Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIKUM PERMESINAN
LAPORAN
Oleh
Muhammad Mey Ade Ansyori
NIM 091910101047
1
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN
b. Pemakanan (Feeding)
Pemakanan adalah jarak yang ditempuh oleh pahat potong untuk
memotong dalam satu putaran benda kerja. Contoh : apabila mesin bubut
pemakanannya diatur 0,4 mm maka pahat potong akan menempuh jarak 0,4
mm dalam setiap putaran benda kerja.
Dalam proses pembubutan dikenal dua jenis pemotongan, yaitu
pemotongan kasar (Roughing cut) dan pemotongan akhir (Finishing cut). Pada
pemotongan kasar pengurangan benda kerja dilakukan dengan
mempertimbangkan kualitas permukaan (nilai kekasaran permukaannya),
sehingga pemakanan yang digunakan adalah pemakanan untuk pengasaran.
Pada pemotongan akhir digunakan untuk mendapatkan hasil akhir permukaan
dengan nilai kekasaran yang baik dan pemakanan yang digunakan adalah yang
kecil.
Pada proses pembubutan umumnya pemakanan untuk pengasaran yang
digunakan berkisar antara 0,25 – 0,4 mm. Dan untuk pemotongan akhir
berkisar antara 0,07 – 0,012 mm. Tabel 3.3 menunjukkan pemakan untuk
bahan dengan menggunakan pahat HSS.
c. Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut)
Kedalaman pemotongan adalah ketebalan tatal / beram (chip) yang
dilepaskan oleh pahat dari benda kerja. Untuk proses pembubutan dengan
pengurangan diameter yang besar kedalaman pemotongan dilakukan dengan
cara bertahap, yaitu proses pengasaran dan proses pemotongan akhir.
Kedalaman pemotongan untuk pembubutan pengasaran dipengaruhi oleh
beberapa factor sebagai berikut :
a. Kondisi mesin bubut,
b. Jenis dan bentuk pahat bubut yang digunakan,
c. Kekakuan benda kerja,
d. Kecepatan pemotongan.
Kedalaman pemotongan untuk proses pengerjaan akhir tergantung pada
tipe benda kerja dan kualitas permukaan yang diinginkan dari pada umumnya
tidak lebih dari 0,13 mm.
Gambar 6.9. Pemegang pahat HSS : (a) pahat alur, (b) pahat dalam, (c)
pahat rata kanan, (d) pahat rata kiri, dan (e) pahat ulir.
Gambar 6.10. Pahat bubut sisipan (inserts), dan pahat sisipan yang
dipasang pada pemegang pahat (tool holders).
Material pahat dari baja karbon (baja dengan kandungan karbon 1,05%)
pada saat ini sudah jarang digunakan untuk proses pemesinan, karena bahan ini
tidak tahan panas (melunak pada suhu 300-500o F). Baja karbon ini sekarang
hanya digunakan untuk kikir, bilah gergaji, dan pahat tangan. Material pahat
dari HSS (High Speed Steel) dapat dipilih jenis M atau T. Jenis M berarti pahat
HSS yang mengandung unsur Molibdenum, dan jenis T berarti pahat HSS yang
mengandung unsur Tungsten. Beberapa jenis HSS dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Ada dua macam cara memotong pada mesin frais horisontal yaitu,
memotong ke atas dan memotong ke bawah.
1. Memotong ke atas
Pemotongan dengan cara ini arah gerak dari benda kerja berlawanan
dengan rotasi pisau frais. Hal ini berarti pisau frais mulai menyayat pada
bagian bawah Benda kerja dan melakukan penyayatan yang berat pada waktu
benda kerja digerakan ke dalampisau frais.
Dimana :
n : putaran spindle mesin (rpm)
V : kecepatan potong, lihat tabel 4.1 (m/menit)
D : diameter pisau (mm)
Modul (M) :
Circular Pitch (CP) :
CP = M × π
Addendum (A) :
A=M
Out side diameter (OD) :
OD = (N + 2) × M
Dedendum (D) :
D = M × 1,666
Chordal Thickness (CT) :
Ketebalan Gigi :
Untuk gigi biasa : (6 – 10) . M
Untuk gigi berdaya besar : (10 – 16) . M
Indexing :
Nomer Cutter :
Dapat dilihat pada tabel 6.
Dimana :
n : putaran spindle mesin bor (rpm)
V : kecepatan potong (m/menit)
D : diameter mata bor (mm)
Gambar 7.21. Kepala pembagi (dividing head) untuk membuat segi banyak, roda
gigi, atau helix.
Gambar 7.29. Proses frais roda gigi dengan mesin frais horizontal.
Dimana :
n : putaran spindle mesin (rpm)
V : kecepatan potong, lihat tabel 4.1 (m/menit)
D : diameter pisau (mm)
Keterangan gambar :
a. Pahat ketam kasar lurus.
b. Pahat ketam kasar lengkung.
c. Pahat ketam dasar.
d. Pahat ketam runcing.
e. Pahat ketam sisi.
f. Pahat ketam sisi kasar.
Keterangan gambar :
s : pemakanan (feed)
b1 : toleransi pemakanan dari samping
b : lebar benda kerja
B : lebar penyekrapan
b. Pemakanan (Feeding)
Pemakanan adalah jarak yang ditempuh oleh pahat potong untuk
memotong dalam satu putaran benda kerja. Contoh : apabila mesin bubut
pemakanannya diatur 0,4 mm maka pahat potong akan menempuh jarak 0,4
mm dalam setiap putaran benda kerja.
Dalam proses pembubutan dikenal dua jenis pemotongan, yaitu
pemotongan kasar (Roughing cut) dan pemotongan akhir (Finishing cut). Pada
pemotongan kasar pengurangan benda kerja dilakukan dengan
mempertimbangkan kualitas permukaan (nilai kekasaran permukaannya),
sehingga pemakanan yang digunakan adalah pemakanan untuk pengasaran.
Pada pemotongan akhir digunakan untuk mendapatkan hasil akhir permukaan
dengan nilai kekasaran yang baik dan pemakanan yang digunakan adalah yang
kecil.
Pada proses pembubutan umumnya pemakanan untuk pengasaran yang
digunakan berkisar antara 0,25 – 0,4 mm. Dan untuk pemotongan akhir
berkisar antara 0,07 – 0,012 mm. Tabel 3.3 menunjukkan pemakan untuk
bahan dengan menggunakan pahat HSS.
c. Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut)
Kedalaman pemotongan adalah ketebalan tatal / beram (chip) yang
dilepaskan oleh pahat dari benda kerja. Untuk proses pembubutan dengan
pengurangan diameter yang besar kedalaman pemotongan dilakukan dengan
cara bertahap, yaitu proses pengasaran dan proses pemotongan akhir.
Kedalaman pemotongan untuk pembubutan pengasaran dipengaruhi oleh
beberapa factor sebagai berikut :
e. Kondisi mesin bubut,
f. Jenis dan bentuk pahat bubut yang digunakan,
g. Kekakuan benda kerja,
h. Kecepatan pemotongan.
Kedalaman pemotongan untuk proses pengerjaan akhir tergantung pada
tipe benda kerja dan kualitas permukaan yang diinginkan dari pada umumnya
tidak lebih dari 0,13 mm.
Gambar 6.9. Pemegang pahat HSS : (a) pahat alur, (b) pahat dalam, (c)
pahat rata kanan, (d) pahat rata kiri, dan (e) pahat ulir.
Gambar 6.10. Pahat bubut sisipan (inserts), dan pahat sisipan yang
dipasang pada pemegang pahat (tool holders).
Material pahat dari baja karbon (baja dengan kandungan karbon 1,05%)
pada saat ini sudah jarang digunakan untuk proses pemesinan, karena bahan ini
tidak tahan panas (melunak pada suhu 300-500o F). Baja karbon ini sekarang
hanya digunakan untuk kikir, bilah gergaji, dan pahat tangan. Material pahat
dari HSS (High Speed Steel) dapat dipilih jenis M atau T. Jenis M berarti pahat
HSS yang mengandung unsur Molibdenum, dan jenis T berarti pahat HSS yang
mengandung unsur Tungsten. Beberapa jenis HSS dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Ada dua macam cara memotong pada mesin frais horisontal yaitu,
memotong ke atas dan memotong ke bawah.
3. Memotong ke atas
Pemotongan dengan cara ini arah gerak dari benda kerja berlawanan
dengan rotasi pisau frais. Hal ini berarti pisau frais mulai menyayat pada
bagian bawah Benda kerja dan melakukan penyayatan yang berat pada waktu
benda kerja digerakan ke dalampisau frais.
Dimana :
n : putaran spindle mesin (rpm)
V : kecepatan potong, lihat tabel 4.1 (m/menit)
D : diameter pisau (mm)
Modul (M) :
Circular Pitch (CP) :
CP = M × π
Addendum (A) :
A=M
Out side diameter (OD) :
OD = (N + 2) × M
Dedendum (D) :
D = M × 1,666
Chordal Thickness (CT) :
Ketebalan Gigi :
Untuk gigi biasa : (6 – 10) . M
Untuk gigi berdaya besar : (10 – 16) . M
Indexing :
Nomer Cutter :
Dapat dilihat pada tabel 6.
Dimana :
n : putaran spindle mesin bor (rpm)
V : kecepatan potong (m/menit)
D : diameter mata bor (mm)
Gambar 7.21. Kepala pembagi (dividing head) untuk membuat segi banyak, roda
gigi, atau helix.
Gambar 7.29. Proses frais roda gigi dengan mesin frais horizontal.
Dimana :
n : putaran spindle mesin (rpm)
V : kecepatan potong, lihat tabel 4.1 (m/menit)
D : diameter pisau (mm)
Keterangan gambar :
g. Pahat ketam kasar lurus.
h. Pahat ketam kasar lengkung.
i. Pahat ketam dasar.
j. Pahat ketam runcing.
k. Pahat ketam sisi.
l. Pahat ketam sisi kasar.
Keterangan gambar :
s : pemakanan (feed)
b1 : toleransi pemakanan dari samping
b : lebar benda kerja
B : lebar penyekrapan