You are on page 1of 103

BAB I. CHAPTER I.

PENDAHULUAN INTRODUCTION

A. Latar Belakang A. Background

Indonesia merupakan negara agraris Indonesia is an agri-based country


yang mempunyai keunggulan that has a huge comparative
Komparatif yang besar, baik sumber advantage, both natural resources
daya alam maupun sumber daya and human resources. Wealth of
manusianya. Kekayaan sumber daya natural resources that are available
alam yang tersedia tersebut belum
are not used optimally, especially
dimanfaatkan secara optimal terutama
sektor pertanian. the agricultural sector.

Pengalaman telah membuktikan bahwa Experience has proved that this


sektor ini mampu bertahan pada waktu sector can survive the economic
krisis ekonomi. Dengan pengalaman crisis at that time. With the
tersebut pemerintah dan kalangan pelaku experience, government and
business sector are increasingly
usaha semakin menyadari bahwa sektor
recognizing that the agricultural
pertanian dapat diharapkan untuk
sector can be expected to propel the
menggerakkan roda ekonomi untuk economy to pass out of the
keluar dari krisis ekonomi yang terjadi. economic crisis.

Untuk itu pemerintah selalu berupaya The government always tries to


untuk secara terus-menerus mengajak, constantly invite, facilitate and
memfasilitasi dan menggerakkan mobilize the community to be able
masyarakat agar dapat memanfaatkan to exploit the potential and business
potensi dan peluang-peluang usaha opportunities in this sector and also
sektor ini serta berupaya meningkatkan seeks to increase interest in the
minat dunia perbankan serta para calon banking world as well as
penanam modal baik dalam negeri prospective investors, both
maupun luar negeri untuk berinvestasi di domestic and abroad to invest in
sektor pertanian di Indonesia. the agricultural sector in Indonesia.

Dengan telah diundangkannya Undang- With the enactment of the Law


Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Number 25 Year 2007 regarding
Penanaman Modal, telah dilakukan Investment, has made adjustments
penyesuaian peraturan pelaksanaannya, to its regulations, particularly the
terutama Peraturan yang tertutup dan Presidential Regulation concerning
bidang usaha yang terbuka dengan of the list of closed business field

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 1


1
persyaratan dimana peraturan presiden and opened business field with
ini telah beberapa kali mengalami requirements where this
perubahan. Disamping itu, pada tahun Presidential Regulation has been
2010 juga telah diterbitkan Peraturan amended several times. In addition,
Pemerintah tentang Usaha Budidaya in the year 2010 has also been
Tanaman yang mengatur prinsip-prinsip enacted the Government Regulation
dalam melakukan usaha budidaya concerning Crops Cultivation
tanaman Presiden tentang daftar Bidang Business that regulate principles in
Usaha di Indonesia. Peraturan the conduct of the cultivation of
Pemerintah tersebut juga telah crops in Indonesia. This
ditindaklanjuti dengan terbitnya Government Regulation has also
Peraturan Menteri Pertanian tentang been followed up by the Agriculture
Pedoman Perizinan Usaha Tanaman Minister Regulation about Food
Pangan. Crops Business Licensing
Guidelines.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
pula menyusun buku Pedoman In this regard, should also arrange
Penanaman Modal Sektor Pertanian di guide book Agricultural Sector
Indonesia ini sesuai dengan peraturan Investment in Indonesia is in
dan ketentuan yang telah disesuaikan accordance with the rules and
dengan peraturan perundangan yang regulations that have been adjusted
terbaru. to the new regulations.

B. Tujuan
B. Objective
Tujuan disusunnya pedoman penanaman
modal ini adalah untuk memberikan The objective of this investment
informasi dan pedoman bagi masyarakat guideline is to provide information
terutama calon penanam modal dalam and guidance for the public,
negeri maupun asing untuk menanamkan especially potential investors
modalnya pada sektor pertanian di domestic and foreign to invest in the
Indonesia. agricultural sector in Indonesia.
C. Istilah dan Pengertian
C. Terms and Definitions
Dalam buku ini yang dimaksud dengan :
1. Penanaman modal adalah segala In this book the following meanings
bentuk kegiatan menanam modal, of:
baik oleh penanam modal dalam 1. Investment is any form of
negeri maupun penanam modal asing investment activity, both by
untuk melakukan usaha sektor domestic investors and foreign

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 2


2
pertanian di wilayah negara Republik investors to do business in the
Indonesia. territory of the agricultural
2. Penanaman modal dalam negeri sector of the Republic of
adalah kegiatan menanam modal Indonesia.
untuk melakukan usaha di wilayah 2 Domestic investment is
negara Republik Indonesia yang investment activity to do
dilakukan oleh penanam modal business in the territory of the
dalam negeri dengan menggunakan Republic of Indonesia by
modal dalam negeri. domestic investor and using
3. Penanaman modal asing adalah domestic capital.
kegiatan menanam modal untuk 3. Foreign investment is
melakukan usaha di wilayah negara investment activity to do
Republik Indonesia yang dilakukan business in the territory of the
oleh penanam modal asing, baik Republic of Indonesia by a
yang menggunakan modal asing foreign investor, whether using
sepenuhnya maupun yang foreign capital wholly or in
berpatungan dengan penanam modal partnership with domestic
dalam negeri. investors.
4. Penanam modal adalah
4. Investor is individual or legal
perseorangan atau badan usaha yang
melakukan penanaman modal yang entity that does investment that
dapat berupa penanam modal dalam it can be either domestic
negeri dan penanam modal asing. investor and foreign investor.
5. Penanam modal dalam negeri 5. Domestic investor is individual
adalah perseorangan warga negara Indonesian citizen, Indonesian
Indonesia, badan usaha milik negara
business entity, Indonesia’s
Republik Indonesia atau daerah
yang melakukan penanaman modal state owned enterprises that
di wilayah negara Republik does investment in the territory
Indonesia. of the Republic of Indonesia.
6. Penanam modal asing adalah 6. Foreign investor is foreign
perseorangan warga negara asing, citizen, foreign business entity,
badan usaha asing, dan/atau and / or foreign government
pemerintah asing yang melakukan does an investment in the
penanaman modal di wilayah negara territory of the Republic of
Republik Indonesia. Indonesia.
7. Modal dalam negeri adalah modal 7. Domestic capital is capital
yang dimiliki oleh negara Republik owned by the State of the
Indonesia, perseorangan warga Republic of Indonesia,
negara Indonesia, atau badan usaha Indonesian citizen individuals,
yang berbentuk badan hukum atau or a business entity
tidak berbadan hukum. incorporated or not

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 3


3
incorporated.
8. Modal asing adalah modal yang 8. Foreign capital is capital
dimiliki oleh negara asing, owned by a foreign state,
perseorangan warga negara asing, individual foreign citizen,
badan usaha asing, badan hukum foreign enterprise, foreign legal
asing, dan/atau badan hukum entities and / or Indonesian
Indonesia yang sebagian atau seluruh legal entities that are partly or
modalnya dimiliki oleh pihak asing. wholly owned by foreign parties.
9. Izin Usaha Tanaman Pangan 9. Permit of Food Crop
Proses Produksi selanjutnya disebut Production Process Business
IUTP-P adalah izin tertulis yang hereinafter referred the IUTP-P
diberikan oleh pejabat yang is given written permit by the
berwenang dan wajib dimiliki oleh competent authority and must be
pelaku usaha proses produksi di atas owned by business actors in the
skala usaha tertentu. production process of a certain
scale.
10. Izin Usaha Tanaman Pangan
10. Permit of Food Crop Post
Penanganan Pasca Panen
Harvest Handling Business
selanjutnya disebut IUTP-PP adalah
hereinafter referred the IUTP-
izin tertulis yang diberikan oleh
PP is a written permit issued by
pejabat berwenang dan wajib
the competent authorities and
dimiliki oleh pelaku usaha
must be owned by business
penanganan pasca panen di atas skala
actors in post-harvest handling
usaha tertentu.
of certain business scale.
11. Izin Usaha Budidaya Tanaman
11. Permit of Food Crop
Pangan selanjutnya disebut IUTP Cultivation Business is
adalah izin tertulis yang diberikan hereinafter referred to the IUTP
oleh pejabat berwenang dan wajib is a written permit issued by the
dimiliki oleh pelaku usaha proses competent authorities and must
be owned by business actors and
produksi dan penanganan pasca
the production process of post-
panen dengan skala usaha tertentu. harvest handling of certain
12. Izin Usaha Hortikultura (IUH) business scale.
adalah izin tertulis yang diberikan 12. Permit of Horticulture Business
oleh pejabat yang berwenang dan (IUH) is a written permit
granted by the competent
wajib dimiliki oleh perorangan atau
authority and shall be owned by
badan hukum untuk melakukan individuals or legal entities to
usaha perbenihan, usaha budidaya, conduct the business of seed,
usaha pasca panen, dan atau usaha cultivation, post harvest
wisata agro hortikultura. operations, agro-tourism or
business and horticulture.
13. Izin Usaha Perkebunan (lUP)
13. Permit of Estate Crops Business

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 4


4
adalah izin tertulis dari Pejabat yang (IUP) is written permit issued by
berwenang dan wajib dimiliki oleh the authorized official and must
perusahaan yang melakukan usaha be owned by companies that do
budidaya perkebunan dan business with integrated farming
terintegrasi dengan usaha industri estates and plantation products
pengolahan hasil perkebunan. processing industry.
14. Izin Usaha Perkebunan untuk 14. Permit of Estate Crops Business
Budidaya (IUP-B) adalah izin for Cultivation (IUP-B) is the
tertulis dari Pejabat yang berwenang prior written permit of an
dan wajib dimiliki oleh perusahaan authorized officer and must be
yang melakukan usaha budidaya owned by companies that make
perkebunan. the cultivation of plantation.
15. lzin Usaha Perkebunan untuk 15. Permit of Estate Crops Business
Pengolahan (IUP-P) adalah izin for Processing (IUP-P) is the
tertulis dari Pejabat yang berwenang prior written permit of an
authorized officer and must be
dan wajib dimiliki oleh perusahaan owned by companies that do
yang melakukan usaha industri business plantation product
pengolahan hasil perkebunan. processing industries.
16. Izin Usaha Peternakan adalah izin 16. Permit of Animal Business is
tertulis yang diberikan oleh Bupati/ written permit issued by the
District Head / Mayor or the
Walikota atau pejabat yang ditunjuk officer appointed by him to
olehnya untuk memberikan hak grant the right to farm.
untuk melakukan usaha peternakan.

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 5


5
BAB II CHAPTER II
PENJELASAN PENANAMAN MODAL EXPLANATION OF INVESTMENT

A. Penanaman Modal Dalam A. Domestic/Foreign Direct


Negeri/Penanaman Modal Asing Investment

Penanaman modal dalam negeri dapat Domestic investment can be


dilakukan dalam bentuk badan usaha conducted by business entities in
yang berbentuk badan hukum, tidak form of legal body, non-legal body
berbadan hukum atau usaha or personal business, pursuant to
perseorangan, sesuai dengan ketentuan valid laws and regulations.
peraturan perundang-undangan.
Foreign Direct Investment must be
Penanaman modal asing wajib dalam
in form of limited liability (Limited
bentuk perseroan terbatas berdasarkan
Company) under the Indonesian
hukum Indonesia dan berkedudukan di
laws and be in the territory of the
dalam wilayah negara Republik
Republic of Indonesia.
Indonesia.
Both Foreign and Domestic
Penanam modal dalam negeri dan
Investor makes investment in form
asing yang melakukan penanaman
of Limited Company (PT),
modal dalam bentuk perseroan terbatas
conducted by participating share
dilakukan dengan mengambil bagian
in establishing Limited Company
saham pada saat pendirian perseroan
(PT), shares buying, and in any
terbatas, membeli saham, dan cara lain
ways based on valid laws and
sesuai dengan ketentuan peraturan
regulations.
perundang-undangan.
B. Type of Approvals and
B. Jenis-jenis Persetujuan dan Izin
Investment Permits
Penanaman Modal
Type of investment approvals and
Jenis-jenis persetujuan dan izin
Permits consist of :
penanaman modal terdiri dari:
1. Approval Letter for Domestic
1. Surat Persetujuan Penanaman
Investment (SP-PMDN),or
Modal Dalam Negeri (SP-
Approval Letter of Foreign Direct
PMDN) atau Surat Persetujuan
Investment (SP-PMA).
Penanaman Modal Asing (SP-
This approval letter issued as a
PMA).
principle approval for making
Surat persetujuan tersebut dipakai
investment and it will be used for
sebagai dasar pengurusan
arranging other implementing

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 6


6
perizinan dan/atau persetujuan permits either issued by central or
pelaksanaan lainnya baik di regional government.
instansi pusat maupun daerah. 2. Implementation of the Investment
2. Persetujuan Pelaksanaan Agreement include:
Penanaman Modal meliputi : a. Approval of Investment issued by
a. Persetujuan dan perizinan central government;
penanaman modal yang (1) Limited Importer
dikeluarkan oleh instansi pusat; Identification Number
(1) Angka Pengenal Importir (issued by BKPM on behalf
Terbatas/APIT (BKPM
of the Minister of Trade).
atas nama Menteri
Perdagangan). (2) Expatriate Placement
(2) Rencana Penempatan Plan/RPTK (issued by
tenaga Kerja Asing BKPM on behalf of the
/RPTKA (BKPM atas Minister of Manpower and
nama Menteri Tenaga Transmigration).
Kerja dan Transmigrasi). (3) TA.01 (issued by BKPM on
(3) TA.01 (BKPM atas nama behalf of the Minister of
Menteri Tenaga Kerja dan Manpower and
Transmigrasi). Transmigration).
(4) Permit of Foreign Employee
(4) Izin Mepekerjakan Tenaga Recruitment/ IMTA (issued
Asing/IMTA (BKPM atas by BKPM on behalf of the
nama Menteri Tenaga Minister of Manpower and
Kerja dan Transmigrasi). Transmigration).
(5) Surat Persetujuan (SP) (5) Approval/Permission Letter
Pabean Barang (SP) of Customs of capital
goods/raw materials
Modal/Barang Baku
(BKPM on behalf of the
(BKPM atas nama Minister for Finance).
Menteri Keuangan). (6) Article of Association
(6) Akte Pendirian (Ministry of Justice and
Perusahaan (Departemen Human Right).
Hukum dan HAM. (7) Tax Payer Identification
(7) NPWP (Departemen Number/NPWP (Minister of
Keuangan Cq. Ditjen Finance cq. Directorate
Pajak). General of Tax).
(8) Kartu Izin Tinggal (8) Limited Visa Card / KITAS
(Ministry of Justice and
Terbatas/KITAS
Human Right cq.
(Departemen Hukum dan Directorate General of
HAM Cq. Ditjen Immigration).
Imigrasi). (9) Technical Recommendation

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 7


7
(9) Rekomendasi Teknis dari from Ministry of Agriculture
Departemen Pertanian to process business permit
untuk mengurus izin usaha in agricultural sectors
sektor pertanian (plantation, horticulture,
(perkebunan, hortikultura, food crop, and livestock).
tanaman pangan, dan (10) Land Rights includes “Land
peternakan). Use Right/HGU” and
(10) Hak-hak atas tanah HGU “Building Use Right/HGB
dan HGB (Badan (Land Affair Agency/BPN).
Pertanahan Nasional). (11) Permanent Business Permit
(11) Izin Usaha Tetap (BKPM (BKPM, process after the
diurus setelah perusahaan company start to produce
produksi komersial) commercially).

C. Small Scale Business


C. Usaha Kecil
Criteria of Small-scale business
Kriteria usaha kecil (termasuk usaha (including agriculture sectors)
sektor pertanian) sesuai dengan according to the Law No. 20 Year
Undang-Undang UKM: UU RI No.20 2008 concerning Small-scale
Thn 2008 Tentang Usaha Mikro,Kecil, Business, as follow:
dan Menengah, sebagai berikut: (1) Entire properties value of
(1) Nilai kekayaan (aset) seluruhnya asset (without land and
(diluar tanah dan bangunan yang building) maximum Rp. 200
ditempati) maksimum Rp. 200 million; or
juta; atau (2) Owning annual sale
(2) Memiliki omzet penjualan tahunan maximum Rp 1 billion;
maksimum Rp. 1 milyar; (3) Owned by Indonesian citizen;
(3) Dimiliki oleh Warga Negara
Indonesia; (4) Self supporting/independent;
(4) Berdiri sendiri; (5) Individual business.
(5) Berbentuk usaha orang
perorangan.
D. Agriculture Business Partnership
D. Kemitraan Usaha Pertanian
In principle, development of
Pada prinsipnya pembangunan sektor agricultural sector is aimed to
pertanian bertujuan meningkatkan improve the farmers prosperity.
kesejahteraan petani. Dengan Therefore, agribusiness
demikian, setiap pengembangan usaha development should be to involve
pertanian harus mengikutsertakan farmers in the partnership among
masyarakat petani dalam suatu ikatan investor, farmers/farmers group,
kemitraan antara pengusaha dengan farmer association, and also

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 8


8
petani, kelompok tani, gabungan agriculture co-operatives.
kelompok tani, dan koperasi pertanian.
In doing agribusiness,
Persyaratan kemitraan ini ada yang partnership should be done, either
bersifat pre-establishment ada yang before, which is as pre-
post-establishment. Kemitraan yang establishment condition or after,
bersifat pre-establishment adalah which is as post-establishment
persyaratan bermitra sebagai condition. The partnership as a
pre-establishment condition should
persyaratan pada saat mendirikan
be done as requirement before
badan usaha berdasarkan hukum establishing business entities under
Indonesia. Sedangkan kemitraan post- Indonesia laws. While post-
establishment adalah kemitraan yang establishment partnership is
dilakukan setelah badan usaha partnership which should be done
terbentuk, pada saat akan after the company established and
dilaksanakannya usaha. starting to do the business.

There are some partnership


Terdapat beberapa pola kemitraan models, namely:
yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Partnership in the business of
1. Kemitraan dalam usaha food crops
tanaman pangan a. Partnership utility function,
a. Kemitraan berasaskan mutually beneficial, mutual-
manfaat, saling menguntung- lly respect, mutual respon-
kan, saling menghargai, sebility, mutually rein-
saling bertanggungjawab, forcing, and sustainable.
saling memperkuat, dan b. Partnerships conducted for
berkelanjutan. empowerment and
b. Kemitraan dilakukan untuk increasing value added for
pemberdayaan dan pening- wide-scale farmers, small
katan nilai tambah bagi petani farmers and small plots of
skala luas, petani kecil dan land of small farmers
petani kecil berlahan sempit and/or surrounding
dan/atau masyarakat sekitar communities and to ensure
serta untuk menjamin sustainability of the
keberlanjutan usaha budidaya cultivation of food crops.
tanaman pangan. c. Partnership can form the
c. Kemitraan dapat berupa raw material suppy,
penyediaan bahan baku, production facilities,
sarana produksi, produksi, production, processing and
pengolahan dan pemasaran, marketing, transportation,

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 9


9
transportasi, operasional, operational, capital
penyertaan modal, dan/atau investments, and/or other
jasa pendukung lainnya. supporting services.
d. Kemitraan dilakukan secara d. Partnership done writing in
tertulis dalam bentuk the form of agreement
perjanjian paling kurang contains at least rights and
berisikan hak dan kewajiban, obligations, coaching,
pembinaan, pengembangan business development,
usaha, pendanaan, jangka funding, period and dispute
waktu, dan penyelesaian settlement.
perselisihan. e. Term patnership agreement
e. Jangka waktu perjanjian minimum one season
kemitraan paling singkat satu growing.
musim tanam. f.Partnerships must be signed
f. Kemitraan harus by both parties with a note
ditandatangani kedua belah by regents / mayors,
pihak dengan diketahui oleh governors or a designated
bupati/walikota, gubernur official.
atau pejabat yang ditunjuk.
2. Horticulture Sub-Sector
2. Sub Sektor Hortikultura
Horticulture Business Partner-
Kemitraan usaha hortikultura ship can be implemented
dapat dilaksanakan dengan pola through various models as
sebagai berikut : follows :
a. Core - plasma model
a. Inti plasma b. Sub contract model
b. Sub kontrak c. Public Trade model
c. Dagang umum d. Agency, or
d. Keagenan, atau e. Other model (mutual
e. Bentuk lain (yang agreement).
saling disepakati)
3. Plantation Sub-sector
3. Sub Sektor Perkebunan
a. Plantation Cooperative
a. Pola Koperasi Usaha Business Model, which is
Perkebunan, yaitu pola development model for the
pengembangan yang modal capital 100% owned by
usahanya 100% dimiliki oleh Plantation Business
Koperasi Usaha Perkebunan; Cooperatives.
b. Pola patungan Koperasi b. Cooperative-investor joint
dengan Penanam modal, yaitu venture model, that is
development model which

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 10


10
pola pengembangan yang its share 65% owned by the
sahamnya 65% dimiliki cooperative and 35% owned
koperasi dan 35% dimiliki by the investor/company.
penanam modal/perusahaan; c. Cooperative-Investor model
c. Pola Patungan Penanam modal that is development pattern
Koperasi, yaitu pola which its share 80% owned
pengembangan yang by the investor/company
sahamnya 80% dimiliki and minimum 20% owned
penanam modal/perusahaan by the co-operative and
cooperative’s share will
dan minimal 20% dimiliki
increase gradually.
koperasi yang ditingkatkan
d. BOT Model (Build, Operate
secara bertahap;
And Transfer), that is
d. Pola BOT (Build, Operate and development model where
Transfer), yaitu pola pengem- development and operation
bangan dimana pengembangan conducted by
dan pengoperasian dilakukan investor/company; then in a
oleh penanam modal/ certain time entirely
perusahaan yang kemudian transferred to cooperative.
pada waktu tertentu seluruh- e. BTN Model (Bank
nya dialihkan kepada koperasi;
e. Pola BTN (Bank Tabungan Tabungan Negara), that is
Negara), yaitu pola development model where
pengembangan dimana investor/company develop
penanam modal/perusahaan the plantation or product
membangun kebun dan atau processing then transferred
pabrik pengolahan hasil
perkebunan yang kemudian to enthusiast/owner which
akan dialihkan kepada merged into cooperative.
peminat/pemilik yang f. Other Mutual Profit
tergabung dalam koperasi; Development model,
f. Pola-pola pengembangan strengthening, requiring
lainnya yang saling
menguntungkan, memperkuat, among farmers with the
membutuhkan antara petani plantation company.
pekebun dengan perusahaan
perkebunan.
4. Livestock Sub-sector
4. Sub Sektor Peternakan
a. Animal husbandry
a. Perusahaan peternakan dapat Company can develop
melakukan kemitraan usaha partnership with livestock
peternakan dengan perusahaan companies or people

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 11


11
di bidang peternakan atau breeder. Company of
peternak rakyat. Perusahaan animal husbandry cover:
bidang peternakan meliputi: (1) Animal slaughtering
(1) Perusahaan pemotongan
hewan, babi, dan atau company, pig, and or
ayam. chicken.
(2) Pabrik pakan (2) Feed Factory.
(3) Perusahaan perdagangan (3) Animal supporting
sarana produksi production companies.
peternakan
(4) Perusahaan pembibitan (4) Breeding companies.
b. Kemitraan usaha dilakukan b. Partnership should be
secara sukarela, saling established voluntary and
membantu, saling in condition helping,
memperkuat dan saling strengthening and profiting
menguntungkan. each other.
c. Perusahaan peternakan c. Animal husbandry company
berfungsi sebagai perusahaan stands as parent while
inti sedangkan peternakan
people business plays as
rakyat berfungsi sebagai
plasma. plasma.

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 12


12
BAB III CHAPTER III
IZIN LOKASI DAN HAK-HAK ATAS LOCATION PERMITS AND LAND
TANAH RIGHTS

A. Izin Lokasi A. Location Permit

Izin lokasi merupakan izin yang Location permit is permission


diberikan kepada perusahaan untuk granted to the company to acquire
memperoleh tanah yang diperlukan
dalam rangka penanaman modal. land needed for capital
Setiap perusahaan yang telah investment. The company that has
memperoleh persetujuan penaman obtained the approval of capital
modal wajib mempunyai izin lokasi investment must has a location
untuk memperoleh tanah yang permit to obtain the necessary
diperlukan untuk melaksanakan
rencana penanaman modal. land to implement investment
plans.
Pemberian Izin Lokasi dilaksanakan
menurut Peraturan Menteri Negara Location Permit Issuance
Agraria/Kepala Badan Pertanahan conducted based on the
nomor 2 Tahun 1993 tentang Tata Regulation of the State Minister
Cara Memperoleh Izin Lokasi dan Hak for Agrarian Affairs / Head of
Land Agency No. 2 Year 1993 on
Atas Tanah Dalam Rangka Penanaman
Procedures for Obtaining Permit
Modal. Tata cara pemberian Izin Location and Ownership of Land
Lokasi ditetapkan oleh Bupati/ in the Context of Capital
Walikota, khusus untuk Daerah Khusus Investment. Procedures for
Ibukota Jakarta ditetapkan oleh issuance of Location permit
Gubernur Kepala Daerah Khusus specified by the Regent / Mayor,
Ibukota Jakarta. specifically for the Jakarta Special
Capital Region those procedures
specified by the Governor of
Tanaman Pangan : Jakarta Province.

Berdasarkan Peraturan Menteri Food Crops:


Pertanian Nomor
39/Permentan/OT.140/6/2010 tentang According to the Regulation of the
Pedoman Perizinan Usaha Tanaman Minister of Agriculture No.
Pangan, luas areal yang wajib 39/Permentan/OT.140/6/2010
mendapat izin adalah 25 hektar atau regarding Guidelines of Food
lebih dan luas maksimal areal adalah Crops Business Licensing, the

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 13


13
10.000 hektar untuk tiap perusahaan. food crops land area that must get
Batas maksimal tersebut dikecualikan permit is 25 hectares or more, and
untuk wilayah Papua (Provinsi Papua the maximum area is 10,000
dan Provinsi Papua Barat). Untuk hectares for one company.
wilayah Papua dapat diberikan dua kali Maximum limit is exempt for
Papua region (Provinces of Papua
batas maksimal di provinsi lain.
and Province of West Papua). To
the territory of Papua can be
Hortikultura : given twice the maximum limits in
other provinces.
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
348/Kpts/TP.240/2003 tentang Horticulture:
Pedoman PerizinanUsaha Hortikultura,
tidak mengatur luas maksimum lahan The Agriculture Minister Decree
pengusahaan untuk suatu komoditas. No. 348/Kpts/TP.240/2003 on
Dalam prakteknya batas maksimal Guidelines on Horticulture
bidang usaha hortikultura didasrkan Business Permits, does not
atas ketersediaan lahan dan kebutuhan regulate the maximum area of
pengusaha serta peraturan perundangan land concessions for a commodity.
In practice a limit on the field of
yang berlaku.
horticulture businesses based on
land availability and the needs of
Perkebunan : employers and the applicable
legislation.
Batas maksimal bidang usaha budidaya
perkebunan, sesuai Peraturan Menteri Estate Crop Plantation:
Pertanian Nomor 26/Permentan/OT.
140/2007 tentang Pedoman Perizinan Maximum Limit on the cultivation
Perkebunan, luas areal yang wajib mendapat of plantation area, according to
izin adalah 25 hektar atau lebih, sedangkan the Agriculture Minister Decree
luas maksimal areal perkebunan yang No. 26/Permentan/OT.140 /2007
diizinkan untuk tiap perusahaan adalah on Guidelines for Licensing
sebagai berikut: Plantation, the area that must
obtain a permit is 25 hectares or
more, while the maximum size of
the plantation area allowed for
each company are as follows :

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 14


14
Tabel 1 : Luas maksimal areal perkebunan yang diizinkan untuk satu perusahaan
Table 1 : Area maximum limit allowed to be possessed for one company
Luas Areal Maksimal (ha)
Jenis Komoditas/
No Maximum Area
Type of Commodities
(ha)
1 Kelapa/Coconut 25.000
2 Kelapa sawit/Oil Palm 100.000
3 Karet/Rubber 25.000
Luas Areal Maksimal (ha)
Jenis Komoditas/
No Maximum Area
Type of Commodities
(ha
5 Kakao/Cocoa 5.000
6 Teh/Tea 10.000
7 Jambu mete/ Cashew nut 5.000
8 Tebu/Sugar cane 150.000
9 Lada/Pepper 1.000
10 Cengkeh/Clove 1.000
11 Jarak pagar/Jatropha 50.000
12 Kapas/Cotton 25.000
13 Tembakau/Tobacco 5.000

Batasan luas maksimal tersebut The maximum limits mentioned


diatas dikecualikan untuk daerah above are excepted for Papua
Provinsi Papua dan Papua Barat yaitu Province and West Papua
dua kali batas maksimal di provinsi province that the maximum land
lain. limit is twice of other provinces.

Izin lokasi tidak diperlukan dalam The location permit is not


rangka penanaman modal apabila : required in order for capital
a. Tanah yang akan diperoleh investment if:
merupakan pemasukan (inbreng) a. Land to be acquired is come
dari para pemegang saham; from (inbreng) of the
b. Tanah yang akan diperoleh shareholders;
merupakan tanah yang sudah b. Land to be acquired is land
dikuasai oleh perusahaan lain that has been owned by other
dalam rangka melanjutkan companies in order to
pelaksanaan sebagian atau
continue the implementation
seluruh rencana penanaman
of a part or all of the
modal perusahaan lain tersebut,
dan untuk itu telah diperoleh investment plans of other

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 15


15
persetujuan dari instansi yang companies, and for it has
berwenang; obtained approval from
c. Tanah yang akan diperoleh relevant authorities;
berasal dari otorita atau badan c. Land to be obtained from the
penyelenggara pengembangan authority or body
suatu kawasan sesuai dengan administering area
rencana tata ruang kawasan development in accordance
pengembangan tersebut; with the plan of development
d. Tanah yang akan diperoleh area;
diperlukan untuk perluasan usaha d. Land to be acquired is
yang sudah berjalan untuk necessary for the expansion of
perluasan itu telah diperoleh izin existing businesses for
perluasan usaha sesuai ketentuan expansion it has obtained
yang berlaku, sedangkan letak permission for expansion in
tanah tersebut berbatasan dengan accordance with prevailing
regulations, while the land
lokasi usaha yang bersangkutan;
location adjacent to the
e. Tanah yang akan diperlukan
respective business location;
untuk melaksanakan rencana e. The land that would be
penanaman modal tidak lebih dari required to implement the
25 Ha untuk usaha pertanian; plan capital investment not
f. Tanah yang akan dipergunakan more than 25 hectares for
untuk melaksanakan rencana agricultural business;
penanaman modal adalah tanah f. The land that will be used to
yang sudah dipunyai oleh implement the investment plan
perusahaan yang bersangkutan, is land that has been owned
dengan ketentuan bahwa tanah- by the company concerned,
tanah tersebut terletak di lokasi with the stipulation that the
yang menurut Rencana Tata lands are situated in locations
Ruang Wilayah yang berlaku that according to the Spatial
diperuntukkan bagi penggunaan Plan of the applicable
yang sesuai dengan rencana intended for use in
penanaman modal yang accordance with the
bersangkutan. respective investment plans.

Jangka Waktu Izin Lokasi


Term of Permit Location
Perolehan tanah oleh penanam modal
harus diselesaikan dalam jangka Acquisition of land by investors
waktu Izin Lokasi. Izin Lokasi must be completed within a period
diberikan untuk jangka waktu of Licensed Locations. Location

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 16


16
sebagai berikut : Permission granted for a period as
a. Izin Lokasi seluas sampai dengan follows:
25 Ha : 1 (satu) tahun; a. Location Permits covering up
b. Izin Lokasi seluas lebih dari 25 to 25 Ha: 1 (one) year;
Ha s/d 50 Ha : 2 (dua) tahun; b. Location permit covering more
than 25 hectares to 50
c. Izin Lokasi seluas lebih dari 50 hectares: 2 (two) years;
Ha : 3 (tiga) tahun. c. Location permit covering more
than 50 ha: 3 (three) years.
Apabila dalam jangka waktu izin
Lokasi perolehan tanah belum If within the period of land
selesai, maka Izin Lokasi dapat acquisition Locations permission
diperpanjang jangka waktunya not yet finished, then the Location
selama 1 (satu) tahun apabila tanah Permit can be extended for 1 (one)
yang sudah diperoleh mencapai lebih year if the land is already acquired
dari 50% dari luas tanah yang more than 50% of the land
ditunjuk dalam Izin Lokasi. designated in the permit location.

Apabila perolehan tanah tidak dapat


diselesaikan dalam jangka waktu Izin If the acquisition of land can not
Lokasi, termasuk perpanjangannya, be completed within a Location
maka perolehan tanah tidak dapat Permit, including any extension,
lagi dilakukan oleh pemegang Izin then the acquisition of land can no
Lokasi dan terhadap bidang-bidang
longer be done by the permit
tanah yang sudah diperoleh
dilakukan tindakan sebagai berikut: holder. To the land that has been
 dipergunakan untuk melaksanakan obtained will be:
rencana penanaman modal dengan  used to carry
penyesuaian mengenai luas out capital investment plans,
pembangunan, dengan ketentuan with adjustments related to the
bahwa apabila diperlukan masih development area, provided
dapat dilaksanakan perolehan that it can still be implemented
tanah sehingga diperoleh bidang if necessary in order to obtain
tanah yang merupakan satu the acquisition of land parcels
kesatuan bidang;
which constitute a whole field;
 dilepaskan kepada perusahaan
atau pihak lain yang memenuhi  released to
syarat. other companies or other
parties who qualify.
B. Hak-Hak Atas Tanah

Berdasarkan Undang-undang No. 5


B. Land Rights

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 17


17
tahun 1960 tentang Agraria, hak-hak
atas`tanah dalam rangka penanaman Under Law No. 5 year 1960
modal dapat dijelaskan sebagai berikut : concerning Land Right, rights
upon land in the framework of
1. Hak Guna Usaha (HGU) capital investment can be
explained as follows:
Hak guna usaha dapat diberikan
kepada pananam modal dalam 1. Land Use Right (HGU)
jangka waktu 35 (tiga puluh lima)
Land Use Rights can be given
tahun dan dapat diperpanjang 25
to capital investment for 35
(dua puluh lima) tahun dan dapat (thirty five) years, extendable
diperbarui 35 (tiga puluh lima) to 25 (twenty five) years and
tahun. Sesuai dengan pasal 12 UU may be renewed 35 (thirty
No 18 Tahun 2004 tentang five) years. In accordance
Perkebunan, Menteri Pertanian with article 12 of Law No. 18
dapat mengusulkan kepada instansi Year 2004 concerning
yang berwenang dibidang Plantation, the Minister of
pertanahan untuk menghapus HGU, Agriculture may propose to
apabila menurut penilaian Menteri the land relevant authorities
Pertanian HGU yang bersangkutan to revoke a land use rights,
tidak dimanfaatkan sesuai dengan when according to the
rencana yang dipersyaratkan dan Agriculture Minister’s
ditelantarkan selama 3 (tiga) tahun assessment that the HGU is
not utilized as the plan
berturut turut sejak diberikannya
required and abandoned
HGU kepada penanam modal.
during the 3 (three) since
issuance the land use right to
2. Hak Guna Bangunan (HGB) investors.
Hak guna bangunan dapat diberikan 2. Building Right (HGB)
dalam jangka waktu jumlah 30 (tiga
puluh) tahun dan dapat diperpanjang Building Right can be given
selama 20 (dua puluh) tahun dan for 30 (thirty) years and can
dapat diperbarui selama 30 (tiga be extended for 20 (twenty)
puluh) tahun. years and may be renewed for
30 (thirty) years.
3. Hak Pakai (HP)
3. Usage Right (HP)
Hak Pakai dapat diberikan selama
25 (dua puluh lima) tahun dan Usage rights can be granted
diperpanjang selama 20 (dua puluh) for 25 (twenty five) years and
tahun dan dapat diperbarui selama can be extended for 20

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 18


18
25 (dua puluh lima) tahun. (twenty) years and may be
renewed for 25 (twenty five)
years.
BAB IV CHAPTER IV
FASILITAS PENANAMAN MODAL INVESTMENT FACILITIES

Untuk penanaman modal berfasilitas dapat For the facilitated capital investment
diberikan fasilitas sesuai dengan peraturan can be granted facilities in accordance
perundang-undangan yang berlaku. Fasilitas with laws and regulations. These
tersebut diberikan kepada penanaman modal facilities are granted to the expanding
yang melakukan perluasan usaha dan atau investments or to the new investments,
penanaman modal baru, yang memenuhi
which meet the criteria of at least:
kriteria sekurang-kurangnya :
a. Menyerap banyak tenaga kerja; a. Absorb many workers;
b. High priority scale;
b. Termasuk skala prioritas tinggi;
c. Infrastructure development;
c. Termasuk pembangunan infrastruktur; d. Transfer of technology;
d. Melakukan alih teknologi; e. Pioneer industry;
e. Melakukan industri pionir; f. Located in remote, disadvantaged
f. Berada di daerah terpencil, daerah areas, border areas, or other areas
tertinggal, daerah perbatasan, atau deemed necessary;
daerah lain yang dianggap perlu; g. Preserving the environment;
g. Menjaga kelestarian lingkungan hidup; h. Research, development and
h. Melaksanakan kegiatan penelitian, innovation;
pengembangan, dan inovasi; i. Partnering with micro, small and
medium enterprises or
i. Bermitra dengan usaha mikro, kecil,
cooperatives; or
menegah atau koperasi; atau j. Industries that use of capital goods
j. Industri yang menggunakan barang or machinery or equipment
modal atau mesin atau peralatan yang produced in the country
diproduksi di dalam negeri. (Indonesia).

Adapun fasilitas yang dapat diberikan oleh The facilities can be provided by the
pemerintah Republik Indonesia berkenaan Indonesian government with respect to
dengan penanaman modal adalah : capital investment as follows:

A. Fasilitas Kepabeanan A. Customs Facilities

Sesuai Keputusan Menteri Keuangan No. According to the Minister of


135/KMK.05/2000 juncto No. Finance Decree No.
28/KMK.05/2001 juncto No. 135/KMK.05/2000 juncto No.
456/KMK.04/2002, Fasilitas Kepabeanan 28/KMK.05/2001 juncto. No.

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 19


19
untuk Penanaman Modal meliputi: 456/KMK.04/2002, Customs
Facilities for Capital Investment
includes:
1. Keringanan bea masuk atas impor 1. Relief from import duty on
mesin machinery importation
a. Bea masuk atas impor mesin a. Import Duty on machinery
dalam rangka pembangunan/ imports for the
pengembangan industri/industri construction/ industrial
jasa, diberikan keringanan expansion /services
industry, granted waivers
sehingga tarif akhir bea masuk
so that the final tariff
menjadi 5%. become 5%.
b. Apabila tarif bea masuk yang b. If the tariff stated in the
tercantum dalam Buku Tarif Bea Indonesian Customs Tariff
Masuk Indonesia sebesar 5% atau Book is 5% or less, then
kurang, maka yang berlaku adalah the applicable tariff is
tarif bea masuk sesuai dalam Buku based on the Customs
Tarif Bea Masuk. Tariff Book.
c. Keringanan bea masuk atas impor c. relief of import duty on
mesin diberikan untuk jangka machinery imports is valid
waktu 2 tahun terhitung tanggal for a period of two years
Keputusan Keringanan bea from the date of import
masuk. duty relief decision.

2. Relief from import duties of


2. Keringanan bea masuk bahan
raw materials/auxiliary
baku/penolong importation
a. Bea masuk bahan baku/penolong a. Import duties of raw
dalam rangka pembangunan materials/auxiliary in
diberikan keringanan sehingga construction phase is
granted relief so that the
tarif akhir bea masuk menjadi 5%
final import tariff become
dengan jangka waktu 5% during the period of
pengimporan selama 2 tahun two years from the date of
sejak tanggal Keputusan the Decision on Relief
Keringanan bea masuk atas bahan from import duties of raw
materials / auxiliary them.
baku/penolong tersebut. Fasilitas
The above facilities are
bahan baku tersebut diberikan provided to production
untuk keperluan produksi 2 tahun necessary during two
sesuai kapasitas terpasang. years as installed capacity.
b. Bagi perusahaan yang akan b. For companies that will do
expansion, including

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 20


20
melakukan pengembangan restructuring by making
termasuk juga restrukturisasi an additional investment
dengan melakukan penambahan of at least 30% of the
investasi sekurang-kurangnya investment for machinery /
30% dari besarnya investasi untuk equipment listed in the
mesin/peralatan yang tercantum first Permanent Permits
dalam Izin Usaha Tetap yang may be granted relief of
pertama, dapat diberikan
import duty on raw
keringanan bea masuk atas bahan
materials/auxiliary to
baku/penolong untuk keperluan
produksi 2 tahun dengan tarif production during two
akhir bea masuknya menjadi 5%, years with the final tariff
dengan jangka waktu to 5%, with imports period
pengimporan selama 2 t ah u n during two years since
terhitung sejak tanggal date of commencing on
Keputusan Keringanan bea masuk Incentives Decision.
atas bahan baku/penolong. c. Companies that do
c. Industri yang melakukan construction / development
pembangunan/ pengembangan using machine made in
dengan menggunakan mesin domestic, given the
produksi buatan dalam negeri, reduction of import duty
diberikan keringanan bea masuk on import of raw
materials/ auxiliary to
atas impor bahan baku/penolong
production/ additional
untuk keperluan
needs for four years of
produksi/keperluan tambahan additional production,
produksi 4 tahun, dengan jangka with imports period for
waktu pengimporan selama 4 four years since the date of
tahun terhitung sejak tanggal the Decision of Import
Keputusan Keringanan bea masuk Duties on materials
atas bahan baku/penolong. raw/auxiliary importation.

B. Income Tax Facilities


B. Fasilitas Pajak Penghasilan
Based on Government Regulation
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Number 62 Year 2008 regarding
Nomor 62 Tahun 2008 tentang
"Changes of Government Regulation
“Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 1 Year 2007 concerning Income
Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas
Tax Facilities for Investment in
Pajak Penghasilan untuk Penanaman
Certain Business Fields and / or in
Modal di Bidang-bidang Usaha
Specific Areas", so then:
Tertentu dan/atau di Daerah-daerah
Tertentu”, maka:

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 21


21
To taxpayers of domestic entities
Kepada Wajib Pajak badan dalam in form limited liability companies
negeri berbentuk perseroan terbatas and cooperatives which are doing
dan koperasi yang melakukan capital investment may be granted
penanaman modal dapat diberikan facilities for Income Tax on:
fasilitas Pajak Penghasilan pada : a. certain business areas; or
a. bidang-bidang usaha tertentu; atau b. certain business sectors and
b. bidang-bidang usaha tertentu dan certain regions.
daerah-daerah tertentu.
The certain sectors and certain
Bidang usaha tertentu dan daerah- regions that can be give tax facilities
daerah tertentu yang mendapat fasilitas for the agricultural sector are :
Pajak Penghasilan untuk sektor
pertanian adalah :
Tabel 2 : Bidang usaha tertentu dan daerah-daerah tertentu yang mendapat
fasilitas Pajak Penghasilan untuk sektor pertanian
Table 2 : The certain business field and certain region which are given income tax
facility on agriculture sektor
BIDANG USAHA/
CAKUPAN/ LOKASI/
No FIELD OF KBLI
COVERAGES LOCATION
BUSINESS
1 Tanaman Pangan/Food Crops
a. Pertanian 01111 Industri perbenihan Papua
Padi/Rice (2000-3000
ton/tahun)/
Seed Industry
(capacity : 2000-
3000 ton/year)
01111, Budidaya dengan Papua, Kalsel,
15311 pro-sesing terpadu Sumsel/
(>5000 ha)/ Papua, South
Integrated Kalimantan,
processing South Sumatra
agriculture (>5000
ha)
b. Pertanian Palawija 01112 Industri perbenihan : Gorontalo,
a. Jagung : >3000 Lampung
ton/tahun/
Seed Industry :
a. Corn : >3000
Ton/year

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 22


22
b. Kedele : >1000 NAD, Sumut,
ton/tahun/ Jambi, Jatim,
b. Soybeans : >1000 NTB, Sulsel
ton/year
2 Hortikultura/Horticulture
  a. Pertanian buah- 01132 Pisang (>500 ha)/ Baru/New
  buahan sepanjang Bananas (>500 development :
tahun hectares) NAD, Kaltim,
 a. Off season fruit Sulut
agriculture Pengembangan/
Expansion :
Lampung
01132 Nenas/Pineapple Pengembangan/
(>500 ha) Expansion :
Lampung
  b. Pertanian buah- 01131 Mangga/Mangoes Pengembangan/
buahan musiman/ (>500 Ha) Expansion : Jawa
b. Seasonal fruit Timur/East Java
agriculture
3 Peternakan/Livestock Pembibitan,
budidaya,
penggemukan,
pemotongan dan
pengolahan terpadu :/
Breeding, fattening,
slaughtering and
integrated processing
:
01211 Sapi potong/Beef
Catle (> 5000
ekor/heads)
01216 Kambing
potong /Goats
(>20.000 ekor/heads)
15111 RPH kambing/
domba
Slaughter house for
goats (>30.000
ekor/bulan, heads per
month)

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 23


23
Fasilitas Pajak Penghasilan meliputi : The Income Tax Facilities cover:
a. pengurangan penghasilan net sebesar a. Reduction of net income as equal
30% dari jumlah Penanaman Modal, to 30% of investment value,
dibebankan selama 6 tahun masing- charged during 6 years each 5%
masing sebesar 5% per tahun; per year.
b. penyusutan dan amortisasi yang
dipercepat, sebagai berikut: b. Decreasing and Accelerated
amortization, as follow :

Tabel 3 : Ketentuan penyusutan dan amortisasi yang dipercepat


Table 3: Accelerated Decreasing Tariff and Amortization

Tarif Penyusutan dan Amor tisasi


Masa
Berdasarkan Metode/
Kelompok Aktiva Tetap Manfaat
Tariff of Decreasing and Amortization
Berwujud / Menjadi/
Based on Method
Fix Asset Group Formed Duration
Garis Lurus/ Saldo Menurun/
Usage
Straight line Down Balance
I. Bukan Bangunan/Non
Building:
Kelompok I/Group I 2 tahun 50% 100% (dibebankan
(2 years) sekaligus)/100%
(execute all at once)

Kelompok II/ Group II 4 tahun 25% 50%


(4 years)
Kelompok III/Group III 8 tahun/ 12,5% 25%
8 years

Kelompok IV/Group IV 10 tahun 10% 20%


(10 years)
II. Bangunan/Building:
- Permanen/Permanent 10 tahun/ 10% -
10 years -

- Tidak Permanen/ 5 tahun/ 20%


Non permanent 5 years

c. Pengenaan Pajak Penghasilan atas c. Impositition of Income Tax of

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 24


24
deviden yang dibayarkan kepada Subjek “deviden” which is paid to the
Pajak Luar Negeri sebesar 10% (sepuluh Foreign Tax Subject is 10% or
persen), atau tarif yang lebih rendah lower tariff according to the valid
menurut Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda yang berlaku. Doubled Tax Evasion.
d. Kompensasi kerugian yang lebih lama d. Loss compensation for more than 5
dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari years but not more than 10 years
10 (sepuluh) tahun dengan ketentuan with conditions bellow:
sebagai berikut: (1) Addition 1 year, if new
(1) Tambahan 1 tahun, apabila investment at field area
penanaman modal baru pada bidang regulated in Article 2 (1) letter
usaha yang diatur dalam Pasal 2 ayat “a” conducted in industrial
(1) huruf a dilakukan di kawasan
zone and bonded zone.
industri dan kawasan berikat;
(2) Tambahan 1 tahun, apabila (2) Additional 1 year, if employing
mempekerjakan sekurang-kurangnya at least 500 persons of
500 (lima ratus) orang tenaga kerja Indonesian labor during 5
Indonesia selama 5 (lima) tahun years continuously.
berturut-turut; (3) Addition 1 year, if the new
(3) Tambahan 1 tahun, apabila
penanaman modal baru memerlukan investment need an expenditure
investasi/ pengeluaran untuk for the infrastructure and
infrastruktur ekonomi dan sosial di social in the investment
lokasi usaha paling sedikit sebesar location at least
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh Rp.10,000,000,000,- (ten
miliar rupiah);
(4) Tambahan 1 tahun, apabila billion Rupiahs).
mengeluarkan biaya penelitian dan (4) Additional 1 year, if
pengembangan di dalam negeri expenditure expense for
dalam rangka pengembangan produk research and development in
atau efisiensi produksi paling sedikit country in order to product
5% (lima persen) dari investasi
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun; development or efficiency
dan/atau produce at least 5% of
(5) Tambahan 1 tahun, apabila investment value within 5
menggunakan bahan baku dan atau years; and/or
komponen hasil produksi dalam (5) Addition 1 year, if using
negeri paling sedikit 70% (tujuh
puluh persen) sejak tahun ke 4 domestic raw material and or
(empat). its component at least 70%
since the fourth year.
Fasilitas Pajak Penghasilan (PPh) diberikan

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 25


25
oleh Menteri Keuangan melalui Kepala Income Tax (PPh) Faciiliies given by
Badan Koordinasi Penanaman Modal. the Minister of Finance through the
Wajib Pajak yang mendapat fasilitas PPh, Head of Investment Coordinating
sebelum lewat jangka waktu 6 (enam) tahun Board (BKPM). Tax payer getting
sejak tanggal pemberian fasilitas tidak facility PPh, before passing duration 6
boleh: years since the date of giving facility
a. menggunakan aktiva tetap yang may not:
mendapatkan fasilitas untuk tujuan a. using fixed asset getting facility for
selain yang diberikan fasilitas; atau other purpose besides given a
b. mengalihkan sebagian atau seluruh facility; or
aktiva tetap yang mendapatkan fasilitas b. transfer a part or entire fixed asset
kecuali aktiva tetap yang dialihkan getting facility except the
tersebut diganti dengan aktiva tetap transferred fixed asset replaced
baru. with new fixed asset.
Apabila Wajib Pajak yang telah
mendapatkan fasilitas tidak memenuhi If Tax payer which have got the facility
ketentuan tersebut, maka: do not fulfil pursuant to the decision
a. fasilitas yang telah diberikan hence:
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini a. Facilities which have been given
dicabut; according the Government
b. terhadap Wajib Pajak yang bersangkutan Regulation is cancelled.
dikenakan sanksi sesuai ketentuan b. To the pertinent Taxpayer will be
peraturan perundang-undangan charged sanction according to
perpajakan yang berlaku; dan theapplied taxation regulations;
c. tidak dapat lagi diberikan fasilitas. and
c. Cannot be given the same facilities
anymore.
Wajib Pajak yang telah memperoleh
fasilitas perpajakan atas kegiatan usaha di Taxpayer which have obtained the tax
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu facilities upon the business activity in
(KAPET) berdasarkan Peraturan Pemerintah Integrated Economic Development
Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perlakuan Zone (IEDZ/KAPET) pursuant to
Perpajakan di Kawasan Pengembangan Government Regulation Number 20
Ekonomi Terpadu sebagaimana telah diubah Year 2000 about Taxation Treatment
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 147 In KAPET as have been amended with
Tahun 2000, maka atas kegiatan usaha the Government Regulation Number
tersebut tidak lagi diberikan fasilitas 147 Year 2000, hence to the
perpajakan. investment activity can not be given a
tax facility anymore.
C. Fasilitas Pajak Pertambahan Nilai
C. Value Added Tax Facilities
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 26


26
Nomor 7 Tahun 2007 : According To Governmental
Regulation Number 7 Year 2007 :
1. Dibebaskan dari
Pengenaan Pajak Pertambahan 1. Free charge of Value Added
Nilai (PPN). Tax (VAT)

Dibebaskan pengenaan PPN atas Free charge of Value Added


impor barang kena pajak tertentu Tax (VAT) upon the import of
yang bersifat strategis berupa : the certain VAT charged goods
having the strategic term,
a. barang modal berupa mesin dan consist of :
peralatan pabrik, baik dalam a. Capital goods in the form of
keadaan terpasang maupun machine and factory
terlepas, tidak termasuk suku equipments, either installed
cadang; or separated, excluding
b. makanan ternak unggas dan spare parts.
ikan dan atau bahan baku untuk b. Feed of poultry and fish and
pembuatan makan ternak, or raw material to make the
unggas, atau perikanan; feed.
c. bibit dan atau benih dari barang c. Seed and or seeding of
pertanian, perkebunan, agricultural material, plan-
kehutanan, peternakan, tation, forestry, livestock,
penangkaran, atau perikanan; aquaculture, or fishery.
d. barang hasil pertanian; d. Agricultural products;

2. Dibebaskan dari pengenaan 2. Free charge of Value Added Tax


Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (VAT)
Pembebasan tersebut berlaku untuk Free charge of Value Added Tax
penyerahan barang kena pajak (VAT) to the delivery of the certain
tertentu yang bersifat strategis VAT charged goods having the
berupa: strategic term, consist of :
a. barang modal berupa mesin a. Capital goods in the form of
dan peralatan pabrik, baik
machine and factory
dalam keadaan terpasang
maupun terlepas, tidak equipments, either installed or
termasuk suku cadang, yang separated, excluding spare
diperlukan secara langsung parts, which is directly needed
dalam proses menghasilkan to produce the VAT charged
barang kena pajak, oleh
products by the taxable
pengusaha kena pajak, yang
menghasilkan barang kena entrepreneurs which are

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 27


27
pajak tersebut; produce taxable goods
b. makanan ternak unggas dan b. Feed of poultry and fish and or
ikan dan atau bahan baku untuk raw material to make feed of
pembuatan makan ternak, animal, poultry, or fishes.
unggas, atau perikanan; c. Seed and or seeding of
c. bibit dan atau benih dari barang agricultural material,
pertanian, perkebunan, plantation, forestry, livestock,
kehutanan, peternakan, aquaculture, nursery or fishery.
penangkaran, atau perikanan. d. Agricultural products.
d. barang hasil pertanian.

Rincian barang hasil pertanian Detailed of agricultural products


yang bersifat strategis yang atas having the strategic term which is
impor dan/atau penyerahannya upon import and/or its delivery is
dibebaskan dari pengenaan PPN
freed from VAT appears in
terdapat dalam Lampiran 1.
Appendix 1.
D. Fasilitas Perpajakan Di Wilayah
Kawasan Pengembangan Ekonomi D. Tax Facilities in the Integrated
Terpadu (KAPET) Economic Development Zone
(IEDZ)
Untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah tertentu yang To push the economic growth in
memiliki sumber daya unggulan yang certain region having excellence
resources potential to be
potensial untuk dikembangkan, dan
developed, and need the big
memerlukan investasi yang besar,
investment, Government has
pemerintah membentuk Kawasan
established the Integrated
Pengembangan Ekonomi Terpadu Economic Development Zone
(KAPET) melalui Peraturan (IEDZ/KAPET) through
Pemerintah NO. 20 Tahun 2000 jo. Governmental Regulation No. 20
Peraturan Pemerintah No. 147 Tahun Year 2000 junco Governmental
2000 yang diharapkan menjadi Regulation No. 147 Year 2000
kawasan andalan pusat pertumbuhan which are expected to be a
ekonomi. Hal tersebut berkaitan centre of excellent zone for
dengan upaya pemerataan regional economic growth. The
pembangunan dan hasil-hasilnya ke mentioned thing related to the
seluruh wilayah Indonesia dengan effort of development distribution
memberikan peluang kepada dunia and its results to overall
usaha agar mampu berperan serta Indonesian region by giving
dalam kegiatan pembangunan di chance to corporate to
wilayah setempat melalui pemberian participate in local development
berbagai paket insentif, baik fiskal through giving various incentive

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 28


28
(perpajakan) maupun non fiskal (non packages, such as fiscal and non
perpajakan). fiscal incentives.

Di Indonesia terdapat 13 KAPET There are 13 IEDZs in Indonesia,


yang pada umumnya tersebar di generally spread over in the eastern
Kawasan Indonesia Timur, kecuali area of Indonesia, except IEDZ of
KAPET Bandar Aceh Darussalam Bandar Aceh Darussalam (NAD).
(NAD). Nama dan alamat KAPET Name and addresses of IEDZ are as
adalah : follows:
1. KAPET Bandar Aceh 1. IEDZ of Bandar Aceh
Darussalam (Nanggroe Aceh Darussalam (Nanggroe Aceh
Darussalam) Darussalam)
Alamat : Jl. Perdagangan No. 20
Address : Jl. Perdagangan No. 20
Sabang 98989, Tlp. 62-652-
22143, 22144; Fax : 62-652- Sabang 98989, Tlp. 62-652-22143,
22009 22144; Fax : 62-652-22009
2. KAPET Bima (NTB), Jl. Gajah 2. IEDZ of Bima (NTB), Jl. Gajah
Mada No. 76 Raba, Bima, NTB; Mada No. 76 Raba, Bima, NTB ,
Tlp./Fax : 62-374-43204 Tlp. / fax : 62-374-43204
3. KAPET Mbay (NTT), Jl. 3. IEDZ of Mbay (NTT), Jl.
Soekarno-Hatta, Bajawa - Ngada, Soekarno-Hatta, Bajawa - Ngada,
NTT; Tlp./Fax : 62-384-21071 NTT, Tlp/ fax : 62-384-21071
4. KAPET Katulistiwa 4. IEDZ of Katulistiwa (West
(Kalimantan Barat), Jl. Merdeka Kalimantan), Jl. Merdeka No. 78
No. 78 Singkawang; Tlp. 62-562- Singkawang, Tlp. 62-562-635100;
635100; Fax : 62-562-633994 Fax : 62-562-633994
5. KAPET DAS KAKAB 5. IEDZ of DAS KAKAB (Central
(Kalimantan Tengah), Jl. Cilik Kalimantan), Jl. Cilik Riwut No. 2
Riwut No. 2 Palangkaraya, Tlp. 62- Palangkaraya, Tlp. 62-536-21145,
536-21145, 38723, 28518, 28626, 38723, 28518, 28626, 286688, Fax
286688; Fax : 62-536-21145 : 62-536-21145
6. KAPET Sasamba (Kalimantan 6. IEDZ of Sasamba (East
Timur), Jl. Basuki Rahmat II No. 5 Kalimantan), Jl. Basuki of Blessing
Samarinda, Tlp. 62-541-748025; of II No. 5 Samarinda, Tlp. 62-541-
Fax: 62-541-748025 748025; Fax : 62-541-748025
7. KAPET Batulicin (Kalimantan 7. IEDZ of Batulicin (South
Selatan), Jl. P. Samudra No 40 Kalimantan), Jl P. Samudra No 40
Banjarmasin, Tlp. 62-511-54154, Banjarmasin, Tlp. 62-511-54154,
366413, 366222 ; Fax : 62-511- 366413, 366222 ; Fax : 62-511-
68012, 366222 68012, 366222
8. KAPET Manado-Bitung 8. IEDZ of Manado-Bitung (North
(Sulawesi Utara), Jl. Diponegoro Sulawesi), Jl. Diponegoro No. 51
No. 51 Manado 95112, Tlp. 62-

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 29


29
431-846685 ; Fax : 62-431-846687 Manado 95112, Tlp. 62-431-
9. KAPET Bukari (Sulawesi 846685; Fax : 62-431-846687
Tenggara), Jl. S. Parman No. 2 9. IEDZ of Bukari (South-East
Kendari, Tlp/Fax.: 62-401-323366. Sulawesi), Jl S. Parman No. 2
10. KAPET Batui (Sulawesi Kendari, Tlp / fax.: 62-401-323366
Tengah), Jl. Urip Sumoharjo, 10. IEDZ of Batui (Central Sulawesi),
Luwuk; Tlp./Fax : 62-461-324172 Jl. Urip Sumoharjo, Luwuk
11. KAPET Pare-pare (Sulawesi Tlp. / fax : 62-461-324172
Selatan), Jl. Panorama No. 1 11. IEDZ of Pare-Pare (South
Parepare; Tlp. 62-421-21616; Fax : Sulawesi), Jl. Panorama No. 1
62-421-21453 Parepare, Tlp. 62-421-21616;
12. KAPET Seram (Maluku), Jl. Fax : 62-421-21453
Pattimura No. 1 Seram, Maluku 12. IEDZ of Seram (Moluccas), Jl.
Tlp./Fax : 62-911-355020,352043 Pattimura No. 1 Seram, Maluku;
13. KAPET Biak (Papua), Jl. Batu Tlp. / fax : 62-911-55020,352043
Karang Swapodibo, Biak 98152, 13. IEDZ of Biak (Papua), Jl. Batu
Irian Jaya Barat, Tlp. 62-981- Karang Swapodibo, Biak 98152,
24514, 25371 ; Fax: 62-981-24515 West Irian Jaya Tlp. 62 -981-
24514, 25371 ; Fax : 62-981-
Fasilitas yang diberikan bagi 24515
penanaman modal di KAPET adalah: Facilities given to investor in the IEDZ
are :
1. Pajak Penghasilan (PPh)
a. Bagi pengusaha yang 1. Income Tax (PPh)
melakukan kegiatan usaha di a. To entrepreneur conducting
dalam KAPET diberikan business activity in IEDZ
perlakuan di bidang Pajak (KAPET) given treatment of the
Penghasilan (PPh) sebagai
berikut: following Income Tax (PPh):
(1) Pengurangan penghasilan (1) Reduction of net income
netto sebesar 30% dari amount of 30% of the
ju m la h penanaman modal investment value;
yang dilakukan; (2). Given choice to apply the
(2) Pilihan untuk menerapkan accelerated decrease and
penyusutan dan atau or amortization as
amortisasi yang dipercepat follows:
sebagai berikut:

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 30


30
Tabel 4 : Ketentuan penyusutan dan amortisasi yang dipercepat di wilayah
KAPET
Table 4. Accelerated Decreasing Tariff and Amortization
Tarif Penyusutun dan Amortisasi
Berdasarkan Metode /
Decrease and Amortization Tariff
Kelompok Harta/ Masa Manfaat Based on Method :
Asset Group Menjadi/
Duration Usage Garis Lurus/ Saldo Menurun/
Straight Line Down Balance
1. Bukan Bangunan Atau
Harta Tak Berwujud /
Non Building Or
Intangible assets

Kelompok I/Group I 2 tahun (2 years) 50% 100%


Kelompok II/Group II 4 tahun (4 years) 25% 50%
Kelompok III/Group III 8 tahun (8 years) 12,5% 25%
Kelompok IV/Group IV 10 lahun (10 years) 10% 20%

II. - Bangunan Permanen/


Permanent Building 10 tahun (10 years) 10%
- Tidak Permanen/ Non 5 tahun (5 years) 20%
Permanent
Building

(3) Kompensasi kerugian fiscal, (3) Compensation for


mul ai tahun pajak berikutnya fiscal loss, beginning
berturu t-turut sampai next fiscal year until
paling lama 10 t ah u n ; no more than 10
(4) Pengenaan Pajak years;
Pengh asilan atas d ev id en (4) Imposition of Income
y a n g dibayarkan kepada Tax on dividends paid
su by ek pajak luar negeri to foreign tax subject
sebesar 10% atau tarif y ang amounted 10% or
lebih rendah menurut lower tariff according
Persetujuan Penghindaran to the Avoidance of
Pajak Berganda yang Double Taxation
ber l ak u . Agreement.

b. Sesuai Keputusan Menteri

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 31


31
Keuangan No. 200/KMK. b. According to the Minister
04/2000, kepada Pengusaha of Finance Decree No.
Kawasan Berikat di dalam 200/KMK.04/2000, to the
wilayah KAPET dapat diberikan Bonded Zone
pembebasan PPh Pasal 22 impor Entrepreneur in the
KAPET territory may be
atas :
granted of income tax
exemption on the import of
(1) Impor barang modal atau Article 22:
peralatan untuk pembangu- (1) Imports of capital
nan/konstruksi/ perluasan goods or equipment
Kawasan Berikat dan for development /
construction /
peralatan perkantoran yang
expansion of Bonded
semata-mata dipakai oleh Zone and office
PKB; equipment that is used
solely by the Bonded
(2) Impor barang modal dan Zone Entrepreneurs
(PKB);
peralatan pabrik yang
(2) Imports of capital
berhubungan langsung goods and equipment
dengan kegiatan produksi are directly related to
PDKB yang semata-mata production activities
dipakai di PDKB; by Companies in the
Bonded Zone (PDKB)
used solely in the
(3) Impor barang dan atau bahan PDKB;
untuk diolah di PDKB. (3) Imports of goods and
or materials to be
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) processed in PDKB.
dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPn-BM) 2. Value Added Tax (VAT) and
Sales Tax on Luxury Goods
Kepada Pengusaha di Kawasan (VAT-LG)
Berikat di dalam wilayah KAPET
dapat diberikan fasilitas perpajakan To the Entrepreneur in
berupa tidak dipungut Pajak Bonded Zone in the IEDZ
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa territory can be given tax
incentives in the form not
dan Pajak Penjualan Atas Barang
collected/charges of Value
Mewah atas: Added Tax and Goods and
a. Impor barang modal atau Services Sales Tax on Luxury

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 32


32
peralatan lain yang berhubungan Goods of the following:
langsung dengan kegiatan a. Imports of capital goods
produksi PDKB yang semata-mata or other equipment
directly related to
dipakai di PDKB. production activities
b. Impor barang modal dan atau PDKB used solely in
bahan untuk diolah di PDKB. PDKB.
c. Pemasukan Barang Kena Pajak b. Imports of capital goods
dari Daerah Pabean Indonesia and or materials to be
processed in PDKB.
lainnya ke PDKB untuk diolah c. Importation of Taxable
lebih lanjut. Goods from other
d. Pengiriman barang hasil produksi Indonesian Customs Area
PDKB ke PDKB lainnya untuk to PDKB to be processed
diolah lebih lanjut. further.
d. Delivery of goods
e. Pengeluaran barang dan atau produced by PDKB to
bahan dari PDKB ke perusahaan another PDKB to be
industri di DPIL atau PDKB processed further.
lainnya dalam rangka sub kontrak. e. Exportation of goods and
f. Penyerahan kembali Barang Kena or materials from the
PDKB to industrial
Pajak hasil pekerjaan subkontrak companies in DPIL or the
oleh Pengusaha Kena Pajak di other PDKB in order to
DPIL atau PDKB lainnya sub-contract.
kepada Pengusaha Kena Pajak f. Re-Submission the
PDKB asal. Taxable Goods result of
subcontract by the
g. Peminjaman mesin dan atau Taxable Companies in the
peralatan pabrik dalam rangka sub DPIL or other PDKB to
kontrak dari PDKB kepada the Taxable Company of
perusahaan industri di DPIL, atau the origin PDKB.
PDKB lainnya dan g. Rental of machinery and
plant equipments in order
pengembaliannya ke PDKB asal. sub-contract of PDKB to
industrial companies in
3. Fasilitas Kepabeanan DPIL, or other PDKB and
a. Kepada Pengusaha yang return to the origin
melakukan kegiatan usaha PDKB.
sebagai PKB (Perusahaan
Kawasan Berikat) atau PKB 3. Customs Facilities
merangkap PDKB (Perusahaan a. To the Firm, which
Dalam Kawasan Berikat) di

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 33


33
dalam wilayah KAPET conducts business as PKB
diberikan fasilitas kepabeanan (Bonded Zone Company)
berupa penangguhan bea masuk or PKB concurrently
atas impor: PDKB (Company In
(1) Barang modal atau peralatan Bonded Zone) in the
untuk pembangunan/ KAPET area provided
konstruksi/perluasan Kawasan facilities in the form of
suspension of customs
Berikat dan peralatan duty on import of:
perkantoran yang semata- (1) Capital goods or
mata dipakai oleh PKB, equipment to
(2) Barang modal dan peralatan development/ cons-
pabrik yang berhubungan truction/ expansion
Bonded and office
langsung dengan kegiatan equipments that are
produksi PDKB yang semata- used solely by the
mata dipakai di PDKB; serta PKB,
(3) Barang dan atau bahan untuk (2) Capital goods and
diolah di PDKB. equipment are
directly related to
production activities
PDKB that used
b. Kepada Pengusaha Industri dan solely in PDKB; and
Pengusaha Industri Jasa Tertentu (3) Goods and / or
yang melakukan kegiatan usaha materials to be
dalam rangka processed in PDKB.
pembangunan/pengembangan
industri/ industri jasa di dalam b. To the Industrial Employers
and Entrepreneurs
wilayah KAPET tetapi berada di Certain Service Industry
luar Kawasan Berikat diberikan conducting business
fasilitas yang meliputi: activities of the
construction /
(1) Keringanan bea masuk atas development industry /
service industry in the
impor mesin yang terkait KAPET area but located
langsung dengan kegiatan outside of Bonded Zone
industri/industri jasa provided facilities as
sehingga tarif akhir bea follows:
masuknya menjadi 5%. (1) Relief from import
duty on machinery
(2) Dalam hal tarif bea masuk that is directly related
atas mesin yang tercantum

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 34


34
dalam Buku Tarif Bea Masuk to industrial activities
Indonesia (BTBMI) 5% atau / services industry so
kurang, maka yang berlaku that the final import
tariffs is 5%.
adalah tarif bea masuk (2) In case the tariff duty
dalam BTBMI; of machines listed in
(3) Keringanan bea masuk 5% the Indonesian
diberikan untuk jangka Customs Tariff Book
waktu pengimporan selama (BTBMI) 5% or less,
so the final tariff
2 tahun terhitung sejak charged as in the
tanggal keputusan keringanan BTBMI;
bea masuk; (3) Relief of import duty
4) Atas impor suku cadang dan amounted 5% granted
impor mesin tidak diberikan for the importation
period for two years
keringanan bea masuk. since the date of the
decision of import
c. Kepada Pengusaha Industri yang duty exemptions;
telah mendapatkan keringanan (4) The import of spare
bea masuk kecuali pengusaha parts and machinery
industri jasa diberikan fasilitas import duty exemp-
tions are not given.
yang meliputi:
(1) Dalam rangka pembangunan c. To the Industrial
industri diberikan keringanan Entrepreneurs who have
bea masuk atas impor barang obtained relief of import
dan bahan untuk keperluan duty except services
produksi 4 tahun sesuai industry are given the
facilities include:
kapasitas terpasang sehingga (1) In order of industrial
tarif akhir bea masuknya development was
menjadi 5% dengan jangka given compensation
waktu pengimporan seiama on import duty of
4 tahun terhitung sejak goods and materials
to the production
tanggal keputusan during four years
keringanan bea masuk atas based on installed
barang dan bahan; capacity so that the
(3) Dalam rangka pengembangan final tariffs is 5% with
industri diberikan keringanan the importation
bea masuk atas impor barang period for four years

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 35


35
dan bahan untuk keperluan since the date of the
tambahan produksi 4 tahun decision of import
sesuai kapasitas terpasang duty exemptions on
sehingga tarif akhir bea goods and materials ;
masuknya menjadi 5%, (2) In order of extension
apabila pengembangan of industry is given
dengan menambah kapasitas import duty relief on
sekurang-kurangnya 30% goods and materials
dari besarnya kapasitas for an additional four
terpasang dengan jangka years based on
waktu pengimporan selama production capacity
4 tahun terhitung sejak so that the final tariff
tanggal keputusan is 5%, if the
keringanan bea masuk atas development to
barang dan bahan; increase capacity at
least 30% of the
(3) Dalam hal tarif bea masuk amount of installed
atas barang dan bahan yang capacity with the
tercantum dalam BTBMI 5% importation period
atau kurang, maka yang for four years since
berlaku adalah tarif bea the date of the
masuk dalam BTBMI. decision of import
duty exemp-tions;
Permohonan untuk memperoleh (3) In the case of import
penangguhan dan atau keringanan tax on goods and
bea masuk di KAPET disampaikan materials contained
kepada Direktur Jenderal Bea dan in BTBMI 5% or less,
Cukai atau Pejabat yang so the valid tariff is in
ditunjuknya. Permohonan the BTBMI.
fasilitas pajak penghasilan dan
pajak pertambahan n i l a i barang Application to obtain the
dan jasa dan pajak penjualan suspension and / or
atas barang mewah di KAPET reduction of import duty
diajukan kepada Direktorat on KAPET submitted to
Jenderal Pajak. the Director General of
Customs or his appointed
officials. Application
income tax and value
added tax facility of goods
and services and sales tax
on luxury goods in
KAPET submitted to the

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 36


36
Directorate General of
Tax.

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 37


37
BAB V CHAPTER V
PERSYARATAN DAN PROSEDUR INVESTMENT REQUIREMENTS
PENANAMAN MODAL AND PROCEDURES
SEKTOR PERTANIAN AGRICULTURE SECTOR

A. Umum A. General

Persyaratan dan prosedur permohonan The requirements and procedures


persetujuan dan perizinan dalam of application in the frame of the
rangka penanaman modal secara umum approval and licensing of
investment in general (applicable
(berlaku untuk semua bidang usaha) to all businesses) can be described
dapat dijelaskan sebagai berikut : as follows:

1. Penanaman Modal Dalam Negeri 1. Domestic Investment

a. Surat Persetujuan PMDN (SP- a. Domestic Investment


PMDN) Approval Letter (SP-PMDN)

SP-PMDN berlaku sebagai izin SP-PMDN accepted as


prinsip, yaitu sebagai dasar principle permit, namely as
pengurusan the basis to process the
persetujuan/perizinan other approval/ implement-
pelaksanaan lainnya. tation permits.
(1) Permohonan SP-PMDN (1) The application of new
baru diajukan kepada SP-PMDN submitted to
Kepala Badan Koordinasi the Head of Indonesia
Penanaman Modal Investment Coordinating
(BKPM) atau Ketua Badan Board (BKPM) or Head
Koordinasi Penanaman Regional BKPM
Modal Daerah (BKPMD). (BKPMD). In case the
Dalam hal permohonan investment located in 2
penanaman modal yang or more provinces, the
berlokasi di dua Propinsi application should be
atau lebih diajukan kepada submitted to Head of
Kepala BKPM. BKPM.

(2) Permohonan diajukan (2) The application submits


dalam 2 (dua) rangkap in 2 (two) copies by
dengan menggunakan using the form model
formulir model I/PMDN I/PMDN with completed

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 38


38
dengan dilengkapi dengan with attachments as
lampiran sebagai berikut : follows:
(a) Bukti Diri pemohon, (a) Applicants identity,
terdiri dari : consisting of :
 Rekaman Akta  Copy of
Pendirian Perusahan Article
dan Perubahannya Association and
untuk perusahaan
yang berbentuk PT, the its amendment
BUMN/BUMD, for the company
CV, Firma (Fa), in form of PT,
atau State Owned
 Rekaman anggaran Companies, CV,
dasar bagi badan
Firm (Fa), or
usaha Koperasi;
atau  Statutes
 Rekaman Kartu record for
Tanda Penduduk Cooperative; or
(KTP) untuk  Copy of
perorangan.
(b) Surat Kuasa dari yang Identity Card
berhak apabila (KTP) for
penandatangan individuals.
permohonan bukan (b) Authority delegacy
dilakukan oleh letter from rightful
pemohon sendiri. applicant if applica-
(c) Rekaman Nomor tion signatory do not
Pokok Wajib Pajak conducted by the
(NPWP) pemohon. applicant self.
(d) Uraian kegiatan (c) Copy of Tax Payer
penanaman modal : Identification
Number (TIN).
 Proses Produksi (d) Description of
yang dilengkapi investment activities
dengan bagan alir include:
proses, serta
mencantumkan  Production
jenis bahan baku/ pro-cess flow
bahan penolong,
bagi industri chart, state the
pengolahan; atau types of raw
 Uraian kegiatan materials/

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 39


39
usaha, bagi kegiatan auxiliary mate-
dibidang jasa. rials for proces-
sing Indu-tries; or
(e) Persyaratan dan/atau
ketentuan sektoral  Description
tertentu yang of business
dikeluarkan oleh activities, for
pemerintah seperti services activities.
yang tercantum antara (e) The specific
lain dalam Buku requirements and/or
Petunjuk Teknis specific regulations
Pelaksanaan issued by the
Penanaman Modal. government as state
(f) Bagi bidang usaha in the Book of the
yang dipersyaratkan Capital Investment
kemitraan. Implementation
 Kesepakatan/perjanj Technical Guidance.
ian kerjasama (f) For business fields
tertulis mengenai that require partner-
kesepakatan ships.
bermitra dengan  Written
usaha kecil, yang agreement
antara lain memuat concerning an
nama dan alamat agreement to
masing-masing partner with small
pihak, pola kemi- businesses, which
among other
traan yang akan
things includes
digunakan, hak dan
the name and
kewajiban masing- address of each
masing pihak, dan party, agreed
bentuk pembinaan partner-ship
yang di berikan model that will be
kepada usaha kecil. implemen-ted, the
 Akte pendirian atau rights and
perubahannya atau obligations of
risalah Rapat each party, and
Umum Pemegang the specification
of the guidance
Saham (RUPS) me-
given to small
ngenai penyertaan
businesses.
usaha kecil sebagai
 The Article

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 40


40
pemegang saham, Association or its
apabila kemitraan amendments or
dalam bentuk the minutes of the
penyertaan saham. Annual General
 Surat pernyataan Meeting of Share-
diatas materai dari holders (AGM) on
usaha kecil yang investments in
menerangkan small businesses
bahwa yang as a shareholder,
bersangkutan if the partnership
memenuhi kriteria in shares of stock.
usaha kecil sesuai  Statement
dengan Undang- letter legalized
Undang No. 9 with a stamp from
Tahun 1995. the small
 Bagi permohonan businesses that
yang memenuhi explained that the
persyaratan, Kepala relevant small
BKPM atau Ketua business criteria
BKPMD Propinsi are met in
akan menerbitkan accordance with
Surat Persetujuan Law No. 9 Year
Penanaman Modal 1995.
Dalam Negeri (SP-  For
PMDN). applications that
meet the
b. Izin-izin Pelaksanaan requirements, the
Head of BKPM or
Izin-izin pelaksanaan dalam Head BKPMD
rangka penanaman modal will issue a Letter
meliputi: of Approval of
1. Diurus di instansi Pusat Domestic
(BKPM atas nama Menteri Investment (SP-
Teknis terkait) PMDN).

a. Angka Pengenal Importer b. The implementation


Terbatas (APIT) permits

The implementation
b. Rencana Penempatan permits include:
1. Processed at the
Tenaga Kerja (RPTK)
Centre Institutions
c. TA.01 (issued by BKPM on

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 41


41
d. Izin Mempekerjakan behalf of the related
Tenaga Asing (IMTA) Minister)
e. Surat Persetujuan Pabean a. Limited Importer
Identity Number
barang modal/bahan
(APIT)
baku b. Employment Plan
(RPTK)
2. Diperoleh di instansi c. TA.01
Daerah (Propinsi, d. Permit of Foreign
Kabupaten/Kota) : Worker Employing
a. Izin Lokasi (IMTA)
b. Izin Mendirikan e. Customs Approval
Bangunan (IMB) of capital goods /
raw materials
c. UUG/HO
d. Hak Atas Tanah 2. Obtained in the
e. AMDAL Regional Institution
(Province, District)
f. Izin usaha sektor
a. Location Permit
pertanian : b. Building Construc-
- tion Permit (IMB)
c. Nuisance Act
Pangan (IUTP,
Permit/Hinder
IUTP-B, IUTP-P) Ordonantie
- d. Land Rights
e. Environmental
(IUP, IUP-B, IUP-P)
Impact Assessment
- Study (AMDAL)
- f. Business Permit on
agricultural sector:
Untuk memperoleh izin - Permit of
Plantation
usaha pertanian tersebut
Business ( IUP,
diperlukan ”rekomendasi IUP-B, IUP-P)
teknis” dari Departemen - Permit of Food
Pertanian c.q Direktur Crops Business.
Jenderal yang bersang- - Permit of
kutan. Horticulture
Business.
Izin-izin yang diperoleh di - Permit of
Pusat dan Daerah dilampirkan Livestock
sebagai persyaratan permo- Business.

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 42


42
honan Izin Usaha Tetap (IUT).
To obtain the permit of
agriculture business
2. Penanaman Modal Asing needed a "technical
(PMA) recommendation" from
Ministry of Agriculture
Permohonan Penanaman Modal c.q the related Director-
General.
baru dalam rangka PMA dapat
diajukan oleh: The all obtained permits and
or approval both obtain in the
a. Warga Negara Asing dan/atau Center institutions and in the
b. Badan Hukum Asing dan/atau Region institutions enclosed
as conditions to apply the
c. Perusahaan PMA dan/atau Permanent Business Permit
d. Warga Negara Asing dan/atau (IUT).
Badan Hukum Asing dan /atau
2. Foreign Direct Investment
perusahaan PMA bersama (FDI)
dengan Warga Negara Indonesia
dan/atau badan Hukum Investment application in
frame of Foreign Direct
Indonesia (dalam bentuk joint
Investment (PMA) can be
venture). applied by:
a. Foreign Citizen and/or
Perizinan/persetujuan yang diperlu- b. Foreign Legal Body
kan dalam rangka PMA adalah : and/or
a. Surat Persetujuan PMA c. Foreign Direct Investment
(SP-PMA) Company and/or
d. Foreign Citizen and/or
(1) SP-PMA dipergunakan Foreign Legal Body
sebagai dasar pengurusan and/or Foreign Direct
Investment Company
persetujuan / perizinan
joining with Indonesian
pelaksanaan lain baik di Citizen and/or Indonesian
pusat maupun di daerah. legal body (in form of
(2) Permohonan PMA baru joint venture).
diajukan kepada Kepala
BKPM dengan lampiran The Approval and or permits
bukti diri (paspor). needed in foreign direct
investment (PMA) are :
(3) Bagi permohonan yang a. Approval Letter of
memenuhi persyaratan Foreign Direct Invest-

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 43


43
maka kepala BKPM ment (SP-PMA)
selambat-lambatnya dalam (1) The SP-PMA used as
10 (sepuluh) hari kerja base document to
process the all
sejak permohonan diterima required approvals/
dengan lengkap dan benar permits both in center
akan menerbitkan Surat and in region
Persetujuan Penanaman institutions.
Modal Asing (SP-PMA). (2) Application of New
SP-PMA digunakan untuk FDI submitted to the
melengkapi izin-izin Head of BKPM with
pelaksanaan penanaman enclose applicant’s
modal. identity (passport).
(3) For the eligible
b. Izin-izin Pelaksanaan application, then the
Head of BKPM issue
Sebagaimana PMDN, izin-izin the Approval Letter of
Foreign Direct Invest-
Pelaksanaan dalam rangka ment (SP-PMA) in
PMA ada yang diurus di Pusat maximum 10 office-
dan ada yang diurus di daerah. days since application
accepted completely/
Izin pelaksanaan tersebut correctly. Furthermore
meliputi: the SP-PMA is used to
(1) Diurus di Pusat (BKPM process the other
atas nama Menteri permits/approvals.
Teknis). b. Execution Permits
Perizinan/persetujuan Same as the PMDN
PMA yang diurus/ (Domestic Investment),
dikeluarkan di BKPM atas the execution permits for
nama Menteri Teknis the FDI there are to be
terkait adalah : processed in Center
(a) Angka Pengenal institusion and in the
Importir Terbatas Region institutions. The
(APIT) implementation permits
(b) Rencana covers :
Penempatan Tenaga (1) Processed in Center
Kerja (RPTK) (BKPM on behalf of
(c) TA.01 the related Techni-
(d) Izin Mempekerjakan cal Minister).
Tenaga Asing The FDI’ permits/
(IMTA) approvals process in
(e) Surat Persetujuan BKPM on behalf of

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 44


44
Pabean Barang relevant Technical
Modal/Bahan Baku Minister are:
a) Limited Importer
Identification
(2) Diperoleh di Pusat Number (APIT)
(Instansi selain BKPM). b) Manpower
Employ Plan
Perizinan/persetujuan (RPTK)
PMA yang harus diurus di c) TA.01
instansi Pusat selain d) Expatriate
BKPM adalah : Recruitment
Permit (IMTA)
(a) Akte Pendirian e) Customs
Perusahaan (Kemen- Approval Letter
for capital goods
terian Hukum dan
/ raw material.
Hak Azasi manusia)
(b) NPWP (Kementerian 2) Processed in Center
Keuangan) Institutions (other
(c) Kartu Izin Tinggal of BKPM).
FDI’s permit/
Terbatas (KITAS)
approval which
untuk tenaga asing must be process in
(Kementerian Hukum another BKPM are:
dan Hak Azasi (a) Article of
Manusia) Association
(the Ministry of
Justice and
(3) Diperoleh di Daerah
Human Right)
(Propinsi, kabupaten/
(b) Tax Payer
kota).
Identification
Number/NPWP
Perizinan/persetujuan
(the Ministry of
PMA yang diurus/ Finance)
dikeluarkan di daerah (c) Limited Stay
adalah : Permit
Card/KITAS
(a) Izin Lokasi for expatriates
(b) Izin Mendirikan (the Ministry of
Bangunan (IMB) Justice and
Human Right).
(c) Undang-Undang
Gangguan/HO (3) Processed in

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 45


45
(d) Hak Atas Tanah Regional institutions
(e) AMDAL (provin-ce,
district/city).
(f) Izin usaha Pertanian The FDI
(tanaman pangan, permit/approvals
hortikultura, processed in regional
institutions are:
perkebunan atau
a). Location Permit;
peternakan). b). Building
Construction
Permit (IMB);
Izin-izin yang diperoleh di Pusat c). Nuisance Act
Permit;
dan Daerah dilampirkan sebagai d). Land rights;
persyaratan permohonan Izin e). Environment
Usaha Tetap (IUT). Impact
Assessment Study
AMDAL;
Skema bagan alur perizinan f). Permit of
PMDN dan PMA dapat dilihat Agricultural
Business
pada Lampiran 3.
(plantation, food
crop, horticulture
or livestock).
B. Persyaratan dan Prosedur Perizinan
Sektor Pertanian The all permits
obtained in “center”
1. Izin Usaha Tanaman Pangan and “region” enclosed
(IUTP) to apply of Permanent
Business Permit (IUT).
Perizinan usaha budidaya tanam
pangan diatur dalam Peraturan The Flowchart of
Menteri Pertanian (Permentan) No. domestic and foreign
direct investment
39/Permentan/OT.140/6/2010 (PMDN and PMA)
tentang Pedoman Perizinan Usaha procedures appear as
Budidaya Tanaman Pangan. Appendix 3.

B. Requirements and procedures for


a. Bidang Usaha Budidaya the Agriculture Sector Permit
Tanaman Pangan
Bidang usaha tanaman pangan 1. Permit of Food Crops
meliputi : Business (IUTP)

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 46


46
1) Usaha Proses Produksi
Permission on the cultivation of
2) Usaha Penanganan Panca
foods crops is regulated
Panen, dan
through the Agriculture
3) Usaha Keterpaduan
Minister Regulation No. 39/
keduanya baik usaha proses
Permentan/OT.140/6/2010
produksi maupun
concerning Guidelines for
penanganan pasca panen.
Food Crop Cultivation
Business Permits.
Usaha proses produksi
meliputi : penyiapan lahan a. Business Field on Food
dan media tumbuh tanaman, Crop
pembenihan tanaman, Business fields of food
penanaman, pemeliharaan/ crops include:
perlindungan tanaman 1) Production Process
dan/atau pemanenan. 2) Post Harvest Handling,
and
Usaha penanganan pasca 3) Integrated Business of
panen meliputi: pembersihan, both production process
pengupasan/perontokan, and post-harvest
pengeringan, sortasi, grading, handling.
pengolahan, pengawetan,
pengemasan, penyimpanan, Production processes
standarisasi mutu, distribusi, business include : land
dan/atau pemasaran hasil preparation and plant
produksi budidaya tanaman growth media, plant
pangan. seeding, planting, mainte-
nance/ plant protection
b. Pelaku Usaha Budidaya and / or harvesting.
Tanaman Pangan.
Usaha budidaya tanaman Post-harvest handling
pangan dapat dilakukan oleh : business includes :
cleaning, stripping /
1) Perorangan warga negara threshing, drying, sorting,
Indonesia, grading, processing,
2) Badan hukum yang preservation, packaging,
storage, quality standard-
didirikan menurut hukum
ddization, distribu-tion, and
Indonesia yang meliputi
/ or marketing of food crops
Koperasi, Perseroan production.
Terbatas, Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), b. Players of Food Crop
Badan Usaha Milik Cultivation Business
Daerah (BUMD) dan

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 47


47
Badan Milik Swasta. The cultivation of food
3) Penanam modal asing: crops business can be
Perorangan warga negara done by:
asing, atau badan hukum
asing . 1) Individual Indonesian
citizens,
Dalam melakukan budidaya 2) Legal business entity
that established under
tanaman pangan pemodal
Indonesian law,
asing wajib bekerjasama including
dengan pelaku usaha Indonesia cooperatives, limited
dengan membentuk badan liability company,
hukum Indonesia dan State Owned
berkedudukan di wilayah Enterprises (BUMN),
negara Republik Indonesia. Regional Owned
Enterprises (BUMD)
and private
Usaha budidaya tanaman companies.
pangan terbagi menjadi :
3) Foreign investor, such
1) Usaha yang tidak as Individual foreign
memerlukan Izin Usaha
nationals or foreign
Budidaya Tanaman legal entity.
Pangan, yaitu :
a). Usaha proses In carrying out the
produksi dengan skala cultivation of food crops
usaha kurang dari 25 the foreign investors shall
hektar dan/atau cooperate with
menggunakan tenaga Indonesian businessmen
kerja tetap kurang to establish the Legal
dari 10 orang. entity business under the
Indonesian law and
b) Usaha penanganan
domiciled in the territory
pasca panen dengan of the Republic of
kapasitas terpasang Indonesia.
kurang dari kapasitas
tertentu, hasil The cultivation of food
penjualan (omzet) crops are divided into:
selama 1 (satu) tahun 1) The Business which
kurang dari Rp. does not require the
2.500.000.000,- (Dua IUTP (Permit of Food
Milyar Lima Ratus Crop Business),
Juta Rupiah) dan/atau namely:
a). Businesses on

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 48


48
menggunakan tenaga production process
kerja tetap kurang with land less than
dari 10 orang. 25 ha and / or
c) Usaha budidaya using permanent
tanaman pangan workforce less than
keterpaduan keduanya 10 people.
dengan skala usaha b) Business on Post-
harvest handling
kurang dari 25 ha,
with an installed
kapasitas terpasang
capacity less than
kurang dari kapasitas certain capacity,
tertentu, hasil the result of sales
penjualan (omzet) turnover for 1 (one)
selama 1 (satu) tahun year less than Rp.
kurang dari Rp. 2,500,000,000, -
2.500.000.000,- (Dua (Two Billion Five
Milyar Lima Ratus Hundred Million)
Juta Rupiah) dan/atau and / or using
menggunakan tenaga permanent
kerja tetap kurang dari workforce less than
10 orang. 10 persons.
c) Integrated business
Usaha budidaya tanaman of both cultivation
and post harvest,
pangan yang tidak wajib with land less than
memiliki izin tersebut 25 ha, the install
harus didaftar oleh Bupati/ capacity less than
Walikota dengan the certain
diberikan Tanda Daftar capacity, the result
of sales turnover
Usaha (TDU). for 1 (one) year
less than Rp.
2) Usaha yang wajib 2,500,000,000, -
memiliki Izin Usaha (Two Billion Five
Budidaya Tanaman Hundred Million)
Pangan (IUTP) and / or using
a) Usaha Usaha proses permanent
produksi dengan skala workforce less than
usaha 25 ha atau lebih 10 persons.
dan/atau
menggunakan tenaga The business on food
kerja tetap 10 orang crops that are not
atau lebih, wajib required to have the

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 49


49
memiliki IUTP-P. permit must be
b) Usaha penanganan registered by the
pasca panen dengan Regent / Mayor with
kapasitas terpasang given the Certificate of
sama dengan atau Business Registration
lebih dari kapasitas (TDU).
tertentu, hasil
penjualan (omzet) 2) The business which
selama 1 (satu) tahun must have a Business
sama dengan atau Permit of Food Crop
lebih dari Rp. Cultivation (IUTP)
2.500.000.000,- (Dua a) Business on
Milyar Lima Ratus production
Juta Rupiah), processes with land
dan/atau 25 hectares or
menggunakan tenaga more and / or use a
kerja tetap sama permanent
dengan atau lebih dari workforce 10
10 orang, wajib persons or more,
memiliki IUTP-PP. shall have IUTP-P.
c) Usaha budidaya b) Business on post-
tanaman pangan harvest handling
dengan skala usaha with an installed
25 ha atau lebih, capacity equal to or
kapasitas terpasang more than a certain
sama dengan atau capacity, the sales
lebih dari kapasitas (turnover) for 1
tertentu, hasil (one) year is equal
penjualan (omzet) to or more than Rp.
selama 1 (satu) tahun 2,500,000,000, -
sama dengan atau (Two Billion Five
lebih dari Rp. Hundred Million),
2.500.000.000,- (Dua and / or use of
Milyar Lima Ratus manpower and
Juta Rupiah) dan/atau equipment equal to
menggunakan tenaga or more than 10
kerja tetap sama persons, shall have
dengan atau lebih dari the IUTP-PP.
10 orang, wajib c) Business on
memiliki IUTP. cultivation of food
crops (integrated)
with 25 hectares
c. Ketentuan Khusus land or more, the

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 50


50
1) Luas maksimum installed capacity
pengusahaan lahan untuk equal to or more
satu perusahaan adalah than a certain
10.000 Ha (sepuluh ribu capacity, the sales
hektar). (turnover) for 1
2) Batasan luas maksimum (one) year is equal
tersebut tidak berlaku to or more than Rp.
untuk Badan Usaha Milik 2,500,000,000,-
Negara dan Badan Usaha (Two Billion Five
Milik Daerah Hundred Million
3) Batasan luas maksimum Rupiah) and/or em-
untuk wilayah Papua ploying of man-
(Propinsi Papua Barat dan power 10 persons
Propinsi Papua) adalah or more, shall have
20.000 Ha (dua kali the IUTP.
batasan maksimum
provinsi lain). c. Special Conditions
4) Kepemilikan modal asing 1) The maximum land for a
untuk usaha budidaya single company's conce-
tanaman pangan utama ssion is 10,000 hectares
(padi, jagung, kedelai, ubi (ten thousand hectares).
kayu, ubi jalar, kacang 2) The maximum area
hijau, kacang tanah) shall not apply to State
maksimum 49%. Owned Enterprises and
Regional Government
d. Persyaratan dan Owned Enterprises.
Tatacara Permohonan Izin 3) The maximum area in
Usaha Budidaya Tanaman the territory of Papua
Pangan (West Papua province
and Papua Province) is
Calon investor mengajukan 20,000 ha (twice of the
permohonan IUTP, IUTP-P maximum limit other
atau IUTP-PP secara tertulis provinces).
kepada : 4) Ownership of foreign
 Bupati/walikota, apabila capital for the
lokasi usahanya berada cultivation of major
dalam satu wilayah food crops (rice, corn,
Kabupaten / Kota. soybeans, cassava,
sweet potatoes, mung
 Gubernur, apabila lokasi
beans, peanuts)
usahanya melintas di lebih
maximum is 49%.
dari satu kabupaten/kota
atau melintas lebih dari
d. Requirements and

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 51


51
satu provinsi Procedures for Food Crop
Cultivation Business
1) Persyaratan untuk
Licenses
memperoleh IUTP-P
Investors submit a written
sebagai berikut:
application (to obtain the
a) Kartu Tanda
IUTP, IUTP-P or-PP IUTP)
Penduduk (KTP) bagi
to:
perorangan;
 The Regent / Mayor, if
b) Akte pendirian
the business location is
perusahaan dan
only within one
perubahannya yang
regency / city.
terakhir;
c) Nomor Pokok Wajib  The Governor, if the
Pajak; location in more than
d) Surat keterangan one district / city or
domisili; across more than one
e) Rekomendasi province
kesesuaian dengan
Rencana Tata Ruang 1) The requirements for
Wilayah / Rencana obtaining the IUTP-P as
Detail Tata Ruang follows:
Kabupaten/Kota dari a) Identity Card (KTP)
bupati/walikota untuk for individuals;
Izin Usaha Budidaya b) The Article
Tanaman Pangan Association and its
yang diterbitkan oleh last amendments;
gubernur. c) Number of Tax
f) Rekomendasi
Payer;
kesesuaian dengan
rencana makro d) Certificate of
pembangunan domicile;
tanaman pangan e) Recommendation
provinsi dari gubernur conformity with the
untuk Izin Usaha Spatial Planning /
Proses Produksi Detailed Spatial
Tanaman Pangan
Plan for Regency/
yang diterbitkan oleh
bupati/walikota; City from Regents /
g) Izin lokasi dari Mayor for Food
bupati/walikota yang Crop the IUTP-P
dilengkapi dengan will be issued by
peta calon lokasi Governor.
dengan skala f) Recommendation

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 52


52
1:100.000 atau conformity with
1:50.000; macro plans of
h) Rencana kerja development of food
pembangunan unit
usaha budidaya crops from Governor
tanaman pangan; for the IUTP-P
i) Hasil Analisis which will be issued
Mengenai Dampak by regents or
Lingkungan atau mayors;
Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup g) Location Permit
dan Upaya from regent / mayor
Pemantauan attached with a map
Lingkungan Hidup of proposed
sesuai ketentuan locations on scale of
peraturan perundang-
undangan di bidang 1:100,000 or
lingkungan hidup; 1:50,000;
j) Pernyataan h) Work plan of the
kesanggupan food crops
menerapkan sistem cultivation
jaminan mutu pangan
hasil pertanian; development;
k) Pernyataan i) The Environmental
kesanggupan Impact Assessment
melakukan kegiatan or Environmental
usaha paling lambat 6 Management Effort
(enam) bulan sejak
diterbitkan izin usaha; and Environmental
dan Monitoring Efforts in
l) Pernyataan kesediaan accordance with the
untuk melakukan legislation in the
kemitraan. environmental field;
2) Persyaratan untuk j) Statement of ability
memperoleh IUTP-PP to apply quality
sebagai berikut: assurance system of
a) Kartu Tanda food crop products;
Penduduk (KTP) bagi k) Statement ability to
perorangan;
realize the business
b) Akte pendirian
perusahaan dan no later than 6 (six)
perubahannya yang months since

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 53


53
terakhir; issuance the permit;
c) Nomor Pokok Wajib and
Pajak; l) Statement of willing-
d) Surat keterangan
domisili; ness to develop
e) Surat Izin Usaha partnerships.
Perdagangan (SIUP);
f) Izin Usaha
Perindustrian (IUP); 2) The requirements for
g) Rekomendasi obtaining IUTP-PP as
kesesuaian dengan follows:
Rencana Tata Ruang a) Identity Card
Wilayah/Rencana (KTP) for
Detail Tata Ruang individuals;
Kabupaten/Kota dari b) The Article
bupati/walikota untuk Association and its
Izin Usaha Budidaya last amendments;
Tanaman Pangan c) Number of Tax
yang diterbitkan oleh Payer;
gubernur. d) Certificate of
h) Rekomendasi domicile;
kesesuaian dengan e) Letter of Trade
rencana makro Business License
pembangunan (SIUP);
tanaman pangan f) Business Permit for
provinsi dari gubernur Industry (IUP);
untuk Izin Usaha g) Recommendations
Proses Produksi conformity with the
Tanaman Pangan Spatial Planning /
yang diterbitkan oleh Detailed Spatial
bupati/walikota; Plan for
i) Izin lokasi dari regency/city from
bupati/walikota yang Regents/Mayor for
dilengkapi dengan the IUTP-PP which
peta calon lokasi will be issued by
dengan skala Governor.
1:100.000 atau h) Recommendations
1:50.000; conformity with
j) Rekomendasi lokasi macro plans of
dari pemerintah development of
daerah lokasi unit food crops from
pengolahan; Governor for the

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 54


54
k) Jaminan pasokan IUTP-PP which
bahan baku yang will be issued by
diketahui oleh Regent or Mayor;
bupati/walikota; i) Location Permit
l) Rencana kerja from Regent /
pembangunan unit Mayor attached
usaha budidaya with a map of
tanaman pangan; proposed locations
m) Hasil Analisis with scale of
Mengenai Dampak 1:100,000 or
Lingkungan atau 1:50,000;
Upaya Pengelolaan j) Recommendations
Lingkungan Hidup from the of the
dan Upaya local government
Pemantauan which is the
Lingkungan Hidup processing units
sesuai ketentuan established.
peraturan perundang- k) Statement
undangan di bidang Guarantee of raw
lingkungan hidup; material supplies
n) Pernyataan known by the
kesanggupan regent / mayor;
menerapkan sistem l) Work plan of food
jaminan mutu pangan crops cultivation
hasil pertanian; development;
o) Pernyataan m) The Environmental
kesanggupan Impact Assessment
melakukan kegiatan or Environmental
usaha paling lambat 6 Management Effort
(enam) bulan sejak and Environmental
diterbitkan izin usaha; Monitoring Efforts
dan in accordance with
p) Pernyataan kesediaan laws and
untuk melakukan regulations in the
kemitraan. environmental
field;
3) Persyaratan untuk mem- n) Statement of ability
peroleh IUTP, perusahaan to apply quality
tanaman pangan mengaju- assurance system
kan permohonan tertulis of food crops;
dengan dilengkapi persya- o) Statement of

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 55


55
ratan sebagaimana persya- willingness to
ratan untuk memperoleh realize the business
IUTP-P dan/atau IUTP-PP no later than 6
seperti tersebut diatas. (six) months since
4) Bupati/walikota atau the issuance the
gubernur dalam jangka permit; and
waktu paling lama 15 p) Statement of
(Lima belas) hari kerja
willingness to
terhitung sejak tanggal
practice partner-
menerima permohonan
ships.
harus memberikan
jawaban menerima, 3) The requirements for
menunda, atau menolak. obtaining IUTP, the
5) Apabila dalam jangka company submit a
waktu 15 (Lima belas) written application
hari kerja, bupati/walikota completed with requi-
atau gubernur belum rements same as the
memberikan jawaban, requirements to obtain
permohonan dianggap the IUTP-P and / or the
telah lengkap dan IUTP-PP.
disetujui.
4) The regent / mayor or
6) Permohonan yang telah
governor in a
lengkap dan disetujui
maximum period of 15
harus diterbitkan IUTP-P,
IUTP-PP, atau IUTP. (Fifteen) working days
since the date of
e. Rekomendasi Teknis receiving the
application must pro-
Pemberian Izin Usaha vide answers to accept,
Tanaman Pangan (IUTP, suspend, or refuse.
IUTP-P, IUTP-PP) dalam 5) If within 15 (fifteen)
rangka penanaman modal working days, regent /
dalam negeri maupun mayor or governor has
penanaman modal asing not yet responded, the
terlebih dahulu harus application deemed
mendapat ”rekomendasi tek- complete and
nis” dari Direktur Jenderal approved.
atas nama Menteri Pertanian. 6) An application that has
been completed and
f. Penundaan permohonan approved must be
published IUTP-P,
1) Permohonan ditunda, IUTP-PP, or IUTP.
apabila setelah dilakukan

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 56


56
pemeriksaan dokumen
masih ada kekurangan
persyaratan yang harus e. Technical Recommendations
dipenuhi.
2) Penundaan diberitahukan Issuance of the Food Crops
secara tertulis kepada Business Permit (IUTP,
pemohon dengan disertai IUTP-P, IUTP-PP) in
alasan penundaan. context of domestic
3) Apabila dalam jangka investment or foreign direct
waktu paling lama 30 investment must first get a
(tiga puluh) hari kerja "technical recommendation"
terhitung sejak menerima from the Director General
pemberitahuan penundaan on behalf of the Ministry of
dan pemohon belum Agriculture.
melengkapi kekurangan
f. Postponement of Application
persyaratan, permohonan
dianggap ditarik kembali. 1) An application will be
4) Apabila pemohon telah postponed, if after
melengkapi persyaratan examination of documents
sebelum 30 (tiga puluh) found incomplete
hari kerja, requirement(s) to be
Bupati/Walikota atau completed.
Gubernur dalam jangka 2) Postponement shall be
waktu paling lama 15 notified in writing to the
(lima belas) hari kerja applicant completed with
sudah menerbitkan IUTP- reasons of the post-
P, IUTP-PP, atau IUTP. ponement.
3) If within a period of 30
g. Penolakan Permohonan
(thirty) working days after
1) Permohonan ditolak receiving notification of
apabila setelah dilakukan the postponement and the
pemeriksaan dokumen applicants has not
ternyata persyaratan tidak completed the requi-
benar, usaha yang akan rements, the application is
dilakukan bertentangan deemed withdrawn.
dengan ketertiban umum 4) If the applicant has
dan/atau perencanaan completed the require-
makro pembangunan ments before the 30
tanaman pangan provinsi (thirty) working days, the
atau rencana tata ruang Regent / Mayor or
wilayah kabupaten/kota. Governor for a maximum
2) Penolakan diberitahukan 15 (fifteen) working days
secara tertulis kepada has been issued the IUTP-

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 57


57
pemohon dengan disertai P, IUTP-PP, or IUTP.
alasan penolakannya.
g. Rejection of Application
h. Masa Berlaku IUTP, IUTP-
P, IUTP-PP : 1) Application will be
1) IUTP-P, IUTP-PP, atau rejected if only after
IUTP berlaku selama examination of
pelaku usaha masih documents was not true
melakukan kegiatan requirements, the
usaha. business will be done
2) IUTP-P, IUTP-PP, dan contrary to public order
IUTP dilarang untuk and / or macro planning
dipindahtangankan. or development of food
crops spatial plans in
i. Perubahan Usaha: provincial or regency/
Perubahan luas lahan dan/atau city.
kapasitas unit usaha pasca 2) The rejection shall be
panen terpasang dari skala notified in writing to the
applicant completed with
usaha daftar menjadi skala the reason of rejection.
usaha izin harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut: h. Validity of the IUTP, IUTP-
1) Pelaku usaha budidaya P, IUTP-PP:
tanaman pangan yang 1) The IUTP-P, IUTP-PP,
memiliki Izin (IUTP-P or IUTP valid for the
atau IUTP) dan akan entrepreneurs are still
melakukan perubahan engaged in the business.
luas lahan 25 Ha (dua 2) The IUTP-P, IUTP-PP,
puluh lima hektar) atau and IUTP prohibited to
lebih harus mendapat be transfered.
persetujuan dari pemberi
izin.
i. Changes of Business:
2) Pelaku usaha yang
Changes in land area and /
memiliki IUTP-PP atau
or installed capacity of post-
IUTP apabila melakukan
harvest business unit from
perubahan 25% (dua
“the registered business
puluh lima persen) atau
scale” to “the mandatory
lebih dari kapasitas unit
permit business scale”, so
pengolahan terpasang
the business must meet the
harus mendapat
following requirements:
persetujuan dari pemberi
1) The Companies of the
izin.
food crops cultivation

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 58


58
3) Untuk mendapat persetu- that have a permit (or
juan perubahan luas lahan IUTP IUTP-P) and will
dan/atau kapasitas unit make changes to the
pengolahan terpasang, pe- land area 25 hectares
laku usaha mengajukan (twenty-five acres) or
permohonan secara ter- more must have
tulis kepada pemberi izin approval from permit
dengan melampirkan publisher.
persyaratan (IUTP-P dan 2) The companies which
IUTP-PP); have had the IUTP-PP
4) Bupati/walikota atau or IUTP if will make
gubernur dalam mem- changes 25% (twenty
berikan persetujuan peru- five percent) or more of
bahan luas lahan dan/atau the installed capacity of
kapasitas unit pengolahan processing units must
terpasang berpedoman obtain approval from
pada Rencana Tata Ruang permit publisher.
Wilayah (RTRW) dan 3) To get approval of
Rencana Detail Tata
changes in land area
Ruang (RDTR).
and / or processing unit
5) Perubahan luas lahan
dan/atau kapasitas unit installed capacity,
pengolahan yang dila- businessmen apply in
kukan di atas tanah milik writing to the permit
masyarakat adat, selain authority with attach
harus memenuhi persya- the IUTP-P and IUTP-
ratan perubahan luas PP);
lahan dan/ atau kapasitas 4) The regent / mayor or
unit terpasang juga harus governor in giving
menyelesaikan status approval for change of
pemanfaatan lahannya land area and / or
oleh pelaku usaha dengan processing unit
masyarakat adat setempat installed capacity is
yang dibuktikan secara guided by the Spatial
tertulis. Plan (RTRW) and
Detailed Spatial Plan
j. Kewajiban Pemegang (RDTR).
IUTP,IUTP-P, IUTP-PP 5) Changes in land area
Perusahaan tanaman pangan and / or capacity of
yang telah memiliki IUTP, processing units that
IUTP-P, IUTP-PP wajib : carried out on land
1) Merealisasikan usaha owned by indigenous
paling lambat dalam

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 59


59
jangka waktu 6 (enam) peoples, besides must
bulan sejak diterbitkan meet the requirements
IUTP, IUTP-P, IUTP-PP for changing area and /
2) Menerapkan Analisis or installed capacity
Mengenai Dampak utilization also must
Lingkungan (AMDAL), resolve the status of
atau Upaya Pengelolaan land by businessmen
Lingkungan Hidup (UKL) with local indigenous
dan Upaya Pemantauan peoples as evidenced in
Lingkungan Hidup (UPL) written document..
sesuai peraturan
perundang-undangan yang j. Obligations of the IUTP,
berlaku; IUTP-P,-PP IUTP Holder
3) Menumbuhkan dan The companies that already
memberdayakan have a food crop IUTP,
masyarakat/koperasi IUTP-P,-PP IUTP shall:
setempat; serta 1) Realizing the business
4) Melaporkan at least within 6 (six)
perkembangan usaha months since the
proses produksi, Pasca publication of IUTP,
panen dan keterpaduan IUTP-P,-PP IUTP.
keduanya kepada bupati/ 2) Applying
walikota atau gubernur. Environmental Impact
5) Melaporkan realisasi luas Assessment (EIA) or
lahan budidaya yang Environmental
ditanam, keadaan/ Management Efforts
serangan organisme (UKL) and Environ-
pengganggu tumbuhan, mental Monitoring
perkembangan produksi, Efforts (UPL) based on
dan pengolahan atau legislation and
pemasaran hasil sesuai regulations;
jenis usaha kepada 3) Developing and
bupati/walikota dalam hal empowering the local
ini Kepala Dinas community /
Kabupaten/kota, cooperatives; and
selanjutnya Kepala Dinas 4) To report the business
kabupaten/kota development process of
melaporkan kepada production, post
gubernur dalam hal ini harvest or the
Kepala Dinas provinsi. integrated of both to the
Kepala Dinas provinsi regent / mayor or
melaporkan kepada governor.
Menteri dalam hal ini 5) Report the realization

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 60


60
Direktur Jenderal. of the planted area of
6) Menjamin kelangsungan cultivated land, status
usaha, menjaga keles- of pests and diseases,
tarian fungsi lingkungan progress of production,
dan sumber daya genetik, and processing or
mencegah berjangkitnya marketing appropriate
organisme pengganggu with the types of
tumbuhan (OPT), dan businesses to the
mencegah timbulnya Regent / Mayor in this
kerugian pihak lain case the Head of
dan/atau kepentingan
Technical Office, then
umum.
the officer report to
7) Membayar Penerimaan
Negara Bukan pajak governor in this case is
apabila pelaku usaha Head of provincial
melakukan usaha dengan technical office, and
memanfaatkan jasa dan/ then the provincial
atau sarana yang dise- officer report to the
diakan oleh Pemerintah Agriculture Minister in
sesuai dengan ketentuan this case is the
Peraturan Perundang- technical Director
undangan di bidang General.
penerimaan negara bukan 6) To ensure continuity of
pajak. business, preserving the
k. Sanksi Administrasi environmental functions
1) Pelaku usaha yang and genetic resources,
memiliki IUTP-P, IUTP- prevent the outbreak of
PP, atau IUTP dan nuisance plant orga-
mendapat persetujuan nisms, and prevent
perubahan luas lahan losses from other
dan/atau kapasitas unit parties and / or public
pengolahan terpasang interest.
yang tidak melaksanakan 7) Pay the State Income
kewajiban, tidak Not Tax (PNBP) if the
menjamin kelangsungan entepreneur do
usaha, tidak menjaga business use services
kelestarian fungsi ling- and / or facilities
kungan, sumber daya provided by the
genetik, tidak mencegah Government in
berjangkitnya organisme accordance with the
pengganggu tumbuhan provisions of legislation
(OPT) dan/atau tidak in the state non tax

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 61


61
mencegah timbulnya revenues.
kerugian pihak lain
dan/atau kepentingan
umum diberikan peringat- k. Administrative sanctions
an tertulis sebanyak 2 1) Business actors who
(dua) kali masing-masing have the IUTP-P, IUTP-
dengan tenggang waktu 3 PP, or IUTP and
(tiga) bulan. approved changes in
2) Apabila dalam 2 (dua) land area and/or
kali peringatan tidak installed capacity of
diindahkan, IUTP-P, processing units that do
IUTP-PP, atau IUTP not fulfill his duties,
dicabut. does not guarantee
3) Pelaku usaha yang
business continuity, not
memiliki IUTP-P atau
the function of preser-
IUTP dan mendapat
ving the environment,
persetujuan perubahan
genetic resources, not
luas lahan dan/atau
prevent the outbreak of
kapasitas unit pengolahan
confounding plant orga-
terpasang tidak melak-
nisms and / or does not
sanakan kewajibannya
prevent other parties for
selain izin usahanya
dicabut, diusulkan penca- losses and/or public
butan Hak Guna Usaha interests are given a
kepada instansi yang written warning as
berwenang. much as 2 (two) times
each with a grace
Peraturan Menteri Pertanian period of 3 (three)
months.
tentang Pedoman Perizinan
2) If within 2 (two) times
Usaha Budidaya Tanaman the warning is not
Pangan dapat dilihat pada ignored, the IUTP-P,
Lampiran 4. IUTP-PP, or IUTP are
revoked.
2. Izin Usaha Hortikultura (IUH) 3) Business actors who
have the IUTP-P or
Perizinan usaha hortikultura diatur IUTP and approved
dalam Keputusan Menteri changes in land area
Pertanian (Kepmentan) No.: and/or processing unit
348/Kpts/TP.240/2003 tentang installed capacity has
Pedoman Perizinan Usaha not performed its
Hortikultura. Hal-hal yang diatur obligations, beside the
IUTP revoked, so then

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 62


62
dalam Kepmentan tersebut adalah : proposed revocation of
the Land Use Right
a. Bidang Usaha Hortikultura (HGU) to the relevant
authorities.
Jenis usaha hortikultura terdiri
atas: The Regulation of the
1) Usaha budidaya Minister of Agriculture on
hortikultura; the Guidelines for Food
2) Usaha pasca panen; dan Crop Cultivation Business
Permits can be found in
3) Usaha wisata agro. Appendix 4.
Usaha budidaya hortikultura
2. The Horticulture Business
meliputi : usaha budidaya
Permits
tanaman buah, usaha budidaya
tanaman sayuran, usaha The horticulture business
budidaya tanaman hias dan permits are regulated by the
usaha budidaya aneka Minister of Agriculture
tanaman. Decree No. 348/Kpts/TP.240/
2003 on Guidelines of
Usaha pasca panen Horticulture Business
hortikultura meliputi: Permits. Things that are
pemilahan (sortasi), pengklasi- regulated in the Decree are:
fikasian (grading), penge- a. Fields Business of
pakan/pengemasan budidaya Horticulture
hortikultura untuk tujuan Horticulture business type
comprising of:
komersial. 1) The business on
cultivation;
Usaha wisata agro meliputi: 2) The business on post-
harvest; and
usaha budidaya hortikultura 3) The business on agro
tourism.
untuk tujuan wisata komersial.
Cultivation of horticulture
b. Pelaku Usaha Hortikultura include : the cultivation of
fruit trees, cultivation of
Usaha hortikultura dapat vegetable crops, the
dilakukan oleh perorangan cultivation of ornamental
Warga Negara Indonesia atau plants and the cultivation
badan hukum yang didirikan of various crops.
menurut hukum Indonesia
Post-harvest horticulture
yang meliputi Koperasi,
business include: sorting,
Perseroan Terbatas, Badan

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 63


63
Usaha Milik Negara (BUMN), classification/grading,
termasuk Badan Usaha Milik packing/packaging of
Daerah (BUMD) dan Badan horticultural products for
Milik Swasta. commercial purposes.

Usaha hortikultura juga dapat Agro tourism businesses


dilakukan oleh penanam include the cultivation of
modal asing. Untuk horticulture for comer-
memperoleh IUH, penanam cial purpose.
modal asing selain memenuhi
persyaratan yang ditentukan b. Actors of the
juga harus mendapat Horticulture Businesses
rekomendasi teknis dari
Direktur Jenderal Hortikultra. Horticulture business can
be conducted by
c. Kriteria untuk memperoleh individual Indonesian
Izin Usaha Hortikultura citizen or a legal entity
(IUH) established under
Indonesian law, includes
Usaha di sub sektor cooperatives, limited
hortikultura yang wajib liability company, State
memiliki IUH adalah usaha Owned Enterprises,
budidaya, usaha pasca panen including Regional
dan atau wisata agro yang : Owned Enterprises and
1) Private Property Agency.
kerja lebih dari 10
(sepuluh) orang tenaga Horticulture business can
kerja, atau also be performed by a
2) foreign investor. To
dan bangunan paling obtain the IUH, the
sedikit senilai Rp. foreign investor meets the
500.000.000,- (lima ratus requirements specified in
juta rupiah), atau addition should also get
technical advice from the
3) Director General of
selama 1 (satu) tahun Horticulture.
paling sedikit senilai Rp.
2.500.000.000,-dua miliar
lima ratus rupiah). c. Criteria for obtaining the
Horticulture Business
IUH dapat diberikan sekaligus Permits
kepada pelaku usaha yang

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 64


64
melakukan budidaya The businesses in
hortikultura, pasca panen dan horticultural sub-sector
atau wisata agro. which is obliged to have
IUH are cultivation, post
Budidaya hortikultura, pasca harvest operations and/or
panen dan atau usaha wisata agro tourism which are:
agro yang tidak memenuhi 1) Employing labor for
more than 10 (ten)
ketentuan tersebut tidak wajib
labor, or
memiliki IUH tetapi wajib 2) Having assets
dilakukan pendaftaran oleh excluding land and
pemberi izin. buildings worth at
least Rp.
500.000.000, (five
Dalam hal pelaku usaha yang hundred million
memiliki IUH dan akan rupiah), or
melakukan deversifikasi usaha 3) The annual sales
wisata agro dapat diberikan (turnover) for 1 (one)
izin perluasan usaha year of at least Rp.
2,500,000,000,- (two
hortikultura.
billion five hundred
rupiah).
d. Persyaratan dan Tatacara
Permohonan Izin Usaha The IUH can be given at
Hortikultura once to business actors
who do horticultural
cultivation, post harvest
and/or agro-tourism.
Untuk memperoleh IUH,
pengusaha hortikultura The business of
mengajukan permohonan horticulture cultivation,
post harvest and agro-
secara tertulis kepada : tourism or business that
1) Gubernur, apabila lokasi do not meet these
lahan usaha hortikultura requirements are not
required to have the IUH
berada pada lintas but must be registered by
kabupaten dan atau Kota; the permit authority
atau Officer.
2) Bupati/Walikota, apabila In case of entrepreneurs
lokasi lahan usaha who have get the IUH and
hortikultura berada di will do business diversi-
fication in agro tourism
wilayah daerah Kabupaten

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 65


65
atau Kota. may be granted permit for
expansion of horticulture
business.
Tembusan permohonan kepada
Menteri Pertanian dalam hal
d. Requirements and
ini Direktur Jenderal
Procedures of Horticul-
Hortikultura.
tural Business Permits
Application
Untuk usaha budidaya,
permohonan tertulis dilengkapi To obtain the IUH,
dengan lampiran berikut: horticultural entrepre-
neurs submit a written
1) Akte pendirian atau application to:
perubahannya yang
terakhir bagi perusahaan, 1) The Governor, if the
atau Kartu Tanda location of horticul-
Penduduk (KTP) bagi ture business land
perorangan; located at the cross-
district and or City;
2) Nomor Pokok Wajib
or
Pajak (NPWP); 2) The Regent/Mayor, if
3) Surat keterangan domisili; the location of the
4) Studi kelayakan usaha dan business of horti-
rencana kerja usaha; culture land located
5) Rekomendasi teknis just only in the
kesesuaian lahan dari District or city area.
instansi teknis yang Copies of the application
berwenang. submitted to the Minister
of Agriculture in this case
Sedangkan untuk usaha pasca is the Director General of
panen, permohonan tertulis Horticulture.
dilengkapi dengan lampiran For cultivation business,
sebagai berikut: the application is
1) Akte completed with the
attachments bellow:
pendirian dan atau
1) The Article Associa-
perubahannya terakhir, tion or the last
atau Kartu Tanda amendment to the
Penduduk (KTP); company, or identity
cards (KTP) for
2) Nomor individuals;

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 66


66
Pokok Wajib Pajak 2) Tax Payer Registra-
(NPWP); tion Number
(NPWP);
3) Surat 3) Certificate of
keterangan domisili; domicile
4) Studi 4) The feasibility study
and business plan;
kelayakan usaha dan
5) Technical
rencana kerja usaha; recommendation of
5) Memili land suitability from
ki peralatan dan sarana the technical
competent agency.
pasca panen sesuai dengan
jenis kegiatan bidang Whereas for the post-
usaha. harvest business, the
application is completed
with the attachment
Untuk usaha wisata agro, bellow:
permohonan tertulis dilengkapi 1) The Article of
dengan lampiran sebagai Association or the
berikut: last amendment, or
1) Akte pendirian dan atau identity cards (KTP)
perubahannya terakhir, for individuals;
atau Kartu Tanda 2) Tax Payer Identifi-
Penduduk untuk cation Number
perorangan; (NPWP);
2) Nomor Pokok Wajib 3) Certificate of
Pajak (NPWP); domicile
3) Surat keterangan domisili; 4) The feasibility study
4) Studi kelayakan usaha dan and business plan;
rencana kerja usaha; 5) Statement of posse-
ssing post-harvest
5) Rekomendasi teknis
equipments and
kesesuaian lahan dari facilities in accor-
instansi teknis yang dance with the type of
berwenang; business activity.
6) Menjaga keamanan
plasma nutfah dan For agro-tourism busi-
ness, the application is
mencegah berjangkitnya
completed with the
organisme pengganggu attachment bellow:
tumbuhan. 1) The Article
Association or the

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 67


67
e. Rekomendasi Teknis last amendment to the
company, or identity
Pemberian Izin Usaha cards (KTP) for
Hortikultura (IUH) dalam individuals;
2) Tax Payer Identifi-
rangka penanaman modal cation Number
asing terlebih dahulu harus (NPWP);
mendapat ”rekomendasi tek- 3) Certificate of
domicile
nis” dari Direktur Jenderal
4) The feasibility study
Hortikultura atas nama and business plan;
Menteri Pertanian. 5) Technical
recommendation of
f. Kewajiban Pemegang IUH land suitability from
the technical
Perorangan atau badan hukum institution
yang memperoleh IUH wajib: authorities;
6) Maintain security of
1) paling lambat dalam germ plasm and
waktu 2 tahun sejak prevent the outbreak
diterbitkannya IUH sudah of plant pests.
melaksanakan kegiatan
usaha. e. Technical Recommen-
2) merealisasikan pemba- dations
ngunan lahan usaha
hortikultura sesuai dengan Issuance of the
rencana kerja yang telah Horticulture Business
permit in the frame of
disusun dan sesuai dengan
foreign investment must
perencanaan makro get a "technical
pembangunan hortikultura recommendation" first
secara nasional dan from the Director General
regional. of Horticulture on behalf
3) mengelola usaha of the Minister of
hortikultura secara Agriculture.
profesional, transparan,
partisipatif, berdaya guna f.Obligations of the Permit
Holder
dan berhasil guna.
Individuals or legal
4) membuka lahan tanpa entities who obtain IUH
bakar dan mengelola shall:
sumberdaya alam secara 1) realize/conducting

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 68


68
lestari. business activities at
5) menumbuhkan dan latest within two years
memberdayakan masya- from the issuance the
IUH.
rakat/koperasi setempat. 2) realize the land
6) melaporkan perkemba- development of horti-
ngan usaha hortikultura cultural business in
secara berkala setiap 12 accordance with work
bulan sekali kepada plans that have been
prepared in
pemberi izin dengan accordance with the
tembusan kepada Menteri national/regional
Pertanian, dalam hal ini macro development
Direktorat Jenderal planning.
Hortikultura. 3) managing the horti-
culture business in a
7) menerapkan budidaya professional, trans-
hortikultura sesuai norma parent, participatory,
budidaya yang baik. efficient and effective
manner.
g. Sanksi Administrasi 4) land clearing without
burning and manage
IUH dapat dicabut apabila : natural resources as
sustainable.
1) diserahkan kembali 5) develop and empower
kepada pemberi izin; the local community /
2) selama 2 (dua) tahun cooperative.
berturut-turut tidak 6) report the development
melaksanakan kegiatan of horticulture busi-
ness on a regular basis
usaha hortikultura;
once every 12 months
3) memindah tangankan IUH to the issuer permit,
kepada pihak lain tanpa and the copy submitted
persetujuan tertulis dari to the Ministry of
pemberi izin; Agricul-ture, in this
4) melakukan perluasan case is the Directorate
usaha tanpa persetujuan General of Horti-
tertulis dari pemberi izin; culture.
5) melakukan pemindahan 7) practicing the horti-
lokasi kegiatan usaha cultural cultivation
business based on the
hortikultura tanpa
norms of good
persetujuan tertulis dari cultivation.

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 69


69
pemberi izin; atau
g. Administrative sanctions
6) tidak melaksanakan
ketentuan sebagaimana The IUH can be revoked
tersebut diatas. if:
1) be returned to the
permit issuer;
Ketentuan lebih lanjut mengenai 2) during 2 (two) years
Tata Cara pemberian dan continuously did not
pencabutan IUH ditetapkan oleh carry out horticultural
Gubernur atau Bupati/Walikota business activities;
sesuai dengan kewenangan 3) transfer the IUH to
pemberian izin. other parties without
written approval from
Keputusan Menteri Pertanian the issuer;
tentang Pedoman Perizinan Usaha 4) expanding their
Hortikultura selengkapnya dapat business without
dilihat pada Lampiran 5. written approval from
the permit issuer;
3. Izin Usaha Perkebunan (IUP) 5) moving the location of
the horticulture
Perizinan usaha perkebunan diatur business activities
dalam Permentan Nomor : without prior written
approval from the
26/Permentan/OT.140/2/2007
permit issuer; or
tentang Pedoman Perizinan Usaha 6) do not implement the
Perkebunan. Hal-hal yang diatur provisions as
dalam Permentan tersebut adalah : mentioned above.

Further provisions regarding


a. Jenis Usaha the procedures of issuing and
Perkebunan revocation the IUH specified by
1) Jenis usaha perkebunan the Governor or Regent /
terdiri atas usaha Mayor in accordance with the
budidaya tanaman licensing authority.
perkebunan dan usaha
industri pengolahan hasil The Agriculture Minister’
perkebunan. Decree on the Horticultural
2) Usaha perkebunan Business Permit completely can
dimaksud dapat dilakukan be found in Appendix 5.
di seluruh wilayah
Indonesia oleh pelaku 3. Estate Crops Plantation
usaha perkebunan dengan Business Permit (IUP)

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 70


70
memperhatikan perenca-
naan makro pembangunan Licensing of the estate crops
perkebunan. Badan plantation stipulated in the
hukum asing atau Minister of Agriculture
perorangan warga negara Regulation Number: 26/Per-
asing yang melakukan mentan/OT.140/2/2007 about
usaha perkebunan wajib Plantation Business Licensing
bekerjasama dengan Guidelines. Things that are
pelaku usaha perkebunan regulated in the regulation
dalam negeri dengan are:
membentuk badan hukum a. Business Type Estate
Indonesia dan 1) Type of business
berkedudukan di consisting of cultivation
Indonesia. of plantation crops
plantation and
b. Usaha Yang Tidak processing industry of
Perlu Memiliki IUP agricultural products.
2) The estate crops
plantation business can
Usaha budidaya tanaman be done in all part area
perkebunan yang luas in Indonesia by the
lahannya kurang dari 25 (dua plantation business by
puluh lima) hektar tidak paying attention to
memerlukan IUP, tetapi harus macro planning of
didaftar oleh Bupati/Walikota. plantation development.
Pendaftaran usaha budidaya Foreign legal entities or
perkebunan, antara lain, individuals of foreign
meliputi keterangan identitas, citizens who will do this
domisili pemilik, luas areal, business shall cooperate
jenis tanaman, asal benih, with the Indonesian by
tingkat produksi, dan lokasi establishing an
kebun. Usaha budidaya Indonesia legal entity
tanaman perkebunan yang and domiciled in
sudah didaftar diberikan Surat Indonesia.
Tanda Daftar Usaha Budidaya
Perkebunan (STD-B) oleh b. The Plantation Business
which No Need to Own the
Bupati/Walikota.
IUP
c. Usaha Perkebunan The estate crops cultivation
Yang Wajib Memiliki IUP business which the land

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 71


71
1) Usaha Budidaya tanaman area less than 25 (twenty
Perkebunan yang luas five) hectares is no need
lahannya 25 hektar atau the IUP, but must be
lebih. Usaha ini wajib registered by the Regent /
memiliki Izin Usaha Mayor. Registration of
Perkebunan untuk estate crops Plantation,
Budidaya (IUP-B). include a description of
identity, owners domicile,
2) Usaha pengolahan hasil
acreage, crop type, seed
perkebunan yang
origin, production levels,
berkapasitas di atas and the location of the
kapasitas tertentu. Usaha land. The estate crops
ini wajib memiliki Izin cultivation plantation that
Usaha Perkebunan untuk have been registered is
Pengolahan hasil (IUP-P) granted a Letter of
3) Usaha perkebunan terpadu Business Registration
budidaya tanaman (STD-B) by the Regent /
perkebunan yang luas Mayor.
lahannya 25 hektar atau
lebih dan memiliki c. Estate Crops Plantation
industri pengolahan hasil Business obliged to own
perkebunan yang the IUP
1) Business of estate crops
berkapasitas di atas
cultivation that has
kapasitas tertentu. Usaha
land plantations width
perkebunan ini wajib is 25 hectares or more.
memiliki Izin Usaha This type business
Perkebunan (IUP). oblige to has the Estate
Crops Cultivation
d. Ketentuan Khusus
Permit (IUP-B).
1) Usaha industri pengolahan
2) Business of processing
hasil kelapa sawit, untuk
of estate crop products
mendapatkan IUP-P, that has capacity above
harus memenuhi paling of certain capacity.
rendah 20% (dua puluh This type business
per seratus) kebutuhan oblige to has the
bahan bakunya dari kebun Permit of Estate Crops
yang diusahakan sendiri. Products Processing
2) Perusahaan perkebunan (IUP-P).
yang memiliki IUP atau 3) Integrated business of
IUP-B, wajib membangun cultivation and
kebun untuk masyarakat processing with land 25
sekitar paling rendah hectares or more and

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 72


72
seluas 20% dari total luas the processing capacity
areal kebun yang above the certain
diusahakan oleh capacity. This type
perusahaan. business oblige to has
3) Pembangunan kebun the Permit of Estate
untuk masyarakat Crops Industry(IUP).
dimaksud dapat dilakukan
antara lain melalui pola d. Special Conditions
kredit, hibah, atau bagi
hasil. 1) The business of oil palm
4) Pembangunan kebun product processing, to
get the IUP-P, must
untuk masyarakat
meet the lowest 20%
dilakukan bersamaan
(twenty percent) of raw
dengan pembangunan
material needs from
kebun yang diusahakan
their own cultivated
oleh perusahaan. plantation.
5) Rencana pembangunan 2) Estate crops plantation
kebun untuk masyarakat companies that have
harus diketahui oleh the IUP IUP-B, must
Bupati/Walikota. build a garden for the
6) IUP untuk 1 (satu) surrounding community
perusahaan diberikan the at least 20% of the
dengan batas paling luas total area cultivated by
berdasarkan jenis plantation companies.
komoditas sebagaimana 3) Construction of the
tercantum dalam Tabel 1 plantation dedicated to
di atas. the surrounding
7) Batasan paling luas community can be done
sebagaimana dimaksud through the credits,
pada angka ”6)” di atas grants, or products
tidak berlaku untuk: sharing.
a) Perusahaan 4) Construction of the
Perkebunan yang pe- gardens dedicated to
megang saham mayo- the surrounding com-
ritasnya Koperasi munity to be done
Usaha Perkebunan; simultaneously with the
b) Perusahaan construction of plan-
Perkebunan yang tation cultivated by the
sebagian besar atau company.
seluruh saham dimi- 5) Construction plan of
liki oleh Negara baik plantation for com-
Pemerintah, Provinsi munity to be known by

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 73


73
atau Kabupaten/Kota; the Regent / Mayor.
atau 6) Permit for 1 (one)
c) Perusahaan company issued based
Perkebunan yang se- on maximum land limit
bagian besar saham- according with the
nya dimiliki oleh commodities type as
masyarakat dalam stated in Table 1
rangka go public. above.
8) Batas luasan areal usaha 7) Maximum Limitation as
budidaya perkebunan di referred in the number
Provinsi Papua paling luas "6)" above does not
2 (dua) kali dari batasan apply to:
maksimal di provinsi lain. a) the plantation com-
panies which majo-
e. Prosedur dan
Persyaratan Memperoleh rity shareholders
IUP owned by the Plan-
tation
1) Cooperatives;
permohonan IUP, IUP-B, b) the plantation
atau IUP-P secara tertulis companies which
kepada : the most shares
a) Bupati/Walikota, owned by Govern-
apabila lokasi areal ment include the
budidaya dan/atau
State, Province or
sumber bahan baku-
nya berada dalam 1 District; or
(satu) wilayah kabu- c) The plantation
paten/kota; atau companies which
b) Gubernur, apabila the most share
lokasi areal budidaya owned by public
dan/atau sumber (Go public Compa-
bahan bakunya nies).
berada pada lintas 8) The maximum land
wilayah kabupaten/ limit of plantation
kota, dengan mem- cultivation in Papua is
perhatikan rekomen- twice of the other
dasi dari bupati/ provinces.
walikota berkaitan
dengan rencana tata e. Procedures and
ruang wilayah kabu- Requirements for
paten/kota. Obtaining Permits

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 74


74
2) Persyaratan untuk 1) The investors applying
memperoleh IUP-B, for IUP, IUP-B, or-P
sebagai berikut: Permit in writing to:
a) The Regent /
a) Akte pendirian Mayor, if the
perusahaan dan location area of
perubahannya yang cultivation and / or
terakhir; raw material
b) Nomor Pokok Wajib source located
Pajak; within 1 (one)
c) Surat keterangan district / city; or
b) The Governor, if
domisili;
the location area of
d) Rekomendasi cultivation and / or
kesesuaian dengan raw material
rencana tata ruang source cross border
wilayah of districts, with
kabupaten/kota dari due regard to the
bupati/walikota recommendation of
(untuk IUP-B yang the regents and
diterbitkan oleh mayors based on
gubernur); with the districts/
e) Rekomendasi cities spatial
kesesuaian dengan planning.
rencana makro
pembangunan per- 2) The requirements to
kebunan provinsi dari obtain the IUP-B, as
gubernur (untuk IUP- follows:
B yang diterbitkan
oleh bupati/walikota); a) Copy of the Article
f) Izin lokasi dari Association and the
bupati/ walikota yang last amendments;
dilengkapi dengan b) Number of Tax
peta calon lokasi Payer NPWP);
dengan skala 1 : c) Certificate of
100.000 atau 1 : domicile;
50.000; d) Recommendations
g) Pertimbangan teknis conformity with
ketersediaan lahan
spatial planning in
dari instansi Kehu-
districts / cities
tanan (apabila areal
berasal dari kawasan from Regent /
hutan); Mayor (for the
h) Rencana kerja IUP-B issued by

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 75


75
pembangunan the governor);
perkebunan; e) Recommendation
i) Hasil Analisis conformity with
Mengenai Dampak provincial macro
Lingkungan Hidup plans from gover-
(AMDAL), atau nor (for IUP-B
Upaya Pengelolaan issued by the regent
Lingkungan Hidup
/ mayor);
(UKL) dan Upaya
f) Permit the location
Pemantauan
Lingkungan Hidup from the regent /
(UPL) sesuai mayor which is
peraturan perundang- completed with a
undangan yang map of candidate
berlaku; locations with the
j) Pernyataan scale 1: 100,000 or
kesanggupan 1: 50 000;
memiliki sarana, g) Technical Consi-
prasarana dan sistem deration on land
untuk melakukan availability from
pengendalian forestry agencies
organisme (if the area comes
pengganggu from the forest);
tumbuhan (OPT); h) Work plan of
k) Pernyataan plantation
kesanggupan development;
memiliki sarana, i) The Environmental
prasarana dan sistem Impact Assessment
untuk melakukan (EIA, AMDAL) or
pembukaan lahan Environmental
tanpa pembakaran
Management
serta pengendalian
kebakaran; Efforts (UKL) and
l) Pernyataan kesediaan Environmental
membangun kebun Monitoring Efforts
(UPL) based on the
untuk masyarakat
valid legislation or
sesuai Pasal 11
regulations;
Permentan No j) Capability
26/2007 yang Statement to pos-
dilengkapi dengan sess infrastructure,
rencana kerjanya; dan facilities and sys-

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 76


76
m) Pernyataan kesediaan tems to control
untuk melakukan nuisance plant
kemitraan. organisms (OPT);
k) Capability
3) Pers Statement to
yaratan untuk possess the infra-
memperoleh IUP-P structure, facilities
sebagai berikut: and systems for
a) Akte pendirian land clearing
perusahaan dan without burning
perubahannya yang and fire control;
terakhir; l) Statement of
b) Nomor Pokok Wajib willingness to build
Pajak; a plantation for the
c) Surat keterangan community in
domisili; accordance with
d) Rekomendasi kese- Article 11 of the
suaian dengan ren- Minister of
cana tata ruang Agriculture No
wilayah kabupaten/
26/2007 which is
kota dari bupati/
walikota untuk IUP-P equipped with a
yang diterbitkan oleh work plan; and
gubernur; m) Statement of
e) Rekomendasi willingness to build
kesesuaian dengan partnerships.
rencana makro
pembangunan 3) The requirements to
perkebunan provinsi obtain a Permit-P as
dari gubernur untuk follows:
IUP-P yang a) The Article
diterbitkan oleh Association and the
Bupati/Walikota; last amendments;
f) Izin lokasi dari b) Number of Tax
Bupati/Walikota yang Payer (NPWP);
dilengkapi dengan c) Certificate of
peta calon lokasi domicile;
dengan skala 1 : d) Recommendations
100.000 atau 1 : conformity with the
50.000; districts / munici-
g) Rekomendasi lokasi pality spatial

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 77


77
dari pemerintah planning of plan-
daerah lokasi unit tation development
pengolahan; from regents and
h) Jaminan pasokan mayors for the
bahan baku yang permit issued by the
diketahui oleh governor;
Bupati/Walikota; e) Recommendation
i) Rencana kerja conformity with the
pembangunan unit provincial macro
pengolahan hasil planning of
perkebunan; plantation
j) Hasil Analisis development for the
Mengenai Dampak permit issued by the
Lingkungan Hidup Regent / Mayor;
(AMDAL), atau f) Location permit
Upaya Pengelolaan from the Regent /
Lingkungan Hidup Mayor equipped
(UKL) dan Upaya with a map of
Pemantauan locations with the
Lingkungan Hidup scale 1: 100,000 or
(UPL) sesuai 1: 50 000;
peraturan perundang- g) Location recom-
undangan yang menddations from
berlaku; dan the government
k) Pernyataan kesediaan where the plan-
untuk melakukan tation located;
kemitraan. h) Guarantee supply
of the raw
4) Untuk industri pengolahan materials that is
hasil kelapa sawit, selain known by the
memenuhi persyaratan Regent / Mayor;
tersebut, juga harus ada i) Work plan of the
pertimbangan teknis processing units
development;
ketersediaan lahan dari
j) The Environmental
instansi Kehutanan (apabila
Impact Assessment
areal budidaya tanaman
(EIA/AMDAL) or
berasal dari kawasan hutan)
Environmental
dan rencana kerja budidaya
Management
tanaman perkebunan.
Efforts (UKL) and
Environmental
5) Persyaratan untuk mem-
Monitoring Effort

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 78


78
peroleh IUP sebagai (UPL) based on
berikut: legislation and
a) Akte pendirian regulations; and
perusahaan dan k) Statement of
perubahannya yang willingness to
terakhir; develop partner-
b) Nomor Pokok Wajib ships.
Pajak; 4) For the oil palm
c) Surat keterangan product processing
domisili; industry, beside to
d) Rekomendasi fulfill the above
kesesuaian dengan requirements, there are
rencana tata ruang a needed a technical
wilayah considerations about
kabupaten/kota dari land availability from
bupati/walikota, untuk forestry agencies (if the
land comes from the
IUP yang diterbitkan
forest area) and also
oleh gubernur; work plan of plantation
e) Rekomendasi cultivation.
kesesuaian dengan
rencana makro pem- 5) The requirements to
bangunan perkebunan obtain the Permit as
provinsi; dari guber- follows:
nur untuk IUP yang a) The Article Asso-
diterbitkan oleh ciation and the last
bupati/walikota; amendments;
f) Izin lokasi dari b) Number of Tax
bupati/walikota yang Payer (NPWP);
dilengkapi dengan c) Certificate of
peta calon lokasi domicile;
dengan skala 1 : d) Recommendations
100.000 atau 1 : conformity with the
50.000; districts / munici-
g) Pertimbangan teknis pality spatial
ketersediaan lahan planning of
dari instansi Kehu- plantation develop-
tanan (apabila areal ment from regents
berasal dari kawasan and mayors for the
hutan); permit issued by the
h) Jaminan pasokan governor;
e) Recommendation

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 79


79
bahan baku yang conformity with the
diketahui oleh bupati/ provincial macro
walikota; planning of
i) Rencana kerja pem- plantation develop-
bangunan kebun dan ment for the permit
unit pengolahan hasil issued by the
perkebunan; Regent / Mayor;
j) Hasil Analisis f) Location permit
Mengenai Dampak from the Regent /
Lingkungan Hidup Mayor equipped
(AMDAL), atau with a map of
Upaya Pengelolaan locations with the
Lingkungan Hidup scale 1: 100,000 or
(UKL) dan Upaya 1: 50 000;
Pemantauan Ling- g) Location recom-
kungan Hidup (UPL) mendations from
sesuai peraturan per- the government
undang-undangan where the planta-
yang berlaku; tion located;
k) Pernyataan h) Guarantee supply
perusahaan belum of the raw
menguasai lahan me- materials that is
lebihi batas luas known by the
maksimum; Regent / Mayor;
l) Pernyataan kesang- i) Work plan of
gupan memiliki sa- plantation
rana, prasarana dan development and
sistem untuk mela- agricultural
kukan pengendalian products
organisme peng- processing units;
ganggu tumbuhan j) The Environmental
(OPT); Impact Assessment
m) Pernyataan kesang- (EIA) or Envi-
gupan memiliki sara- ronmental Mana-
na, prasarana dan gement Efforts
sistem untuk mela- (UKL) and Envi-
kukan pembukaan ronmental Moni-
lahan tanpa pem- toring Efforts
bakaran serta pengen- (UPL) based on
dalian kebakaran; legislation and
n) Pernyataan kesediaan
regulations;
dan rencana kerja k) Statement of com-

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 80


80
pembangunan kebun panies that it have
untuk masyarakat not yet possess land
sesuai dengan exceeds the
Permentan No. 26 maximum limit;
l) Statement of capa-
Tahun 2007 tentang
bility to has the
Pedoman Perizinan
infrastructure, faci-
Usaha Perkebunan. lities and systems
o) Pernyataan kesediaan in order to control
dan rencana kerja nuisance plant
kemitraan. organisms (OPT);
m) Statement of capa-
6) Untuk permohonan izin bility to has the
usaha yang menggunakan infrastructure,
tanaman hasil rekayasa facilities and
genetika, selain memenuhi systems for land
persyaratan tersebut di clearing without
atas, harus melampirkan burning and fire
copy rekomendasi control;
n) Statement of
keamanan hayati.
willingness and
7) Bupati/walikota atau work plan to
gubernur dalam jangka develop plantation
waktu paling lama 30 (tiga for community in
puluh) hari kerja terhitung accordance with
sejak tanggal permohonan the Permentan No.
diterima harus 26 year 2007 about
memberikan jawaban Guideline of
menerima, menunda, atau Plantation Business
menolak. Permits
o) Statement of
8) Apabila dalam jangka
willingness and
waktu 30 (tiga puluh) hari work plan of
kerja bupati/walikota atau partnership.
gubernur belum mem- 6) For the business
berikan jawaban, maka license application that
permohonan dianggap uses genetically
telah lengkap. engineered crops,
9) Atas permohonan yang besides fulfilling the
diterima diterbitkan IUP, above requirements,
IUP-B atau IUP-P. must attach a copy of

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 81


81
the recommendation
f. Rekomendasi Teknis about biological
security.
Pemberian izin usaha perkebunan 7) Regent / mayor or
(IUP, IUP-B atau IUP-P) dalam governor in a period of
rangka penanaman modal dalam no more than 30
negeri maupun penanaman modal (thirty) working days
asing terlebih dahulu harus since the date of the
mendapat “rekomendasi teknis” application received
dari Direktur Jenderal Perkebunan. must provide answers :
received, postponed, or
Permohonan Rekomendasi Teknis rejected.
usaha perkebunan diajukan tertulis 8) If within 30 (thirty)
kepada Direktur Jenderal working days regent /
Perkebunan dengan melampirkan : mayor or governor has
1). Identitas pemohon (fotocopi not yet responded, so
KTP atau paspor); the application will be
2). Rekomendasi ketersediaan deemed complete.
lahan dan/atau sumber bahan 9) To the received appl-
baku dari Bupati/Walikota ication then the
setempat; authority issue the IUP,
IUP or IUP-B-P.
3). Informasi teknis, paling kurang
meliputi : f. Technical Recommendations
a) Luas areal dan/atau Issuance the Plantation
kapasitas unit pengolahan; business permit (IUP, IUP or
b) Jenis tanaman, sumber IUP-B-P) in the framework of
benih yang akan domestic investment and
digunakan; foreign investment must have
a "technical recommendation"
c) Tinggi tempat, jenis tanah,
first from the Director
curah hujan, hari hujan per General of Plantation.
tahun.
4). Rencana kerja yang ditan- Application of the Technical
datangani pemohon, meliputi : Recommendation on
a) Tahapan pembangunan plantation submitted to the
kebun; Director General of
b) Pembiayaan total dan Plantations in writing
tahunan pembangunan application by attaching:
kebun dan/atau industri 1) The applicant identity
(copy of KTP or

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 82


82
pengolahan hasil passport);
perkebunan. 2) Recommendations of land
availability and / or
Keputusan Direktur Jenderal source of raw materials
Perkebunan tentang Pedoman from the Regent/ Mayor;
Pemberian Rekomendasi Teknis 3) Technical information, at
Usaha Perkebunan dalam rangka least include:
Penanaman Modal dapat dilihat a) Land area and / or
pada Lampiran 6. processing unit
capacities;
b) The types of plants,
seed sources to be
g. Penundaan Permohonan used;
c) Land altitude, soil
1) Permohonan ditunda apabila type, rainfall, rain
setelah dilakukan pemeriksaan days per year.
dokumen masih ada 4). Work plan signed by the
kekurangan persyaratan yang applicant, including:
harus dipenuhi. a) Step of plantation
2) Penundaan diberitahukan development;
secara tertulis kepada b) The total and annual
pemohon dengan disertai financing of
alasan penundaannya. plantation construc-
3) Apabila dalam jangka waktu tion and / or product
paling lama 30 (tiga puluh) processing industries.
hari kerja terhitung sejak
menerima pemberitahuan The Decree of Director
penundaan pemohon belum General of Plantations on
dapat melengkapi kekurangan Technical Guidelines for
persyaratan, maka Providing Technical Recom-
permohonan dianggap ditarik mendation in the framework
kembali. of Facilitated Investment can
be seen in Appendix 6.
h. Penolakan Permohonan
1) Permohonan ditolak apabila
setelah dilakukan pemeriksaan g. Postponement of Application
dokumen ternyata persyara-
tannya tidak benar, usaha yang 1). Application postponed if
akan dilakukan bertentangan after examination of
dengan ketertiban umum documents is still a lack of
dan/atau perencanaan makro requirements to be met.
pemba-ngunan perkebunan. 2). Postponement notified in

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 83


83
2) Penolakan diberitahukan writing to the applicant
secara tertulis kepada completed with reasoning
pemohon dengan disertai for postponement.
alasan penolakannya. 3). If within a period of 30
(thirty) working days after
i. Masa Berlaku IUP, IUP-B,
receiving notice of the
IUP-P
postponement the
IUP, IUP-B, atau IUP-P berlaku applicant can not
selama perusahaan masih complete the
melaksanakan kegiatannya sesuai requirements, the
dengan baku teknis dan ketentuan application will be
yang berlaku. deemed withdrawn.
j. Perubahan Usaha
h. Rejection of Application
1) Perusahaan Perkebunan yang
telah memiliki izin dan akan 1) Application rejected if
melakukan perluasan lahan, after examination of
harus mendapat persetujuan documents was not true,
dari pemberi izin. the business will be done
contrary to public order
2) Untuk mendapat persetujuan
and / or macro planning
perluasan lahan, pemohon of plantation development.
mengajukan permohonan 2) Rejection shall be notified
secara tertulis kepada pemberi in writing to the applicant
izin dengan dilengkapi along with the reason for
persyaratan sebagaimana disapproval.
permohonan baru serta laporan
i. Validity of the IUP, IUP-B,
kemajuan fisik dan keuangan
IUP-P
perusahan perkebunan.
3) Persetujuan perluasan lahan The IUP, IUP-B, IUP-P are
diberikan kepada perusahaan valid for the company is still
perkebunan yang memiliki conducting its activities in
penilaian kelas 1 atau kelas 2. accordance with technical
4) Bupati/walikota atau standards and regulations.
gubernur dalam memberikan j. Business Changes
perse-tujuan perluasan,
berpedoman pada perencanaan 1) Plantation companies that
makro pembangunan already have a permit and
perkebunan. will conduct land
expansion, so must be

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 84


84
k. Perubahan Jenis Tanaman have approved from the
permit issuer.
1) Perusahaan Perkebunan yang 2) To get the Land expansion
telah memiliki izin dan akan approval, the applicant
melakukan perubahan jenis submit a application in
tanaman, harus mendapat writing to the licensing
persetujuan dari pemberi izin. authority completed with
2) Untuk mendapat persetujuan the requirements as a new
pemohon mengajukan application, and also
physical and financial
permohonan secara tertulis
progress reports of the
kepada pemberi izin dengan
plantation companies.
dilengkapi persyaratan sebagai 3) Approval about land
berikut : expansion granted to
a) IUP-B atau IUP; plantation companies
b) Akte pendirian which have a rating grade
perusahaan dan perubahan 1 or grade 2.
yang terakhir; 4) Regent / mayor or
c) Rekomendasi dari Dinas governor in issuing the
yang membidangi approval extension, based
perkebunan di provinsi on macro planning
atau kabupaten/kota; dan plantation development.
d) Rencana kerja (proposal)
tentang perubahan jenis k. Changes in Plants
tanaman.
1) Plantation companies
3) Bupati/walikota atau gubernur which already have a
dalam memberikan persetujuan permit and will make
perubahan jenis tanaman changes of plant type,
berpedoman pada perencanaan must be approved by the
makro pembangunan permit publisher.
perkebunan. 2) To get the approval the
l. Penambahan Kapasitas applicant submit a written
application to the
1) Perusahaan Perkebunan yang licensing authority
telah memiliki izin equipped with the
pengolahan hasil dan akan following requirements:
melakukan penambahan a) the IUP or IUP-B;
kapasitas lebih dari 30% (tiga b) the Article of
puluh persen) dari kapasitas Association and the
yang telah diizinkan, harus last amendments;
mendapat persetujuan dari c) Recommendation of
the Regional Offices in

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 85


85
pemberi izin. charge of estates crops
2) Untuk mendapat persetujuan (province, or district /
penambahan kapasitas, city);
pemohon mengajukan d) A work plan
permohonan secara tertulis (proposal) on plant
kepada pemberi izin dengan changes.
dilengkapi persyaratan
3) Regent/mayor or governor
sebagaimana permohonan
in issuing approval for
baru dan laporan kemajuan
plant change based on
fisik dan keuangan
macro planning of
perusahaan perkebunan.
plantation development.
3) Bupati/walikota atau
gubernur dalam memberikan
l. Increasing of Capacity
persetujuan penambahan
kapasitas berpedoman pada 1). Plantation companies
perencanaan makro which already have a
pembangunan perkebunan. permit on products
processing and will make
m. Perizinan Diversifikasi Usaha increasing capacity more
than 30% (thirty percent)
1) Perusahaan Perkebunan yang of allowed capacity, must
telah memiliki izin dan akan get approval from the
melakukan diversifikasi usaha, permit publisher.
2). To get the approval of
harus mendapat persetujuan
dari pemberi izin. increasing capacity, the
2) Untuk memperoleh perse- applicant submit a written
tujuan diversifikasi usaha, application to the permit
pemohon mengajukan permo- publisher completed with
honan secara tertulis kepada the requirements like a
pemberi izin dengan new application, and also
dilengkapi persyaratan sebagai the physical and financial
berikut: progress reports of the
a) IUP-B atau IUP; companies.
b) Akte pendirian 3). Regent / mayor or
perusahaan dan perubahan governor in issuing the
yang terakhir; approval based on the
c) Rekomendasi dari Dinas macro planning of
yang membidangi plantation development.
perkebunan di provinsi

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 86


86
atau kabupaten/kota; m. Permit of Business
d) Rencana kerja (proposal) Diversification
tentang perubahan jenis
tanaman; dan 1) Plantation companies
e) Surat dukungan which already have a
permit and will conduct
diversifikasi usaha dari
business diversification,
Instansi terkait. must get approval from
the permit publisher.
3) Bupati/walikota atau gubernur
2) To obtain the approval of
dalam memberikan perse-
business diversification,
tujuan diversifikasi usaha
applicant submit a written
berpedoman pada perencanaan
application to the permit
makro pembangunan per-
publisher completed with
kebunan.
the following require-
ments:
Bupati/walikota atau gubernur
a) the IUP or IUP-B;
dalam jangka waktu paling
b) the Article of
lama 30 (tiga puluh) hari kerja
Association and its
terhitung sejak tanggal
last amendments;
permohonan diterima harus
c) Recommendation of
memberi jawaban menunda,
the regional office in
menolak atau menerima.
charge of estates
Apabila dalam jangka waktu
crops in the province
paling lama 30 (tiga puluh)
or district / city;
hari kerja tidak ada jawaban
d) A work plan
menerima, menunda atau
(proposal) regarding
menolak, maka permohonan
changes in types of
dianggap telah lengkap dan
plants; and
harus diterbitkan persetujuan
e) Recommendation
penambahan luas lahan,
Letter from the
perubahan jenis tanaman,
related institution
penambahan kapasitas
pengolahan, atau diversifikasi
3) Regent/mayor or
usaha.
governor in issuing
n. Kewajiban Pemegang IUP, IUP- approval diversification
B atau IUP-P : based on macro planning
of plantation
Perusahaan perkebunan yang telah development.
memiliki IUP, IUP-B atau IUP-P
wajib: Regent / mayor or
1) Menyelesaikan hak atas tanah governor in a period not
more than 30 (thirty)

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 87


87
selambat-lambatnya dua tahun working days since the
sejak diterbitkannya IUP-B, date of receiving
IUP-P, atau IUP; application must give an
2) Merealisasikan pembangunan answer delay, reject or
kebun dan/atau unit accept. If within a period
pengolahan sesuai dengan of 30 (thirty) working
studi kelayakan, baku teknis, days there is no answer to
dan ketentuan yang berlaku; accept, postpone or
3) Memiliki sarana, prasarana reject, it mean that the
dan sistem untuk melakukan application deemed
pembukaan lahan tanpa complete and shall be
pembakaran serta issued the approval of the
pengendalian kebakaran; land expansion, changes
4) Membuka lahan tanpa bakar in crop type, increasing of
dan mengelola sumber daya processing capacity, or
alam secara lestari; diversification.
5) Memiliki sarana, prasarana
dan sistem untuk melakukan n. Obligation of the IUP or
pengendalian organisme IUP-B, IUP-PHolders
pengganggu tumbuhan (OPT);
6) Menerapkan Analisis The plantation companies
Mengenai Dampak which already have the IUP,
Lingkungan Hidup (AMDAL), IUP-B or IUP-P is required
atau Upaya Pengelolaan to:
Lingkungan Hidup (UKL) dan 1) Complete the land rights
Upaya Pemantauan at least two years later
Lingkungan Hidup (UPL) since the issuance of IUP,
sesuai peraturan perundang- IUP-B, or IUP-P;
undangan yang berlaku; 2) Realizing the construction
7) Menumbuhkan dan of plantation and / or
memberdayakan masyarakat processing unit in
dan koperasi setempat; serta accordance with
8) Melaporkan perkembangan feasibility studies,
usaha perkebunan kepada technical stan-dards, and
regulations;
gubenur atau bupati/walikota
3) Possess infrastructure,
secara berkala setiap 6 (enam)
facilities and systems for
bulan sekali. land clearing without
9) Perusahaan perkebunan yang burning and fire control;
melakukan diversifikasi usaha 4) Land clearing without
wajib menjamin kelangsungan burning and manage
usaha pokok, menjaga natural resources
kelestarian lingkungan, plasma sustainable;

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 88


88
nutfah, dan mencegah 5) Possess the infrastructure,
berjangkitnya organisme facilities and systems in
pengganggu tumbuhan. order to control nuisance
plant organisms (OPT);
o. Sanksi Administrasi 6) Applying Environmental
Impact Assessment
1) Perusahaan perkebunan yang (EIA/AMDAL) or Envi-
telah memperoleh IUP, IUP-B, ronmental Management
atau IUP-P, dan mendapat Efforts (UKL) and Envi-
persetujuan penambahan luas ronmental Monitoring
lahan, perubahan jenis Efforts (UPL) based on
tanaman, penambahan legislation and regu-
lations;
kapasitas pengolahan, atau
7) Grow and empower local
diversifikasi usaha yang tidak
communities and
melaksanakan kewajiban cooperatives; and
diberikan peringatan paling 8) Report of business
banyak 3 (tiga) kali masing- progress to the Governor
masing dalam tenggang waktu or Regent / Mayor
4 (empat) bulan. periodically every 6 (six)
2) Apabila dalam 3 (tiga) kali months.
peringatan tidak diindahkan, 9) Plantation companies that
maka IUP, IUP-B atau IUP-P do business diversification
oblige to ensure
perusahaan bersangkutan
sustainability of the core
dicabut dan diusulkan kepada business, protect the
instansi yang berwenang untuk environment, germ plasm,
mencabut Hak Guna Usaha- and to prevent the
nya. outbreak of pest plant
organisms.
3) Perusahaan perkebunan yang
telah memperoleh IUP, IUP-B, o. Administrative sanctions
atau IUP-P, dan mendapat
persetujuan penambahan luas 1) Plantation companies
lahan, perubahan jenis which had received the
IUP, IUP-B, or IUP-P,
tanaman, penambahan
and approved the
kapasitas pengolahan, atau extension of land area,
diversifikasi usaha tidak changes in crop type,
melaksanakan kewajiban, izin increasing processing
usahanya dicabut, dan capacity, or diversification
of activities that do not
diusulkan kepada instansi yang
fulfill the obligation is

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 89


89
berwenang untuk mencabut given a warning at most 3
Hak Guna Usaha-nya. (three) times within an
4) Perusahaan perkebunan yang interval time 4 (four)
months.
telah memperoleh IUP, IUP-B,
2). If within 3 (three) times
atau IUP-P, dan mendapat warnings there is no
persetujuan diversifikasi usaha response from the
tidak menjamin kelangsungan companies, then the IUP,
usaha pokok, menjaga IUP-IUP-P or IUP-P
kelestarian lingkungan, plasma owned by the companies
nutfah, dan mencegah will be cancelled, and to
berjangkitnya organisme the relevant authorities
pengganggu tumbuhan proposed to revoke their
diberikan peringatan paling owned land use rights.
3). Plantation companies
banyak 3 (tiga) kali masing-
which had received the
masing dalam tenggang waktu IUP, IUP-B, or IUP-P,
4 (empat) bulan. and approved the
5) Apabila dalam 3 (tiga) kali extension of land area,
peringatan tidak diindahkan, changes in crop type,
maka IUP, IUP-B atau IUP-P increasing processing
perusahaan bersangkutan capacity, or
dicabut dan diusulkan kepada diversification of
instansi yang berwenang untuk business does not fulfill
mencabut Hak Guna Usaha- his duties, their business
nya. permit will be revoked,
6) Pengusulan pencabutan Hak and proposed to the
Guna Usaha kepada instansi relevant authorities to
yang berwenang dilakukan revoke their land use
oleh Menteri Pertanian atas rights.
4). Plantation company
usul gubernur atau which have obtained the
bupati/walikota. IUP, IUP-B, or IUP-P,
and approval of business
Peraturan Menteri Pertanian tentang diversification does not
Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan guarantee continuity of
dapat dilihat pada Lampiran 7. the main business, does
not protect the
environment, germ
plasm, and does not
prevent the outbreak of
4. Izin Usaha Peternakan the pest plant organism
is given 3 (three) times

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 90


90
Perizinan usaha peternakan diatur warning each with
dalam Keputusan Menteri interval 4 (four) months.
Pertanian Nomor 5). If within 3 (three) times
warnings there is no
404/kpts/OT.210/6/2002 tentang response, then the IUP,
Pedoman Perizinan dan IUP-B, or IUP-P owned
Pendaftaran Usaha Peternakan. by related companies
Hal-hal yang diatur dalam revoked and proposed to
Kepmentan tersebut adalah : the relevant authorities
to revoke his owned land
a. Usaha Peternakan Yang Wajib use rights.
Memperoleh Izin Perusahaan 6). Proposing to revoke the
Land use right submited
Peternakan to the relevant
authorities conducted by
the Ministry of
Usaha peternakan yang wajib Agriculture base on the
memperoleh Izin Perusahaan recommendation of the
governor or regent /
Peternakan adalah usaha yang mayor.
memenuhi persyaratan
populasi sebagaimana tabel di The Regulation of the
bawah ini. Minister of Agriculture about
Guideline of Plantation
Business appear as Appendix
7.
4. The Livestock Business
Permits

The Animal Business Permits


regulated by the Agriculture
Minister Decree No.
404/kpts/OT.210/6/2002
about Guidelines for
Licensing and Registration of
Livestock. The things that are
regulated in this Kepmentan:

a. The Livestock Businesses


which must have the
Livestock Business
Permits

The livestock business


which must obtain

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 91


91
abusiness permit are
business that meets the
requirements population
as the table below.

Tabel 5 : Usaha peternakan yang wajib memiliki Izin Usaha Peternakan


Table 5 : The livestock business must be own Permit

No Jenis Ternak/ Populasi (ekor)/


Type of livestock Population (heads)
1 Ayam Ras Petelur/ lebih dari 10.000 ekor induk
Layer more than 10.000 heads
2 Ayam Ras lebih dari 15.000 ekor per siklus
Pedaging/Broiler more than 15 000 head per cycle
3 Itik, Angsa atau Entok/ lebih dari 15.000 ekor campuran
Duck, swan, wild duck more than 15 000 heads mixed
4 Kalkun/ lebih dari 10.000 ekor campuran
Turkey more than 10,000 heads mixed
5 Burung Puyuh/ lebih dari 25.000 ekor campuran
Quail Bird more than 25,000 heads mixed
6 Burung Dara/ lebih dari 25.000 ekor campuran
Pigeon more than 25,000 heads mixed
7 Kambing dan atau Domba/ Lebih dari 300 ekor campuran
Goat and lamb more than 300 heads mixed
8 Babi/ Lebih dari 125 ekor campuran
Pig more than 125 heads mixed
9 Sapi Potong/ Lebih dari 100 ekor campuran
Beef Cattle more than 100 heads mixed
10 Sapi Perah/Milk cow Lebih dari 20 ekor campuran
more than 20 heads mixed
11 Kerbau/ Lebih dari 75 ekor campuran
Buffalo more than 75 heads mixed
12 Kuda/Horse Lebih dari 50 ekor campuran
more than 50 heads mixture
13 Kelinci/ Lebih dari 1.500 ekor campuran
Rabbit more than 1500 heads mixed
14 Rusa/ Lebih dari 300ekor campuran
Deer more than 300 heads mixed

Perizinan/ketentuan di bidang Licensing in the business field


perizinan usaha meliputi: consist of:
1. Persetujuan Prinsip 1. Principle Approval

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 92


92
2. Izin Usaha 2. Business Permits
3. Izin Perluasan Usaha Peternakan. 3. Permit Extension Livestock.

1. Persetujuan Prinsip 1. Principle Approval

a. Persetujuan Prinsip diberikan a. Principle approval


kepada pemohon izin usaha granted to the applicant
peternakan untuk dapat permission to conduct
melakukan kegiatan persiapan physical preparation and
fisik dan administrasi admi-nistration activities
termasuk perizinan terkait inclu-ding, among others :
antara lain Izin Lokasi/HGU Location Permit/HGU in
sesuai dengan ketentuan yang accordance with appli-
berlaku, Izin Mendirikan cable regulations, Cons-
Bangunan (IMB), Izin truction Building Permit
Tempat Usaha/HO, Izin (IMB), Business Site
Tenaga Kerja Asing, Izin location Permit/HO,
Pemasangan Instalasi serta Foreign Worker Permits,
peralatan yang diperlukan, Licenses Installation and
serta membuat Upaya equipment needed, and
Kelestarian Lingkungan dan Environmental Protection
Upaya Pemantauan and Environmental Moni-
Lingkungan (UKL/UPL) toring Efforts (UKL/UPL)
sesuai dengan ketentuan in accordance with the
peraturan perundang- provisions of legislation
undangan yang berlaku. and regulations.
b. Permohonan Persetujuan b. Application for Principle
Prinsip disampaikan kepada Approval submitted to the
Bupati/Walikota atau pejabat Regent/ Mayor or the
yang ditunjuk olehnya sesuai related appointed officer
kewenangan. according to the authority.
c. Bupati/Walikota atau pejabat c. Regent/Mayor or the
yang ditunjuk olehnya appointed officer not later
selambat-lambatnya dalam than 20 working days or
waktu 20 hari kerja atau within the period specified
jangka waktu yang ditetapkan by regent/ mayor or the
Bupati/Walikota atau pejabat appointed officer, since
yang ditunjuk olehnya, sejak
receiving the application
diterimanya permohonan
secara lengkap yang completely/correctly as
dibuktikan dengan tanda evidenced by a receipt
terima telah memberikan must given or reject the
persetujuan prinsip atau principle approval

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 93


93
menolaknya. application.
d. Persetujuan Prinsip dapat d. Principles approval may
diubah satu kali berdasarkan be amended only once
permohonan pihak pemohon. based on a request by the
e. Persetujuan Prinsip berlaku applicant.
selama jangka waktu satu e. Principle approval is valid
tahun dan dapat diperpanjang for one year and may be
extended one time for one
1 kali selama satu tahun.
year.
f. Dalam melaksanakan f. In implementing the
Persetujuan Prinsip, Principles Approval, the
Perusahaan Peternakan wajib Company shall submit
menyampaikan laporan progress reports of
kemajuan kegiatannya setiap livestock business activi-
6 (enam) bulan sekali kepada ties every 6 (six) months to
Bupati/Walikota atau pejabat the Regent / Mayor or the
yang ditunjuk olehnya. appointed officer.

2. Izin usaha 2. Business permits

a. Any person or legal entity,


a. Setiap orang atau Badan
Hukum yang melakukan which conducts a livestock
kegiatan usaha peternakan business must have a
wajib memiliki izin usaha permit/license granted by
yang diberikan oleh the Regent / Mayor or the
Bupati/Walikota atau appointed officer
pejabat yang ditunjuk
olehnya sesuai according to authorities.
kewenangannya. b. To obtain the Business
b. Untuk memperoleh Izin License of the Company
Usaha Perusahaan tersebut must obtain prior
harus memperoleh Perse- Principle Approval.
tujuan Prinsip lebih dahulu.
c. Jangka waktu berlakunya c. The validity of livestock
izin usaha peternakan business licenses is along
adalah selama perusahaan the company implementing
peternakan yang bersang- the business.
kutan melakukan kegiatan
usahanya.
Issuance of Livestock
Pemberian Izin Usaha
Business Permit
Peternakan

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 94


94
a. Livestock business permit
a. Izin usaha peternakan granted to an applicant
diberikan kepada Pemohon who already has
yang telah memiliki Principles approval and
Persetujuan Prinsip dan siap ready for production
melakukan kegiatan
activities, including to
produksi, termasuk untuk
memasukkan ternak. enter the livestock.
b. Permohonan Izin Usaha b. Livestock Business Permit
Peternakan ditujukan Application submitted to
kepada Bupati/Walikota the Regent / Mayor or the
atau pejabat yang ditunjuk officer appointed by him.
olehnya. c. Regent / Mayor or the
c. Bupati/Walikota atau officer appointed by him
pejabat yang ditunjuk
olehnya selambat- not later than within 20
lambatnya dalam waktu 20 work days since receiving
hari kerja saat diterimanya application completely
permohonan izin dimaksud
secara lengkap yang evidenced by a receipt has
dibuktikan dengan tanda checked the readiness of
terima telah melakukan companies to operate in
pemeriksaan kesiapan
accordance with the
perusahaan untuk
berproduksi sesuai dengan guidelines of good farming
pedoman cara budidaya practices.
yang baik. d. In case the examination
d. Dalam hal pemeriksaan
sebagaimana dimaksud referred to in the letter "c"
pada huruf ”c” tidak is not implemented, the
dilaksanakan, pemohon applicant concerned may
yang bersangkutan dapat
membuat surat pernyataan make a statement meets
telah memenuhi pedoman guidelines of good cultural
cara budidaya yang baik practices and are ready
dan telah siap melakukan
for production activities to
kegiatan produksi kepada
Bupati/Walikota atau the Regent / Mayor or the
pejabat yang ditunjuk appointed officer.
olehnya. e. No more than 20 (twenty)
e. Selambat-lambatnya 20
(dua puluh) hari kerja atau working days or the time
waktu yang ditetapkan specified by the regent /

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 95


95
Bupati/Walikota atau mayor or the appointed
pejabat yang ditunjuk officer, after the
olehnya setelah dilakukan
pemeriksaan sebagaimana examination referred to
dimaksud pada huruf ”c” the letter "c" or the
atau pernyataan statement referred to the
sebagaimana dimaksud
letter "d" as evidenced by
dalam huruf ”d” yang
dibuktikan dengan tanda a receipt, the Regent /
terima, Bupati/Walikota Mayor or appointed
atau pejabat yang ditunjuk official, issue the permit or
olehnya mengeluarkan Izin
Usaha Peternakan atau postpone it;
menundanya; f. Postponement of Livestock
f. Penundaan pemberian Izin Business Permit as
Usaha Peternakan
sebagaimana dimaksud referred to the letter "e" is
dalam huruf ”e” dilakukan made where the applicant
apabila pemohon belum does not have / meet one
memiliki/memenuhi salah
of the following
satu syarat sebagai berikut :
(a) Persetujuan Prinsip; conditions:
dan atau (a) Principles Approval;
(b) Good Farming and / or
Practice; dan atau (b) Good Farming
(c) Upaya Kelestarian Practice; and / or
lingkungan dan Upaya (c) Environmental
Pemantauan conservation efforts
Lingkungan (UKL- and Environmental
UPL). Monitoring Efforts
g. Terhadap penundaan (UKL-UPL).
sebagaimana dimaksud g. To the postponement
pada huruf ”f” Perusahaan referred to the letter "f",
Peternakan diberi kesem- livestock company was
patan untuk melengkapi given time to complete the
persyaratan yang belum
requirements that have not
dipenuhi selambat-lambat-
nya dalam waktu 1 (satu) been fulfilled at the latest
tahun atau waktu tertentu within 1 (one) year or
yang ditetapkan oleh specified time decided by
Bupati/Walikota atau the District Head / Mayor
pejabat yang ditunjuk or the appointed officer
olehnya sejak menerima since received a delaying

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 96


96
surat penundaan; letter;
h. Apabila kesempatan untuk h. When the opportunity to
melengkapi persyaratan complete the requirements
sebagaimana dimaksud
referred to the letter "g" is
dalam huruf ”g” tidak
dipenuhi maka permohonan not met, so then the
Izin Usaha Peternakan application of business
ditolak. license rejected.
i. Apabila pemohon sudah i. If the applicant has
melengkapi persyaratan completed requirements
sebagaimana dimaksud referred to in the letter
dalam huruf ”h”, maka Izin
"h", the Livestock Business
Usaha Peternakan
Permit issued.
diberikan.
j. Rejection of Livestock
j. Penolakan pemberian Izin
Usaha Peternakan Business Permit as
sebagaimana dimaksud referred to in the letter "h"
dalam huruf ”h” dilakukan executed if the location of
apabila lokasi kegiatan the farm activities
peternakan tidak sesuai incompatible with the
dengan lokasi yang location stated in the
tercantum dalam Principle Approval.
Persetujuan Prinsip k. To the rejection as
k. Terhadap penolakan referred to in the letter "j"
sebagaimana dimaksud by the Head of Animal
pada huruf ”j” oleh Kepala Husbandry Service or
Dinas Peternakan atau Head of Department in
Kepala Dinas yang charge of livestock
membidangi fungsi peter- functions according to
nakan sesuai kewe- their authority functions at
nangannya dalam waktu latest within 30 (thirty)
selambat-lambatnya 30 working days after
(tiga puluh) hari kerja sejak receiving the rejection
menerima surat penolakan
letter as evidenced by a
yang dibuktikan dengan
receipt, the applicant may
tanda terima, pemohon
file an appeal to Regent /
dapat mengajukan permo-
honan banding kepada Mayor and forwarded to
Bupati/walikota dengan the Head of Animal
tembusan kepada Kepala Husbandry Department or
Dinas Peternakan atau Head of Department in
Kepala Dinas yang charge of livestock
membidangi fungsi functions.

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 97


97
peternakan.
3. Permit of Business
3. Izin Perluasan Usaha Extension
Peternakan
a. Livestock companies that
a. Perusahaan Peternakan already have business
yang telah memiliki Izin licenses can extend their
Usaha Peternakan dapat business activities after
melakukan perluasan obtaining the Permit of
kegiatan usahanya setelah
Business Expansion.
memperoleh Izin Perluasan
Usaha. b. Procedure of application
and issuance the extension
b. Tata cara permohonan dan business permit valid the
pemberian izin Perluasan provisions as regulated in
berlaku ketentuan the procedures for issuing
sebagaimana telah diatur the Livestock Business
dalam tata cara pemberian Permit.
izin usaha peternakan. c. Approval of such extension
c. Persetujuan perluasan on the letter "a" is not
tersebut pada huruf ”a” necessary for the
tidak diperlukan bagi Company increased the
Perusahaan Peternakan number of livestock Farm
yang menambah jumlah which does not exceed
ternak tidak melebihi 30% 30% of the total livestock
dari jumlah ternak yang allowed in the Livestock
diizinkan dalam Izin Usaha Business Permit.
Peternakan. d. In case such expansion on
d. Dalam hal perluasan the letter "b" is approved,
tersebut pada huruf ”b” then the Regent / Mayor or
disetujui, maka Bupati/ the appointed officer in
Walikota atau pejabat yang accordance authority
ditunjuk olehnya sesuai issued the extension
kewe-nangannya menge- permit.
luarkan izin perluasan.

Pencabutan Izin Usaha Revocation of Livestock


Peternakan Business Permit

1. Izin Usaha Peternakan dicabut 1. The Livestock Business


apabila Perusahaan Peternakan : Permit revoked if:
a. Tidak melakukan kegiatan a. Do not implement
peternakan secara nyata business activities
within 3 (three) months

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 98


98
dalam waktu 3 (tiga) bulan since the issuance of
sejak dikeluarkannya Izin Livestock Business
Usaha Peternakan atau Permit or stop the
menghentikan kegiatannya business activities for
selama satu tahun berturut- one year continuously;
turut; b. Moving the location of
b. Melakukan pemindahan the farm activities
lokasi kegiatan peternakan without written
tanpa persetujuan tertulis approval from permit
dari pemberi izin; publisher;
c. Melakukan Perluasan tanpa c. Doing expansion
without Expansion
memiliki Izin Perluasan
Business Permit from
dari pejabat yang
the authorized official;
berwenang pemberi izin; d. Do not submit reports
d. Tidak menyampaikan of livestock business
laporan kegiatan usaha activities 3 (three)
peternakan 3 (tiga) kali times continuously;
berturut-turut; e. Transfer the
e. Memindah tangankan izin permit/licenses to
kepada pihak lain tanpa other parties without
pemberitahuan terlebih prior notification to the
dahulu kepada pemberi licensing authority;
izin; f. The Permit return to
f. Diserahkan kembali oleh the Regent / Mayor or
pemegang Izin kepada
Bupati/Walikota atau the officer appointed;
pejabat yang ditunjuk g. Not implement
olehnya;
g. Tidak melaksanakan prevention, eradication
pencegahan, pemberantasan of infectious animal
penyakit hewan menular diseases and work
serta keselamatan kerja safety due to the
sesuai dengan peraturan
regulations.
perundang-undangan yang
berlaku.

2. Tatacara Pencabutan Izin 2. Procedure of Livestock


Usaha Peternakan tersebut Business Permit
adalah sebagai berikut : Revocation are as follows:

a. Diberi peringatan secara a. Warning given in


tertulis kepada yang writing to the company
bersangkutan sebanyak 3 3 (three) times

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 99


99
(tiga) kali berturut-turut continuously each with
masing-masing dengan an interval time 2 (two)
tenggang waktu 2 (dua) months;
bulan; b. Frozen the business
b. Dibekukan kegiatan activities for 6 (six)
usahanya selama 6 months if the warnings
(enam) bulan apabila stated in letter ‘a’ are
peringatan tersebut pada
not responded;
huruf a tidak diindahkan;
c. Freezing of the Live-
c. Pembekuan Izin Usaha
Peternakan dapat dicair- stock Business Permit
kan kembali apabila can be with-drawn if
Perusahaan Peternakan the company in the
dalam masa pembekuan freezing period has
telah melakukan kegiatan conducted its business
usahanya kembali dan activities or meet and
atau melakukan segala do all the requirements
ketentuan perizinan usaha related the permit;
ini; d. If the freezing time limit
d. Apabila batas waktu livestock business
pembekuan izin usaha permit for 6 (six)
peternakan selama 6 months passed, and the
(enam) bulan dilampaui,
companies do not
dan perusahaan
perform activities in
peternakan tetap tidak
melakukan kegiatan sesuai accordance with the
ketentuan dalam provision of business
pemberian izin usaha, licenses, so then the
maka izin usaha Livestock Business
peternakan dicabut. Permit revoked.

Registration of Peoples
Pendaftaran Peternakan Rakyat Livestock Business
a. Peoples Livestock
a. Peternakan Rakyat sebagai husbandry as a business
usaha peternakan
organized as a sideline
diselenggarakan sebagai usaha with maximum size for
sampingan dengan jumlah
each business type does not
maksimum usahanya untuk tiap exceed the limit required to
jenis ternak tidak melebihi batas
have permits.
wajib memiliki izin. b. Peoples Livestock
b. Peternakan Rakyat tidak
husbandry doesn’t oblige
diwajibkan memiliki izin usaha

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 100


100
peternakan. to have Livestock Business
c. Bupati/Walikota atau pejabat Permit.
yang ditunjuk olehnya c. Regent / Mayor or the
melakukan pendaftaran appointed officer to
peternakan rakyat dengan register people livestock
menggunakan formulir business using the
pendaftaran. Selambat- registration form. At latest
lambatnya dalam waktu 14 within 14 (fourteen)
(empat belas) hari kerja, working days, the Regent /
Mayor or an designated
Bupati/Walikota atau pejabat
official has issued the
yang ditunjuk olehnya telah
Letter of People Livestock
mengeluarkan Tanda
Business.
Pendaftaran Peternakan Rakyat. d. In the framework of the
d. Dalam rangka Pendaftaran People's Livestock
peternakan Rakyat Business Registration, the
Bupati/Walikota atau pejabat Regent / Mayor or the
yang ditunjuk olehnya appointed official give
melakukan pembinaan terhadap guidance to the people
peternak rakyat di daerahnya. breeder in the district.

Tanda Pendaftaran Peternakan Registration Letter of people


Rakyat memiliki kedudukan Livestock Business have equal
sederajat dengan izin usaha status with the Livestock
peternakan. Business Permit.

Supervising to the Livestock


Pengawasan Usaha Peternakan Business

a. Pengawasan terhadap a. Supervise to the


pelaksanaan izin usaha implementation of Livestock
peternakan dan pendaftaran Business permit and
Peternakan Rakyat dilakukan registration of People
oleh Bupati/Walikota atau
Livestock Business done by
pejabat yang ditunjuk olehnya
b. Pengawasan sebagaimana the Regent or Mayor or an
dimaksud dalam huruf ‘a’ dapat designated official;
dilakukan secara langsung atau b. Supervision referred to in
tidak langsung. letter ‘a’ can be done
c. Pengawasan langsung berupa directly or indirectly.
kegiatan bimbingan dan c. Direct supervision include
pengawasan yang dilakukan di guidance and supervision of
lokasi kegiatan usaha

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 101


101
peternakan; activities conducted at
d. Pengawasan tidak langsung locations farming activities;
berupa penyampaian laporan d. Indirect supervision include
kepada pemberi izin usaha oleh submission of written
perusahaan peternakan yang business report to the
telah memiliki izin usaha secara
permit publisher by the
tertulis kepada Bupati/Walikota
atau pejabat yang ditunjuk livestock company which
olehnya di Kabupaten/Kota has a business permit to the
setempat; Regent/Mayor or the
e. Perusahaan yang telah memiliki appointed official in the
izin usaha peternakan wajib Region;
menyampaikan laporan kepada e. Companies that already
Bupati/Walikota atau pejabat have a business permit shall
yang ditunjuk olehnya secara submit a report to the
berkala setiap 6 (enam) bulan regent / mayor or the
sekali mengenai kegiatan
appointed official regularly
usahanya;
f. Bupati/Walikota atau pejabat every 6 (six) months;
yang ditunjuk olehnya f. Regent / Mayor or the
menyampaikan laporan appointed official submit a
perkembangan kegiatan usaha yearly report regarding
peternakan di daerahnya setiap livestock business activities
satu tahun sekali kepada Menteri in the region to Minister of
Pertanian melalui Direktur Agriculture in this case
Jenderal Peternakan dengan Director General of
tembusan disampaikan kepada Livestock and the copy
Gubernur Propinsi setempat. submit to Governor.

Keputusan Menteri Pertanian Decree of the Minister of


tentang Pedoman Perizinan dan Agriculture on the Guidelines
Pendaftaran Usaha Peternakan for Licensing and Registration
dapat dilihat pada Lampiran 8. of Livestock Business can be
seen in Appendix 8.

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 102


102
LAMPIRAN

APENDICESS

Guide Of Investment For Agricultural Sector In Indonesia …............................................ 103


103

You might also like