Professional Documents
Culture Documents
By Kokok Dharmaputra
Class X DL
Pendahuluan
Pada zaman ini, angka merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Contohnya, tanggal pada kalender, nilai nominal pada uang, dan banyak lagi.
Bisakah anda bayangkan bagaimana dunia bila tidak ada angka? Pasti segala sesuatu akan
menjadi sangat berantakan dan tidak teratur.
Tapi, bagaimanakah sebenarnya sejarah munculnya angka tersebut? Apakah
sebenarnya yang disebut angka atau bilangan? Siapa saja tokoh-tokoh dalam sejarah yang
berpengaruh dalam ilmu matematika? Semua pertanyaan di atas akan saya coba jelaskan pada
makalah ini.
Di Mesir, sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi, bukti sejarah yang ditemukan
menyebutkan bahwa satu disimbolkan sebagai garis vertikal, sedangkan 10 diwakilkan oleh
lambang ^. Orang mesir menulis dari kanan ke kiri, jadi bilangan dua puluh tiga disimbolkan
menjadi |||^^. Bila anda sulit mengartikannya menjadi 23, bandingkanlah dengan angka
romawi XXIII. Angka romawi tersebut pada dasarnya adalah sistem Mesir, diadaptasi oleh
Roma dan sampai sekarang masih kita gunakan setelah kemunculan pertamanya yaitu lebih
dari 5000 tahun yang lalu.
Para juru tulis firaun (yang hartanya sangat sulit untuk dihitung) menggunakan suatu
sistem untuk menghitung angka-angka besar. Memang sulit digunakan, tapi tidak diragukan
lagi itu yang mereka pakai. Membaca versi tertulis dari angka-angka besar mesir sama seperti
menghitung total nilai dari koin-koin judi di Las Vegas. Orang-orang mesir kuno meletakan
angka yang besar di kanan, dan yang kecil di kiri. Jadi, untuk keperluan demonstrasi,
bayangkanlah koin A bernilai 100.000, koin B bernilai 10.000, koin C bernilai 1.000, koin D
bernilai 100, koin E bernilai 10, dan koin F bernilai 1. dengan nilai-nilai itu, angka Mesir
FEEEDDDDDDCCCCBBBAA bisa mewakilkan angka 234.641. Dan angka-angka besar
seperti ini berperan dalam dokumen yang mendeskripsikan harta-harta milikfiraun. Simbol
Mesir untuk angka besar seperti 100.000, adalah suatu simbol yang seperti burung, tetapi
angka-angka yang lebih kecil dilambangkan dengan garis lurus dan melengkung.
Orang-orang Babylonia, menggunakan sistem bilangan berbasis 60. Sistem ini benar-
benar sulit digunakan, karena
secara logika seharusnya
membutuhkan 59 simbol yang
berbeda (sama seperti sistem
desimal berbasis 10 saat ini
mempunyai simbol yang berbeda
sampai 9). Sebaliknya, angka di
bawah 60 dilambangkan dengan
kelompok-kelompok sepuluh.
Angka Babylonia
Yang menyebabkan bentuk tertulisnya sangan aneh jika dibandingkan dengan composisi
aritmatika manapun.
Melalui keunggulan orang Babylonia pada bidang astronomi, sistem perhitungan
berbasis 60 mereka masih ada sampai sekarang pada 60 detik dalam satu menit, dan pada
pengukuran sudut, 180 derajat pada jumlah sudut segitiga dan 360 derajat pada sudut satu
lingkaran. Dan jauh setelah itu, saat waktu bisa diukur dengan akurat, sistem yang sama juga
digunakan dalam 60 menit dalam 1 jam.
Orang Babylonia mengambil langkah crusial menuju suatu sistem perhitungan yang
lebih efektif. Mereka memperkenalkan konsep nilai tempat, yaitu angka yang sama bisa
mempunyai nilai yang berbeda tergantung letak angka pada urutan. Untuk lebih jelas, kita
ambil contoh angka 222. Pada angka tersebut terdapat tiga angka 2 yang mempunyai nilai
yang berbeda-beda, yaitu 200, 20, dan 2. Tapi konsep ini baru dan merupakan langkah yang
sangat berani bagi orang Babylonia. Untuk mereka, dengan sistem perhitungan berbasis 60,
sistem nilai tempat lebih sulit untuk digunakan. Untuk mereka angka simpel seperti 222
mempunyai nilai 7322 bila menggunakan sistem hitung berbasis 10 yang kita gunakan (2 x
60 kuadrat + 2 x 60 + 2)
Sistem nilai tempat membutuhkan suatu tanda yang bermakna ”kosong”, untuk saat-
saat dimana jumlah nilai pada satu kolom sama dengan kelipatan 60. Dari sinilah awal mula
angka 0. Meskipun bilangan nol itu sendiri belum ada, dan angka 0 tidak mempunyai nilai
numerik tersendiri.
Suku maya, sama seperti suku Aztec, menggunakan sistem bilangan berbasis 20.
Seperti orang babylonia, suku Maya menggunakan sistem nilai tempat, dan tentu saja, angka
nol. Mereka menggunakan 3 set grafik
notasi yang berbeda untuk mewakili angka:
a) Dengan titik dan garis, b) Dengan figur
antropomorfik, dan c) dengan simbol.
Angka romawi menggunakan sistem bilangan berbasis 5. Angka I dan V dalam angka
romawi terinspirasi dari bentuk tangan, yang merupakan alat hitung alami. Sedangkan angka
X/lambang dari 10, adalah gabungan dua garis miring yang melambangkan 5. Dan L, C, D,
dan M, yang secara urut mewakili 50, 100, 500, dan 1.000, merupakan modifikasi dari simbol
V dan
X.
Garis yang miring mewakili jempol, yang kemudian menjadi simbol lima
Tokoh-tokoh matematika
Leonardo Pisano/Fibonacci (1170-1250)
Al-khawarizmi
Pythagoras
Pythagoras of Samos adalah seorang filsuf Yunani Ionia dan pendiri gerakan
keagamaan disebut Pythagoreanism. Sebagian besar informasi tentang Pythagoras ditulis
berabad-abad setelah ia hidup, dan sedikitnya informasi yang dapat dipercaya sehingga
sangat sedikit yang diketahui tentang dia. Ia lahir di pulau Samos, dan mungkin bepergian
secara luas di masa mudanya, mengunjungi Mesir dan tempat-tempat lain untuk mencari
pengetahuan. Sekitar 530 SM, ia pindah ke Croton, sebuah koloni Yunani di Italia selatan, di
sana dia mendirikan sebuah sekte keagamaan. pengikut-nya mengejar ritual keagamaan dan
praktek yang dikembangkan oleh Pythagoras, dan mempelajari teori filosofisnya. masyarakat
mengambil peran aktif dalam politik Croton, tapi ini akhirnya menyebabkan kejatuhan
mereka. Tempat pertemuan pythagoras dibakar, dan Pythagoras terpaksa melarikan diri
kota. Dia dikatakan telah mengakhiri hari-harinya di Metapontum.
Pythagoras memberikan kontribusi berpengaruh terhadap filsafat dan ajaran
keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Ia sering dipuja sebagai matematikawan besar, mistik
dan ilmuwan, dan dia terkenal karena teorema Pythagoras yang diambil dari namanya.
Kesimpulan
Angka adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, dan orang-orang pada
zaman dahulu sangat menyadarinya. Karena itu mereka membuat beraneka ragam sistem
hitung untuk mempermudah hidup mereka. Tugas kita sebagai generasi penerus adalah terus
mengembangkan ilmu-ilmu tentang sistem perhitungan untuk mempermudah kehidupan kita,
dan anak-cucu kita.