Dept.

Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

PENGANTAR

OBAT
D.S. Hidayat

PERIHAL OBAT
1. 1 2. 3. 4. 5. 6. 6 7. 8. Obat Bahan Obat Penamaan Obat Bentuk Sediaan Obat Cara Pemberian Obat Penyimpanan Obat P i Ob t Kadaluarsa Standarisasi Dosis dalam Obat Jadi

OBAT
1. DEFINISI dan ISTILAH 2. PENGGOLONGAN OBAT 3. HAL HAL PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN KETIKA HENDAK MENGGUNAKAN OBAT 4. HUBUNGAN ANTARA SIFAT OBAT DENGAN BENTUK SEDIAAN OBAT 5. HUBUNGAN ANTARA SIFAT OBAT DENGAN CARA PEMBERIANNYA 6. HUBUNGAN ANTARA CARA PEMBERIAN OBAT DENGAN TUJUAN / SASARAN PENGOBATAN

DEFINISI OBAT
1. Lama : Obat : racun, yang bila diberikan secara tepat sasaran, dengan cara dan dosis yang tepat pula, maka bersifat obat yang menyembuhkan penyakit. 2. Baru : . u Obat : zat aktif berasal dari nabati, hewani, ,y g kimiawi alam, yang dalam dosis tertentu bermanfaat untuk tindakan preventif p , , p , g /profilaksis, rehabilitasi, terapeutik, diagnosa terhadap suatu keadaan ( penyakit )

Istilah
1. zat aktiv: 2. Kerja biologis 3. Bahan obat 4. Obat 5. Racun 6. Potensi kerja 7. Aktivitas intrinsik v s s 8. Khasiat 9. Farmakon 10. Farmakologi 11.Farmakokinetik 12.Farmakodinamik 13. Toksikologi

1. zat aktiv : zat/senyawa kimia yang dapat menimbulkan kerja biologis terhadap organisme hidup 2. 2 Kerja biologis : semua perubahan dalam sistem biologi akibat intervensi zat aktif 3. 3 Bahan obat : berasal dari tumbuhan khewani tumbuhan, atau alam yang mengandung zat aktiv. 4. 4 Obat : zat aktif yang relatif aman untuk mengobati penyakit tertentu 5. 5 Racun: zat aktif yang lebih menunjukan sifat berbahaya

Istilah

Istilah
6. Bentuk Sediaan Obat : sediaan farmasi ( bentuk tertentu) mengandung satu atau lebih zat aktif dalam pembawa/media tertentu. 7. Potensi kerja: ukuran untuk dosis/kadar obat untuk mencapai efek tertentu . Makin tinggi potensi kerja obat, makin kecil dos s/ d obat yang dibutuhkan u u dosis/kadar ob y g d bu u untuk memberikan efek tertentu. y g p 8. Aktivitas intrinsik: efek maksimum yang dapat dicapai oleh suatu senyawa ( yang menstimulasi sistem tersebut) )

Istilah
9. Khasiat: efek klinis dari obat yang dapat diukur ( pernyataan sembuh gejala/keluhan tidak ada lagi, gejala/keluhan berkurang, tambah ringan, sebagai obat profilaksis) 10.Farmaka: Obat (bahasa latin) 11. Farmakon: (Khasiat) Obat . o og : u s Obat 12. Farmakologi: ilmu khasiat Ob 13. Farmakokinetik : nasib Obat dalam tubuh j 14. Farmakodinamik: mekanisme kerja istilah Obat dalam tubuh 15. Toksikologi: ilmu racun g

Istilah
16.Obat tradisional : diperoleh dari alam, langsungdigunakana atau diolah secara sederhana. 17.Obat essensial : Obat yang wajib ada di institusi kesehatan tertentu, karena sangat dibutuhkan. ( tercantum dalam DOEN d e p ditetapkan o e Menkes) oleh e es)

PENGGOLONGAN OBAT berdasarkan undang-undang g g No 9 thn 1976

Daftar O ( Opiat ) , narkotika Daftar OKT ( Obat Keras Tertentu ): psikotropika Daftar G ( Gevaarij : berbahaya ), obat keras ) Daftar W ( Waarschuwig,waspada ) , obat bebas terbatas Daftar OTC ( Other of counter drugs ), obat bebas

Nama Obat
1. 2. 3. 4. 5. Nama resmi: para aceto amino phenol Nama kimia: Nama generik : parasetamol Nama paten / spesialitae: Nama dagang : Panadol R, ParasetolR nama sediaan obat jadi yang didaftarkan oleh pe us perusahaan Farmasi s 1. Obat generik berlogo : sediaan obat jadi g g didistribusikan dengan nama generik

Nama Obat
1. Nama resmi: asetaminofen 2. Nama kimia: N acetyl p amino phenol ( berdasarkan UIPAC) 3. Nama generik : parasetamol 4. Nama paten / spesialitae: 5. Nama dagang : Panadol R, ParasetolR nama sediaan ob j d y g d d sed obat jadi yang didaftarkan o e oleh perusahaan Farmasi g g jadi 1. Obat generik berlogo : sediaan obat j didistribusikan dengan nama generik

1.

2. 2

3.

4. 4

Berbagai nama obat : Nama kimia mis : - N i N-acetyl p-aminiphenol t l i i h l - Acetyl salicylic acid Nama resmi mis : - Acetamenophenum - Acidum acetyilo salicylicum y y Nama generic mis : - Parasetamol - A Acetosal l - Ampicilin Nama paten / nama dagang mis : - Panadol - Aspirin p - Ponstan

BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)

Pembagian berdasarkan lokasi pemberian padat, cair) , ) Per-oral ( p Parenteral - Injeksi ( iv, im, sc, ic, intra arteri, , p intra dural, intra peritonial ) Topikal ( salep, krim, pasta, plaster, jelly) , g Inhalasi, tetes hidung tetes mata, cuci mata,salep mata p p, ) Lokal pada mulut ( tablet isap, trokhis) Mukosa mulut: Bukal, sublingual

BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)

1. Lokal pada kulit : salep, krim, pasta, pasta cair, j y, jelly, lotio, bedak tabur, epitema , , p 2. Inplantasi ( susuk) p p , ) 3. per-rectal ( supositoria, enema) 4. per-vagina ( ovula ) p 5. per-urethra ( basila )

RUTE PEMBERIAN BSO

PER ORAL : Tablet, kaplet, kapsul . Sirup, suspensi, emulsi, eliksir, gtt per oral ( obat tetes per oral) 2. MUKOSA MULUT: SUBLINGUAL, BUCCAL 3. PARENTERAL: iv, im, sc, ic, intr dural, intra arteri 4. PER-RECTAL: supositoria, enema, salep p , , p 5. PER-VAGINAL: ovula, salep, obat semprot 6. URETHRA:basila 7. 7 OBAT TELINGA: guttae auriculares ( obat tetes telinga ) , 8. OBAT MATA : guttae ophtalmicae ( obat tetes mata ), oculenta (salep mata), colyrium ( obat cuci mata) 9. ASA Gtt 9 NASAL : G nasales ( obat tetes hidung), i i ) inhalasi, nebulizer/ i i / aerosol. p, , pasta, p , pasta cair, lotio , epithema ( obat , p 10. TOPIKAL : salep, krim, p kompres), pulvis adspersorius ( bedak tabur), plaster ( obat tempel)

1.

PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN BSO

1. 1 2. 3. 3 4. 5. 5 6. 7. 7 8. Sifat kimia d fisika t ktif Sif t ki i dan fi ik zat aktif Keuntungan dan kelemahan BSO Media M di yang digunakan sebagai BSO di k b i Cara pemberian Kondisi d K di i dan situasi pasien it i i Keadaan /an lokasi Penyakit Farmakoekonomi Kemudahan pemberian

CARA PEMILIHAN DAN PEMBERIAN Pemberian Obat/BSO pada prinsipnya harus, p , tepat, aman dan rasional Tepat Indikasi p Tepat Obat dan BSO p pasien Tepat p Tepat dosis ( perhitngandosis ) p pemberian Tepat cara p Tepat prekuensi pemberian Tepat lama p p pemberian