You are on page 1of 15

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA
---------------------

RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 27/PUU-IX/2011

PERIHAL
PENGUJIAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN
TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

ACARA
PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN
(II)

JAKARTA

RABU, 11 MEI 2011


MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
--------------
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 27/PUU-IX/2011

PERIHAL

Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan [Pasal 59 ayat (1) dan (8)] terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PEMOHON

Didik Suprijadi

ACARA

Pemeriksaan Perbaikan Permohonan (II)

Rabu, 11 Mei 2011 Pukul 14.10 – 14.30 WIB


Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI,
Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Achmad Sodiki (Ketua)


2) Muhammad Alim (Anggota)
3) Hamdan Zoelva (Anggota)

Eddy Purwanto Panitera Pengganti

i
Pihak yang Hadir:

A. Pemohon

Didik Suprijadi

B. Kuasa Hukum Pemohon

Dwi Haryanti

ii
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.10 WIB

1. KETUA: ACHMAD SODIKI

Sidang Perkara Nomor 27/PUU-IX/2011 dengan ini saya nyatakan


dibuka dan terbuka untuk umum.

KETUK PALU 3X

Baik.
Assalamualaikum wr. wb.
Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua.
Pemohon saya persilakan untuk mengenalkan diri, siapa saja yang
hadir saat ini?

2. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Terima kasih.
Assalamualaikum wr. wb.

3. KETUA: ACHMAD SODIKI

Waalaikumsalam.

4. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Yang Terhormat Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, perkenalkan


kami Dwi Haryanti, S.H., advokat, yang beralamat Jalan Karangrejo 8
Nomor 20, Surabaya. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
sebagaimana surat kuasa khusus tertanggal 30 April 2011, terlampir,
yaitu bertindak untuk dan atas nama Didik Supriyadi selaku Ketua Umum
Aliansi Petugas Pembaca Meter Listrik Indonesia (AP2ML) Provinsi Jawa
Timur, yang beralamat di Jalan Pandigeling 2 Nomor 7 RT/RW 002/007
Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Kotamadya Surabaya,
Provinsi Jawa Timur.
Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Yang Terhormat,
perkenalkan…, perkenankan kami Kuasa Hukum untuk membacakan
atau menguraikan perbaikan permohonan yang diajukan oleh Pemohon
sebagaimana nasihat dari Majelis tertanggal 20 April 2011 untuk Perkara
Nomor 27/PUU-IX/2011 dengan uraikan singkatnya sebagai berikut.

1
5. KETUA: ACHMAD SODIKI

Silakan, mana yang diperbaiki?

6. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Yang kita perbaiki secara garis besar adalah mengenai


pengujian…, penguji…, Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003, terutama Pasal 59 secara keseluruhan tidak sebagaimana
terdahulu ayat (1) dan kita tambah dengan undang-undang…, Pasal 64
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yaitu tentang Penyerahan
Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain atau disebut dengan istilah
outsourcing terhadap Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
juncto Pasal 28D ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, dan Pasal
33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

7. KETUA: ACHMAD SODIKI

Itu Pasal 27 ayat (2) apa ayat (1)?

8. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ayat (1).

9. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ini halaman 3 coba lihat Nomor 7.

10. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ayat (2) Pak, maaf, undang-undang…, Pasal 27 ayat (2) Undang-


Undang Dasar 1945.

11. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ayat (2) ya yang benar?

12. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya.

13. KETUA: ACHMAD SODIKI

Oke. Silakan, terus.

2
14. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Kita adakan perubahan secara hampir keseluruhan, langsung kita


menginjak ke…, untuk masalah kewenangan. Kewenangan Mahkamah
Konstitusi hampir sama dengan yang terdahulu, masalah kedudukan
hukum dan kepentingan Pemohon juga enggak begitu ada perubahan
yang prinsipal. Kemudian, masalah fakta hukum yang akan kami perbaiki
Pak, kami bacakan pokok-pokoknya saja.
Mengenai fakta hukum. Satu, melindungi segenap Bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum berdasarkan pancasila untuk terciptanya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah merupakan tujuan umum
Bangsa Indonesia sebagaimana termuat di dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945.

15. KETUA: ACHMAD SODIKI

Cukup itu, saya kira alasannya saja, alasannya apa yang pokok-
pokok. Ini sudah ndak ada yang diralat toh ini?

16. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Fakta hukumnya.

17. KETUA: ACHMAD SODIKI

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 sudah ndak ada yang diperbaiki toh?

18. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Sudah ndak.

19. KETUA: ACHMAD SODIKI

Sudah, baik. Terus alasannya.

20. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Alasan-alasan pengujian undang-undang.

21. KETUA: ACHMAD SODIKI

Baca saja yang penting di situ, jangan semua dibaca nanti ndak
cukup waktunya. Terus.

3
22. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Alasan-alasan kami yang terpenting yang kita bacakan yaitu untuk


nomor 3.

23. KETUA: ACHMAD SODIKI

Nomor 3, silakan.

24. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Dalam hubungan kerja berdasarkan perjanjian kerja waktu


tertentu, atau PKWT, atau lebih dikenal dengan pekerja kontrak
sebagaimana diatur dalam Pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 dan penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain atau
yang lebih dikenal dengan istilah outsourcing sebagaimana diatur dalam
Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, “Buruh atau pekerja
dilihat semata-semata sebagai komoditas atau barang dagangan di
sebuah pasar tenaga kerja, buruh, atau pekerja dibiarkan sendirian
menghadapi ganasnya kekuatan pasar dan kekuatan modal yang
akhirnya akan timbul kesenjangan sosial yang semakin menganga antara
yang kaya dan yang miskin dan tidak menutup kemungkinan kelak anak
cucu kita akan menjadi budak di negeri sendiri dan dibudak oleh bangsa
sendiri dan ini jelas bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 27 ayat (2), “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Dan Pasal 28D ayat (2),
“Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.”
Empat. Dalam hubungan kerja, berdasarkan perjanjian kerja
waktu tertentu atau PKWT sebagaimana diatur dalam Pasal 59 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan penyerahan sebagian pekerjaan
kepada perusahaan lain atau outsourcing, sebagaimana diatur dalam
Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13/2003, buruh atau pekerja
ditempatkan sebagai faktor produksi semata. Dengan begitu mudah
dipekerjakan bila dibutuhkan dan diputus hubungan kerjanya ketika tidak
dibutuhkan lagi. Dengan demikian, komponen upah sebagai salah satu
dari biaya-biaya atau cost bisa tetap ditekan seminimal mungkin.
Inilah yang akan terjadi dengan dilegalkannya sistim kerja
pemborongan pekerjaan atau outsourcing, yang akan menjadikan buruh
atau pekerja semata sebagai sapi perahan para pemilik modal dan ini
adalah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat
(1) yang mengatakan, ”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas azas kekeluargaan.” Di dalam penjelasannya ditegaskan
lagi bahwa ini artinya perekonomian kita berdasarkan pada demokrasi

4
ekonomi, di mana produksi diserahkan dikerjakan oleh semua, untuk
semua dengan kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan.
Di sinilah persis perbudakan modern dan degradasi nilai manusia,
buruh, atau pekerja sebagai komoditas atau barang dagangan akan
terjadi secara resmi dan diresmikan melalui sebuah Undang-Undang
Kemakmuran Masyarakat, yang diamanatkan konstitusi pun akan
menjadi kata-kata kosong atau merupakan hiasan kata mutiara saja.

25. KETUA: ACHMAD SODIKI

Baik.

26. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Kemudian nomor 6.

27. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ya, silakan.

28. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Nomor 5 dulu, Pak.

29. KETUA: ACHMAD SODIKI

Penting-penting saja.

30. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya. Sistem outsourcing konstruktis [Sic!] hukumnya yaitu adanya


suatu perusahaan jasa pekerja merekrut calon pekerja untuk
ditempatkan di perusahaan pengguna.
Jadi, di sini diawali suatu hubungan hukum atau suatu perjanjian
antara perusahaan penyedia jasa pekerja dengan perusahaan pengguna
pekerja. Perusahaan penyedia jasa pekerja mengikatkan dirinya untuk
menempatkan pekerja di perusahaan pengguna dan perusahaan
pengguna mengikatkan dirinya untuk menggunakan pekerja tersebut.
Berdasarkan perjanjian penempatan tenaga kerja, perusahaan penyedia
jasa pekerja akan mendapatkan sejumlah uang dari pengguna.
Pengguna untuk 100 orang misalnya, mendapat Rp 10.000.000,00.
Kemudian perusahaan penyedia jasa pekerja akan mengambil sekian
persen. Sisanya dibayarkan kepada pekerja yang bekerja di perusahaan
pengguna. Jadi, konstruksi hukum semacam ini merupakan perbudakan
karena pekerja-pekerja tersebut dijual kepada pengguna dengan jumlah
uang. Hal ini merupakan perbudakan modern.

5
Enam. Di lain pihak, outsourcing juga menggunakan perjanjian
kerja waktu tertentu. Perjanjian kerja waktu tertentu jelas tidak
menjamin adanya job security, tidak adanya kelangsungan pekerjaan
seorang pekerja karena seorang pekerja dengan perjanjian kerja waktu
tertentu pasti tahu bahwa pada suatu saat hubungan kerja akan putus
dan tidak akan bekerja lagi di situ akibatnya pekerja akan mencari
pekerjaan lain lagi. Sehingga konstitusi,… kontinuitas pekerja menjadi
persoalan bagi pekerja yang di-outsource dengan perjanjian kerja waktu
tertentu. Kalau job security tidak terjamin jelas bertentangan dengan
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yaitu hak untuk mendapatkan pekerjaan
yang layak.
Tujuh. Outsourcing, di dalam Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 menunjukan adanya 2 macam outsourcing, yaitu
outsourcing mengenai pekerjanya yang dilakukan oleh pemborong dan
outsourcing mengenai pekerjanya yang dilakukan oleh perusahaan jasa
pekerja.
Outsourcing yang pertama, mengenai pekerjaan konstruksi
hukumnya yaitu ada main kontraktor yang mensubkan pekerjaan pada
sub kontraktor. Sub kontraktor untuk melakukan pekerjaan yang
disubkan oleh main kontraktor yang membutuhkan pekerja. Di situlah,
sub kontraktor merekrut pekerja dengan mengerjakan pekerjaan yang
disubkan oleh main kontraktor. Sehingga ada hubungan kerja antara sub
kontraktor dengan pekerjanya.
Bahwa kalau dikaitkan dengan konstitusi, jelas hal ini
memaksakan adanya hubungan kerja antara perusahaan penyedia dan
jasa pekerja dengan pekerjanya yang sebenarnya tidak memenuhi
unsur-unsur hubungan kerja, yaitu adanya perintah, pekerjaan, dan
upah. Maka ini menunjukan bahwa pekerja hanya dianggap sebagai
barang jasa bukan sebagai subjek hukum.
Nomor sepuluh. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Pasal 59 dan, Pasal 64 tidak sesuai dengan Pasal 27
ayat (2), Pasal dua sem,… 28D ayat (2), dan Pasal 33 ayat (1) UUD 1945
karena manusia yang harus dilindungi adalah manusia yang seutuhnya.
Bekerja seharusnya adalah untuk memberikan kehidupan yang
selayaknya, tetapi ketika itu pekerja hanya sebagai bagian produksi dan
terutama dengan kontrak-kontrak yang dibuat. Maka hanya sebagai
salah satu bagian dari produksi sehingga perlindungan sebagi manusia
menjadi lemah.
Bahwa berdasarkan,… sebelas,… bahwa berdasarkan fakta-fakta
alasan di atas jelas bahwa permohonan ini disampaikan secara
meyakinkan dan patut karena berangkat dari keprihatinan nyata
sebagian besar buruh atau pekerja sehingga patut kiranya Mahkamah
Konstitusi…, Majelis Mahkamah Konstitusi Yang Terhormat berkenan
untuk melaksanakan haknya untuk melakukan pengujian Undang-
Undang Nomor 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 59 dan Pasal 64

6
terhadap Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D ayat
(2), dan Pasal 33 ayat (1).
Dalam petitum. Berdasarkan seluruh uraian dan alasan yang
sudah…, berdasarkan hukum maka kami memohon sekiranya Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia berkenan memutuskan.
1. Menerima dan mengabulkan permintaan Pemohion untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Pasal 59 dan Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan bertentangan dengan Pasal 27 ayat
(2), Pasal 28D ayat (2), dan Pasal 33 ayat (1) UUD 1945.
3. Menyatakan Pasal 59 dan Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat.
4. Menempatkan putusan ini dalam Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia.
Surabaya, 2 Mei 2011, hormat kami, Pemohon, Dwi Haryanti S.H.,
Kuasa Pemohon.

31. KETUA: ACHMAD SODIKI

Ya, baiklah. Ini sudah diperbaiki dan meskipun begitu, saya kok
tidak melihat pasal apa tadi…, ditulis secara lengkap gitu ya. Pasal 6, 59,
84.
Saudara sudah tulis lengkap belum itu?

32. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Belum Pak.

33. KETUA: ACHMAD SODIKI

Harusnya ini dilengkapi.


Pasal yang saudara ajukan itu, yang pasal UUD 1945-nya itu
harus ditulis secara lengkap. Secara me…, menyatakan bahwa itu
bertentangan dengan konstitusi itu seharusnya ditulis lengkap ya.

34. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya.

35. KETUA: ACHMAD SODIKI

Baiklah. Kalau ini sudah klop nanti kita akan,… jadi ini Saudari
sudah membuat perbaikan, mungkin ada sesuatu dari (…)

7
36. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Saudara Pemohon. Ini saudara ada sedikit perubahan dari yang


lalu ya?

37. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya.

38. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Yang lalu hanya Pasal 59 ayat…,

39. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ayat (1) dan ayat (8)

40. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Ayat (1) dan ayat (8)…., Sekarang ditambah Pasal 64. Ini pasal-
pasal lain…, ini yang Saudara minta ini perjanjian kerja dalam waktu
tertentu?

41. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya.

42. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Pejanjian kerja dalam waktu tertentu itu, ada yang antara


perusahaan langsung kepada pekerja. Ya kan, normal saja itu kan?
Ada yang antara perusahaan dengan perusahaan penyedia tenaga
kerja. Ya, perusahaan outsourcing. Ada yang langsung enggak pakai
outsourcing …, enggak pakai perusahaan outsourcing. Yang Saudara
fokus ini yang mana, yang dua-duanya?

43. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Dua-duanya Pak. Masalah perjanjian kerja waktu tertentu atau


dalam arti perjanjian kontrak. Kami juga minta untuk dipasalkan sama
masalah outsourcing, penyerahan sebagian pekerjaan kepada
perusahaan lain.

44. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Oke. Jadi dua-duanya ya?

8
45. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Dua-duanya.

46. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Oke,. Ini karena banyak pasal lainyang terkait. Ya. Tidak hanya
Pasal 64 kalau itu. Jadi Pasal…, pasal berapa itu, Pasal 65 juga. Itu
kaitan dengan Pasal 64. Pasal 66 juga terkait dengan Pasal 64. Apa
Saudara enggak baca?

47. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Baca Pak. Tapi menurut (…)

48. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Atau bagaimana?

49. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Menurut kami Pasal 65, kalau sudah dinyatakan tidak berlaku


otomatis dengan Pasal 66, 67 sampai 68 juga tidak mempunyai arti.
Karena itu hanya merupakan syarat dari Pasal 65.

50. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Nanti Mahkamah nanti dibilang ultra petita lagi. Kalau Saudara


tidak mohon, melebihi yang dituntut. Jadi ndak begitu pola pikirnya. Jadi
harus sekalian yang terkait gitu, ya. Nanti,… walaupun Mahkamah boleh
tapi jangan sampai dibilang ultra petita. Karena pasal-pasal ke bawah
terkait itu kan satu rangkaian itu.

51. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya.

52. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Ya?

53. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya, ya Pak.

9
54. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Ini sudah…, sudah apa ya? Atau gimana modelnya. Ini sudah
perubahan…, perbaikan ke-2 sudah enggak ada waktu lagi. Atau hari ini
mungkin Saudara bisa langsung sampaikan ke bawah? Diperbaiki sedikit
sama itu di bawah untuk perbaikan ya.
Ya, ada waktu kasih sisa waktu hari ini, pasal-pasal terkait. Entah
nanti entah dikabulkan atau tidak tapi Anda tulis semua.

55. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya.

56. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Ya?

57. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya, ya.

58. HAKIM ANGGOTA: HAMDAN ZOELVA

Hari ini langsung ya. Jadi…, sudah lewat sebenarnya tapi enggak
apa-apa hari ini masih ada waktu untuk…, Saudara langsung dengan
sekretariat di bawah ya?

59. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya.

60. KETUA: ACHMAD SODIKI

Terima kasih. Saya persilakan (suara tidak terdengar jelas). Cukup


ya?
Jadi, begini Saudara ya, supaya Saudara mengajukan ini siap
betul, ya. Saudara mestinya harus juga nanti menyiapkan ahli yang akan
memperkuat posisi Saudara di dalam memperjuangkan pembatalan Pasal
dua…, 25, berapa tuh? 59, dan 64 itu, ya. Nanti itu…, karena nanti di
pihak Pemerintah dan DPR pasti akan bertahan juga untuk itu.
Nah syukur kalau ahli itu juga mempunyai pandangan yang luas
bahwa hal yang demikian itu di negara-negara lain itu juga sudah hapus.
Apa mungkin di Malaysia atau singapura atau di Muangthai atau di
mana, seandainya itu toh ada lalu ada persyaratan ketat yang bisa
melindungi pekerja itu sendiri.

10
Jadi Saudara Tukang Baca Meteran ini tidak diperlakukan begitu
saja seperti barang yang dilempar di pasar. Siapa yang membeli, dan
kalau sudah ndak butuh kan dilempar lagi, kan begitu toh ini. Jadi
perlindungan hukumnya itu dimana. Nah komparasi itu penting, supaya
Saudara tidak sendirian di dalam pemberi alasan itu.
Ini saran saya, ya. Selain memang tujuannya untuk melindungi
hak-hak konstitusional Saudara. Tapi perhatikan betul apa yang
disampaikan Pak Hakim Hamdan itu, supaya permohonan Saudara
menjadi sempurna, begitu ya. Syukur Saudara bisa konsultasi dengan
ahli. Itu banyak kok, itu yang semacam LSM Buruh yang ahli hukum
perburuhan itu banyak. Universitas Brawijaya juga ada, Bu…, siapa itu.
Cari di Fakultas Hukum sana, ada itu. Saudara Surabaya toh? Surabaya
paling gampang, Eirlangga juga ada. Dia ada divisi guru atau divisi apa
itu, memang mempunyai wawasan yang luas sehingga ini nanti akan
lebih sempurna karena pasal yang Saudara perjuangkan itu tentu
berkaitan dengan yang lain, ya. Itu.
Saya kira itu, ya. Jadi, nanti ini kita bawa ke Rapat
Permusyawaratan Hakim, dan Saudara nanti menunggu jika ada sidang
yang akan datang. Sidang yang akan datang itu mungkin akan
mendatangkan Pihak DPR maupun Pemerintah, yang mencoba akan
menjawab, atau mungkin Departemen Tenaga Kerja yang akan
menjawab permasalahan yang Saudara hadapi ini.
Sementara ini Saudara sudah mengajukan 7 bukti ya bukti P-1
foto kopi akte pendirian, P-2 fotokopi tanda terima gaji, P-3 fotokopi
Berita Acara, P-4 fotokopi kontrak. Kontrak apa kontrak, kontrak profesi,
P-5 fotokopi masa kerja, P-6 fotokopi lelang tender pencatatan meter
listrik, P-7 fotokopi Undang-Undang 13 Tahun 2003. Jadi ini saya sahkan
sebagai bukti.

KETUK PALU 1X

Ada hal-hal perlu Saudara sampaikan?

61. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Ya, Pak. Kami mau mengajukan bukti tambahan, dukungan dari


SPSP se-Jawa Timur secara tertulis.

62. KETUA: ACHMAD SODIKI

Boleh, silakan. Bila? Kapan? Sekarang? Besok?

11
63. KUASA HUKUM PEMOHON: DWI HARYANTI

Besok, persidangan yang akan datang.

64. KETUA: ACHMAD SODIKI

Oh, baik. Silakan saja, ya.


Saya nasihatkan itu supaya Saudara betul-betul serius dalam…, ini
karena masalah ini masalah nasional. Setiap hari mesti ada demo, demo
dan sebagainya. Supaya ini juga putusannya seimbang antara
permohonan Saudara dan kebutuhan perusahaan Saudara yang
menggaji Saudara, tetapi dengan catatan keputusan apa pun ataupun
perjanjian apa pun tidak akan menerobos atau merusak hak
konstitusional Saudara, ya. Saya kira begitu ya. Terima kasih.
Dan dengan demikian sidang saya nyatakan ditutup.

KETUK PALU 3X

SIDANG DITUTUP PUKUL 14.30 WIB

Jakarta, 11 Mei 2011


Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah,

t.t.d.

Paiyo
NIP. 19601210 198502 1 001

Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah
Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.

12

You might also like