You are on page 1of 1

Maisir

• Secara bahasa Maisir bisa dimaknakan dalam beberapa kalimat : Gampang/mudah,


orang yang kaya dan wajib.

• Secara istilah, Maisir adalah setiap Mu’amalah yang orang masuk kedalamnya dan dia
mungkin rugi dan mungkin beruntung.

Ini defenisi Maisir dalam istilah ulama, walaupun sebagian orang mengartikan
Maisir ini ke dalam bahasa Indonesia dengan pengertian sempit, yaitu judi. Judi adalah salah
satu bentuk Maisir sebab seseorang masuk kedalamnya mungkin menang dan mungkin kalah,
mungkin untung dan mungkin rugi. Karena itu sangatlah sempit dan kurang tepat bila Maisir
diartikan dengan judi.

Kalimat “mungkin rugi dan mungkin untung”, juga ada dalam Mu’amalat jual beli,
sebab orang yang berdagang mungkin untung mungkin rugi. Namun Mu’amalat jual beli ini
berbeda dengan Maisir, seorang pedagang bila mengeluarkan uang maka ia memperoleh barang
dan dengan barang itu ia bermu’amalat untuk meraih keuntungan walaupun mungkin ia
mendapat kerugian, tapi Maisir, begitu seseorang mengeluarkan uang maka mungkin ia rugi
atau tidak dapat apapun dan mungkin ia beruntung.

Sumber hukum Dalil-dalil Pengharaman Maisir:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

َ‫ن َأن ُيوِقع‬


ُ ‫طا‬ ّ ‫ ِإّنَما ُيِريُد ال‬.‫ن‬
َ ‫شْي‬ َ ‫حو‬
ُ ‫جَتِنُبوُه َلَعّلُكْم ُتْفِل‬
ْ ‫ن َفا‬
ِ ‫طا‬
َ ْ‫شي‬
ّ ‫ل ال‬ ِ ‫عَم‬
َ ‫ن‬ْ ‫س ّم‬
ٌ ‫ج‬ْ ‫لُم ِر‬
َ ‫لْز‬ َ ‫ب َوا‬ُ ‫صا‬ َ ‫لن‬ َ ‫سُر َوا‬
ِ ‫خْمُر َواْلَمْي‬
َ ‫ن آَمُنوْا ِإّنَما اْل‬
َ ‫َيا َأّيَها اّلِذي‬
َ ‫ل َأنُتم ّمنَتُهو‬
‫ن‬ ْ ‫لِة َفَه‬
َ‫ص‬ ّ ‫ن ال‬ ِ‫ع‬ َ ‫ل َو‬
ّ ‫عن ِذْكِر ا‬ َ ‫صّدُكْم‬ ُ ‫سِر َوَي‬ِ ‫خْمِر َواْلَمْي‬
َ ‫ضاء ِفي اْل‬َ ‫َبْيَنُكُم اْلَعَداَوَة َواْلَبْغ‬

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, maisir, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya
syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”. (QS. Al-Ma`idah : 90-
91)

You might also like