Professional Documents
Culture Documents
HERLINDA OCTAVERA
MIRANDA NOVALINA
DIAN PUTRA ASENDO
RYAN HANDOKO
ENDANG WIJAYA
ARI YULIANTO
DANU SATRIA OKFIANSYAH
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang
sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat
yang menguasai refleks untuk defekasi yang
terletak dimedula dan sumsum tulang belakang.
Apabila terjadi rangsangan parasimpatis , sfingter
anus bagian dalam akan mengendor dan usus
besar menguncup. Reflek defekesi dirangsang
untuk buang air besar,kemudian sfingter anus
bagian luar yang diawali oleh syaraf parasimpatis
setiap waktu menguncup atau mengendor selama
defekasi berbagai otot lain membantu proses itu
seperti otot dinding perut,diafragma dan otot-otot
dasar pelvis.
Pengambilan Spesimen Feses
Menyiapkan fases untuk
bahan pemeriksaan
merupakan cara yang
dilakukan untuk
mengambil fases untuk
bahan pmerikasaan,
yaitu pemeriksaan
lengkap dan
pemeriksaan kultur
(pembiakan)
Pemeriksaan fases
lengkap merupakan
pemeriksaan fases
yang terdiri atas
pemeriksaan warna,
bau, konsistensi,
lendir, darah, dll.
Pemeriksaan fases
kultur merupakan
pemerikasaan fases
melalui biakan dengan
cara toucher.
Alat :
Tempat penampung atau botol penampung beserta penutup.
Etiket khusus.
Dua batang lidi kapas sebagai alat untuk mengambil fases.
Prosedur kerja.
Cuci tangan.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Anjurkan untuk buang air besar lalu ambil fases
melalui lidi kapas yang telah dikeluarkan. Setelah
selesai anjurkan untuk membersihkan daerah anus.
Asupan bahan pemeriksaan ke dalam botol yang telah
disediakan.
Catat nama pasien dan tanggal pengambilan bahan
pemeriksaan.
Cuci tangan.
Menolong Pasien BAB
Menolong membuang air besar
dengan menggunakan pispot
merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan kepada pasien yang
tidak mampu buang air besar secara
sendiri dikamar kecil dengan cara
menggunakan pispot (penampung)
untuk buang air besar ditempat
tidur, dengan tujuan memenuhi
kebutuhan eliminasi alvi (BAB).
Tujuan Penggunaan Pispot
a. Membantu pasien
dalam upaya memenuhi
kebutuhan eliminasi
b. Mengurangi
pergerakan pasien
1) Pispot
2) Air dalam botol
3) Kapas cebok/toilet tissue dalam tempatnya
4) Sarung tangan bersih, masker dan celemek
5) Bengkok
6) Selimut/kain penutup
7) Perlak dan alasnya
8) Sampiran
9) Bel bila tersedia
• Prosedur Menggunakan Pispot
a. Pintu ditutup atau pasang sampiran
b. Pasang perlak dan alasnya
c. Cuci tangan, pasang celemek, masker, sarung tangan
bersih dan berdiri disisi klien
d. Pakaian bagian bawah klien ditanggalkan kemudian
bagian badan yang terbuka ditutup dengan selimut atau
kain penutup yang tersedia
e. Klien dianjurkan menekuk lututnya dan mengangkat
bokong (jika perlu dibantu oleh perawat lain)
f. Pispot diatur sampai terletak dibawah bokong klien, jika
klien tidak dapat melakukannya sendiri, perawat
membantu dengan mengangkat bokong klien
menggunakan tangan kanan dan tangan kiri mengatur
pispot sampai terpasang tepat dan nyaman
g. Bila klien sudah selesai, kakinya direnggangkan
dan selimut dibuka. Anus dan daerah genitalia
dibersihkan dengan kapas cebok (tangan kanan
menyiram dan tangan kiri membersihkan). Kapas
cebok dibuang kedalam pispot. Angkat pispot dan
tutup kembali
h. Bila klien ingin membersihkan sendiri, perawat
membantu menyiramkan air
i. Keringkan bokong klien dengan pengalas
j. Klien dirapihkan
k. Alat dirapihkan
l. Pintu dan sampiran dibuka
m. Mencuci tangan
n.Hasil Evaluasi
1. Pasien tidak merasa lelah dengan
pergerakan yang minimal
2. Pasien merasa nyaman
o.Melaksanakan dokumentasi :
1) Catat tindakan yang dilakukan
dan hasil serta respon klien
pada lembar catatan klien
2) Catat tgl dan jam melakukan
tindakan dan nama perawat yang
melakukan dan tanda tangan/paraf
pada lembar catatan klien
TERIMA KASIH