You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKARYA KIMIA

1. JUDUL
Pembuatan sirup sintetis
2. TUJUAN
Mahasiswa dapat membuat sirup sintetis
3. DASAR TEORI

Menurut SNI (1994), sirup didefinisikan sebagai larutan gula pekat (sakarosa :
High Fructose Syrup dan atau gula inversi lainnya) dengan atau tanpa penambahan
bahan tambahan makanan yang diijinkan. Definisi sirup yang lain yaitu sejenis
minuman ringan berupa larutan kental dengan citarasa beraneka ragam, biasanya
mempunyai kandungan gula minimal 65 %
Berdasarkan bahan baku, sirup dibedakan menjadi tiga, yaitu sirup esens, sirup
glukosa, dan sirup buah-buahan. Sirup esens adalah sirup yang cita rasanya ditentukan
oleh esens yang ditambahkan. Sirup glukosa adalah sirup yang mempunyai rasa manis
saja, biasanya digunakan sebagai bahan baku industri minuman, saribuah, dan
sebagainya. Sirup buah adalah sirup yang aroma dan rasanya ditentukan oleh bahan
dasarnya, yakni buah segar.

LATAR BELAKANG

Sirup merupakan jenis minuman yang kini banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Berbagai jenis sirup dengan warna dan rasa yang beraneka ragam banyak dijumpai di
pasaran. Selain rasanya yang manis, sirup sangat mudah dikonsumsi. Hanya dengan
beberapa sendok sirup kemudian diencerkan dengan beberapa mili air matang kita sudah
mendapatkan minuman siap saji.

Semakin tingginya permintaan sirup oleh masyarakat dan semakin majunya


teknologi mengakibatkan banyaknya minuman dan makanan yang tidak dibuat secara
alami. Bila kita mengkonsumsinya secara berlebihan memungkinkan timbulnya penyakit
di dalam tubuh. Sehingga kita harus selektif dalam memilih jenis makanan maupun
minuman yang kini banyak dijual di pasaran. Tidak menutup kemungkinan kita membuat
sendiri dari ilmu yang kita peroleh untuk meminimalkan pemakaian zat adiktif.

Pembuatan sirup sangat sederhana dan mudah dilakukan. Bahan-bahan yang


diperlukan dalam pembuatan sirup adalah gula pasir, air, natrium siklamat, natrium
benzoat, asam sitrat, pengental (CMC), essence.

DESKRIPSI BAHAN YANG DIGUNAKAN

GULA

Biasanya diperoleh dari tebu, kelapa atau bit. Energi yang dihasilkan sebesar 4
kalori per gram. Sukrosa inilah yang kita namai “gula” dalam bahasa sehari-hari.

NATRIUM SIKLAMAT

Siklamat atau asam siklamat atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S) sebagai


pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium siklamat.
Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam siklamat dengan
rumus molekul C6H11NHSO3Na.Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih,
tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta berasa manis.
Siklamat merupakan pemanis berkalori rendah atau tanpa energi sama sekali yang
penggunaannya luas terutama dalam minuman yang tidak beralkohol. (Linder, Maria C.
1992: 404) Siklamat memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 30 kali tingkat kemanisan
sukrosa. Kombinasi penggunaannya dengan sakarin dan atau asesulfam-K bersifat
sinergis, dan kompatibel dengan pencitarasa dan bahan pengawet. Dalam perdagangan
siklamat memiliki nama dagang yang dikenal sebagai Assugrin, Sucaryl, dan Sugar Twin
dan Weight Watchers.Fungsinya sebagai penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita
rasa buah. siklamat lebih banyak digunakan oleh produsen tingkat industri besar,
disebabkan sifatnya yang tidak menimbulkan ‘after taste’ pahit serta sifatnya yang mudah
larut dan tahan panas, sehingga banyak digunakan terutama dalam produk-produk
minuman ringan.

NATRIUM BENZOAT

Natrium Benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat.
Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh
ganda
Natrium benzoat berfungsi sebagai bahan pengawet yang dipergunakan untuk
mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Benzoat efektif pada pH 2,5-4,0. (Sumarwan
dkk, 2004: 111)

Menurut sebuah studi WHO, Sodium Benzoat adalah bahan pengawet yang
digunakan untuk makanan dan minuman serta sangat cocok untuk jus buah maupun
minuman ringan. Sodium Benzoat banyak digunakan dalam berbagai produk makanan
dan minuman seperti jus buah, kecap, margarin, mentega, minuman ringan, mustard,
sambal, saus salad, saus tomat, selai, sirop buah, dan lainnya. Sodium Benzoat secara
alami terdapat pada apel, cengkeh, cranberry (sejenis buah berry yang digunakan untuk
membuat agar-agar dan saus), kayu manis, prem (yang dikeringkan) dan lain-lain.

ASAM SITRAT

Asam sitrat merupakan salah satu contoh asidulan yaitu senyawa kimia yang
bersifat asam yang ditambahkan pada proses pengolahan makanan dengan berbagai
tujuan. Asam sitrat dan garam-garam jika dikombinasikan akan menjadi buffer yang
baik dan berperan dalam menstabilkan pH selama tahap-tahap pengolahan dan
menstabilkan pH produk akhir yang dihasilkan.

Asam-asam seperti asam sitrat ditambahkan pada bebuahan dan sesayuran dengan
keasaman sedang untuk menurunkan pH dibawah 4,5.(Sakidja.1989: 466). Penurunan
pH akan mempengaruhi suhu dan waktu pemasakan sehingga menjadi lebih rendah.
Asam sitrat dapat berfungsi sebagai pengawet karena pada pH rendah (kurang dari
4.6) mikroorganisme

Asam sitrat juga dapat bertindak sebagai penegas rasa dan warna atau
menyelubungi after taste yang tidak disukai. Hal ini menyebabkan asam sitrat
banyak digunakan dalam industri minuman.

Asam sitrat juga berfungsi untuk mengisolasi/memisahkan ion-ion logam yang


dapat menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi, reaksi pencoklatan, dan pembentukan
sruktur-struktur kompleks. Selain itu asam sitrat juga dapat menginaktifkan enzim yang
tidak disukai seperti polyphenol oxidase yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi
pencoklatan enzimatis.

Sitrat-sitrat biasanya lebih disukai daripada fosfat-fosfat untuk mengubah


kekelatan, karena sitrat-sitart menghasilkan cita rasa asam yang lebih halus.
(Sakidja,1989: 477)

CMC

Na-CMC adalah turunan dari selulosa dan sering dipakai dalam industri pangan,
atau digunakan dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya retrogradasi.
Pembuatan CMC adalah dengan cara mereaksikan NaOH dengan selulosa murni,
kemudian ditambahkan Na-kloro asetat

R OH + NaOH R Na + NaOH

R ONa + ClCH2COONa R O CH2COONa + NaCl

Na-CMC merupakan zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau
dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis.
CMC ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi
pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik (reversible). Viskositas larutan CMC
dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH Na-CMC adalah 5-11 sedangkan pH optimum
adalah 5, dan jika pH terlalu rendah (<3), Na-CMC akan mengendap
Na-CMC akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir Na-CMC yang bersifat
hidrofilik akan menyerap air dan terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar
granula dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak lagi dengan bebas sehingga keadaan
larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas Hal ini akan menyebabkan
partikel-partikel terperangkap dalam sistem tersebut dan memperlambat proses
pengendapan karena adanya pengaruh gaya gravitasi.

Ada empat sifat fungsional yang penting dari Na-CMC yaitu untuk pengental,
stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi. Didalam sistem emulsi
hidrokoloid (Na-CMC) tidak berfungsi sebagai pengemulsi tetapi lebih sebagai senyawa
yang memberikan kestabilan.

Penambahan Na-CMC pada sari wortel berfungsi sebagai bahan pengental, dengan
tujuan untuk membentuk sistem dispersi koloid dan meningkatkan viskositas. Dengan
adanya Na-CMC ini maka partikel-partikel yang tersuspensi akan terperangkap dalam
sistem tersebut atau tetap tinggal ditempatnya dan tidak mengendap oleh pengaruh gaya
gravitasi. Mekanisme bahan pengental dari Na-CMC mengikuti bentuk konformasi
extended atau streched Ribbon (tipe pita). Tipe tersebut terbentuk dari 1,4 –D
glukopiranosil yaitu dari rantai selulosa. Bentuk konformasi pita tersebut karena
bergabungnya ikatan geometri zig-zag monomer dengan jembatan hydrogen dengan 1,4
-Dglukopiranosil lain, sehingga menyebabkan susunannya menjadi stabil. Na-CMC yang
merupakan derivat dari selulosa memberikan kestabilan pada produk dengan
memerangkap air dengan membentuk jembatan hydrogen dengan molekul Na-CMC yang
lain.

Penggunaan Na-CMC sebagai derivat dari selulosa antara 0,01%-0,8% akan


mempengaruhi produk pangan seperti jelli buah, sari buah, mayonaise dan lain-lain.
Semua zat pengental dan pengental adalah hidrofil dan terdispersi dalam larutan yang
dikenal sebagai hidrokoloid.

ESSENS
4. ALAT DAN BAHAN
a. Alat

No Nama alat Gambar Jumlah

1. Teflon 1

2. Sendok 2

3. Sendok kayu 1

4. Kompor listrik 1

5. Botol ------------- 1

6. Saringan 1
7 Wadah ------------- 2

8 Kain saring ------------- secukupnya

9 Corong ------------- 1

b. Bahan

No. Nama bahan Gambar Jumlah

1 Gula -------------

2 Air -------------

3 Natrium benzoat -------------

4 Natrium siklamat -------------

5 Asam sitrat -------------

6 CMC -------------

7 Essence jeruk -------------

5. CARA KERJA
a. Melarutkan gula dalam air yang dipanaskan, kemudian jika perlu disaring
b. Menambahkan natrium benzoat dan natrium siklamat secukupnya sampai semua
larut dan pemanasan diteruskan hingga kekentalan tertentu.
c. Setelah kental,dibiarkan dan ketika masih hangat-hangat kuku menambahkan asam
sitrat dan CMC
d. Setelah agak dingin, menambahkan essence jeruk ke dalamnya
e. Menyaring sirup dengan tujuan sirup bebas pengotor
f. Memasukkan sirup ke dalam botol yang telah dipasteurisasi
g. Botol dipasteurisasi kembali agar benar-benar bebas bakteri
6. DATA PENGAMATAN

Perlakuan Pengamatan

a. Melarutkan gula dalam air yang Gula larut dalam air panas, terbentuk air
dipanaskan, kemudian jika perlu gula berwarna kecoklatan
disaring Setelah disaring, air gula menjadi bersih,
b. Menambahkan natrium benzoat dan bebas pengotor
natrium siklamat secukupnya sampai Natrium benzoat dan natrium siklamat
semua larut dan pemanasan diteruskan larut
hingga kekentalan tertentu. Campuran lama kelamaan menjadi kental
c. Setelah kental,dibiarkan dan ketika -----------------------------------------------
masih hangat-hangat kuku
menambahkan asam sitrat dan CMC
d. Setelah agak dingin, menambahkan
essence jeruk ke dalamnya Sirup menjadi berwarna kuning dan
e. Menyaring sirup beraroma jeruk
f. Memasukkan sirup ke dalam botol Sirup menjadi bersih dan bebas pengotor
yang telah dipasteurisasi Botol sudah bebas bakteri
g. Botol dipasteurisasi kembali Sirup siap dikonsumsi karena benar-benar
beabs bakteri

7. ANALISA DATA
LEAFLET

8. ANALISIS KELAYAKAN USAHA


Bila dibuat untuk usaha, kalkulasi harga sebagai berikut :
Pembuatan garam meja :
 Gula Rp
 Air Rp 500,00
 Natrium benzoat Rp
 Natrium siklamat Rp
 Asam sitrat
 CMC
 botol Rp
 Label Rp 300,00
+
Jumlah Total Rp
Harga Jual Rp

 Laba = Harga Jual – Harga Produksi


 %Laba

8. KESIMPULAN

10. DAFTAR PUSTAKA


Kus Sri Martini dan Sri Retno Dwi A. 2011 . Petunjuk Praktiukm Prakarya Kimia.
Surakarta : UNS Press
Sumarwan, dkk. 2004. Sains biologi. Jakarta: Erlangga
Linder, Maria C.1992.Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta:UI press
Sakidja.1989.Kimia Pangan.Jakarta: Depdikbud
diakses tanggal 17 maret 2011 pukul 16:34
JAWABAN PERTANYAAN
LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKARYA KIMIA

Oleh :

Dian Nugraheni K3308016

Fadilah Qonitah K3308036

Febri Baskoro K3308038

Hanik Nur Fadliana K3308083

Widinda Normalia A K3308124

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

You might also like