You are on page 1of 23

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM BAHASA JURNALISTIK

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Akhir Semester

Karya Tulis

Oleh :

Dwi Atmayanti (10420034)

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

2011

1
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................2

KATA PENGANTAR...............................................................................................................3

BAB 1......................................................................................................................................5

PENDAHULUAN.....................................................................................................................5

1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................................................6

1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................6

1.4 Tujuan...............................................................................................................................6

1.5 Manfaat.............................................................................................................................7

1.6 Hipotesis...........................................................................................................................7

1.7 Sumber Data.....................................................................................................................7

1.8 Metode Penulisan.............................................................................................................8

BAB 2......................................................................................................................................9

Pembahasan...........................................................................................................................9

2.1 Pengertian.........................................................................................................................9

2. 2 Penyimpangan Bahasa Jurnalistik..............................................................................12

2.3 Penggunaan Kata, Kalimat, dan Alinea........................................................................16

2.3.1 Tips Menulis Berita.....................................................................................................19

BAB 3....................................................................................................................................22

PENUTUP..............................................................................................................................22

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................22

3.2 Saran..............................................................................................................................22

3.3 Daftar Pustaka...............................................................................................................22

2
KATA PENGANTAR

Assallamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena-Nya karya tulis dengan judul “Penggunaan
Bahasa Indonesia Dalam Bahasa Jurrnalistik” telah dapat diselesaikan oleh penulis.
Karya tulis ini dibuat oleh penulis untuk menuntaskan tugas akhir semester pada mata
kuliah bahasa Indonesia.

Dalam pembuatan karya tulis ini penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu, ucapan terimakasih ditunjukan kepada :

1. Kedua orangtua penulis, kakak penulis (Febi Murniasih) dan adik penulis (Mei
Yuni Wulandari) yang telah banyak membantu dalam penyelesaian pembuatan
karya tulis, dengan memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis,
membantu mendanai pembuatan karya tulis yang penulis buat sampai dengan
selesai. Semoga Allah swt senantiasa memberikan kebahagiaan kepada
keluargaku tercinta, dan dimudahkan dalam segala urusan.

2. Bapak Makh Donal, karena telah mengajarkan penulis cara-cara dalam


pembuatan karya tulis yang baik dan benar, dan atas nasehat-nasehat yang
diberikan kepada penulis dan teman-teman penulis.

3. Kepada sahabat Windy Fatma Susmala, dan Indah Purwaningtias, sahabat-


sahabat yang penulis sayangi, terima kasih karena telah bersedia meminjamkan
peralatan, membantu memberikan masukan-masukan untuk pembuatan karya
tulis sampai dengan selesai, dan atas dukungan yang diberikan. Semoga
persahabatan kita akan terus berlanjut sampai usia tua.

4. Sahabat-sahabat dari keluarga kecil 3S-9, terima kasih karena telah memberikan
keceriaan dan kebahagiaan disaat penulis sedang dalam keadaan susah
maupun senang.

3
5. Teman-teman seperjuangan di kelas pagi jurusan akuntansi (Recha Stefanie,
Endang Setyowati), dan teman-teman yang lain, karena telah membantu
meringankan beban dengan memberikan support dan berbagi keceriaan.

6. Muhammad Andika Mirza atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada
si penulis, selain itu sabar mendengarkan keluh kesah si penulis.

Penulis berharap semoga karya tulis dengan judul “Penggunaan Bahasa Indonesia
Dalam Bahasa Jurnalistik” dapat berguna bagi penulis dan bermanfaat bagi pembaca
umum kedepannya.

Wassalamuallaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 3 Januari 2011

Dwi Atmayanti

4
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia pada umumnya untuk
berkomunikasi antara satu sama lain. Dengan bahasa manusia dapat mengerti
satu sama lain mengenai berbagai macam hal. Tanpa adanya bahasa manusia
tidak akan mungkin dapat berkembang, oleh karena itu dengan diciptakannya
bahasa manusia dapat berpikir dengan cermat dan menjadi pintar.

Bahasa juga diciptakan dalam berbagai macam. Karena kita hidup di negara
Indonesia oleh sebab itu bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai alat pengembangan nasional. Selain
sebagai alat pengembangan nasional, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai
bahasa negara dan bahasa nasional. Sementara itu fungsi bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut :

1. Sebagai lambang negara.

2. Lambang identitas negara.

3. Alat penghubung antarwarga, antardaerah, antarbudaya.

4. Menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar belakang yang


berbeda-beda.

Dalam karya tulis ini saya membahas bahasa Indonesia dalam bahasa jurnalistik
di sebut juga bahasa media massa. Bahasa Indonesia merupakan alat yang
dapat digunakan sebagai bahasa media massa untuk menunjang perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyajian bahasa media massa sangatlah
komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya dalam penyampaian sebuah

5
persoalan langsung ke pokok inti persoalannya dan dapat dimengerti oleh para
pembaca. Spesifik artinya penyampaian kata-kata yang disajikan singkat padat
namun dapat dimengerti oleh para pembaca, tidak memakai kata-kata yang
terlalu bertele-tele atau yang bisa disebut dengan pemborosan kata.

Untuk itu, karya tulis ini dibuat untuk lebih memperdalam dan menjelaskan
bahasa indonesia dalam bahasa Jurnalistik (Media Massa).

1.2 Identifikasi Masalah


Pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah bahasa jurnalistik (media masa)
akan diuraikan dalam beberapa point sebagai berikut.

1. Apakah pengertian bahasa jurnalistik (media massa) sama bagi para ahli
nya ?

2. Apa saja kah penyimpangan yang biasa ditemukan dalam bahasa


Jurnalistik (media massa) ?

3. Bagaimanakah penggunaan kata, kalimat dan alinea dalam bahasa


Jurnalistik (media massa) ?

1.3 Rumusan Masalah


Bahasa jurnalistik (media massa) memiliki berbagai arti menurut beberapa ahli.
Inti dari arti bahasa jurnalistik sebenarnya sama yaitu penggunaan bahasa nya
mudah di mengerti bagi kalangan pembaca, tidak membedakan strata dan
menggunakan kata-kata yang singkat, padat, dan lugas. Akan tetapi, terkadang
masih di dapati kesalahan kata-kata di dalam media massa, hal tersebut akan
dibahas lebih lanjut dalam karya tulis ini, mengapa bisa terjadi kesalahan dan
apa saja bentuk-bentuk kesalahan dalam penulisan kata.

1.4 Tujuan
Tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah untuk menuntaskan tugas akhir semester
pada mata kuliah bahasa Indonesia, selain itu secara umum dibuatnya karya
tulis ini adalah untuk lebih memahami bahasa, bahwa bahasa ternyata tidak

6
hanya satu macam tetapi bermacam-macam dan salah satu nya adalah bahasa
jurnalistik (media massa) yang di pilih menjadi judul karya tulis oleh si penulis.

1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui lebih dalam mengenai penggunaan bahasa Indonesia dalam bahasa


jurnalistik (media massa).

2. Mengetahui masih adanya penyimpangan-penyimpangan penggunaan bahasa


jurnalistik (media massa).

3. Mengetahui bagaimana seharusnya penggunaan kata, kalimat, dan alinea dalam


bahasa jurnalistik (media massa).

1.6 Hipotesis
Seperti yang telah kita ketahui bahasa Indonesia merupakan lambang negara
dan digunakan sebagai bahasa nasional, yaitu bahasa yang menyatukan
berbagai suku bangsa dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai alat komunikasi bukan hanya melalui
lisan (ucapan), akan tetapi bahasa Indonesia bisa dikembangkan dengan
melakukan komunikasi melalui berbagai cara atau menggunakan media, dan di
dalam karya tulis ini penulis membahas bahasa Indonesia dalam bahasa
jurnalistik (media massa).

1.7 Sumber Data


Penulis mencari sumber data dengan menggunakan sarana internet, misal
http://ghembiel09.blogspot.com/2010/11/peranan-bahasa-indonesia-dalam.html

dari website tersebut penulis mendapatkan referensi tambahan mengenai


pembahasan masalah yang akan penulis tulis dalam karya tulis ini yang
diberikan judul “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Bahasa Jurnalistik”.

7
1.8 Metode Penulisan
Dalam karya tulis ini penulis menggunakan metode komparatif, yaitu penulis
membandingkan dan menganalisis data dari dua sumber yang berbeda. Penulis
mencari data melalui media internet, membandingkan dan menganalisis data
dari berbagai sumber. Akan tetapi, hasil yang di dapat dari penulis tidak
langsung meng copy-paste saja dari internet, hasil tersebut dianalisis dan
dibandingkan dengan hasil yang lain, kemudian diulas kembali dengan bahasa
yang berbeda, yaitu bahasa yang digunakan oleh penulis.

8
BAB 2

Pembahasan

2.1 Pengertian
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya,
bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Bahasa Indonesia juga
merupakan salah satu dari banyaknya ragam bahasa melayu. Untuk itu sejak
dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 dilakukan penamaan
“Bahasa Indonesia” hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesan
“imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini
menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu
yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata
baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan
bahasa asing. Sebagian besar pengguna bahasa indoesia menggunakan salah
satu dari 748 bahasa yang digunakan di Indonesia sebagai bahasa ibu.
Pengguna bahasa Indonesia kerap kali menggunakan bahasa sehari-hari atau
bahkan mencampur adukan bahasa Indonesia dengan bahasa melayu atau
bahasa ibu lainnya.

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran sebagai


penyampaian informasi atau pun berita dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar agar mudah di mengerti oleh para pembaca ataupun pendengar. Untuk
melakukan penyampaian informasi kepada para pembaca ataupun pendengar
bahasa Indonesia dituangkan melalui sebuah media massa (cetak ataupun

9
elektronik). Media massa mengunjungi masyarakat dengan menggunakan
sarana bahasa Indonesia. Oleh karena itu, media massa memiliki fungsi yang
amat strategis dalam upaya pengembangan ataupun pembinaan bahasa
Indonesia. Bahkan, sering terjadi media massa dijadikan acuan dalam
penggunaan bahasa Indonesia.

Media massa merupakan suatu wadah bagi para jurnalis untuk menuangkan
segala aspirasi dan informasi yang dapat diberikan para jurnalis kepada
masyarakat. Jurnalis mengembangkan penggunaan bahasa Indonesia ke dalam
bahasa jurnalistik. Bahasa Jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan
wartawan dalam menulis berita. . Disebut juga bahasa komunikasi massa
(Language of Mass Communication, disebut pula Newspaper Language), yakni
bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media massa, baik
komunikasi lisan (tutur) di media elektronik (radio dan TV) maupun komunikasi
tertulis (media cetak), dengan ciri khas singkat, padat, dan mudah dipahami.

Bahasa Jurnalistik hadir atau diperlukan oleh insan pers untuk kebutuhan
komunikasi efektif dengan pembaca (juga pendengar dan penonton). Berikut
adalah pengertian menurut beberapa sumber yang di dapat oleh penulis
mengenai pengertian bahasa jurnalistik :

1. Rosihan Anwar : Bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan


bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik memiliki sifat-
sifat khas yaitu, singkat, padat, sederhana, lancer, jelas, lugas, dan
menarik. Bahasa jurnalistik didasarkan pada bahasa baku, tidak
menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa, memperhatikan ejaan
yang benar, dalam kosa kata bahasa jurnalistik mengikuti
perkembangan dalam masyarakat.

2. S. Wojowasito : Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa


yang tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi
yang demikian itu bahasa tersebut haruslah jelas dan mudah dibaca
oleh mereka dengan ukuran intelek yang minimal. Sehingga sebagian

10
besar masyarakat yang melek huruf dapat menikmati isinya. Walaupun
demikiantuntutan bahwa bahasa jurnalistik harus baik, tak boleh
ditinggalkan. Dengan kata lain bahasa jurnalistik yang baik haruslah
sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas
susunan kalimat yang benar, pilihan kata yang cocok.

3. JS Badudu: Bahasa media masa harus singkat, padat, sederhana,


jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh
bahasa surat kabar mengingat bahasa surat kabar dibaca oleh
lapisan-lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat
pengetahuannya.Mengingat bahwa orang tidak harus menghabiskan
waktunya hanya dengan membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi
jelas, agar mudah dipahami. Orang tidak perlu mesti mengulang-ulang
apa yang dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan
dalam media massa.

4. Asep Syamsul M. Romli: Bahasa Jurnalistik/Language of mass


communication. Bahasa yang biasa digunakan wartawan untuk
menulis berita di media massa. Sifatnya, komunikatif, yakni langsung
menjamah materi atau ke pokok persoalan (straight to the point), tidak
berbunga-bunga, dan tanpa basa-basi. Serta spesifik, yakni jelas atau
mudah dipahami orang banyak, hemat kata, menghindarkan
penggunaan kata mubazir dan kata jenuh, menaati kaidah-kaidah
bahasa yang berlaku (Ejaan yang disempurnakan), dan kalimatnya
singkat-singkat.

5. Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005): Bahasa jurnalistik adalah


salah satu ragam bahasa Indonesia, selain tiga lainnya — ragam
bahasa undang-undang, ragam bahasa ilmiah, dan ragam bahasa
sastra.

6. Dewabrata: Penampilan bahasa ragam jurnalistik yang baik bisa


ditengarai dengan kalimat-kalimat yang mengalir lancar dari atas

11
sampai akhir, menggunakan kata-kata yang merakyat, akrab di telinga
masyarakat sehari-hari; tidak menggunakan susunan yang kaku formal
dan sulit dicerna. Susunan kalimat jurnalistik yang baik akan
menggunakan kata-kata yang paling pas untuk menggambarkan
suasana serta isi pesannya. Bahkan nuansa yang terkandung dalam
masing-masing kata pun perlu diperhitungkan.

2. 2 Penyimpangan Bahasa Jurnalistik


Penulisan bahasa jurnalistik yang akan dituangkan ke dalam sebuah media
massa masih kemungkinan masih terdapat beberapa penyimpangan dalam
penulisan bahasa jurnalistik itu sendiri, berikut adalah beberapa jenis
penyimpangan yang terdapat dalam penulisan bahasa jurnalistik :

1. Peyimpangan morfologis, sering terjadi dijumpai pada judul berita surat


kabar yang memakai kalimat aktif, yaitu pemakaian kata kerja tidak
baku dengan penghilangan afiks. Afiks pada kata kerja yang berupa
prefiks atau awalan dihilangkan.

2. Kesalahan sintaksis, kesalahan berupa pemakaian tatabahasa atau


struktur kalimat yang kurang benar sehingga sering mengacaukan
pengertian. Hal ini disebabkan logika yang kurang bagus.

3. Kesalahan kosakata, kesalahan ini sering dilakukan dengan alasan


kesopanan (eufemisme) atau meminimalkan dampak buruk
pemberitaan. Kesalahan ejaan

4. Kesalahan ejaan juga terjadi dalam penulisan kata seperti, Jumat


ditulis Jum’at, khawatir ditulis hawatir, jadwal ditulis jadual, sinkron
ditulis singkron, dll.

5. Kesalahan pemenggalan, terkesan setiap ganti garis pada setiap


kolom kelihatan asal penggal saja. Kesalahan ini disebabkan
pemenggalan bahasa Indonesia masih menggunakan program
komputer berbahasa Inggris.

12
Untuk menghindari beberapa kesalahan seperti diuraikan di atas adalah
melakukan kegiatan penyuntingan baik menyangkut pemakaian kalimat, pilihan
kata, dan ejaan. Selain itu, pemakai bahasa jurnalistik yang baik tercermin dari
kesanggupannya menulis paragraf yang baik. Syarat untuk menulis paragraf
yang baik tentu memerlukan persyaratan menulis kalimat yang baik pula.

Paragraf yang berhasil tidak hanya lengkap pengembangannya tetapi juga


menunjukkan kesatuan dalam isinya. Paragraf menjadi rusak karena penyisipan-
penyisipan yang tidak bertemali dan pemasukan kalimat topik kedua atau
gagasan pokok lain ke dalamnya. Oleh karena itu seorang jurnalistik sebaiknya
memperhatikan kata ganti, dan lebih baik apabila gagasan yang sejajar
dituangkan dalam kalimat sejajar, manakala sudut pandang terhadap isi kalimat
tetap sama, maka penempatan fokus dapat dicapai dengan pengubahan urutan
kata yang lazim dalam kalimat, pemakaian bentuk aktif atau pasif, atau
mengulang fungsi khusus.

Untuk membuat variasi kata jurnalis dapat meperoleh kata tersebut dengan
menggunakan beberapa cara yaitu, pemakaian kalimat yang berbeda menurut
struktur gramatikal, memakai kalimat panjang yang berbeda-beda, dan
pemakaian unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan dengan
selang-seling.

Bahasa jurnalistik juga berhubungan dengan prinsip penyuntingan tik dan


terdapat beberapa prinsip yang sebaiknya dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Balancing, menyangkut lengkap-tidaknya batang tubuh dan data


tulisan.

2. Visi tulisan seorang penulis yang mereferensi pada penguasaan atas


data-data aktual.

3. Logika cerita yang mereferensi pada kecocokan.

4. Akurasi data.

13
5. Kelengkapan data, setidaknya prinsip 5wh.

6. Panjang pendeknya tulisan karena keterbatasan halaman.

Bahasa jurnalistik memiliki beberapa prinsip yang harus diketahui oleh para jurnalis
yaitu sebagai berikut :

1. Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari penjelasan yang


panjang dan bertele-tele.

2. Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu


menyampaikan informasi yang lengkap. Semua yang diperlukan
pembaca sudah tertampung didalamnya. Menerapkan prinsip 5 WH,
membuang kata-kata mubazir dan menerapkan ekonomi kata.

3. Sederhana, artinya bahasa pers sedapat-dapatnya memilih kalimat


tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit,
dan kompleks. Kalimat yang efektif, praktis, sederhana pemakaian
kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya (bombastis).

4. Lugas, artinya mampu menyampaikan pengertian atau makna


informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang
berbunga-bunga .

5. Menarik, artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup,


tumbuh, dan berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati.

6. Jelas, artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan mudah


dapat dipahami oleh khalayak umum (pembaca). Struktur kalimatnya
tidak menimbulkan penyimpangan/pengertian makna yang berbeda,
menghindari ungkapan bersayap atau bermakna ganda (ambigu). Oleh
karena itu, sebaiknya bahasa jurnalistik menggunakan kata-kata yang
bermakna denotatif.

14
Selain prinsip dasar, seorang jurnalis juga harus tahu mengenai prinsip retorika
tekstual, yaitu sebagai berikut :

1. Prinsip prosesibilitas

Menganjurkan agar teks disajikan sedemikian rupa sehingga mudah


bagi pembaca untuk memahami pesan pada waktunya. Dalam proses
memahami pesan penulis harus menentukan bagaimana membagi
pesan-pesan menjadi satuan, bagaimana tingkat subordinasi dan
seberapa pentingnya masing-masing satuan, dan bagaimana
mengurutkan satuan-satuan pesan itu. Ketiga macam itu harus saling
berkaitan satu sama lain.

2. Prinsip kejelasan

Yaitu agar teks itu mudah dipahami. Prinsip ini menganjurkan agar
bahasa teks menghindari ketaksaan (ambiguity). Teks yang tidak
mengandung ketaksaan akan dengan mudah dan cepat dipahami.

3. Prinsip ekonomi

Prinsip ekonomi menganjurkan agar teks itu singkat tanpa harus


merusak dan mereduksi pesan. Teks yang singkat dengan
mengandung pesan yang utuh akan menghemat waktu dan tenaga
dalam memahaminya. Sebagaimana wacana dibatasi oleh ruang
wacana jurnalistik dikonstruksi agar tidak melanggar prinsip ini. Untuk
mengkonstruksi teks yang singkat, dalam wacana jurnalistik dikenal
adanya cara-cara mereduksi konstituen sintaksis yaitu singkatan,
elipsis, dan pronominalisasi. Singkatan, baik abreviasi maupun
akronim, sebagai cara mereduksi konstituen sintaktik banyak dijumpai
dalam wacana jurnalistik.

15
4. Prinsip ekspresivitas

Prinsip ini dapat pula disebut prinsip ikonisitas. Prinsip ini menganjurkan agar
teks dikonstruksi selaras dengan aspek-aspek pesan. Dalam wacana jurnalistik,
pesan bersifat kausalitas dipaparkan menurut struktur pesannya, yaitu sebab
dikemukakan terlebih dahulu baru dikemukakan akibatnya. Demikian pula bila
ada peristiwa yang terjadi berturut-turut, maka peristiwa yang terjadi lebih dulu
akan dipaparkan lebih dulu dan peristiwa yang terjadi kemudian dipaparkan
kemudian.

2.3 Penggunaan Kata, Kalimat, dan Alinea


Bahasa jurnalistik juga mengikuti kaidah bahasa Indonesia baku. Namun
pemakaian bahasa jurnalistik lebih menekankan pada daya kekomunikatifannya.
Berikut adalah tata cara penggunaan kata, kalimat, dan alinea :

1. Pemakaian kata-kata yang bernas. Kata merupakan modal dasar


dalam menulis. Semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang,
semakin banyak pula gagasan yang dikuasainya dan sanggup
diungkapkannya. Dalam penggunaan kata, penulis yang
menggunakan ragam BI Jurnalistik diperhadapkan pada dua persoalan
yaitu ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Ketepatan
mempersoalkan apakah pilihan kata yang dipakai sudah setepat-
tepatnya, sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan
antara penulis dan pembaca. Sedangkan kesesuaian mempersoalkan
pemakaian kata yang tidak merusak wacana.

2. Penggunaan kalimat efektif. Kalimat dikatakan efektif bila mampu


membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung
sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang
disampaikan itu tergambar lengkap dalam pikiran si pembaca, persis
apa yang ditulis. Keefektifan kalimat ditunjang antara lain oleh

16
keteraturan struktur atau pola kalimat. Selain polanya harus benar,
kalimat itu harus pula mempunyai tenaga yang menarik.

3. Penggunaan alinea/paragraf yang kompak. Alinea merupakan suatu


kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari
kalimat. Setidaknya dalam satu alinea terdapat satu gagasan pokok
dan beberapa gagasan penjelas. Pembuatan alinea bertujuan
memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu
tema dari tema yang lain.

Bahasa Indonesia memiliki beberapa ragam bahasa jurnalistik seperti berita.


Berita adalah peristiwa yang dilaporkan. Segala yang didapat di lapangan dan
sedang dipersiapkan untuk dilaporkan belum disebut berita. Wartawan yang
menonton dan menyaksikan peristiwa, belum tentu telah menemukan peristiwa.
Wartawan sudah menemukan peristiwa setelah ia memahami prosesnya atau
jalan cerita, yaitu tahu apa yang terjadi, siapa yang terlibat, kejadiannya
bagaimana, kapan, dan dimana itu terjadi, dan mengapa sampai terjadi. Keenam
itu yang disebut unsur berita.

Suatu peristiwa dapat dibuat berita bila paling tidak punya satu nilai berita seperti
berikut :

1. Kebermaknaan (significance), kejadian yang berkemungkinan akan


mempengaruhi kehidupan orang banyak atau kejadian yang punya
akibat terhadap pembaca. Contoh: Kenaikan BBM, tarif TDL, biaya
Pulsa telepon, dll.

2. Besaran (magnitude), kejadian yang menyangkut angka-angka


yang berarti bagi kehidupan orang banyak. Misalnya: Para
penghutang kelas kakap yang mengemplang trilyunan rupiah BLBI.

3. Kebaruan (timeliness), kejadian yang menyangkut peristiwa yang


baru terjadi. Misalnya, pemboman Gereja tidak akan bernilai berita
bila diberitakan satu minggu setelah peristiwa.

17
4. Kedekatan (proximity), kejadian yang ada di dekat pembaca. Bisa
kedekatan geogragfis atau emosional. Misalnya, peristiwa tabrakan
mobil yang menewaskan pasangan suami isteri, lebih bernilai berita
daripada Mac Dohan jatuh dari arena GP 500.

5. Ketermukaan/sisi manusiawi (prominence/ human interest).


Kejadian yang memberi sentuhan perasaan para pembaca.
Kejadian orang biasa, tetapi dalam peristiwa yang luar biasa, atau
orang luar biasa (public figure) dalam peristiwa biasa. Misalnya,
anak kecil yang menemukan granat siap meledak di rel kereta api,
atau Megawati yang memiliki hobby pada tanaman hias.

Berita jurnalistik dapat digolongkan menjadi berita langsung (straight/hard/spot


news),dan berita ringan (soft news), berita kisah (feature) serta laporan mendalam (in-
depth report). Berita langsung digunakan untuk menyampaikan kejadian penting yang
secepatnya diketahui pembaca. Aktualitas merupakan unsur yang penting dari berita
langsung. Kejadian yang sudah lama terjadi tidak bernilai untuk berita langsung.
Aktualitas bukan hanya menyangkut waktu tetapi jug sesuatu yang baru diketahui atau
diketemukan. Misalnya, cara baru, ide baru, penemuan baru, dll. Berita ringan tidak
mengutamakan unsur penting yang hendak diberitakan tetapi sesuatu yang menarik.
Berita ini biasanya ditemukan sebagai kejadian yang menusiawi dari kejadian penting.
Kejadian penting ditulis dalam berita langsung, sedang berita yang menarik ditulis
dalam berita ringan. Berita ringan sangat cocok untuk majalah karena tidak terikat
aktualitas. Berita ringan langsung menyentuh emosi pembaca misalnya keterharuan,
kegembiraan, kasihan, kegeraman, kelucun, kemarahan, dll.

Berita Kisah (Feature), berita kisah adalah tulisan tentang kejadian yang dapat
menyentuh perasaan atau menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasan rinci,
lengkap, serta mendalam. Jadi nilainya pada unsur manusiawi dan dapat menambah
pengetahuan pembaca.

Terdapat berbagai jenis berita kisah di antaranya profile feature, how to do it feature,
science feature, dan human interest feature.

18
1. Profile feature menceritakan perjalanan hidup seseorang, bisa pula
hanya menggambarkan sepak terjang orang tersebut dalam suatu
kegiatan dan pada kurun waktu tertentu. Profile feature tidak hanya
cerita sukses saja, tetapi juga cerita kegagalan seseorang. Tujuannya
agar pembaca dapat bercermin lewat kehidupan orang lain.

2. How to do It feature, berita yang menjelaskan agar orang melakukan


sesuatu. Informasi disampaikan berupa petunjuk yang dipandang
penting bagi pembaca. Misalnya petunjuk berwisata ke Pulau Bali.
Dalam tulisan itu disampaikan beberapa tips praktis rute perjalanan
(drat, laut, udara), lokasi wisata, rumah makan dan penginapan,
perkiraan biaya, kualitas jalan, keamanan, dll.

3. Science feature adalah tulisan ilmu pengetahuan dan teknologi yang


ditandai oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas pandangan
yang dikemukakan, menggunakan data dan informasi yang memadai.
Feature ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimuat di majalah
teknik, komputer, pertanian, kesehatan, kedokteran, dll. Bahkan surat
kabar pun sekarang memberi rubrik science feature.

4. Human interest features , merupakan feature yang menonjolkan hal-


hal yang menyentuh perasaan sebagai hal yang menarik, termasuk di
dalamnya adalah hobby dan kesenangan. Misalnya, orang yang
selamat dari kecelakaan pesawat terbang dan hidup di hutan selama
dua Minggu. Kakek berusia 85 tahun yang tetap mengabdi pada
lingkungan walaupun hidup terpencil dan miskin.

2.3.1 Tips Menulis Berita


1. Tulislah berita yang menarik dengan menerapkan gaya bahasa
percakapan sederhana . Tulislah berita dengan lead yang bicara.

19
Untuk menguji lead anda “berbicara” atau “bisu” cobalah dengan
membaca tulisan yang dihasilkan. Jika anda kehabisan nafas dan
tersengal-sengal ketika membaca maka led anda terlalu panjang.

2. Gunakan kata/Kalimat Sederhana. Kalimat sederhana terdiri dari satu


pokok dan satu sebutan. Hindari menulis dengan kata keterangan dan
anak kalimat. Ganti kata-kata yang sulit atau asing dengan kata-kata
yang mudah. Bila perlu ubah susunan kalimat atau alinea agar
didapat tulisan yang “mengalir”. Ingat KISS (Keep It Simple and Short).

3. Hindari kata-kata berkabut. Kata-kata berkabut adalah tulisan yang


berbunga-bunga, menggunakan istilah teknis, ungkapan asing yang
tidak perlu dan ungkapan umum yang kabur. Yang diperlukan BI
ragam jurnalistik adalah kejernihan tulisan (clarity).

4. Libatkan pembaca. Melibatkan pembaca berarti menulis berita yang


sesuai dengan kepentingan, rasa ingin tahu, kesulitan, cita-cita, mimpi
dan angan-angan. Tapi ingat: jangan sampai terjebak menulis dengan
gaya menggurui atau menganggap enteng pembaca. Melibatkan
pembaca berarti mengubah soal-soal yang sulit menjadi tulisan yang
mudah dimengerti pembaca. Melibatkan pembaca juga didapat
dengan menulis sesuai rasa keadilan yang hidup di masyarakat.

5. Gantilah kata sifat dengan kata kerja, contohnya “Seorang perempuan


tua yang kelelahan bekerja di sawahnya!”. Bandingkan dengan
“Seorang perempuan tua membajak, kepalanya merunduk, nafas nya
tersengal-sengal!”.

6. Gunakan kosakata yang tidak memihak, contohnya “Seorang ayah


memperkosa anak gadisnya sendiri yang masih berusia 12 tahun”.
Bandingkan dengan, “Perkosaan menimpa anak gadis yang berusia 12
tahun”.

20
7. Hindari pemakaian eufemisme bahasa, contohnya “Selama musim
kemarau terjadi rawan pangan di Gunung Kidul”. Bandingkan dengan
“Selama musim kemarau terjadi kelaparan di Gunung Kidul”.

Dengan paparan bahasa jurnalistik seperti yang telah diuraikan dapat


disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh
jurnalis dalam menulis berita. Bahasa jurnalistik bersifat khas yaitu singkat,
padat, sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas.

21
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari isi karya tulis dengan judul “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Bahasa
Jurnalistik” penulis menyimpulkan bahwa bahasa Indonesia tidak terfokus hanya
dalam satu bahasa. Bahasa Indonesia dapat dikembangkan oleh para
pengguna, di padu padankan dengan bahasa melayu lainnya ataupun dengan
bahasa asing, dan dalam karya tulis ini penulis menjelaskan tentang
perkembangan penggunaan bahasa Indonesia dalam bahasa jurnalistik.

3.2 Saran
Kerena cakupan yang diambil oleh penulisdalam karya tulis ini ini belum cukup
luas, mungkin kedepannya dapat diperluas dan dikembangkan agar lebih baik
lagi.

3.3 Daftar Pustaka

22
http://ghembiel09.blogspot.com/2010/11/peranan-bahasa-indonesia-dalam.html

( 2 Januari 2011 )

http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_1682/title_perkembangan-
bahasa- indonesia/ ( 2 Januari 2011 )

http://pondokbahasa.wordpress.com/2008/08/07/pemanfaatan-bahasa-daerah-
dalam-pengembangan-bahasa-indonesia-media-massa/ ( 2 Januari 2011 )

http://www.romeltea.com/2009/09/03/pengertian-bahasa-jurnalistik ( 2 Januari
2011 )

http://yudhim.blogspot.com/2009/02/contoh-karya-tulis-global-warming.html ( 2
Januari 2011 )

http://morfologi.com/?tag=pengertian-bahasa-indonesia ( 2 Januari 2011 )

23

You might also like