Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan
keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pende¬ngaran berperan penting pada
partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara mereka
yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli
otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan
pendidik. Perawat yang terlibat dalam spesialisasi otolaringologi, saat ini dapat
raemperoleh sertifikat di bidang keperawatan otorinolaringologi leher dan kepala
(CORLN= cerificate in otorhinolaringology-head and neck nursing).
Anatomi Telinga Luar
§§
Telinga luar, yang
terdiri dari aurikula
(atau pinna) dan
kanalis auditorius
eksternus, dipisahkan
dari telinga tengan
oleh struktur seperti
cakram yang
dinamakan
membrana timpani
(gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata.
Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali
lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan
gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di
depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula
dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika
membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5
sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana
kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis
auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung
kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang
disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan
serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan
memberikan perlindungan bagi kulit.
Frekwensi
merujuk pada jumlah gelombang suara yang dihasilkan oleh sumber bunyi per detik
siklus perdetik atau hertz (Hz). Telinga manusia normal mampu mendengar suara dengan
kisaran frekwensi dari
20 sam¬pai 20.000Hz.
500 sampai 2000 Hz yang paling penting untuk memahami percakapan sehari-hari
(yang dikenal sebagai kisaran wicara. Nada adalah istilah untuk menggambarkan
frekwensi; nada dengan
frekwensi 100 Hz dianggap sebagai nada rendah, dan nada
10.000 Hz dianggap sebagai nada tinggi. Unit untuk mengukur kerasnya bunyi
(intensitas suara) adalah desibel (dB), tekanan yang ditimbulkan oleh rsuara. Kehilangan
pendengaran diukur dalam decibel, yang merupakan fungsi logaritma intensitas dan tidak
bisa dengan mudah dikonversikan ke persentase.
Ambang kritis kekerasan adalah sekitas 30 dB. Beberapa contoh internsitas suara yang
biasa termasuk gesekan kertas dalam lingkungan yang sunyi, terjadi pada sekitar 15 dB;
per kapan rendah, 40 dB; dan kapal terbang jet sejauh kaki, tercatat sekitar 150 dB. Suara
yang lebih keras i 80 dB didengar telinga manusia sangat keras. Suara ya terdengar tidak
nyaman dapat merusak telinga dala Timpanogram atau audiometri impedans, meng
refleks otot telinga tengah terhadap stimulus suara, kelenturan membrana timpani, dengan
mengubah teh udara dalam kanalis telinga yang tertutup (Gbr. Kelenturan akan berkurang
pada penyakit telinga tertutup)
Respons batang otak auditori (ABR, auditori brain sistem response) adalah potensial
elektris yang dapat terteksi dari narvus kranialis VIII (narvus akustikus) alur auditori
asendens batang otak sebagai respons stimulasi suara. Merupakan metoda objektif untuk
mengukur pendengaran karena partisipasi aktif pasien sama sekali dak diperlukan seperti
pada audiogram perilaku. Elektroda ditempatkan pada dahi pasien dan stimuli akustik,
biasanya dalam bentuk detak, diperdengarkan ke telinga. pengukuran elektrofisiologis
yang dihasilkan dapat di tentukan tingkat desibel berapa yang dapat didengarkan pasien
dan apakah ada kelainan sepanjang alur syaraf,
seperti tumor pada nervus kranialis VIII. Elektrokokleografi (ECoG) adalah perekaman
potensial elektrofisologis koklea dan nervus kranialis VIII bagai respons stimuli akustik.
Rasio yang dihasilkan digunakan untuk membantu dalam mendiagnosa kelainan
keseimbangan cairan telinga dalam seperti penyakit Mniere dan fistula perilimfe.
Prosedur ini dilakukan dengan menempatkan elektroda sedekat mungkin dengan koklea,
baik di kanalis auditorius eksternus tepat di dekat membrana timpani atau melalui
elektroda transtimpanik yang diletakkan melalui mambrana timpani dekat mem-bran
jendela bulat. Untuk persiapan pengujian, pasien diminta unluk tidak memakai diuretika
selama 48 jam sebelum uji dilakukan sehingga keseimbangan cairan di dalam telinga
tidak berubah.
Elektronistagmografi (ENG) adalah pengukuran dan grafik yang mencatat perubahan
potensial elektris yang ditimbulkan oleh gerakan mata selama nistagmus yang
ditimbulkan secara spontan, posisional atau kaloris. Digu¬nakan untuk mengkaji sistem
okulomotor dan vestibular dan interaksi yang terjadi antara keduanya. Misalnya, pada
bagian kalori uji ini, udara atau air panas dan dingin (uji kalori bitermal) dimasukkan ke
kanalis auditorius eksternus, dan kemudian gerakan mata diukur. Pasien diposisikan
sedemikian rupa sehingga kanalis semisirkularis lateralis paralel dengan medan gravitasi
dan duduk sementara elektroda dipasang pada dahi dan dekat mata. Pasien diminta tidak
meminum supresan vestibuler seperti sedativa, penenang, antihistarnin, atau alkohol,
begitu pula stimulan vestibuler seperti kafein, selama 24 jam sebelum pengujian.
ENG dapat membantu diagnosis kondisi seperti penyakit Meniere dan tumor kanalis
auditorius internus atau fosa posterior.
Posturografi platform adalah uji untuk menyelidiki kemampuan mengontrol postural.
Diuji integrasi antara bagian visual, vestibuler dan proprioseptif (integrasi sensoris)
dengan keluaran respons motoris dan koordinasi anggota bawah. Pasien berdiri pada
panggung (platform), dikelilingi layar, dan berbagai kondisi ditampilkan, seper¬ti
panggung bergerak dengan layar bergerak.
Ambang penerimaan wicara adalah tingkat intensitas suara di mana pasien mampu tepat
membedakan dengan benar stimuli wicara sederhana. Pembedaan wicara menentukan
kemampuan pasien untuk membedakan suara yang berbeda, dalam bentuk kata, dalam
tingkat desibel di mana suara masih terdengar.
pasien terhadap enam kondisi yang berbeda diukur dan menunjukkan sistem mana yang
terganggu. Persiapan uji ini sama dengan pada ENG.
Percepatan harmon sinusoidal (SHA, sinusoidal har¬monic acceleration), atau kursi
berputar, mengkaji sisiem vestibulookuler dengan menganalisis gerakan mata
kopensatoris sebagai respons putaran searah atau berlawaan arah dengan jarum jam.
Meskipun uji SHA tak dapat mengidentifikasi sisi dari lesi pada penyakit unilateral,
namun sangat berguna untuk mengidentifikasi adanya penyakit dan mengontrol proses
penyembuhanya, persiapan pasien sama dengan yang diperlukan pada EN
Berkomunikasi pada Kerusakan Pendengaran
Saran berikut dapat membuat komunikasi lebih bafik dengan penderita gangguan
pendengaran yang wicaranya sulit dipahami.
1. Pusatkan seluruh perhatian pada apa yang sedang ia katakannya. Perhatikan dan
dengarkanjangan IM-coba melakukan pekerjaan lain sementara menJe ngarkannya.
2. Libatkan pembicara dalam percakapan bila memungkinkan untuk mengantisipasi
jawaban. Hal ini mungkinkan anda menjadi terbiasa dengan pola wicaranya yang khusus.
3. Cobalah mencari konteks intinya tentang apa yang sedang dikatakannya; anda
kemudian mungkin dapat mengisi detil dari konteks tersebut.
4. Jangan mencoba berpura-pura mengerti bila anda memang tidak mengerti.
5. Bila anda tak mampu memahami atau mengalami keraguan berat mengenai
kemampuan memahami apa yang dikatakannya, lebih baik memintanya menulis-kan
pesan yang ingin disampaikannya daripada meng-ambil risiko salah pengertian. Meminta
orang tersebut mengulang pesan dalam bentuk wicara, setelah anda mengetahui isinya,
juga dapat membantu anda mem-biasakan diri dengan pola wicaranya.
Anjuran agar komunikasi lebih baik dengan penderita gangguan pendengaran yang dapat
membaca gerak bibir adalah sebagai berikut:
1. Ketika berbicara, anda harus menatap orang tersebut selangsung mungkin.
2. Yakinkan bahwa wajah anda tampak sejelas mungkin; posisikan diri anda sedemikian
rupa sehingga wajah anda mendapat pencahayaan yang memadai hindari terhalang oleh
bayangan cahaya yang terlalu terang;jangan menutupi penglihatan orang tersebut
terhadap mulut anda dengan cara apapun; hindari berbicara sambil mengunyah sesuatu
dalam mulut anda.
3. Yakinkan bahwa pasien mengetahui topik atau subjek ekspresi verbal anda sebelum
meneruskan dengan apa yang anda rencanakan untuk diucapkan ini memung-kinkan
orang tersebut menggunakan petunjuk konteks-tual dalam membaca gerak bibir.
4. Berbicara secara perlahan dan jelas, dengan jeda yang lebih sering dibanding bila anda
berbicara normal.
5. Bila anda ragu apakah beberapa petunjuk atau instruk-si telah dipahami, lakukan
pengecekan untuk meya-kinkan bahwa pasien telah memahami secara penuh pesan anda.
6. Bila mulut anda terpaksa ditutup dengan alasarTapapun (misalnya memakai masker)
dan anda wajib memberi arahan atau instruksi kepada pasipn, maka tak ada jalan lain
kecuali anda harus menulis pesan yang ingin anda sampaikan.
Otalgia
Otalgia adalah rasa nyeri pada telinga. Karena telinga dipersarafi oleh saraf yang kaya
(nervus kranialis V, VII, IX, dan X selain cabang saraf servikalis kedua dan ketiga), maka
kulit di tempat ini menjadi sangat sensitif.
Otalgia adalah gejala yang dapat timbul dari iritasi lokal karena banyak kondisi dan dapat
juga disebabkan oleh nyeri pindahan dari laring dan faring. Banyak keluhan nyeri telinga
sebenarnya akibat nyeri di dekat ser ndi temporomandibularis. Diperkirakan bahwa lebih
c 50% pasien yang mengeluh otalgia tidak ditemukan pnyakit telinganya.
Impaksi Serumen
Secara normal serumen dapat tertimbun dalam ka eksternus dan dalam jumlah dan warna
yang bervaria Meskipun biasanya tidak perlu dikeluarkan, kadang kadang dapat
mengalami infaeksi, menyebabkan rasa penuh dalam telinga, dan/atau kehilangan
perdengaran. Penumpukan serumen terutama bermakna populasi geriatrik sebagai
penyebab defisit pendengar Usaha membersihkan kanalis auditorius dengan bata korek
api, jepit rambut, atau alat lain bisa berbahay karena trauma terhadap kulit dapat
mengakibatkan infek atau kerusakan gendang telinga.
Penatalaksanaan.
Serumen dapat diambil denga irigasi, pengisapan, atau instrumentasi. Kecuali bila
riwayat perforasi membrana timpani atau terdapat inflamasi telinga luar (otitis eksterna),
irigasi lembut kan prosedur yang dapat diterima untuk mengambil serumen.
Teknik ini efektif bila serumen tidak terlalu melekat dalam kanalis auditorius eksteni
Pengambilan serumen yang berhasil dengan irigasi ha bisa dicapai bila aliran air dapat
mencapai bela serumen yang menyumbat agar dapat mendorongnya lateral dan ke luar
dari kanalis. Meskipun irrigator pic air biasanya aman, namun instrumen ini berhubungan
den perforasi membrana timpani dan bahkan cedera otologik yang lebih serius. Maka
harus digunakan tekanan serdah mungkin yang digunakan untuk mencegah trail mekanik.
Bila sebelumnya sudah terdapat perforasi membran timpani di belakang impaksi
serumen, air dapat mema ruang telinga tengah. Masuknya air dingin ke da telinga tengah
dapat mengakibatkan vertigo akut dengan cara menginduksi arus konveksi termal dalam
kanalis semi sirkularis. Memasukkan air ke dalam rongga teli tengah dapat juga
meningkatkan risiko infeksi. Irigasi kanalis juga terbukti mengakibatkan otitis eksterna:
na (osteomielitis tulang temporal) pada manula pende diabetes. Bila harus melakukan
irigasi aural pada penderita diabetes, harus digunakan larutan steril. Bila irigasi ti berhasil
sempurna atau bila impaksi serumen tidak purna, maka dapat dilakukan pengangkatan
secara mekanis, dengan pandangan langsung pada pasien yang koope-ratif oleh tenaga
profesional yang terlatih.
Serumen juga dapat dilunakkan dengan meneteskan beberapa tetes gliserin hangat,
minyak mineral, atau hidrogen peroksida perbandingan setengah selama 30 menit
sebelum pengangkatan. Bahan seruminolitik, seper-ti peroksida dalam gliseril (Debrox)
atau Cerumenex juga tersedia; namun, senyawa ini dapat menyebabkan reaksi alergi
dalam bentuk dermatitis. Pemakaian larutan ini dua sampai tiga kali sehari selama
beberapa hari biasanya sudah mencukupi untuk memudahkan pengangkatan im-paksi.
Bila impaksi serumen tak dapat dilepaskan dengan cara ini, dapat diangkat oleh petugas
perawatan kesehatan dengan instrumen khusus seperti kuret serumen dan pengisap aural
yang menggunakan mikroskop binokuler untuk pembesaran.Benda Asing
Otitis Eksterna
Infeksi, utamanya bakteri atau jamur, merupakan masalah yang paling sering pada
telinga. Kebanyakan penyebab otitis eksterna (infeksi telinga luar) termasuk air dalam
kanalis auditorius eksternus (telinga perenang), trauma kulit kanalis memungkinkan
masuknya organisme ke jaringan, dan kondisi sistemik seperti defisiensi vitamin dan
kelainan endokrin. Kanalis telinga normal steril pada beberapa orang; sedang lainnya
mengandung Staphylo-coccus albus dan/atau organisme lain seperti difteroid. Patogen
otitis eksterna yang paling sering adalah Staphy-lococcus aureus dan spesies
Pseudomonas. Jamur yang paling sering dapat terisolasi dari telinga normal maupun yang
terinfeksi adalah Aspergillus. Otitis eksterna sering disebabkan oleh dermatosis seperti
psoriasis, ekzema, atau dermatitis sebore. Bahkan reaksi alergi terhadap semprot rambut,
cat rambut, dan losion pengeriting rambut permanen dapat mengakibatkan dermatitis,
yang akan hilang bila bahan penyebabnya dihilangkan.
Manifestasi Klinis.
Pasien biasanya datang dengan nyeri, cairan dari kanalis auditorius eksternus, nyeri tekan
aural (biasanya tak terdapat pada infeksi telinga tengah), dan kadang demam, selulitis,
dan limfadenopati. Keluhan lain dapat meliputi pruritus dan kehilangan pendengaran atau
perasaan penuh. Pada pemeriksaan otoskopis kanalis telinga nampak eritema dan edema.
Cairan berwarna taming atau hijau dan berbau busuk. Pada infeksi jamur bahkan dapat
terlihat spora hitam seperti rambut.
Penatalaksanaan. Prinsip terapi ditujukan untuk menghilangkan ketldaknyamanan,
mengurangi pembeng-kakan kanalis telinga, dan mengeradikasi infeksi. Tak jarang pasien
mendapat resep analgetik selama 48 sampai 92 jam pertama. Bila jaringan di kanalis
eksternus meng-alami edema, perlu dipasang sumbu untuk menjaga ka¬nalis tetap
terbuka sehingga cairan obat (mis. larutan Burow, sediaan antibiotika telinga) dapat
dimasukkan). Obat tersebut dapat diberikan dengan penetes dengan suhu ruangan. Obat
yang dipakai biasanya kombinasi antibiotika dan kortikosteroid untuk melemaskan
jaringan yang terinflamasi. Jika terdapat selulitis atau demam, maka perlu diberikan
antibiotika sistemik. Bahan anti-jamur dapat diberikan bila perlu.
Pasien diingatkan untuk tidak membersihkan sendiri kanalis auditorius eksternus
menggunakan lidi kapas. Pasien juga dilarang untuk berenang atau memasukkan air ke
dalam telinga ketika mencuci rambut atau mandi. Wool kambing atau kapas dapat diolesi
jel yang tak larut air (seperti vaselin) dan diletakkan di telinga untuk mencegah
kontaminasi air. Pasien dapat mencegah infeksi dengan menggunakan preparat antiseptik
telinga sehabis