Professional Documents
Culture Documents
Begitu juga dalam kehidupan bergama. Untuk bisa meraih derajat yang
mulia disisi Allah, maka hamba tersebut harus melalui berbagi ujian yang
Allah akan berikan kepadanya. Tidak terkecuali dengan para nabi. Mereka
mendapatkan kemuliaan disisi Allah, setelah mereka uji dengan berbagai
ujian yang menimpanya. Dalam catatan sejarah yang bersumber kepada
Al-Quran dan As-Sunnah, ada dua orang nabi yang memiliki posisi yang
sangat mulia dihadapan Allah Swt. Mereka adalah Nabi Ibrahim
alaihissalam (Al-Mumtahanah [40]: 4) dan Nabi Muhammad Saw. (Al-Ahzab
[33]: 21).
Allah Stw telah berfirman, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya
dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim
menunaikannya. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu
imam bagi seluruh manusia.’ Ibrahim berkata, ‘(Dan saya mohon juga)
dari keturunanku.’ Allah berfirman, ‘Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-
orang yang zalim.'” (Al-Baqarah [2]: 124)
Ayat ini menegaskan kepada kita, bahwa ternyata Nabi Ibrahim
Alaihissalam tidak pernah luput dari berbagai ujian. Diantara ujian-ujian
yang diberikan kepada Nabi Ibrahim alaihissalam adalah perintah untuk
membantah keyakinan Raja Namrud, bersabar ketika dilemparkan ke
dalam api yang sangat panas, hijrah meninggalkan tanah airnya, menjamu
tamunya dengan baik, bersabar ketika diperintah menyembelih putranya
dan ujian yang lainya.
Apabila kita telusuri ujian demi ujian yang menimpa Nabi Ibrahim
alaihissalam, maka akan kita dapatkan, betapa keyakinan dan kesabaran
Nabi Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian memiliki kualitas yang
sangat tinggi.
Tidak lama setelah itu, Nabi Ibrahim pun mendapatkan kabar gembira lagi
tentang kelahiran Ishak dari rahim Sarah, yang kelak juga akan menjadi
nabi. Betapa gembiranya Nabi Ibrahim dengan kelahiran dua orang
putranya. Namun, kegembiraan tersebut tidak berlangsung lama. Karena
Allah Swt langsung mengujinya lagi dengan perintah meninggalkan Ismail
dan Hajar di padang yang sangat tandus. Suatu tempat yang tidak
mungkin adanya tanda-tanda kehidupan. Tetapi perintah Allah tersebut ia
tunaikan dengan ikhlas karena Allah swt. (Ibrahim [14]: 37-40)
Dari waktu ke waktu, Nabi Ibrahim terus mendapatkan ujian dari Allah
Swt. Ujian yang paling berat dan tidak masuk akal bagi Nabi Ibrahim
adalah perintah untuk menyembelih Ismail. Kisah ini diabadikan oleh Allah
dalam surat Ash-shaffat ayat 102-109. Meskipun perasaan sedih, cemas,
gundah gulana serta godaan syetan yang terus menghampiri Nabi
Ibrahim, namun akhirnya ia dapat menunaikan perintah Allah tersebut
dengan penuh keikhlasan.
Ujian-ujian yang Allah berikan tidak hanya kepada para nabi. Semua umat
manusia termasuk kita semua pasti akan mendapatkan ujian-ujian dari
Allah Swt, berupa rasa takut, cemas, rasa lapar, kekurangan harta,
ancaman kematian dan kekurangan buah-buahan. Allah Swt telah
berfirman, "Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah [2]: 155)
Setiap ujian yang menimpa kita semua tiada lain adalah untuk
mengetahui sejauhmana ketangguhan iman kita kepada Allah Swt. Tidak
bisa dikatakan tangguh keimanan kita, apabila dari setiap ujian yang
menimpa, kita tidak melakukan pengorbanan-pengorbanan untuk Allah
Swt.