Professional Documents
Culture Documents
MODUL I
CANAI DINGIN
I. Tujuan
1. Mengerti penggunaan mesin canai
2. Mengerti proses perhitungan pada pencanaian untuk mereduksi ketebalan
lembaran logam
3. Mengetahui manfaat proses pencanaian pada lembaran logam
4. Mengetahui perubahan sifat mekanis logam lembaran akibat perlakuan canai
dingin
5. Mengetahui pengaruh pelumas pada proses canai dingin lembaran logam
6. Mengetahui cacat-cacat yang terjadi pada akibat proses canai dingin pada
lembaran logam
7. Mengetahui perubahan mikrostruktur logam lembaran akibat proses canai
dingin
8. Mengetahui aplikasi produk hasil pengerjaan canai dingin
1
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
2
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
Pada proses rolling terjadi perubahan deformasi dan perubahan butir dari
butir equiaxed menjadi butir yang terelongasi. Jumlah pengerjaan dingin yang
dapat dialami logam tergantung kepada kekuatannya, semakin ulet suatu logam,
maka makin besar pengerjaan dingin yang dapat dilakukan. Logam murni relatif
lebih mudah mengalami deformasi daripada paduan, karena penambahan unsur
paduan cenderung meningkatkan gejala pengerasan regangan.
Perubahan Butir dari Equiaxed menjadi Butir Terelongasi pada Proses Rolling
3
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
Mesin Roll
Peralatan untuk melakukan proses canai pada dasarnya terdiri dari bagian-
bagian seperti:
1) Roll
Menurut jumlah dan susunan rol, maka rolling mill dapat dibedakan menjadi:
a. Two high mill, merupakan pengerol logam dua tingkat dan jenis yang
paling sederhana.
b. Two high reversing mill, merupakan pengerol logam bolak-balik dua
tingkat dan mempunyai kecepatan yang lebih baik ketimbang jenis two
high mill.
c. Three high mill, merupakan pengerol logam tiga tingkat.
d. Four high mill, merupakan pengerol logam empat tingkat.
e. Cluster roll, merupakan pengerol logam tipis menjadi tipis lagi.
f. Planetary mill, merupakan pengerol logam dengan rol pendukung
dikelilingi sejumlah rol kecil.
4
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
2) Bantalan (bearing)
5
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
6
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
f. Cacat-cacat lain
Porositas, keriput, kampuh, dan lain-lain.
Dimana :
hi = tebal awal saat masuk rolling machine
hf = tebal akhir saat keluar roll machine
Pelumasan
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara
dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai
lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan.
Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah
satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada
mesin pembakaran dalam.
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan
terjadi peristiwa pergesekan antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa
pelepasan partikel partikel dari pergesekan tersebut. Keadaan dimana logam
melepaskan partikel disebut aus atau keausan. Untuk mencegah atau mengurangi
keausan yang lebih parah yaitu memperlancar kerja mesin dan memperpanjang
usia dari mesin dan peralatan itu sendiri, maka bagian bagian logam dan
peralatan yang mengalami gesekan tersebut diberi perlindungan ekstra.
Pada proses canai dingin temperatur daerah antara roll dan lembaran
logam dapat mencapai temperatur yang tinggi, efek ini kurang baik terhadap
terhadap roll karena akan meningkatkan kecenderungan terjadinya roll
flattening, karena itu sebaiknya pelumas tidak hanya berfungsi melumasi namun
juga berfungsi sebagai pendingin rol.
Pelumas harus benar-benar terpilih, sesuai dengan kemampuannya dan
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dari pelumas tersebut. Pelumas yang
7
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
dibutuhkan untuk lembaran aluminium tentu tidak sama dengan pelumas untuk
lembaran baja, karena itu formulasi pelumas yang akan digunakan dalam proses
pengubahan bentuk sebaiknya memenuhi beberapa bahan dalam jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan seperti kandungan perputaran pembasahan pada sistem
non aqueos, penghambat terhadap korosi, pengontrol pH, dan lain-lain.
Adapun contoh-contoh pelumas yang dapat digunakan untuk paduan
aluminium adalah sebagai berikut:
a) Kerosene
b) Mineral oil (viskositas 40-300 SUS pada 40oC)
c) Petroleum jelly
d) Mineral plus 10-20% fatty oil
e) Tallow plus 50% paraffin
III.1.2. Bahan
1) Lembaran aluminium, tebal t = 4 mm
2) Pelumas
3) Larutan pembersih atau pencuci
8
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
9
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
MODUL II
PENGUJIAN SIMULATIF LEMBARAN
(DEEP DRAWING & STRETCHING)
I. Tujuan
1. Memahami penggunaan alat uji simulatif lembaran logam (universal sheet
metal testing machine).
2. Mengetahui pengujian simulatif lembaran logam melalui deep drawing dan
stretching.
3. Mempelajari pengaruh nilai n-strain hardening terhadap proses stretching.
4. Mempelajari pengaruh nilai R anisotropi terhadap nilai LDR pada proses
deep drawing.
5. Mempelajari pengaruh pelumasan padat dan cair pada proses stretching dan
deep drawing.
6. Memperoleh informasi mengenai kemampuan bahan untuk meragang atau
kapasitas bahan untuk meregang tanpa terjadi robek pada proses stretching
7. Mengetahui rasio batas pembentukan (LDR) suatu bahan pada proses deep
drawing.
8. Mengetahui proses terjadinga pengupingan (earing) pada produk hasil deep
drawing
10
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
sifat daya hantar listrik atau panas yang baik, bahan ini banyak digunakan
sebagai alat atau komponen listrik, dinding pemanas, tabung-tabung heat
exchanger dan sebagainya.
Mampu bentuk suatu bahan dapat diketahui dengan dua pendekatan, yaitu
pengujian non-simulasi dan pengujian simulasi. Pengujian nonsimulasi
dilakukan dengan proses penarikan (uji tarik) untuk mengetahui sifat mekanis
bahan yaitu diantaranya kekuatan, keuletan, koefesien pengerasan regangan, dan
faktor anisotropi plastis. Pengujian ini tidak secara langsung memberikan
informasi mengenai mampu bentuk bahan karena sifatnya hanya
membandingkan tegangan dan regangan yang terjadi selama penarikan tanpa
pendekatan pada kondisi pembentukan lembaran yang sesungguhnya. Namun
dari pengujian ini kita dapat memperkirakan kemampuan bahan untuk dibentuk.
Pengujian simulasi meliputi proses deep drawing dan stretching yang
merupakan proses utama dalam suatu pembentukan logam lembaran. Dengan
proses deep drawing dapat kita ketahui kemampuan bahan untuk ditarik dalam
(nilai LDR), yaitu kemampuan bahan untuk dibuat menjadi bentuk-bentuk
dengan kedalaman tertentu tanpa terjadinya perobekan. Pada pengujian
stretching dapat diperoleh informasi mengenai kemampuan bahan untuk
meregang atau kapasitas bahan untuk meregang tanpa terjadi robek pada bahan.
11
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
Gambar Proses Deep Drawing (kiri) dan Contoh Produk Deep Drawing (kanan)
12
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
pengerasan regang. Gaya penekanan yang terjadi pada daerah penjepit terus
bertambah sampai keadaan maksimum dan kemudian berkurang dengan makin
berkurangnya daerah blank yang terjepit. Tujuannya agar ketika proses
penekanan dilakukan material tetap dapat mengalir mengikuti arah penekanan
tanpa terjadi penipisan. Apabila pembebanan yang diberikan terlalu kecil maka
dapat terjadi wrinkling. Apabila pembebanan yang diberikan terlalu besar maka
aliran material tertahan sehingga dapat terjadi penipisan yang berlebihan dan
pada akhirnya patah pada bagian dinding mangkuk (robek).
Pada proses deep drawing konstruksi dari dies merupakan faktor yang
penting untuk dikontrol. Seluruh permukaan dies harus bebas dari tonFjolan dan
harus rata. Hal ini sangat berpengaruh pada produk bentukan. Pada proses deep
drawing pelumas juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.
Pelumas memberikan suatu lapisan antara logam, dies, dan juga punch sehingga
aliran material lebih mudah dan juga mencegah keausan pada dies dan punch.
Pelumas juga dapat melindungi peralatan dari korosi.
13
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
2) Bending
Selanjutnya lembaran logam mengalami proses bending seperti pada gambar
B, punch terus menekan kebawah sehingga posisi punch lebih dalam melebihi
jari-jari (R) dari die, sedangkan posisi die tetap tidak bergerak ataupun
berpindah tempat, kombinasi gaya tekan dari punch dan gaya penahan dari
die menyebabkan material mengalami peregangan sepanjang jari-jari die,
sedangkan daerah terluar dari blank mengalami kompresi arah radial.
Bending merupakan proses pertama yang terjadi pada rangkaian pembentukan
proses drawing, keberhasilan proses bending ditentukan oleh aliran material
saat proses terjadi.
3) Straightening
Saat punch sudah melewati radius die, gerakan punch ke bawah akan
menghasilkan pelurusan sepanjang dinding die (gambar C), lembaran logam
akan mengalami peregangan sepanjang dinding die. Dari proses pelurusan
sepanjang dinding die diharapkan mampu menghasilkan bentuk silinder
sesuai dengan bentuk die dan punch.
4) Compression
Proses compression terjadi ketika punch bergerak kebawah, akibatnya blank
tertarik untuk mengikuti gerakan dari punch, daerah blank yang masih berada
pada blank holder akan mengalami compression arah radial mengikuti bentuk
dari die.
5) Tension
Tegangan tarik terbesar terjadi pada bagian bawah cup produk hasil drawing,
bagian ini adalah bagian yang paling mudah mengalami cacat sobek (tore),
pembentukan bagian bawah cup merupakan proses terakhir pada proses
drawing.
14
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
penarikan (Limiting Draw Ratio), yaitu rasio dari diameter blank terbesar yang
berhasil ditarik, D, terhadap diameter penekan, d.
Robek pada bagian deep drawing dapat terjadi apabila tekanan jepit pada
blank terlalu besar yang mana gesekan pada daerah menjadi sangat besar
sehingga terjadi penghambatan aliran bahan. Tegangan tarik pada daerah
dinding meningkat dengan cepat sampai menyampai kekuatan tarik bahan
sehingga terjadi peregangan setempat sebelum seluruh bahan masuk ke dalam
cetakan yang akibatnya terjadi robek. Besarnya tekanan jepit dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:
Dimana:
D = diameter blank (mm)
d = diameter pons (mm)
s = tebal lembaran (mm)
uts = tegangan tarik maksimum (kg/mm2)
15
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
Stretching
Stretching merupakan suatu proses pengubahan bentuk akibat adanya
pertambahan panjang dalam berbagai arah pada lembaran logam yang tidak
berada di bawah penjepit akibat adanya gaya dari alat penekan (punch). Berbeda
dengan proses deep drawing, disini tidak terjadi aliran material yang bebas
melainkan proses peregangan atau perentangan yang menimbulkan penipisan
karena disekeliling lembaran (blank) diberikan tekanan penejepitan dengan
16
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
17
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
III.1.2 Bahan
1) Lembaran tembaga hasil canai
2) Pelumas cair dan padat
3) Larutan Elektrolit untuk proses sheet metal marking
4) Larutan pencuci atau pembersih
18
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
19
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
Stretching:
Beri tanda setiap titik potong lingkaran dan garis, ukur ketebalannya
20
Laporan Awal Praktikum Pembentukan Logam 2011
DAFTAR PUSTAKA
21