You are on page 1of 4

Diskusi KomPaS pada tanggal 20 dan 23 Mei 2011, pada pukul 19.

00 – Selesai, dengan pembicara Anang


Rubiyanto Planologi FTSP ITS dan Ya’ Asurandi FISIKA MIPA ITS, menghasilkan beberapa hal yang sangat
baik untuk diperhatikan dalam hal Kewirausahaan.

PENGANTAR ENTREPRENEUR
Entrepreneur

Entrepreneur (dibaca : ènterprèner) atau sebutan lain dari wirausaha adalah melakukan sesuatu
usaha yang mandiri, memiliki ide, cenderung baru/inovatif, dalam menghasilkan sebuah sesuatu benda
atau hal yang bernilai bagi diri sendiri maupun orang lain.
Menurut segi ekonomi dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), wirausaha adalah usaha yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Entrepreneur di Indonesia kini menjadi salah satu hal vital bagi masyarakat Indonesia untuk
menciptakan lapangan pekerjaan. Saat ini banyak masyarakat Indonesia yang bekerja bagi perusahaan
dan lowongan-lowongan pekerjaan di perkotaan. Hal ini menjadi suatu permasalahan sosial-ekonomi,
kependudukan, dan ketengakerjaan di Indonesia karena kian dewasa makin banyak masyarakat namun
semakin sedikit tersedianya lapangan pekerjaan. Oleh sebab itu, wirausaha diperlukan untuk
menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat pengangguran.
Wirausaha termasuk dalam sektor riil di Indonesia dengan proporsi < 2%. Hal ini terjadi karena
kecenderungan masyarakat untuk menjadi pegawai kantoran atau sebagai “konsumen” lowongan
perusahaan sangat tinggi dewasa ini. 2% adalah angka yang sangat kecil dalam jumlah masyarakat
Indonesia yang besar ini. Negara Singapore memilki + 7% masyarakat berwirausaha, Amerika memiliki +
10%, dan beberapa negara lainnya dengan presentasi masyarakat berwirausaha yang lebih tinggi.

Entrepreneur bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia

Namun bukan persentasi masyarakat berwirausaha


S yang dikejar, melainkan kesadaran masyarakat dalam
Lapangan Pekerjaan

melaksanakan berwirausaha yang kurang bila melihat


S1
kebutuhan masyarakat akan lapangan pekerjaan dari penyedia
pekerjaan yang sangat tinggi. Saat ini persentasi penyedia
pekerjaan dan permintaan tidak seimbang.
Wirausaha memberikan keuntungan ekonomi bagi diri
D sendiri dan masyarakat. Selain kita mendapat royalty dan bonus
Tenaga Kerja dari mengusahakan sesuatu, kita juga membantu masyarakat
menafkahi keluarga mereka sebagai dampaknya.
Berdasarkan grafik di atas, ditampilkan bahwa permintaan lapangan pekerjaan semakin lama
semakin tinggi namun penawaran lapangan pekerjaan semakin lama semakin sedikit (S 1).
Keuntungan ekonomi tersebut telah dialami oleh seorang entrepreneur di Temanggung, sebagai
penemu ide dan pencipta radio kayu yang merambah hingga International. Manfaat dari produksi
barang hingga pemasaran barang dirasakan masyarakat sekitar karena tenaga kerja produksi barang
tersebut diperoleh dari masyarakat sekitar Temanggung, bahan dan lahan produksi juga dari daerah
tersebut, serta produk ini menghasilkan branding bagi daerah sekitar Temanggung. Hal inilah yang
disebut dengan keuntungan ekonomi bagi diri sendiri dan orang lain.
Kita semua telah tahu bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan untuk memiliki
sebuah pekerjaan setelah menuntut pendidikan yang tinggi untuk menjadi PNS, tidak semestinya begini.
Mengapa? Karena profesi yang cenderung kita tuntut merupakan profesi bagi pekerja, seperti karyawan,
buruh, dan pekerja-pekerja lainnya, sedangkan lapangan pekerjaan dari penyedia lapangan kerja tidak
sebanyak masyarakat yang ingin menjadi pekerja, seperti PNS (Pegawai Negri Sipil) dan karyawan. Sudah
saatnya kita mengerti jika pikiran kita diciptakan untuk kreatif dan inovatif untuk mengatasi masalah ini
dengan menjadi seorang entrepreneur. Entrepreneur sangat penting dalam kehidupan masyarakat
Indonesia saat ini, didukung oleh fakta jumlah pengangguran.

Mahasiswa Entrepreneur

Memang kita sebagai mahasiswa harus memikirkan prioritas utama kita dalam kuliah untuk
belajar. Namun, masa-masa kuliah adalah masa yang sangat baik untuk memproduksi ide-ide dan
memiliki relasi yang sangat besar. Potensi ini sangat dapat dimanfaatkan untuk menciptakan
entrepreneur muda kini, namun landasan entrepreneur kita sebaiknya tidak mengorbankan keilmuan
kita di masa yang telah lalu dan akan datang.
Hubungan pencerdasan dengan wirausaha adalah dari bentuk yang dijual, bila kita kurang
tercerdaskan maka kita dapat melakukan hal-hal yang menurut saya “sinting” (karena tidak ideal
menurut saya). Seperti saat ini bahwa agama dan raga bisa dijual, bahkan suatu hal yang seharusnya
dibagikan secara cuma-cuma sebagai kewajiban kita terhadap orang banyak, malah dijual demi
menguntungkan diri sendiri.
Selama menjadi mahasiswa, lebih baik bila kita memulai usaha menjadi entrepreneur dari
sekarang. Mumpung masih ada kesempatan, lakukanlah sebisa mungkin mengusahakan hal yang terbaik
untuk masa depan. Kita bisa memanfaatkan pengajuan proposal acara dan pengajuan PKM kepada
jurusan dan kampus. Tidak jarang mahasiswa menjadi ikon keberhasilan sebuah kampus, selain kita
memberikan keuntungan bagi orang banyak, kita juga mengharumkan nama kampus kita.

Menjadi Entrepreneur

Ada beberapa usaha dalam memulai usaha menjadi entrepreneur, yakni dengan membaca
buku-buku terkait kewirausahaan, mengikuti seminar untuk wawasan entrepreneur, meneliti potensi-
potensi berwirausaha lebih mendalam, dan lain sebagainya.
Menjadi seorang entrepreneur harus memiliki sebuah mimpi yang besar untuk memulainya.
Mimpi yang besar memotivasi diri kita untuk menggapai sebuah hal. Kebanyakan orang merasa skeptis
bila memikirkan menjadi entrepreneur, seperti besar kerugiannya bila rugi, dll. Skeptis ini biasanya
muncul bila kita merencanakan sesuatu hal dengan pertimbangan yang terlalu matang karena pemikiran
kita meramalkan hal-hal buruk yang belum tentu terjadi sebagai bahan pertimbangan juga. Hal ini dapat
dilawan dengan menjadikan mimpi kita sebesar-besarnya. Selain itu, kita lebih termotivasi berwirausaha
bila didukung dengan kemampuan menyenangi bisnis.
Selain menciptakan mimpi kita dihadapkan dengan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin
menghalangi kita dalam berwirausaha, salah satu diantaranya adalah link (jaringan) dan mental. Hal ini
memang benar karena terbukti bahwa entrepreneur yang kurang motivasi, menjadikan modal usaha
sebagai beban, padahal ada hal-hal tertentu yang tidak membutuhkan modal, seperti makelar, dll. Selain
beban modal, motivasi juga tumbuh karena niat yang kuat seperti nekat berusaha dan menjadikan
kerugian sebagai sebuah pelajaran berharga dalam menggapai mimpi kita. Mimpi kita adalah sebuah
niat, bila kita bermimpi (mensugesti diri) maka kita menjadi apa yang kita niatkan dikemudian hari.
Jaringan adalah hal yang paling utama dalam menjalankan sebuah bisnis wirausaha. Tanpa
jaringan juga berarti tanpa pendukung usaha. Ada pepatah mengatakan bahwa bila kita mendekati
seorang pandai besi, maka kita akan membawa besi di kemudian hari, dan apabila kita dekat dengan
penjual wewangian maka tubuh kita akan wangi.
Hal yang mungkin sekali untuk dilakukan seorang entrepreneur adalah menjadi seorang
pedagang karena pedagang adalah kegiatan yang bebas, hanya membutuhkan niat yang kuat, dan pasti
pernah mengalami kerugian yang berarti semakin pintar dalam berdagang. Ada pula pepatah “lebih baik
menjadi kepala cacing daripada ekor naga” yang berarti menjadi seorang entrepreneur yang mengelola
suatu usaha kecil lebih baik daripada menjadi seorang karyawan perusahaan besar karena selain kita
mampu memikirkan lebih usaha kita untuk semakin maju, kita dapat mengurus hal tersebut tanpa harus
mengikuti perusahaan tertentu yang diatur oleh orang lain. Pepatah lain mengatakan mengenai
kenyamanan dan ketentraman bahwa lebih baik menjadi seorang raja kecil daripada menjadi seorang
punggawa yang berarti bahwa lebih baik menjadi orang yang mampu mengelola hal yang lebih simpel
atau kecil sehingga lebih nyaman dan tentram daripada mengelola hal yang kompleks atau besar
sehingga tidak nyaman dan tidak bahagia.
Pemikiran kita selama ini untuk menjalani kegiatan sehari-hari dan menjadi pekerja seperti PNS
sudah menjadi hal yang pakem di kebanyakan orang, namun tidak semua orang berhasil menjadi PNS.
Lalu, bagaimana bila tidak tercapai jadi PNS? Apakah kita tidak memikirkan bila kita menjadi
pengangguran karena tidak bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri? Hal inilah yang
seharusnya kita ubah dengan memikirkan orang banyak, memikirkan nasib anak-anak muda sekarang
dengan paling tidak membantu mereka bekerja untuk menjadi penyedia pekerjaan berikutnya, dan
mencerdaskan mereka bahwa tidak ada lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan kita secara
fakta karena yang menentukan kita untuk sukses menjadi PNS dan pekerja lain adalah angka, seperti IP,
Nilai Rapor, dan kuantitatif lainnya yang menyulitkan. Jadikanlah PNS sebagai pilihan kerja nomor sekian
dan jadikan entrepreneur prioritas nomor 1 dalam mencapai mimpimu.
Prioritas nomor 1 untuk menjadi entrepreneur yang dimaksud, tidak lain adalah untuk mencapai
tujuan atau visi yang positif berguna bagi masyarakat banyak dan diri sendiri. Tidak salah bila kita
menginginkan kekayaan, namun untuk apa dulu kekayaan tersebut? Kekayaan adalah hal sementara
yang dapat digunakan untuk membantu orang lain dan diri kita di kemudian hari.

Kesimpulan
Saat ini penduduk Indonesia yang menggeluti bidang entrepreneur kurang dari 2%. Hal ini
merupakan permasalahan di Indonesia karena jumlah permintaan tenaga kerja lebih sedikit daripada
penawaran tenaga kerja. Dengan kata lain, jumlah entrepreneur yang sedikit tidak dapat menyediakan
lapangan pekerjaan bagi penduduk yang menganggur di Indonesia.

Menjadi seorang entrepreneur membutuhkan beberapa hal, yaitu :


- Niat atau visi yang kuat, mewujudkan motivasi berwirausaha yang teguh.
- Jaringan atau link, dukungan utama menjadi entrepreneur.
- Mental yang kuat, membutuhkan mental yang kuat dalam berwirausaha.
- Berani rugi, kerugian dalam bisnis memberi pelajaran penting dalam menjadi entrepreneur.

Menjadi seorang entrepreneur lebih baik mengutamakan kebaikan tidak hanya bagi diri sendiri,
tapi bagi orang lain juga karena melihat kondisi ketenagakerjaan Indonesia yang membutuhkan banyak
penyedia pekerjaan kini.
Ada baiknya menjadi entrepreneur kecil daripada menjadi karyawan perusahaan besar, karena
dengan menjadi entrepreneur kecil, kita mampu mengoptimalkan kemampuan manajemen atau
pengelolaan dan manfaat yang baik bagi diri sendiri dan orang lain.
Ada baiknya bila kita menjadi seorang entrepreneur kecil daripada menjadi entrepreneur besar,
mengingat bahwa menjadi entrepreneur besar berakibat kurang baik pada kenyamanan dan
kebahagiaan yang menurun karenanya.
Sebagai seorang mahasiswa seharusnya dapat memanfaatkan kondisi saat ini dengan
mengikusertakan diri ke dalam kegiatan kewirausahaan baik secara teori maupun praktik karena
kesempatan memiliki relasi dan memperoleh modal sangat besar, tergantung dari kemauan dan
kemampuan kita dalam mencapai entrepreneur muda.
Selebihnya adalah kekuatan kenekatan, dimana kita tidak perlu mempertimbangkan
kemungkinan buruk secara berlebihan sehingga meningkatkan kemauan atau motivasi kita untuk terus
melanjutkan usaha menjadi entrepreneur.

Published by : Tadaki Santoso Hasegawa, Planologi FTSP ITS


Provided by : KomPaS (Komunitas Pemuda Sepuluh Nopember)

Surabaya, 20 -24 Mei 2011

You might also like