Professional Documents
Culture Documents
Berikut ini adalah dua pengertian Koperasi sebagai pegangan untuk mengenal
Koperasi lebih jauh : Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk
membela keperluan hidupnya. mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang
semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada Koperasi didahulukan keperluan bersama,
bukan keuntungan (Hatta, 1954). Koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya
yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi
perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan
yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta
menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (ILO, 1966 dikutip
dari Edilius dan Sudarsono, 1993).
Selain itu, Koperasi tidak dapat pula disamakan dengan lembaga gotong-
royong. Dalam memperjuangkan pemenuhan kebutuhan ekonomi para anggotanya,
Koperasi bertindak berdasarkan prinsip-prinsip berusaha yang jelas, yaitu dengan
mempertimbangkan asas biaya-manfaat dengan sebaik-baiknya (Efisien), guna
mencapai tujuan secara optimal (Efektif). Dengan kata lain, sebagai suatu bentuk
perusahaan, kegiatan Koperasi bersifat lebih rasional daripada gotong-royong.
Dasar hukum keberadaan Koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan
Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Dalam penjelasan pasal 33
UUD 1945 antara lain dikemukakan: “…perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dngan itu ialah
Koperasi.” Sedangkan menurut pasal 1 UU No. 25/1992, yang dimaksud dengan
Koperasi di Indonesia adalah :
Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang atau jasa inilah yang akan
dijual untuk memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan. Jika hasil penjualan barang
atau jasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut
memperoleh keuntungan dan sebalik jika hasil jumlah hasil penjualan barang atau jasa
lebih kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan maka perusaahaan tersebut akan
mengalami kerugian. Dengan demikian dalam menghasilkan barang perusahaan
menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapi tujuan yaitu keuntungan.
Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa.
Perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan
faktor – faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan merupakan
alat dari badan usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Orang atau
lembaga yang melakukan usaha pada perusahaan disebut pengusaha, para pengusaha
berusaha dibidang usaha yang beragam.
Kongres Muhamadiyah pada tahun 1935 dan 1938 memutuskan tekadnya untuk
mengembangkan koperasi di seluruh wilayah Indonesia, terutama di lingkungan
warganya. Diharapkan para warga Muhammadiyah dapat memelopori dan bersama-
sama anggota masyarakat yang lain untuk mendirikan dan mengembangkan koperasi.
Berbagai koperasi dibidang produksi mulai tumbuh dan berkembang antara lain
koperasi batik yang diperlopori oleh H. Zarkasi, H. Samanhudi dan K.H. Idris.
Perkembangan koperasi semenjak berdirinya Jawatan Koperasi tahun 1930
menunjukkan suatu tingkat perkembangan yang terus meningkat.
Gerakan koperasi di Indonesia yang lahir pada akhir abad 19 dalam suasana
sebagai Negara jajahan tidak memiliki suatu iklim yang menguntungkan bagi
pertumbuhannya. Baru kemudian setelah Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya, dengan tegas perkoperasian ditulis di dalam UUD 1945. DR. H. Moh
Hatta sebagai salah seorang “Founding Father” Republik Indonesia, berusaha
memasukkan rumusan perkoperasian di dalam “konstitusi”. Sejak kemerdekaan itu
pula koperasi di Indonesia mengalami suatu perkembangan yang lebih baik. Pasal 33
UUD 1945 ayat 1 beserta penjelasannya menyatakan bahwa perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Dalam penjelasannya
disebutkan bahwa bangun perekonomian yang sesuai dengan azas kekeluargaan
tersebut adalah koperasi. Di dalam pasal 33 UUd 1945 tersebut diatur pula di samping
koperasi, juga peranan daripada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Swasta.
Dalam tahun 1959 terjadi suatu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah
bangsa Indonesia. Setelah Konstituante tidak dapat menyelesaikan tugas menyusun
Undang-Undang Dasar Baru pada waktunya, maka pada tanggal 15 Juli 1959 Presiden
Soekarno yang juga selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang mengucapkan Dekrit
Presiden yang memuat keputusan dan salahsatu daripadanya ialah menetapkan
Undang-Undang Dasar 1945 berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tanah
Tumpah Darah Indonesia, terhitung mulai dari tanggal penetapan dekrit dan tidak
berlakunya kembali Undang-Undang Dasar Sementara. Pada tanggal 17 Agustus 1959
Presiden Soekarno mengucapkan pidato kenegaraan yang berjudul “Penemuan
Kembali Revolusi Kita”, atau lebih dikenal dengan Manifesto politik (Manipol). Dalam
pidato itu diuraikan berbagai persoalan pokok dan program umum Revolusi Indonesia
yang bersifat menyeluruh. Berdasarkan Ketetapan MPRS No. 1/MPRS/1960 pidato itu
ditetapkan sebagai Garis-garisBesar Haluan Negara RI dan pedoman resmi dalam
perjuangan menyelesaikan revolusi. Dampak Dekrit Presiden dan Manipol terhadap
Undang-Undang No. 79 Tahun 1958 tentang Perkumpulan Koperasi adalah undang-
undang yang belum berumur panjang itu telah kehilangan dasar dan tidak sesuai lagi
dengan jiwa dan semangat UUD 1945 dan Manipol. Karenanya untuk mengatasi
keadaan itu maka di samping Undang-Undang No. 79 Tahun 1958 tentang
Perkumpulan Koperasi dikeluarkan pula Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959
tentang Perkembangan Gerakan Koperasi (dimuat dalam Tambahan aLembaran Negara
No. 1907). Peratuarn ini dibuat sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang- Undang
No. 79 Tahun 1958 tentang Perkumpulan Koperasi dan merupakan penyempurnaan
dari hal-hal yang belum diatur dalam Undang-Undang tersebut.
Tujuan Koperasi
(1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
khususnya, masyarakat pada umumnya serta untuk meningkatkan kesejahteraan
kesejahteraan ekonomi dan sosial.
(2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kulitas kehidupan anggota
dan,masyarakat.
(3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasonal dengan koperasi sebagai soko gurunya.
(4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
Koperasi bertujuan
Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar tahun 1945.
4. PENGGOLONGAN KOPERASI
Pengelompokan koperasi kedalam kelompok-kelompok tertentu berdasarkan
kriteria penggolongannya,. Dalam pekembangannya jenis koperasi yang berkembang
cenderung bervariasi. Koperasi dapat digolongkan kedalam kelompok besar
berdasarkan pendekatan, dan dalam kelompok besar dapat digolongkan kedalam
kelompok kecil yang lebih khusus.
1. Pengelompokan Koperasi berdasarkan bidang usaha yaitu :
Koperasi Asumsi adalah Koperasi yang berusaha dalam bidan penyediaan
barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Jenis koperasi
yang dilayani oleh koperasi konsumsi sangat tergantung pada ragam anggota
dan daerah kerja tempat koperasi didirikan
Koperasi Produksi adalah
Memproses bahan baku menjadi barang jadi. Untuk menyatukan kemampuan
dan modal para anggotanya guna meningk atkan barang-barang tertentu melalui
proses yang meratakan pengelolaan dan memiliki sendiri.
Koperasi Pemasaran adalah Koperasi yang terutama membantu para anggota
dalam memasarkan barang-barangyang dihasilkannya. Untuk menyederhanakan
rantai tata niaga, dan mengurangi keterlibatan perantara di dalam memasarkan
produk.
Koperasi Kredit (Simpan pinjam) adalah Koperasi yang bergerak dalam simpan
dari para anggotanya untuk dipinjamkan kembali kepada anggotanya yang
membutuhkan bantuan modal untuk usahanya. Koperasi ini bersifat hemat,
mendidik anggotanya untuk menabung.
2. Koperasi berdasarkan jenis komoditi yaitu :
Koperasi Ekstraktif adalah koperasi yang melakukan usaha dengan
memanfaatkan sumber alam secara langsung.
Koperasi Pertanian dan Perternakan adalah Koperasi yang melakukan usaha
tertentu. Koperasi ini beranggotakan petani, dan buruh tani.
Koperasi Jasa-jasa adalah Usahanya dalam memproduksi dan memasukan
kegiatan tertentu. Contohnya koperasi audit, koperasi jasa angkutan.
Demikian macam-macam penggolongan koperasi yang dapat digunakan untuk
kepentingan bersama untuk membangun kesejahteraan rakyat dalam
berkembangnya prekonomian nasional akan menjadi kuat dan stabil.
5. PENDIRIAN KOPERASI
Tata Cara Pendirian Koperasi
2. Pelaksanaan rapat pendirian yang dihadiri oleh para pendiri ini dituangkan
dalam Berita Acara Rapat Pembentukan dan Akta Pendirian yang memuat
Anggaran Dasar Koperasi.
6. Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan.
6. PEMBUBARAN KOPERASI
7. PENGURUS KOPERASI
Pengurus koperasi adalah orang-orang yang dipilih untuk masa jabatan paling lama
lima tahun sesuai dengan anggaran koperasi. Sepertiga anggota pengurus koperasi
dapat dipilih dari orang-orang yang bukan anggota koperasi, sedangkan sisanya sebesar
dua pertiga adalah harus benar-benar berasal dari anggota koprasi.
Persyaratan :
(1) a. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota
b. Pemilihan Pengurus diatur secara demokratis dan tata cara pemilihannya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
2) Pengurus merupakan pemegang Kuasa Rapat Anggota.
3) Yang dapat dipilih menjadi Pengurus adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja serta perilaku yang baik di
dalam maupun di luar koperasi.
b. Mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas tentang perkoperasian
c. Sudah menjadi anggota koperasi minimal 3 (tiga) tahun dan memperlihatkan
kedisiplinan dan loyalitas yang tinggi dalam mengembangkan koperasi serta
pernah mengikuti pendidikan perkoperasian.
d. Tidak menjadi anggota organisasi yang dilarang larang oleh pemerintah (G 30 S
PKI) dan tidak pernah dihukum akibat perbuatan tercela
e. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tercela.
(4) Pengurus dipilih untuk masa jabatan : 3 (tiga) tahun.
(5) Anggota Pengurus yang masa jabatannya telah lampau dapat dipilih kembali.
(6) Bilamana seorang anggota Pengurus meninggal dunia atau berhenti sebelum masa
jabatannya habis, maka Rapat Pengurus dapat mengangkat penggantinya dari
Pengurus lainnya atau dari kalangan anggota dengan persyaratan sesuai Pasal 19
ayat 3 (tiga) diatas. Untuk menduduki jabatan Pengurus sampai batas waktu
jabatannya berakhir, akan tetapi pengangkatan itu harus disampaikan pada Rapat
Anggota berikutnya untuk mendapat pengesahan.
(5) Pengurus setiap waktu dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota apabila :
a. Pengurus melakukan kecurangan dan merugikan koperasi.
b. Pengurus tidak mentaati Undang-Undang Perkoperasian serta
peraturan/ketentuan pelaksanaannya dan Anggaran Dasar koperasi dan
keputusan Rapat Anggota.
c. Pengurus, baik dalam sikap dan tindakannya menimbulkan pertentangan dalam
gerakan koperasi.
d. Pengurus tidak loyal lagi kepada Koperasi dan Anggota.
b. Tugas dan wewenang pengurus koperasi
Pengurus bertugas dan berkewajiban untuk :
(1) Memimpin organisasi dan usaha koperasi, melakukan segala perbuatan
hukum untuk dan atas nama koperasi serta mewakili koperasi di hadapan
dan di luar Pengadilan.
(2) Menyelenggarakan Rapat Anggota dan Rapat Penurus serta
mempertanggungjawabkan kepada Rapat Anggota mengenai
Pelaksanaan tugas kepengurusannya.
(3) Menyelenggarakan administrasi organisasi antara lain :
a. Melakukan pencatatan dan memelihara buku Daftar Anggota, Daftar
Pengurus, Daftar Pengawas, Notulen Rapat Anggota dan Rapat Pengurus
dan buku-buku lainnya yang diperlukan.
b. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib dan
teratur.
c. Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi.
(4) Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota.
(5) Membantu Pengawas dalam melakukan pengawasan dengan memberikan
keterangan, memperlihatkan segala buku, warkat, persediaan barang alat-alat
perlengkapan dan sebagainya yang diperlukan.
(6) Memberikan penjelasan kepada Anggota agar supaya segala ketentuan rumah
tangga, peraturan khusus dan keputusan rapat anggota dan lain-lain diketahui
dan dimengerti oleh segenap anggota.
(7) Memelihara kerukunan antar anggota dan mencegah segala hal-hal yang
menyebabkan timbulnya perselisihan paham.
(8) Menanggung segala kerugian yang diderita oleh koperasi sebagaimana akibat
karena,kelalaiannya :
8. PENGAWAS KOPERASI
Pengawas :
(1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
(2) Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
(3) Yang dapat dipilih menjadi anggota Pengawas adalah anggota koperasi yang
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Mempunyai sifat kejujuran dan peilaku yang baik, di dalam maupun di luar
koperasi .
b. Mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan kerja di bidang
perkoperasian, terutama di bidang pengawasan
c. Sudah menjadi Anggota koperasi minimal 3 (tiga) tahun dan memperlihatkan
kedisiplinan dan loyalitas yang tinggi dalam mengembangkan koperasi serta
pernah mengikuti pendidikan perkoperasian.
d. Tidak menjadi anggota organisasi yang dilarang oleh Pemerintah (G 30 S PKI)
dan tidak pernah dihukum akibat perbuatan tercela.
e. Tidak pernah melakukan perbuatan yaang tercela.
(4) Pengawas dipilih untuk masa jabatan : 3 (tiga) tahun.
Tugas Pengawas :
Pengawas bertugas untuk :
1. Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan disampaikan kepada
Pengurus dan dilaporkan kepada Rapat Anggota.
Wewenang Pengawas
1. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi.
2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
3. Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada Pengurus.
Pemilihan Pengawas
(1) Pemilihan Pengawas diatur secara demokratis dan tata cara pemilihannya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
(2) Sebelum memangku jabatannya Pengawas dapat mengucapkan sumpah/janji
Pengawas di hadapan Rapat Anggota.
(3) Janji/sumpah Pengawas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Rapat Anggota
Pembina Pengurus Pengawas
Unit Usaha
Anggota
RAT
UNIT USAHA
ANGGOTA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
DAFTAR PUSTAKA 24
DAFTAR PUSTAKA
Chapra, M.Umer, 2000, Masa Depan Ekonomi Islam, ter. Ikhwan Abidin Bisri,
Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
Hill, Hal, 2001, Ekonomi Indonesia, ter. Tri Wibowo Budi Santoso, Jakarta :
Rajagrafindo Persada.
RANGKUMAN
MATA KULIAH EKONOMI KOPERASI
EKONOMI KOPERASI
Dosen : Dra. Lely Mulyani, M.Pd.
Oleh :
Petty Oktavianti
NIM