Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
2
Kingdom : Animalia
Fillum : Mollusca
Class : Gastropoda
Sub Class : Orthogastropoda
Ordo : Vetigastropoda
Super Famili : Pleurotomarioidea
Famili : Haliotidae
Genus : Haliotis
Species : Haliotis squamata
(a) (b)
Abalone tergolong hewan berumah dua atau diocis, yaitu betina dan jantan
terpisah. Kematangan gonad induk jantan maupun betina berlangsung sepanjang
tahun dengan puncak musim memijah terjadi pada bulan-bulan Juli dan Oktober.
Telur yang siap dipijahkan berdiameter 100 µm, di laboraturium telur yang
dipijahkan berdiameter rata-rata 183 µm (Cholik et al., 2005).
4
Abalone mempunyai situ cangkang yang terletak pada bagian atas. Pada.
Cangkang tersebut terdapat lubang-lubang dengan jumlah yang sesuai dengan
ukuran abalon. Semakin besar ukuran abalon, semakin banyak lubang yang
terdapat pada cangkang. Cangkang berbentuk telinga, rata, dan tidak memiliki
overculum. Bagian cangkang sebelah dalam berwarna putih mengkilap, seperti
perak. Siput ini memiliki mata tujuh. Abalon banyak bergerak dan berpindah
tempat dengan menggunakan satu organ yaitu kaki. Gerakan kaki yang sangat
lambat sangat memudahkan predator untuk memangsanya.
BAB II
ISI
2.1 Pembenihan
Abalone merupakan komoditas perikanan bernilai tinggi, khususnya di
negara-negara maju di Eropa dan Amerika Utara. Di Indonesia, spesies ini belum
banyak dikenal masyarakat dan pemanfaatannya baru terbatas di daerah-daerah
tertentu, khususnya di daerah pesisir. Daging abalone mempunyai nilai gizi yang
cukup tinggi dengan kandungan protein 71,99%, lemak 3,20%, serat 5,6%, atau
11,11% dari kadar air 0,06%, serta cangkangnya mempunyai nilai estetika yang
dapat digunakan sebagai perhiasan, kancing, dan kerajinan lainnya. Hal yang juga
menarikdari budidaya Abalone bersifat “Low Tropic Level” (hamanya memakan
bentik diatom dan dewasa memakan rumput laut / mikro algae) sehingga dapat
dikatakan produksinya relatif murah (Sudrajat, 2008).
5
6
2.2.2 Hatchery
Pengadaan indukan yang berasal dari hatchery banyak dibudidayakan di
BBPBL Lampung. Kualitas indukan yang dihasilkan di hatchery cukup baik,
karena makanannya pun disesuaikan dengan makanan yang ada di alam. Abalone
yang dibudidayakan dari telur hingga berumur 2-3 tahun, pada usia tersebut
abalone dapat dijadikan indukan baru yang siap dikawinkan dengan abalone
jantan.
2.2.3 Karamba Jaring Apung
7
Kuantitas Induk dalam jumlah yang memadai merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam suatu usaha pembenihan abalone (Haliotos asinina). Hal ini
dikarenakan sintasan larva abalone yang masih rendah, sehingga untuk
memperoleh benih dalam jumlah yang banyak harus dilakukan pemijahan dengan
frekuensi yang banyak dan berkesinambungan.
Pengadaan induk yang berasal dari Karamba Jaring Apung (KJA) banyak
dibudidayakan di Balai Budidaya Laut Lombok. Balai ini tidak lagi tergantung
dengan induk yang berasal dari alam, teknologi budidaya abalone di karamba
jaring apung mampu menyuplai induk untuk dipijahkan dalam skala laboratorium.
Kualitas dari induk budidaya tidak kalah dengan induk yang berasal dari alam,
dengan keberhasilan ini balai budidaya laut lombok mampu melakukan pemijahan
secara kontinyu dan berkesinambungan.
Hal-hal yang dilakukan dalam pemilihan induk abalone hasil budidaya di karamba
jaring apung :
a) Ukuran Induk.
Induk sehat adalah syarat mutlak dalam kegiatan pemeliharaan induk dan
pemijahan abalone. Induk hasil tangkapan dikatakan sehat bila:
1. Tidak cacat/terluka
Menurut Aan (2007), induk dapat berasal dari alam atau pemeliharaan.
Induk yang berasal dari alam memiliki kelebihan dalam hal tingkat kematangan
gonad dan peluang pemijahan yang lebih besar, sedangkan kekurangannya adalah
karakteristik induk abalon yang baik adalah tingkat kematangan gonad cukup, otot
9
kaki terlihat segar dengan warna gelap dan tidak lembek, melekat kuat pada
terbalik, sehat, dan organ tubuh tidak luka, ukuran panjang cangkang sekitar 5 cm,
penampakan eksternal dari induk yang telah dewasa, dimana kriteria utama yang
digunakan adalah: ukuran, warna, dan bentuk gonad (Haw, 1989; Setyono, 2004
dalam Letaay, 2005). Namun demikian induk pilihan berdasarkan kriteria tersebut
menempel pada substrat. Pada abalone yang berukuran besar dengan telur yang
yang baik. Variabel kualitas telur merupakan salah satu faktor pembatas pada
keberhasilan produksi massal dari benih dan spesies kultur lainnya untuk tumbuh
Selain tingkat kematangan gonad, ukuran cangkang pun merupakan salah satu
parameter bahwa induk tersebut siap untuk memijah.
1. Persiapan wadah
Persiapan wadah merupakan kegiatan awal yang dilakukan sebelum
menebar induk ke dalam bak. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan kondisi
lingkungan yang nyaman bagi abalone serta menghilangkan hama yang dapat
mengganggu saat proses pemelihaaan. Kegiatan ini dimulai dari membersihkan
bak fiber ukuran (3x1x0,6) m³ dari kotoran-kotoran yang menempel. Bak dikuras
dengan mengeluarkan air seluruhnya dari dalam bak kemudian digosok dengan
lap atau spons kasar sehingga kotoran seperti lumut dan teritip yang menempel
dapat terlepas. Setelah itu, dilakukan sterilisasi menggunakan kaporit dengan
dosis 10-20 ppm/1.5 m3 air tawar, dan dibiarkan selama 2-3 hari agar bak steril
kemudian dikeringkan lalu diisi dengan air dan diberi aerasi.
Setelah dilakukan sterilisasi, dilakukan pemasangan cartridge filter
dengan serat polipropilen (pp) berpori 10 µm pada saluran inlet, selanjutnya bak
11
diisi dengan air laut setinggi 50 cm disertai dengan sistem pergantian air mengalir
( flow through ) selama 24 jam yang dilengkapi dengan pemasangan aerasi pada
4 titik dengan jarak masing-masing aerasi 75 cm. Pada bak ini dipasang 3 buah
kotak industri berukuran (0.6×0.5×0.4) m3 yang dirangkai menjadi satu sebagai
wadah induk. Kotak industri digunakan agar induk tidak merayap keluar dari bak.
Di dalam kotak industri diletakkan shelter yang terbuat dari pipa PVC
berdiameter 6 inci dengan panjang 30 cm yang dibelah menjadi dua bagian.
2. Pengontrolan Kualitas Air
Kualitas air pada bak pembenihan harus baik karena benih abalone masih
sangat rentan terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu, kualitas air disini
sangat menentukan kelangsungan hidup dari benih tersebut. Air harus mengalami
proses filterisasi terlabih dahulu dan disterilkan dengan sinar ultraviolet sebelum
dimasukkan ke dalam bak. Setiap hari, bak harus dibersihkan dari kotoran dan sisa
pakan dan air dalam bak diganti 100%. Pada saat outlet dibuka, air harus tetap
mengalir ke dalam bak. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas air dalam bak
sperma yang berwarna putih susu dari induk jantan (Gambar 3). Bau sperma yang
menyengat merangsang induk betina untuk mengeluarkan telur yang berwarna
hijau kekuning-kuningan. Pemijahan dilakukan secara masal dan alami tanpa
ransangan maupun kejut suhu. Dalam 1 bulan, waktu pemijahan bisa berlangsung
2 kali. Hal ini dikarenakan pemijahan yang dilakukan secara masal sehingga
induk tidak akan memijah secara bersamaan dalam satu waktu.
terendam oleh air. Telur atau trochopore yang terkumpul pada plankton net
dengan mesh size 60 µm akan terlihat dengan mata telanjang.
60-100 ekor per meter persegi. Setelah 8 bulan kemudian kerang ini pun siap
untuk dipanen.
Weaning atau proses pembiasaan pakan dilakukan pada saat larva sudah
benar-benar dapat terlihat oleh mata dengan ukuran cangkang 2 cm. Selain pakan
alami Nitzchia sp, larva juga diberi sedikit pakan rumput laut (Gracillaria sp)
agar tidak kaget ketika Nitzchia sp tidak diberikan lagi dan hanya Gracillaria sp
yang diberikan. Jika proses waening telah dilakukan maka larva siap dipindahkan
ke bak pemeliharaan benih atau bak pendederan. Pakan larva pada (Gambar 4).
(a) (b)
Gambar 4. (a) Nitzchia sp dan (b) Gracillaria sp
Sumber : Dokumentasi Pribadi, BBPBL 2010
Faktor kegagalan lain diduga karena banyaknya cacing dan copepoda yang
menempel pada spat kolektor dan pada bak pemeliharaan. Serangan kompetitor
maupun predator di bak pemeliharaan larva atau induk seperti teritip, cacing,
kepiting, dan hewan laut lainnya :
- Terjadi kematian yang berturut-turut pada induk yang baru diperoleh dari
pengumpul karena stress akibat penanganan atau pengambilan dari
habitatnya.
- Serangan protozoa pada stadia telur dan trochophore
Selain itu kualitas air pada saat pemeliharaan larva sangatlah penting, jika
air pada bak pemeliharaan ataupun di KJA kotor atau tercemar maka akan
mengganggu kelangsungan hidup abalone.
BAB III
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
http://docs.google.com/ lemlit.unila.ac.id/file/arsip/PROSIDING-dies-ke-UNILA-
ARTIKEL-muntisarida
Diakses : 11 April 2011, Jam 17.30
http://kekerangan.blogspot.com/2008/09/teknik-budidaya-abalone-haliotis.html
http://viracwantik.wordpress.com/category/job-at-university/
Diakses : 12 April 2011, Jam 20.01
http://menthul46.blogspot.com/2008/10/cara-pemilihan-induk-abalone-hasil.html
Diakses : 12 April 2011, Jam 20.15
http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/30/teknik-budidaya-si-telinga-laut-
abalone/
Diakses : 13 April 2011, Jam 21.07
20