Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Pradita Fitriani Sukendar
NIM : B1J007086
Rombongan :I
Kelompok :3
Asisten : Nur Fariza
Virus adalah penyebab infeksi (berdiameter 20-300 nm). Genom virus hanya
mengandung satu jenis asam nukleat (RNA atau DNA). Asam nukleat virus
terbungkus dalam suatu kulit protein, yang dapat dikelilingi oleh selaput yang
mengandung lemak. Seluruh unit infektif disebut virion. Virus tidak aktif dalam
lingkungan di luar sel. Virus hanya bereplikasi di dalam sel hidup, sebagai parasit
pada tingkat genetik (Brooks et al., 1995).
Akin (2006) menambahkan pada tahun 1950, Bawden sudah lebih khas lagi
mendefinisikan virus, yaitu suatu parasit obligat yang ukurannya lebih kecil dari 200
nm. Namun, definisi tersebut dan juga definisi sebelumnyahanya didasarkan pada
ukuran virion, kepatogenan, dan ketidakmampuan virus bereplikasi di luar sel inang.
Definisi berdasarkan ukuran tidak dapat membedakan antara patogen lain, seperti
mikoplasma dan riketsia yang juga dapat melewati saringan yang tidak dapat dilewati
bakteri.
Virus merupakan mahluk peralihan antara benda mati dan benda hidup.
Disebut benda mati karena dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma atau
aseluler dan di alam bebas virus mengalami dormansi atau istirahat dan akan terbawa
oleh angin dan ketika menemukan tempat yang cocok maka virus itu akan aktif dan
jika tempat itu tidak cocok maka virus akan terlempar dan terbawa oleh angin lagi.
Virus juga bersifat virulen dan hanya mampu hidup pada organisme yang hidup.
Virus hanya memiliki DNA atau RNA saja.Disebut benda hidup karena mempunyai
DNA/RNA dan dapat bereproduksi. Ukuran virus lebih kecil dari bakteri yakni
sekitar 200-300 milimikron. Bentuk virus ada yang poligonal, bulat, T dll. Contoh
virus berbentuk T adalah bakteriofag atu sering disebut fag saja. Virus ini menyerang
bakteri epidemik misalnya e.coli (Deri, 2008).
Ukuran virus yang sangat kecil inilah yang menyebabkan virus sulit untuk
dideteksi. Dibawah ini beberapa teknik yang biasanya digunakan untuk identifikasi
awal virus menurut Suryati (2007), sebagai berikut :
1. Menggunakan mikroskop elektron untuk memvisualisasi virus di dalam sel-sel
jaringan.
2. Menumbuhkan virus di laboratorium menggunakan cell line, yaitu melakukan
kultur sel jaringan ikan di laboratorium (in vitro).
3. Identifikasi virus menggunakan teknik serologi, yaitu menggunakan serum dari
hewan inang yang mengandung antibodi spesifik terhadap virus tertentu. Dengan
demikian, manakala virus (sebagai antigen) kontak dengan serum akan terjadi
aglutinasi sebagai respon antibodi terhadap antigen.
4. Menggunakan PCR dan sequencing DNA.
5. Secara imunokimia/imunositokimia.
Plaque merupakan metode yang digunakan untuk mengisolasi virus ke strain
baru karena plaque timbul dari virion single. Virion yang berasal dalam plaque
mungkin hasil yang sama. Beberapa virion yang berasal dari plaque dapat dipilih dan
di inokulasikan ke dalam kultur bakteri yang baru.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya virus pada sampel
yang melisiskan sel bakteri. Yang terlihat dari zona jernih atau adanya plaque yang
terbentuk di dalam media NA yang telah diinokulasikan sampel dan bakteri E. coli.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pembakar spirtus, tabung
reaksi, filler, pipet ukur 1ml, botol steril, sumbat, inkubator, korek api, wrapping.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah media NA cawan, cotton
B. Metode
3) Diambil cotton bud steril dan dicelupkan pada E. coli cair secara aseptis
4) Dilawnkan secara aseptis cutton bud yang telah dicelupkan E. coli pada media NA
cawan
disiapkan
7) Amati pembentukan plaque yang terjadi apabila terbentuk plaque pada koloni
pertumbuhan bakteri maka diduga terdapat virus yang melisiskan sel bakteri.
B. Pembahasan
Plaque merupakan daerah kecil yang bersih disebabkan oleh adanya pelisisan
dinding sel bakteri yang disebabkan oleh virus. Metode ini dapat digunakan untuk
menguji adanya bakteriofag pada hewan ataupun pada tumbuhan. Metode plaque
digunakan untuk mengukur atau melihat virus secara teliti sampai ke konsentrasi
yang tepat (Smith, 1980).
Cara kerja dalam metode plaque ini dengan cara memindahkan air sampel
yang telah disterilisasi diplating duplo sebanyak 0,1ml ke dalam medium NA yang
telah disiapkan kemudian diratakan agar semua sampel merata kedalam media
setelah itu diinkubasi selama 2-4 x 24 jam setelah itu amati pembentukan plaque
yang terjadi pada koloni pertumbuhan bakteri. Adanya infeksi kecil bersih atau
kosong menandakan adanya virus yang melisiskan bakteri menunjukkan hasil positif,
sedangkan menurut pustaka adalah sel bakteri dan virus dimasukkan ke dalam top
agar lalu dicampur dan dimasukkan ke dalam cawan yang berisikan natrium agar
hingga terbentuk lapisan antara top agar dengan agar NA kemudian media diinkubasi
dan hasilnya terlihat adanya plaque phaga yang terbentuk pada media (Madigan et
al., 1997).
Jawetz et al. (1986) menambahkan cara kerja uji plak. Lapis-tunggal sel
inang diinokulasi dengan pengenceran virus yang sesuai dan setelah adsorpsi
ditambahkan medium yang mengandung agar atau karboksimetilselulosa untuk
mencegah penjalaran virus ke seluruh biakan sel. Setelah beberapa hari, sel yang
pada awalnya terinfeksi telah menghasilkan virus yang menyebar hanya di sekitar
sel, menimbulkan daerah infeksi kecil atau plak (Sabini et al., 2000). Adapun cara
kerja skematik menurut Smith (1980) sebagai berikut:
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR REFERENSI
Anonim, 2009. Metode Study Virus. http://virology-microbiology-
b.blogspot.com/2009/01/methods-of-study-of-viruses.htm. Diakses tanggal 27
Mei 2010.
Deri, A. 2008. Jenis atau Macam Daur Infeksi Virus (Litik & Lisogenik) + Contoh
Virus Pada Hewan Dan Tumbuhan. Perpustakaan Online Indonesia.
Madigan, Michael T., John M., Jack P. 1997. Brock Biology of Microorganism.
Prentice Hall International, United States of America.
Sabini, Liliana, Silvia Zanon, Lorenza Lara. Study of Pseudorabies Virus, RC/79
Strain, Virulence Markers. Revista Latinoamericana de Microbiología (2000)
42:111-116. Asociación Latinoamericana de Microbiología
Suryati, 2007. Prosedur Diagnostik Dengan Metode Klasik Dan Metode Molekuler.
Fakultas perikanan dan ilmu kelautan. Institut Pertanian Bogor.