You are on page 1of 13

‫صورج مهمح مه كتاب الثيع‬

By. salmankluet@yahoo.co.id

Pembahasan tentang jual beli tidak terlepas dari berbicara tentang :

Usaha-usaha yang paling Afdhal menurut pendapat kuat adalah:

1. Pertanian (‫)زراػت‬
2. Perindustrian (‫)طىاػت‬
3. Perdagangaan (‫)تجارة‬

Shighat dalam akad (transaksi) jual beli merupakan perkara khilaf ulama, bahkan
sekalian akad-akad yang berhubungan dengan harta, seperti sewa menyewa(ijarah),
penggadaian(rahan), hibah dan lain-lain. Oleh karena itu hukum mengenai jual beli

1
Definisi ini lebih Aula dari pada definisi yang lain. Dalam kitab Tuhfah Ibnu Hajar ‫ػمذ يتضمه ممابهت مال بمال‬
‫بشرطً الستفادة مهك ػيه أَ مىفؼت مؤبذة‬
2
(S) Akad apakah yang terjadi diantara konsumen dengan penjual pulsa elektrik (karena jika disebut akad
jual-beli tentu akan timbul masalah: yang dijual apa, karena barang yang dijual tidak berupa zat) ? (J). Bayar sewa.
3
(S) Bagaimanakah pandangan anda terhadap masalah cek? (J) Menggunakan cek dalam
mu'amalah/tijarah hukumnya boleh. Lihat kitab Majmu' (S) Sahkah pembayaran menggunakan cek kosong? (J)
Pembayaran menggunakan cek kosong adalah tidak sah, sebab termasuk tsaman majhul.

Dan kedua orang yang bertransaksi harus mengetahui harganya(secara tepat) atau hal lain yang fungsinya sama.
Seandainya salah satu dari keduanya tidak mengetahui, maka transaksipun batal menurut pendapat yang sahih.

1
sistem Mu'athaah(‫)مؼاطت‬4 juga terjadi perbedaan pendapat para ulama, namun pendapat
kuat menyatakan tidak sah. Maka perkara tersebut bila dilakukan juga, maka bagi
sipenjual wajib mengembalikan harga barang, begitu juga sipembeli wajib
mengembalikan barang tersebut, namun bila barang atau harga tersebut telah hilang
maka wajib menggantinya. Menurut pendapat syaikuna, sewajarnya bagi yang
melakukan hal tersebut untuk mentaklid pendapat yang menyatakan boleh agar
terhindar dari dosa, karena sistem mua'thaah tersebut adalah hal yang sudah lumrah di
dalam masyarakat.

Pendapat tentang lafaz ijab dan qabul apakah rukun/syarat atau bukan, dalam hal ini
ada 3 pendapat.

1. Rukun, karena Ridha adalah sesuatu yang tersembunyi, oleh karena itu untuk
mengekpresikan kerelaan seseorang yang bersifat batini dibutuhkan suatu
indikasi(dilalah) berupa Lafadz/Sighah ijab dan qabul.
2. Rukun, tapi boleh ada ijab saja atau qabul saja
3. Bukan rukun, tetapi memada/sah dengan niat saja, karena lafaz/Shighah itu
diperlukan/I'tibar sebagai tanda/ indikasi adanya Ridha dari penjual dan pembeli,
sedangkan untuk mendapatkan Ridha itu tidak mesti dengan Shighah. (Menurut
Asnawy, dan pendapat ini kuat menurut pengarang 'Amirah).
 Shighat jual beli terbagi dua, yaitu sharih dan kinayah5

‫القثول‬ ‫اإليجاب‬

4
yaitu kesepakatan antara penjual dan pembeli untuk bertransaksi tanpa mengucapkan lafad(Kitab
Syarwani jil 4 hal. 242). Namun pengertiannya yang paling bagus adalah akad jual beli yang tidak sempurna apa
yang diharapkan oleh syara', baik karena tidak adanya shighat, 'aqid, ma'qud 'alaih atau syarat dan rukun
lainnya.(Jalaluddin Mahally jil. 2, hal. 153).
5
(S)Bagaimana legalitas hukum tentang seseorang yang meminjam sepotong kain, kemudian ia
mengembalikan uang seharga kain tersebut. Bolehkah hal itu dianggap sebagai jual-beli? (J) Boleh(sah), karena
demikian itu merupakan kinayah jual-beli. Pahami kaidah "Apa yang
jelas pada babnya dan tidak ada peluang hal lain pada temanya, maka itu merupakan kinayah pada lainnya".
2
Syarat Ijab-Qabul6

1.
Tidak lama berselang kedua lafazd ijab dan Kabul
2.
Tidak diselangi oleh ucapan yang tidak ada hubungannya dengan transaksi.
3.
Sesuai arti lafazd Kabul dengan ijab tentang macam, sifat, ukuran, tunai, dan
temponya jual beli.
4.
Jangan berubah Lafazd ijab sebelum sempurna lafadz Kabul, walaupun hanya
sekedar hilang ajal atau khiar
5.

Suara ijab dan Kabul dari penjual dan pembeli mesti terdengar kepada orang
yang dekat dengannya, walaupun penjual dan pembeli sendiri tidak
mendengarnya,
6.

7.

8.

9.

10.

Syarat-syarat 'aqid (penjual dan pembeli)


7
1.
(Orang dewasa yang tidak melakukan perbuatan haram yang dapat membatalkan
'adalah" dan tidak mempergunakan hartanya kepada yang haram)8.

6
Apakah sah ijab dan qabul (transaksi) via Telp, SMS, Yahoo Massanger, E-Mail, fax, facebook dan media
eloktronik lainnya? (J). Sah, karena dikatagorikan ke dalam shigat kinayah(kinayah mesti ada niat untuk jual beli),
lihat kitab Qalyubi juz 2, Hal. 153. Syarwani Tuhfah Juz 4 Hal. 247).
7
(S). Apakah non muslim termasuk rasyid? (J).
8
(S). Apa hikmahnya disyaratkan Rasyid kepada 'akid? (J.)……. (S). Apakah bisa dikatagorikan mudharat
pada pada masa ini ketika melihat si Akid kebanyakan tidak rasyid lagi? (J) tidak, namun bila jahil terhadap
seseorang apakah dia rasyid atau tidak, maka sah ijab-qabul dengannya. Lihat Tuhfah jilid 4 hal. 252
3
2. (Tidak ada paksaan yang hak)

3.

(Pembeli bukan orang muslim bila barang yang dijual adalah Al-Quran, kitab
hadist, budak muslim, senjata, kitab-kitab yang terdapat hadist di dalamnya
walaupun hadis dhaif. Menurut syaikhuna termasuk juga ilmu tentang syariat, ilmu
alatnya, dan kitab wirid-wirid para shalihin).

Not.

- Tidak sah menjual senjata perang kepada kafir Harby (seperti mu'amman dan
ma'ahid ), sah kepada kafir Zimmi karena mereka dalam kekuasaan kita.
- Hukum menjual mashaf kepada orang Islam adalah makruh. Adapun membelinya
tidak makruh menurut pendapat kuat.

Syarat barang/sesuatu yg diperjual belikan(‫)المثيع‬.

1. (Suci 'ain/zatnya)9
10
2. (Bermanfaat dalam pandangan syara')

3. (Mungkin untuk menyerahkannya)

4. (Milik)11

5. (Mengetahui zat, ukuran, dan sifatnya agar tidak


terjadi manipulasi)12.

9
Bagaimanakah hukum jual-beli bank darah, taik/kotoran, anjing dan babi? (J) Tidak sah, namun solusinya
ada, yaitu dengan jalan Naqal Yad. Anjing dan kotoran boleh dipergunakan sebatas hajat. (S). Bagaimanakah hukum
menjual air mani? (J) Tidak sah (S) Bagaimana hukum menjual barang yang sudah kadaluarsa? (J) Tidak Sah. Lihat
kitab Raudhah juz 1 hal 412 maktabah syamilah terbitan dua. (S) Bolehkah menjual pakaian seksi, toples dll? (J)
Haram, jika diduga akan digunakan untuk maksiat, karena termasuk menolong kemaksiatan. Lihat kitab Sulam
Attaufiq
10
(S)Bagaimanakah batasan manfa'at dalam pandangan syara'?( J) (S)Bagaimanakah hukum menjual
Tokek(pa'e)? (J) Tidak sah (S) Bagaimanakah hukum menjual ASI (J). Sah/Boleh, lihat kitab Mughni Muhtaj juz 2 hal
366 Cet Maktabah Taufiqiah. (S)Bagaimanakah hukum menjual Ganja saat ini? (J). Sah dan haram(alasan sah karena
melengkapi syarat dan rukun jual beli. Adapun alasan haram, karena perkara yang dilarang oleh pemerintah dan
disalah gunakan, sehingga dapat merusak orang lain). (S) Sahkah jual beli petasan(mercon-Jawa) untuk merayakan
hari raya atau pengantin dan lain-lain sebagainya? (J) Jual beli tersebut hukumnya sah, karena ada maksud baik,
ialah: adanya perasaan gembira menggembirakan hati dengan suara petasan itu. Lihat I'anah juz…hal….

11
(S) Apakah tokek sah dimiliki, atau apa batasan milik? (J)
12
)S) Bagaimana legalitas hukum pembelian secara remburs, yaitu pesanan atas barang tertentu yang dikirim
melalui pos dengan harga tertentu dan harus dibayar sebelum menerima dan melihat barang tersebut? (J) Menurut
pendapat yang lebih terang dalilnya(azhhar) dalam mazhab syafi'ah, bahwa pembelian secara remburs itu tidak sah-
4
NOT. (S)Bagaimanakah hukum menjual rokok dan memakainya? (J) Hukum menjualnya
Sah, karena barang suci. Adapun memakainya, terjadi perselisihan pendapat ulama,
yaitu : 1. Haram, karena bahayanya sangat besar. 2. Boleh. 3. Makruh(ini pendapat
kuat) bahkan wajib, bila yakin(pasti) dengan meninggalkannya akan mengakibat
kemudharatan. Namun bisa juga haram bila yakin(pasti) dengan memakainya akan
mengakibatkan kemudharatan atau membelinya dengan uang yang dibutuhkan untuk
membiayai keluarganya. (Al-Bajuri jil 2 hal 343).

RIBA(‫)الرتا‬
Pengertian Riba menurut Etimologi (‫ )نغت‬adalah Tambahan (‫)انسيادة‬

Pengertian Riba menurut Terminologi (‫ )شرػا‬adalah 13

-Riba adalah bagian dari dosa besar

Menurut pendapat kuat: Bahwasanya dosa yang paling besar dari sekian banyak dosa
besar adalah Menduakan Tuhan, kemudian membunuh, berzina, mencuri, minum
minuman keras, riba, dan merampas.(Bujairimi 'ala khatib juz 3 hal 19)

-Pengharaman riba adalah Ta'abbudiah (ْ‫)تؼبّذ‬14


- Hikmah pengharaman riba
1.
2.

Pembagian Riba15
‫ر‬

Sedangkan pendapat kedua menyatakan sah. Dengan ketetapan hak pilih bagi pembeli (khiyar) atas barang tersebut
sekalipun telah sesuai dengan permintaannya. (Mahally juz 2 hal 164 cet, Toha Putra).
13
(S)Apakah pengertian riba tersebut sama dengan pengertian riba pada selain jual beli. (J) Sama.
.
.)‫ مكتبت‬.‫(اإلتمان‬

)‫ مكتبت‬.‫(داشيت انذسُلّ ػهّ شرح انكبير‬


15
a. Bagaimanakah hukum simpan pinjam uang di perbankan. b. Apakah dapat digolongkan ke dalam riba
fadh? (J). a. Boleh, karena tempat terjadinya riba adalah dalam akad, sedangkan dalam transaksi di perbankan saat
ini tidak terjadinya pensyaratan bayar lebih dalam akad, bahkan terkadang tidak adanya akad. Adapun adat yang
berlaku saat ini yang dilakukan oleh pihak perbankan memberikan lebih atau menarik lebih dari uang yang di
simpan atau di pinjam, maka tidak dapat dikatagorikan dalam syarat yang dapat menjadikan transaksi tersebut riba.
Namun bila terdapat syarat walaupun dalam bentuk tulisan, seperti ketika meminjam(utang) pada perbankan,
kebiasaannya ada surat yang berisi lafadz dan syarat, maka haram. (‫ تذفت انمذتاج‬juz…., ‫ انبجيرمّ ػهّ انخطيب‬juz 3 hal,,,,,
dan ‫)………األشباي َانىظائر‬. b. kalaupun transaksi tersebut digolongkan dalam riba, maka transaksi tersebut termasuk
dalam katagori riba fadh. Ini adalah kesimpulan saya, adapun hasil muktamar Nahdhalatul ulama yang ke-……. Di……
5
- Jual beli ribawi hanya terkhusus pada makanan dengan makanan dan naqad
dengan naqad (emas dan perak)16. Bila barang tersebut satu jenis, maka agar
terlepas dari riba, pelaku transaksi tersebut mesti memenuhi tiga hal, pertama
Kontan(‫)دهُل‬, kedua Nominasi kedua barang tersebut berjumlah sama /seukuran(‫)مماثهت‬,
ketiga saling serah terima di tempat akad ( ‫)تمابض لبم انتفرق‬17. Namun bila tidak satu
jenis, maka agar terlepas dari riba, maka mesti memenuhi dua syarat, yaitu
kontan dan saling serah terima di tempat akad ( ‫)تمابض لبم انتفرق‬. Adapun bila
sesuatu yang dijual tersebut jenis makanan dengan lainnya, seperti makanan
dengan naqad atau dengan pakaian atau bukan makanan dengan bukan
makanan(kecuali naqad dengan naqad), seperti hewan dengan hewan, maka
tidak diperlukan syarat di atas agar terlepas dari riba.

"Emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum,
sya'ir (salah satu jenis gandum) dijual dengan sya'ir, korma dijual dengan korma, dan
garam dijual dengan garam, (takaran/timbangannya) harus sama dan kontan. Barang
siapa yang menambah atau meminta tambahan maka ia telah berbuat riba." (HRS
Muslim dalam kitabnya As Shahih).

JUAL BELI YANG DILARANG DALAM ISLAM

Sebelum saya sebutkan satu persatu jual beli yang dilarang dalam Islam, maka terlebih
dahulu perlu saya jelaskan bahwa bila sebuah larangan tersebut tertuju kepada akad itu
sendiri(dzat akad), sebab tidak diperdapatkan rukun atau perkara diluar akad tetapi tidak
bisa dipisahkan dari akad tersebut(Amrun kharij al-lazim lil'aqdi) sebab tidak adanya
syarat, maka jual beli tersebut tidak sah dan haram melakukannya. Adapun bila larangan
tersebut hanya tertuju kepada sebuah makna diluar akad(amrun kharij ghaira lazim)
maka jual beli tersebut sah, namu haram melakukannya.

16
(S) Bagaimanakah kedudukan uang rupiah, dolar, ringgit dan lainnya yang berlaku pada saat ini, apakah
diposisikan pada posisi Naqad(emas dan perak) atau sama dengan pulus? adapun jual beli pulus tidak digolongkan
dalam jual beli ribawi berdasarkan pendapat kuat. (J). sehemat saya, uang sekarang sama dengan pulus, karena
uang sekarang tidak berlaku lagi bila ditarik peredarannya oleh pemerintah. Nah! Ini sangat beda dengan emas dan
perak dimana tetap berlaku walaupun tidak dijadikan lagi sebagai mata uang. (Bajuri 2 hal 21). Adapun pendapat
lain menyatakan sama dengan emas dan perak(Fiqh Mazahibil Arba'ah pada bab zakat jil. 2 hal. 298 cet. Hakikat
kitabevi) dan(…….) (S) Bagaimana yang berlaku secara umum di bidang keuangan dengan digantikannya peranan
uang emas/perak oleh uang kertas, cek, obligasi, saham-saham perusahaan dan macam-macam kertas berharga? (J)
Uang kertas, cek, obligasi, saham-saham perusahaan dan sesamanya, apabila telah mencapai seharga emas satu
nishah dan telah haul, maka wajib zakat seperti emas. (Al-Fiqh 'ala madzahibil Arba'ah 2/298 cet. Hakikat kitabevi).
17
Bagaimana hukum tentang bisnis valas secara online yang biasa disebut dengan "Forex"? Dimana bisnis
ini pada dasarnya mengambil keuntungan dari penjualan suatu mata uang, kalau di dunia nyata mungkin mirip
dengan money changer?
6
Jual beli tidak sah dan haram.

1. 'Asbil fahli(ongkos binatang jantan naik kepada binatang betina atau harga mani
binatang).
2. Menjual anak binatang yang masih dalam kandungan.
3. Menjual mani(air dalam sulbi) binatang.
4. Jual beli model Mulamasah(yaitu jual beli dengan sentuhan untuk menentukan
barang/mabi' yang akan dibeli dan tidak boleh khiyar lagi bila sudah melihat
barang/mabi' tersebut) atau seperti kata sipenjual, bila telah kamu sentuh barang
ini, maka telah aku jual barang ini kepadamu.
5. Jual beli model Munabadzah(yaitu jual beli dengan cara melempar mabi',
sehingga mabi' yang terkena lemparan tersebut itu mesti dibeli dan lemparan
tersebut sebagai pengganti shigat). Jual beli ini tidak sah karena tidak melihat
mabi', tidak ada shighat, atau karena syarat yang fasid.
6. Jual beli model Hissah(yaitu jual beli mabi' yang terkena anak batu yang jatuh
atau lemparan tersebut sebagai pengganti shigat). Jual beli ini tidak sah karena
jahil mabi', zaman khiyar atau karena tidak diperdapatkan shigat.
7. Jual beli model bai'ataini fi bai'ah (yaitu si penjual mengatakan "saya jual barang
ini kepadamu dengan harga 1000 tunai atau 2000 tempo(kredit) sampai satu
tahun, maka ambil mana yang kamu kehendaki atau saya kehendaki atau seperti
kata penjual "saya jual budak ini kepadamu dengan harga 1000 dengan syarat
kamu jual rumahmu kepada saya dengan harga sekian"). Jual beli ini batal karena
jahil iwad dan syarat fasid. NOT. Sistem Jual beli kredit yang berlaku saat ini sah,
asalkan ada kejelasan memilih salah satu harga tersebut.
8. Jual beli dengan syarat, seperti saya jual barang ini kepadamu bila kamu jual
barang itu atau bila kamu hutangkan kepada saya sekian atau bila kamu panen
atau kamu jahit pakaian itu. Kecuali bila syarat tersebut seperti menjual dengan
syarat adanya khiyar, terlepas dari aib, tempo, jaminan(rahan), ada yang
menanggung(kafil) dengan ketentuannya masing-masing. Dan seperti syarat
adanya saksi tentang telah terjadinya akad jual beli.
9. Jual beli 'Arabun yaitu jual beli sistem uang muka(DP). Seseorang membeli
barang dan menyerahkan kepada penjualnya satu dirham atau lebih dengan ketentuan
apabila si pembeli mengambil barang tersebut, maka uang panjar tersebut dihitung
pembayaran dan bila gagal maka itu milik penjual (hibah).

Jual beli sah tapi haram melakukannya

Mengenai jual beli yang tidak diizinkan oleh agama(haram), di sini akan di uraikan beberapa
cara saja sebagai contoh perbandingan bagi yang lainnya. Yang menjadi pokok sebab timbulnya
larangan adalah: 1) menyakiti si penjual, pembeli atau orang lain, 2). Menyempitkan gerakan
pasaran, 3) Merusak ketentraman umum.

1. Jual beli si-hadir bagi si-baadin(yaitu Membeli barang untuk di tahan agar dapat di
jual dengan harga yang lebih mahal, sedangkan masyarakat umum memerlukan barang
itu).
2. Jual beli Talaqqy Rakban (yaitu Mencegat orang-orang yang datang dari desa/daerah
ke luar kota/daerah lain, lalu membeli barangnya sebelum mereka sampai ke pasar dan
sewaktu mereka belum mengetahui harga pasar. Ini tidak diperbolehkan karena dapat

7
merugikan orang desa yang datang, dan mengecewakan gerakan pemasaran karena
barang tersebut tidak sampai di pasar).
3. Jual beli sum 'ala sum ghair (yaitu menawar barang yang telah di tawar oleh
orang lain dengan harga yang sudah pasti).
4. Membeli barang yang sudah di beli oleh orang lain yang masih dalam masa khiyar.
(yaitu sebelum luzum, seperti belum berlalu khiyar majlis atau syarat).
5. Jual beli system Najsyu (yaitu Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari
pada harga pasar, sedangkan ia tidak menginginkan membeli barang itu, tetapi semata-
mata supaya orang lain tidak dapat membeli barang itu
6. Menjual sesuatu yang akan digunakan untuk melaksanakan hal-hal yang
diharamkan. Maka jika penjual mengetahui bahwa pembeli akan menggunakan
produk tersebut untuk melakukan suatu perbuatan yang dilarang, maka menjual
kepadanya haram dan sah. Hal ini karena dengan menjualnya berarti
menolongnya berbuat dosa dan kemaksiatan, dan Allah berfirman:

Dan tolong menolonglah kamu dalam(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan


jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran(Al-Maidah:2).
Sebagai contoh: jika seseorang membeli anggur atau kurma dengan tujuan untuk
membuat anggur(minuman keras), atau dia membeli pedang dengan tujuan untuk
membunuh muslim dengannya atau untuk perampokan di jalan raya atau untuk
melakukan penindasan dan kerusuhan dan lain-lain, setiap orang yang akan
menggunakan membantunya melaksanakan apa yang dilarang oleh Allah, maka
menjual barang tersebut kepadanya tidak diperbolehkan. Hal ini jika seseorang
mengetahui dengan pasti atau besar dugaan pembeli tersebut akan
melakukannya.

PERINGATAN!
INI HANYALAH CATATAN UNTUK PRIBADI, NAMUN BILA ANDA MENGANGGAB INI
PUNYA MANFAAT, SILAKAN DI AMBIL, TAPI KAMI MOHON BILA ADA KEKELIRUAN
DI DIDALAMNYA AGAR DIPERBAIKI.
Wassalam, 15 Maret 2011
KELAS 6A(21) PUTRI LPI MUDI MESRA SAMALANGA
salmankluet@yahoo.co.id & kluetku@yahoo.com

8
By. salmankluet@yahoo.co.id & mursyid.ali@gmail.com

Apabila berhimpun 2 barang ribawy dalam satu akad dan berbeda jenisnya (baik jami'= kedua
belah pihak sama memiliki 2 jenis barang ribawy yang sama atau majmu'=salah satu pihak
memiliki 2 jenis barang ribawy, sedangkan satu pihak lagi hanya memiliki salah satu dari jenis
tersebut), atau berbeda nok (disebabkan berbeda sifat) baik jami' maupun majmu' maka akad
jual beli tersebut tidak sah.

‫سثة الثطالن‬ ‫حكم‬ ‫قيمح‬ ‫جميع‬ ‫اختالف‬ ‫جاوة ثمه‬ ‫جاوة مثيع‬ ‫ومرج‬
‫مجموع‬/ ‫الرتوى‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ّ‫اػه‬ ‫جميغ‬ ‫جىس‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ .1

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ّ‫اػه‬ ‫مجمُع‬ ‫جىس‬ ‫مذان‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ .2

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ّ‫اػه‬ ‫مجمُع‬ ‫جىس‬ ‫درٌمان‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ .3

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أومض‬ ‫جميغ‬ ‫جىس‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ .4

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أومض‬ ‫مجمُع‬ ‫جىس‬ ‫مذان‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ .5

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أومض‬ ‫مجمُع‬ ‫جىس‬ ‫درٌمان‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ .6

‫جٍم انمماثهت‬ ‫بطالن‬ َِ‫مسا‬ ‫جميغ‬ ‫جىس‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ .7

‫جٍم انمماثهت‬ ‫بطالن‬ َِ‫مسا‬ ‫مجمُع‬ ‫جىس‬ ‫مذان‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ .8

‫جٍم انمماثهت‬ ‫بطالن‬ َِ‫مسا‬ ‫مجمُع‬ ‫جىس‬ ‫درٌمان‬ ‫ درٌم‬+ ‫مذ‬ .9

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أزيذ‬ ‫جميغ‬ ‫وُع‬ ‫ مذ‬+ ّ‫مذ ػجُة برو‬ ‫ مذ‬+ ّ‫مذ ػجُة برو‬ .10
ّ‫طيذاو‬ ّ‫طيذاو‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أزيذ‬ ‫مجمُع‬ ‫وُع‬ ‫مذان طيذاويان‬ ‫ مذ‬+ ّ‫مذ ػجُة برو‬ .11
ّ‫طيذاو‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أزيذ‬ ‫مجمُع‬ ‫وُع‬ ‫مذان برويان‬ ‫ مذ‬+ ّ‫مذ ػجُة برو‬ .12
ّ‫طيذاو‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أومض‬ ‫جميغ‬ ‫وُع‬ ‫ مذ‬+ ّ‫مذ ػجُة برو‬ ‫ مذ‬+ ّ‫مذ ػجُة برو‬ .13
ّ‫طيذاو‬ ّ‫طيذاو‬

18
(S) Bagaimana uang ringgitan dari perak ditukar dengan sepuluh mata uang talenan(dari perak juga)
dengan perbedaan berat dan kemurnian peraknya, bolehkah penukaran tersebut? (J) Tidak boleh, karena
penukaran tersebut diatas termasuk jual beli –"muddu "ujwah"(campuran) I'anah Juz 3 hal. 15 cet, Toha Putra. (S)
Bagaimana legalitas hukum orang yang membeli barang seharga Rp. 0,50,-(setengah rupiah) dengan menyerahkan
uang sebesar Rp. 1,-(satu rupiah) kemudian ia menerima barang dengan pengembalian Rp. 0,50,-, sahkah jual beli
tersebut atau tidak? Karena menyerupai jual beli "muddu "ujwah"(campuran). (J) Jual beli tersebut hukumnya sah.
9
‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أومض‬ ‫مجمُع‬ ‫وُع‬ ‫مذان طيذاويان‬ ‫مذ ػجُة بروّ ‪ +‬مذ‬ ‫‪.14‬‬
‫طيذاوّ‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أومض‬ ‫مجمُع‬ ‫وُع‬ ‫مذان برويان‬ ‫مذ ػجُة بروّ ‪ +‬مذ‬ ‫‪.15‬‬
‫طيذاوّ‬

‫جٍم انمماثهت‬ ‫بطالن‬ ‫مساَِ‬ ‫جميغ‬ ‫وُع‬ ‫مذ ػجُة بروّ ‪ +‬مذ‬ ‫مذ ػجُة بروّ ‪ +‬مذ‬ ‫‪.16‬‬
‫طيذاوّ‬ ‫طيذاوّ‬

‫جٍم انمماثهت‬ ‫بطالن‬ ‫مساَِ‬ ‫مجمُع‬ ‫وُع‬ ‫مذان طيذاويان‬ ‫مذ ػجُة بروّ ‪ +‬مذ‬ ‫‪.17‬‬
‫طيذاوّ‬

‫جٍم انمماثهت‬ ‫بطالن‬ ‫مساَِ‬ ‫مجمُع‬ ‫وُع‬ ‫مذان برويان‬ ‫مذ ػجُة بروّ ‪ +‬مذ‬ ‫‪.18‬‬
‫طيذاوّ‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫اػهّ‬ ‫جميغ‬ ‫طفت‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫‪.19‬‬
‫مكسر‬ ‫مكسر‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫اػهّ‬ ‫مجمُع‬ ‫طفت‬ ‫ديىاران طذيذان‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫‪.20‬‬
‫مكسر‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫اػهّ‬ ‫مجمُع‬ ‫طفت‬ ‫ديىاران مكسران‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫‪.21‬‬
‫مكسر‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أومض‬ ‫جميغ‬ ‫طفت‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫‪.22‬‬
‫مكسر‬ ‫مكسر‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أومض‬ ‫مجمُع‬ ‫طفت‬ ‫ديىاران طذيذان‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫‪.23‬‬
‫مكسر‬

‫تذمك انمفاضهت‬ ‫بطالن‬ ‫أومض‬ ‫مجمُع‬ ‫طفت‬ ‫ديىاران مكسران‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫‪.24‬‬
‫مكسر‬

‫إغتفار‬ ‫صحيح‬ ‫مساَِ‬ ‫جميغ‬ ‫طفت‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫‪.25‬‬
‫مكسر‬ ‫مكسر‬

‫إغتفار‬ ‫صحيح‬ ‫مساَِ‬ ‫مجمُع‬ ‫طفت‬ ‫ديىاران طذيذان‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫‪.26‬‬
‫مكسر‬

‫إغتفار‬ ‫صحيح‬ ‫مساَِ‬ ‫مجمُع‬ ‫طفت‬ ‫ديىاران مكسران‬ ‫ديىار طذيخ ‪ +‬ديىار‬ ‫‪.27‬‬
‫مكسر‬

‫‪ dibawah qimah (harga‬مكسرة ‪ baru tidak sah bila harga pasaran‬مكسرة ‪ dengan‬درٌم طذاح ‪Pada jual beli‬‬
‫‪ .‬طذاح )‪pasaran‬‬

‫‪Berikut ini uraian tentang tidak sah jual beli tersebut, karena salah satu pihak(penjual dan‬‬
‫‪pembeli) yang memiliki 2 buah harta yang berlainan bila dijual dalam satu akad maka akan menyebabkan‬‬
‫‪mesti di tauzi' (dipersentasekan) barang yang ada pada pihak lain kepada kedua harta tadi dengan cara‬‬
‫‪membandingkan qimah . Contoh sebagai perbandingan akad yang memerlukan tauzi' :‬‬
‫‪"seseorang menjual satu kamar rumah dan satu buah pedang seharga 1000, nah! Bila kawan syarikatnya‬‬
‫‪yang terdahulu (syafi') ingin mengambil kamar tersebut maka ia harus mempersentasekan harga kamar +‬‬

‫‪19‬‬
‫‪Dari 27 surah tersebut hanya 3 surah yang sah, karena sama pada timbangan dan harga pasarannya,‬‬
‫‪maka dimaafkan.‬‬
‫‪10‬‬
satu pedang tersebut dengan cara membandingkan dengan harga qimah, yaitu bila harga satu kamar
tersebut 100 dan harga pedang 50, berarti harga kamar 100/150=2/3 dari keseluruhan harga kamar dan
pedang. Kemudian kita kalikan dengan harga yang ada dalam akad, yaitu 2/3 x 1000= 6662/3. Maka bila
ia ingin mengambil kamar tersebut, maka harus membayar 2/3 1000=666 2/3".
Nah! Bila model tauzi' ini kita terapkan pada jual beli ribawy pada masalah ini(mud ajwah), maka akan
terjadi mufadhalah (tidak sama ukuran) atau tidak pasti mumasalah(kesamaan), dimana bila terjadi
mufadhalah atau tidak pasti mumatsalah dapat membatalkan jual beli ribawy yang satu jenis, karena
pada jual beli ribawy yang sejenis disyaratkan pasti mumatsalah.
Contohnya:
Seorang menjual ‫ مذ ػجُة‬+ ‫ درٌم‬dengan ‫ مذ ػجُة‬+ ‫درٌم‬
Bila harga satu mod kurma(‫)مذ ػجُة‬pada kedua pihak harganya berbeda, maka mengakibatkan terjadinya
mufadhalah. Seandainya harga satu mod kurma pada pihak penjual adalah 2 dirham, sedangkan harga
satu mod kurma pada pihak pembeli 1 dirham, maka 1 mod kurma pada pihak penjual adalah 2/3 dari
keseluruhan barang yang ada pada pihaknya(1 mod seharga 2 dirham + 1 dirham=3 dirham, 1 mod=2/3
dari 3 dirham). Sedangkan satu dirham sebanding dengan 1/3 dari keseluruhan barang pada pihaknya(1
dirham=1/3 dari 3 dirham). Maka untuk menjadi harga dari 1 mod adalah 2/3 dari 1 mod yang ada pada
pihak pembeli + 2/3 dirham pembeli. Sedangkan harga dari satu dirham penjual adalah 1/3 dirham + 1/3
mod pembeli.
‫ثمه‬ ‫مثيع‬

‫ مذ‬1 2/3 ‫ مذ‬1 harganya 2 dirham=2/3


1/3

1/3
‫ درٌم‬1 2/3 ‫ درٌم‬1=1/3
=2 dirham + 1 dirham=3 dirham

Maka nyatalah disini terjadi mufadhalah, dimana 1 dirham dijual dengan harga 1/3 dirham +1/3 mod
kurma (artinya 1/2 dirham telah dijual dengan harga 1/3 dirham). Demikian juga pada kurma, 1 mod
kurma dijual dengan harga 2/3 dirham + 2/3 mod kurma (artinya 1/2 mod dijual dengan harga 2/3 mod,
disinilah terjadinya riba).
Bila harga 1 mod yang ada pada kedua belah pihak sama, maka tidak dapat dipastikan terjadinya
mumatsalah, sehingga dikarenakan qimah(harga pasaran) berdasarkan kepada perkiraan yang mana
boleh saja tersalah, sedangkan pada jual beli ribawy yang sejenis disyaratkan pasti terjadi
mumatsalah(sama jumlah).
Contoh :
1 mod yang harganya 1 dirham + 1 dirham dijual dengan harga 1 mod yang berharga 1 dirham + 1
dirham. Maka 1 mod=1/2 mod dari pihak masing-masing, maka 1 mod muqabalah dengan 1/2 mod + 1/2
dirham yang ada pada pihak lain. Dan 1 dirham muqabalah dengan 1/2 mod+1/2 dirham pada pihak yang
lain(artinya, disini telah terjadi penjualan 1/2 mod dengan 1/2 mod dan 1/2 dirham dengan 1/2 dirham),
walaupun disini terjadi mumatsalah, tetapi mungkin saja salah, karena pencarian mumatsalah tersebut
adalah berdasarkan harga yang ditebak-tebak.

Pada contoh menjual 1 mod+ 1 dirham dengan 2 mod, bila harga 1 mod pada pihak penjual 1 dirham,
maka akan mengakibatkan tidak pasti mumatsalah.

11
‫ثمه‬ ‫مثيع‬

‫ مذ‬1 1/2 ‫ مذ‬1 (harganya 1 dirham)


1/2 1+1=2
1 mod disini berarti 1/2 dari jumlah keseluruhan
mabi'

‫ مذ‬1 1/2 ‫ درٌم‬1


1/2

-Bila harga 1 mod (pada pihak penjual lebih dari 1 dirham atau kurang, maka dapat mengakibatkan
terjadinya mufadhalah).
Contoh lebih bila harga satu mod (mabi') 2 dirham.
‫ثمه‬ ‫مثيع‬

1 mod20 2/3 1 mod21 (harganya 2 dirham)


1/3
2/3 +1/3=3 dirham
(2+1=3)
1 dirham
- Bila harga satu mod penjual lebih rendah dari satu dirham, seperti 1/2 dirham

‫ثمه‬ ‫مثيع‬

2 mod 1/3 1 mod (harganya 1/2


dirham)
1/3
1 dirham
Maka terjadi muqabalah 1 mod dengan 1 mod berarti 1/3 dari jumlah keseluruhan
harga ada pihaknya (1/2 dari 1 1/2=1/3).
1/3 dari 2 mod (2/3 dari 1 mod).

Qaid/Syarat berlaku kaidah mud 'ajwah ada 6.

1.
Akadnya satu(bukan dengan rinci untuk satu persatu barang tersebut), yaitu seperti tidak
dijual satu mod dengan satu mod, satu dirham dengan satu dirham, oleh karena itu bila
dijual secara rinci maka sah, seperti kata seseorang "saya jual kepada mu barang ini
dengan ini dan ini dengan ini" .

20
Maka disini terjadi penukaran(muqabalah) 1 mod dengan 2/3 dari 2 mod (1 1/3 mod) dan isinilah tidak
sah akad.
21
1 mod disini berarti 2/3 dari keseluruhan harga barang pada pihaknya.
12
2.
Barangnya jenis ribawi, maka sah bila barangnya bukan jenis ribawi, seperti pakaian dan
pedang dijual dengan dua pakaian.

3.
Jenis barang ribawi terdapat pada dua belah pihak (mabi' dan tsaman), maka sah bila
jenis barang ribawinya hanya terdapat pada salah satu pihak saja, seperti sehelai
pakaian dan satu dirham dijual dengan dua helai pakaian.

4.
Bersatu jenis barang ribawi tersebut pada dua belah pihak, namun bila tidak bersatu
jenisnya, maka sah jual beli tersebut, walaupun terdapat jenis ribawi pada kedua belah
pihak tersebut, seperti satu sak gandum dan satu sak syair/gandum dijual dengan dua
sak buah kurma.

5.
Barang tersebut adalah tujuan utama dilakukan akad, oleh karena itu sah jual beli
barang yang bukan tujuan utama, seperti sebuah rumah yang terdapat sumur berisi air
tawar dijual dengansebuah rumah yang berisi sumur air tawar juga.

6.
Barang/mabi'nya lebih dari satu, maka sah jual beli satu barang dengan satu barang
yang lain, seperti dinar dengan dinar.

‫مرجع‬

‫ طً فُتر‬2 ‫ ج‬173 ‫خىس انغاربيه نجالل انذيه انمذهّ ص‬

‫ دار انفكر‬2 ‫ ج‬39 ‫مغىّ انمذتاج ص‬

‫ دار انفكر‬4 ‫ ج‬314 ‫تذفت انمذتاج ص‬

‫ طً فُتر‬13 ‫ ج‬3 ‫إػاوت انطانبيه ص‬

Not. Ini hanya catatan sederhana, maka kami mohon kritik dan saran demi perbaikannya kedepan

13

You might also like