You are on page 1of 30

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“WAWASAN NUSANTARA”

OLEH
NAMA : JIMMY KOBY

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
TAHUN 2011

pg. 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini

yang berjudul “Wawasan Nusantara Dalam Perundang- Undangan Negara

Republik Indonesia”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

makalah tidak terlepas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Demikian tersusunnya makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu penulis membuka hati,

untuk menerima segala bentuk kritik dan saran yang berguna bagi penulis demi

penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis mengharapkan agar makalah ini,

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kupang, Mei 2011

Penulis

pg. 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tiap bangsa memiliki wawasan tersendiri, demikian pula dengan Negara.

Tiap bangsa yang menegara memiliki wawasan nasional atau kenegaraan

tersendiri. Dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak lepas dari pengaruh

lingkungan dimana Negara itu berada. Pengaruh ini berdasarkan atas

hubungan timbal balik dan kait mengkait antara falsafah, pandangan hidup,

ideologi, aspirasi, cita-cita dan tujuan yang dihadapkan pada kondisi social,

budaya, tradisi, keadaan dan kekayaan alam, wilayah dan pengalaman

sejarahnya.

Tiap bangsa atau Negara didalam upaya (pemerintahan dan rakyat)

menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, membutuhkan suatu konsepsi,

berupa wawasan nasional. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin

kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa atau Negara yang

bersankutan. Disamping itu, kehidupan nasional suatu nagara senantiasa

dipengaruhi pula oleh perkembangan lingkungan strategi. Karenanya

wawasan nasional yang bersangkutan harus mampu memberikan implikasi

dan inovasi pada tiap Negara atau bangsa dalam menghadapi atau mengatasi

pg. 3
berbagai tantangan dan hambatan yang tumbuh dari lingkungan stategi dalam

mengejar kejayaannya.

Dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan

wilayah Nasional berdasarkan pancasila dan UUD tahun 1945, harus menjadi

kepribadian/ jati diri yang pada gilirannya terlahir dalam pola piker, sikap /

cara pandang dan perilaku keseharian setiap warga Negara. Oleh karena itu,

maka setiap warga Negara Indonesia harus memiliki pemahaman mendalam

dan wawasan pengetahuan yang luas mengenai wawasan nusantara.

2.1 Rumusan masalah

Pokok makalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu : “ bagaimana

wawasan nusantara dalam perundang- undangan Negara Republik Indonesia

?”

3.1 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalh ini, yaitu : untuk mengetahui dan

memahami wawasan Nusantara dalam peundang- undangan Negara

Republik Indonesia.

4.1 Pendekatan penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan buku-buku refrensi

dan jurnal.

pg. 4
BAB II

PEMBAHASAN

A. ISTILAH DAN PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA

Wawasan

Wawasan berasal dari kata “was – was atau wawas” yang berarti pandang, lihat,

atau , tanggap dan tengok yang kemudian diberi akhiran “an” lalu menjadi

wawasan yang selanjutnya berarti cara pandang, cara tinjau, cara tanggap

inderawi.

Pengertian wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dari pada bangsa mengenai

diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam

pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan

menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.

Pengertian wawasan nusantara dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yaitu :

1. Pengertian etimologi

Wawasan nusantara dapat diartikan sebagai “ cara pandang, sikap

dan perilaku suku – suku bangsa yang mendiami wilayah sebagai akibat

pg. 5
letaknya secara geografis dimana terletak diantara dua samudera dan dua

benua berdasarkan nilai nasional dalam menyelenggarakan kehidupannya.

2. Pengertian Historis

Kata Nusantara secara historis atau turun temurun diartikan atau

digunakan dalam artian Tanah Air Indonesia yang diartikan sebagai

wilayah Indonesia yang terdiri dari tanah, air, udara, dan ruang serta

kekayaan alam yang terkandung didalamnya.

3. Pengertian Yuridis Formal

Wawasan Nusantara semenjak dikukuhkan dalam ketetapan MPR

RI Nomor : IV/MPR/1973 yaitu “Wawasan Nusantara merupakan cara

pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan

idea nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945 yang

merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat

serta menjiwai cara hidup dan tindak kebijaksanaanya dalam mencapai

tujuan perjuangannya nasionalnya”, dan Ketetapan Nomor : II/MPR/1993

yaitu “Wawasan Nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia

tentang diri dan lingkungannya dengan mengutamakan Persatuan dan

Kesatuan serta Kesatuan Wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia yang mencakup

perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi,

sosial budaya dan pertahanan keamanan”.

pg. 6
4. Pengertian Ilmiah

Menurut Prof. Dr. Wan. Usman, ketua Program Pasca Sarjana

PKn UI “Wawasan Nusantara, adalah cara pandang bangsa bangsa

Indonesia mengenai diri dan tanah airnya, sebagai harapan Negara

kepulauan dengan segala aspek kehidupan yang beragam (Wan Usman,

2000 :2). Sedangkan menurut Kelompok Kerja Wawasan Nusantara

Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 1999 “Wawasan Nusantara

merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan

lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan

mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah

dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara untuk mencapai tujuan nasional (Leminannas, 2000 : 76).

B. WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI WAWASAN PEMBANGUNAN

NASIONAL

1. Wawasan Dalam Pembangunan Nasional

Wawasan nusantara ditetapkan sebagai wawasan dalam penyelenggaraan

pembangunan nasional demi mencapai tujuan pembangunan nasional yang

dinyatakan dalam ketetapan MPR RI Nomor : IV/1973, Nomor :

IV/MPR/1978, Nomor : II/MPR/1993, Nomor : II/MPR/1988, Nomor :

pg. 7
II/MPR/1993, dan Nomor : II/MPR/1998 yang bersumber pada Pancasila

dan berdasarkan UUD 1945, TAP Nomor : II/MPR/1998

2. Wawasan Nusantara Dalam Penyelenggaraan Pembangunan Nasional

Wawasan Nusantara dalam pembangunan Nasional merupakan cara

pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya

dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam penyelenggaraan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang meliputi:

a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai salah satu kesatuan

politk memiliki arti

• Wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya

merupakan satu kesatuan wilayah, ruang hidup seluruh

bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

• Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan

berbicara dalam beragam bahasa serta meyakini berbagai

agama dan kepercayaan terhadap TYME merupakan satu

kesatuan bangsa dalam arti yang seluas – luasnya.

pg. 8
• Secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu,

senasib, sepenanggungan, sebangsa dan setanah air dan

mempunyai tekad dalam mencapai cita – cita bangsa

• Pancasila merupakan satu – satunya falsafah dan ideologi

negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan

bangsa menuju tujuannya

• Kehidupan politik diseluruh wilayah nusantara merupakan

satu kesatuan politik, yang berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945

• Seluruh kepulauan nusanatra merupakan satu kesatuan

system hukum yang memiliki arti bahwa hanya ada satu

system hukum nasional yang mengabdi pada satu

kepentingan nasional (dikarenakan karena adanya

perkembangan dan pertimbangan/politis maka ada

pengecualiannya)

• Bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan

bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia, yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial melalui politik luar negeri bebas aktif dan

diabadikan pada kepentingan Nasional

pg. 9
b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi

memiliki arti :

• Kekayan Nusantara adalah modal dan milik bersama

bangsa dan keperluan sehari – hari harus tersedia merata

diseluruh tanah air

• Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang

diseluruh daerah tanpa meninggalkan ciri khas yang

dimiliki daerah dalam pengembangan kehidupan

ekonominya

• Kehidupan perekonomian di wilayah nusantara merupakan

satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai

uasaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan bagi

kemakmuran rakyat.

c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Sosial

Budaya memiliki arti :

• Masyarakat indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa

merupakan perikehidupan yang serasi yang terdapat tingkat

kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang

serta keselarasan yang sesuai dengan kemajuan bangsa

pg. 10
• Budaya Indonesia pada hakekatnya satu, sedang corak

ragam budaya menggambarkan kekayaan budaya bangsa

yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya

bangsa

d. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan

Pertahanan Keamanan memiliki arti :

• Ancaman terhadap satu pulau atau daerah merupakan

ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara

• Tiap – tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban

yang sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa

(Lemhannas dan Dikti, 1997 :16 – 17 )

C. IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

1.Konsep Dasar Wawasan Nusantara

1.1 Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Nasional Indonesia

Dari sekian banyak pengertian tentang Wawasan Nusantara tersebut

diatas, maka dewasa ini, yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran

dasar Wawasan Nusantara, ialah bahwa “Wawasan Nusantara adalah

pg. 11
geopolitik Indonesia, dalam pengertian cara pandang dan sikap bangsa

Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan

bernilai stratgis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah

dengan tetap menghargai dan menghormati kebhinnekaan dalam setiap

aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional”.

(Lemhannas,Pendidikan Kewarganegaraan, 2000: 77).

1.2 Landasan Wawasan Nusantara

1.2.1 Landasan Idil

Adalah Pancasila, dalam kedudukannya sebagai Falsafah,

Pandangan Hidup,Ideology dan dasar negara Kesatuan

Republik Indonesia.

1.2.2 Landasan Konstitusional

Adalah UUD 1945, dalam kedudukannya sebagai Hukum Dasar,

Hukum Tertulis, Sumber Hukum Tertinggi, Sumber Tertib

Hukum Nasional dan Alat kontrol produk hukum yang

lebih rendah tingkatannya.

1.2.3 Landasan Perjuangan

Adalah Ketahanan Nasional Indonesia, dalam kedudukannya

sebagai kondisi dinamis yang mengandung kemampuan

pg. 12
dan kekuatan untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa,

Negara dan tujuan perjuangannya.

1.3 Unsur Dasar Wawasan Nusantara

1.3.1 Wadah (contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba

Nusantara dan kekayaan alam dan penduduk serba aneka ragam

budaya,ialah bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia.

Setelah menegara dalam bentuk Negara kesatuan Republik

Indonesia, maka bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan

yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud

supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat

adalah berbagai keseimbangan dalam wujud infrastrukrur politik.

1.3.2 Isi (content)

Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang dalam masyarakat, cita-

cita serta tujuan nasional yang diamanatkan dalam Pembukaan

UUD 1945. Menyatakan bahwa aspirasi yang berkembang didalam

masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional tersebut, maka

bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan

kesatuan dalam kebhinnekaan kehidupan nasional berupa politik,

ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan. Sehubungan

pg. 13
dengan hal itu, maka isi Wawasan Nusantara, menyangkut 2 hal

essensial, sebagai berikut:

1. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama bagi

perwujudan atau pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.

2. Persatuan dan Kesatuan dalam Kebhinnekaan yang meliputi

semua aspek kehidupan nasional.

1.3.3 Tata Laku (conduct)

Tata laku, merupakan hasil interaksi antara “Wadah dan isi” yang

terdiri dari tata laku bathiniah dan tata laku lahiriah :

a. Tata Laku Bathiniah, mencerminkan jiwa, semangat dan

mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia

b. Tata Laku Lahiriah, mencerminkan tindakan, perbuatan dan

perilaku bangsa Indonesia

c. Tata Laku Bathinia dan Tata Laku Lahiriah, mencerminkan

identitas, jati diri/kepribadian dari bangsa Indonesia, berdasarkan

kekeluargaan dan kebersamaan yang memilki rasa bangga dan

cinta tanah air, bangsa dan Negara, sehingga membutuhkan

nasionalisme yang tinngi dalam semua aspek kehidupan nasional

pg. 14
1.4 Hakekat Wawasan Nusantara

Adalah Persatuan dan Kesatuan Bangsa serta Keutuhan dan Kesatuan

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam segala

aspeknya.

1.5 Azas Wawasan Nusantara

 Kepentingan yang sama

Kepentingan yang paling fundamental adalah kelangsungan hidup

bangsa dan Negara. Ancaman dari dalam negeri antara lain berupa

disintegrasi nasional dan dari luar negeri seperti isu-isu global, harus

dihadapi dengan berbagai cara (fisik dan nonfisik).

 Tujuan Yang Sama

Tercapainya kesejahteraan, kedamaian dan rasa aman yang lebih dari

keadaan sebelumnya.

 Keadilan

Menikmati kesejahteraan dan kemakmuran sesuai dengan andil, jerih

payah, usaha dan kegiatan baik yang bersifat perorangan, golongan

kelompok maupun daerah.

pg. 15
 Kejujuran

Berarti berani berpikir, berkata dan berbuat/bertindak sesuai dengan

realitas, aturan/ketentuan yang benar, meskipun pahit dirasakan dan

kurang enak didengarnya tetapi demi kebenaran dan kemajuan

Negara maka hal itu harus dilakukan

 Solidaritas/ Kesetiakawanan

Berarti diperlukannya rasa setia kawan, saling member dan

menerima tanpa meninggalkan karakter budaya masing-masing.

 Kerjasama

Berarti adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas

kesetaraan, sehingga tercapai kerja kelompok (kecil maupun besar)

demi terciptanya sinergi yang lebih baik.

 Kesetiaan

Kesetiaan terhadap kesepakatan/ikhtiar bersam artinya setia dan

memegang teguh kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan

mendirikan Negara Indonesia yang dimulai, dicetuskan dan dirintis

sejak Kebangkitan Nasional Tanggal 20 Mei 1908.

1.6 Arah Pandang Wawasan Nusantara

pg. 16
1.6.1 Arah Pandang Ke Dalam

Bertujuan menjamin perwujudan persatuan dan kesatuan segenap

aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek

social.

Arah pandang ini mengandung makna bahwa, bangsa Indonesia

harus peka dan beusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini

mungkin factor-faktor penyebab disintegrasi bangsa dan harus

tetap mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan

kesatuan dalam kebhinnekaan.

1.6.2 Arah Pandang Ke Luar

Ditujukan bagi tercapainya tujuan national dalam dunia yang serba

berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

Arah pandang ini, mengandung makna bahwa, bangsa Indonesia

dalam segala aspek kehidupan internasional harus bersusah untuk

mengamankan kepentingan nasional dalam semua matranya

(IPOLEKSOSBUDHANKAM) demi tercapainya tujuan nasional

yang sesuai dengan amanat UUD 1945.

pg. 17
1.7 Kedudukan Wawasan Nusantara

1.7.1 Kedudukan Wawasan Nusantara

a.Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Nasional Indonesia

b.Wawasan Nusantara dalam Paradima Nasional dapat dilihat dari

stratifikasinya sebagai berikut :

 Pancasila sebagai Falsafah, Pandangan Hidup, Ideologi

Bangsa dan Dasar Negara.

 UUD 1945, sebagai landasan konstitusional

 Wawasan Nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan

sebagai Landasan Visional

 Ketahanan Nasional, sebagai konsepsi nasional,

berkedudukan sebagai landasan konsepsional

 GBHN, sebagai Dasar Nasional, berkedudukan sebagai

landasan Operasional

Paradigma ini perlu dijabarkan lebih lanjut kedalam peraturan

perundang-undangan. Paradigma nasional secara structural dan

pg. 18
fungsional mewujudkan keterkaitan hierarkis pyramidal dan secara

instrumental mendasari kehidupan nasional yang berdimensi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

pg. 19
PANCASILA LANDASAN IDIL

(Falsafah

Pandangan

Hidup Dasar

Negara)

UUD 1945 LANDASAN KONSTITUSIONAL

(Konstitusi Negara)

WAWASAN NUSANTARA LANDASAN VISIONAL

(Visi bangsa dan negara)

KETAHANAN NASIONAL LANDASAN KONSEPSIONAL

(Konsepsi Bangsa dan Negara)

GARIS-GARIS BESAR LANDASAN OPERASIONAL

HALUAN NEGARA

(Kebijakan Dasar Bangsa Dan Negara)

pg. 20
1.7.2 Fungsi Wawasan Nusantara

Sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu didalam

menentukan segala kebijaksanaan,keputusan, dan tindakan baik

bagi penyelenggara Negara ditingkat pusat dan daerah maupun

bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1.7.3 Tujuan Wawasan Nusantara

Bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi pada segala aspek

kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan

nasional daripada kepentingan perseorangan, kelompok, golongan,

suku bangsa, aliran atau daerah. Kepentingan-kepentingan

primordial tersebut, sama sekali tidak dihilangkan, melainkan tetap

dihargai dan diperhatikan sepanjang tidak bertentangan dengan

kepentingan dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara.

Nasionalisme yang tinggi bertumbuh kembang dari rasa

kebangsaan, faham kebangsaan dan semangat kebangsaan yang

bersemayam dalam jiwa rakyat/bangsa Indonesia.

2. Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Kehidupan Nasional

2.1 Dalam Kehidupan Politik

pg. 21
Penciptaan iklim penyelenggaraan Negara yang sehat dan dinamis. Hal

itu akan tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif dan

terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

2.2 Dalam Bidang Ekonomi

Penciptaan tatanan ekonomi yang mampu menjamin pemenuhan dan

peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan

adil. Di samping itu tatanan ekonomi yang mencerminkan tanggung

jawab pengelolaan sumber daya alam yang merupakan kebutuhan

masyarakat antar daerah secara timbal-balik serta kelestarian sumber daya

alam tu sendiri.

2.3 Dalam Kehidupan Sosial Budaya

Penciptaan sikap bathinia dan lahiriah yang mengakui, menerima dan

menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinnekaan sebagai

kenyataan yang hidup disekitarnya dan sekaligus merupakan karunia dari

TYME. Penciptaan suasana kehidupan masyarakat dan bangsa yang

rukun dan bersatu tanpa membedakan suku,asal-usul daerah, agama dan

kepercayaan yang dianut serta golongan dan status sosialnya.

2.4 Dalam Kehidupan Pertahanan Keamanan

Menumbuhkembangkan kesadaran Bela Negara, Cinta Tanah Air dan

bangsa yang lebih lanjut akan membentuk sikap Bela Negara pada setiap

individu Warga Negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air

pg. 22
dan bangsa serta bela Negara ini, akan menjadi modal utama yang akan

menggerakan partisipasi aktif dan pro aktif setiap Warga Negara

Indonesia guna menghadapi dan mengatasi serta mengantisipasi sedini

mungkin setiap ancaman,gangguan, hambatan dan tantangan atau setiap

gejala dalam bentuk dan skala kecil apapun serta dari mana dan kapanpun

datangnya yang bertujuan membahayakan keselamatan bangsa dan

kedaulatan Negara.

3. Pemasyarakatan/Sosialisasi Wawasan Nusantara

3.1 Menurut Sifat/ Cara Penyampaian :

3.1.1 Langsung : Ceramah, diskusi, dialog, tatap muka

3.1.2 Tak Langsung : Medi elektronik dan cetak

4. Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara

4.1 pemberdayaan masyarakat

1. Masih sangat terbatasnya kualitas SDM

2. kondisi nasional

Masih adanya krisis, multi dimensi dan matra yang belum

memperlihatkan tanda berakhir

4.2 Dunia Tanpa Batas

pg. 23
a. Globalisasi IPTEKES yang menghapuskan batas-batas non fisik

antar Negara

b. Isu-isu global (Demokratisasi, HAM), merupakan bentuk

penjajahan baru, terutama bagi Negara-negara sedang berkembang

seperti Negara Republik Indonesia

4.3 Era Baru Kapitalisme

Terutama dalam bentuk liberalisasi perdagangan yang melahirkan

kompetisi kualitas barang/ jasa dan harga.

4.4 Keadaran Warganegara

Adanya kesadaran warga negara yang cenderung membela kepentingan

kelompok, suku, daerah, golongan dan aliran daripada Bela Bangsa dan

Bela Negara.

4.5 Belum dijalankan manajemen nasional di Indonesia

pg. 24
Indonesia belum menjalankan manajemen nasional yang

memungkinkan perkembangan seluruh bagian dari Benua Maritim itu.

Meskipun pada tahun 1945 para Pendiri Negara telah mewanti-wanti agar

Republik Indonesia sebagai negara kesatuan memberikan otonomi luas

kepada daerah agar dapat berkembang sesuai dengan sifatnya, namun

dalam kenyataan selama 50 tahun merdeka Indonesia menjalankan

pemerintahan sentralisme yang ketat. Akibatnya adalah bahwa pulau Jawa

dan lebih-lebih lagi Jakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia,

mengalami kemajuan jauh lebih banyak dan pesat ketimbang bagian lain

Indonesia, khususnya Kawasan Timur Indonesia. Kalau sikap demikian

tidak segera berubah maka tidak mustahil kerawanan nasional seperti

yang sudah disebutkan sebelumnya, dapat menjadi kenyataan yang

menyedihkan. Rakyat yang tinggal di luar Jawa kurang berkembang maju

dan merasa tidak puas dengan statusnya. Apalagi melihat kondisi dunia

yang sedang bergulat dalam persaingan ekonomi dan menggunakan segala

cara untuk unggul dan memenangkan persaingan itu.

pg. 25
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan uraian daripada materi diatas, maka penulis melihat bahwa

wawasan nusantara sangat luas dan sangat penting peranannya dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara serta pelaksanaan/penyelenggaraan kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Wawasan nusantara seharusnya dimiliki sebagai asset san kekayaan dari

masyarakat Negara tersebut khususnya kita warga Negara Indonesia sebagai

pg. 26
pemacu, pendorong, dasar dan prinsip kita sebagai warga Negara dalam

menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Wawasan nusantara sangat erat dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa

dan bernegara sebab wawasan nusantara didasarkan atas Pancasila dan Undang –

Undang Dasar 1945 sebagai tolak ukur dalam menggunakan wawasan nusantara

sebagai wawasan pembangunan nasional.

Sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang – Undang Dasar 1945

yang berbunyi “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial", wawasan nusantara

membawa kita warga Negara Indonesia kepada tujuan kita seperti yang telah

tercantum dalam pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 tersebut. Kelima

tujuan dalam pembukaan Undang – Undang dasar 1945 tersebut menjadi tugas

rumah bagi kita warga Negara Indonesia untuk menggunakan serta

mengembangkan wawasan nusantara yang kita miliki saat inidemi mencapai

tujuan nasional kita.

Selain dari pada kelima tujuan nasional yang tercantum dalam Undang –

Undang Dasar 1945 diatas, dengan wawasan nusantara kita sebagai warga Negara

harus mempu mengembangkan wawasan intelektual kita untuk menggunakan

wawasan nusantara .

pg. 27
Wawasan nusantara juga meliputi kepada paham kita dalam menjaga bumi

pertiwi yang seringkali dinodai oleh keinginan dan keegoisan dari pihak – pihak

yang entah dari luar maupun dari dalam Indonesia sendiri yang ingin mengeruk

keuntungan untuk dirinya sendiri seperti halnya budaya kita yang sering diklaim

milik Negara tetangga kita Malaysia seperti Reog Ponorogo yang Malysiaklaim

bahwa itu adalah budaya mereka harus kita pertahankan sebagai upaya dan wujud

nyata implementasi wawasan nusantara dalam pertahanan keamanan.

KESIMPULAN

pg. 28
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

wawasan nusantara merupakan sebuah hal yang esensial yang harus dimiliki oleh

suatu Negara dalam menyelenggarakan kehidupan bernegaranya.

Hal ini penting sebab wawasan nusantara mengambil bagian dalam aspek

– aspek penting dalam sebuah pemerintahan yang meliputi pertahanan keamanan

baik wilayah maupun budaya, politik dan tentu saja warga negaranya serta semua

aset – aset dan kekayaan yang dimiliki suatu bangsa.

SARAN

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa ada banyak

kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu penulis membuka ruang seluas

– luasnya bagi semua pihak yang telah membaca atu mendengar tentang makalah

ini untuk dapat memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis untuk

kedepannya dapat diperbaiki untuk kesempurnaan makalah ini.

Atas semua perhatian, kritik, dan saran dari semua pihak penulis ucapkan

terima kasih.

pg. 29
DAFTAR PUSTAKA

Lobo,Leonard dan Bessie, Daniel Frans. 2011. Pendidikan

Kewarganegaraan edisi revisi. Kupang

Jurnal Promosi dan Proteksi Hak Asasi Manusia. Vol 1. No 5. February

2009.

pg. 30

You might also like