You are on page 1of 8

Immanuel Kant

Tidak boleh di sangsikan bahwa Immanuel Kant termasuk filsuf yang terbesar dalam sejarah filsafat
modern. Tentang riwayat hidupnya tidak dapat dikisahkan hal-hal yang mencolok mata. Ia lahir di
Konigsberg, sebuah kota kecil di prusia timur. Dalam Universitas di kota asalnya ia menekuni
hampir semua mata pelajaran yang diberikan dan akhirnya menjadi professor disana. Dalam bidang
filsafat, Kant dididik dalam suasana rasionalisme yang pada waktu itu merajalela di universitas-
universitas Jerman. Kant tidak kawin dan selalu hidup tertib, sehingga ia dapat mencurahkan
seluruh waktu dan tenaga kepada karya-karya filosfisnya

Kehidupan Kant bisa dibagi dua periode yaitu pada zaman pra kritis dan zaman kritis. Dalam zaman
pra kritis ia menganut pendirian rasionalistis yang dilancarkan oleh wolff dan kawan-kawannya.
Tetapi karena dipengaruhi oleh Hume, berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia
sendiri mengatkan bahwa Hume lah yang membangunkannya dari tidur dogmatisnya. Yang
menyusul ialah zaman kritis. Dan justru dalam zaman kedua inilah Kant mengubahkan wajah
filsafat secara radikal. Kant sendiri menamakan filsafatnya sebagai kritisisme dan ia
mempertentangkan kritisisme dengan dogmatisme. Menurut dia, kritisisme adalah filsafat yang
memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan batas-batas rasio. Kant
adalah orang pertama yang menggunakan penyelidikan ini.

Selain itu Kant juga melakukan kritik atas rasio murni, dimana kant dapat dianggap sebagai suatu
usaha raksasa untuk memperdamaikan rasionalisme dengan empirisme. Rasionalisme
mementingkan unsur-unsur apriori dalam pengenalan, berarti unsur-unsur yang terlepas dari segala
pengalaman. Menurut Kant baik empirisme ataupun rasionalisme, dua-duanya berat sebelah. Ia
berusaha menjelaskan bahwa pengenalan manusia merupakan paduan atau sintesa antara unsure-
unsur apriori dengan unsur-unsur aposteriori.

Setelah itu dia juga melakukan kritik atas rasio praktis, dimana dia mengatakan bahwa rasio dapat
menjalankan ilmu pengetahuan. Kalau begitu, rasio disebut "rasio teoretis" atau menurut istilah
yang dipakai Kant sendiri "rasio murni". Tetapi disamping itu ada juga "rasio praktis", yaitu rasio
yang mengatakan apa yang harus kita lakukan atau dengan kata lain rasio yang memberikan
perintah kepada kehendak kita. Kant beranggapan bahwa ada tiga hal yang harus diandaikan supaya
tingkah laku kita jangan menjadi mustahil. Tetapi harus diinsyafi baik-baik bahwa ketiga hal itu
tidak dibuktikan tapi dituntut, Kant meyebut ketiga hal tersebut "ketiga postulat dari rasio praktis"
yaitu, kebebasan kehendak, imortalitas jiwa dan adanya tuhan, menerima ketiga postulat itu itu
dinamakan Kant sebagai kepercayaan "Glaube"

Yang terakhir adalah kritik atas daya pertimbangan. Di sini kita tidak bisa menganalisa isi kritik
ketiga ini. Cukup hanya problem-problem yang dibentangkan dalam karya ini. Konsekuensi dari
"kritik atas rasio murni" dan "kritik atas rasio praktis" ialah bahwa ada dua kawasan tersendiri, yaitu
kawasan keperluan mutlak di bidang alam dan kawasan kebebasan di bidang tingkah laku manusia.
Maksud Kant dalam Kritik der Urteilskraft [kritik atas daya perimbangan] ialah mengerti peresuaian
kedua kawasan itu. Hal itu terjadi dengan menggunakan konsep finalitas [tujuan]. Finalitas bias
bersifat subyektif dan obyektif. Kalau finalitas berdifat subyektif, manusia mengarahkan obyek
pada diri manusia sendiri. Inilah yang terjadi peda pengalaman estetis [kesenian]. Pengalaman
estetis itu diselidiki dalam bagian pertama bukunya, yang berjudul Kritik der ashthetischen
Urteilskraft. Dengan finalitas yang bersifat obyektif dimaksudkan keselarasan satu sama lain dari
benda-benda alam. Finalitas dalam alam itu diselidiki dalam bagian kedua, yaitu Kritk der
teologischen Urteilskraft.

Setelah era Kant, banyak bermunculan para filsuf diantaranya ialah JOHANN GEORG HAMANN
[1730-1788], FREIDRICH HEINRICH JACOBI [1743-1819], dan JOHANN GOTTFRIED HER-
DER [1744-1803] mereka mewakili filsafat kepercayaan. Selain itu masih ada beberapa nama yang
terkenal seperti Fichte, Schelling dan Hegel

http://www.kulinet.com/baca/immanuel-kant/680/

Kritisisme Immanuel Kant (1724-1804)

Pendahuluan

Immanuel kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya yang analisis dan
tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi acuan bagi segenap pemikiran filosofis
kemudian, terutama dalam bidang epistimologi, metafisika dan etika.

Kant dilahirkan di Konigsberg, prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium.
Pada tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang teologi di
universits Konigsberg . Namun perhatiannya justru tercurah pada filsafat, ilmu pasti dan fisika.
Karena tidak mampu membiayai studinya, kant memperoleh uang studinya dari beasisiwa. Sebagai
seorang pribadi kant tidak memilki pribadi yang bergejolak dan tantangan seperti misalnya yang
dialami oleh Ocrates, Bruno, Spinoza.

Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi guru besar dalam ilmu logika dan
metafisika, juga di konigsbergen. Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis
dan tahap kritis , dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya, yaitu ketika ia menerima
jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian,
sedang sebelumnya masih terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula kant
dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan wolf, kemudian dipengaruhi oleh empirisme Hume,
sedang Roussea juga menampakkan pengaruhnnya. Menurrut kant sendiri Humelah yang
menjadikan ia bangun dari tidurnya dalam dogmatism. Hume berpendapat bahwa empiris adalah
sebuah pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun kant bertentangan denagan
filsafat hume. Kant menulis tentang berbagai masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan
filsafat. Kemudian, selama 11 tahun tak ada tulisan kant apapun, itulah saat pemikiran kant berubah.

Pembahasan

Kant kerap dipandang sebagai tokoh paling menonjol dalam bidang filsafat setelah era yunani kuno.
Perpaduannya antara rasionalisme dan empirisme yang ia sebut dengan kritisisme, ia mengatakan
bahwa pengalaman kita berada dalam bentuk-bentuk yang ditentukan oleh perangkat indrawi kita,
maka hanya dalam bentuk-bentuk itulah kita menggambarkan eksitensi segala hal. Kant dengan
pemikirannya membangun pemikiran baru, yakni yang disebut denagan kritisisme yang dilawankan
terhadap seluruh filsafat sebelumnnya yang ditolaknya sebagai dogmatisme. Artinya, filsafat
sebelumnnya yang ditolaknya sebagai dogmatism. Artinya, filsafat sebelum dianggap kant domatis
karena begitu saja kemampuan rasio manusia dipercaya, padahal batas rasio harus diteliti dulu .

Yang dimaksud dengan dogmatisme adalah filsafat yang mendasarkan pandangannya kepada
pengertian Allah atau subtansi atau monade, tanpa menghiraukan rasio telah memiliki pengertian
tentang hakekatnya sendiri, luas dan batas kemampuannya. Filsafat bersifat dogmatis menerima
kebenaran-kebenaran asasi agama dan dasar ilmu pengetahuan begitu saja, tanpa mempertanggung
jawabkan secara kritis. Dogmatisme menganggap pengenalan obyektif sebagai hal yang sudah
sendirinya. Sikap demikian, menurut kant adalah ssalah. Orang harus bertanya: “bagaimana
pengenalan obyektif mungkin?”. Oleh karena itu penting sekali menjawab pertanyaan mengenai
sysrat syarat kemungkinan adanyua pengenalan dan batas batas pengenalan itu.

Filsafat kant disebut dengan kritisime. Itulah sebab ketiga karyanya yang besar disebut “kritik”,
yaitu kritik der reinen vernunft, atau kritik atas rasio murni (1781), kritik der praktischen vernunft,
atau kritik atas rasio praktis (1788) dan kritik der urteilskraft, atau kritik ats daya pertimbangan
(1790).

Secara harfiah kata kritik berarti pemisahan. Filsafat kant bermaksud membed-bedakan antara
pengenalan yang murni dan yang tidak murni, yang tiada kepastiannya. Ia ingin membersihkan
pengenalan dari keterikatan kepada segala penampakan yang bersiifat sementara. Jadi filsafatnya
dimaksud sebagai penyadaran atas kemampuan—kemampuan rasio secar obyektif dan menentukan
batas-batas kemampuannya, untuk member tempat kepada iman dan kepercayaan.

Menurut kant, pemikiran telah mencapai arahnya yang pasti didalam ilmu pengetahuan pasti- alam,
seperti yang telah disusun oleh newton. Ilmu pengetahuan pasti-alam itu telah mengajarkan kita,
bahwa perlu sekali kita terlebih dahulu secar akritis meneliti pengenalan.

pertanyaannya kenapa Immanuel Kant menyatakan filsafatnya kritisisme:


Karena kant menggabungkan kedua faham yang bersebrangan, yaitu rasionalisme eropa yang
teoritis, a priori, sesuai rasio, dan terinspirasi oleh plato, serta empirisme inggris yang berpijak
kepada pengalaman, a posteoriri, dan terinspirasi oleh aristoteles. Pertama kant kant beranggapan
kedua paham tersebut sama baiknya dan bias digabungkan untuk mencapai hal yang sempurna.

Apesteori menurut istilah adalah menunjukkan sejenis pengetahuan yang dapat dicapai hanya dari
pengalaman, maka dari itu pengetahauan dapat dirumuskan hanya setelah observasi dan
eksperimen. Lawan dari a priori.

Apriori digunakan, kontras dengan aposteriori, unutk mengacu kepada kesimpulan-kesimpulan


yang diasalkan dari apa yang sudah ditentukan, dan bukan dari pengalaman . apriori berarti tidak
bergantung pada pengalaman inderawi.

kant sebenarnya meneruskan perjuangan Thomas Aquinas yang pernah melakukannya. Kant sendiri
semula ia berpegang teguh kepada rasionalisme, karena dia adalah orang jerman yang semula
memegang teguh tentang ajaran rasionalisme. Namun ia juga tertarik tentang empirisme yang
dikembangkan oleh David Hume seorang filosof inggris. Dan sejak itulah kant merasa bahwa
rasionalisme dan empirisme dapat digabungkan dan merupakan sebuah bagian yang dapat
melengkapi satu sama lain.

Immanuel kant mengkritik empirisme, ia berpendapat bahwa empirisme harus dialandasi dengan
teori teori dari rasionalisme sebelum dianggap sah melalui proses epistomologi, itu merupakan
penjelasan melalui bukunya yang berjudul critique of pure reason (kritik atas rasio murni), selain
karyanya tersebut Immanuel kant juga menulis buku yang menyatakan filsafat kritisisme yaitu
adalah kritik atas rasio praktis (etika) yang terakhir adalah kritik atas pertimbangan (judgment).

Anggapan kant tentang empirisme, bahwa empirisme (pengalaman) itu bersifat relative tanpa
adanya landasan teori.

Kritik atas pertimbangan (judgment)

Kosekuensi dari “ kritik atas rasio murni “ dan kritik atas rasio praktis” menimbulkan adanya dua
kawasan yang tersendiri, yaitu kawasan keperluan mutlak dibidang alam dan kawasan kebebasan
tingkah laku manusia.

Sebuah ide bukanlah merupakanpengetahuan. Karena ide harus dikombinasiakn dengan idea lain
sehingga menjadi pertimbangan melalui subjek dan predikat.
Pertimbangan ada dua macam:
a) Pertimbangan analitik, menganalisis suatu idea tanpa menambah sesuatu yang baru abginya.
b) Pertimbangan sintetik, memperluas subjek dan menambah pengetahhuan baginya.
Tidak setiap pertimbangan secara pasti merupakan pengetahuan ilmiah. Suatu pertimbangan bagi
pengetahuan ilmiah harus benar, menghasilkan kemestian dan universalitas.
a) Suatu pertimbangan yang semata mata berdasarkan pada pengalaman, tidak dapat merupakan
pengetahuan ilmiah, ini adalah pertimbangan a posteriori.
b) Untuk menjadi ilmiah, suatu pertimbangan harus mendasarkan pada dasar rasional, berakar pada
akal (maupun pengamatan), pertimbangan ini harus a priori
c) Dengan demikian, pengetahuan adalah pertimbangan sintetik yang a priori
d) Bagaiman dapat membentuk pertimbangan sintetik a priori
i. Jika indra memberiakn bahan bahan bagi suatu pertimbangan dank al bekerja, maka mungkin ada
pengetahuan
ii. Dengan demikian, pengetahuan merupakan kemampuan yang sensory, yang member bahan
bahan bagi pengetahuan dan intellect (concept), yang membentuk bahan bagi pengetahuan
Kritik atas akal praktis

Karya pertama kant adalah kritik atas rasio murni (yang menurut Scopenhauer merupakan buku
terpenting ysng pernah ditulis dieropa). Dalam buku ini kant melakukan revolusi kopernikan dalam
bidang filsafat, sebagaimana coppernicus menjatuhkan gambaran dunia tradisiaonal dengan
mempermaklumkan bahwa bukan matahari yang mengitari bumi, akan tetapi bumilah yang
mengitari matahari.

Salah satu kesimpulan dari revolusi itu adalah bahwa menurut kant pengetahuan dalam arti yang
sesungguhnya hanya mungkin dalam bidang indrawi. Ini karena hanya dalam bidang itu ada
kaitannya dengan relitas sendiri meskipun hanya dalam bentuk yang telah diterjemahkan kedalam
bahsa aporiri pengertian kita .
a) Kritik atas akal murni menghasilakan sketisisme yang beralasan.
b) Kehendak buakannya akal yang membentuk dasar bagi kemampuan kita dan benda-benda. Tuhan
yang sesungguhnya adalah kemerdekaan dalam pengabdian pada yang di cita-citakan.
c) Akal praktis adalh berkuasa dan lebih tinggi dari pada akl teoritis.
d) Agama dalam ikatan akal terdiri dari moralitas. Kristianitas adalah moralitas yang abadi.

Kritik atas pertimbangan

a) Kritik atas pertimbangan menghubungkan diantara kehendak dan pemahaman


b) Kehendak cernderung menuju yang baik, kebenaran adalah objek dari pemahaman.
c) Pertimbangan yang terlibat terletak diantara yang benar dan yang baik

1) Estetika adalah cirinya tidak teoritis maupun praktis, ini dalah gejala yang ada pada dasar
subjektif.
2) Teologi adalah teori tentang fenomena, ini adalah bertujuan: (a) subjektif (menciptakan
kesenangan dan keselarasan)dan (b) objektif (menciptakan yang cocok melalui akibat-akibat dari
pengalaman).

Kritik atas rasio praktis (Etika)


Pandangan kant tentang etika yakni kant sepakat dengan anggapan paling dasar kebanyakan aliran
etika normative kontemporer, ia menolak Relativisme, Skeptisisme, dan Domatisme dalam Etika, ia
berpendapat bahwa penilaian dan tindakan moral bukan urusan perasaan pribadi (moral sentimen)
atu keputusan sewenag-wenang (decisionism) dan bukan masalah asal usul social-kultural, sopan
santun, atau adat istiadat (Relativisme kultural). Ia berpendapat bahwa tindakan manusia dibawah
ketertarikan moral mutlak dan dapat dituntut pertanggungjawabannya oleh orang lain .

Etika kant tentu saja tidak tanpa problematika. Friedrich Scheler dan Bejamin Constant menuduh
kant bhwa ia telah jatuh kedalam RIGORISME, hegel mengkritik bahwa kant melepaskan moralitas
dari lingkungan social, scheler dan Nicolai Hartmann menolak FORMALISME-nya dan Scheler
juga menuduh bahwa etika kant meruapakan Gesinnungsethik yang hanya memperhatikan sikap
batin dan melalaikan pelaksanaan. Etika kewwjiban kant juga dianggap biang keladi “ketaatan
Prussia” yang menjadi cirri khas angkatan bersenjata dan korps pegawai negeri Prussia.

Dalam kritiknya antara lain kant menjelaskan bahwa ciri pengetahuan adalah bersifat umum, mutlak
dan pengertian baru. Untuk itu ia membedakan tiga aspek putusan. Pertama, putusan analitis a
priori, dimana predikat tidak menambah sesuatu yang baru pada subyek, karena termasuk
didalamnya (misalnya, setiap benda menempati ruang). Kedua putusan sintesis aposteriori,
misalnya pernyataan misalnya meja itu bagus disini predikat dihubungkan dengan subyek
berdasakan pengalaman indrawi. Ketiga , putusan sintesis apriori, dipakai sebagai suatu sumber
pengetahuan kendati bersifat sintesis, tetapi bersifat apriori juga, misalnya, putusan yang berbunyi
segala kejadian mempunyai sebab.

a) Kaidah moral adalah imperative kategoris. Akidah ini memerintah tanpa syarat, kategoris. Kaidah
ini merupakan asas fundamental.
1) Berindaklah selalu sehingga kamu dapat menjadi dalil atau asa yang dapat menentukan dari
tindakanmu untuk menjadi kaidah universal (susatu patokan a priori dan bukan hasil dari
pengalaman).
2) Ini adalah tes yang sesungguhnya tentang apa yang benar da salah. Ini memerintah
pertimbangan-pertimbanagan moral.

Pendekatan kepada etika

Kekacauaan dizaman kita sekarang ini telah ditambah oleh tiga aspek pendekatan yang berbeda
beda kepada problema moralitas. Pertama adalah kecondongan lama yang mendorong manusia
untuk prebegang kepada kepercayaan atau tindakan yang biasa diketahui, dan menguatkan
kecenderunga itu dengan suatu kepercayaan kepada kekuasaan yang mutlak. Pendekatan kedau
adalah anggapan bahwa moralitas itu bersifat relative sepenuhnya dan tidak dapat ukuran moral,
merka itu disebut dengan relativis dan menganggap bahwa moralitas adalah soal pendapat pribadi,
atau kelompok.

Kesimpulan

Filsafat Immanuel kant yakni kritisisme adalah penggabungan antara aliran filsafat sebelumnya
yakni Rasionalisme yang dipelopori oleh Rene Descartes dan empirisme yang dipelopori oleh
David Hume. Kant mempunyai tiga karya yang sangat penting yakni kritik atas rasio murni, kritik
atas rasio praktis, kritik atas pertimbangan. Ketiga karyanya inilah yang sangat mempengaruhi
pemikiran filosof sesudahnya, yang mau tak mau menggunakan pemikiran kant. Karena pemikiran
kritisisme mengandung patokan-patokan berfikir yang rasional dan empiris.

Kritik
Kant mengatakan bahwa pengalaman kita berada dalam bentuk-bentuk yang ditentukan oleh
perangkat indrawi kita, maka hanya dalam bentuk-bentuk itulah kita menggambarkan eksitensi
segala hal, kelemahan dari pendapatnya ini bahwa pengalaman ditentukan oleh perangkat indrawi,
dari pernyataan ini kant mengabaikan pengalaman yang timbul dari luar indarwi, yakni misalkan
metafisika, psykologi, karena pengalaman ini tidak bersifat indrawi, secara tidak langsung kant
menentang pengalaman yang tidak indrawi atau metafisik. Sehingga seseorang tidak dapat
menggambarkan eksistensi sesuatu.

http://www.doepatu.co.cc/2010/01/kritisisme-immanuel-kant.html

Pembahasan singkat IMMANUEL KANT (Kritisisme Jerman)


Immanuel Kant (Kritisisme Jerman) (1724-1804)

Dan pertanyaannya kenapa Immanuel Kant menyatakan filsafatnya kritisisme :


Karena I.Kant menggabungkan ke 2 paham yang bersebrangan, yaitu Rasionalisme Eropa yang
teoritis, "a priori", sesuai rasio, dan terinspirasi oleh Plato dan Empirisme Inggris yang berpijak
pada pengalaman, 'a posteriori" dan terinspirasi oleh Aristoteles.
I.Kant beranggapan kedua paham tersebut sama baiknya, dan bisa di gabungkan untuk mencapai hal
yang sempurna.

I.Kant sebenarnya "meneruskan" perjuangan Thomas Aquinas yang pernah melakukannya.


Immanuel Kant sendiri mulanya sangat berpegang teguh dengan Rasionalisme, secara dia adalah
seorang Jerman, namun dia tersadarkan akan Empirisme dari bukunya David Hume (filsuf Inggris).
Dan sejak itulah Immanuel Kant merasa Rasionalisme dan Empirisme bisa digabungkan dan
merupakan sebuah bagian yang dapat melengkapi satu sama lain.
Immanuel Kant mengkritik Empirisme harus dilandasi dengan teori-teori dari rasionalisme sebelum
di anggap sah melalui proses Epistomologi, itu merupakan isi dari buku pertama Immanuel Kant
yang berjudul Critique Of Pure Reason (Kritik Atas Rasio Murni). Selain itru I.Kant juga
menelurkan 2 buku lainnya yang juga menyatakan filsafat kritisisme, yaitu adalah Kritik atas Rasio
Praktis (Etika) dan yang terakhir adalah Kritik atas Pertimbangan (Judgment) -Estetika- -beauty-

Immanuel Kant menganggap Empirisme (pengalaman) itu bersifat relative bila tanpa ada landasan
teorinya..
contohnya adalah kamu selama ini tahu air yang dimasak sampai mendidih pasti akan panas, itu kita
dapat dari pengalaman kita di rumah kita di Indonesia ini, namun lain cerita bila kita memasak air
sampai mendidih di daerah kutub yang suhunya di bawah 0 derajat, maka air itu tidak akan panas
karena terkena suhu dingin daerah kutub, kareena pada teorinya suhu air malah akan menjadi
dingin. dan contoh lainnya adalah pada Gravitasi, Gravitasi hanya dapat di buktikan di bumi saja,
tetapi tidak dapat di terapkan di bulan.
jadi sudah terbukti bahwa pengalaman itu bersifat relative, tidak bisa kita simpulkan atau kita amini
begitu saja tanpa di buktikan dengan sebuah akal dan teori.
Dan oleh karena itu Ilmu pengetahuan atau Science haruslah bersifat berkembang, todak absolute
atau mutlak dan tdak bertahan lama karena akan melalui perubahan yang mengikuti perkembangan
zaman yang terus maju. (mungkin Sir Issac Newton bila hidup kembali bakal merevisi teroi
Gravitasinya kembali)

Immanuel Kant menggabungkan dunia Ide Plato "a priori" yang artinya sebelum di buktikan tapi
kita sudah percaya, seperti konsep ketuhanan dengan pengalaman itu sendiri yang bersifat "a
posteriori" yaitu setelah di buktikan baru percaya, kata lainnya adalah kesimpulan dari kesan-kesan
baru kemudian membentuk sebuah ide.
Pengalaman juga bersifat data-data Inderawi.
Makanya Immanuel Kant mengkritik Empirisme, data Inderawi sendiri harus di buktikan atau di
cek dengan 12 kategori "a priori" rasio, baru setelah itu oke di putuskan sah.
"a priory" atau 12 kategori azas prinsipal abstark yang di bagi menjadi 4 oleh Immanuel Kant antara
lain :
-Kuantitas --> Itung"an
-Kualitas ---> Baik dan buruk
-Relasi ---> Ada atau tidak
-Modalitas ---> Hubungan

Data-data indearwi harus di buktikan dulu dengan 12 kategori tadi, baru dapat di putuskan, itulah
proses Kritisisme Rasionalis Jerman yang di ajarkan Immanuel Kant.
Metodelogi Immanuel Kant tersebut dikenal dengan metode Induksi, dari partikular data-data
terkecil baru mencapai kesimpulan Universal.

menurut Immanuel Kant, Manusia sudah mendapatkan ke 12 kategori tersebut sejak terlahir di
dunia ini, Teori itu terinspirasi dari Dunia Ide Plato

Immanuel Kant juga beranggapan bahwa data inderawi manusia hanya bisa menentukan Fenomena
saja.
Fenomena itu sendiri adalah sesuatu yang tampak yang hanya menunjukkan fisiknya saja.
seprti Benda pada dirinya, bukan isinya atau idenya. sperti ada ungkapan "The Think in itself"
Sama halnya dengan Manusia hanya bisa melihat Manusia lain secara penampakannya saja atau
fisiknya saja, tetapi tidak bisa melihat ide manusia tersebut.
Inderawi hanya bisa melihat Fenomena (fisik) tapi tidak bisa melihat Nomena (Dunia IDE abstrak--
> Plato)

Immanuel Kant memang cenderung mendapatkan "ilham" atau terinmspirasi dari Plato, tapi tidak
semuanya, dia "menyempurnakannya" dengan menggabungkan dengan Pengalaman Empirisme
ajaran Aristoteles.
Plato beranggapan Fenomena yang membentuk Nomena, Ide di atas segalanya, Ide yang
membentuk sebuah yang nyata, seperti halnya TUHAN menciptakan Manusia.

Immanuel Kant terinspirasi dari Plato terlihat dari teori 3 postulat "buatan" I.Kant ---> sesuatu yang
kita percaya, namun sulit dibuktikan.
1. Free Will --> Kehendaqk yang bebas
2. Keabadian Jiwa --> Immortaolitas Jiwa (warisan Plato --. Manusia mati, tetapi Jiwa tak pernah
Mati, makanya IDE bersifat abstrak dan di atas segalanya)
3. TUHAN

Immanuel Kant juga berbicara soal Taste


Taste disini menurutnya adalah
Kemampuan untuk mempertimbangkan ke 12 kategory a priori tersebut yang tak bisa di ukur secara
fisik (Contoh dalam Seni tak bisa di ukur secara Fisk atau tampilan luarnya saja, tapi liat dari
Idenya) dan juga harus tanpa Pamrih dan tanpa melibatkan kepentingan tertentu. dan setelah
melewati itu semua baru kita dapat merasakan sebuah taste atau sebuah keindahan yang
sesungguhnya. Karena Rasa ataupun keindahan tidak boleh di pengaruhi oleh apapun, harus bersifat
entitas abstrak.

Itulah sedikit penjabaran tentang Immanuel Kant, seorang pencetus Kritisisme Rasionalis Jerman.
Yang juga mungkin dapat "menjawab atau membuktikan" akan keberadaan TUHAN bagi kaum
Empirisme Inggris yang mencari TUHAN dengan data-data Inderawi.

http://aripxanderthegreat.blogspot.com/2009/10/pembahasan-singkat-immanuel-kant.html

You might also like