah selesai guru haruslah memberikan pujian terutama bagi mereka yang

telah menyelesaikan tugasnya paling cepat, tepat dan benar. 34 Untuk itu

peran-peran seperti diatas sangat penting dalam rangka memberikan

semangat dan dorongan belajar kepada siswa dalam rangka

mengembangkan keberanian siswa, baik dalam mengembangkan keahlian

dalam bekerjasama, berkomunikasi saat bertanya, ataupun mengemukakan

pendapat atau menyampaikan permasalahan.

34
Ibid., hlm.68
5. Teknik-teknik pembelajaran cooperative learning

Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan

pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran.

Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dialkukan sesuai dengan

kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki

tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda.35

Sebagai seorang professional, guru harus mempunyai pengetahuan

dan persediaan strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang

diketahuinya harus bisa diterapkan dalam kenyataan sehari-hari diruang

kelas. Guru yang ingin maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan

strategi dan teknik-teknik pembelajaran yang pasti akan selalu bermanfaat

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-hari. 36

Adapun model pembelajaran cooperative learning adalah sebagai

berikut:

a. Mencari pasangan (make a match)

Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match)

dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulan teknik ini

adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep

atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa

digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia

anak didik.37

35
Ibid., hlm.49
36
Anita Lie, op.cit., hlm.54-55
37
Ibid., hlm.55
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model

pembelajaran ini adalah: 38

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu

soal dan bagian lainnya kartu jawaban

2) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu

3) Setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang

dipegang

4) Setap psesrta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

cocok dengan kartunya (soal jawaban)

5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokan kartunya sebelum

batas waktu diberi poin

6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap peserta didik

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya

7) Kesimpulan

b. Berpikir-berpasangan-berempat (think pair and share)

Teknik ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan

sebagai struktur kegiatan pembelajaran Cooperative Learning. Teknik

ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama

dengan orang lain, keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi

partisipasi siswa. 39

38
Nanang Hanafiah, op.cit., hlm.46
39
Anita Lie, op.cit., hlm.57
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengajar ini

sebagai berikut:40

1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi atau

permasalahan yang disampaikan guru.

3) Pesrta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya

(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-

masing.

4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, setiap kelompok

mengemukakan hasil diskusinya.

5) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada

pokok permasalahan dan menambah materi yang belum

diungkapkan para siswa.

6) Guru member kesimpulan.

c. Kepala bernomor (numbered head together)

Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan. Teknik ini

memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-

ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu,

teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatan semangat kerja

mereka. 41

40
Nanang Hanafiah, op. cit., hlm.46-47
41
Anita Lie, op. cit., hlm.59
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam model

pembelajaran ini sebagai berikut:42

1) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam

setiap kelompok mendapat nomor.

2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakan.

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui

jawabannya.

4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang di

panggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor

yang lain.

6) Kesimpulan.

d. Dua tinggal dua tamu (two stay two stray)

Struktur dua tinggal dua tamu member kesempatan kepada

kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok.

Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa

yang lain. 43

Langkah-langkah dalam model pembelajaran ini adalah:44

1) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.

42
Nanang Hanafiah, op. cit., hlm.42
43
Anita lie, op. cit., hlm.61
44
Ibid., hlm.62
2) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan

meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua

kelompok yang lain.

3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan

hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

4) Tamu mohon diri dan kembali kekelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

5) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

e. Model tim ahli (jigsaw)

Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al

sebagai metode cooperative learning.

Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,


mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru
memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa
dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan
pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja
dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi. 45

Langkah-langkah dalam model pembelajaran ini adalah: 46

1) Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi

empat bagian.

2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan

pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan

pelajaran untuk hari ini. Pengajar bisa menuliskan topik di papan

45
Ibid., hlm.69
46
Ibid., hlm.69-70
tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik

tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk

mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan

pelajaran yang baru.

3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat.

4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama,

sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua.

Demikian seterusnya

5) Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka

masing-masing.

6) Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang

dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa

saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

7) Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan

bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.

Siswa membaca bagian tersebut.

8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam

bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan

atau dengan seluruh kelas.

Dengan menerapkan teknik-teknik seperti diatas di harapkan dapat

membantu siswa agar lebih aktif di dalam kelas. Oleh karena itu,

pengembangan belajar menuntut guru untuk kreatif inovatif sehingga


mampu menyesuaiakan kegiatan menagjarnya dengan gaya dan

karakteristik belajar siswa.

6. Unsur-unsur Cooperative Learning

Unsur-unsur pembelajaran pembelajaran kooperatif adalah saling

ketergantungan positif. Untuk ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari

bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua

anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan

tersebut.47

Beberapa cara membanggun saling ketergantungan positif:

a. Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam

kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok

mencapai tujuan. Peserta didik harus bekerja sama untuk dapat

mencapai tujuan. Tanpa kebersamaan, tujuan mereka tidak akan

tercapai.

b. Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan

penghargaan yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai

tujuan.

c. Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam

kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas

kelompok. Artinya, mereka belum dapat menyelesaikan tugas, sebelum

mereka menyatukan perolehan tugas mereka menjadi satu.

47
Agus Suprijono,op. cit., hlm.58
d. Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling

mendukung dan saling terikat dengan peserta didik lain dalam

kelompok.48

Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab

individual. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran

terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah

membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat.

Tanggungjawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua

anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah

mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat

menyelesaikan tugas yang sama.

Beberapa cara menumbuhkan tanggung jawab perseorangan

adalah:49

a. Kelompok belajar jangan terlalu besar

b. Melakukan assesmen terhadap setiap siswa

c. Memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk

mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun kepada

seluruh peserta didik di depan kelas

d. Mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu dalam

membantu kelompok

e. Menguasai seorang peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa

dikelompoknya

48
Ibid. hlm.59
49
Ibid..,hlm.60
f. Menugasi peserta didik mengajar temannya

Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif.

Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan

positif.

Ciri-ciri interaksi promotif adalah:50

a. Saling membantu secara efektif dan efisien

b. Saling member informasi dan sarana yang diperlukan

c. Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien

d. Saling mengingatkan

e. Saling membantu dan merumuskan dan mengembangkan argumentasi

serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang

dihadapi

f. Saling percaya

g. Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama

Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial.

Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan

peserta didik harus:51

a. Saling mengenal dan mempercayai

b. Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius

c. Saling menerima dan saling mendukung

d. Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif

50
Ibid.., hlm.60
51
Ibid.., hlm.61
Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan

kelompok. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan

kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok

dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa diantara anggota kelompok

yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan

pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam

memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai

tujuan kelompok. 52

Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model kooperatif:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin berbeda-beda

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individu

Manfaat pembelajaran Cooperative Learning bagi siswa:

a. Meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dan bersosialisasi

b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan

perilaku selama bekerjasama

c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri

52
Ibid..,
d. Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang

positif, sehingga pembelajaran kooperatif siswa akan tahu

kedudukannya dan belajar untuk saling menghargai satu sama lain

e. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik,

sehingga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif:53

a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap

kelompok mendapat nomor urut.

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerja sama mereka

e. Tanggapan dari kelompok yang lain

f. Teknik kepala bernomor ini juga dapat di lanjutkan untuk mengubah

komposisi kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa-siswa

lain yang bernomor sama dari kelompok lain.

Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan partisipasi

dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat

meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong-

menolong dalam beberapa perilaku sosial.

53
Ahmad Dharojat, Pembelajaran Kooperatif, (http:www.yahoo.com, diakses 29
November 2009).
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam

kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan

memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran

kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu

pembelajaran yang bercirikan: (1) “memudahkan siswa belajar” sesuatu

yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan

bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan

keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. 54

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman,

dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu

model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interdependensi

peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-

nya. Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Sruktur

tujuan dan reward mengacu pada derajat kerja sama atau kompetisi yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun reward.55

Dalam model ini, tujuan utamanya adalah agar peserta didik dapat

belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling

menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain

54
Agus Suprijono, op. cit.,Hlm. 58.
55
Ibid.., hlm.61
untuk mengemukakan gagasanya dengan menyampaikan pendapat mereka

secara berkelompok.

Dalam pelaksanaan model cooperative learning ini dibutuhkan

kemauan dan kemampuan serta kreatifitas guru dalam mengelola

lingkungan kelas. Sehingga dengan menggunakan model ini guru

bukannya bertambah pasif, tapi harus menjadi lebih aktif terutama saat

menyusun rencana pembelajaran secara matang, pengaturan kelas saat

pelaksanaan, dan membuat tugas untuk dikerjakan siswa bersama dengan

kelompoknya.

Metode pembelajaran alternatif memiliki berbagai macam

perbedaan, tetapi dapat dikategorisasikan menurut enam karakteristik

prinsipil seperti dibawah ini: 56

a. Tujuan kelompok

b. Tanggung jawab individual

c. Kesempatan sukses yang sama

d. Kompetisi tim

e. Spesialisasi tugas

f. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok

Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model

pembelajaran gotong royong harus diterapkan:57

a. Saling ketergantungan positif

56
Robert E. Salvin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa
Media, 2005), Hlm. 26-28.
57
Anita Lie, op. cit., hlm. 31-35.
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap

anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar

perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota

kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa

mencapai tujuan mereka.

b. Tanggung jawab perseorangan

Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari materi

dan bertanggung jawab terhadap hasil belajar kelompok.

c. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan

berdiskusi.

d. Komunikasi antaranggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi.

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerjakelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Untuk tercapainya siswa sebagaimana yang di gambarkan di atas

diperlukan adanya iklim yang sehat melalui jenjang sekolah sehingga

memungkinkan siswa sebagai generasi muda berkembang secara wajar dan

bertaggung jawab. Karena itu, perlu ada usaha-uasaha mengembangkan

pemikiran siswa untuk dapat menganalisis hal-hal yang terjadi dalam


masyarakat, dengan cooperative learning ini dapat membantu siswa untuk

belajar secara aktif dan mampu mengembangkan kemampuannya secara

maksimal.

7. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning

a. Keunggulan Cooperative Learning

Jarolimek dan Parker (1993) mengatakan keunggulan yang

diperoleh dalam pembelajaran ini adalah:58

1) Saling ketergantungan positif

2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu

3) Siswa dilibatkan perencanaan dan pengelolaan kelas

4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan

5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa

dengan guru

6) Memiliki banyak kesempatan untuk meng-ekspresikan pengalaman

emosi yang menyenangkan

Keunggulan cooperative learning sebagai suatu strategi

pembelajaran adalah sebagai berikut:59

1) Melalui cooperative learning siswa tidak terlalu menggantungkan

pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan

berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan

belajar dari siswa yang lain.

58
Isjoni, op. cit., hlm.24
59
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm:249-250
2) Cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan

mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal

dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

3) Cooperative learning dapat membantu anak untuk respek pada

orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta

menerima segala perbedaan.

4) Interaksi selama pembelajaran kooperatif berlangsung dapat

meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir,

hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

5) Cooperative learning dapat membantu memberdayakan setiap

siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar

6) Cooperative learning merupakan suatu strategi yang cukup ampuh

untuk meningkatkan prestasi akademik skaligus kemampuan sosial,

termasuk mengembangkan hubungan interpersonal yang positif

dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage

waktu.

7) Melalui cooperative learning dapat mengembangkan kemampuan

siswa untuk menguji ide dan menerima umpan balik. Siswa dapat

berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan,

karena keputusan yang di buat adalah tanggung jawab

kelompoknya.
8) Cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan siswa

menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi

nyata.

b. Kelemahan Cooperative Learning

Kelemahan model pembelajaran cooperative learning

bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor

dari luar (ekstern). Faktor dari dalam, yaitu:60

1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping

itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu

2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan

dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai

3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan

topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak

yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

4) Saat diskusi kelas, terkadang di dominasi seseorang, hal ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif

Cooperative learning juga memiliki keterbatasan atau

kelemahan, diantaranya adalah sebagai berikut:61

1) Ciri utama dari cooperative learning adalah bahwa siswa saling

membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang

efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru,

60
Isjoni, op. cit., hlm:25
61
Wina Sanjaya, op. cit., hlm:250-251
bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari

dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.

2) Untuk memahami dan mengerti filosofis cooperative learning

memang butuh waktu, sangat tidak rasional kalau kita

mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan

memahami filsafat cooperative learning. Siswa yang dianggap

memimliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat

oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya,

keadaan semacam ini dapat menganggu iklim kerja sama dalam

kelompok.

3) Penilaian yang diberikan cooperative learning didasarkan kepada

hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari,

bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah

prestasi setiap individu siswa.

4) Keberhasilan cooperative learning dalam upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup

panjang, hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu

kali atau sesekali penerapan model cooperative learning.

5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang

sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam

kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara

individual. Oleh karena itu, idealnya melalui cooperative learning

selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar


bagaimana membangun kepercayaan diri, dan untuk mencapai

kedua hal itu dalam cooperative learning memang bukan pekerjaan

yang mudah.

8. Pembelajaran Kooperatif dalam Perspektif Islam

Kewajiban pokok pelajar adalah belajar. Belajar merupakan usaha

sadar yang dilakukan individu atau manusia untuk memperoleh perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan dalam interaksinya dengan

lingkungan. Manfaat yang diperoleh dari belajar adalah kita jadi tahu apa

yang belum kita ketahui. Dalam Al-Qur‟an dijelaskan bahwa seseorang

yang mempunyai ilmu maka akan ditinggikan derajatnya dan terhindar dari

keterpurukan. Seperti dalam surat Al-Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:

             

             

    

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-
Mujadillah:11)62

Dalam menuntut ilmu manusia mempunyai tanggung jawab untuk

mengamalkannya, karena ilmu adalah karunia yang diberikan Allah kepada

62
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Al-
Hidayah,2000), hlm:544
manusia. Apabila kita tidak mengamalkan atau mengajarkan ilmu yang kita

miliki maka sama artinya kita tidak mensyukuri karunia yang diberikan

Allah kepada kita. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat An-

Nisaa‟ ayat 37 yang berbunyi:

           

    

Artinya: (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat
kikir, dan Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-
Nya kepada mereka. dan Kami telah menyediakan untuk orang-
orang kafir siksa yang menghinakan. (Q.S. An- Nisaa‟:37) 63

Dari ayat diatas, dijelaskan bahwa orang yang tidak mengamalkan

ilmu sama halnya orang kikir karena telah menyembunyikan karunia Allah

berupa ilmu. Dan orang tersebut akan diminta pertanggungjawabannya di

akhirat kelak.

Pembelajaran koopeartif merupakan strategi pembelajaran yang

melatih siswa untuk saling bekerja sama dalam memecahkan suatu

masalah, meningkatkan sikap tenggang rasa dan saling percaya antar

sesama teman. Pernyataan ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ali

‟Imran ayat 159, yaitu:

               

               

  

63
Ibid, hlm:85
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.(Q.S. Ali
„Imran:159) 64

Selain surat di atas, perintah Allah untuk bermusyawarah dalam

menyelesaikan suatu urusan atau masalah dan saling tolong menolonglah

dalam hal kebaikan, seperti dalam firman Allah surat Al-Ma‟idah ayat 2:

               …

  

Artinya: ….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan


dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al-Ma‟idah:2) 65

B. Mata Pelajaran Ekonomi

1. Pengertian Ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani oikonomia, yaitu dari

kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti

mengatur. Jadi, oikonomia adalah mengatur rumah tangga. Seiring dengan

perkembangan ilmu dan tehnologi, maka pengertian ilmu ekonomi juga

berkembang bukan saja mengatur rumah tangga dalam arti sempit, tetapi

64
Ibid, hlm:72
65
Ibid, hlm: 107
rumah tangga dalam arti luas, seperti rumah tangga perusahaan,

masyarakat, Negara, bahkan dunia.dibawah ini terdapat beberapa definisi

tentang ilmu ekonomi.

a. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha ma nusia

untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana menentukan

pilihan dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas.

c. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia

untuk mencapai kemakmuran.

d. Ilmu ekonomi merupakan studi tentang uang,suku bunga, modal, dan

kekayaan.

e. Paul A. Smuelson: ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu

dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang,

denga menggunakan sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan

berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk

kebutuhan konsumsi sekarang atau masa yang akan datang kepada

individu atau masyarakat.66

Kedudukan ilmu ekonomi dalam ilmu sosial sangat penting karena

manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan hubungan dan kerjasama

dengan sesama manusia lainnya, itu saja tidak cukup karena manusia

masih memerlukan hubungan dengan yang lainnya, yaitu dengan alam

sekitarnya. Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku


66
Muh. Nurdin, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTS kelas VII (Surabaya: CV Karya
Utama, 2008), hal. 71-72
kehidupan manusia dan masyarakat yang menyangkut hubungan antara

kebutuhan manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan yang terbatas.

Keterbatasan tersebut disebabkan oleh keterbatasan sumber daya alam dan

sumber daya manusia.

Fungsi mata pelajaran ekonomi adalah mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk berekonomi, dengan cara mengenal

berbagai kenyataan dari peristiwa ekonomi, memahami konsep dari teori

ekonomi serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi

pada diri pribadi dan lingkungan masyarakat. 67

Mata pelajaran ekonomi ini memiliki tujuan yaitu untuk membekali

peserta didik dengan sejumlah konsep ekonomi dalam mengetahui

masalah yang berkaitan dengan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari,

terutama yang terjadi dilingkungan rumah tangga (keluarga) dan

masyarakat.

Ilmu ekonomi dipelajari dengan berbagai alasan, yaitu untuk

memahami segala masalah yang dihadapi masyarakat dalam rumah tangga

untuk membantu pemerintah menu njang pertumbuhan dan memperbaiki

kualitas hidup, serta menghindari timbulnya depresi dan inflasi dan untuk

menganalisis pola perilaku mayarakat.

67
Paul Samulseon, dkk, Makro Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 4
2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi

a. Fungsi mata pelajaran ekonomi

Fungsi mata pelajaran ekonomi adalah mengembangkan kemampuan

peserta didik untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai

kenyataan dari peristiwa ekonomi, memahami konsep dari teori

ekonomi serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang

terjadi pada diri pribadi dan lingkungan masyarakat. 68

b. Tujuan mata pelajaran ekonomi

Tujuan mata pelajaran ekonomi adalah :

1). Membekali peserta didik sejumlah konsep ekonomi dalam

mengetahui dan mengerti peristiwa dan masalah ekonomi dalam

kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan setingkat

individu/ rumah tangga, masyarakat dan Negara.

2). Membekali peserta didik sejumlah konsep ekonomi yang

diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada jenjang

selanjutnya.

3). Membekali peserta didik dengan sejumlah nilai-nilai dan etika

ekonomi dan memiliki jiwa wirausaha.

4). Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerja sama dalam

masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala

internasional. 69

68
Paul Samulseon, dkk, Makro Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 4
69
Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum 2004: Standar Kompetensi
Madrasah Aliyah (Jakarta: Departemen Agama, 2005), hal. 430
Berdasarkan fungsi dan tujuan ilmu ekonomi tersebut dapat dilihat

bahwa ilmu ekonomi menitik beratkan pada pemecahan masalah ekonomi

dimasyarakat yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan potensinya

dan beberapa pemahaman konsep dasar ekonomi. Hal ini sesuai denga

pemaparan pusat kurikulum yang menyatakan bahwa pembelajaran

ekonomi menggunakan pendekatan pemecahan masalah dimana peserta

didik dapat memecahkan masalah-masalah ekonomi dimasyarakat terutama

dalam mencari alternatif pemecahannya.

Agar pembelajaran lebih bermakna maka penyajian materi dimulai

dari mengidentifikasi fakta tentang peristiwa dan permasalahan ekonomi,

pemahaman beberapa konsep dan ilmu dasar ekonomi, serta menilai

kebaikan dan keburukan kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah

ekonomi.

3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi

Standar kompetensi bahan kajian ekonomi adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang sistem

sosial dan budaya menerapkan untuk:

1. Mengembangkan sikap kritis dalam situasi sosial yang timbul

sebagai akibat perbedaan yang ada dimasyarakat.

2. Menentukan sikap terhadap proses perkembangan dan perubahan

sosial budaya.

3. Menghargai keanekaragaman sosial budaya dalam masyarakat

multicultural.
b. Kemampuan memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang

manusia, tempat dan lingkungan dan menerapkannya untuk:

1. Menganalisis proses kejadian, interaksi dan saling ketergantungan

antara alam dan gejala kehidupan imuka bumi dalam dimensi ruang

dan waktu.

2. Terampil dalam memperileh, mengolah dan menyajikan informasi

geografis.

c. Kemampuan memahami fakta konsep, dan generalisasi tentang perilaku

ekonomi dan kesejahteraan dan menerapkannya untuk:

1. Berperilaku yang rasional dan manusiawi dalam memanfaatkan

sumber daya ekonomi.

2. Menumbuhkan jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan.

3. Menganalisis sistem informasi keuangan lembaga-lembaga

ekonomi.

4. Terampil dalam praktek usaha ekonomi sendiri.

d. Kemampuan memahami fakta, konsep, dan generalisasi tentang waktu,

keberlanjutan dan perubahan menerapkannya untuk:

1. Menganalisis keterkaitan antara manusia, waktu, tempat, dan

kejadian.

2. Merekonstruksi masa lalu, memaknai masa kini, dan

memprediksikan masa depan.


3. Menghargai berbagai perbedaan serta keragaman sosial, cultural,

agama. Etnis, dan politik dalam masyarakat dari pengalaman belajar

peristiwa sejarah.

e. Kemampuan memahami dan menginternalisasikan sistem berbangsa

dan bernegara dan menerapkannya untuk:

1. Mewujudkan persatuan bangsa berdasarkan pancasila dan UUD

1945.

2. Membiasakan untuk mematuhi norma, menegakkan hukum, dan

menjalankan peraturan.

3. Berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat dan pemerintahan

yang demokrati, menjunjung tinggi, melaksanakan dan menghargai

HAM.70

C. Hasil Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Perubahan itu

diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), dalam waktu yang relatif

lama dan merupakan hasil pengalaman. 71

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Yang harus di ingat, hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu

70
Ibid., hal. 431-432
71
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 38-39
aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang

dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak

dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. 72

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (produc)

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

proses yang menagkibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil

produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah

bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Dalam siklus

input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat

perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah

mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. 73

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan

menggunakan tes sebagai bahan evaluasi. Berhasil tidaknya seorang guru

dalam mengajar dapat di lihat dari hasil tes yang dilakukan terhadap siswanya.

Begitu juga sebaliknya siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila dapat

mengerjakan dengan benar soal tes yang diberikan oleh guru.

Selama ini tes merupakan alat ukur yang sering digunakan untuk

mengukur keberhasilan siswa mencapai kompetensi. Tes pengukur

keberhasilan adalah tes yang terdiri atas item-item yang secara langsung

mengukur tingkah laku yang harus dicapai oleh suatu proses pembelajaran.74

72
Agus Suprijono, op. cit., hlm. 5-7.
73
Purwanto, op. cit., hlm. 44
74
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), hlm. 235
Oleh karena itu keberhasilan seseorang ditentukan oleh kriteria yang

ditetapkan sebelum tes itu berlangsung.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-

hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini

mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil

belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,

afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar

rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa

(kompetensi) menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian.

Penilaian proses pebelajaran adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-

tujuan pengajaran.75

Dalam penilaian, siswa mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok

dalam penilaian cooperative learning. Siswa bekerja sama dengan metode

cooperative learning. Mereka saling membantu dalam mempersiapkan diri

untuk tes. Masing-masing mengerjakan tes sendiri-sendiri dan menerima nilai

pribadi. Nilai kelompok bisa dibentuk dengan beberapa cara. Pertama, nilai

kelompok bisa di ambil dari nilai terendah yang didapat oleh siswa kelompok.

Kedua, nilai kelompok juga bisa di ambil dari rata-rata nilai semua anggota

kelompok. Kelebihan kedua cara tersebut adalah semanggat gotong royong

yang ditanamkan. Kelompok bisa berusaha lebih keras untuk membantu

75
Surya Dharma, Penilaian Hasil Belajar, (http:www.yahoo.com, diakses 19 Mei 2010)
semua anggota dalam mempersiapkan diri untuk tes. Kekurangannya adalah

perasaan negatif dan tidak adil. 76

Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui

siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah

berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum

berhasil menguasai bahan. Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan

perhatiannya kepada siswa-siswa yang belum berhasil. Apalagi jika guru tahu

akan sebab-sebabnya, ia akan memberikan perlakuan yang lebih teliti

sehingga keberhasilan selanjutnya dapat diharapkan.77

Penilaian hasil belajar siswa disini dapat diketahui melalui evaluasi.

Eavluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi

adalah assessment yang menurut Tardif (1989) berarti proses penilaian untuk

menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapkan.78

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan hasil belajar banyak

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis

besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni:

76
Anita Lie, op. cit., hlm. 88-89
77
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara,
1986), hlm. 6
78
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm.141
1. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang terdiri dari enam

aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama, kedua dan ketiga termasuk kognitif

tingkat rendah, sedangkan aspek keempat, kelima dan keenam termasuk

kognitif tingkat tinggi.

Ranah kognitif meliputi:

a) pengetahuan, yaitu kemampuan untuk mengingat tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.

b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang

hal hal yang dipelajari.

c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

d) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam

bagian-bagian sehingga srtuktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik

e) Sintesis, mencakup kemampuan membantu suatu pola baru

f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan criteria tertentu.

2. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan


internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak.79

Hasil belajar ranah afektif terdiri atas lima kategori sebagai berikut:

a. Reciving/attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan

(stimulasi) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah,

situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, untuk menerima

stimulus, keinginan untuk melakukan kontrol dan seleksi terhadap

rangsangan dari luar.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketetapan

reaksi, kedalaman perasaan, kepuasan merespon, tanggung jawab dalam

memberikan respon terhadap stimulus dari luar yang datang pada

dirinya.

c. Valuing berkenaan dengan nilai atau kepercayaan terhadap gejala atau

stimulus yang diterimanya. Dalam hal ini termasuk kesediaan menerima

nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan

kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan

dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

79
Surya Dharma, op. cit., (http:www.yahoo.com, diakses 19 Mei 2010)
e. Internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah

dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah

lakunya.

3. Ranah psikomotorik

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak. Ada enam tingkatan keterampilan,

yakni:80

a. Gerak refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

b. Keterampilan pada gerakan dasar.

c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.

d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan

ketepatan.

e. Gerak-gerak skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti

gerakan ekspresif dan interpreatif.

Dari ketiga ranah diatas yaitu kognitif, afektif dan juga psikomotor

saling berkaitan dalam menentukan atau mengukur keberhasilan siswa. Akan

tetapi dalam penelitian ini yang paling berperan dalam menilai hasil belajar

siswa dengan model cooperative learning adalah dilihat dari ranah

psikomotorik. Karena disini siswa dituntut untuk aktif dalam kelompok.

80
Ibid.,
Dengan kemampuan psikomotorik yang dimiliki siswa dapat menunjukkan

kemampuannya dan keterampilannya. Kemampuan tersebut bisa berupa dalam

hal bertanya, mengungkapkan pendapatnya, memecahkan masalah

berdasarkan bahan yang diperoleh, berinteraksi dengan guru dan juga dalam

berkelompok.

D. Penelitian Terdahulu

Mengkaji dari temuan penelitian terdahulu, seperti yang pernah

dilakukkan oleh peneliti sebelumnya dengan judul:

1. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Untuk

Meningkatkan Proses Belajar dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Ekonomi Siswa Kelas XI IPS-3 MAN 1 Malang, yaitu oleh Ummamah

Jurusan IPS Fakultas Tarbiyah UIN Malang Tahun 2006. Dalam

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan proses belajar siswa kelas X

SMU Muhammadiyah 2 Malang. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penelitiannya, presentase ketercapaian masing-masing kelompok terhadap

lima unsur kooperatif. Hasil penelitian selama menerapkan pembelajaran

kooperatif model jigsaw pada pembelajaran ke-2 menjadi lebih baik dari

pembelajaran ke-1. Hasil pembelajaran menunjukkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran ke-2 ini proses belajar siswa telah mengalami peningkatan,

hal ini dapat dilihat dari prosentase ketercapaian B (baik) pada lima unsur

kooperatif yang semula hanya mencapai 20% sedangkan pada penerapan

pembelajaran ke-2 mencapai 55%.


2. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Dalam Meningkatkan

Proses dan Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMU

Muhammadiyah 2 Malang, oleh Saiful Arif Jurusan IPS Fakultas

Tarbiyah UIN Malang Tahun 2007. Dari hasil penelitiannya, disini guru

sudah menggunakan metode pembelajaran yang variatif. Namun, metode

diskusi disini guru belum membagi kelompok kecil. Selebihnya disini guru

hanya menerapkan metode ceramah dalam proses belajar mengajar. Tetapi

dalam penerapannya pembelajaran kooperatif ini sudah membantu peserta

didik untuk semangat dalam belajar. Karena dalam kenyataannya metode

ini mampu membuat kelas menjadi lebih hidup dan tidak jenuh. Hasil

penelitian selama menerapkan pembelajaran kooperatif model jigsaw pada

pembelajaran ke-2 menjadi lebih baik dari pembelajaran ke-1. Hasil

pembelajaran menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran ke-2 ini

proses belajar siswa telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan

masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan

kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. 81 Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain

sebagainya, secara holistik (utuh) dan dengan cara deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah. 82 Penelitian deskriptif adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

di selidiki.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru bekerja sama dengan

peneliti atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti

di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

81
M. Djunaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN-Malang Press, 2008),
hlm. 8
82
Lexi, J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.2002). Hal.6
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Penelitian

tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang

terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi dan lain-lain) ataupun

output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di

dalam kelas. 83 Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang

nyata.

Di samping itu, penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi

pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses

pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Bisa juga PTK itu merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh

pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional

dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki

kondisi nyata di mana praktik pelaksanaan pembelajaran tersebut dilakukan

di dalam kelas.84

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif yang bersifat naturalistik. Pelaksanaan penelitian ini

diharapkan berjalan secara alamiah. 85 Hal ini diterapkan oleh peneliti agar

data yang diperoleh benar-benar merupakan implementasi dari keadaan yang

83
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm.
57-58
84
M. Djunaidi Ghony, op.cit, hlm.8
85
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan dan Praktek (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), hal. 11
sebenarnya yang terjadi selama penelitian berlangsung. Analisis data secara

induktif, sifat induktif merupakan konsep yang didasarkan atas data yang ada,

aspek yang disajikan mengikuti desain penelitian yang fleksibel sesuai

dengan konteksnya. 86

Adapun penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan

untuk mengungkap gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan

data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen

(alat pengumpul data) kunci.penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan

cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan

makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. 87

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai

keadaan saat ini, dengan mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai hasil

penelitian yang dilakukan.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menjadi

alat utama adalah manusia, artinya melibatkan peneliti sendiri sebagai

instrumen dengan memperhatikan kemampuan peneliti dalam hal bertanya,

melacak, mengamati, memahami dan mengabstraksikan sebagai alat penting

yang tidak dapat diganti dengan cara lain. Dalam penelitian kualitatif peneliti

wajib hadir di lapangan.88

86
Ibid, hlm 14.
87
Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal Dan Laporan Penelitian Lapangan
(Malang: UM press, 2008), hal 6
88
Ibid, hlm. 31
Peneliti disini bertindak sebagai instrumen utama yaitu sebagai

perencana, pelaksana, pengamat, evaluator dan sekaligus sebagai pengumpul

data. Sebagai perencana tindakan, peneliti membuat rencana pembelajaran

yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif. Sebagai pengamat, peneliti

mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung,

peneliti berperan sebagai pengamat untuk mengamati bagaimana strategi

pembelajaran kooperatif ini diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Sebagai interviewer, peneliti mewawancarai siswa untuk menggali data dan

mengetahui pendapat mereka sejauh mana efektivitas dari pembelajaran

kooperatif yang telah diterapkan.

Peneliti yang sebagai instrumen hadir di lapangan dengan tujuan agar

dapat berhubungan langsung dengan informan (Kepala Sekolah, Guru, siswa,

dan seluruh staf yang ada di sekolah yang diteliti). Peneliti berusaha

melakukan interaksi dengan informan penelitian secara wajar dan menyikapi

segala perubahan yang terjadi di lapangan.

Sehubungan dengan kegiatan tersebut, maka langkah-langkah yang

ditempuh oleh peneliti sebagai berikut:

a Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah, dengan maksud

menyampaikan tujuan peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.

b Melakukan kegiatan observasi di lapangan dengan tujuan untuk

mendapatkan data sebanyak mungkin dan terfokus sesuai dengan masalah

penelitian.
C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di SMP Negeri 4

Malang. Sekolah ini terletak di Jalan Veteran 37 Malang 65145. Pada

penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah strategi cooperative

learning, sedangkan subyek penelitian adalah siswa kelas VII dengan mata

pelajaran Ekonomi. Pemilihan SMP Negeri 4 Malang sebagai tempat

penelitian adalah karena peneliti ingin mengetahui apakah metode cooperative

learning efektif untuk diterapkan disekolah ini. Dipilihnya siswa kelas VII B

dengan jumlah siswa sebanyak 38 adalah dengan alasan agar peneliti dapat

mengamati dengan lebih intensif terhadap subyek yang diteliti dan juga karena

keterbatasan peneliti dalam hal waktu dan tenaga.

D. Sumber Data

Adapun dalam penelitian ini sumber data dapat diperoleh dari proses

belajar mengajar, peneliti sebagai instrumen utama pengumpulan data, dan

bertugas melakukan pengamatan secara intensif terhadap sumber data melalui

pengamatan partisipatif dengan pembuatan jurnal harian, observasi, aktivitas

belajar siswa di kelas, penggambaran interaksi pembelajaran, dan pengukuran

hasil belajar. Selain itu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan

pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian dilakukan dengan

mengadakan observasi, interview dan dokumentasi.

Observasi dilakukan ketika peneliti mengamati dan sekaligus

berpartisipasi dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Observasi ini


bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan

tindakan. Format observasi ini bertujuan agar dapat memantau, melihat,

mengamati dan mencatat perilaku serta gejala atau kejadian yang terjadi pada

saat pembelajaran berlangsung dengan menerapkan cooperative learning.

Wawancara dimaksudkan untuk memperkuat data observasi yang

terjadi di kelas maupun di luar kelas (lapangan). Wawancara dilakukan kepada

siswa untuk mengetahui persepsi mereka tentang pembelajaran kooperatif dan

untuk mengetahui secara mendalam kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa

pada mata pelajaran Ekonomi.

Sedangkan metode dokumentasi yang peneliti gunakan untuk

memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi,

sarana dan prasarana data guru, data siswa, denah lokasi penelitian dan lain

sebagainya. Dengan menggunakan tehnik tersebut, peneliti dapat memperoleh

informasi-informasi secara lengkap dan akurat yang dibutuhkan dari tempat

yang diteliti.

E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Metode observasi

Metode observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan

sedang berlangsung.89 Metode observasi yang digunakan adalah observasi

terstruktur yaitu pengamatan yang dilakukan secara terstruktur. Jadi

sebelumnya peneliti menentukan kriteria yang diamati, maka peneliti

89
Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 78
tinggal memberi tanda check (√) pada jawaban, tindakan atau sikap siswa

yang sedang diteliti atau ditampilkan. 90

Observasi dilakukan terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah

lakunya selama proses pembelajaran, sehingga peneliti memperoleh

gambaran suasana kelas dan peneliti dapat melihat secara langsung tingkah

laku siswa, kerja sama dan komunikasi diantara siswa selama proses

pembelajaran.

2. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data penelitian yang ada

kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas. Metode

dokumentasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah

berdirinya sekolah, visi misi sekolah, profil sekolah, data siswa dan denah

lokasi sekolah.

3. Metode Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan

makna dalam suatu topik tertentu.91 Dalam wawancara ini peneliti

menggunakan wawancara yang terstruktur. Wawancara terstruktur adalah

wawancara tidak bebas dimana peneliti menggunakan pedoman

wawancara yang tersusun secara sistematis untuk mengumpulkan data.

Wawancara ini dilakukan kepada guru bidang studi ekonomi kelas

VII B untuk menambah kevalidan data yang diambil dan diteliti.


90
Wiriaatmaja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2006), hlm. 114
91
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm.72
Wawancara juga dilakukan kepada siswa kelas VII B terkait dengan

pembelajaran ekonomi menggunakan pendekatan cooperative learning

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian terpenting dalam metode penelitian

ilmiah, karena peneliti disini menggunakan analisis data kualitatif seperti yang

dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen. Analisis data kualitatif adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data kualitatif Seiddel, 1998 prosesnya berjalan sebagai

berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode

agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum. 92

92
Wahidmurni, op.cit. Hlm. 248.
Analisis ini merupakan bagian terpenting dalam metode penelitian,

karena disini peneliti harus dapat menguraikan proses penelitiannya secara

terperinci serta dapat menyajikannya secara sistematis.

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang penting,

apa yang dipelajari dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 93 Untuk

menganalisis data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi, maka peneliti menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif.

1. Reduksi Data

Proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan

tertulis di lapangan. Dengan demikian data yang direduksi akan memberi

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian

data. Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan tindakan. Penyajian data

dilakukan dengan cara menganalisis data hasil reduksi dalam bentuk

naratif yang memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan mengambil

tindakan selanjutnya.

93
Lexy J Moleong, op. cit., hlm.248
3. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan

Menarik kesimpulan adalah kegiatan memberi kesimpulan terhadap

hasil penafsiran dan evaluasi. Kesimpulan ini meliputi pencarian makna

data dan penjelasannya, dan makna-makna yang muncul dari data tersebut

yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya dari data yang

diperoleh di lapangan untuk menarik kesimpulan yang tepat dan benar.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan temuan ini merupakan kegiatan penting bagi

peneliti, karena peneliti harus menjamin dan meyakinkan pihak lain tentang

kebenaran dari hasil penelitiannya. Keabsahan data dalam penelitian ini

menggunakan teknik sebagaimana seperti berikut, yaitu:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Perpanjangan keikutsertaan, berarti peneliti tinggal di lapangan

penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

2. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan proses analisis yang konsisten.

3. Triangulasi

Adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut, teknik triangulasi yang paling


banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dengan

triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teori.

4. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi

Teknik ini dilakuakn dengan cara mengekspose hasil sementara

atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan

sejawat, dosen dan para ahli. 94

Dengan tehnik tersebut diatas temuan atau data diharapkan dapat

dinyatakan valid. Data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan

antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada

obyek yang diteliti.

H. Tahap-Tahap Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti mengadakan studi pendahuluan (observasi)

awal terhadap pembelajaran ekonomi di kelas, hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh siswa dikelas dan berkaitan

dengan pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru dalam proses

belajar mengajar. Pada tahap selanjutnya menetapkan dan merumuskan

rancangan tindakan dengan menentukan tujuan pembelajaran, menyusun

kegiatan belajar kooperatif, memberikan arahan dan bimbingan kepada

siswa tentang strategi pembelajaran kooperatif.

94
Ibid, 327-334
2. Implementasi Tindakan

Implementasi merupakan tahap pelaksanaan dari rencana

pembelajaran yang telah dibuat, sebagaimana terlampir. Dalam tahap ini

peneliti bertindak sebagai pengamat dan sebagai pelaksana kegiatan

pembelajaran. Dalam tahap implementasi kemungkinan modifikasi

tindakan masih boleh dilakukan asal masih sesuai dengan strategi yang

dikembangkan.

3. Observasi dan Interpretasi

Observasi merupakan upaya untuk mengamati pelaksanaan

tindakan, dalam hal ini pengamatan terhadap pembelajaran kooperatif

untuk meningkatkan kualitas hasil belajar ekonomi. Adapun pelaksanaan

pengamatan ini bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran.

Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran terjadi

bersamaan waktunya dengan implementasi tindakan. Obyek yang diamati

adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi indikator keberhasilan atau

ketidakberhasilan sebagaimana yang dituangkan dalam bagian

perencanaan.

Observasi ini dilakukan secara terus menerus dari siklus I sampai

siklus II. Pengamatan dilakukan pada siklus I dapat mempengaruhi

penyusunan rancangan dan tindakan pada silkus berikutnya. Selanjutnya,

hasil pengamatan ini di diskusikan dengan guru mata pelajaran dan

kemudian diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.


4. Analisis dan Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis hasil pengamatan untuk

menentukan sudah sejauh mana pengembangan model pembelajaran yang

sedang dikembangkan telah berhasil memecahkan masalah dan apabila

belum berhasil, faktor apa saja yang menjadi penghambat

kekurangberhasilan tersebut.95

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan

yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, maupun guru. Pada tahap ini,

guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, dan

sejauh mana intervensi menghasilkan perubahan secara signifikan.

Kolaborasi dengan rekan akan memainkan peranan sentral dalam

memutuskan “judging the value” (seberapa jauh action telah membawa

perubahan dan apa/dimana perubahan terjadi). 96

Dalam penelitian ini kegiatan refleksi diadakan setiap satu

tindakan berakhir. Untuk setiap tahap ini, hasil data yang berkaitan dengan

penerapan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kualitas hasil

belajar dibahas bersama guru, peneliti dan guru mengadakan diskusi

terhadap tindakan siklus yang baru dilaksanakan.

95
Nur Ali dan Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas; Pendidikan Agama dan Umum;
dari Teori Menuju Praktik (Malang: UM Press, 2008), hlm. 101-102
96
Sukidin, Basrowi, Suranto, Manajemen penelitian Tindakan Kelas, (Insan Cendikia,
2002), hlm.112
Gambar 3.1
Tahapan dalam Siklus Penelitian Tindakan Kelas

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN

LAPORAN PENELITIAN

Desain siklus PTK diatas menggunakan model Kurt Lewin yang

terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,

dan refleksi.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Malang

SMP Negeri 4 Malang pada awal berdirinya merupakan salah satu

bagian dari sekolah PPSP yang digagas dan dilaksnakan oleh IKIP Malang

yang merupakan proyek pemerintah untuk siswa-siswa berprestasi dengan

sistem pembelajaran menggunakan modul. Dengan sistem ini siswa

dimungkinkan menyelesaikan studinya kurang dari jatah waktu pendidikan

normal (3 tahun).

Namun setelah proyek ini ditutup SMP PPSP berubah nama menjadi

SMP 17 Malang dengan kepala sekolah Ibu Tatik Romlah tepatnya tahun

1988. Tahun 1992 SMP Negeri 17 malang resmi berubah menjadi SMP

Negeri 4 Malang dengan Kepala Sekolah Bapak Sidik Watjana.

Sejak saat itu pergantian pimpinan sekolah dapat diurutkan sebagai

berikut :

a. Tahun 1992 dipimpin oleh Bapak Sidik Watjana

b. Tahun 1994 dipimpin oleh Ibu Liliek Rochani

c. Tahun 1998 dipimpin oleh Bapak R. Mudjono Sudiono

d. Tahun 2004 dipimpin oleh Bapak Hadi Hariyanto

e. Tahun 2006 dipimpin oleh Ibu Asmiaty

f. Tahun 2009 dipimpin oleh Bapak Bambang Widrasono sampai sekarang


2. Motto, Visi, Misi SMP Negeri 4 Malang

a. Motto

”Disiplin tanpa diawasi, belajar tanpa disuruh”

b. Visi

“Unggul dalam IPTEK‟S (Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni),

berlandaskan IMTAQ dan berbudi pekerti yang LUHUR”.

Indikator keberhasilannya:

1) Unggul dalam melaksanakan disiplin.

2) Unggul dalam meningkatkan hasil belajar untuk ke jenjang yang

lebih tinggi.

3) Unggul dalam membuat karya ilmiah.

4) Unggul dan terampil berbahasa inggris.

5) Unggul dalam lomba seni dan budaya.

6) Unggul dalam Proses belajar mengajar.

7) Unggul dalam aktivitas pramuka dan olah raga.

8) Unggul dalam penguasaan teknologi komunikasi.

9) Unggul dalam budaya sekolah yang santun.

10) Unggul dalam berpakaian seragam sekolah dengan rapi.

11) Unggul dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, rapi dan

indah.

12) Unggul dalam kegiatan keagamaan di sekolah.

c. Misi
1) Membudayakan taat terhadap peraturan di sekolah.

2) Menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif.

3) Melaksanakan bimbingan terhadap siswa sehingga dapat

berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

4) Melaksanakan bimbingan keagamaan untuk menumbuhkan iman dan

taqwa.

5) Melaksanakan kegiatan ibadah sesuai dengan keyakinan dan

kepercayaan yang dianut secara terprogram.

6) Membiasakan warga sekolah untuk berkomunikasi dengan berbahasa

Inggris.

7) Melaksanakan pembelajaran komputer secara efektif.

8) Mengadakan kegiatan lomba antar kelas tentang kebersihan dan

keindahan lingkungan kelas masing-masing.

9) Melaksanakan Jum‟at bersih.

10) Membiasakan budaya senyum antar sesama warga sekolah.

11) Membiasakan budaya jabat tangan dan mengucapkan salam antar

warga sekolah.

12) Melaksanakan pembinaan bermacam-macam seni dan budaya.

13) Peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas administrasi

perkantoran.

3. Tujuan dan Target SMP Negeri 4 Malang

a. Tujuan
Berdasarkan visi dan misi sekolah tersebut di atas dapat

disimpulkan menjadi beberapa macam tujuan , yaitu :

1) Memenuhi akan penyelenggaraan pendidikan yang profesional, adil

dan merata di lingkungan sekolah.

2) Memenuhi akan kualifikasi profesional para guru, staf sekolah,

karyawan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya untuk

penguatan manajemen pelayanan sekolah yang efektif.

3) Memenuhi akan keluaran pendidikan dengan lulusan yang berprestasi

akademik baik bidang keilmuan dan teknologi maupun non akademik

bidang seni serta lainnya, yang memiliki keunggulan kompetitif.

4) Memenuhi akan sikap siswa yang berbudi pekerti luhur didasari iman

dan taqwa.

5) Memenuhi akan sistem pengelolaan pendidikan yang transparan,

responsif, partisipatif, dan akuntabel dengan para pemangku

kepentingan terkait untuk mengoptimalkan pelayanan pendidikan

prima kepada masyarakat.

b. Target

1) Terdokumentasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang

dijalankan sekolah.

2) Terdokumetasikannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) bagi

kelas 9.

3) Tercapainya pelayanan pendidikan secara profesional, adil dan

merata bagi seluruh warga sekolah.


4) Tersedianya perangkat pembelajaran secara lengkap (pemetaan,

silabus, RPP) baik untuk semua mata pelajaran maupun semua

jenjang kelas.

5) Terlaksananya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bagi

kelas 7, 8 dengan tetap mengacu kepada Standar Nasional

Pendidikan.

6) Tercapainya proses pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL) yang bervariatif.

7) Tercapainya Proses Pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan

menyenangkan (PAKEM).

8) Terwujudnya rintisan kelas Unggulan yang berbasis Bi Lingual.

9) Tercapainya lulusan kota dari peringkat 7 menjadi peringkat 6.

10) Terwujudnya Team Seni Tradisi dalam meraih prestasi di tingkat

Propinsi maupun Nasional

11) 72 % warga SMP Negeri 4 sudah mulai terampil berkomunikasi dan

menulis dalam Bahasa Inggris.

12) 90 % guru dan karyawan mampu mengoperasikan komputer,

internet, database dan website sekolah.

13) Terlaksananya pembuatan PTK oleh 11 guru dari 12 mata pelajaran

yang berbeda.

14) Penambahan 2 guru untuk mengikuti pendidikan formal agar

mencapai strata S-1.


15) Meningkatkan dan mengembangkan prasarana pendidikan dan

pembelajaran.

16) Pemanfaatan internet bagi perseta didik, tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan.

17) Pengembangan peralatan sarana dan prasarana pendidikan.

18) Memiliki Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) jangka panjang,

jangka menengah dan jangka pendek.

19) Terlaksananya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara

transparansi, akuntabilitas, partisipasi dan fleksibilitas baik dibidang

manajemen maupun keuangan.

20) Memiliki struktur dan pembagian tugas secara jelas tenaga

pendidikan dan tenaga administrasi.

21) Memiliki kelengkapan administrasi sekolah sesuai dengan

kebutuhan.

22) Memiliki dokumen laporan Akademik dan Non Akademik.

23) Semakin meningkanya kerja sama dengan Lembaga Pendidikan dan

Lembaga Non Pendidikan.

24) Terdapat usaha di sekolah antara lain : Koperasi dan Kantin.

25) Menjalin kerja sama dengan alumni.

26) Sekolah sekurang-kurangnya melaporkan hasil penilaian 2 kali

dalam 1 semester.

27) Memiliki perangkat penilaian berbagai ragam untuk semua mapel

dan jenjang kelas.


28) Terselenggaranya Model Evaluasi Ulangan Harian, Ulangan Tengah

Semester, Ulangan Semester, dan Ulangan untuk Kenaikan Kelas.

29) Terlaksananya berbagai macam lomba, Try Out, untuk

meningkatkan prestasi siswa.

30) Memiliki Perangkat Penilaian meliputi : Kisi-kisi Soal dan Kartu

Soal.

31) Terlaksananya bimbingan keagamaan untuk menumbuhkan iman

dan taqwa sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut

secara terprogram.

32) Terlaksananya budaya disiplin terhadap peraturan sekolah bagi

seluruh warga.

33) Terlaksananya budaya senyum, salam, sapa dan ambil sampah antar

warga sekolah.

34) Terlaksananya Jum‟at bersih dan senam kesegaran jasmani bagi

seluruh warga sekolah.

35) Terlaksananya budaya Berbahasa Jawa pada hari Jum'at dan English

Day pada hari Sabtu seluruh warga sekolah.

36) Terwujudnya pelaksanaan pemberian penghargan kepada guru dan

siswa yang berprestasi.

37) Perilaku seluruh warga sekolah mencerminkan norma-norma dan

budaya sekolah.

4. Profil SMP Negeri 4 Malang

Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Malang


No. Statistik Sekolah : 201056104090

Alamat : Jalan Veteran 37 Malang 65145,

Telepon : (0341) 551289 Fax. (0341) 574062

Kecamatan : Lowokwaru

Kota/Kabupaten : Malang

Propinsi : Jawa Timur

Email : info@smpn4-malang.sch.id

Web : www.smpn4-malang.sch.id

Administrator : admin@smpn4-malang.sch.i

Status Sekolah : Negeri

Nilai Akreditasi Sekolah : A Skor = 92.35

Luas Lahan, dan jumlah rombel :

Luas Lahan : 6297 m2

jumlah ruang pada lantai 1 : 14 Ruang

jumlah ruang pada lantai 2 : 6 Ruang

Jumlah Rombel : 20 Nilai Akreditasi Sekolah : 92.35


5. Struktur Organisasi SMP Negeri 4 Malang

Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMPN 4 Malang
6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri 4 Malang

a. Kepala sekolah

Tabel 4.1
Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Malang

Jenis
Kela- Pend Masa
Nama min Usia
Akhir Kerja
L P

1. Kepala Drs. Bambang √ 53 S2 26


Sekolah Widarsono, MPd
2. Wakil Kepala Slamet Udadi, S.Pd √ 50 S1 22
Sekolah SH

b. Guru

1) Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah

Tabel 4.2
Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah Guru

Jumlah dan Status Guru


Tingkat
No. GT/PNS GTT/Guru Bantu Jumlah
Pendidikan
L P L P

1. S3/S2 1 1
2. S1 11 25 1 2 39
3. D-4
4. D3/Sarmud 3 1 4
5. D2 1 1
6. D1 1 1
7. ≤ SMA/sederajat 1 1 2
Jumlah 14 29 2 3 48
2) Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang

pendidikan (keahlian)

Tabel 4.3
Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar Sesuai dengan
Latar Belakang Pendidikan

Jumlah guru dengan


Jumlah guru dengan latar
latar belakang
belakang pendidikan
pendidikan yang
sesuai dengan tugas
TIDAK sesuai dengan
No. Guru mengajar Jumlah
tugas mengajar
D1/D D3/ S1/ S2/S3D1/ D3/ S1/ S2/S3
2 Sarmud D4 D2 Sarmud D4

1. IPA 2 4
2. Matematika 5 1
3. Bahasa Indonesia 1 3

4. Bahasa Inggris 1 4
5. Pendidikan Agama 1 2
6. IPS 6
7. Penjasorkes 1 1
8. Seni Budaya 2 2

9. PKn 2
10. TIK/Keterampilan 3
11. BK 4
12. Lainnya: ..........
Bhs. Daerah 3
Elektro 1
Tabus 1
Jumlah 4 5 33 1 7
c. Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung

Tabel 4.4
Tenaga Kependidikan SMPN 4 Malang

Jumlah tenaga
pendukung
Jumlah tenaga pendukung dan
Berdasarkan
kualifikasi pendidikannya
Tenaga Status dan Jenis
No. Kelamin Jumlah
pendukung
PNS Honorer
≤ SMP SMA D1 D2 D3 S1
L P L P

1. Tata Usaha 6 2 1 5 2

2. Perpustakaan 1 1

3. Laboran lab. 1 1
IPA

4. Teknisi lab. 1 1
Komputer

5. Laboran lab.
Bahasa

6. PTD (Pend
Tek. Dasar)

7. Kantin 2 2

8. Penjaga 1 1
Sekolah

9. Tukang Kebun

10. Keamanan 1 1

11. Lainnya:
...................

Jumlah 5 7 1 3 1 10 3
7. Keadaan Peserta Didik SMP Negeri 4 Malang

Tabel 4.5
Keadaan Peserta Didik SMPN 4 Malang

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah


Kelas 7 (7 kelas) 117 146 263
Kelas 8 (7 kelas) 144 158 302
Kelas 9 (6 kelas) 117 114 231
Jumlah 378 418 796

Tabel 4.6
Keragaman agama peserta didik

JUMLAH
NO AGAMA
PUTRA PUTRI TOTAL
1 Islam 345 412 757
2 Kristen 8 18 26
3 Katolik 8 6 14
4 Hindu - 1 1
5 Budha - - -
JUMLAH 361 437 798

8. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 4 Malang

a. Ruang Kelas i. Ruang Kepsek

b. Perpustakan/Warnet j. Ruang TataUsaha

c. Laboratorium Komputer k. Ruang Guru

d. Laboratorium Biologi l. Ruang OSIS

e. Laboratorium Bahasa m. Ruang BK/BP

f. Laboratorium Kimia n. Ruang Piket

g. Laboratorium Multimedia o. Ruang Pramuka/Paskibra

h. Laboratorium IPS p. Gudang


q. Ruang UKS v. WC Guru

r. Padepokan Seni w. Ruang Wakasek

s. GreenHouse x. Dapur

t. Parkir y. Kamar Mandi/toilet

u. Mushala Guru z. Lapangan Olahraga

B. Paparan Data Sebelum Melakukan Tindakan

1. Deskripsi siswa kelas VII B

Atas beberapa pertimbangan dan persetujuan dari kepala sekolah,

akhirnya peneliti diberi kesempatan untuk meneliti proses pembelajaran

siswa kelas VII B SMPN 4 Malang. Selain itu dari wawancara dengan

kepala sekolah SMPN 4 Malang, diperoleh informasi bahwa seluruh siswa

kelas VII B berjumlah 38 siswa, lebih lengkapnya dapat dilihat di lampiran.

Adapun jumlah siswa kelas VII B adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7
Data kelas VII B
No Keterangan Jumlah
1. Putra 20
2. Putri 18
Jumlah 38

2. Observasi awal

Pada hari senin tanggal 03 Mei 2010 peneliti melakukan observasi di

SMPN 4 Malang untuk mengetahui proses belajar mengajar pada mata

pelajaran Ekonomi. Pada pertemuan itu, peneliti menyampaikan tujuan

untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Kepala sekolah dan guru


mata pelajaran Ekonomi memberikan izin pelaksanaan penelitian.

Kemudian peneliti mengadakan wawancara dengan guru Ekonomi tentang

strategi pembelajaran yang dilaksanakan dalam pelajaran ekonomi. Berikut

hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru Ekonomi, terkait

dengan pengalaman dan strategi mengajar:

Peneliti : Sudah berapa lama anda mengajar ekonomi di SMP Negeri 4


Malang?
Guru : Kalau untuk ekonomi saya sudah 1 tahun ngajar
Peneliti: Anda mengajar kelas berapa saja?
Guru : Saya kebetulan ngajar tujuh kelas dari VII A sampai VII G
Peneliti: Apakah anda pernah mengajar selain mengajar ekonomi?
Guru : Iya saya pernah ngajar Geografi dan Bahasa Daerah
Peneliti : Apakah mengajar Pelajaran ekonomi sesuai dengan latar
belakang pendidikan anda?
Guru : Iya, sesuai karena dulu saya kuliah ngambil jurusan Geografi
minor Ekonomi
Peneliti : Pengalaman apa yang paling berkesan selama anda mengajar
ekonomi?
Guru : Kalau pengalaman yang pasti menyenangkan,
Peneliti : Persiapan apa saja yang ibu lakukan sebelum mengajar?
Guru : Saya biasanya ya membaca buku pelajaran terutama untuk
materi yang akan saya terangkan
Peneliti: Strategi/metode apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran
ekonomi?
Guru : Metode yang saya gunakan ceramah dan tanya jawab saja,
untuk metode-metode yang lain sih pernah, tapi jarang
Peneliti: Bagaimana tanggapan siswa terhadap strategi/metode yang
ibu terapkan selama ini?
Guru : Mereka selalu mengikuti dan tidak pernah mengeluh dengan
metode yang saya gunakan
Peneliti: Apakah selama ini ada kendala ketika ibu menyampaikan
materi pelajaran?
Guru : Saya rasa tidak ada

Hasil dari observasi tersebut guru masih menggunakan pembelajaran

konvensional, sehingga hasil belajar siswa dalam pelajaran ekonomi masih

rendah, hal ini ditunjukkan pada hasil nilai raport siswa kelas VII B pada

semester ganjil yang masih rendah. Setelah memperoleh beberapa data yang
menunjukkan bahwa siswa di SMPN 4 Malang khususnya siswa kelas VII

B, maka peneliti harus memberikan tindakan dengan tujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Ekonomi. Kemudian

penelitian dilaksanakan pada tanggal 05 Mei 2010, setelah mendapat izin

dari pihak fakultas dan pihak sekolah berdasarkan surat rekomendasi dari

Dinas Pendidikan Kota Malang. Selain itu, peneliti juga meminta data-data

yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam menerapkan strategi

pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Perencanaan tindakan

Selain melakukan penelitian, peneliti membuat perencanaan sebagai

berikut:

a. Membuat silabus

b. Menyusun rencana dan strategi pembelajaran

c. Membuat modul pembelajaran

4. Pre test

a. Rancangan pre test

Sebelum tindakan dilaksanakan, peneliti peneliti mengadakan pre

test sebagai tindakan memeriksa lapangan dengan menggunakan metode

konvensional, yaitu metode ceramah dan tanya jawab, yang di gunakan

sebagai tolak ukur perbandingan sebelum ada tindakan kelas dengan

sesudah ada tindakan kelas, yaitu dengan menerapkan model cooperative

learning dalam meningkatkan hasil belajar. Sebelum diadakan pre test,


peneliti melakukan wawancara terkait dengan penilaian pada guru

ekonomi, berikut hasilnya:

Peneliti:Bagaimanakah cara anda melakukan evaluasi


pembelajaran?
Guru : Biasanya saya mengadakan tes tulis dan unjuk kerja
Peneliti: Penilaian seperti apakah yang ibu terapkan terhadap
siswa?
Guru : Penilaian individu dan juga kelompok, tapi lebih sering
saya nilai individu, karena dengan begitu saya bisa tahu
naik atau turun hasil belajar yang diperoleh siswa satu per
satu
Peneliti: Berdasarkan apakah ibu memberikan penilaian?
Guru : Saya memberikan nilai itu berdasarkan kemampuan siswa,
jadi saya harus seobjektif mungkin untuk masalah nilai
Peneliti: Apakah anda sering mengadakan remedial kepada siswa
yang nilainya kurang?

Rencana pembelajaran konvensional dibagi menjadi tiga tahap,

yaitu:

1) Kegiatan awal, terlebih dahulu peneliti mengucapkan salam,

memperkenalkan diri kepada siswa, menjelaskan tujuan kedatangan

peneliti, dan Tanya jawab tentang materi sebelumnya.

2) Kegiatan inti, guru menulis materi pelajaran di papan tulis,

menerangkannya dan dilanjutkan dengan Tanya jawab. Kemudian

guru memberikan soal sebagai pre test kepada siswa untuk

mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi

tersebut.

3) Kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran,

memberikan nasehat kepada siswa, dan diakhiri dengan berdoa dan

salam.
b. Pelaksanaan pre test

Pre test dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 08 Mei 2010 dengan

menggunakan pembelajaran konvensional. Indikator pada pertemuan ini

adalah menjelaskan materi mendifinisikan pengertian dan macam-macam

kegiatan ekonomi. Mendefinisikan pengertian konsumsi dan jenis

barang-barang yang dikonsumsi siswa dan keluarga (harian minggu dan

bulanan). Pembelajaran ini tanpa menggunakan media pembelajaran,

guru hanya menjelaskan materi saja dan memberikan contohnya.

Pada saat pembelajaran guru hanya menerangkan dan siswa

mendengarkan begitu saja. Disaat kondisi seperti itu, siswa merasa bosan

dan kurang antusias dalam menerima pelajaran, sehingga terdapat

beberapa siswa yang mengalihkan perhatiannya dengan bermain sendiri,

menggambar, dan berbicara dengan temannya. Setelah selesai

menerangkan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dengan cara menagacungkan tangannya, akan tetapi tidak ada

yang merespon.

Kemudian guru memberikan umpan balik kepada siswa, namun

hanya satu, dua siswa yang menjawab dengan kurang semangat.

Sehingga kelas terkesan tidak hidup. Setelah itu, guru langsung

membagikan soal kepada siswa untuk mengerjakannya. Dalam

mengerjakan soal siswa kurang bergairah. Kemudian pembelajaran di

akhiri dengan berdoa dan salam.


Pada pre test ini peneliti belum memperoleh ketercapaian tujuan

pembelajaran secara individual melalui tes individu. Sebagaimana dalam

pre test ini hasilnya kurang memuaskan, karena disini masih banyak

sisaw yang belum maksimal.

c. Observasi dan hasil pre test

Dari hasil pre test yang dilaksanakan, banyak sekali siswa tampak

kurang berminat dalam belajar, hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa

yang menjawab pertanyaan dengan asal-asalan, sehingga metode

konvensional kurang sesuai untuk diterapkan. Karena dilihat dari

kondisinya siswa cenderung pasif, suka mendengarkan dari pada

berpendapat, bermain sendiri, dan kurang merespon apa yang

diterangkan oleh guru. Kebanyakan dari mereka kelihatanya jenuh

terhadap pelajaran tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari hasil lembar observasi hasil belajar siswa

yang menunjukkan masih di bawah rata-rata. Dari hasil tersebut

mengidikasikan bahwa siswa kurang semangat dan antusias dalam

pembelajaran, selain itu siswa kurang aktif dalam bertanya dan

menjawab. Pada saat mengerjakan soal pre test siswa juga kurang

semangat dalam mengerjakan, sehingga kebanyakan jawaban mereka

salah dan masih ada jawaban yang kosong. Kodisi seperti ini

menunjukkan bahwa metode yang di terapkan oleh guru, yakni metode

ceramah dan Tanya jawab itu perlu diadakannya sedikit perubahan, agar
peserta didik lebih antusias lagi dalam mengikuti pelajaran dan

memperoleh nilai yang memuaskan.

d. Refleksi pre test

Dari hasil pre tes metode konvensional kurang sesuai untuk

diterapkan pada pembelajaran ekonomi, karena metode ini masih bersifat

statis, pasif, dan kurang dihubungkan dengan kebutuhan siswa dalam

kehiduapan sehari-hari. Sehingga menjadikan siswa kurang bersemangat

dalam mengikuti pelajaran ekonomi dan ketrecapaian hasil belajar

psikomotornya masih belum terpenuhi.

Berdasarkan hasil pre test yang telah dilaksanakan maka perlu

adanya pendekatan lain yang bisa menjadikan siswa aktif dan kreatif,

yaitu menerapkan pembelajaran kooperatif yang menyenangkan. Melalui

strategi pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa,

memberikan modul kepada siswa untuk mempermudah belajar secara

mandiri menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu dan

mengadakan refleksi pada setiap pertemuan untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan pembelajaran yang telah di laksanakan.

C. Siklus Penelitian

1. Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan selama 4x40 menit atau

160 menit sebagai kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan ini peneliti


menerapkan model cooperative learning dalam meningkatkan hasil belajar

siswa.

a. Rencana Tindakan Siklus I

Pada perenacnaan tindakan siklus I, untuk mencapai hasil yang

maksimal dalam pembelajaran peneliti menerapkan pembelajaran

kooperatif, yang nantinya akan melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran ekonomi dan dapat membantu siswa memahami kegiatan

ekonomi masyarakat. Dengan menumbuhkan kemampuan kerja sama,

berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial, serta dapat

meningkatkan hasil belajar, dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih

lama, sehingga siswa tidak bermain sendiri dan mempunyai tanggung

jawab.

Selanjutnya peneliti melakukan persiapan untuk menerapkan

pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. Menyiapkan materi pembelajaran

2. Membuat RPP yang di kembangkan berdasarkan silabus di SMPN 4

Malang

3. Peneliti mempersiapkan pedoman observasi, pedoman wawancara,

dan alat untuk dokumentasi untuk mengetahui kinerja siswa,

kreatifitas siswa, dalam proses pembelajaran sebagai wujud

pemahaman siswa terhadap materi yang telah dijelaskan dengan

menerapkan model cooperative learning.

b. Pelaksanaan Tindakan siklus I


Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dengan menggunakan

cooperative learning, pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 12 Mei

2010 dan pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2010. Pada

pertemuan ini peneliti melakukan wawancara dengan salah satu siswa,

berikut hasililnya:

Peneliti : Apakah kamu senang dengan pelajaran ekonomi?suka atau


tidak suka, berikan alasan?
Siswa : Senang bu, karena kalau ga suka bu‟ nanti saya ga bisa
Peneliti : Persiapan apa yang kamu lakukan sebelum mengikuti
pembelajaran pelajaran ekonomi?
Siswa : ya belajar bu, baca buku
Peneliti : Bagaimana penyampaian materi yang dilakukan oleh guru?
Siswa : kadang-kadang saya tidak ngerti bu
Peneliti : Apakah kamu paham dengan materi yang disampaikan oleh
guru?
Siswa : kurang begitu paham
Peneliti : Apakah guru selalu memberikan kuis diakhir pelajaran?
Siswa : tidak
Peneliti : Selama ini media apa saja yang digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Siswa : papan tulis, spidol sama LKS

1) Pelaksanaan tindakan siklus I, Pertemuan ke I


Siklus pertama pertemuan I dilaksanakan pada hari rabu ,

tanggal 12 Mei 2010, penelitian dilaksanakan selama 80 menit atau 2

jam pelajaran yakni pada jam 09.40-11.00 WIB, dengan kompetensi

dasar: “6.2 Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi, yang meliputi

kegiataan konsumsi, produksi, dan distribusi barang /jasa”. Dengan

materi pokok: “Mendefinisikan pengertian produksi, pengertian

sumber daya ekonomi. Mengidentifikasi macam-macam sumber daya


ekonomi dan etika ekonomi dalam memanfaatkan faktor-faktor

produksi dalam kehidupan suatu usaha/bisnis.

Adapun rincian pembelajaran pertemuan pertama adalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan awal

Dalam kegiatan awal ini peneliti mulai memasuki kelas VII B

dan diawali dengan mengucapkan salam, doa dan mengabsen

siswa. Setelah itu dilanjutkan dengan memberikan penjelasan

singkat tentang kompetensi dan materi yang akan dicapai dan

dikuasai oleh siswa sebagai hasil belajar. Kemudian peneliti mulai

menjelaskan dan menginformasikan tentang model pembelajaran

yang akan diterapkan yaitu model cooperative learning.

2. Kegiatan inti

a. Guru menyampaikan materi pelajaran tentang kegiatan produksi

b. Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok (5 kelompok)

c. Siswa mengamati gambar-gambar kegiatan produksi sebagai

media pembelajaran kemudian mengaitkannya dengan

kehidupan nyata.

d. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari contoh

kegiatan produksi.

e. Siswa berdiskusi antar kelompok.

Kelompok I : membahas tentang produksi

Kelompok II : membahas tentang sumber daya ekonomi


Kelompok III: membahas tentang macam-macam sumber daya

ekonomi

Kelompok IV: membahas tentang etika ekonomi dalam

memanfaatkan faktor-faktor produksi dalam kehidupan suatu

usaha/bisnis.

Kelompok V : membahas tentang usaha-usaha yang dapat

dilakuakan untuk meningkatkan jumlah dan mutu produksi

f. Salah satu perwakilan kelompok mempersentasikan hasil

diskusinya yang di tunjuk secara acak.

3. Kegiatan akhir

a. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran

c. Guru mengakhiri pembelajaran

d. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas

e. Guru mengucapkan salam

2) Pelaksanaan tindakan siklus I, Pertemuan ke-2

Pertemuan ke 2 siklus ke I ini, dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 15 Mei 2010, pada jam 07.50-09.10 wib. Untuk pertemuan

kedua ini mempelajari tentang. Mendefinisikan pengertian distribusi

dan tujuan distribusi. Mengklasifikasi sistem distribusi beserta

contohnya langsung, tidak langsung dan semi langsung.

Mengidentifikasi melakukan kegiatan-kegiatan yang menggambarkan

contoh etika ekonomi dalam kegiatan distribusi yang memenuhi unsur


keadilan dan pemerataan. Mendefinisikan pengertian usaha

perusahaan dan badan usaha. Pada pertemuan II ini akan dilanjutkan

denagn tes secara individu untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Adapun rincian pembelajaran pertemuan kedua adalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan awal

a. Guru mengucapkan salam

b. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas

c. Guru mengabsen siswa

d. Membuat apersepsi dan menyampaikan kompetensi atau tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Kegiatan inti

a. Guru menyampaikan materi pelajaran tentang kegiatan distribusi

b. Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok, dengan masing-masing

siswa mendapat nomor urut

c. Siswa diberi tugas untuk mengamati gambar-gambar kegiatan

distribusi sebagai media pembelajaran kemudian mengaitkannya

dengan kehidupan nyata.

d. Siswa mempraktekkan kegiatan distribusi yaitu dengan

mendistribusikan hasil buatan siswa minggu lalu kepada

temannya.
e. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari contoh

kegiatan produksi.

f. Siswa berdiskusi antar kelompok.

g. Salah satu perwakilan kelompok mempersentasikan hasil

diskusinya

h. Guru mengadakan pos test untuk materi siklus I.

3. Kegiatan akhir

a. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran

c. Guru menyuruh untuk membawa hasil buatan siswa yang dari

selembar kertas minggu depan.

d. Guru mengakhiri pembelajaran

e. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas

f. Guru mengucapkan salam

pada pertemuan II ini, peneliti memperoleh ketercapaian tujuan

pembelajaran secara individual melalui tes individu pada pertemuan

kedua, sebagaimana direncanakan pada tahap perencanaan.

c. Pengamatan Siklus I

Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung

maupun di luar jam pelajaran. Setelah melakukan pembelajaran tersebut

pada siklus I, dapat di amati dari hasil belajar kelompok siswa dengan

penerapan model cooperative learning mulai adanya peningkatan dalam

belajar sehingga prestasi atau hasil belajar meningkat. Jika di bandingkan


dengan hasil pre test yang dilaksanakan pada sebelumnya. Hal ini terlihat

dari aktivitas Tanya jawab siswa pada saat pre test mereka masih merasa

malu dan takut salah. Pada siklus I ini mereka sudah mulai berani

bertanya dan menjawab meskipun masih belum mencapai seperti yang

diharapkan.

Dari pembelajaran tersebut mereka cukup senang, dan berani untuk

mengacungkan tangan dalam bertanya dan menjawab soal. Walaupun

keberanian tersebut masih didominasi oleh siswa yang aktif. Akan tetapi

bagi siswa yang pasif juga sedikit demi sedikit menjadi berani dan

antusias, sehingga mereka tidak merasa bosan dalam menerima pelajaran

ekonomi. Dan mereka juga mulai belajar bertanggung jawab, disiplin,

dan mudah bersosialisasi, dengan teman saat belajarkelompok.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I yang dilaksanakan 2

kali pertemuan terdapat peningkatan hasil belajar. Hal ini dapat di lihat

dari hasil tes individu pada pertemuan II. Pada pertemuan II ini hasil tes

menunjukkan adanya peningkatan dari hasil pre tes sebelumnya.

Pada siklus I para siswa hadir semua, akan tetapi terdapat kendala

selama proses pembelajaran banyak siswa yang meminta izin dengan

alasan ke kamar mandi, sehingga proses pembelajaran menjadi

terganggu.

d. Analisis dan Refleksi Siklus I

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I masih belum bisa

dikatakan berhasil, karena dalam penerapannya siswa masih banyak yang


ramai dan belum bisa menyesuiakan dengan pembelajaran cooperative

learning. Akan tetapi disini sudah menunjukkan adanya perkembangan,

meskipun belum terlalu banyak.perkembangan tersebut dapat dilihat dari

hasil pos testnya sebesar 12,8%, akan tetapi peningkatan tersebut belum

maksimal, sehingga perlu adanya revisi pembelajaran dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil pengamatan yang telah dilaksanakan pada siklus I terdapat

beberapa perubahan pada ranah hasil belajar psikomotorik, diantaranya:

1) Siswa sudah mulai menunjukkan antusiasnya dalam belajar

berkelompok meskipun masih belum terbiasa

2) Beberapa siswa sudah mulai berani untuk bertanya tentang materi

yang belum dimengerti

3) siswa sedikit demi sedikit berani untuk mengemukakan pendapatnya

dan menghargai pendapat orang lain

4) keterampilan dalam menjawab pertanyaan sudah mulai ada perubahan

5) tanggung jawab kelompok sudah mulai terlihat meskipun belum

sepenuhnya

Walaupun secara umum pembelajaran sudah mengalami

perkembangan dan berjalan dengan baik, bukan berarti tidak ada tindak

lanjut dalam penelitian ini, dilihat dari hasil evaluasi yang masih belum

maksimal. Dari hasil pengamatan tersebut masih terlihat kurang efektif,

karena mereka masih terlihat ragu-ragu dan takut salah dalam berbicara

dan hanya beberapa siswa saja yang aktif. Untuk itu peneliti akan
melanjutkan pada siklus II sebagai tindak lanjut dalam memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.

2. Siklus II

Pada silkus II peneliti melakukan tiga kali pertemuan atau 6 x 40

menit atau 240 menit sebagai kegiatan pembelajaran. Untuk mengantisipasi

pada siklus I yang belum maksimal, maka peneliti harus benar-benar

mempersiapkan pelaksanaan siklus II dengan membuat rencana

pembelajaran pada tindakan siklus II, sehingga kekurangan yang terjadi

pada siklus I tidak terulang kembali.

a. Rencana tindakan siklus II

Rencana tindakan pada siklus II peneliti masih tetap menerapkan

model cooperative learning di lanjutkan dengan latihan soal. Seperti

pada siklus I siswa dikelompokkan lagi untuk melanjutkan indikator

selanjutnya. Sesuai dengan silabus yang ada, pembelajaran akan

dilanjutkan pada kompetensi dasar selanjutnya yaitu 6.3

Mendeskripsikan peran badan usaha, termasuk koperasi, sebagai tempat

berlangsungnya proses produksi dalam kaitannya dengan pelaku ekonomi

dan 6.4 Menggunakan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk

mencapai kemandirian dan kesejahteraan.

Selanjutnya peneliti melakukan persiapan untuk menerapkan

pembelajaran kooperatif, yaitu:

1. Menyiapkan materi pembelajaran


2. Membuat RPP yang di kembangkan berdasarkan silabus di SMPN 4

Malang

3. Peneliti mempersiapkan pedoman observasi, pedoman wawancara,

dan alat untuk dokumentasi untuk mengetahui kinerja siswa,

kreatifitas siswa, dalam proses pembelajaran sebagai wujud

pemahaman siswa terhadap materi yang telah dijelaskan dengan

menerapkan cooperative learning.

b. Pelaksanaan tindakan siklus II

1) Pelaksanaan tindakan siklus II, pertemuan I

Pelaksanaan pertemuan I siklus II masih tetap dilaksanakan

dengan menggunakan penerapan cooperative learning, pertemuan I

dilaksanakan pada hari rabu tanggal 19 Mei 2010 pada pukul 09.40-

11.00 wib. Dengan kompetensi dasar 6.3 Mendeskripsikan peran

badan usaha, termasuk koperasi, sebagai tempat berlangsungnya

proses produksi dalam kaitannya dengan pelaku ekonomi, dan materi

pokoknya adalah Mendeskripsikan macam-macam badan usaha

(menurut pemilik modal, lapangan usaha banyaknya pekerja dan

menurut bentuk badan hukum). Mengidenfikasi misi/ tujuan badan

usaha (milik negara/daerah, milik swasta, koperasi).

Adapun rincian pembelajaran pertemuan I adalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan awal

a. Guru mengucapkan salam


b. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas

c. Guru melakukan absensi

d. Membuat apersepsi dan menyampaikan kompetensi atau tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Kegiatan inti

a. Guru menyajikan materi pelajaran tentang macam-macam badan

usaha dan tujuannya.

b. Siswa di bagi menjadi 7 kelompok

Kelompok I: membahas tentang badan usaha menurut pemilik

modal

Kelompok II: membahas tentang badan usaha menurut lapangan

usaha

Kelompok III: membahas tentang badan usaha menurut

banyaknya pekerja

Kelompok IV: membahas tentang badan usaha menurut bentuk

badan hukumnya

Kelompok V: membahas tentang tujuan badan usaha Negara

Kelompok VI: membahas tentang BUMD dan BUMS

Kelompok VII: membahas tentang koperasi

c. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk memahami dan

mencari contoh macam-macam badan usaha

d. Siswa berdiskusi antar kelompok.


e. Salah satu perwakilan kelompok mempersentasikan hasil

diskusinya yang ditunjuk secara acak.

3. Kegiatan akhir

a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran

c. Guru mengakhiri pembelajaran

d. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas

e. Guru mengucapkan salam

2) Pelaksanaan tindakan siklus II, pertemuan II

Pelaksanaan pertemuan II siklus II ini dilaksanakan pada hari

sabtu tanggal 22 Mei 2010 pada pukul 07.50-09.10 wib. Dengan

materi pembelajaran mengidenfikasi beberapa pertimbangan yang

perlu diperhatikan dalam berbisnis, mendeskripsikan badan usaha

yang dikelola secara profesional dan manusiawi, serta peranan

pemerintah sebagai pelaku dan pengatur kegiatan ekonomi. Pada

pertemuan ini peneliti melakukan wawancara lagi, untuk mengetahui

tanggapan siswa setelah melakuakn pembelajaran koopeartif, hasilnya

sebagai berikut:

Peneliti : Apakah kamu pernah belajar berkelompok seperti tadi?


Kapan dan pada pelajaran apa?
Siswa : pernah bu, waktu pelajaran geografi
Peneliti : Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
ekonomi dengan model cooperative learning?
Siswa : senang bu bisa kerjasama soalnya
Peneliti : Apakah belajar dalam kelompok lebih kamu sukai dari
pada belajar sendiri? Mengapa?
Siswa : ya bu saya lebih senang kalau kelompokan, kalau sendiri
ga bisa bertukar pikiran bu, kalau begini saya jadi
semangat
Peneliti : Saat belajar dalam dalam kelompok, apakah kamu
bekerjasama dengan semua anggota kelompokmu?
Siswa : iya bu, kan kelompokan
Peneliti : Saat belajar dalam kelompok apakah kamu bisa bebas
mengeluarkan pendapat dan tanpa takut untuk bertanya?
Siswa : iya bu, kalau kayak gini saya berani bu
Peneliti : Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti
pembelajaran?
Siswa : senang, karena saya bisa berinteraksi dengan teman-teman
yang lainnya
Peneliti : Bagaimana pendapat kamu terhadap pembelajaran yang
telah kamu ikuti tadi?
Siswa : seru bu, bisa kerjasama
Peneliti : Bagaimana pendapat kamu jika pembelajaran materi lain
dilakukan seperti tadi?
Siswa : saya setuju sekali bu,
Peneliti : Apakah kamu bisa menerima dengan baik materi yang
diberikan oleh guru selama menggunakan model
cooperative learning?
Siswa : bisa bu, saya jadi ga takut untuk bertanya materi yang saya
ga ngerti, jadi saya bisa cepat paham

Adapun rincian pembelajaran pertemuan II adalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan awal

a. Guru mengucapkan salam

b. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas

c. Guru mengabsen siswa

d. Membuat apersepsi dan menyampaikan kompetensi atau tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Kegiatan inti

a. Guru menyajikan materi pelajaran tentang pertimbangan yang

perlu diperhatikan dalam berbisnis, badan usaha yang dikelola


secara profesional dan manusiawi, peranan pemerintah sebagai

pelaku dan pengatur kegiatan ekonomi.

b. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam

setiap kelompok mendapat nomor urut.

c. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari contoh

peranan pemerintah sebagai pelaku dan pengatur kegiatan

ekonomi.

d. Siswa berdiskusi antar kelompok.

e. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

f. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar

dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban

ini

g. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka

h. Tanggapan dari kelompok yang lain

3. Kegiatan akhir

a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran

c. Guru mengakhiri pembelajaran

d. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas

e. Guru mengucapkan salam


3) Pelaksanaan tindakan siklus II, pertemuan III

Pada pertemuan III siklus II ini dilaksanakan pada hari rabu

tanggal 26 Mei 2010, pada pukul 09.40-11.00 wib.dengan materi

pembelajaran tentang Mendeskripsikan pengertian kreatifitas, proses

kreatifitas, pengertian inovatif, manfaat inovatif, mengidentifikasi

proses kemandirian dalam proses meningkatkan kesejahteraan,

menjelaskan cara mengerjakan sendiri kreatifitas dan inovasi,

membuat produk berupa barang atau jasa dari sumber daya yang

dimiliki. Pada pertemuan ini peneliti melakuakn wawancara lagi

dengan guru mata pelajaran ekonomi, terkait dengan cooperative

learnin, hasilnya sebagai berikut:

Peneliti : Apakah selama ini ibu sudah pernah menerapkan model


cooperative learning dalam mengajar?
Guru : saya sudah pernah, tapi saya rasa masih kurang efektif
Peneliti : Bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran dengan
menggunakan model cooperative learning ini?
Guru : ya kalau menurut saya model ini bagus selama dapat
menerapkannya dengan baik dan bisa mengkondisikan
siswa
Peneliti : Apakah nantinya ibu akan menerapkan metode ini pada
siswa?
Guru : iya mungkin akan saya coba
Peneliti : Apakah yang ibu harapkan dari model cooperative
learning?
Guru : saya ingin siswa itu bisa lebih giat belajar sehingga hasil
belajarnya bisa meningkat
Peneliti : Apakah setelah ini ibu berkeinginan untuk merubah
metode dalam mengajar?
Guru : saya rasa ada, tapi tergantung siswanya juga

Adapun rincian pembelajaran pertemuan III adalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan awal
a. Guru mengucapkan salam

b. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas

c. Guru mengabsen siswa

d. Membuat apersepsi dan menyampaikan kompetensi atau tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Kegiatan inti

a. Guru menyajikan materi pelajaran tentang menggunakan

gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai

kemandirian dan kesejahteraan.

b. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam

setiap kelompok mendapat nomor urut.

c. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

d. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar

dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban

ini

e. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka

f. Tanggapan dari kelompok yang lain

g. Salah satu perwakilan kelompok mempersentasikan hasil

diskusinya.

h. Guru mengadakan post test untuk materi siklus II

3. Kegiatan akhir
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran

c. Guru mengakhiri pembelajaran

d. Guru berpamitan kepada siswa karena ini pertemuan terakhir.

e. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas

f. Guru mengucapkan salam

c. Pengamatan siklus II

Pada siklus II ini, hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa

mengalami peningkatan hasil belajar yang cukup baik selama proses

pembelajaran, siswa mulai terbiasa bertanya dan mengemukakan

pendapatnya.

Dari pembelajaran tersebut siswa cukup senang dan tidak merasa

bosan dalam menerima pelajaran ekonomi, perasaan senang pada waktu

pembelajaran berlangsung, semangat, antusias yang diimbangi dengan

aktif dalam diskusi, berani mengemukakan pendapatnya dan menjawab

pertanyaan dari guru dan siswa. Siswa sudah mulai berkomunikasi dan

kerjasama yang cukup baik pada diskusi antar sesama anggota kelompok,

karena masing-masing siswa sudah mulai bisa menghilangkan rasa malu

dan takut salah dalam mengajukan pertanyaan serta mengungkapkan

pendapat. Mayoritas siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan

cooperative learning yang dilakukan oleh peneliti. Ditambah lagi pada

siklus II ini, peneliti memberikan pujian pada salah satu kelompok atau

siswa atas prestasi yang diraih. Sehingga mereka akan lebih semangat
dalam belajar, mempunyai rasa tanggung jawab, disiplin dalam

mengerjakan tugas, serta menghormati guru dan ramah kepada teman.

Pada situasi proses pembelajaran ini siswa sudah sangat tenang, guru dan

siswa saling bekerja sama dalam membuat suasana belajar yang nyaman.

Saat guru menjelaskan siswa mendengarkan dan mengamati dengan baik

sehingga tercipta keharmonisan dalam belajar.

Hasil pengamatan yang telah dilaksanakan pada siklus II terdapat

beberapa perubahan pada ranah hasil belajar psikomotorik, diantaranya:

1) Siswa lebih bersemangat lagi dalam belajar berkelompok dan sudah

terbiasa

2) Siswa sudah berani untuk bertanya tentang materi yang belum

dimengerti tanpa ragu lagi

3) Siswa berani untuk mengemukakan pendapatnya tanpa takut salah dan

menghargai pendapat orang lain

4) Keterampilan siswa dalam menjawab pertanyaan baik dari guru

ataupun kelompok

5) Memiliki tanggung jawab kelompok dan juga individu

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II terdapat peningkatan

pada hasil belajar yang cukup tinggi. Hal ini dapat diamati pada lembar

penilaian menunjukan adanya peninggkatan dari rata-rata kelas 68,02

menjadi 81,05.
Dengan hasil seperti ini mengindikasikan bahwa hasil belajar siswa

sudah maksimal sesuai dengan target yang diharapkan oleh guru dan

siswa.

d. Analisis dan refleksi siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini tetap sama dengan

siklus I yaitu bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi. Pada siklus ini, siswa sudah mengerti dengan

strategi pembelajarn yang diterapkan oleh peneliti. Pada waktu

mengerjakan soal para siswa sudah bisa menerima pendapat dari teman

kelasnya. Dengan demikian hasil pengamatan pada siklus II terdapat

peningkatan dalam hasil belajar ekonomi. Peningkatan tersebut dapat

diamati dari hasil tes kelompok dan individu para siswa.

Hasil pengamatan yang telah dilaksanakan pada siklus II terdapat

beberapa perubahan pada ranah hasil belajar psikomotorik, diantaranya:

1) Siswa lebih bersemangat lagi dalam belajar berkelompok dan sudah

terbiasa

2) Siswa sudah berani untuk bertanya tentang materi yang belum

dimengerti tanpa ragu lagi

3) Siswa berani untuk mengemukakan pendapatnya tanpa takut salah dan

menghargai pendapat orang lain

4) Keterampilan siswa dalam menjawab pertanyaan baik dari guru

ataupun kelompok

5) Memiliki tanggung jawab kelompok dan juga individu


Melalui pengamatan setiap siklus dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa model cooperative learning terbukti mampu meningkatkan hasil

belajar siswa pada pelajaran ekonomi di SMP Negeri 4 Malang.

Pengamatan tersebut dilakuakn secara bertahap melalui tugas kelompok

dan soal latihan, yang menunjukan adanya peningkatan dari siklus I

sampai ke siklus II.

Berdasarkan analisa di atas menunjukkan bahwa pada siklus II ini

penerapan model cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, hal ini dapat dilihat dari:

1) Kegiatan belajar kelompok dapat membawa siswa untuk aktif

berbicara, mengemukakan ide, bertanya, dan menjawab. Hal ini dapat

dilihat adanya perubahan perilaku siswa pada siklus sebelumnya

hanya pasif dan sekarang mulai aktif dalam belajar.

2) Siswa sudah dapat mengandalkan kemampuan menyelesaikan masalah

dan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

3) Hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi yang pada siklus

I hanya bebeberapa siswa yang berhasil, sekarang sudah hampir

dimiliki oleh seluruh siswa kelas VII B.

Dengan demikian, peneliti memandang bahwa tidak perlu

dilakukan tindakan selanjutnya dan mengakhiri penelitian tindakan ini

pada siswa kelas VII B di SMP Negeri 4 Malang.


BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas VII B SMP

Negeri 4 Malang. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan cooperative learning

dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian ini dapat

dilihat dan dianalisa dengan cara membandingkan hasil proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan peneliti antara yang menggunakan pembelajaran

kooperatif dan yang tidak menggunakanya dalam meningkatkan dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

A. Perencanaan Penerapan Model Cooperative Learning dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas

VII B

Perencanaan penerapan model cooperative learning pada materi

memahami kegiatan ekonomi masyarakat, pelajaran ekonomi, perencanaan

dibuat berdasarkan konsep-konsep yang terdapat dalam cooperative learning.

Langkah awal dari perencanaan ini adalah menetapkan kelas yang akan

dijadikan objek penelitian, menetapkan materi pelajaran, membuat silabus dan

juga rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang akan digunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa, menyiapkan instrument penelitian.

Perencanaan cooperative learning ini terdiri dari 2 siklus dengan 5 kali

pertemuan. Siklus pertama terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus ke dua ada

tiga kali pertemuan. Sebelum pelaksanaan tindakan pada siklus I, terlebih

dahulu peneliti mengadakan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui


bagaimana kondisi kelas VII B selama proses pembelajaran sebelumnya. Selain

itu juga untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum melakuakn tindakan.

Dalam observasi awal dapat diketahui bahwa selama ini guru hanya

menerapkan metode ceramah dan penugasan, hanya sesekali melakukan

improvisasi metode pembelajaran, dan metode yang pernah diterapkan adalah

inquiri. Dalam observasi awal/prasurvei juga diketahiui bahwa siswa kelas VII

B sangat heterogen, super aktif, dan hasil belajar masih rendah atau kurang

maksimal. Dari hasil pengamatan proses pembelajaran dengan metode

ceramah, kurang cocok untuk diterapkan pada proses pembelajaran ekonomi

kelas VII yang siswanya sangat heterogen dan super aktif. Dengan metode

ceramah saja itu kurang bisa mengoptimalkan proses pembelajaran hal ini

sesuai dengan pendapat Roestiyah bahwa dengan metode ceramah ini guru

tidak mampu untuk mengontrol sejauh mana siswa telah memahami

uraiannya. 97

Setelah mengetahui kondisi awal di SMP Negeri 4 Malang khususnya

kelas VII B, dari hasil pre test yang dilakukan, peneliti pada siklus I langsung

menerapkan cooperative learning dengan membagi kelas menjadi beberapa

kelompok untuk melakukan diskusi. Menurut Sunaryo diskusi adalah

merupakan suatu proses interaksi antara dua atau lebih individu, saling tukar

informasi, pengalaman, pendapat, atau pemecahan masalah secara formal/lisan

dengan tujuan tertentu dan saling berhadapan muka. 98 Dengan berdiskusi siswa

dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas secara berkelompok. Menurut


97
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:PT.RINEKA CIPTA, 2001), hlm: 138
98
Sunaryo, Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, (Malang:IKIP
MALANG, 1989), hlm:128
Robert L.Cilstrap dan William R Martin memberikan pengertian kerja

kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil,

yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini

menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut.99

B. Pelaksanaan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII B

Pada pelaksanaan pembelajaran ini peneliti mengadakan pre test dengan

pembelajaran konvensional, dimana guru menuliskan terlebih dahulu,

kemudian menjelaskan. Sedangkan siswa mencatat dan mendengarkan. Setelah

kegiatan tersebut selesai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap

materi tersebut.

Melalui pre test dapat diketahui bahwa pembelajaran tersebut ternyata

menjadikan siswa kurang antusias atau semangat dalam belajar. Siswa

cenderung pasif, bermain sendiri atau berbicara dengan temannya. Siswa tidak

mempunyai buku paket, sehingga siswa hanya mengandalkan keterangan dari

guru saja, dan yang terjadi siswa tidak mendapatkan perhatian yang lebih,

siswa merasa bosan dan bertindak semaunya sendiri.

Untuk itu, berdasarkan hasil pre test tersebut untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, yaitu dengan

menerapkan model cooperative learning diharapkan dapat membuat siswa

99
Roestiyah, op, cit., hlm:15
untuk mndapatkan hasil belajar yang maksimal. Cooperative learning ini

mendorong sikap kesetiakawanan dan keterbukaan di antara siswa, sehingga

skiap dan perilaku siswa berkembang ke arah suasana demokratisasi dalam

kelas dan lebih bersemangat.

Menyikapi hasil pre test tersebut, maka pada siklus I pertemuan pertama

peneliti menerapkan model cooperative learning dengan tujuan meningkatkan

hasil belajar siswa. Dengan pembelajaran ini diharapkan siswa mempunyai

semangat yang tinggi, saling berperan menyelesaikan tugas, bekerja sama,

bertukar pikiran untuk menyelesaikan masalah, sehingga mendapatkan hasil

yang memuaskan disbandingkan dengan pembelajaran konvensional yang

peneliti terapkan sebelumnya.

Pada pertemuan pertama dengan menerapkan model cooperative learning

siswa mulai aktif bertanya dan menjawab di bandingkan dengan pre test,

karena pada pertemuan ini setiap kelompok mulai bekerja sama dengan

anggotanya untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh guru. Mereka

mulai saling bertukar pikiran, tanya jawab, dan sudah berani bertanya tentang

materi yang belum di pahami.

Dengan pembelajaran tersebut diupayakan untuk melatih, membiasakan

dan menjadikan siswa lebih aktif dalam mengungkapkan ide, sehingga

menimbulkan persaingaan sehat untuk meningkatkan keberanian siswa. Hasil

observasi siklus I mengemukakan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang

cukup memuaskan.
Pada siklus II, peneliti masih tetap menerapkan model cooperative

learning dengan tiga kali pertemuan. Pada siklus ini siswa lebih antusias dalam

belajar disbanding dengan siklus I. Pada siklus ini siswa sudah terbiasa dengan

pembelajaran yang diterapkan, karena dengan terbiasanya strategi tersebut

siswa jadi lebih mudah untuk memahami materi dan semangat dalam

mengerjakan tugas-tugasnya sehingga berpengaruh pada hasil belajar yang

meningkat.

Dengan model cooperative learning ini, siswa lebih semangat untuk

belajar, karena mereka adalah satu tim yang harus bekerja sama untuk

menyelesaikan tugas tersebut. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif

adalah menciptakan situasi belajar dimana keberhasilan individu atau

pengaruhi keberhasilan kelompok.

Pembelajaran kooperatif ini diterapkan agar siswa lebih bertanggung

jawab, berperan aktif, dalam menyelesaikan tugas secara berasma-sama dengan

kelompoknya, yaitu untuk menuangkan ide-ide dengan kelompoknya. Selain

itu mereka harus aktif bertanya dan menjawab, mempunyai keingintahuan yang

besar terhadap masalah yang belum dimengerti, dan harus semangat

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dari penerapan pembelajaran

tersebut, tampak dari aura mereka yang ceria dan lebih bersemangat dalam

belajar. Siswa mampu berperan aktif lebih berani bertanya dan menjawab, dan

bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan.

Pada pertemuan kali ini lingkungan belajar sudah nampak efektif pada

belajar kelompok, dimana mereka sudah berani menuangkan ide dengan teman
kelompoknya dan sudah berani bertanya pada materi yang belum dipahami,

sehingga diskusi mereka sangat menarik, karena semuanya ikut berperan aktif.

Oleh sebab itu, guru memberikan pujian kepada kelompok yang sudah selesai

terlebih dahulu dan kepada siswa yang sudah berani mempresentasikan hasil

tugasnya didepan kelas. Pujian ini dimaksudkan untuk merangsang semangat

siswa yang sebenarnya. Begitu juga ketika diberi latihan soal mereka langsung

mengerjakanya tanpa ada keluhan dan mereka mengerjakanya dengan penuh

semangat.

Secara umum pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar. Melalui observasi pada siklus II adanya rasa ingin tahu yang cukup

besar yang ditunjukkan dengan lebih aktif belajar kelompok, mengungkapkan

pendapatnya, dan tanya jawab ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini

menunjukkan keantusiasan mereka ketika pembelajaran ekonomi berlangsung.

Dengan demikian hasil observasi siklus II menunjukkan peningkatan

hasil belajar yang sangat memuaskan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat

diamati pada lampiran hasil penilaian siswa mulai dari siklus I dan siklus II

yang menunjukkan peningkatan.

C. Hasil Penilaian Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII B

Penilaian dalam pembelajaran ini dilakuakan pada setiap pertemuan

setelah proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ini dilakukan untuk


mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menggunakan strategi yang telah

diterapkan.

Tingkat keberhasilan kelas dalam setiap siklusnya mengalami

peningkatan, yaitu dari silkus I yang awalnya hanya 12,5% pada siklus II

mengalami peningkatan menjadi 34,5% atau nilai rata-ratanya dari pre test

yang hanya sebesar 60,26 pada siklus I menjadi 68,02 setelah itu meningkat

lagi menjadi 81,05. Dari hasil penilaian tersebut dapat dibuktikan bahwa

penerapan model cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar pada

siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Malang.

Berdasarkan data yang sudah diperoleh tersebut dapat diambil

kesimpulan, bahwa penerapan cooperative learning dapat meningkatkan hasil

belajar pada mata pelajaran Ekonomi dan bentuk aplikasinya yang yang efektif

adalah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat sebelumnya.

Adapun indikator keberhasilan penerapan penerapan cooperative

learning, antara lain:

1. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih semangat, senang

dan tidak merasa bosan, sehingga dapat menyelesaiakan tugas tepat

waktunya, karena dikerjakan dengan bersama-sama.

2. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang besar, yaitu aktif dalam berdiskusi

dengan saling tukar pendapat dan tanya jawab. Hal ini menunjukkan bahwa

siswa tidak merasa takut lagi untuk belajar mengemukakan pendapatnya

dan tanya jawab.

3. Adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari setiap

siklusnya.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menerapkan cooperative

learning dalam mata pelajaran ekonomi dapat mengoptimalkan hasil

pembelajaran ekonomi siswa kelas VII B SMP Negeri 4 Malang. Hal ini

ditunjukkan oleh perubahan yang signifikan pada tingkat antusias siswa dalam

megikuti pembelajaran serta persentase ketercapaian hasil belajar secara

kooperatif.

1. Perencanaan penerapan model cooperative learning pada materi

memahami kegiatan ekonomi masyarakat, pelajaran ekonomi, perencanaan

dibuat berdasarkan konsep-konsep yang terdapat dalam cooperative

learning. Langkah awal dari perencanaan ini adalah menetapkan kelas

yang akan dijadikan objek penelitian, menetapkan materi pelajaran,

membuat silabus dan juga rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yang

akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, menyiapkan

instrument penelitian.

2. Pelaksanaan model cooperative learning ini terdiri dari 2 siklus dengan 5

kali pertemuan. Siklus pertama terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus ke

dua ada tiga kali pertemuan. Sebelum pelaksanaan tindakan pada siklus I,

terlebih dahulu peneliti mengadakan observasi awal dengan tujuan untuk

mengetahui bagaimana kondisi kelas VII B selama proses pembelajaran


sebelumnya. Selain itu juga untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum

melakuakn tindakan.

3. Proses hasil penilaian dengan model cooperative learning untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VII B

SMPN 4 Malang dilakukan berdasarkan hasil catatan peneliti selama

penerapan model cooperative learning. Pada siklus II menjadi lebih baik

dari pada siklus I, hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan siklus

II ini hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat

dari persentase ketercapaian hasil belajar pada siklus I hanya 12,8 %

sedangkan pada siklus II mencapai 34,5%. Selain itu, penerapan model

cooperative learning ini juga dapat mempererat hubungan kerja sama antar

siswa.

B. Saran

Agar proses pembelajaran ekonomi lebih efektif dan lebih memberikan

hasil yang optimal, ada beberapa temuan yang peneliti peroleh yang dapat

dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi penyempurnaan

penerapan model cooperative learning dalam meningkatkan hasil

pembelajaran.berdasarkan kesimpulan diatas penulis memberikan beberapa

saran untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perhatian oleh semua pihak,

yaitu sebagai berikut:

1. Diharapkan bisa menerapkan model cooperative learning dalam proses

belajar-mengajar sehingga dapat mengantarkan pada kualitas pembelajaran


yang sesuai dengan yang diharapkan dan siswa dapat memperoleh hasil

belajar yang selalu mengalami peningkatan.

2. Untuk menerapkan model cooperative learning diperlukan persiapan yang

cukup matang, sehingga guru harus bisa menentukan atau memilih topik

yang benar-benar bisa diterapkan dengan model cooperative learning

dalam proses belajar-mengajar sehingga dapat diperoleh hasil yang

optimal.

3. Untuk siswa dan siswi diharapkan tidak ramai ketika mengikuti kegiatan

belajar mengajar dan bisa lebih aktif serta kritis dalam bertanya, berdiskusi

dalam kelompoknya dengan atau tanpa menerapkan model cooperative

learning.

4. Untuk peneliti berikutnya, hendaknya menambah variasi model belajar

terutama dalam cooperative learning.


128 

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Nur dan Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas; Pendidikan Agama
dan Umum; dari Teori Menuju Praktik. Malang: UM Press.

Arif, Saiful. 2007. “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam


Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas X
SMU Muhammadiyah 2 Malang”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN
Malang.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan dan Praktek .


Jakarta: PT Rineka Cipta.

______. 1986. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

______. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara.

Darwanto. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Dharma, Surya. Penilaian Hasil Belajar (http:www.yahoo.com, diakses 19 Mei


2010)

Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum 2004: Standar


Kompetensi Madrasah Aliyah (Jakarta: Departemen Agama, 2005)

Ghony, M Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN Malang


Press.

Habibi, Maksum,dkk. Ekonomi SMA Kelas 1. Jakarta: PT.Piranti Darma


Kalokatama.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.


Bandung: PT Refika Aditama.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:


Alabeta.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di


Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo.

128 
  129

Moleong, Lexi J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya.

Nurdin, Muh, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTS kelas VII. Surabaya:
CV Karya Utama.
 
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rochiati dan Wiriaatmaja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Samulseon, Paul, dkk. 1997. Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

_______. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Reset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.

SM, Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.


Semarang:RaSAIL Media Group.

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta.

Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang:


IKIP MALANG.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suranto, Sukidin, Basrowi. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan


Cendikia.

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ummamah. 2006.” Penerapan Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan


Proses Belajar dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
Kelas XI IPS-3 MAN 1 Malang”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN
Malang.

 
  130

Wahidmurni. 2008. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian


Lapangan. Malang: UM Press.

 
LAMPIRAN I
SILABUS
Sekolah : SMP Negeri 4 Malang
Kelas : VII(tujuh)
Mata Pelajaran : Ekonomi
Semester : 2(dua)
Standar Kompetens : 6. memahami kegiatan ekonomi masyarakat

Penilaian
Kompetensi Alokasi Sumber
Materi
Dasar Kegiatan Waktu Belajar
Pokok/ Indikator
Pembelajaran
Pembelajaran
Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Kegiatan Pokok Membaca buku Mendefinisika Tes Isian Kegiatan Toko/warug
6.2.Mendeskripsi Ekonomi. referensi dan n pengertian tulis/u pokok 6 JP di sekitar
kan kegiatan mendiskusikan dan macam- raian ekonomi sekolah
pokok Pengertian pengertian dan macam adalah
ekonomi, konsumsi dan macam- macam kegiatan a)............. Sentra-
yang meliputi jenis barang- kegiatan pokok ekonomi. b)............ c) sentra
kegiataan barang yang ekonomi ........... usaha yang
konsumsi, dikonsumsi siswa Mendefinisika Daftar ada di
produksi, dan dan keluarga Mendiskusikan n pengertian pertanya Jelaskan sekitar
distribusi (harian, pengertian konsumsi dan an pengertian sekolah dan
barang /jasa mingguan, dan Konsumsi dan jenis barang- konsumsi ! masyarakat
bulanan ) jenis-jenis barang yang tempat
Skala prioritas barang yang dikonsumsi Susunlah tinggal
dalam memenuhi dikonsumsi siswa dan daftar siswa
kebutuhan siswa dan keluarga ( Pilihan konsumsi keluarga
sebagai siswa. keluarganya harian, Ganda yang
Tanya jawab mingguan dan dibutuhkan Jalan raya
Aspek- aspek tentang skala bulanan ) siswa, Pasar
positif dan negatif prioritas dalam kemudian
perilaku memenuhi Menyusun susunlah Lingkungan
Pengertian kebutuhan skala prioritas berdasarkan sekolah
produksi dan dalam skala
sumber daya Mendiskusikan memenuhi prioritas!
ekonomi aspek positif kebutuhan
dan negatif sebagai siswa Susunlah
Macam-macam perilaku daftar
sumber daya konsumtif Mengidentifika konsumsi
ekonomi si aspek- aspek yang
Mendiskusikan positif dan dibutuhkan
Etika ekonomi pengertian negatif keluarga di
dalam Produksi dan perilaku rumahmu,
memanfaatkan sumber daya konsumtif dan
faktor-faktor Ekonomi seseorang. menurutmu
produksi dalam bagaimana
kehidupan satu Mendiskusikan Mengidentifika hubungannya
uaha/bisnis tujuan dan cara si faktor-faktor dengan sikap
peningkatan yang komsumtif di
Usaha-usaha jumlah dan mutu mempengaruhi keluargamu ?
untuk mening- hasil produksi konsumsi
katkan jumlah seseorang. Berikut ini
dan mutu hasil Mendiskusikan yang bukan
produksi (bidang makna/pengertia Mendefinisika termsuk
industri dan n distribusi, n pengertian faktor-faktor
pertanian) tujuan distribusi produksi dan yang
Membaca sumber daya mempengaru
Pengertian dan literatur dan ekonomi hi pola
tujuan distribusi berdiskusi konsumsi
tentang etika Mengklasifikas seseorang
Sistem distribusi ekonomi dalam i macam- adalah ...
beserta contohnya melakukan macam sumber a.penghasilan
(langsung, tidak distribusi daya ekonomi per bulan
langsung dan b. jumlah
semi langsung) Mendiskusikan Mengidentifika anngota
pengertian si etika keluarga
Etika ekonomi usaha, ekonomi dalam c.pendidikan
dalam kegiatan perusahaan dan memanfaatkan dan
distribusi yang badan usaha, faktor-faktor lingkungan
memenuhi unsur dan memberikan produksi dalam d.keinginan
keadilan dan contohnya. kehidupan untuk maju
pemerataan. suatu
Mendefinisikan usaha/bisnis Pengertian
Pengertian usaha, pengertian dan Mengidentifika produksi
perusahaan dan macam-macam si usaha-usaha adalah ... .
badan usaha kegiatan yang dapat Sumberdaya
ekonomi. dilakukan ekonomi ada
guna empat
meningkatkan macam yaitu
jumlah dan :
Mendefinisikan mutu hasil a. ............
pengertian produksi b..............
konsumsi dan (bidang c............
jenis barang- industri dan d..............
barang yang pertanian )
dikonsumsi baik melalui Etika
siswa dan intensifikasi ekonomi
keluarga maupun dalam
(harian, ekstensifikasi meman
mingguan dan faatkan
bulanan ). Mendefinisika sumber daya
n pengertian ekonomi
Menyusun skala dan tujuan dapat
prioritas dalam distribusi dilakukan
memenuhi dgn cara
kebutuhan Mengklasifikas bagaimana ?
sebagai siswa. i sistem
distribusi Peningkatan
Mengidentifikas beserta mutu dan
i aspek- aspek contohnya jumlah hasil
positif dan (langsung, produksi
negatif perilaku tidak langsung dapat
konsumtif dan semi dilakukan
seseorang. langsung) dengan
beberapa
Mengidentifikas Mengidentifika cara,
i faktor-faktor si /melakukan sebutkan !
yang kegiatan
mempengaruhi kegiatan yang Jelaskan
konsumsi menggambarka tujuan
seseorang. n contoh etika distribusi !
ekonomi
Mendefinisikan dalam kegiatan Ada tiga
pengertian distribusi yang sistem
produksi dan memenuhi distribusi,
sumber daya unsur sebutkan dan
ekonomi keadilan dan jelaskan
pemerataan. masing-
Mengklasifikasi masingnya !
macam-macam Mendefinisika
sumber daya n pengertian Bentuk etika
ekonomi usaha, ekonomi
perusahaan yang
Mengidentifikas dan badan bagaimana
i etika ekonomi usaha dalam
dalam melakukan
memanfaatkan kegiatan
faktor-faktor distribusi ?
produksi dalam
kehidupan suatu Jelaskan
usaha/bisnis perbedaan
perusahaan
Mengidentifikas dengan
i usaha-usaha badan usaha
yang dapat
dilakukan guna
meningkatkan
jumlah dan mutu
hasil produksi
(bidang industri
dan pertanian )
baik melalui
intensifikasi
maupun
ekstensifikasi

Mendefinisikan
pengertian dan
tujuan distribusi

Mengklasifikasi
sistem distribusi
beserta
contohnya
(langsung, tidak
langsung dan
semi langsung)

Mengidentifikas
i /melakukan
kegiatan
kegiatan yang
menggambarkan
contoh etika
ekonomi dalam
kegiatan
distribusi yang
memenuhi unsur
keadilan dan
pemerataan.

Mendefinisikan
pe ngertian
usaha,
perusahaan dan
badan usaha
6.3.Mendeskripsi Macam- macam Membaca Mendeskripsik Tes Tes Sebutkan Guru IPS
kan peran badan usaha. literatur an macam- tulis pilhan macam- 4 JP Ekonomi
badan usaha, (menurut pemilik selanjutnya macam badan ganda. macam
termasuk modal, lapangan mendiskusikan usaha. badan usaha Buku
koperasi, usaha banyaknya jenis-je nis (menurut menurut Materi
sebagai pekerja dan badan usaha pemilik modal, Tes bentuk
tempat menurut badan menurut pemi lapangan uraian hukumnya Koperasi /
berlangsungny hukum) lik modal, la usaha yang ada di kantin
a proses pangan usaha, banyaknya sekeliling sekolah
produksi Tujuan badan jumlah pekerja pekerja dan tempat
dalam usaha(milik serta menurut menurut tinggalmu / Pasar
kaitannya negara/daerah, bentuk badan bentuk badan daerahmu !
dengan pelaku milik swasta, hukum /yuridis hukum) BUMN/
ekonomi koperasi) Berikut ini BUMS
yang bukan yang
Mengidentifik prinsip ada di wila-
Pertimbangan Mendiskusikan asi misi/tujuan koperasi yah masing-
yang perlu beberapa badan usaha adalah... masing
diperhatikan pertimba ngan (milik negara a.keanggotaa daerah
dalam berbisnis yang perlu /daerah, milik nsukarela Guru
diperhatikan swasta, b.pengelolaa
Kriteria badan dalam berbisnis koperasi) n demokratis Buku yg
usaha yang c.pembagian relevan
dikelola secara Mendiskusikan Mengidentifik SHU sesuai
profesional dan peranan asi beberapa jabatan Contoh
manusiawi. pemerintah pertimbangan d. dilakukan benda hasil
sebagai pelaku yang perlu secara kreatifitas
Peranan dan pengatur diperhatikan mandiri
pemerintah kegiatan dalam
sebagai pelaku ekonomi berbisnis Jelaskan
dan pengatur tujuan
kegiatan ekonomi Mengidentifik pemerintah
asi badan mendirikan
usaha yang badan usaha.
dikelola secara
profesional Sebutkan 4
dan manusiawi pertimbanga
n yang perlu
diperhatikan
Mendeskripsik ketika
an peranan seseorang
pemerintah akan
sebagai pelaku mendirikan
dan pengatur peperusahaan
kegiatan bisnis!
ekonomi
Sebutkan
peranan
pemerintah
sebagai
pengatur dan
pelaku
kegiatan
ekonomi

6.4.Menggunakan Kreativitas dalam Mendiskusikan Mendefinisika Tes Tes Jelaskan arti Buku yg
gagasan tindakan pengertian n pengertian tulis Uraian kreatif dan 2 JP relevan
kreatif dalam ekonomi. kreatif dan kreatif dan kreatifitas
tindakan contoh proses dalam Contoh
ekonomi Pentingnya aplikasinya kreatifitas tindakan benda hasil
untuk inovasi dan dalam tindakan dalam tindakan ekonomi kreatifitas
mencapai syarat-syarat ekonomi ekonomi
kemandirian inovasi dalam Perlukah
dan kehidupan sehari- Tanya jawab Mendefinisika inovatif bagi
kesejahteraan hari. tentang inovatifn pengertian seseorang
dan manfaatnya inovatif dan dan kenapa ?
Proses manfaatnya
kemandirian Mendiskusikan dalam Bentuk
dalam usaha pengertian kehidupan Tes Soal kreatifitas
meningkatkan mandiri, sehari-hari unjuk pilihan apakah yang
kesejahteraa kemandirian dan yang mampu kerja ganda kamu
usaha-usaha mendorong lakukan agar
Praktik kreatifitas yang dilakukan peningkatan kamu sukses
dan inovasi. agar mampu kesejahteraan dan naik
melakukannya kelas ?
Gagasan dan Mengklasifikasi Mengidentifika
berlaku kreatif, hasil si proses Proses
Inovatif dan produktifitas kemandirian kemandirian
kemandirian dan inovasi dalam usaha harus dimulai
dalam kehi- meningkatkan dari diri
dupan ekonomi Mendiskusikan kesejahteraan sendiri, dari
hasil ekonomi mana kamu
yang kreatif dan Berlatih mulai hidup
inovatif mengerjakan mandiri ?
sendiri dan
kreatifitas dan Buatlah salah
inovasi yang satu produk
direncakan yang me-
rupakan
Membuat bentuk
produk berupa kreatifitas
barang/ jasa kamu sebagai
dari sumber siswa
daya yang
dimiliki.
LAMPIRAN II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Malang


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : VII (tujuh) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 X 40 MENIT
Standar Kompetensi : 6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar : 6.2 Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi
yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi,
dan distribusi barang/jasa
Indikator : 1. Mendifinisikan pengertian dan macam-macam
Kegiatan ekonomi.
2. Mendefinisikan pengertian konsumsi dan jenis
barang-barang yang dikonsumsi siswa dan
keluarga (harian minggu dan bulanan).
3. Menyusun skala prioritas dalam memenuhi
kebutuhan sebagai siswa.
4. Mengidentifikasi aspek-aspek positif dan
negatif perilaku konsumtif seseorang.
5. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumtif seseorang.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran siswa diharapkan mampu :
1. Mendifinisikan pengertian kegiatan ekonomi.
2. Menyebutkan macam-macam kegiatan ekonomi.
3. Mendefinisikan pengertian konsumsi
4. Menyebutkan jenis barang-barang yang dikonsumsi siswa dan keluarga
(harian minggu dan bulanan).
5. Mengidentifikasi aspek-aspek positif dan negatif perilaku konsumtif
seseorang.
6. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumtif seseorang
II. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan oleh oleh
manusia (perusahaan atau masyarakat) untuk memproduksi, mendistribusi,
serta mengkonsumsi barang dan jasa dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani demi mewujudkan kemakmuran.
2. Macam-Macam Kegiatan Ekonomi
Dengan demikian inti dari kegiatan ekonomi adalah: produksi,
distribusi, dan konsumsi.
3. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah memanfaatkan nilai guna suatu barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan secara berangsur- angsur atau sekaligus habis.
4. Jenis barang-barang yang dikonsumsi siswa dan keluarga
Adapun jenis barang yang dikonsumsi siswa adalah seragam,
sepatu, alat tulis. Sedangkan jenis barang yang konsumsi keluarga adalah
alat-alat rumah tangga dan kebutuhan sehari-hari.
5. Aspek positif dan negative perilaku konsumtif
Perilaku konsumtif adalah suatu keadaan yang cenderung
membelanjakan seluruh pendapatannya pada barang- barang konsumsi.
Perilaku konsumtif dapat berdampak positif bagi kegiatan ekonomi.
Perilaku konsumtif juga dapat menjamin berlangsungnya siklus ekonomi,
yaitu dari kegiatan produksi → distribusi → konsumsi.
Namun perilaku konsumtif lebih banyak dampak negative atau
buruknya,karena perilaku tersebut dinilai boros atau tidak hemat. Orang-
orang yang berperilaku konsumtif kurang memikirkan masa depan.
Masyarakat pun umumnya kurang menghormati orang- orang berperilaku
konsumtif.
6. Faktor- faktor yang mempengaruhi konsumsi antara lain :
a. Kebiasaan dan sikap hidup. Seseorang yang biasa hidup hemat tingkat
konsumsinya lebih rendah daripada orang- orang yang berperilaku
boros.
b. Faktor lingkungan. Orang- orang yang tinggal di lingkungan perkotaan
memiliki tingkat konsumsi lebih tinggi daripada orang- orang yang
tinggal di pedesaan.
c. Faktor tingkat peradaban. Orang- orang yang memiliki kehidupan
modern, tingkat.
d. konsumsinya lebih tinggi daripada orang- orang yang memiliki
kehidupan sederhana.
e. Pemilik uang yang banyak, cenderung konsumsinya lebih tinggi
daripada pemiliki uang yang sedikit atau tidak sama sekali.

III. METODE PEMBELAJARAN


Metode yang digunakan adalah metode ceramah

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
c. Guru memperkenalkan diri
d. Guru melakukan absensi
e. Membuat apersepsi dan menyampaikan kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan inti (60 menit)
a. Guru menyampaikan materi pelajaran tentang kegiatan konsumsi
b. Guru meminta siswa untuk mempelajari serta memahami materi tentang
konsumsi yang telah di sampaikan
c. Guru melakukan pre test
3. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran
c. Guru mengakhiri pembelajaran
d. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
e. Guru mengucapkan salam
V. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPS Terpadu SMP VII, M. Nurdin dkk (Pusat Pembukuan, 2008)
2. Buku ekonomi SMP VII, Yanto, (Erlangga, 2004)
VI. ASESMEN
1. Kognitif
a. tes tulis
2. Afektif
NO NAMA SKOR PEROLEHAN NILAI
4 3 2 1

Keterangan
4 = siswa menjelaskan dengan sempurna (lengkap).
3 = siswa menjelaskan kurang sempurna.
2 = siswa menjelaskan tidak sempurna tetapi tertib.
1 = siswa menjelaskan tidak sempurna dan tidak tertib.

VII. PROSES TINDAK LANJUT


1. Siswa yang sudah menguasai diberi tugas tambahan yang sesuai dengan
KD (pengayaan).
2. Siswa yang belum menguasai diberikan tugas tambahan/remedial.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Malang


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : VII (tujuh) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 X 40 MENIT
Standar Kompetensi : 6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar : 6.2 Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi
yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi,
dan distribusi barang/jasa
Indikator :
1. Mendefinisikan pengertian produksi dan
sumber daya ekonomi.
2. Mengklasifikasi macam-macam sumber daya
ekonomi.
3. Mengidentifikasi etika ekonomi dalam
memanfaatkan faktor-faktor produksi dalam
kehidupan suatu usaha/bisnis.
4. Mengidentifikasi usaha-usaha yang dapat
dilakukan guna meningkatkan jumlah dan
mutu hasil produksi (bidang indusri dan
pertanian) baik melalui intensifikasi maupun
ekstenfikasi.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran siswa diharapkan mampu :
1. Mendefinisikan pengertian produksi
2. Mendefinisikan pengertian sumber daya ekonomi
3. Mengklasifikasi macam-macam sumber daya ekonomi.
4. Mengidentifikasi etika ekonomi dalam memanfaatkan faktor-faktor
produksi dalam kehidupan suatu usaha/bisnis.
5. Mengidentifikasi usaha-usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan
jumlah dan mutu hasil produksi (bidang indusri dan pertanian) baik
melalui intensifikasi maupun ekstenfikasi.
II. MATERI PEMBELAJARAN
1) Produksi adalah segala sesuatu atau kegiatan manusia untuk menambah,
mempertinggi, dan menciptakan nilai guna suatu barang dan jasa sehingga
dapat memenuhi kebutuhan manusia
2) Sumber daya produksi antara lain :
a. faktor produksi alam
b. faktor tenagan kerja
c. faktor modal
d. faktor kewirausahaan
3) Macam-macam sumber daya ekonomi.
a). sumberdaya alam contoh minyak bumi, tanah, air, udara, dan bahan
tambang.
b). sumber daya manusia
4) Faktor- factor yang mempengaruhi produksi :
a. hasil produksi,
b. factor produksi yang digunakan,
5) Usaha-usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan jumlah dan mutu
hasil produksi
a. intensifikasi, adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara
meningkatka kemampuan atau memaksimalkan produktivitas faktor-
faktor produksi yang telah ada.
b. ekstensifikasi, adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara
menambah atau memperluas faktor- faktor produksi yang digunakan.
c. diversifikasi, adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara
menambah jenis atau keanekaragaman hasil produksi
d. rasionalisasi adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
III. METODE PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif (cooperative
learning)
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
(1) Kegiatan awal (10 menit)
b. Guru mengucapkan salam
c. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
d. Guru mengabsen siswa
e. Membuat apersepsi dan menyampaikan kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
f. Menginformasikan makna cooperative learning
(2) Kegiatan inti (55 menit)
a. Guru menyampaikan materi pelajaran tentang kegiatan produksi
b. Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok (7 kelompok)
c. Siswa mengamati gambar-gambar kegiatan produksi sebagai media
pembelajaran kemudian mengaitkannya dengan kehidupan nyata.
d. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari contoh kegiatan
produksi.
e. Siswa berdiskusi antar kelompok.
f. Salah satu perwakilan kelompok mempersentasikan hasil diskusinya
yang di tunjuk secara acak.
(3) Kegiatan akhir (15 menit)
a. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran
c. Guru mengakhiri pembelajaran
d. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
e. Guru mengucapkan salam
V. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPS Terpadu SMP VII, M. Nurdin dkk (Pusat Pembukuan, 2008)
2. Buku ekonomi SMP VII, Yanto, (Erlangga, 2004)

VI. ASESMEN
1. Kognitif
a. Soal tugas/tes tulis
2. Afektif
NO NAMA SKOR PEROLEHAN NILAI
4 3 2 1

Keterangan
4 = siswa menjelaskan dengan sempurna (lengkap).
3 = siswa menjelaskan kurang sempurna.
2 = siswa menjelaskan tidak sempurna tetapi tertib.
1 = siswa menjelaskan tidak sempurna dan tidak tertib.
VII. PROSES TINDAK LANJUT
1. Siswa yang sudah menguasai diberi tugas tambahan yang sesuai dengan
KD (pengayaan).
2. Siswa yang belum menguasai diberikan tugas tambahan/remedial.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Malang


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : VII (tujuh) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 X 40 MENIT
Standar Kompetensi : 6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar : 6.2 Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi
yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi,
dan distribusi barang/jasa
Indikator :
1. Mendefinisikan pengertian dan tujuan
distribusi.
2. Mengklasifikasi sistem distribusi beserta
contohnya langsung, tidak langsung dan semi
langsung.
3. Mengidentifikasi melakukan kegiatan-kegiatan
yang menggambarkan contoh etika ekonomi
dalam kegiatan distribusi yang memenuhi
unsur keadilan dan pemerataan.
4. Mendefinisikan pengertian usaha perusahaan
dan badan usaha.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran siswa diharapkan mampu :
1. Mendefinisikan pengertian distribusi
2. Mendeskripsikan tujuan distribusi
3. Mengklasifikasi sistem distribusi beserta contohnya langsung, tidak
langsung dan semi langsung.
4. Mengidentifikasi melakukan kegiatan-kegiatan yang menggambarkan
contoh etika ekonomi dalam kegiatan distribusi yang memenuhi unsur
keadilan dan pemerataan.
5. Mendefinisikan pengertian usaha perusahaan dan badan usaha.
II. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian dan tujuan distribusi
Distribusi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan
atau menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Adapun
tujuan dari distribusi adalah:
b. Menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
b. Mempercepat sampainya hasil produksi ke konsumen
c. Tercapainya pemerataan produksi
d. Menjaga kesinambungan produksi
e. Memperbesar dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
f. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa
2. Sistem distribusi
a. Distribusi langsung adalah produsen sendiri yang langsung
menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen sebagai
pemakai terakhir tanpa perantara.
b. Distribusi semi langsung adalah produsen menggunakan saluran
distribusi milik perusahaan untuk menyampaikan barang hasil produksi
kepada konsumen.
c. Distribusi tidak langsung adalah barang- barang yang dihasilkan
produsen disalurkan kepada konsumen melalui lembaga- lembaga
penyalur perantara yang bukan merupakan bagian dari organisasi
produsen.
3. Contoh distribusi langsung, tidak langsung dan semi langsung.
Contoh distribusi langsung: penjual sate yang keliling kampong. Contoh
distribusi tidak langsung: pabrik ban mobil dan motor yang menghasilkan
ban tidak menjual langsung ke konsumen.
4. Kegiatan distribusi yang memenuhi unsur keadilan dan pemerataan.
a. barang- barang atau jasa yang ditawarkan harus jelas tingkat
kegunaannya
b. barang dan jasa yang ditawarkan harus berkualitas baik dan dibutuhkan
oleh konsumen
c. harus menetapkan tanggalkadaluarsa bagi produk jenis makanan
d. memberikan jaminan resiko bagi setiap barang yang ditawarkan
5. Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh
hasil yang berupa laba.

Perusahaan adalah kegiatan usaha yang bersifat tetap, dilakukan


secara terus-menerus, dan dikelola secara baik dengan tujuan menghasilkan
barang dan jasa sehingga dapat melayani kepentingan umum sekaligus
memperoleh laba.
Badan usaha merupakan suatu unit ekonomi yang mengkombinasikan
seluruh sumber daya ekonomi, seperti sumber daya alam, manusia, modal,
serta kewirausahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.

III. METODE PEMBELAJARAN


Metode yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif (cooperative
learning)
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
c. Guru mengabsen siswa
d. Membuat apersepsi dan menyampaikan kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan inti (60 menit)
a. Guru menyampaikan materi pelajaran tentang kegiatan distribusi
b. Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok, dengan masing-masing
siswa mendapat nomor urut
c. Siswa diberi tugas untuk mengamati gambar-gambar kegiatan
distribusi sebagai media pembelajaran kemudian mengaitkannya
dengan kehidupan nyata.
d. Siswa mempraktekkan kegiatan distribusi yaitu dengan
mendistribusikan hasil buatan siswa minggu lalu kepada
temannya.
e. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari contoh
kegiatan produksi.
f. Siswa berdiskusi antar kelompok.
g. Salah satu perwakilan kelompok mempersentasikan hasil
diskusinya
h. Guru mengadakan pos test untuk materi siklus I.
3. Kegiatan akhir (10 menit)
a. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran
c. Guru mengakhiri pembelajaran
d. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
e. Guru mengucapkan salam
V. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPS Terpadu SMP VII, M. Nurdin dkk (Pusat Pembukuan, 2008)
2. Buku ekonomi SMP VII, Yanto, (Erlangga, 2004)
VI. ASESMEN
1. Kognitif
a. tes tulis
2. Afektif
NO NAMA SKOR PEROLEHAN NILAI
4 3 2 1

Keterangan
4 = siswa menjelaskan dengan sempurna (lengkap).
3 = siswa menjelaskan kurang sempurna.
2 = siswa menjelaskan tidak sempurna tetapi tertib.
1 = siswa menjelaskan tidak sempurna dan tidak tertib.

VII. PROSES TINDAK LANJUT


a. Siswa yang sudah menguasai diberi tugas tambahan yang sesuai dengan
KD (pengayaan).
b. Siswa yang belum menguasai diberikan tugas tambahan/remedial.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Malang


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : VII (tujuh)/2(dua)
Alokasi Waktu : 2 X 40 MENIT
Standar Kompetensi :6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar : 6.3 Mendeskripsikan peran badan usaha, termasuk
koperasi, sebagai tempat berlangsungnya
proses produksi dalam kaitannya dengan
pelaku ekonomi.

Indikator :
1. Mendeskripsikan macam-macam badan usaha (menurut pemilik modal,
lapangan usaha banyaknya pekerja dan menurut bentuk badan hukum).
2. Mengidenfikasi misi/ tujuan badan usaha (milik negara/daerah, milik swasta,
koperasi).
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu :
1. Mendeskripsikan macam-macam badan usaha menurut pemilik modal.
2. Mendeskripsikan macam-macam badan usaha menurut lapangan usaha.
3. Mendeskripsikan macam-macam badan usaha menurut banyaknya pekerja.
4. Mendeskripsikan macam-macam badan usaha menurut bentuk badan
hukumnya.
5. Mengidentifikasi misi/ tujuan badan usaha Negara.
6. Mengidenfikasi misi/ tujuan badan usaha milik daerah.
7. Mengidenfikasi misi/ tujuan badan usaha milik swasta.
8. Mengidenfikasi misi/ tujuan koperasi.
II. MATERI PEMBELAJARAN
A. MACAM-MACAM BADAN USAHA
1. Menurut pemilik modal
a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara.
Modal ini diperoleh dari penyertaan langsung berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan. Kekayaan yang dipisahkan adalah kekayaan
negara yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) untuk dijadikan penyertaan modal negara pada badan usaha
milik pemerintah.
1) Perusahaan Jawatan ( Perjan )
Perusahaan jawatan merupakan perusahaan negara yang
seluruh modalnya merupakan milik negara dari kekayaan yang
tak terpisahkan dan merupakan bagian dari suatu departemen.
Usaha perusahaan ini bersifat public service (pelayan masyarakat)
2) Perusahaan Umum (Perum)
Bentuk perusahaan negara ini modalnya dari kekayaan
negara yang telah dipisahkan dan mempunyai tujuan untuk
memenuhi kepentingan umum yang vital. Sifat usahanya adalah
publik utility ( pelayanan jasa yang memberikan kegunaan vital
bagi masyarakat ).
3) Perusahaan persero
Persero merupakan bentuk badan usaha Negara yang
membuka kesempatan pada masyarakat umum untuk ikut serta
memiliki atau menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut.
Modal persero ini terdiri atas saham-saham dan bertujuan untuk
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya ( non public utility).
BUMN banyak bergerak dalam cabang-cabang ekonomi yang
penting dan menyangkut kehidupan rakyat banyak. Misalnya, bahan
bakar minyak dipegang PT Pertamina, listrik dipegang PT PLN, dan
telekomunikasi dipegang PT Telkom.
b. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Badan usaha ini seluruh modalnya berasal dari pihak swasta
yang dimiliki seseorang atau beberapa orang. Badan usaha milik
swasta juga mempunyai peran yang penting dalam perekonomian
negara. Selain berperan dalam menyediakan barang dan jasa, badan
usaha swasta juga membantu pemerintah dalam usaha mengurangi
pengangguran serta memberi kontribusi dalam pemasukan kas
negara berupa pajak.
c. BUMD ( Badan Usaha Milik Daerah )
Badan usaha milik daerah ini pada dasarnya bisa berbentuk
perjan , perum atau persero. Hanya pada perusahaan ini yang terlibat
adalah pemerintah daerah.
d. Koperasi
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian, menyatakan bahwa koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi,
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Modal koperasi diperoleh dari anggotanya yang berupa
simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Koperasi
merupakan badan usaha yang mengutamakan kepentingan anggota,
tetapi tujuannya untuk memperoleh laba juga tidak diabaikan. Laba
yang diperoleh koperasi akan digunakan untuk mengembangkan
usaha dan sebagian lagi akan dibagikan sebagai sisa hasil usaha
(SHU) kepada anggotanya.
Ada beberapa jenis usaha koperasi. Misalnya koperasi
konsumsi yang berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari
anggotanya. Koperasi produksi merupakan koperasi yang berusaha
menghasilkan barang-barang. Ada pu la koperasi serbausaha.
2. Menurut lapangan usaha
a. Ekstraktif
Kegiatan utama badan usaha yang bergerak di bidang usaha
ini adalah mengambil bahan-bahan/barang-barang yang terdapat di
alam. Misalnya, pertambangan, penggalian, perikanan laut, dan
perburuan. Perusahaan ekstraktif biasanya menghasilkan bahan-
bahan dasar, seperti minyak bumi, batu bara, gamping, pasir, ikan,
dan kayu. Barang-barang tersebut bukan dibudidayakan oleh man
usia, melainkan disediakan alam.
b. Pertanian atau Agraris
Kegiatan pertanian dilakukan oleh badan usaha yang
mengolah tanah dengan bantuan kesuburan tanah. Tentu produk yang
dihasilkan merupakan produk pertanian. Dapatkah kamu me-
nyebutkan contohnya? Contohnya tanaman pangan seperti padi,
jagung, kedelai, ubi, serta hasil perkebunan seperti karet, kelapa
sawit, kopi, dan teh.
c. Peternakan
Badan usaha di bidang peternakan melakukan produksi
dengan cara mengambil hasil-hasil dari hewan ternak. Kegiatan
peternakan dilakukan dengan memelihara dan pembiakan hewan
ternak. Mungkin di sekitar daerah tempatmu terdapat peternakan.
Jenis hewan apa yang diternakkan? Biasanya jenis hewan yang
diternakkan adalah sapi, kambing, ayam, dan burung puyuh. Hasil
produksi di bidang ini adalah susu, daging, telur, dan kulit. Hasil
peternakan dapat menyediakan bahan-bahan untuk lauk-pauk dan
kulitnya sebagai bahan kerajinan.
d. Industri
Kegiatan produksi ini dilakukan dengan mengolah atau
mengubah barang-barang, bisa pengolahan bahan mentah menjadi
barang jadi atau barang mentah menjadi setengah jadi atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi. Contoh industri yang
menghasilkan barang setengah jadi adalah industri yang mengolah
kapas menjadi benang atau mengolah kayu menjadi bubuk kertas.
Contoh industri yang mengolah barang jadi misalnya industri
pakaian jadi.
e. Jasa
Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang kegiatan
usahanya bergerak dibidang pemberian jasa (layanan) kepada
konsumen dengan tujuan memperoleh imbalan jasa. Dengan kata
lain, bidang jasa merupakan usaha produksi yang proses produksinya
dilakukan untuk menghasilkan pelayanan atau membantu proses
produksi lain tanpa mengubah barang itu sendiri. Usaha jasa dapat
bergerak di bidang finansial (keuangan) dan nonfinansial. Contoh
usaha di bidang jasa finansial adalah perbankan dan sewa guna. Di
bidang nonfinansial misalnya transportasi, pergudangan, asuransi,
perdagangan, dan persewaan.

3. Menurut banyaknya pekerja


a. Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki tenaga
antara 5–19 orang. Biasanya kamu akan menjumpai perusahaan ini
ketika melihat sebuah industri rumah tangga. Adakah industri rumah
tangga di daerah sekitarmu? Perusahaan ini dipimpin dan dikelola
oleh pemiliknya sendiri serta dibantu beberapa karyawan atau
anggota keluarganya sendiri. Perusahaan ini biasanya didirikan
dalam bentuk badan usaha perseorangan.
b. Perusahaan Sedang
Perusahaan sedang adalah perusahaan yang memiliki tenaga
kerja antara 20–99 orang. Pengelolaan usaha ini sudah lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan ini sudah
menggunakan jasa orang lain untuk membantu mengelola usahanya
walaupun pemiliknya tetap aktif i kut dalam mengelola perusahaan
tersebut.
c. Perusahaan Besar
Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki tenaga
kerja lebih dari 100 orang. Perusahaan ini memiliki kapasitas
produksi yang besar. Oleh karena jumlah karyawan dan hasil
produksinya sangat besar, pengelolaan perusahaan ini sudah
menerapkan sistem manajemen yang rapi dan profesional. Jadi,
dalam perusahaan terdapat pembagian kerja atau spesialisasi.
4. Menurut badan hukum
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk badan usaha
yang seluruh modal dan tanggung jawabnya dimiliki oleh seseorang
secara pribadi. Jadi, semua risiko dan kegiatan usaha menjadi
tanggung jawab penuh pengusaha. Besarnya perusahaan
perseorangan biasanya terbatas pada kemampuan pemiliknya.
Contoh perusahaan perseorangan adalah penginapan, penggilingan
padi, toko serbaada, dan restoran.
Untuk mendirikan perusahaan perseorangan tidak ada
undang-undang yang mengatur izin usaha secara khusus. Namun,
untuk beberapa jenis usaha, perusahaan perseorangan baru boleh
melakukan aktivitasnya setelah mendapat izin dari pemerintah
daerah setempat, misalnya salon kecantikan, penginapan, dan rumah
sakit atau klinik.
kebaikan kelemahan
Mudah mendirikan Modal terbatas
Cepat mengambil keputusan Perusahaan sulit berkembang
karena tidak harus mengandalkan karena hanya dikelola sendiri
orang lain
Rahasia perusahaan terjamin Tanggung jawab perusahaan
tidak terbatas
Keuntungan perusahaan untuk
sendiri
Mudah mencegah dari
penyelewengan
b. Firma (Fa)
Firma (Fa) adalah suatu persekutuan antara dua orang atau
lebih yang menjalankan usaha dengan satu nama dan bertujuan untuk
membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan itu. Apabila badan
usaha ini bangkrut, semua anggota firma harus ikut bertanggung
jawab sampai harta miliknya ikut dipertanggungkan. Firma biasanya
dibentuk di kalangan anggota yang sudah saling kenal, bahkan bisa
juga di kalangan saudara atau famili. Pendiriannya dilakukan di
hadapan notaris dengan membuat akta pendirian sebagai bukti
tertulis. Firma lebih baik daripada perusahaan perseorangan sebab
memiliki modal lebih besar dan dikelola lebih dari satu orang.
Contoh usaha yang berbadan hukum firma adalah konsultan hukum
dan pengacara.
kebaikan Kelemahan
Modal usaha lebih besar Setiap anggota merupakan pemilik
sehingga sulit mengambil keputusan
Sudah ada pembagian Tanggung jawab pemilik tidak
tugas terbatas
Kelangsungan perusahaan Apabila salat satu anggota
lebih melakukan
terjamin pelanggaran hukum akibatnya
semua anggota juga terlibat
Resiko ditanggung Sulit menarik modal yang
bersama ditanamkan

c. Persekutuan Komanditer (CV)


Commanditaire Vennotschaap (CV) berasal dari bahasa
Belanda. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah persekutuan
komanditer atau perseroan komanditer. Persekutuan komanditer
adalah suatu persekutuan yang terdiri atas beberapa orang yang
menjalankan usaha dan beberapa orang yang hanya menyerahkan
modal. Orang yang terlibat dalam CV disebut sekutu. Jadi, ada dua
jenis sekutu dalam CV.
1) Sekutu aktif/sekutu komplementer, yaitu sekutu yang
menjalankan dan memimpin perusahaan.
2) Sekutu pasif/sekutu komanditer, yaitu sekutu yang
memercayakan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak
bertanggung jawab menjalankan usahanya.
Dua sekutu tersebut menyerahkan modalnya bersama-sama
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tanggung jawab
sekutu komanditer terbatas hanya pada sejumlah modal yang
ditanam. Jika utang badan usaha melebihi modal yang ada, utang itu
menjadi tanggung jawab sekutu komplementer. Begitu pula dengan
hak atas keuntungan akan dibagi tergantung besar kecilnya modal
yang disetor. Usaha-usaha yang dijalankan badan usaha berbentuk
CV ini, misalnya transportasi atau kontraktor.
kelebihan kelemahan
Modal lebih besar Tanggung jawab anggota tidak sama
Pengelolaan lebih baik Tanggung jawab sekutu aktif tidak
terbatas
Tanggung jawab sekutu Pimpinan perusahaan lebih dari satu
komanditer orang sehingga sulit mengambil
keputusan

d. Perseroan Terbatas (PT)


Badan usaha berbentuk PT merupakan badan usaha yang
paling sering kamu jumpai. Perseroan terbatas juga disebut
Naamloze Vennotschap (NV). Badan usaha ini bergerak di berbagai
bidang seperti komunikasi, berbagai macam industri, barang
konsumsi, maupun jasa. Contohnya PT Indosat, PT Indofood Sukses
Makmur, dan masih banyak lagi.
Perseroan terbatas (PT) adalah suatu persekutuan antara dua
orang atau lebih yang menjalankan usahanya dengan modal yang
diperoleh dari pengeluaran saham kepada para anggotanya. Saham
adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas (PT).
Pemegang saham atau pesero bertanggung jawab terbatas hanya
sebesar modal yang ditanam. Keuntungan bagi pesero diberikan
dalam bentuk dividen. Permodalan PT yang terdiri beberapa pesero
jumlahnya tidak berubah-ubah. Namun, kekayaan PT dapat berubah
tergantung adanya keuntungan atau kerugian.
Pengelolaan PT diserahkan kepada dewan direksi. Dalam
menjalankan tugasnya, dewan direksi diawasi oleh dewan komisaris.
Komponen yang memegang kekuasaan tertinggi dalam PT adalah
rapat umum pemegang saham (RUPS). Dalam RUPS ditentukan
kegiatan badan usaha ini akan dijalankan, mengangkat dan
memberhentikan direksi dan dewan komisaris serta mengatur
pembagian dividen untuk para pesero. Berdasarkan sahamnya, PT ini
dapat dibedakan menjadi PT tertutup, yaitu yang pemilik sahamnya
dibatasi (keluarga atau kolega) dan PT terbuka, yaitu yang bisa
dimiliki masyarakat, misalnya PT Astra Internasional Tbk.
kebaikan kelemahan
Mudah memperbesar modal Saham mudah dijualbelikan
sehingga
menimbulkan spekulasi
Tanggung jawab persero Karena tanggung jawab pemilik
terbatas terbatas
sehingga dapat menimbulkan
tindakan yang merugikan
Kedudukan pemilik dan Rahasia perusahaan tidak terjamin
pengusaha
terpisah
Kelangsungan hidup Biaya pajak relatif besar
perusahaan
terjamin
Saham mudah diperjual Biaya operasionla dan biaya-biaya
belikan lain besar

B. TUJUAN BUMN, BUMD, BUMS, KOPERASI


1. Tujuan BUMN adalah untuk memberikan pelayanan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat luas. BUMN tidak hanya bertujuan untuk
memperoleh laba, tetapi juga sebagai penyeimbang kekuatan-kekuatan di
pasar dan penunjang pelaksanaan kebijakan negara.
2. Tujuan BUMD adalah untuk membangun daerah dan pembangunan
nasional serta membangun perekonomian
3. Tujuan BUMS adalah mencari keuntungan seoptimal mungkin untuk
mengembangkan usaha dan modal serta membuka lapangan pekerjaan.
4. Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur berlandaskan Pancasila serta Undang-Undang Dasar
1945.
III. METODE PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif (cooperative
learning)
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
c. Guru melakukan absensi
d. Membuat apersepsi dan menyampaikan kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan inti (55 menit)
a. Guru menyajikan materi pelajaran tentang macam-macam badan usaha
dan tujuannya.
b. Siswa di bagi menjadi 6 kelompok
c. Tiap kelompok di beri topik yang berbeda tentang badan usaha
d. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk memahami dan mencari
contoh macam-macam badan usaha
e. Siswa berdiskusi antar kelompok.
f. Salah satu perwakilan kelompok mempersentasikan hasil diskusinya
yang ditunjuk seacra acak .
3. Kegiatan akhir (15 menit)
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran
c. Guru mengakhiri pembelajaran
d. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
e. Guru mengucapkan salam
V. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPS Terpadu SMP VII, M. Nurdin dkk (Pusat Pembukuan, 2008)
2. Buku ekonomi SMP VII, Yanto, (Erlangga, 2004)
VI. ASESMEN
1. Kognitif
a. Soal tugas/ tes tulis
2. Afektif
NO NAMA SKOR PEROLEHAN NILAI
4 3 2 1

Keterangan
4 = siswa menjelaskan dengan sempurna (lengkap).
3 = siswa menjelaskan kurang sempurna.
2 = siswa menjelaskan tidak sempurna tetapi tertib.
1 = siswa menjelaskan tidak sempurna dan tidak tertib.
VII. PROSES TINDAK LANJUT
1. Siswa yang sudah menguasai diberi tugas tambahan yang sesuai dengan
KD (pengayaan).
2. Siswa yang belum menguasai diberikan tugas tambahan/remedial
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama sekolah : SMP Negeri 4 Malang


Mata pelajaran : Ekonomi
Kelas/semester : VII (tujuh)/2(dua)
Alokasi waktu : 2 X 40 MENIT
Standar kompetensi :6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi dasar : 6.3 Mendeskripsikan peran badan usaha, termasuk
koperasi, sebagai tempat berlangsungnya
proses produksi dalam kaitannya dengan
pelaku ekonomi.

Indikator :
1. Mengidenfikasi beberapa pertimbangan yang
perlu diperhatikan dalam berbisnis.
2. Mendeskripsikan badan usaha yang dikelola
secara profesional dan manusiawi.
3. Mendeskripsikan peranan pemerintah sebagai
pelaku dan pengatur kegiatan ekonomi.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu :
1. Mengidenfikasi beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam
berbisnis.
2. Mendeskripsikan badan usaha yang dikelola secara profesional.
3. Mendeskripsikan badan usaha yang dikelola secara manusiawi.
4. Mendeskripsikan peranan pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi.
5. Mendeskripsikan peranan pemerintah sebagai pengatur kegiatan ekonomi.
II. MATERI PEMBELAJARAN
C. PERTIMBANGAN DALAM BERBISNIS
1. Jenis Usaha yang Ingin Dibuat
Usaha di sekitar kita sangat banyak, ada yang dimulai dari pengalaman,
pengamatan, atau hobi. Mungkin ada temanmu yang suka menggambar dan
pandai merangkai kata indah, mengapa tidak membuat kartu ucapan lucu untuk
dijual pada hari istimewa?
2. Dana yang Dibutuhkan dan Asal Dana Diperoleh
Setiap bisnis membutuhkan modal. Sering orang mengurungkan bisnis
karena tidak memiliki modal. Pikirkanlah usaha terbaik untuk mengumpulkan
modal. Kamu memiliki banyak alternatif seperti menyisihkan uang saku, memakai
tabungan, patungan dengan teman atau meminjam dari orang tua.
3. Persaingan Usaha
Setelah menentukan produk yang akan dibuat, kamu perlu mengetahui
sainganmu. Mungkin kamu menemukan ide-ide baru yang belum ada saingannya,
tetapi jika usaha tersebut berhasil pasti akan menarik datangnya pesaing baru.
4. Konsumen
Setiap produksi barang ditujukan untuk konsumen. Jadi, kebutuhan dan
selera konsumen juga harus diperhatikan agar barang jualanmu laku. Kamu harus
melihat konsumennya. Jika kamu ingin berjualan roti kering, konsumenmu adalah
ibu-ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga tentu lebih cermat dan teliti dalam hal
memilih barang. Jadi, kamu perlu mengusahakan harga murah dan kualitas produk
yang baik.
5. Tempat Usaha
Tempat usaha menentukan keberhasilan suatu bisnis. Tempat yang ramai
dan dilalui orang akan lebih menguntungkan daripada tempat yang sepi.
6. Pemasaran
Rencana pemasaran perlu dibuat untuk menentukan strategi terbaik
dalam memperkenalkan produk kepada konsumen dengan dana yang tersedia.
Strategi yang digunakan sebagai berikut.
1) Langsung menanyakan kepada calon pembeli apakah mereka tertarik dengan
produkmu dengan harga yang kamu tawarkan.
2) Tunjukkan dan tawarkan beberapa contoh untuk dipakai atau dicicipi.
3) Buatlah kemasan yang menarik.

D. KRITERIA BADAN USAHA YANG DIKELOLA SECARA


PROFESIONAL DAN MANUSIAWI
1. Mempunyai Manajemen yang Baik
Faktor manajemen sangat dibutuhkan dalam usaha apa pun. Manajemen
merupakan suatu sistem pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien untuk
mewujudkan tujuan perusahaan. Efektif artinya sesuai dengan tujuan, efisien
artinya hasil yang didapat lebih tinggi dari pengorbanan. Apabila system
manajemennya baik, perusahaan akan berhasil. Jika manajemennya buruk,
perusahaan tidak akan berhasil.
2. Adanya Spesialisasi Pembagian Kerja
Spesialisasi mendorong perusahaan untuk meningkatkan hasil
produksinya. Oleh karena itu, para pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan
bidang keahliannya. Dengan pembagian kerja ini, tidak akan terjadi tumpang
tindih tanggung jawab dalam perusahaan.
3. Kuntabilitas
Hal ini berkaitan dengan sistem pengelolaan keuangan yang dilakukan
perusahaan. Dalam melaporkan kinerjanya perusahaan harus menyajikan secara
akuntabel sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengetahui secara
transparan dan jelas. Misalnya laporan keuangan dibuat secara rutin dalam bentuk
laporan semesteran, triwulanan, atau bulanan.
4. Kemandirian
Sikap ini menuntut pengelola perusahaan dalam menjalankan kegiatan
usahanya untuk melepaskan diri dari berbagai pengaruh atau tekanan yang berasal
dari pihak tertentu yang dapat mengganggu, merugikan, atau mengurangi
objektivitas pengambilan keputusan.
5. Keadilan
Perlakuan adil dimaksudkan untuk diberikan kepada pihak manajemen
perusahaan, karyawan, dan masyarakat sekitar. Misalnya karyawan diberikan hak
upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, masyarakat sekitar diberi
kesempatan untuk bekerja diperusahaan dan pembangunan fisik sekitar
perusahaan ditingkatkan.
6. Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Keberhasilan perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh pihak manajemen
tetapi dari lingkungan sekitar perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus
menjaga lingkungan sekitar dari dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan, baik
dampak positif maupun negatif. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke sungai atau laut.
E.PERAN PEMERINTAH DALAM KEGIATAN EKONOMI
1. Pemerintah sebagai pelaku ekonomi
Dalam menjalankan perannya Pemerintah sebagai pelaku ekonomi,
pemerintah lebih banyak sebagai penyedia fasilitas (fasilitator). Berikut beberapa
kegiatan pemerintah sebagai fasilitator :
a. Pemerintah melalui Bank Indonesia memberikan bantuan dana kepada bank-
bank yang sedang mengalami kesulitan dana
b. Memberikan bantuan modal kepada koperasi, usaha kecil, dan usaha
menengah yang sedang berkembang
c. Membantu pemasaran hasil produksi perusahaan gula dan beras melalui
Perum Bulog
d. Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum (PU) menyediakan
prasarana berupa jalan dan jembatan untuk membantu proses pendistribusian
produk badan usaha
e. Pemerintah mengimpor kedelai dari Brasil untuk menjamin ketersediaan
bahan baku perusahaan kecap dan produsen tempe.
2. Pemerintah sebagai pengatur ekonomi
Perwujudan peran pemerintah sebagai pengatur ekonomi dapat dilihat
melalui beberapa peraturan dan kebijaka pemerintah sebagai berikut :
a. Pemerintah melalui Undang- undang No 5 Tahun 1999 mengatur larangan
praktik monopoli dan persaingan yang tidak sehat
b. Melalui Undang- undang No 25 Tahun 1992 Pemerintah mengatur kegiatan
koperasi.
c. Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) No 16 Yahun 1997 mengatur
tentang waralaba
d. Pemerintah mengatur segala pemanfaatan tenaga nuklir melalui PP No 64
Tahun 2000
III. METODE PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif (cooperative
learning)
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan awal (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
c. Guru mengabsen siswa
d. Membuat apersepsi dan menyampaikan kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Kegiatan inti (60 menit)
a. Guru menyajikan materi pelajaran tentang pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam berbisnis, badan usaha yang dikelola secara
profesional dan manusiawi, peranan pemerintah sebagai pelaku dan
pengatur kegiatan ekonomi.
b. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor urut.
c. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mencari contoh peranan
pemerintah sebagai pelaku dan pengatur kegiatan ekonomi.
d. Siswa berdiskusi antar kelompok.
e. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
f. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini
g. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerja sama mereka
h. Tanggapan dari kelompok yang lain
3. Kegiatan akhir (15 menit)
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran
c. Guru mengakhiri pembelajaran
d. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
e. Guru mengucapkan salam
V. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPS Terpadu SMP VII, M. Nurdin dkk (Pusat Pembukuan, 2008)
2. Buku ekonomi SMP VII, Yanto, (Erlangga, 2004)
VI. ASESMEN
1. Kognitif
a. tes tulis
2. Afektif
NO NAMA SKOR PEROLEHAN NILAI
4 3 2 1

Keterangan
4 = siswa menjelaskan dengan sempurna (lengkap).
3 = siswa menjelaskan kurang sempurna.
2 = siswa menjelaskan tidak sempurna tetapi tertib.
1 = siswa menjelaskan tidak sempurna dan tidak tertib.
VII. PROSES TINDAK LANJUT
1. Siswa yang sudah menguasai diberi tugas tambahan yang sesuai dengan
KD (pengayaan).
2. Siswa yang belum menguasai diberikan tugas tambahan/remedial.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Malang


Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : VII (tujuh)/II (dua)
Alokasi Waktu : 2 X 40 MENIT
Standar Kompetensi : 6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar :
6.4 Menggunakan gagasan kreatif dalam tindakan
ekonomi untuk mencapai kemandirian dan
kesejahteraan
Indikator :
1. Mendeskripsikan pengertian kreatif dan proses
kreatifitas dalam tindakan ekonomi
2. Mendefinisikan pengertian inovatif dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari yang mampu mendorong
peningkatan kesejahteraan
3. Mengidentifikasi proses kemandirian dalam proses
meningkatkan kesejahteraan
4. Berlatih mengerjakan sendiri kreatifitas dan inovasi
yang di rencanakan
5. Membuat produk berupa barang atau jasa dari sumber
daya yang dimiliki
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu :
1. Mendeskripsikan pengertian kreatifitas
2. Mendeskripsikan proses kreatifitas
3. Mendeskripsikan pengertian inovatif
4. Mendeskripsikan manfaat inovatif
5. Mengidentifikasi proses kemandirian dalam proses meningkatkan
kesejahteraan
6. Menjelaskan cara mengerjakan sendiri kreatifitas dan inovasi
7. Membuat produk berupa barang atau jasa dari sumber daya yang
dimiliki
II. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Kreatifitas Dan Proses Kreatifitas
Kreatifitas adalah Kemampuan untuk menciptakan ide, melihat,
dan menanggapi masalah yang ada, atau seatu bentuk kegiatan yang
melibatkan gagasan tertentu dengan maksud memperoleh sesuatu yang baru,
yang sebelumnya belum pernah ada dalam diri dan pikiran yang
bersangkutan atau cara baru dalam memecahkan masalah.
Ciri-ciri kreatifitas :
1) Sifat ingin mengetahui
2) Memiliki pemikiran yang jauh ke depan
3) Memberikan banyak gagasan dan usulan terhadap suatu masalah
4) Mampu belajar dari kegagalan
5) Ingin menciptakan suasana yang baru
6) Belajar dari pengalaman orang lain
7) Ingin mendapatkan pengalaman yang baru
8) Pantang menyerah
2. Optimalisasi Berfikir Kreatif Dan Inovatif
Seseorang dikatakan kreatif apabila orang tersebut memiliki
kemampuan untuk menciptakan sesuatu adapun orang dikatakan inovatif
apabila orang tersebut memiliki kemampuan untuk menemukan hal-hal baru
yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.
3. Tindakan Ekonomi Untuk Mencapai Kemandirian
Pengertian Kemandirian Adalah kemempuan seseorang untuk
hidup dengan usaha sendiri tidak tergantung pada orang lain.
Cirri-ciri Kemandirian
1) Bebas
2) Inisiatif
3) Progresis dan ulet
4) Pengendalian diri
5) Pemantapan diri
Factor-faktor yang mempengaruhi kemandirian
Kemandirian seseorang dipengaruhi oleh factor internal dan factor
eksternal. Faktor internal adalah factor keturunan (bakat, potensi intelektual)
kondisi tubuh dan segala sesuatu yang di bawa anak sejak lahir. Factor
eksternal adalah semua pengaruh yang berasal dari lingkungan keluarga
maupun lingkungan social.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kemandirian seseorang
antara lain keluarga, teman bermain dan pendidikan di sekolah.
4. Usaha menumbuhkan kemandirian
Kemandirian seseorang dapat ditumbuhkan melalui usaha sebagai
berikut:
1) Menanamkan disiplin pribadi yang tinggi
2) Menanamkan sikap pantang menyerah dalam menghadapi
permasalahan
3) Melakukan latihan-latihan ketrampilan
4) Berusaha untuk tidak mengandalkan bantuan orang lain
5) Berusaha untuk percaya pada diri sendiri
6) Mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu memecahkan masalah
yang dihadapi
5. Tindakan ekonomi yang mandiri
Contoh tindakan ekonomi individu adalah mengelola uang saku
bulanan. Contoh tindakan ekonomi yang mandiri secara kelompok adalah
mengelola koperasi siswa. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Suatu kemandirian tidak berarti harus sendiri. Kalian dapat melatih
kemandirian melalui kerjasama.Suatu kemandirian tidak bergantung pada
pihak lain, artinya jika pihak yang kita ajak bekerjasama menghentikan
kegiatannya maka kita masih tetap berusaha. Suatu kemandirian bukan
berarti tertutup untuk menerima bantuan atau saran dari pihak lain. Hal
yang utama adalah pemegang keputusan dan tanggung jawab sepenuhnya
terletak pada diri sendiri.
III. METODE PEMBELAJARAN
Metode yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif (cooperative
learning)
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1) Kegiatan awal (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
c. Guru mengabsen siswa
d. Membuat apersepsi dan menyampaikan kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Kegiatan inti (60 menit)
a. Guru menyajikan materi pelajaran tentang menggunakan gagasan
kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan
kesejahteraan.
b. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor urut.
c. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
d. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini
e. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerja sama mereka
f. Tanggapan dari kelompok yang lain
g. Salah satu perwakilan kelompok mempersentasikan hasil diskusinya.
h. Guru mengadakan post test untuk materi siklus II
3) Kegiatan akhir (15 menit)
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b. Guru dan murid menyimpulkan materi dan hasil pembelajaran
c. Guru mengakhiri pembelajaran
d. Guru berpamitan kepada siswa karena ini pertemuan terakhir.
e. Membaca do‟a dipimpin ketua kelas
f. Guru mengucapkan salam
V. SUMBER BELAJAR
1. Buku IPS Terpadu SMP VII, M. Nurdin dkk (Pusat Pembukuan, 2008)
2. Buku ekonomi SMP VII, Yanto, (Erlangga, 2004)
VI. ASESMEN
1. Kognitif
a. Soal tugas/tes tulis
2. Afektif
N Nama Skor Perolehan Nilai
No 4 3 2 1

Keterangan
4 = siswa menjelaskan dengan sempurna (lengkap).
3 = siswa menjelaskan kurang sempurna.
2 = siswa menjelaskan tidak sempurna tetapi tertib.
1 = siswa menjelaskan tidak sempurna dan tidak tertib.

VII. PROSES TINDAK LANJUT


1. Siswa yang sudah menguasai diberi tugas tambahan yang sesuai dengan
KD
2. Siswa yang belum menguasai diberikan tugas tambahan/remedial.
LAMPIRAN III

DAFTAR SISWA KELAS VII B

No. NIS NAMA L/P

1 7067 ADAM IQBAL SEBYL N L


2 7068 AHAMAD KUSUMA SANJAYA L
3 7069 ALBERTOVALENTINO KAJUDHOGO L
4 7070 ALIFA KARISMA PUTRI P
5 7071 ANDI MASSA L
6 7072 ANGGEL YASPIS PRIWI L
7 7073 APRISIYA SARI NUR AZIZAH P
8 7074 ARIE LEONARDO RIKIN L
9 7075 AUFA VADIA KHANZA L
10 7076 BAIQ NISRINA TRI ANBARWATI L
11 7077 BOBY SATRIYA NUGRAHA L
12 7078 DIKI SEPTIAN PUDJIANTO L
13 7079 DINAR LARASATI P
14 7080 ELRY GILROY EVALDO L
15 7081 ENDAH SASMITA P
16 7082 EUNEKE CANRA APRILLIANI P
17 7083 FARA DENA APRILIA INDAH SAPUTRI P
18 7084 FARAH ABIDAH P
19 7085 GALH TEJO MUKTI L
20 7086 GIBRAN GIRINDRA YASIR L
21 7087 HARIS KUMARA PUTRA L
22 7088 HERLAMBANG PRASETYO L
23 7089 IFA DESY AMALIA P
24 7090 INTAN SARAH CAHYANYA BRILLYANDA P
25 7091 ISHAK WANENDRA L
26 7092 KEVIN PRANUJAJA L
27 7093 MAHIDA MUAFIKA P
28 7094 MOCHAMMAD AVI FEBRIANSYAH L
29 7095 NATANAEL BAGUS PRIMA JAYA L
30 7096 NIKMATUL RIZKIA P
31 7097 NOVITA FITRIA SUSETYO P
32 7098 NUR ANITA YUSRINA P
33 7099 NURUL ULFA P
34 7100 RINDANG DWI TRISNAWATI P
35 7101 RONA CINTYA MAGDALENA P
36 7102 SELLA AYU WULANDA P
37 7103 WIGNAYA SARASWATI P
38 7104 YUNIAR ADIWASITO NUGROHO L
KETERANGAN: L=20 P=18
LAMPIRAN IV

DAFTAR NILAI SISWA KELAS VII B

Nilai
No Nama Siswa Pre test Post test Post test
siklus I siklus II
1 ADAM IQBAL SEBYL N 65 70 80
2 AHAMAD KUSUMA SANJAYA 50 60 75
3 ALBERTOVALENTINO 60 65 80
KAJUDHOGO
4 ALIFA KARISMA PUTRI 70 75 90
5 ANDI MASSA 55 60 80
6 ANGGEL YASPIS PRIWI 55 70 80
7 APRISIYA SARI NUR AZIZAH 50 60 70
8 ARIE LEONARDO RIKIN 55 60 75
9 AUFA VADIA KHANZA 60 65 80
10 BAIQ NISRINA TRI ANBARWATI 55 70 75
11 BOBY SATRIYA NUGRAHA 65 70 85
12 DIKI SEPTIAN PUDJIANTO 70 75 80
13 DINAR LARASATI 65 70 85
14 ELRY GILROY EVALDO 60 60 85
15 ENDAH SASMITA 55 65 80
16 EUNEKE CANRA APRILLIANI 70 75 85
17 FARA DENA APRILIA INDAH 60 65 75
SAPUTRI
18 FARAH ABIDAH 60 70 80
19 GALIH TEJO MUKTI 55 60 75
20 GIBRAN GIRINDRA YASIR 55 65 75
21 HARIS KUMARA PUTRA 65 70 85
22 HERLAMBANG PRASETYO 70 70 90
23 IFA DESY AMALIA 65 75 90
24 INTAN SARAH CAHYANYA 50 65 70
BRILLYANDA
25 ISHAK WANENDRA 65 70 80
26 KEVIN PRANUJAJA 65 65 75
27 MAHIDA MUAFIKA 70 75 90
28 MOCHAMMAD AVI 70 70 80
FEBRIANSYAH
29 NATANAEL BAGUS PRIMA 60 70 80
JAYA
30 NIKMATUL RIZKIA 60 70 90
31 NOVITA FITRIA SUSETYO 55 65 75
32 NUR ANITA YUSRINA 50 60 70
33 NURUL ULFA 60 60 90
34 RINDANG DWI TRISNAWATI 55 70 75
35 RONA CINTYA MAGDALENA 60 80 90
36 SELLA AYU WULANDA 50 70 90
37 WIGNAYA SARASWATI 60 75 90
38 YUNIAR ADIWASITO NUGROHO 70 75 80
Jumlah 2290 2585 3080
Rata-rata 60,26 68,02 81,05
Prosentase Peningkatan 12,8% 34,5%

Rumus untuk menghitung prosentase peningkatan nilai:

P=Post test-Pre test x 100%


Pre test

Keterangan:

P = Prosentase peningkatan

Post test = Nilai rata-rata setelah tindakan

Pre test = Nilai rata-rata sebelum tindakan

Siklus I: P= 68,02-60,26 x 100%


60,26
P= 12,8%

Siklus II: P= 81,05-60,26 x 100%


60,26
P= 34,5%
LAMPIRAN V
PEDOMAN WAWANCARA

Responden: Guru Ekonomi

A. Pembelajaran ekonomi
1. Sudah berapa lama anda mengajar ekonomi di SMP Negeri 4 Malang?
2. Anda mengajar kelas berapa saja?
3. Apakah anda pernah mengajar selain mengajar ekonomi?
4. Apakah mengajar pelajaran ekonomi sesuai dengan latar belakang
pendidikan anda?
5. Pengalaman apa yang paling berkesan selama anda mengajar
ekonomi?
B. Pengelolaan pembelajaran ekonomi
1. Persiapan apa saja yang ibu lakukan sebelum mengajar?
2. Strategi/metode apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran ekonomi?
3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap strategi/metode yang ibu
terapkan selama ini?
4. Apakah selama ini ada kendala ketika ibu menyampaikan materi
pelajaran?
5. Apakah selama ini ibu sudah pernah menerapkan cooperative learning
dalam mengajar?
6. Bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran dengan menggunakan
metode cooperative learning ini?
7. Apakah nantinya ibu akan menerapkan metode ini pada siswa?
8. Apakah yang ibu harapkan dari cooperative learning?
9. Apakah setelah ini ibu berkeinginan untuk merubah metode dalam
mengajar?
C. Sistem penilaian
1. Bagaimanakah cara anda melakukan evaluasi pembelajaran?
2. Penilaian seperti apakah yang anda terapkan terhadap siswa?
3. Berdasarkan apakah anda memberikan penilaian?
4. Apakah anda sering mengadakan remedial kepada siswa yang nilainya
kurang?
5. Bagaimanakah sistem penilaian yang digunakan di SMP Negeri 4
Malang?
LAMPIRAN VI
HASIL WAWANCARA

Responden: Guru Ekonomi (Bu Windaryati)

A. Pembelajaran ekonomi
Peneliti: Sudah berapa lama anda mengajar ekonomi di SMP Negeri 4
Malang?
Guru: kalau untuk ekonomi saya sudah 1 tahun ngajar
Peneliti: Anda mengajar kelas berapa saja?
Guru: saya kebetulan ngajar tujuh kelas dari VII A sampai VII G
Peneliti: Apakah anda pernah mengajar selain mengajar ekonomi?
Guru: iya saya pernah ngajar Geografi dan Bahasa Daerah
Peneliti: Apakah mengajar Pelajaran ekonomi sesuai dengan latar belakang
pendidikan anda?
Guru: iya, sesuai karena dulu saya kuliah ngambil jurusan Geografi minor
Ekonomi
Peneliti: Pengalaman apa yang paling berkesan selama anda mengajar
ekonomi?
Guru: kalau pengalaman yang pasti menyenangkan,
B. Pengelolaan pembelajaran ekonomi
Peneliti; Persiapan apa saja yang ibu lakukan sebelum mengajar?
Guru: saya biasanya ya membaca buku pelajaran terutama untuk materi yang
akan saya terangkan
Peneliti: Strategi/metode apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran
ekonomi?
Guru: metode yang saya gunakan ceramah dan tanya jawab saja, untuk
metode-metode yang lain sih pernah, tapi jarang
Peneliti: Bagaimana tanggapan siswa terhadap strategi/metode yang ibu
terapkan selama ini?
Guru: mereka selalu mengikuti dan tidak pernah mengeluh dengan metode
yang saya gunakan
Peneliti: Apakah selama ini ada kendala ketika ibu menyampaikan materi
pelajaran?
Guru: saya rasa tidak ada
Peneliti: Apakah selama ini ibu sudah pernah menerapkan model cooperative
learning dalam mengajar?
Guru: saya sudah pernah, tapi saya rasa masih kurang efektif
Peneliti: Bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran dengan menggunakan
model cooperative learning ini?
Guru: ya kalau menurut saya metode ini bagus selama dapat menerapkannya
dengan baik dan bisa mengkondisikan siswa
Peneliti: Apakah nantinya ibu akan menerapkan model ini pada siswa?
Guru: iya mungkin akan saya coba
Peneliti: Apakah yang ibu harapkan dari model cooperative learning?
Guru: saya ingin siswa itu bisa lebih giat belajar sehingga hasil belajarnya
bisa meningkat
Peneliti: Apakah setelah ini ibu berkeinginan untuk merubah metode dalam
mengajar?
Guru: saya rasa ada, tapi tergantung siswanya juga
C. Sistem penilaian
Peneliti: Bagaimanakah cara anda melakukan evaluasi pembelajaran?
Guru: Biasanya saya mengadakan tes tulis dan unjuk kerja
Peneliti: Penilaian seperti apakah yang ibu terapkan terhadap siswa?
Guru : Penilaian individu dan juga kelompok, tapi lebih sering saya nilai
individu, karena dengan begitu saya bisa tahu naik atau turun hasil belajar
yang diperoleh siswa satu per satu
Peneliti: Berdasarkan apakah ibu memberikan penilaian?
Guru : Saya memberikan nilai itu berdasarkan kemampuan siswa, jadi saya
harus seobjektif mungkin untuk masalah nilai
Peneliti: Apakah anda sering mengadakan remedial kepada siswa yang
nilainya kurang?
Guru : Iya, saya biasanya melakukan remidi pada siswa yang nilainya
kurang, tapi saya biasanya melakukan itu kalau sudah mendekati UAS dan
waktunya masih memungkinkan untuk dilaksanakan
Peneliti: Bagaimanakah sistem penilaian yang digunakan di SMP Negeri 4
Malang?
Guru : Objektif, uraian, ya seperti penilaian pada umumnya

HASIL WAWANCARA

Responden: Siswa

A. Pembelajaran Ekonomi Siswa


1. Peneliti: Apakah kamu senang dengan pelajaran ekonomi?suka atau
tidak suka, berikan alasan?
Siswa: senang bu, karena kalau ga suka bu‟ nanti saya ga bisa
2. Peneliti: Persiapan apa yang kamu lakukan sebelum mengikuti
pembelajaran pelajaran ekonomi?
Siswa: ya belajar bu, baca buku
B. Pembelajaran yang diberikan oleh guru
1. Peneliti: Bagaimana penyampaian materi yang dilakukan oleh guru?
Siswa: kadang-kadang saya tidak ngerti bu
2. Peneliti: Apakah kamu paham dengan materi yang disampaikan oleh
guru?
Siswa: kurang begitu paham
3. Peneliti: Apakah guru selalu memberikan kuis diakhir pelajaran?
Siswa: tidak
4. Peneliti: Selama ini media apa saja yang digunakan oleh guru ketika
mengajar?
Siswa: papan tulis, spidol sama LKS
C. Cooperative learning
1. Peneliti: Apakah kamu pernah belajar berkelompok seperti tadi?
Kapan dan pada pelajaran apa?
Siswa: pernah bu, waktu pelajaran geografi
2. Peneliti: Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran
ekonomi dengan model cooperative learning?
Siswa: senang bu bisa kerjasama soalnya
3. Peneliti: Apakah belajar dalam kelompok lebih kamu sukai dari pada
belajar sendiri? Mengapa?
Siswa: ya bu saya lebih senang kalau kelompokan, kalau sendiri ga
bisa bertukar pikiran bu, kalau begini saya jadi semangat
4. Peneliti: Saat belajar dalam dalam kelompok, apakah kamu
bekerjasama dengan semua anggota kelompokmu?
Siswa: iya bu, kan kelompokan
5. Peneliti: Saat belajar dalam kelompok apakah kamu bisa bebas
mengeluarkan pendapat dan tanpa takut untuk bertanya?
Siswa: iya bu, kalau kayak gini saya berani bu
6. Peneliti: Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti pembelajaran?
Siswa: senang, karena saya bisa berinteraksi dengan teman-teman yang
lainnya
7. Peneliti: Bagaimana pendapat kamu terhadap pembelajaran yang telah
kamu ikuti tadi?
Siswa: seru bu, bisa kerjasama
8. Peneliti: Bagaimana pendapat kamu jika pembelajaran materi lain
dilakukan seperti tadi?
Siswa: saya setuju sekali bu,
9. Peneliti: Apakah kamu bisa menerima dengan baik materi yang
diberikan oleh guru selama menggunakan model cooperative learning?
Siswa: bisa bu, saya jadi ga takut untuk bertanya materi yang saya ga
ngerti, jadi saya bisa cepat paham
PEDOMAN WAWANCARA

Responden: Siswa

1. Pembelajaran ekonomi siswa


a. Apakah kamu senang dengan pelajaran ekonomi?suka atau tidak suka,
berikan alasan?
b. Persiapan apa yang kamu lakukan sebelum mengikuti pembelajaran
pelajaran ekonomi?
2. Pembelajaran yang diberikan oleh guru
a. Bagaimana penyampaian materi yang dilakukan oleh guru?
b. Apakah kamu paham dengan materi yang disampaikan oleh guru?
c. Apakah guru selalu memberikan kuis diakhir pelajaran?
d. Selama ini media apa saja yang digunakan oleh guru ketika mengajar?
3. Cooperative learning
a. Apakah kamu pernah belajar berkelompok seperti tadi? Kapan dan pada
pelajaran apa?
b. Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran ekonomi
dengan metode cooperative learning?
c. Apakah belajar dalam kelompok lebih kamu sukai dari pada belajar
sendiri? Mengapa?
d. Saat belajar dalam dalam kelompok, apakah kamu bekerjasama dengan
semua anggota kelompokmu?
e. Saat belajar dalam kelompok apakah kamu bisa bebas mengeluarkan
pendapat dan tanpa takut untuk bertanya?
f. Bagaimana perasaan kamu selama mengikuti pembelajaran ?
g. Bagaimana pendapat kamu terhadap pembelajaran yang telah kamu ikuti
tadi?
h. Bagaimana pendapat kamu jika pembelajaran materi lain dilakukan seperti
tadi?
i. Apakah kamu bisa menerima dengan baik materi yang diberikan oleh guru
selama menggunakan cooperative learning?
LAMPIRAN VII

INSTRUMEN DOKUMENTASI

1. Sejarah singkat SMPN 4 Malang


2. Profil SMPN 4 Malang
3. Visi, misi dan motto SMPN 4 Malang
4. Tujuan dan target SMPN 4 Malang
5. Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan SMPN 4 Malang
6. Struktur organisasi SMPN 4 Malang
7. Keadaan peserta didik SMPN 4 Malang
8. Sarana dan prasaran SMPN 4 Malang
9. Foto pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung
10. Foto pada saat peneliti wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi
11. Foto pada saat peneliti wawancara dengan siswa
12. Foto pada saat siswa sedang diskusi
LAMPIRAN VIII

Depan SMP Negeri 4 Malang

Suasana luar kelas di SMP Negeri 4 Malang

Suasana saat proses pembelajaran


Suasana siswa saat melakukan diskusi kelompok

Suasana saat presentasi

Posisi duduk saat berkelompok


Suasana saat mengerjakan tugas individu

Suasana saat melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi

Suasana saat melakukan wawancara dengan siswa


LAMPIRAN IX
SOAL PRE TEST
NAMA :
KELAS :
NO. ABSEN :

A. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING BENAR!

1. Kegiatan-kegiatan berikut ini dapat dikategorikan sebagai produksi, kecuali...


a. kegiatan menghasilkan barang/jasa.
b. kegiatan menambah nilai guna barang.
c. kegiatan meningkatkan faedah suatu barang.
d. kegiatan memanfaatkan barang untuk memenuhi kebutuhan.
2. Kegiatan produski berikut ini yang dapat dikategorikan sebagai produksi
ekstraktif adalah ...
a. membudidayakan tumbuh-tumbuhan hutan untuk obat.
b. mengolah kayu hutan untuk menghasilkan mebel.
c. menangkap ikan laut di lepas pantai.
d. mengolah pasir sungai menjadi batako.
3. Bu Yulia memiliki usaha persewaan komputer. Ini berarti bu Yulia melakukan
kegiatan produksi ...
a. jasa. c. perdagangan
b. ekstraktif. d. industry manufaktur
4. Dalam usaha pertaniannya Pak Tarmin tersebut, faktor produksi yang
merupakan modal tetap adalah ...
a. traktor, cangkul, dan bibit padi.
b. traktor, cangkul, alat penyemprot hama.
c. bibit padi, pupuk, dan obat pembasmi hama.
d. alat penyemprot hama, obat pebasmi hama, dan air.
5. Produksi harus terus diperluas dan ditingkatkan, agar jumlah dan mutu yang
dihasilkan semakin meningkat. Hal itu disebabkan oleh ...
a. kebutuhan manusia yang tak terbatas.
b. kebutuhan manusia yang terus bertambah.
c. kurang majunya ilmu pengetahan
d. kurang majunya teknologi produksi.
6. Cara perluasan/peningkatan produksi dalam industri garmen (pakaian jadi)
berikut ini yang merupakan cara ekstensifikasi adalah ...
a. menambah jam-kerja pekerja.
b. mengadakan spesialisasi (pembagian) kerja.
c. menambah ruang kerja, pekerja, dan mesin jahit produksi.
d. meningkatkan kemampuan kerja dari para pekerjanya agar lebih produktif.
7. Perantara distribusi/pemasaran yang membeli barang dari produsen kemudian
menjualnya kembali kepada pedagang lain, biasanya dalam partai besar dsebut
a. grosir. b. agen. c. retailer d. broker
8. Faktor-faktor berikut ini dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya konsumsi
seseorang, kecuali ...
a. tingkat kekayaan atau pendapatan orang yang bersangkutan.
b. selera konsumsi orang yang bersangkutan.
c. iklim dan cuaca di mana orang yang bersangkutan hidup.
d. jumlah tabungan yang dimiliki orang yang bersangkutan.
9. Bu Dina memiliki keinginan dan kebutuhan yang beraneka ragam. Tetapi
dalam memenuhi kebutuhan, ia mengutamakan pemenuhan kebutuhan pakaian
hingga kepuasan terhadap kebutuhan pakaian tersebut sangat tinggi. Sementara
itu, pemenuhan kebutuhan yang lainnya kurang diperhatikan. Hal ini berarti
cara konsumsi bu Dina lebih bersifat ...
a. horisontal. c. sederhana
b. vertikal. d. mewah
10. Dampak negatif dari perilaku konsumtif adalah. . . .
a. jauh dari pergaulan orang kaya
b. mengurangi kesempatan berbelanja
c. menambah kesempatan menabung
d. mengurangi kesempatan menabung
B. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI!

1. Apa yang melatarbelakangi manusia dalam melakukan kegiatan konsumsi?


2. Jelaskan tingkat penghasilan mempengaruhi jumlah pengeluaran keluarga?
3. Apa yang disebut pola konsumsi dan factor apakah yang
mempengaruhinya?
4. Mengapa orang atau perusahaan mau melakukan kegiatan produksi?
5. Jelaskan pengertian distribusi?
LAMPIRAN X

SOAL SIKLUS I
NAMA :
KELAS :
NO.ABSEN :

A. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING BENAR

1. Kecenderungan konsumsi lebih besar muncul pada rumah tangga


berpendapatan tinggi karena ....
a. rumah tangga berpendapatan rendah jarang yang konsumtif
b. sikap konsumtif akan mendukung kemakmuran suatu rumah tangga
c. semakin kaya seseorang semakin tamaklah ia
d. semakin terbuka peluang untuk memenuhi kebutuhan sekunder atau tersier
2. Masyarakat daerah wisata banyak memanfaatkan barang-barang bekas dari
kayu-kayu kecil yang dibuat bahan souvenir. Kegiatan ini termasuk kegiatan ...
a. perdagangan c. konsumsi
b. produksi d. distribusi
3. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi dengan menambah
jumlah faktor produksi disebut ....
a. intensifikasi b. diversifikasi
c. ekstensifikasi d. harmonisasi
4. Berikut ini merupakan tugas distributor, kecuali ....
a. melakukan pembelian dan penjualan barang dan jasa
b. memberikan informasi tentang barang dan jasa
c. melaksanakan proses produksi
d. menyimpan dan mengeluarkan kembali barang hasil produksi
5. Pada distribusi tidak langsung ada beberapa perantara yang menjual barang-
barang atas nama perusahaan dan ia tidak bisa mempermainkan harga karena
harga tersebut telah ditentukan oleh perusahaan. Perantara ini disebut ....
a. komisioner b. agen
c. produsen d. retailer
6. Kegiatan berikut ini yang termasuk distribusi adalah ....
a. perusahaan membuat barang untuk dipakai dalam negeri
b. pabrik sepatu mengekspor produknya ke Jepang
c. perusahaan batik membuat baju batik
d. pabrik tekstil mempekerjakan beberapa karyawan baru
7. Pemanfaatan faktor-faktor produksi selayaknya dilakukan dengan cara ....
a. mengambil hasil sebesar mungkin
b. menyesuaikan etika bisnis tanpa melakukan eksploitasi
c. memerlukan usaha yang besar dengan laba yang besar
d. hanya menggunakan kaidah laba yang besar
8. Berikut ini adalah faktor-faktor produksi. Yang termasuk factor produksi asli
adalah ....
a. tanah dan modal c. tanah dan tenaga kerja
b. tenaga kerja dan kewirausahaan d. modal dan kewirausahaan
9. Agen dalam menyalurkan barang memperoleh imbalan atas jasanya dari
perusahaan yang diageni berupa ....
a. keuntungan perusahaan
b. komisi barang
c. provisi
d. kenaikan harga jual
10. Salah satu keuntungan produsen bila menggunakan saluran distribusi adalah …
a. pemakai barang meningkat
b. penyebaran barang merata
c. penyebaran barang meluas
d. penjualan barang meningkat
11. Di bawah ini dapat dikategorikan sebagai kegiatan konsumsi adalah ….
a. siswa menulis catatan
b. guru mengajar di sekolah
c. pengusaha mebel membeli kayu
d. tukang jahit memotong pola baju
12. Perluasan produksi secara intensifikasi dapat dilakukan dengan . . . .
a. menambah modal
b. menambah jumlah karyawan
c. mengurangi penggunaan faktor produksi agar efisien
d. meningkatkan kemampuan faktor produksi sampai tingkat optimal
13. Sebuah lembaga distribusi yang memberikan pelayanan jasa kepada
konsumen yang membutuhkan disebut pedagang . . . .
a. eceran c. jasa
b. besar d. khusus
14. Berikut ini yang merupakan tujuan distribusi adalah . . . .
a. menjaga kelangsungan kegiatan produksi
b. mengurangi nilai guna barang dan jasa
c. menghasilkan barang dan jasa
d. meningkatkan modal usaha
15. Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . .
a. harga barang c. penghasilan seseorang
b. kebiasaan hidup d. ketersediaan pasokan barang

B. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI!


1. Jelaskan pengertian produksi, konsumsi, distribusi, dan contohnya masing-
masing.
2. Jelaskan secara singkat hubungan produksi, konsumsi, dan distribusi.
3. Apa yang dimaksud dengan pola Konsumsi
4. Jelaskan aspek positif dan negative dalam perilaku konsumtif.
5. Sebutkan 5 contoh orang atau badan yang melakukan kegiatan distribusi.
LAMPIRAN XI
SOAL SIKLUS II

NAMA :
KELAS :
NO.ABSEN :

A. PILIHLAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

1. Tujuan utama melakukan kegiatan usaha adalah. . . .


a. mencari keuntungan
b. memenuhi anjuran pemerintah
c. memenuhi kebutuhan pemilik usaha
d. mempermudah distribusi barang dan jasa
2. Berikut ini merupakan contoh badan usaha agraris yaitu . . . .
a. perkebunan teh c. penambangan batu bara
b. penangkapan ikan d. pengolahan minyak bumi
3. Suatu badan usaha yang mempunyai manajemen yang profesional dan jumlah
tenaga kerja lebih dari seratus orang disebut perusahaan . . . .
a. Kecil c. menengah
b. Besar d. rumah tangga
4. Berikut kebaikan perusahaan perseorangan . . . .
a. besar perusahaan tidak terbatas
b. mudah mendapatkan modal
c. seluruh keuntungan menjadi hak pemiliknya
d. risiko ditanggung bersama-sama
5. Saham adalah modal bagi badan usaha yang berbentuk . . . .
a. Firma c. perusahaan umum
b. Koperasi d. perseroan terbatas
6. Tujuan dari BUMN adalah . . . .
a. mencari keuntungan
b. menyejahterakan anggota direksi
c. menyejahterakan masyarakat luas
d. mengatur laba untuk pemerintah
7. Apabila sebuah persekutuan komanditer bangkrut, maka . . . .
a. modal yang tersisa dibagi rata
b. anggota pasif turut melunasi utang
c. perusahaan tidak perlu melunasi utangnya
d. anggota aktif bertanggung jawab hingga kekayaan pribadi
8. Kesatuan organisasi yang terdiri dari modal dan tenaga, serta bertujuan
mencari keuntungan disebut………..
a. perusahaan c. rumah tangga
b. badan usaha d. pengusaha
9. Salah satu kriteria badan usaha yang dikelola secara professional dan
manusiawi adalah……..
a. konsumen c. tempat usaha
b. promosi d. mempunyai manajemen yang baik
10. Modal usaha perseroan terbatas terdiri atas…..
a. piutang c. beberapa saham
b. hutang d. cadangan
11. Modal sendiri koperasi dapat berasal dari…….
a. bantuan dari luar negeri
b. bantuan pemerintah
c. simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah
d. modal pinjaman dari anggota
12. Salah satu contoh tindakan kreatif adalah . . . .
a. menggadaikan barang
b. menjual barang-barang
c. membuang barang-barang
d. memanfaatkan barang bekas
13. Sikap kemandirian dalam berekonomi terlihat pada . . . .
a. meneruskan perusahaan milik orang tua
b. mengumpulkan modal dari uang tabungan
c. menggantungkan hidup kepada orang lain
d. takut menanggung risiko usaha
14. Di bawah ini yang bukan merupakan ciri manusia kreatif adalah….
a. Mandiri
b. Percaya diri
c. Tekun
d. Pesimis
15. Sikap yang tidak sesuai dengan karakteristik seorang yang kreatif adalah....
a. percaya
b. tekun
c. objektif
d. subjektif
16. Kemampuan untuk mencipta sesuatu yang baru disebut….
a. Ketrampilan
b. Kreativitas
c. Imajinasi
d. Inisiatif
17. Maksud dari inovatif adalah….
a. kemampuan berpikit inovatif
b. memiliki kemampuan menciptakan
c. bersifat memperkenalkan hal-hal baru
d. kemampuan untuk menciptakan
18. Seseorang yang selalu berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa mau
merepotkan orang lain merupakan cerminan dari ....
a. individualitas
b. pesimisme
c. rasa rendah diri
d. kemandirian
19. Melatih sikap hidup mandiri dapat dilakukan dengan ....
a. tidak mau meminta atau menerima bantuan orang lain
b. menghalalkan segala cara
c. memiliki pandangan jauh ke depan
d. tidak tergantung pada orang lain, namun tetap mau menerima masukan
20. Seorang wirausaha patut diteladani, karena mempunyai ciri-ciri berikut,
kecuali ....
a. berani mengambil risiko
b. berani melakukan segala cara untuk mencapai tujuan
c. kreatif dan inovatif
d. kemauan yang keras dan tekun

B. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN BERIKUT INI!


1. Sebutkan dan jelaskan badan usaha menurut badan hukumnya!
2. Jelaskan tujuan BUMN, BUMD, BUMS, dan koperasi!
3. Jelaskan kriteria pengelolaan badan usaha yang profesional dan manusiawi!
4. Sebutkan manfaat dan syarat-syarat inovasi dalam kehidupan sehari-hari!
5. Apakah yang dimaksud dengan kreativitas dalam tindakan ekonomi!
LAMPIRAN XII

BUKTI KONSULTASI

Nama : Efi Nurdiana

NIM : 06130060

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dosen Pembimbing : Samsul Susilawati, M.Pd

Judul Skripsi : Penerapan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII di
SMP Negeri 4 Malang.

No. Tanggal Hal yang Dikonsultasikan Tanda Tangan

1. 21 Des 2009 Konsultasi Proposal 1.


2. 28 Des 2009 Revisi Proposal 2.
3 05 Jan 2010 Revisi Proposal 3.
4. 08 Jan 2010 ACC Proposal 4.
5. 03 Juni 2010 Konsultasi Bab I, II, III 5.
6. 12 Juni 2010 Revisi I, II, III 6.
7. 22 Juni 2010 Revisi I, II, III 7.
8. 02 Juli 2010 ACC Bab I, II, III 8.
9. 09 Juli 2010 Konsultasi Keseluruhan 9.
10. 14 Juli 2010 Revisi Keseluruhan 10.
11. 20 Juli 2010 ACC Keseluruhan 11.
Malang, 20 Juli 2010
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah

Dr. H. M. Zainuddin. MA

NIP. 19620507 199503 1 001


BIODATA MAHASISWA

Nama :Efi Nurdiana

Tempat Tanggal :Bojonegoro,05 Juli 1988


Lahir
Fak,/Jur./Prog. :Tarbiyah/ Pendidikan Ilmu
Studi Pengetahuan Sosial
/Pendidikan Ekonomi
Tahun Masuk :2006

Alamat Rumah :Jl. Abdul Qodir RT.14/RW.05


Drajat. Baureno, Bojonegoro
No HP :08563741630

Malang, 03 Agustus 2010


Mahasiswa

(Efi Nurdiana)
NIM. 06130060

You might also like