Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realita bayaran yang diterima pekerja
sangat kecil dan tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Para pekerja diperlakukan seakan-akan kaum yang sangat lemah, tidak berdaya dan selalu berada dalam posisi pecundang, jaminan sosial kurang, ancaman PHK, dan diperburuk lagi dengan tidak stabilnya harga bahan kebutuhan pokok yang cendrung naik dan tidak diimbangi dengan naiknya upah kerja sehingga sering terjadi polemik antara pekerja dengan majikan terkait dengan masalah upah ini. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui dan melihat bagaimana pandangan Kapitalisme dan Islam tentang upah, kelebihan serta filosofi dibalik pemberian upah. Sacara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan kejelasan bagi pemerintah tentang upah dalam kedua sistem tersebut dengan harapan bisa jadikan pijakan dalam menyelesaikan problem upah. Secara teoritis, dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang Kapitalisme dan sistem ekonomi Islam, lebih spesifik mengenai upah yang diberikan oleh pengusaha kepada pekerja; sekaligus memberikan gambaran kepada masyarakat pada umumnya, terkhusus bagi pengusaha dan pekerja tentang upah dalam kedua sistem tersebut sehingga bisa dipilih mana yang terbaik untuk diterapkan. Adapun jenis penelitian ini adalah liberary research dengan pertimbangan bahwa penelitian kepustakaan dianggap paling sesuai untuk menjawab masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif, yang dimaksudkan untuk mengetahui dan menemukan pandangan Kapitalisme dan Islam tentang upah yang dipaparkan sebagaimana adanya secara komprehensif, dan lalu dilakukan perbandingan prinsip-prinsip yang digunakan oleh keduanya, sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya persamaan dan perbedaan dalam keduanya. Berdasarkan hasil kajian terungkap bahwa terdapat persamaan antara sistem pengupahan kapitalisme dan Islam yaitu upah diberikan berdasarkan prinsip justice dan kelayakan; Penetapan upah melalui mekanisme bargaining dan mekanisme pasar, namun Islam memperbolehkan mekanisme penetapan negara; Kedua sistem mengharuskan upah dibayar tepat waktu atau sesuai dengan kesepakatan kedua pihak. Sedangkan perbedaannya adalah Islam melihat upah sangat kaitan dengan konsep moral, sementara kapitalisme tidak. Upah dalam kapitalisme terbatas pada pemenuhan kebutuhan hidup di dunia, sedangkan dalam Islam upah tidak hanya sebatas materi tetapi menembus batas kehidupan (pahala). Bentuk upah kapitalisme adalah uang tunai/hasil produksi, sedang dalam Islam boleh diberikan dalam bentuk apa saja yang bisa dinilai dengan harga, baik materi maupun jasa. Kapitalisme memfungsikan upah untuk memenuhi kebutuhan pokok saja, sedang dalam Islam berfungsi untuk keterpenuhan kebutuhan dharuriy, hajiy dan tahsiniy serta sarana agar dapat beribadah dengan khusyuk. Kata Kunci: Upah, Kapitalisme, Islam, Ijārah, Market Wage.