Professional Documents
Culture Documents
PENGANTAR
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
Suplemen bahan ajar dalam mata diklat ini mengkaji tentang hakekat
pengambilan keputusan, teori, pengertian, dan kriterianya
1
C. Manfaat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah menyelesaikan proses pembelajaran peserta diklat
diharapkan mampu :
a. Memahami konsep pengambilan keputusan
b. Memahami dan menganalisa pengertian dan teori pengambilan
keputusan
c. Menjelaskan kriteria pengambilan keputusan berdasarkan nilai-
nilainya
d. Memahami lingkungan situasi pengambilan keputusan
e. Melakukan analisis keputusan
2. Indikator Keberhasilan
a. Menjelaskan konsep dasar pengambilan keputusan
b. Menjelaskan teori dan pengertian pengambilan keputusan
c. Memahami kriteria pengambilan keputusan
d. Menjelaskan nilai-nilai kriteria keputusan
e. Mengerti lingkungan situasi pengambilan keputusan
f. Memahami analisis keputusan
2
BAB II
Para ilmuwan politik dan para ilmuwan sosial pada umumnya telah
banyak mengembangkan model, pendekatan, konsep dan rancangan untuk
menganalisis pembuatan kebijaksanaan negara dan komponennya, yaitu
pengambilan/pembuatan keputusan. Sekalipun demikian, pada umumnya
ahli-ahli ilmu politik lebih sering menunjukkan hasrat yang tebih besar
dalam mengembangkan teori mengenai kebijaksanaan negara daripada
mempelajari praktek kebijaksanaan negara itu sendiri. Walaupun begitu,
haruslah diakui bahwa konsep-konsep dan model-model tersebut amat
penting dan bermanfaat guna dijadikan pedoman dalam analisis
kebijaksanaan, karena konsep-tonsep dan model-model tersebut dapat
memperjelas dan mengarahan pemahaman kila terhadap pembuatan
kebijaksanaan negara’ mempermudah arus komunikasi dan memberikan
penjelasan yang memadai bagi tindakan kebijaksanaan. Jelasnya, jika kita
bermaksud mempelajari atau meneliti kebijaksanaan tertentu maka kita
membutuhkan suatu pedoman dan kriteria yang relevan dengan apa yang
sedang menjadi pusat perhatian kita. Sebab, apa yang kita temukan dalam
realita sebetulnya bergantung pada apa yang kita cari, dan dalam
hubungan ini konsep-konsep dan teori-teori kebijaksanaan yang ada dapat
memberikan arah pada penelitian yang sedang kita lakukan.
3
dalam bentuk tuntutan-tuntutan politik, penyaluran tuntutan-tuntutan
tersebut ke dalam sistem politik, pengupayaan pemberian sanksi-sanksi
atau legitimasi dari arah tindakan yang dipilih, pengesahan dan
pelaksanaan /implementasi, monitoring dan peninjauan kembali (umpan
balik).
4
2. Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat
keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai
dengan urutan kepentingannya.
5
negara sedang berkembang ; dan ekologi budaya di mana sistem
pembuatan keputusan tidak mendukung birokrasi.
B. Teori Inkremental
e. Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi
tiap masalah. Batu uji bagi keputusan yang baik terletak pada
keyakinan bahwa berbagai analisis pada akhirnya akan sepakat
pada keputusan tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa
keputusan itu adalah yang paling tepat sebagai sarana untuk
mencapai tujuan.
6
f. Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat
perbaikan-perbaikan kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk
memperbaiki ketidaksempunaan dari upaya-upaya konkrit dalam
mengatasi masalah sosial yang ada sekarang daripada sebagai
upaya untuk menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang sama sekali
baru di masa yang akan datang.
7
mencerminkan kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang
kuat dan mapan serta kelompok-kelompok yang mampu
mengorganisasikan kepentingannya dalam masyarakat, sementara itu
kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang lemah dan yang
secara politis tidak mampu mengorganisasikan kepentingannya praktis
akan terabaikan. Iebih lanjut” dengan memusatkan perhatiannya pada
kepentingan/tujuan jangka pendek dan hanya berusaha untuk
memperhatikan variasi yang terbatas dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang ada sekarang, maka model inkremental cenderung mengabaikan
peluang bagi perlunya pembaruan sosial (social inovation) yang mendasar.
8
BAB III
A. Nilai-nilai Politik.
B. Nilai-nilai organisasi.
9
C. Nilai-nilai Pribadi.
D. Nilai-nilai Kebijaksanaan.
Dari perbincangan di atas, ada hal yang patut dicamkan yaitu bahwa
kita tidak bisa gegabah menarik kesimpulan bahwa para pengambil
keputusan politik inr semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh pertimbangan-
penimbangan demi keuntungan politik, organisasi atau pribadi. Sebab, para
pembuat keputusan mungkin pula bertindak berdasarkan atas persepsi
mereka terhadap kepentingan umum atau keyakinan tertentu mengenai
kebijaksanaan negara apa yang sekiranya secara moral tepat dan benar.
Seorang wakil rakyat yang mempejuangkan undang-undang hak
kebebasan sipil mungkin akan bertindak sejalan dengan itu karena ia yakin
bahwa tindakan itulah yang secara moral benar, dan bahwa persamaan
hak-hak sipil itu memang merupakan tujuan kebijaksanaan negara yang
diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa perjuangan itu mungkin akan
menyebabkannya mengalami resiko-resiko politik yang fatal.
10
E. Nilai-nilai Ideologis.
11
BAB IV
KESIMPULAN
12
KEPUSTAKAAN
13