You are on page 1of 59

RABIES=Anjing Gila

Abu Rohiman
Departemen-Mikrobiologi
FK - UNAIR
Rabies ?

RABIES : adalah suatu penyakit infeksi, akut


menyerang S.S.P. dan biasanya berakibat fatal
Termasuk : “penyakit Zoonosis”

“Penyakit yang dapat ditularkan dari “Hewan” yang
menderita Rabies pada manusia”
 melalui gigitan / jilatan
* 90% oleh karena anjing
CARA PENULARAN RABIES :
1. Gigitan / jilatan binatang yang terkena
rabies
2. “Exposure laboratorium”
 Suntikan
 Gigitan hewan percobaan
3. Mucosa conjunctiva (di Laboratorium) 
cara menggosok bola mata
4. Inhalasi aerosol
5. Transplasental  tidak terjadi
VIROLOGI :

 Famili : Rhabdo viridae


 Bentuk seperti peluru
 Virus neurotropik = saraf
 RNA
 Panjang : 120 – 200 nm
 Diameter : 100 – 150 nm
 Envelope (+)
Virus ini akan cepat mati, oleh karena :

 Sinar UV
 Sinar matahari
 Asam kuat & Basa kuat
 Ion-ion Mg
Untuk inaktivasi :
 -propiolactone 0.4%
 Formalin 0.05%

Sedang terhadap
 Phenol
 Chloroform Resisten
 Antibiotika
PATOGENESIS
Gigitan
anjing Suntikan
(Rabies)

Manusia LUKA
Susunan saraf sensoris

S.S.P (Replikasi)
Susunan saraf perifer

Jaringan tubuh / Kelenjar ludah

* Untuk virus Rabies tidak terjadi “viremia”


GEJALA KLINIS :

I. Periode inkubasi :
 Sangat bervariasi (± 18-90 hari)
 tergantung :
- jumlah virus
- lokasi gigitan
- keadaan umum penderita
II. Phase Prodromal :
(keluhan-keluhan pendahulu)
 malaise, mual, pusing
 demam
 rasa semutan / tidak enak (rasa nyeri)
pada luka gigitan
Berlangsung 2-10 hari
III. Phase Neurologik Akut
 cemas
 rangsang sensoris 
(peka terhadap sentuhan)
 kemudian terjadi “stadium Eksitasi” = tonus-
otot meningkat sehingga timbul gejala-gejala :
- Hiperhidrosis
- Hipersalivasi
- Hiperlakrimasi
Pada stadium eksitasi timbul suatu fobi 
HIDROFOBI (takut air)
IV. KOMA  meninggal
oleh karena spasme otot-otot pernafasan
PENCEGAHAN & PENGOBATAN

Hewan 1
Hewan
peliharaan liar

2 2
Manusia
3

SAKIT
4
Keterangan :
1. Vaksinasi terhadap hewan
2. Vaksinasi terhadap manusia (Vaksin anti Rabies)
3. Perawatan & Terapi luka gigitan
4. Terapi penderita
PERAWATAN / PENCEGAHAN

Perawatan
WHO :
- Luka gigitan / jilatan  dicuci dengan
sabun atau detergen, kemudian disiram
dengan alkohol 40-70% (jauh dari R.S.)
- Luka dalam  dicuci alkohol  diberi
lokal anaestesi  disayat X sekitar gigitan
 dicuci dengan H2O2 3%
Kemudian ditutup kasa steril tanpa dijahit
+ “desinfectans”
Diberi ATS (Anti Tetanus Serum) /
Antibiotik
Diberi H.I.S. (Hiper Immune Serum) -
(serum antibodi Rabies) – (imunisasi pasif)
PENGOBATAN
 VAR = Vaksin Anti Rabies
 (masa tunas yang panjang)

Jenis VAR :
I. NTV = Neurotropic Vaccine (jaringan otak)
- SMB (suckling mouse brain) (Biofarma) 
mencit
II. Non NTV
1. Duck Embryo Vaccine
2. TCV (HDCRV = Human Diploid Cell Rabies
Vaccine)
Efek samping :

 NTV : Encephalitis Allergica

Jenis HDCRV lebih aman daripada NTV


PENCEGAHAN

1. Oleh karena penularannya melalui gigitan


anjing (90%)  Vaksinasi Hewan
Peliharaan
2. Vaksinasi manusianya untuk pekerja-
pekerja Laboratorium Rabies / Pemburu
(Pre-Exp. Imun)
Di USA banyak kasus Rabies diperoleh
pada pemburu oleh karena gigitan
hewan liar di hutan
3. Pencatatan & Pelaporan
Pada kasus-kasus gigitan hewan
4. Bila ada orang digigit anjing  Observasi
* Jangan dibunuh  keperluan Tx

Tx / Diteruskan / stop a.d. ada / tidak negri-


bodies pada anjing
DIAGNOSE LABORATORIUM

 Menunjukkan virus
 Spesimen :
 Jaringan otak
 Saliva
 CSF
 Urine
 Preparat sentuh Cornea
 Diinokulasikan pada tikus putih ( 3 hari )
(intra cerebral)  uji biologis
Observasi klinis  Paralisis
Kejang
Post-mortem : Negri Bodies (metode
Seller’s)
Pada hipocampus (sel-sel Purkinye)
Negri bodies
Sellers stain
Negri bodies in neuron cell
(Imunohistochemistry or Avidin-Biotin Complex)
Virus Rabies

You might also like