You are on page 1of 15

c

Ê Ê

   


c Ê  

Setiap pribadi maupun masyarakat memiliki kepentingan yang harus dicapai dan
dipertahankan bagi kelangsungan kehidupannya, baik dalam keluarga, masyarakat, ataupun
Negara.

Dalam rangka mencapai dan mempertahankan kepentingan ini, tentu saja memerlukan kerja
keras perjuangan, yang semuanya harus bersentuhan dengan individu atau masyarakat maupun
yang lebih luas lagi yaitu Negara dan pihak Internasional.

Untuk semua itu memerlukan kekuatan dan dukungan dari semua pihak, sehingga
memperoleh tanggapan yang serius dari masyarakat atau pihak tertentuyang menjadi tujuan dari
kepentingan tersebut. Bentuk kekuatan yang memiliki daya daya dukung tersebuat adalah
kekuatan yang didalamnya berisi dua atau lebih orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama juga.

Bentuk kekuatan tersebut disebut juga dengan organisasi yang berdiri dan mengatasnamakan
dirinya sebagai organisasi kepentingan berupa Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ),
Organisasi Masyarakat ( Ormas ), dan organisasi lainnya.

Hal yang melatarbelakangi lahirnya kelompok kepentingan ini adalah adanya dominasi
individu, masyarakat, Negara, dan Negara lain yang memiliki kekuatan yang besar terhadap
individu, masyarakat, Negara, dan Negara lain yang lemah (terbelakang, baru, berkembang)

c
c
c

c Tuju u    




 dapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah ± satu tugas
kelompok mata kuliah Sistem Politik Indonesia pada khususnya, serta untuk mengetahui tentang
peranan dan fungsi kelompok kepentingan ( Civil Society ) yang ada di Indonesia.

c uumu    


Makalah tentang ³ Kelompok Kepentingan ( Civil Society ) dalam Sistem Politik di


Indonesia ³ , mencakup beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. pa penyebab terbentuknya kelompok kepentingan dalam duni politik?

2. Bagaimana klasifikasi tentang kelompok kepentingan tersebut?

3. Sebutkan beberapa tujuan serta saluran artikulasi kelompok kepentingan yang ada ?

4. Bagaimana revitalisasi integrasi kelompok kepentingan tersebut?

c  m  u 


Karya tulis ini terdiri dari tiga Bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
dan sistematika penulisan.

Bab II : Pembahasan, berisikan tentang penyebab terbentuknya, sifat, tujuan, saluran


artikulasi, klasifikasi, serta revitalisasi kelompok kepentingan.

Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

c
c
c

Ê Ê

Ê   


  T u mpp   

Dengan beranggapan bahwa suara satu orang ( misalnya dalam pemilihan umum ) sangat
kecil pengaruhnya, terutama dinegara ± negara yang penduduknya berjumlah besar. Melalui
kegiatan menggabung diri dengan orang lain menjadi suatu kelompok, diharapkan tuntutan
mereka akan lebih didengar oleh pemerintah. Dalam aktivitasnya menyangkut tujuan yang lebih
terbatas, dengan sasaran yang monolitis dan intensitas usaha yang tidak berlebihan serta
mengeluarkan dana dan tenaga untuk melaksanakan tindakan politik di luar tugas partai politik.

Dalam pendapat Gabriel lmond, setiap sistem politik haruslah memiliki fungsi dan
struktur politik tertentu. Fungsi politik ialah fungsi input dan fungsi output. Dalam masyarakat
politik modern terdapat struktur±struktur politik, salah - satunya adalah kelompok kepentingan.

Suatu Kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah dapat menguntungkan maupun


merugikan masyarakat. Kepentingan dan kebutuhan rakyat dapat dipenuhi namun dapat pula
terabaikan dan tidak terpenuhi. Oleh karena itu rakyat berkepentingan dan perlu memperhatikan
kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh pemerintahnya. Oleh sebab di atas, mereka dapat
mengartikulasikan kepentingan dan kebutuhan mereka kepada pemerintah melalui kelompok-
kelompok yang mereka bentuk bersama atas dasar kepentingan yang sama. Kelompok-kelompok
yang dibentuk atas dasar persamaan kepentingan inilah yang kemudian disebut à Ã
à  
.

Dalam penjelasan menurut Gabriel lmond, kelompok kepentingan adalah suatu


organisasi yang bertujuan dan berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah, tanpa
menghendaki untuk duduk di jabatan publik. Kelompok kepentingan ini berbeda dengan partai
politik, karena tujuan partai politik adalah menduduki jabatan publik, sedangkan kelompok
kepentingan bertujuan untuk memperjuangkan suatu kepentingan dan mempengaruhi lembaga ±
lembaga politik agar mendapatkan keputusan yang menguntungkan masyarakat serta

c
c
c

menghindarkan keputusan yang merugikan. Secara sederhana yang dimaksud dengan kelompok
kepentingan ¦  
ialah sejumlah orang yang memiliki kesamaan sifat, sikap,
kepercayaan dan /atau tujuan, yang sepakat mengorganisasikan diri untuk melindungi dan
mencapai tujuan.
Sepanjang sejarah, kelompok kepentingan selalu ada beriringan dengan keberadaan
negara atau pemerintahan yang ada. Bahkan, dalam sistem politik kerajaan sekalipun, kelompok
kepentingan juga ada. Meski dalam kapasitas dan intensitas kegiatan yang minimalis, akibat
represi kerajaan yang cenderung despotis. Kelompok kepentingan dalam sistem negara yang
menganut demokrasi, seperti Indonesia, mendapatkan ruang yang cukup luas. Namun, sayangnya
ruang ini kerap kali tidak digunakan secara efektif dan maksimal akibat benturan kepentingan
pada kelompok kepentingan itu sendiri.

Kelompok ± kelompok kepentingan muncul pertama kali pada awal abad ke ± 19. Dulu
disebut kelompok penekan ( pressure group ), akan tetapi karena muncul anggapan bahwa tidak
semua kelompok kepentingan mangadakan penekanan, dewasa ini masyarakat lebih cenderung
memakai istilah ³ Kelompok Kepentingan ³. Organisasi internal lebih longgar dibanding dengan
partai politik. Mereka juga tidak memperjuangkankan kursi dalam parlemen, mereka
memfokuskan diri pada satu masalah ± maslah yang lebih spesifik.( Miriam Budiarjo, hal : 383 )

Kelompok kepentingan berbeda dengan partai politik dan kelompok penekan ¦


 

Kelompok kepentingan, sesuai dengan namanya memusatkan perhatian pada bagaimana
mengartikulasikan kepentingan tertentu kepada pemerintahan, sehingga pemerintah menyusun
kebijakan yang menampung kepentingan kelompok.
Jadi,kelompok kepentingan lebih berorientasi kepada proses perumusan kebijakan umum
yang dibuat pemerintah. Kelompok penekan secara sengaja mengelompokan diri untuk suatu
tujuan khusus setelah itu bubar dan secara khusus pula berusaha mempengaruhi atau menekan
para penjabat pemerintah untuk menyetujui tuntutan mereka. Dengan demikian, perbedaannya
lebih pada cara dan sasaran.
Sedangkan perbedaan antara kelompok kepentingan dengan partai politik ialah, dalam
masyarakat begitu banyak kelompok yang memiliki kepentingan yang berbeda,. Fungsi ini
dilakukan oleh partai politik. Fungsi lain yang membedakan partai politik dan kelompok
kepentingan terletak pada partai politik yang berfungsi pula untuk mencari dan mempertahankan

c
c
c

kekuasaan melalui pemilihan umum dan cara-cara lain yang sah sebagai sarana untuk
memperjuangkan alternative kebijakan umum menjadi keptusan politik.

   Tuju    u   u mpp  

Sifat lembaga ini antara lain adalah sebagai berikut:

a.c Independen

Yaitu bahwa dalam menjalankan visi, misi, tujuan, program, sarana dan lain sebagainya
dilakukan secara bebas dengan tanpa ada intervensi pihak lain.

b.c Netral

Yaitu bahwa dalam menjalankan eksistensinya, tidak tergantung pihak lain.

c.c Krisis

Yaitu bahwa dalam menjalankan eksistensinya dilakukan berdasarkan pada data, fakta,
dan analisi yang mendalam yang dilakukan dengan metode teknik analisi yang shahih.

d.c Mandiri

Yaitu bahwa dalam menjalankan eksistensinya dilakukan dengan konsep dari, oleh, dan
untuk masyarakat itu sendiri yang ditujukan bagi kesejahtraan masyarakat luas.

dapun tujuan dari pembentukan kelompok kepentingan adalah sebagai berikut :

a.c Untuk melindungi kepentingannya dari adanya dominasi dan penyelewengan dari
pemerintah atau Negara.
b. Untuk menjadi wadah dalam pemberdayaan masyarakat dan kehidupannya.
c.c Untuk menjadi wadah pengawasan dan pengamatan terhadap pelaksanaan tugas serta
fungsi pemerintah dan Negara.

c
c
c

d. Untuk menjadi wadah kajian dan analisis bagi aspek ±aspek pembangunan nasional dalam
semua bidang kehidupan.

Saluran untuk menyatakan pendapat dalam masyarakat berpengaruh besar dalam


menentukan luas dan efektifnya tuntutan kelompok kepentingan. Saluran artikulasi yang paling
penting adalah sebagai berikut :

Ac Demonstrasi dan Tindakan Kekerasan

Merupakan salah ± satu sarana untuk menyatakan tuntutan atau kepentingan. Sarana ini
banyak digunakan oleh kelompok anomik.

Ac Hubungan Pribadi

Merupakan salah ± satu sarana penyampaian kepentingan melalui media keluarga,


sekolah, hubungan kedaerahaan, sebagai perantara kepada elit politik.

Ac Perwakilan Langsung

Sarana ini bersifat resmi, seperti Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif serta lembaga resmi
lainnya.

Ac Saluran Formal dan Institusional Lainnya

Sarana ini meliputi media masa cetak, elektronik, televisi ( formal ) dan partai politik (
institusional ) lainnya.

    mpp  

Kelompok kepentingan diklasifikasikan menjadi beberapa tipe sesuai dengan berbagai


patokan. Misalnya menurut 3   , dikenal dengan berbagai macam kelompok
kepentingan, seperti; profesi,okupasi,keagamaan,kegemaran,lingkungan hidup,kepemudaan,dan
kewanitaan,adapun kepentingan berdasarkan    
      ,

c
c
c

dikenal adanya kelompok kepentingan yang memperjuangkan kepentingan yang terbatas, seperti:
petani, guru, buruh, dan peawai negri; tetapi ada pula kelompok kepentingan yang
memperjuangkan kepentingan yang berlingkup luas seperti lembaga bantuan hukum dan
lembaga konsumen.
Kelompok - kelompok kepentingan berbeda-beda jenisnya, antara lain: dalam hal
struktur, gaya,sumber pembiayaan, dan basis dukungannya. Perbedaan-perbedaan ini sangat
mempengaruhi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial suatu bangsa. Walaupun kelompok-
kelompok kepentingan juga diorganisir berdasarkan keanggotaan, kesukuan, ras, etnis, agama
atau pun berdasarkan     kebijakan, kelompok-kelompok kebijakan, kelompok-
kelompok kepentingan yang paling kuat, paling besar, dan secara finalsial paling mampu adalah
kelompok yang berdasarkan pada bidang pekerjaan atau profesi, terutama karena kehidupan
sehari-hari dan karier seseoranglah yang paling cepat dan yang paling langsung dipengaruhi oleh
kebijaksanaan atau tindakan pemerintah.

Gabriel lmond dalam Interest Group and Interest rticulation-nya (Boston: Little
Brown and Company, 1974) dan Bingham Powell (1978) menyebutkan setidaknya ada empat
kelompok kepentingan dalam kehidupan politik, yaitu :

1.c Kelompok nomik

Kelompok ini terbentuk dalam unsur masyarakat secara spontan dan hanya seketika, dan
tidak memiliki nilai-nilai dan norma yang mengatur. Kelompok kepentingan ini dapat terjadi
secara mendadak dan tidak bernama. Dan, karena tidak memiliki nilai-nilai dan norma-norma
yang mengatur, kelompok ini sering tumpang tindih (overlap) dengan bentuk-bentuk partisipasi
politik non-konvensional, seperti demonstrasi, kerusuhan, tindak kekerasan politik, dan
seterusnya.

Sehingga, apa yang dianggap sebagai kelompok anomik ini mungkin saja tidak lebih dari
tindakan kelompok-kelompok terorganisasi yang menggunakan cara-cara non-konvensional
atau kekerasan.c ktivitas pada umumnya berupa aksi-aksi demonstrasi atau aksi-aksi bersama.
Kelompok ini memiliki identitas yang tidak jelas.

c
c
c

pabila kegiatannya tidak dikendalikan, dapat menimbulkan keresahan dan kerusuhan


yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat serta stabilitas nasional. Untuk
mencegah dampak buruk aktivitas kelompok ini, pemerintah mengeluarkan UUD No.9 Tahun
1998 tentang hak mengeluarkan pendapat dimuka umum.

Tetapi kita harus hati-hati menilai, sebab seringkali yang nampak anomik itu kadang-
kadang merupakan tindakan yang direncanakan secara teliti oleh kelompok kepentingan yang
terogranisir.

2.c Kelompok Non- ssosiasional

Berwujud kelompok-kelompok keluarga dan keturunan atau etnik, regional, status, dan
kelas yang menyatakan kepentingan tidak secara kontinyu. Jarang terorganisir secara rapi dan
kegiatannya bersifat kadang kala. Kelompok kepentingan ini tidak didirikan secara khusus dan
kegiatannya juga tidak dijalankan secara teratur atau berkesinambungan, tetapi aktivitasnya
hanya kelihatan dari luar apabila masyarakat memerlukan dan dalam keadaan mendesak.

Yang dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini, dapat berwujud masyarakat setempat
tinggal, masyarakat sekelurahan (trah Jawa), masyarakat seasal pendidikan, masyarakat
paguyuban, masyarakat patembayan,dsb.

Secara teoretis, kegiatan kelompok non-asosiasional ini terutama merupakan ciri


masyarakat belum maju, di mana kesetiaan kesukuan atau keluarga-keluarga aristokrat
mendominasi kehidupan politik, dan kelompok kepentingan yang terorganisasi dan fokus tidak
ada atau masih lemah.

Tetapi dalam Negara-negara industri maju pun, kelompok non-assosiasional seperti


keluarga-keluarga berpengaruh, tokoh-tokoh local atau regional, dan pamimpin-pemimpin agama
seringkali menerapkan pengaruh yang walaupun kadangkala lebih besar dari pada pengaruh
perkumpulan professional serikat buruh,dan sebagainya.

c
c
c

3.c Kelompok Institusional

 Kelompok yang bersifat formal dan memiliki fungsi-fungsi politik atau sosial lain di
samping artikulasi kepentingan. Kelompok kepentingan tersebut pada umumnya terdiri atas
berbagai kelompok manusia berasal dari lembaga yang ada, dengan tujuan untuk
memperjuangkan kepentingan-kepentingan orang-orang yang menjadi anggota lembaga yang
dimaksudkan..
Karenanya organisasi-organisasi seperti partai politik, korporasi bisnis, badan legislatif,
militer, birokrasi, dan ormas-ormas keagamaan sering kali mendukung kelompok ini atau
memiliki anggota-anggota yang khusus bertanggung jawab melakukan kegiatan lobi. Sebagai
kelompok yang formal seperti itu, kelompok ini bisa menyatakan kepentingannya sendiri
maupun mewakili kepentingan dari kelompok-kelompok lain dalam masyarakat. Jika kelompok
institusional ini sangat berpengaruh, biasanya akibat dari basis organisasinya yang kuat.

Tetapi , baik sebagai badan hukum maupun sebagai kelompok-kelompok lebih kecil
dalam badan hukum itu (seperti fraksi-fraksi badan legislative,klik-klik di level perwira militer,
klik-klik departemen, dan klik-klik ideologis dalam birokrasi) kelompok semacam ini bisa
menyatakan kepentingannya sendiri maupun mewakili kepentingan dari kelompok-kekompok
lain dalam masyarakat. Misalnya Dharma Wanita, KORPRI, dan organisasi profesi lainnya

4.c Kelompok ssosiasional

Kelompok ini menyatakan kepentingan dari suatu kelompok khusus, memakai tenaga
profesional, dan memiliki prosedur baku untuk merumuskan kepentingan dan tuntutan.
Kelompok kepentingan khusus yang didirikan memperjuangkan kepentingan-kepentingan
tertentu dari masyarakat atau dari golongan, namun masih mencakup beberapa yang luas. Yang
termasuk kelompok ini adalah ormas. Kelompok khusus ini memakai tenaga professional yang
bekerja penuh dan memiliki prosedur teratur untuk memutuskan kepentingan dan tuntutan.

c
c
c

Kelompok meliputi serikat buruh, kamar dagang atau perkumpulan usahawan dan
industrialis, paguyuban etnik, persatuan-persatuan yang diorganisir oleh kelompok-kelompok
agama, dan sebagainya. Studi-studi menunjukan bahwa kelompok kepentingan asosional bila
diizinkan berkembang cenderung untuk menentukan perkembangan dari jenis-jenis kelompok
kepentingan yang lain.

Kelompok kepentingan juga dapat diklasifikasikan menurut realitas social yang ada di

Indonesia , yaitu berupa :

1. Organisasi Kemasyarakatan

dalah organisasi yang anggotanya meliputi anggota masyarakat yang memiliki ideology ,

garis perjuangan ( platform ) serta komitmen yang sama dalam mencapai tujuan yang sama pula.

Contohnya yaitu :

Ac MKGR ( Musyawarah Keluarga Gotong Royong ),

Ac KOSGORO,

Ac SOKRI, dan lain ± lain.

2. Ormas Berdasarkan gama

Didirikan untuk mengartikulasikan kepentingan masyarakat atau komunitas agama terhadap

masyarakat, bangsa dan Negara yang berkaitan dengan perlindungan dan kesejahteraan.

Contonnya :

Ac Nahdhatul Ulama,

Ac Muhammadiyah,

Ac Parmusi,

c
c
c

Ac KWI,

Ac Parisade Hindu Dharma, dan lain ±lain.

Ac

3. Ormas Berdasarkan Kepemudaan

Didirikan untuk mengartikulasikan kepentingan masyarakat atau komunitas agama terhadap

masyarakat, bangsa, dan bangsa yang dapat berkaitan dengan perlindungan dan kesejahteraan .

Contohnya :

Ac KNPI ( Komite Nasional Pemuda Indonesia ),

Ac PII ( Pelajar Islam Indonesia,

Ac HIMI ( Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia )

4. Ormas Berdasarkan Sosial Kedaerahan

Didirikan untuk mengartikulasi kepentingan masyarakat atau komunitas social kedaerahaan

guna membangun kebersamaan dan perlindungan serta kesejahteraan. Contohnya :

Ac Paguyuban Masyarakat sal Bima,

Ac Paguyuban Masyarakat sal Wonosobo dan lainnya.

5. Ormas Berdasasarkan Profesi

Didirikan untuk mengartikulasi kepentingan masyarakat atau komunitas sesama profesi guna

membangun kebersamaan dan perlindungan serta kebersamaan. Contonnya :

Ac liansi Jurnalistik Indonesia ( JI ) ,

c
c
c

Ac PERHUM S,

Ac Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI ) ,

Ac Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia ( ISKI ),

Ac Forum Rektor Indonesia ( FRI ) , dan lain- lain.

Selain diklasifikasikan menurut realitas social, kepentingan politik juga dapat dilihat dari
orientasinya yaitu berupa Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ). LSM di Indonesia dapat
dibagi kedalam lima paragdigma antara lain :

1c. LSM Penganut Paradigma Kesejahteraan

Lembaga ini berpandangan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat


adalah kekuatan yang berada diluar kendali manusia, tujuannya menolong mengurangi
penderitaan mereka melalui kegiataan berbentuk derma, sedekah, atau santunan.

2c. LSM Penganut Paradigma Modernisasi

LSM ini memandang bahwa keterbelakangan, termasuk kemiskinan yang di sebabkan


oleh rendah nya pendidikan, penghasilan, keterampilan, dan juga kesehatan. Cenderung
konservatif, menghindari konflik, melakukan perubahan secara fungsional dan mendukung
pemerintah. Contoh nya : PKBI, lakpesdam (NU), BIN SW D W , dan LP3M.

3c. LSM Penganut Paradigma Reformasi

Berpandangan bahwa perubahan social masih menganut pendekatan fungsional dan


cenderung mengindari konflik, mengarah ke reformasi yang bertujuan menata kembali dan
merampingkan pemerintahan. Contohnya : wahana lingkungan hidup (W LHI).

4c. LSM Penganut Paradigma Liberasi atau Pembebasan

Berpandangan bahwa penyebab keterbelakangan adalah penindasan atau ekploitasi dan


pembodohan rakyat. Karen aitu mereka menentang semua bentuk penindasan. Contohnya :
LP3ES dan P3M.

c
c
c

5c. LSM Penganut Paradigma Transformasi

Menganggap bahwa sumber keterbelakangan dan kemiskinan adalah ketidak adilan


tatanan social, ekonomi, dan politik. Contohnya : YLBHI dan IN fight.

  u!    mpp  

Kelompok - kelompok kepentingan di atas tampaknya berjalan sendiri-sendiri. Seringnya


malah bergesekan dan berbenturan. Padahal, bisa jadi visinya sama. Dalam kasus demonstrasi
yang akhir-akhir ini marak di negeri ini, misalnya, yang menyuarakan pemberantasan korupsi
hingga ke akar-akarnya, yang bergerak hanya kelompok anomik dan asosiasional. Kelompok ini
kurang begitu didukung oleh kelompok institusional seperti KPK, karena KPK sendiri sering kali
membawa misi atau kepentingan lain di luarnya. Secara institusi, KPK menyebut dirinya
independen. Tetapi, faktanya, institusi ini kerap kali mandul ketika berbenturan dengan
kepentingan kekuasaan.

Kelompok kepentingan berbeda dengan partai politik. Meski tidak cukup mudah untuk
membedakannya, karena partai politik antara lain juga memiliki kepentingan atas kebijakan
pemerintah. Secara sederhana, Gabriel lmond, misalnya, membedakan dua hal ini: kelompok
kepentingan adalah setiap organisasi yang berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah tanpa,
pada waktu yang sama, berkehendak memperoleh jabatan publik. Sebaliknya, partai politik
benar-benar bertujuan untuk menguasai jabatan-jabatan publik. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa tujuan kelompok kepentingan bukan untuk meraih kekuasaan, sementara partai
politik untuk meraih kekuasaan.

Kelompok kepentingan merupakan suara-suara di luar pagar kekuasaan dan partai yang
mengkritisi kebijakan pemerintah karena kebijakan itu secara langsung berkaitan dengan
kehidupan mereka. Maka, integrasi di antara kelompok kepentingan ini, meski ada cukup banyak
perbedaan pada masing-masing jenis kelompok itu, perlu direvitalisasi agar benar-benar menjadi
kekuatan konstruktif dan menjadi kekuatan oposisi rakyat yang sesungguhnya.

c
c
c

Kelompok anomik perlu memperkuat basis dengan kelompok non-asosiasional,


institusional, dan asosiasional sekaligus, untuk bersama-sama menggalang kekuatan rakyat
(people power) yang berorientasi konstruktif bagi bangsa dan negara. kan sangat sulit
mencapai tujuan jika kelompok-kelompok kepentingan itu saja sudah berpecah

Beberapa hal penting lain yang secara signifikasi dapat mempengaruhi hasil akhir
kegiatan kelompok kepentingan ialah
Ac Dari sisi internal organisasi, seperti; lingkungan keanggotaan, loyalitas anggota (menjadi
anggota dari berbagai organisasi atau tidak), lingkup kegiatan, dan derajat ke dalam
kegiatan. Dari segi cara an sarana yang digunakan untuk memperjuangkan tuntutan, dapat
ilihat,seperti: sifat teknik-teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan kelompok,
bentuk tuntutan yang diajukan (terinci jelas atau umum dan kabur).
Ac Dari segi eksternal organisasi, hal-hal seperti: derajat kesesuaian dan ketaatan tujuan dan
kegiatan kelompok dengan norma-norma dan kebiasaan budaya politik yang berlaku,
derajat kelembagaan kegiatan dan prosedur yang diikuti kelompok telah mengikuti pola
yang ada atau berubah-ruba, dan derajat kemampuan kelompok memelihara akses
komunikasi langsung dengan pemerintah yang hendak dipengaruhi,akan sangat
mempengaruhi keberhasilan atau hasil, akhir dari pada pencapaian tujuan kelompok
kepentingan.
Namun yang tak dapat ditinggalkan begitu saja ialah artikulasi kepentingan dalam konteks
perjuangan kelompok kepentingan dalam rangka menjembatani kepentingan-kepentingan warga.
Oleh karena itu, warga Negara atau setidak-tidaknya wakil dari suatu kelompok harus berjuang
mengangkat kepentingan dan tuntutan kelompoknya, agar dapat dimasukan kedalam agenda
kebijakan Negara.

c
c
c

Ê Ê

T


mpu 

Dari pembahasan tentang kelompok kepentingan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

AcKelompok kepentingan merupakan suatu wadah atau organisasi sosial masyarakat untuk
menyalurkan aspirasi atau kritikan dalam dunia politik. Kelompok ini bersifat
independen dan terbuka bagi semua lapisan masyarakat untuk membantu
mempermudah kepentingan kelompok tersebut.

AcBentuk artikulasi yang paling umum di dalam system politik adalah pengajuan
permohonan secara individual kepada para anggota dewan (legislative), atau kepada
kepala pemerintah, Kepala Daerah, dan seterusnya.

AcKelompok kepentingan yang ada untuk lebih mengefektifkan tuntutan dan kepentingan
kelompoknya, mengelompokan kepentingan, kebutuhan dan tuntutan kemudian
menyeleksi sampai dimana hal tersebut bersentuhan dengan kelompok yang
diwakilinya.

   

Meskipun kelompok kepentingan sangat membantu masyarakat dalam hal penyaluran


tuntutan masalah politik, namun harus dilandasi dengan bentuk artikulasi yang paling tepat dan
tidak merugikan orang lain terutama dalam hal penyaluran tuntutan yang ada, apalagi sampai
terjadi kekerasan ataupun tindakan perusakan dalam demonstrasi yang dilakukan.

Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarnakan keterbatasan pengetahuan
yang dimiliki penyusun. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna peningkatan kemajuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

c
c

You might also like