You are on page 1of 8

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

1. Memahami hakikat perkembangan anak didik

2. Memahami konsep dan implikasi perkembangan biologis dan perseptual anak

Disusun Oleh :

Nama : Dhini Ferry Hidayah

NIM : K7110517

Kelas : 1A

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FKIP UNS KAMPUS VI KEBUMEN

TAHUN 2010

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

 Dr. H. Y. Padmono selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan sebelum pembuatan makalah ini

 Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
sudah sangat membantu dalam terselesaikannya makalah ini

 Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung juga membantu dalam
pembuatan makalah ini

Harapan penulis semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dapat membuat bakat dan
kreativitas kita sebagai calon guru sekolah dasar dalam bidang tulis menulis semakin
bertambah

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, untuk itu penulis harapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi lebih baik dimasa yang akan dating.

Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis mohon maaf yang setulus-
tulusnya.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembuatan makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah Pendidikan Peserta Didik yang
mengharuskan setiap mahasisiwa S1 program studi PGSD Universitas Sebelas Maret untuk
dapat menyumbangkan karyanya minimal 1 artikel ataupun makalah disetiap akhir penutupan
Kompetensi Dasar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?

2. Apa maksud dari anak adalah totalitas?

3. Apa maksud perkembangan sebagai proses holistic?

4. Apakah yang dimaksud kematangan dan pengalaman?

5. Apakah yang dimaksud kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan?

6. Bagaimana perkembangan biologis dan perseptual anak?

7. Apakah pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan


anak?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan anak adalah totalitas

3. Mengetahui maksud perkembangan sebagai proses holistic

4. Mengetahui arti kematangan dan pengalaman

5. Mengetahui arti kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan

6. Mengetahui perkembangan biologis dan perseptual anak

7. Mengetahui pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak


PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi


jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang
tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai
makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis
seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau
pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-
pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha
individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa
pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan
pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja
diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti
pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan
waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada
perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna).
Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah
manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat
badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis
yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.

Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau


organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif
dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.

Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth),


kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training)..

Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah


atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan
mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses
berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.

B. Anak Sebagai Suatu Totalitas

Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu :

1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan
aspek yang terdapat dalam dirinya.

Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni
sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam
dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat
dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu.
Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ
misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh
yang terpisah satu sama lain.

2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain

Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling
terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak yang
dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang sakit nafsu
makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya
keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksi-
reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitu pula sebaliknya.

3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.

Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam
keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi
fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi jangan
memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai
dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu saat dengan
kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.

C. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.

Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan
juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan
terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang
saling terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat
dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu :

1. Proses Biologis

Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam


tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang,
hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam cara menggunakan
tubuh atau keterampila motorik dan perkembangan seksual juga dikelompokkan ke
dalam domain ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak mencangkup perubahan
fisik karena kecelakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa khusus lainnya.

2. Proses Kognitif

Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir,


kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya.
Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda,
menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa,
memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman merefleksikan
peran kognitif dalam perkembangan anak.

3. Proses Psikososial

Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan


kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja
jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami
keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang
dapat masuk dan dicerna di otaknya.

D. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak

Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan
titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari
suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman adalah peristiwa-
peristiwa yang dialami individu dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang
diberikan. Secara usia anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang
lebih banyak dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola
asuh yan diberikan berbeda

E. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan

Perkembangan dari segi kesinambungan menjelaskan bahwa perkembangan merupakan


perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga
meninggal dunia. Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan
akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi yang sama yang sudah diperoleh
sebelumnya. Dalam proses perkembangan ini terjadi penambahan maupun pengurangan
keterampilan yang akan dikombinasikan dengan keterampilan yang sudah ada untuk
menghasilkan perilaku yang semakin kompleks.

Sedangkan dari segi ketidaksinambungan menganggap bahwa perkembangan individu


melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini perkembangan individu
dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan yang relatif tiba-tiba dari suatu tahap
ke tahap berikutnya.

F. Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak

1. Perkembangan Fisik

a. Tinggi dan Berat Badan

Pertumbuhan fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten.
Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-
perubahan besar pada awal masa pubertas. Kaki anak lazimnya menjadi lebih
panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara
bertahap terus meningkat di saat semakin menurunnya kadar ‘lemak bayi’.
Selama usia SD ini, kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat.
Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan
otot ini.

b. Proporsi dan Bentuk Tubuh

Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang
seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai
terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas
akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan.
Berdasarkan tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak
SD. Tiga bentuk primer tubuh tersebut adalah :

1) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan
besar

2) Mesomorph, yakni yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar

3) Ectomorph, yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti
tak berotot

2. Perkembangan Perseptual

Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra


penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari
aktivitas sensasi.

a. Persepsi Visual

Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan


peran indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya,
ada enam jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni :

1) Persepsi Konstanitas Ukuran

Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki


suatu ukuran yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak
mampu mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama
lebarnya tetapi ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang
sudah mengerti tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan
dengan jarak, tetapi yang belum mengerti mereka akan menjawab dengan
sekenanya “ Emang dari dulu gambarnya gitu bu !”.

2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar

Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang


berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan
ini akan terlihat dalam gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam
menggambar gambar yang tertutup oleh gambar lain.

3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian

Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau


gambar dari keseluruhannya.

4) Persepsi Kedalaman
Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu
objek.persepsi ini memerlukan ketajaman visual yang baik

5) Persepsi Tilikan Ruang

Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal, dan


mengukur dimensi

6) Persepsi Gerakan

Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau


perpindahan suatu objek oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah
mulai dikembangkan sejak bayi terhadap gerakan horizontal, disusul
terhadap gerakan vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap gerakan
berputar.

b. Persepsi Pendengaran

Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang


diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan
persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi, yaitu: persepsi lokasi
pendengaran, persepsi perbedaan terhadap suara-suara yang mirip, dan persepsi
pendengaran pokok dan latarnya.

1) Persepsi Lokasi Pendengaran

Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya


suatu sumber suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri,
maka ia menenggok ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit ada suara
yang menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara
tersebut

2) Persepsi Perbedaan

3) Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya

Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan


mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu
mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-
suara gaduh yang datang dari luar kelas.

G. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak

Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor Hereditas
Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri. Disini terjadi totalitas
karakter dari orang tua kepada anak, dari sini pula kepribadian anak mulai
terbentuk karena didikan orang tua.

b. Faktor Lingkungan

Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak
diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat.

Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola
pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas
tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik
lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan
dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan
lingkungan.

Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara
yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula.
Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula
digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan
dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku.

Diantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya
saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan
lingkungan kepada seorang anak akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.

You might also like