You are on page 1of 7

KB DALAM PANDANGAN ISLAM

1. M. SOFYAN SM ( 200911068)

2. M. ILHAM NUR RIZA (200911147)

3. WASIS (200911086)

4. NIKEN EKA DAMAYANTI(200911070)

5. SECTRIANA KARISMA W(200911158)

6. NUR IVA AINI (200911071)

PROGRAM STUDI S 1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI KAB.


MOJOKERTO

2010
1. Pengertian KB

Keluarga Berencana (KB) adalah program nasional yang dijalankan pemerintah


untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk
tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa. Dalam pengertian ini, KB didasarkan
pada teori populasi menurut Thomas Robert Malthus. KB juga dapat dipahami sebagai
aktivitas individu untuk mencegah kehamilan.

2. Tujuan KB

- mengendalikan laju pertumbuhan penduduk/membatasi jumlah kelahiran


- menurunkan angka kelahiran
- mengatur jarak kehamilan

3. Jenis KB

3.1 Pil KB

Pil KB merupakan kombinasi hormon progesteron dan hormon estrogen.


Diminum setiap hari.Pil KB tetap membuat menstruasi yang teratur, mengurangi kram atu
sakit saat menstruasi dan penelitian terakhir menyatakan pemakain pil kb dapat mencegah
terjadinya kanker rahim. Kesuburan juga dapat kembali pulih dengan menghentikan
pemakaian pil ini.

Efek samping : mual, muntah, pusing, bercak di wajah, kenaikan atau penurunan berat badan,
payudara terasa kencang, depresi. Wanita dengan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
dianjurkan tidak menggunakan pil KB ini.

3.2 Pil Placebo

Pil ini tidak berisi pil KB, tetapi glukosa atau pati/amilum. Penggunaan pil harus
tiap hari.
3.3 Suntikan

Suntik KB merupakan kombinasi hormon progesteron dan hormon estrogen.


Penyuntikan dapat dilakukan tiga bulan sekali oleh dokter atau bidan
Efek samping : menambah berat badan. menstruasi yang tidak teratur dan
pemulihan kesuburan agak terlambat

3.4 IUD(Intra Uterine Device)

IUD berbentuk spiral, huruf T atau angka 7. Terbuat dari bahan plastik, logam,
logam anti karat, dan kombinasi plastik dengan logam. Dimasukkan kedalam rahim pada saat
wanita sedang mengalami menstruasi agar saat penebalan dinding rahim IUD tidak goyah.
Setiap 3 bulan sekali kedudukan IUD di cek agar tidak goyah. IUD tidak mengganggu
produksi ASI.

Penggunaannya bisa mencapai 4-5 tahunan.


Efek samping : keputihan, siklus haid terganggu, atau munculnya perdarahan
sedikit yang kadang disertai mulas.

3.5 Kondom

Berfungsi menghalangi pertemuan sperma dan sel telur sehingga tidak terjadi
pembuahan.Penggunaannya akan lebih efektif jika digunakan bersama dengan spermasida.

Efek samping : alergi terhadap lateks, iritasi. Diafragma/Pessarium/Femidom/karet KB


wanita Berbentuk mangkuk dan dimasukkan sampai menutupi rahim.

3.6 Spermisida

Senyawa kimia terdapat dalam bentuk tablet, krim, jelly, dan busa berfungsi
membunuh sperma.
3.7 Tissue KB

Tissue basah yang larut dalam vagina.

3.8 Implan/susuk
Implan mempunyai cara kerja seperti pil KB. Disusupkan di bawah kulit lengan atas
sebelah dalam

Efek samping: perdarahan yang tak lama, rambut rontok, tidak haid,dan peningkatan berat
badan.Proses memasukkan tabung ini 1 X dan untuk 2-5 tahun. Bila ingin hamil kembali
hanya melepas implant ini.

Kontrasepsi alami

Kotrasepsi alami diantaranya :

- Memberikan ASI secara eksklusif tanpa cairan/makanan apa pun kepada bayi, terutama
pada 6 bulan pertama, dapat mencegah terjadinya kehamilan. Selama memberikan ASI
prolactin akan menghambat estrogen untuk mematangkan ovum.

- Sistem kalender untuk mengetahui hari subur, dihari tersebut tidak


melakukan coitus

- Coitus Interruptus.

- Terapi hormone. Bisa untuk wanita dan pria dengan memakan bahan makanan yang
menghasilkan enzim yang dapat mencegah kehamilan sehingga bersifat KB. Contohnya dari
family Solanaceae, biji papaya (Carica papaya), lidah buaya (Aloe vera), dan nenas (Ananas
spp.)

Sistem BOR

Digunakan pada pria dan baru beberapa negara yang mempopulerkan diantaranya RRC,
INDIA,KOREA. Dilakukan dengan cara di bor dengan bor mata intan mulai bagian bawah
penis dekat pangkal skrotum sampai tembus saluran urethra dan dipasang penutup (prop dari
karet steril).

Sterilisasi
Pada wanita diikat/dipotong tuba falopii, sterilisasi ini dinamakan Tubektomi.
Sedangkan pada pria diikat/dipotong vas deferens, sterilisasi ini dinamakan
Vasektomi.

4. HUKUM PENGGUNAAN KB.

KB secara prinsipil KB dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud


menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh
sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya.
Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya
kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan
dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.Namun
persoalannya kemudian adalah : sejauh mana ia diperbolehkan dan apa saja batasannya.

5. MAKNA KELUARGA BERENCANA.

Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang
dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha
pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi
tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. Dengan demikian KB disini mempunyai arti
sama dengan tanzim al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah tanzim al
nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan). dalam arti
pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang. Pemandulan dan
aborsi yang dilarang oleh Islam disini adalah tindakan pemandulan atau aborsi yang tidak
didasari medis yang syari`i. Adapun aborsi yang dilakukan atas dasar indikasi medis, seperti
aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibu atau karena analisa medis melihat kelainan dalam
kehamilan, dibolehkan bahkan diharuskan. Begitu pula dengan pemandulan, jika dilakukan
dalam keadaan darurat karena alasan medis, seperti pemandulan pada wanita yang terancam
jiwanya jika ia hamil atau melahirkan maka hukumnya mubah.
Dalil kebolehannya antara lain hadits dari sahabat Jabir RA yang berkata:
"Dahulu kami melakukan ¶azl [senggama terputus] pada masa Rasulullah SAWsementara Al-
Qur`an pada saat itu masih turun." (HR Bukhari)Hukum ¶Azl ini dapat diterapkan pada
penggunaan obat KB untuk mencegah kehamilan. Hadits ini menunjukkan kebolehan
mencegah kehamilan.Penggunaan alatkontrasepsi ini adalah salah satu cara untuk mencegah
kehamilan. Namun kebolehan ini agar tidak menimbulkan bahaya (dharar).

Kaidah fiqih menyebutkan :Adhdhararu yuzaal (Segala bentuk bahaya haruslah dihilangkan).

6. METODE /ALAT KONTRASEPSI DAN HUKUM PENGGUNAAN

Ada lima 5 persoalan yang terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi, yaitu :

1. Cara kerjanya, apakah mencegah kehamilan (man’u al-haml) atau menggugurkan


kehamilan (isqat al-haml)?

2. Sifatnya, apakah ia hanya pencegahan kehamilan sementara atau bersifat pemandulan


permanen (ta’qim)?
3. Pemasangannya, Bagaimana dan siapa yang memasang alat kontrasepsi tersebut? (Hal
ini berkaitan dengan masalah hukum melihat aurat orang lain).

4. Implikasi alat kontrasepsi terhadap kesehatan penggunanya.

5. Bahan yang digunakan untuk membuat alat kontrasepsi tersebut.

Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah
kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang
sendiri orang yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang
auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya
tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang
digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi
yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.

Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria


tersebut diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak
bertentangan dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi
semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemashlahatan, yaitu
menciptakan keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain
itu, kebolehan (mubah) hukum ber-KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan
diatas, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum-forum ke Islaman, baik
pada tingkat nasional maupun Internasional (ijma’al-majami).

You might also like