You are on page 1of 4

ENERGI YANG ADA DALAM TUBUH

Salah satu pemikiran yang paling dominan tentang tenaga dalam prana adalah berkaitan
dengan ATP (Adenosin triphosphat). Kedua, tenaga dalam dikaitkan dengan terbentuknya
elektromagnetik tubuh.

Nah apa itu ATP?

Menurut Wikipedia, ATP adalah suatu nukleotida yang dalam biokimia dikenal sebagai
“satuan molekuler” pertukaran energi intraselular; artinya, ATP dapat digunakan untuk
menyimpan dan mentranspor energi kimia dalam sel. ATP juga berperan penting dalam
sintesis asam nukleat.

ATP terdiri dari adenosin and tiga gugus fosfat. Rumus empirisnya adalah C10H16N5O13P3,
dan rumus kimianya adalah C10H8N4O2NH2(OH)2(PO3H)3H, dengan bobot molekul
507.184 u. ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses selular, namun seringnya dijumpai
di mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif dengan bantuan enzim pengkatalisis ATP
sintetase. Bahan bakar utama sintesis ATP adalah glukosa dan asam lemak. Mula-mula,
glukosa dipecah menjadi piruvat di dalam sitosol. Dari satu molekul glukosa akan dihasilkan
dua molekul ATP. Tahap akhir dari sintesis ATP terjadi dalam mitokondria dan
menghasilkan total 36 ATP

ATP dalam tubuh manusia

Jumlah total ATP dalam tubuh manusia berkisar pada 0,1 mol. Energi yang digunakan oleh
sel manusia untuk melakukan hidrolisis dapat berjumlah 200 hingga 300 mol ATP per hari.
Artinya, setiap molekul ATP didaur ulang sebanyak 2000 hingga 3000 kali setiap hari. ATP
tidak dapat disimpan, karenanya sintesis harus segera diikuti dengan penggunaan.

Sel juga memiliki trifosfat nukleosida mengandung energi tinggi yang lain, seperti guanin
trifosfat (GTP). Energi dapat dengan mudah ditransfer antar trifosfat-trifosfat ini dengan ATP
melalui reaksi yang dikatalisis oleh nukleosida difosfokinase: Energi dilepaskan ketika terjadi
hidrolisis terhadap ikatan-ikatan fosfat berenergi tinggi. Energi ini dapat digunakan oleh
berbagai macam enzim, protein motor, dan protein transpor untuk melangsungkan kehidupan
sel. Selain energi, hidrolisis akan melepaskan fosfat anorganik dan adenosin difosfat (ADP)
yang dapat dipeach lagi menjadi satu ion fosfat dan adenosin monofosfat (AMP). ATP juga
dapat langsung dipecah menjadi adenosin monofosfat dan pirofosfat.

Reaksi ADP dengan GTP


ADP + GTP ATP + GDP

Dalam pelatihan ilmu prana, kita akan menarik dan menahan nafas saat menjalankan jurus-
jurus. Ini merupakan proses aerobik dan proses anaerobik, dimana dengan proses ini akan
diperoleh energi. Proses ini tampaknya identik dengan artikel “Uji Gerak Badan” oleh dr. V.
Sutarmo Setiadji, dr. B. Gunawan, Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Berikut cuplikan artikelnya:
“Pada taraf kerja tertentu diperlukan sejumIah oksigen tertentu. Makin tinggi taraf kerja, yang
berarti makin banyak jumlah energi yang diperlukan, makin banyak pula jumIah oksigen
yang diperlukan. Kemampuan tubuh untuk menyediakan oksigen, disebut kapasitas aerobik,
terutama bergantung kepada fungsi sistem pernapasan, darah dan sistem kardiovaskuler.

Proses Aerobik dab Proses Anaerobik

Dalam pembentukan energi, terdapat dua macam proses yang dapat ditempuh, yaitu proses
aerobik, proses yang memerlukan oksigen; dan proses anaerobik, proses yang tidak
memerlukan oksigen. Pada proses aerobik terjadi proses pembakaran yang sempuma. Atom
hidrogen dioksidasi menjadi HzO dan atom karbon dioksidasi menjadi COz. Sisa
metabolisme tersebut dikeIuarkan dari tubuh melalui proses pernapasan .

Energi yang diperoIeh dari proses aerobik ini tidak dapat langsung digunakan otot sebagai
sumber energi untuk mengerut. Energi tersebut dengan proses lebih lanjut digunakan untuk
sintesis ATP (adenosine triphosphate) dan senyawa-senyawa berenergi tinggi yang lain.
Senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa yang dapat menyimpan energi dalam jumlah
yang besar. Proses pemecahannya yang tidak memerIukan oksigen dengan menghasilkan
energi yang besar itu merupakan proses anaerobik. Energi yang dihasilkan dari pemecahan
ATP ini dapat digunakan sebagai sumber energi untuk mengerut oleh otot (2,3). Proses
aerobik dan proses anaerobik tersebut dalam tubuh selalu terjadi bersama-sama dan
berurutan. Hanya berbeda intensitasnya pada jenis dan tahap kerja tertentu.

Pada kerja berat yang hanya berlangsung beberapa detik saja, dan pada permulaan kerja pada
umumnya, proses anaerobik Iebih menonjol daripada proses aerobik. Pada keadaan kerja
tersebut, sistem kardiopuImonal beIum bekerja dengan kapasitas yang diperlukan. Untuk
penyesuaiannya, diperlukan waktu. Dengan demikian oksigen yang tersedia tidak mencukupi.
Maka keperluan akan energi terutama dicukupi dengan proses anaerobik. Pada keadaan kerja
tersebut terdapat “hutang” oksigen. “Hutang” ini akan dibayar sesudah berhenti bekerja,
sehingga orang sesudah berhenti bekerja masih terengah-engah dan denyut jantungnya masih
cepat.

Bila pekerjaan diteruskan dengan taraf kerja yang tetap, refleks-refleks tubuh akan mengatur
fungsi sistem kardiopuImonal untuk mencukupi jumlah oksigen yang diperlukan, sehingga
dicapai kerja steady-state. Pada kerja steady-state ini jumlah oksigen yang diperlukan tetap
jumIahnya dari waktu ke waktu”.

Dalam artikel dr. Sutarmo diatas dijelaskan mengenai proses terbentuknya energi melalui
ATP.
Bagaimana ATP membantu proses pembangkitan Tenaga Dalam?
Dalam situs Sahabat silat, ATP ini ‘dipercaya’ merupakan sumber tenaga dalam. Saya
rangkumkan proses tersebut seperti dibawah ini.

ATP ini dapat berubah menjadi energi melalui proses metabolisme tubuh. Secara sederhana
dapat ditulis sbb :

O2 + ATP + Glikogen àEnergi

Energi yang dihasilkan oleh ATP tersebut sangat berlimpah sehingga dapat dijadikan sebagai
kekuatan yang luar biasa apabila manusia dalam kondisi kejiwaan tertentu, seperti
terhipnotis, panik, tidur berjalan atau trance. Energi yang dihasilkan oleh ATP dalam keadaan
sehari-hari berupa panas tubuh, membantu lancarnya penyaluran adrenalin, menghidupkan
kimia tubuh untuk membentuk kekebalan tubuh (zat antibodi), menghidupkan aktifitas
pencernaan dan menghidupkan semua aktifitas organ dalam tubuh manusia. Diduga, manusia
dalam kehidupan sehari-hari hanya menggunakan sekitar 2,5% dari seluruh fasilitas energi
tubuhnya. Sedangkan yang 97,5% lainnya tersembunyi sebagai cadangan (di ulu hati ?).

Apabila kita mampu membangkitkan energi itu kita akan memiliki kemampuan super,
misalnya IQ (Intelegent Quality) akan meningkat hebat, tenaga akan menjadi sangat dahsyat,
lompatan menjadi semakin tinggi, kekebalan tubuh semakin meningkat, proses penyembuhan
luka terjadi sangat cepat, dapat mengobati berbagai penyakit, ketangkasan dan kecepatan
gerak menjadi semakin hebat dan masih banyak kemampuan lainnya yang tidak dapat
disebutkan semua.

Dan dari catatan saya yang lupa sumbernya (maap yach hehehe..), disebutkan bahwa Tenaga
Dalam merupakan sisa kalori yang tersedia yang bisa dimanfaatkan.

Dengan pola napas biasa, energi yang dihasilkan hanyalah mencapai maksimal 750
K.Cal/tarikan napas (produksi), dan energi sebesar itu dipakai untuk back up kerja organ
sebesar 300 K.Cal (jantung yang selalu menghisap dan memompa darah, memerlukan
energi). Energi yang kita produksi dipakai untuk berfikir dan bergerak, dimana dalam kondisi
teratur biasa lebih kurang 400 K.Cal / tarikan napas. Jadi bila ditambah dengan pemakaian
energi untuk back up kerja organ, maka pengeluaran energi per tarikan napas adalah 700
K.Cal. Bila produksi energi kita 750 K.Cal sedangkan pemakaian 700 K.Cal, maka setiap
bernapas kita memiliki sisa/cadangan energi sebesar 50 K.Cal/tarikan napas, cadangan energi
inilah yang sering dinamakan ‘tenaga dalam’.

Ada versi lain dari terbangkitnya ‘Tenaga Dalam’ yang bersumber dari ATP ini, yakni efek
dari impuls listrik. Versi inilah yang di adopsi oleh Prof Dr Pantur Silaban, Guru Besar Ilmu
Fisika ITB.

Menurut versi ini, dalam tubuh manusia juga tersimpan energi listrik dan dikelilingi medan
listrik, maka energi listrik alami ini dapat dikonsentrasikan untuk menghasilkan tenaga
dalam. Impuls listrik dihasilkan oleh ATP. Dalam sel, energi digunakan untuk mensintesis
molekul baru, kontraksi otot, konduksi saraf, menghasilkan radian energi yang menghasilkan
pancaran sinar.
Medan listrik dapat diperbesar hingga menghasilkan energi listrik tubuh (bioelektris) bila
elektron bergerak lebih cepat secara teratur. Energi atau tenaga dalam inilah yang diolah dan
dikembangkan para ahli olah prana untuk menyembuhkan penyakit.

Dari sumber khasanah pengetahuan tradisional telah difahami bhw gelombang


elektromagnetik yang menyelubungi tubuh manusia ini disebut dengan nama “Aura”. Suatu
sumber menyatakan bahwa, pada masa ini dengan kemajuan teknologi optik keberadaan
gelombang elektromagnetik tubuh tersebut dapat dibuktikan secara riil dengan hasil foto
menggunakan Kamera Kirlian yang diciptakan oleh Kirlian, seorang ilmuwan berkebangsaan
Rusia, yang kini disempurnakan menjadi Aura Camera 6000. Dari aspek fungsional, dengan
kamera tersebut kita dapat melihat selubung elektromagnetik yang menyelimuti tubuh
manusia dengan perwujudan beragam spektrum warna dengan implikasi berdasarkan kondisi
fisik dan psikisnya.
Teori impuls listrik ini sedikit banyak memberikan jembatan penjelasan dari teori jauh
sebelumnya yakni teori medan elektromagnetik. Jadi, medan elektromagnetik ini juga
merupakan proses yang tidak lepas dari ATP. Dibawah ini ada cuplikan catatan yang cukup
menarik, tentang teori medan Elektromagnetik.

Fenomena energi prana sering dikaitkan dengan terpentalnya si penyerang saat menyerang
seseorang yang bertenaga prana. Si penyerang memancarkan frekuensinya yang berbanding
lurus dengan energi kepada yang diserang. Akibatnya, terjadi penguatan amplitudo yang akan
memperbesar energi balik ke penyerang dan menyebabkan gangguan kepada yang
bersangkutan, sesuai intensitas energi yang diaktifkan.

Mekanisme penjalaran tenaga prana melalui interaksi berdasarkan jarak (action at distance)
yang memerlukan pengertian medan (besaran fisis yang mempunyai nilai di setiap titik dalam
ruang) dan gelombang sebagai perantaranya.

Dan beberapa versi teori minor dalam upaya mengungkap prana dan tentu ada juga yang
lainnya masih terus berkembang atau kemungkinan adopsi ilmu lain untuk kepentingan
Prana.

Beberapa yang bisa dicatat ulang antara lain model yang dinamakan Kecerdikan Jagat Raya
(Universal Intelligence). Model ini mengatakan bahwa eksistensi pikiran manusia melingkupi
semua ruang dan waktu. Apa yang ingin diwujudkan dalam ruang dan waktu dapat diprogram
pikiran manusia.

Ada Model Holografik yang dikembangkan pakar fisika David Bohm dan pakar psikologi
Karl Pribram (1971,1975,1976). Mereka menyimpulkan bahwa informasi di alam ini bukan
merupakan fungsi ruang dan waktu, tetapi dalam bentuk “getaran” yang dalam ilmu fisika
diwakili dengan persamaan gelombang dengan amplitudo dan frekuensi masing-masing.
Kesadaran manusialah yang melakukan “Transformasi Fourier” (sebuah konsep matematika
yang dapat memetakan semua proses fisik di alam dalam bentuk frekuensi dan amplitudo
serta kelipatannya) agar dapat mewujudkan informasi tersebut ke dalam ruang dan waktu.
Penjabaran lebih lanjut model ini adalah kesadaran manusia (pikiran) dapat mengambil
semua getaran yang ada di alam. Kemudian melalui proses transformasi tenaga prana,
abstraksi dapat diwujudkan ke dalam ruang dan waktu.
Dengan mengikuti perkembangan model fisika di atas, pemahaman pada mekanisme tenaga
prana tidak lagi terbatas pada dimensi yang sempit, hanya sebatas ruang dan waktu,
melainkan juga pada dimensi yang lebih luas yang menyangkut wilayah esoterik dan dimensi
kesadaran yang hanya dimiliki manusia.

Sekian dulu, Salam.

Angkringan, Sewon mBantul Djogja, Awal 2008


Iwang BK

You might also like