Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Pemuliaan tanaman kelapa merupakan suatu metode pemanfaatan keragaman
genetik plasma nutfah kelapa secara sistematis untuk menghasilkan varietas baru
yang lebih baik dari sebelumnya. Salah satu metode pemuliaan tanaman kelapa
adalah Uji Viabilitas Polen pada Media In-Vitro. Metode tersebut merupakan salah
satu cara yang paling akurat karena serbuk sari dikecambahkan pada media yang
sesuai. Percobaan Uji Fertelisasi Tepung Sari Tanaman Kelapa ini diharapkan
merupakan salah satu penambah alternatif mengenai inovasi teknologi partisipatif
dan spesifik Pemuliaan Tanaman Kelapa dengan Uji Viabilitas Polen. Percobaan ini
dilakukan dengan empat prosedur utama yaitu Pengambilan Infloresensia,
Persiapan dan Prosesing Polen, Uji Viabilitas Polen, serta Pengemasan dan
Penyimpanan. Adapun Bahan dan alat yang dipergunakan adalah bunga kelapa
yang masih segar, kantong untuk tandan bunga, kotak manipulasi polen (KMP),
karet pengikat, etil alcohol 95%, lampu 1000 watt, ayakan tepung, media agar, gula
pasir, asam borat, aquades, insektisida, cawan petridish, beker gelas, alat pemanas,
kuas kecil/halus, gunting stek, botol penggerut atau gilingan kayu, mikroskop
elektrik, kantong plastik bening, dan masker pengaman. Uji Fertilisasi Tepung Sari
Kelapa Dalam ini pada minggu pertama didapatkan Berat Segar Bunga Jantan
Pipilan 680 gram per mayang, Berat Polen 20,60 gram, Jumlah Polen yang
Ditumbuhkan 100, Jumlah Polen yang Berkecambah 63, dan Viabilitas Polen 63%.
Pada minggu kedua viabilitasnya menurun 3 % dari 63% menjadi 60%, dan pada
minggu ketiga lagi-lagi viabilitasnya menurun menjadi 56 %, tetapi pada minggu
keempat tingkat viabilitas dapat dipertahankan 56% dengan mengontrol kondisi
Kotak Manipulasi Polen (KMP). Kondisi umum daya perkecambahan polen selama
empat minggu terkontrol dengan baik karena menunjukkan penurunan daya
kecambah yang tidak begitu berarti.
Pemuliaan Kelapa
Program penelitian kelapa diarahkan pada usaha memperbaiki produksi dan
meningkatkan produktivitas kelapa yang berkesinambungan, serta meningkatkan
pendapatan petani kelapa melalui efisiensi pemanfaatan lahan diantara kelapa dan
pemanfaatan produk – produk kelapa. Untuk membantu petani kelapa dalam situasi
demikian, dibutuhkan strategi pengembangan dan pengusahaan kelapa yang sesuai
untuk tingkat petani. Strategi yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan ini
yeitu menggunakan varietas kelapa unggul dengan cara peningkatan viabilitas
polen kelpa itu sendiri
Pemuliaan tanaman kelapa merupakan suatu metode pemanfaatan keragaman
genetik plasma nutfah kelapa secara sistematis untuk menghasilkan varietas baru
yang lebih baik dari sebelumnya. Hasil penelitian dari beberapa sumber
menunjukkan bahwa upaya menghasilkan kelapa unggul untuk mempercepat
peremajaan kelapa maka tujuan program pemuliaan adalah menghasilkan bahan
tanaman dalam skala luas dan memiliki karakteristik hasil kopra tinggi dan cepat
berbuah dan tentunya dengan viabilitas yang baik (Liyanage 1974).
Rumusan Masalah
Percobaan Uji Fertelisasi Tepung Sari Tanaman Kelapa ini diharapkan merupakan
salah satu penambah alternatif mengenai inovasi teknologi partisipatif dan spesifik
Pemuliaan Tanaman Kelapa dengan Uji Viabilitas. Berdasarkan uraian di atas maka
kami mengangkat beberapa rumusan masalah yaitu
1. Bagaimanakan tingkat viabilitas polen kultivar kelapa Dalam ?
2. Apakah viabilitas dan daya kecambah polen memenuhi syarat digunakan untuk
persilangan?
3. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi viabilitas polen selama proses
penyimpanan atau perkecambahan?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat fertilisasi dari tepung sari tanaman kelapa.
2. Untuk mengetahui daya kecambah polen tanaman kelapa.
3. Untuk mengetahui teknik prosesing polen untuk tujuan pemuliaan tanaman
kelapa.
4. Memperoleh kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam memakai dan
mengerti kegunaan peralatan laboratorium.
5. Memacu mahasiswa dalam menganalisis, membuat hipotesis, maupun menarik
kesimpulan dari data yang diperoleh dari hasil penelitian.
6. Membantu mahasiswa untuk meningkatkan rasa tanggung jawab, membangun
kerjasama tim, serta mengembangkan kemandirian melalui kegiatan yang kreatif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang dilakukan di
Laboratorium Budidaya III, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar.
Waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan pada bulan November 2009.
Bahan dan alat yang dipergunakan adalah bunga kelapa Dalam yang masih segar,
kantong untuk tandan bunga, kotak manipulasi polen (KMP), karet pengikat, etil
alcohol 95%, lampu 1000 watt, ayakan tepung, media agar, gula pasir, asam borat,
aquades, insektisida, cawan petridish, beker gelas, alat pemanas, kuas kecil/halus,
gunting stek, botol penggerut atau gilingan kayu, mikroskop elektrik, kantong
plastic bening, masker pengaman, dan alat tulis-menulis.
Percobaan ini dilakukan dengan empat prosedur utama yaitu Pengambilan
Infloresensia, Persiapan dan Prosesing Polen, Uji Viabilitas Polen, serta Pengemasan
dan Penyipanan. Adapun uraian prosedur kerjanya sebagai berikut.
1. Pengambilan Infloresensia
Mencari dan mengamati pohon kelapa yang tandan bunganya baru pecah,
kemudian tandan bunga yang baru pecah tersebut dikerodong dengan kantong,
pada bagian bawah kantong diikat dengan karet, lubangnya disumbat dengan
kapas yang telah diberi insektisida.
Sekitar 6–8 hari setelah pengerodongan bunga jantan diambil/dipotong untuk
dikumpulkan dengan cara memasukkan kedua tangan pada kedua sisi lubang
kantong. Sebelumnya, kedua tangan dan gunting stek telah dibasahi dengan etil
alkohol 95% untuk mencegah kontaminasi. Bagian bawah kantong bunga jantan
disambungkan dengan kantong pengumpul bunga jantan. Setelah itu spikelet
dipotong satu per satu dan kemudiaan akan jatuh dan terkumpul dalam kantong
pengumpul bunga jantan. Bunga jantan ini diberi label identitas, misalnya
menyebutkan : nama varietas, tanggal pengambilan, lokasi pohon. Selanjutnya
bunga jantan tersebut dibawa ke laboratorium untuk dilakukan prosesing polen.
Viabilitas Polen
Ketersediaan serbuk sari dengan viabilitas yang tinggi merupakan salah satu
komponen yang menentukan keberhasilan persilangan tanaman. Pada hasil
pengamatan minggu pertama Uji Viabilitas Polen Kelapa Dalam diperoleh viabilitas
polen kelapa sebesar 53%. Persentase tersebut memperlihatkan hasil yang baik
dan memenuhi syarat digunakan untuk persilangan. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh penulis dalam bukunya bahwa setelah uji viabilitas dan daya kecambah polen
memenuhi syarat untuk digunakan (diatas 40%), maka polen dapat langsung
digunakan di lapang atau disimpan terlebih dahulu, (Novarianto, 2005). Penulis lain
juga telah membahas berkaitan viabilitas serbuk sari bahwa viabilitas serbuk sari
yang baik adalah > 30%, (Hersuroso, 1984).
Kondisi umum daya perkecambahan polen selama empat minggu terkontrol dengan
baik, dimana pada minggu kedua viabilitasnya menurun 3 % dari 63% menjadi 60%,
dan pada minggu ketiga lagi-lagi viabilitasnya menurun menjadi 56 %, tetapi pada
minggu keempat tingkat viabilitas dapat dipertahankan 56% dengan mengontrol
kondisi Kotak Manipulasi Polen (KMP). Sebagaimana yang dinyatakan penulis bahwa
lama simpan serbuk sari dapat ditingkatkan dengan mengendalikan faktor-faktor
yang mempengaruhi viabilitasnya, faktor ini mencakup cahaya, suhu, udara, dan
kelembaban (Galetta, 1983). Umumnya serbuk sari dapat disimpan lebih lama
dalam kondisi kering dan suhu rendah. Hasil penelitian dari beberapa sumber
menunjukkan bahwa serbuk sari salak yang disimpan pada suhu ruang viabilitasnya
hanya bertahan selama 3 minggu, dengan penurunan sampai 20%, sedangkan
penyimpanan dalam refrigerator dengan suhu 5o-12oC dan freezer dengan suhu (-
12)o-(-8)oC viabilitasnya dapat dipertahankan sampai 8 minggu dengan penurunan
daya berkecambah berturut-turut 22,85% dan 14,99% (Wahyudin, 1999).
Sementara pada penelitian ini, penyimpanan serbuk sari selama empat minggu di
KMP dengan pemanasan lampu 1000 watt, penurunan viabilitasnya hanya 7%.
Serbuk sari merupakan jaringan hidup yang mengalami kemunduran seiring
lamanya waktu penyimpanan. Dengan modifikasi suhu dan kelembaban relatif (RH)
rendah, atau salah satu di antaranya, viabilitasnya dapat dipertahankan lebih lama.
Kualitas serbuk sari selama penyimpanan berhubungan dengan perubahan fisiologi
dan biokimia. Dalam kondisi kering dan suhu rendah aktifitas fisiologi serbuk sari
dapat ditekan sehingga sumber energinya dapat disimpan lebih lama. Penyimpanan
pada suhu rendah tidak menyebabkan perubahan kandungan air serbuk sari,
karena air tersebut terikat dan tidak membeku (Hanna dan Towill, 1995). Viabilitas
polen yang ditunjukkan oleh daya berkecambah tetap tinggi setelah disimpan
empat minggu dan masih dapat digunakan untuk menyerbuk, tetapi panjang
tabung sari selama pengecambahan berkurang (data tidak ditunjukkan), yang
mengindikasikasikan terjadinya penurunan vigor polen.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan akhir yang dapat kami tarik setelah melakukan penelitian Uji
Fertilisasi Tepung Sari pada Tanaman Kelapa (Uji Viabilitas Polen) yaitu sebagai
berikut :
1. Persentase viabilitas polen memperlihatkan hasil yang baik dan memenuhi syarat
digunakan untuk persilangan karena diatas 40%
2. Lama penyimpanan serbuk sari dapat dikontrol dengan mengendalikan faktor-
faktor yang mempengaruhi viabilitasnya, faktor ini mencakup cahaya, suhu, udara,
dan kelembaban.
3. Kondisi umum daya perkecambahan polen selama empat minggu terkontrol
dengan baik karena menunjukkan penurunan daya kecambahyang tidak begitu
berarti.