Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 6
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pada saat ini pembangunan gedung-gedung bertingkat banyak dijumpai, begitupun dengan yang lebih lama ataupun baru dibangun. Didalam bangunan gedung bertingkat diperlukan suatu ilmu dan teknologi terapan, contohnya dalam pembangunan instalasi-instalasi penting dalam gedung bertingkat mulai dari instalasi listrik sampai instalasi saran air bersih. Didalam pembuatan sarana
instalasi air bersih diperlukan system perpipaan untuk dialirkan bagi keperluan di dalam gedung. Alat yang mempunyai peranan penting dalam pendistribusian adalah pompa. Pompa digunakan untuk menghisap dari tempat penyimpanan atau pengambilan dari sumber air untuk dialirkan sehingga dapat digunakan. Pengunaan pompa air mempunyai kemampuan yang lebih yaitu megabaikan ketinggian gendung. Akan tetapi penggunaan pompa harus disesuaikan dengan spesifikasi yang tertera pada pompa yang dingunakan, karena setiap jenis pompa mempunyai data-data tentang head ataupun discharge yang dihasilkan. Contoh pompa yang mudah pengoperasiannya dengan menggunakan system instalasi sederhana adalah pompa sentrifugal. Maka untuk mengenal bagaimana pompa sentrifugal dan cara pengoperasiannya, kita perlu mengandakan percobaan yang nantinya dari hasil percobaan tersebut kita akan mengetahui lebih banyak
Page 1
Kelompok 6
tentang hal-hal yang berkaitan yang berkaitan dengan pompa ( khususnya pada pompa sentrifugal ). Latar belakang diadakannya praktikum mesin fluida adalah : Agar mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat dari bangku
kuliah khususnya yang berkaitan dengan performance characteristics dari pompa dan turbin. Agar mahasiswa mengetahui peralatan dan prinsip kerja dari pompa
dan turbin.
1.2. Tujuan Percobaan Tujuan pokok diadakanya praktikum mesin fluida adalah : Agar mahasiswa dapat membuat performance dari pompa dan turbin
air yang ditunjukkan dengan kurva characteristic. Agar mahasiswa dapat mengevaluasi sekaligus memberikan
kesimpulan dari performance characteristic pompa dan turbin air yang dibuat.
1.3. Batasan Masalah Untuk lebih mudah dalam percobaan tersebut kita perlu membatasi masalah yang perlu meliputi :
a.
Page 2
Kelompok 6
b.
Kecepatan aliran dalam pompa Reynold Number Head Pompa Daya motor listrik Daya poros electromotor Daya poros pompa Daya efektif pompa Efisiensi pompa Putaran poros pompa
Untuk percobaan Turbin Head Turbin Water Power Brake Power Overall Effisiensi
1.4. Metodologi Untuk mencapai maksud tersebut diatas maka perlu diatur sebagai berikut : a. Untuk percobaan pompa. Putaran dibuat putaran rendah sampai dengan tinggi. Pembebanan dibuat dari kapasitas nol sampai dengan
maksimum.
Page 3
Kelompok 6
Selanjutnya dari hasil percobaan dibuat tabel-tabel sehingga menghasilkan grafik characteristic dari pompa antara lain : 1. H : f (Q) 2. N : f (Q) 3. : f (Q) 4. Isoeffisiensi b. Untuk percobaan turbin air Head dibuat rendah sampai dengan tinggi. Pembebanan dibuat dari beban rendah sampai dengan
sehingga menghasilkan grafik-grafik characteristic dari turbin air antara lain: 1. Q : f (n) 2. N : f (n) 3. : f (n)
1.5. Sistematika Laporan BAB 1 :Pendahuluan 1.1 1.2 1.3 Latar belakang Tujuan percobaan Metodologi
Page 4
Kelompok 6
1.4
Sistematika laporan
BAB 2 :Landasan Teori 2.1 Pompa 2.2 turbin air BAB 3 :Percobaan 3.1 Percobaan pompa centrifugal 3.2 percobaan turbi air BAB 4 : Analisa Hasil Percobaan Membahas tentang analisa perhitungan berdasarkan data yang didapat dari percobaan. BAB 5 : Kesimpulan Berisi kata penutup dan memberikan kesimpulan berdasarkan hasil analisa dan memberikan saran-saran untuk percobaan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Page 5
Kelompok 6
Dalam bab ini akan disajikan rumus-rumus dasar yang digunakan untuk perhitungan sesuai dengan alat ukur yang dipakai dalam melakukan percobaan pompa dan turbin
2.1. POMPA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cawan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
Page 6
Kelompok 6
pengaliran, hambatan tersebut dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan geser. Secara umum pompa dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Pompa kerja positif (positive displacement pump) Pada pompa kerja positif, kenaikan tekanan cairan di dalam pompa disebabkan oleh pengecilan volume ruangan yang ditempati cairan tersebut. Adanya elemen yang bergerak dalam ruangan tersebut, menyebabkan volume ruangan akan membesar atau mengecil sesuai dengan gerakan elemen tersebut. 2. Pompa kerja dinamis (non positive displacement pump) Pada pompa ini, energi penggerak dari luar diberikan kepada poros yang kemudian digunakan untuk menggerakkan baling-baling yang disebut impeller, impeller memutar cairan yang masuk ke dalam pompa. Sehingga mengakibatkan tekanan dan energi kinetic cairan bertambah, cairan akan terlempar keluar akibat gaya sentrifugal yang ditimbulkan gerakan impeller. Cairan yang keluar dari impeller ditampung oleh saluran berbentuk volut (spiral) dikelilingi impeller dan didasalurkan keluar pompa melalui diffuser di dalam diffuser sebagian energi kecepatan akan diubah menjadi energi tekanan. Dalam percobaan ini pompa yang digunakan adalah pompa centrifugal dengan instalasi seperti gambar di bawah ini :
Page 7
Kelompok 6
b. Motor penggerak c. pipa suction d. Gate valve e. Bak penampung air f. Manometer suction g. Manometer discharge h. Pipa discharge
Page 8
Kelompok 6
2.1.1. Pengukuran Kapasitas a. Mengukur kapasitas aliran menggunakan alat Orifice Flow Meter yang dipasang pada sisi tekan
xKox 2 xD 2
( m f ) x 2 gxh
Page 9
Kelompok 6
d D
D d
= Berat jenis fluida (kg/m3) = Perbedaan fungsi kolom air raksa (m) = Gaya gravitasi = 9,8 m/s2
h g
Perbedaan fungsi kolom air raksa (h) dapat dihitung sebagai berikut :
ho
Gambar 2.3. Kolom Air Raksa Karena yang diukur dalam percobaan adalah ho dan hx, maka tinggi h adalah merupakan selisih antara ho dan hx dikalikan dua atau dapat ditulis sebagai berikut :
hx
Page 10
Kelompok 6
H = (ho-hx).2 Dimana : ho = Tinggi mula-mula hx = Tinggi raksa yang diukur dalam percobaan
b. Mengatur kapasitas aliran menggunakan triqular weir / v-noth weir / = 30) yang dipasang pada sisi tekan
Page 11
Kelompok 6
Kecepatan air melalui ambang segitiga dari posisi atas sampai bawah tidak sama, maka diambil bagian kecil penampang segitia denan posisi setinggi h dari permukaan air, ada pun bentuk dari penumpang kecil tersebut adalah trapezium tetapi karena tinggi sebesar dh 0, maka panjang sisi sejajar dianggap sama. Dengan demikian penampang dianggap persegi panjang dengan alas b1 dan tinggi dh. 1. Luas celah
df = 2( H h )tg .dh
Page 12
Kelompok 6
dimana :
C = 2g h
Maka
dq = 2 2 g .tg . Hh 1 / 2 h 3 / 2 dh
dimana : Qac = Debit yang sebenarnya ( m 3 / det ) Cd = Koefisien pengaliran,diambil = 0,62 H = Tinggi ambang ( m )
= 30 0
G = gravitasi = 9,8 m3/dt Bila debit actual disederhanakan, maka akan menjadi :
Qac = 0. 8453.H 5 / 2
Page 13
Kelompok 6
Kecapatan aliran disini maksudnya adalah kecepatan air dalam pipa discharge dan kecepatan aliran dalam pipa suction. a.Kecepatan aliran dalam pipa discharge. Kecepatan aliran dalam pipa discharge (sisi tekan) dapat dihitung dengan mempergunakan suatu rumus : Q = A.Vd dimana : A = Luas penampang pipa (m2) =
4 D2 ,
D = diameter dalam pipa discharge Vd = Kecepatan aliran pada pipa discharge (m/dt) Jadi,
Q=
.D 2 .Vd
Vd =
.D 4 d
4.Q 2 .D d
(m/dt)
b. Kecepatan aliran dalam pipa suction. Dengan menggunakan prinsip kontinuitas maka dapat ditentukan kecepatan aliran dalam pipa suction. Qd = Qs
dimana :
Page 14
Kelompok 6
Qd = Kapasitas aliran pada discharge (m3/dt) = Q Qs = Kapasitas aliran pada suction (m3/dt) = As.Vs =
4 D S .Vs
4
Ds = diameter pipa suction (m) Vs = Kecepatan aliran pada pipa suction (m/dt) Maka,
Vs =
.D 4 S
4.Q 2 .DS
(m/dt)
2.1.2. Reynold Number Reynold Number (bilangan reynold) yang terjadi pada bagian pipa suction dan discharge dihitung sebagai berikut :
R = e
.v.D
Dimana :
Page 15
Kelompok 6
Gambar 2.6. Instalasi Pompa Untuk menaikkan air dari titik 1 ke titik 2 dengan referensi melalui sumbu pompa. Maka didapat persamaan bernaulty sebagai berikut :
P1 V1 P V + + H p Z1 = 2 + 2 + Z 2 + H L 2g 2g
2 2
( Z1 negatif karena berada dibawah garis referensi ) Karena V1 sangat kecil mendekati nol maka : Hp =
P2 p1 V22 V12 + + Z z + Z 1 + HL 2g 2g
Zz + Z1 = tergantung beda ketinggian yang diambil dengan referensi sumbu pompa titik 1 berada pada permukaan air, maka kecepatan air dititik 1 adalah nol (V1 = 0) maka Hp pompa menjadi : Hp =
P2 p1 Vd2 + + Z z + Z1 + H L 2g
Dimana :
Page 16
Kelompok 6
Hp P2
P2
= head pompa dalam (m) = tekanan air pada titik 2 (discharge) dalam (N/m2) = pressure head pada titik 2 (discharge) dalam (m) = kecepatan air pada titik 2 (discharge) dalam (m/dt)
Vd
Z2
= jarak vertical dari sumbu poros pompa sampai pada titik 2 (discharge) (m)
= pressure head pada titik 1 (suction) dalam (m) = kecepatan air pada titik 1 (suction) dalam (m/dt)
Vs
Z1
= jarak vertical dari sumbu poros pompa sampai pada titik 1 (suction / permukaan air) dalam ( m )
HL
= Jumlah hambatan (losses) yang terjadi disepanjang aliran dari titik 1 sampai titik 2 dalam (m)
a. Pressure Head
Page 17
Kelompok 6
untuk mendapatkan pressure head digunakan alat pengukur tekanan yaitu : manometer banyak macamnya manometer, dalam percobaan ini digunakan manometer pipa U
Patm
Patm + P2
YD .m
Patm + P2 = f .
YD .m
P2 = ( YD .m ) + Patm
dimana :
f
Yo
Yx
YD
Page 18
YD
Kelompok 6
YD = (Yo Yx) x 2 b. Head Losses Head Losses yang terjadi (HL) pada instalasi adalah merupakan total head loss yang disebabkan oleh belokan-belokan dan panjang pipa pada bagian pipa discharge maupun suction dan pada valve. HL = HLS + HLd Dimana : HLS = head loss yang disebabkan oleh belokan belokan katup dan panjang pada sisi isap HLd = head loss yang disebabkan oleh belokan belokan katup dan juga panjang pipa pada bagian tekan a. Head loss pada sisi discharge (HLd) Head loss yang disebabkan oleh panjang pipa (HLd)
H fd = fd . Ld Vd 2 . Dd 2 g
Page 19
Kelompok 6
dimana : fd Ld = koefisien gesek pada pipa discharge = panjang pipa tekan dari pompa sampai manometer pipa U Dd Vd Head Loss minor : 1. Head loss yang disebabkanoleh belokan 90 0 pada sisi
el discharge ( H .d ) H eL .d = n. fd . Le Vd 2 . D d 2g
dimana :
Le = koefisien gesek untuk belokan D d
n = Jumlah belokan 2. Head loss yang disebabkan katub sebanyak 1 buah (Hkd)
H kd = fd . Le Vd 2 . Dd 2 g
dimana :
Le = Koefisien gesek untuk katub D d
Page 20
Kelompok 6
H end = K k .
Vd 2 2g
b. Head loss pada sisi suction (HLS) Head loss mayor yang disebabkan oleh panjang pipa (HfS)
H fs = fs . Ls Vs 2 . Ds 2 g
dimana : fs = Koefisien gesek pada pipa suction Ls = Panjang pipa suction Ds = Diameter pada pipa suction Vs = Kecepatan aliran pada pipa suction
1.
Head loss yang disebabkan belokan 900 pada sisi suction ((Hels)
H els = n. fs . Le Vs 2 . Ds 2 g
Dimana :
Le = Koefisien gesek untuk belokan D s
n = Jumlah belokan 2. Head loss yang disebabkan katup sebanyak 1 buah ( Hks )
Page 21
Kelompok 6
H ks = fs .
Le Vs 2 . Ds 2 g
Dimana :
Le =Koefisien gesek untuk katub D s
2.1.4. Daya Motor Listrik. Untuk perhitungan daya motor listrik menggunakan rumus: Ninput = Dimana : Ninput = Daya motor listrik (watt) E = Tegangan phase phase (volt) I = Arus (ampere) cos = 0,81 untuk motor listrik
3E . co I s
2.1.5.
Page 22
Kelompok 6
Daya poros elektrometer dihitung dengan rumus Momen Puntir yang terjadi pada poros elektometer.
N pelm = P.L.n p .elm 71620
Dimana: P = Beban yang diukur dengan timbangan (kg) L = Panjang lengan = 29 cm np.elm = Putaran poros elektromotor diukur dengan Tachometer (rpm)
2.1.6. Daya Poros Pompa Rumus yang dipergunakan untuk menghitung daya poros pompa adalah :
N pp =t .N p.elm
2.1.7. Daya Efektif Pompa. Daya efektif pompa (Nu) dihitung denga rumus :
Nu = Q. f . Hp 75
(pk)
Dimana:
Page 23
Kelompok 6
2.1.8. Efesiensi Pompa. Efesiensi pompa yang ada dihitung dengan rumus :
p =
Nu x100 % Npp
2.1.9.
Putaran Poros Pompa. Rumus yang dipergunakan untuk menghitung putaran poros pompa (npr) adalah :
Npp = n p.elm .D1 (1 + s ). D2
Dimana : S = elastio creep = 0,01 0,02 D1 D2 np.elm = diameter pully electromotor (mm) = diameter pully pompa (mm) = putaran poros electromotor
Page 24
Kelompok 6
Apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai dibawah tekanan uap jenuhnya pada temperatur yang bersangkutan maka akan terjadi cavitasi. Jadi untuk menghindari terjadinya cavitasi maka harus diusahakan agar tidak ada suatu bagianpun dari aliran didalam pompa yang mempunyai tekanan statis yang lebih rendah dari tekanan uap jenuh pada temperatur tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Head Isap Positif Netto (NPSH) yang digunakan sebagai acuan keamanan pompa terhadap cavitasi. Dibawah ini akan diuraikan dua macam NPSH, yaitu NPSH yang ada pada instalasi (NPSHA) dan NPSH yang diperlukan pompa (NPSHR). Sebagai syarat agar tidak terjadi cavitasi harga dari NPSHA harus sama atau lebih besar dari harga NPSHR. NPSHA NPSHR a. NPSH Pada Sistem (NPSHA). NPSHA yaitu head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut pada temperatur yang bersangkutan. Sedikitnya ada 4 faktor yang mempengaruhi perhitungan dari NPSHA ini, yaitu : Hp adalah head total permukaan zat cair yang akan dipompa pada tekanan absolute, bila permukaan air berada pada bak terbuka/berhubungan langsung dengan udara maka tekanannya adalah tekanan atmosfer. Untuk zat cair yang berada ketel
Page 25
Kelompok 6
pemanas atau tabung yang tertutup maka tekanannya adalah tekanan absolute. HZ adalah tinggi permukaan fluida/zat cair diatas atau dibawah sumbu pompa dalam meter. HVP adalah head total uap jenuh pada temperatur yang bersangkutan. Hr adalah kerugian head akibat gesekan dan turbulensi antara permukaan fluida dengan bagian pipa isap. Bila permukaan fluida berada diatas sumbu pompa maka HZ bernilai positif dan bila berada dibawah sumbu pompa bernilai negatif. Tekanan uap jenuh dan kerugian gesekan dan turbulensi selalu berharga negatif. Harga NPSHA dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
NPSH
A
Pa
Hls hs
Dimana : - Pa = Tekanan diatas permukaan zat cair - Pv = Tekanan uap jenuh - = Massa jenis zat cair - Hs = Jarak vertical antara permukaan zat cair dalam tangki ke poros pompa - hs = Kerugian sepanjang pipa suction b. NPSH yang diperlukan (NPSHR).
Page 26
Kelompok 6
Tekanan terendah didalam pompa biasanya terdapat disuatu titik dekat sisi masuk sudu (impeler) pompa. Ditempat tersebut tekanannya lebih rendah dari tekanan pada lubang isap pompa. Hal ini disebabkan karena kerugian head di nozle isap, kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu setempat. Jadi agar tidak terjadi penguapan zat cair maka pada lubang masuk pompa dikurangi penurunan tekanan zat cair. Head tekanan yang besarnya sama dengan penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan (NPSHR). Besarnya NPSHR berbeda untuk setiap pompa. Besarnya harga NPSHR diketahui dari data yang diperoleh dari pabrik pembuatan pompa tersebut, dimana besarnya tergantung dari beberapa faktor antara lain desain impeler, kecepatan putar dan lain-lain.
2.2.
HEAD TURBIN
Page 27
Kelompok 6
Pelton turbin adalah turbin impule atau free-jet turbin. Bagian-bagian dan instalasi turbin antara lain : 1. Nozle 2. Bucket 3. Pompa 4. V-notch 5. Spear Valve 6. Prony Brake
Dimana : Hm = Tekanan yang dapat dibaca pada pressure gauge. Up = Kecepatan aliran air dalam pipa pada penampang potong dimana pressure gauge dipasang (dihubungkan). Z = Tinggi dari datum (datum head) dari pada pressure gauge diatas garis horizontal nozle (center live of the nozle).
.Qac .H
75
Page 28
Kelompok 6
Dimana :
Dimana : T = P x l = Torsi diukur dengan break system (kg.m) P = Beban (kg) l = Panjang lengan (m) n = Putaran (rpm)
2.4. Overal Efficiency dari trubin dapat dihitung dengan persamaan t= dimana : BHP = breake horse power WHP = water horse power
BHP W HP
x 100 % =
No Ni
Kelompok 6
3.1. PERCOBAAN POMPA. 3.1.1. Peralatan. Pada Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali percobaan yang masing-masing dicoba pada keadaan atau kondisi yang berbeda-beda.
Gambar 3.1. Skema Instalasi Pada Percobaan Pompa Keterangan gambar (skema instalasi) a. Pompa sentrifugal b. Motor penggerak c. Pipa suction d. Gate valve e. Bak penampung air
Page 30
Kelompok 6
f. Manometer suction g. Manometer discharge h. Pipa discharge i. Manometer pipa U discharge j. Orifice flow meter k. Gate value (absluiter discharge)
3.1.2. Data Percobaan. Pada percobaan dilakukan sebanyak tiga kali percobaan yang masing-masing dicoba pada keadaan atau kondisi yang berbedabeda. Pipa discharge Pipa suction = 76,2 mm = 101,6 mm
Panjang lengan momen = 290 mm Sudut V-notch Tegangan Phase Arus Pulley h Pulley g Pulley f = 300 = 250 V = 9,7 ampere = 34 mm = 69.5 mm = 44 mm
Page 31
Kelompok 6
= 59.5 mm = 54 mm = 49.5 mm
3.1.3. Tata Cara Percobaan Pompa. Sebelum kita melakukan percobaan terlebih dahulu kita harus melakukan pemeriksaan pendahuluan sebagai berikut : pembersihan tangki Isup dan pipa Isup pemeriksaan sistem listrik pemeriksaan keseluruhan penanganan Absluiter tekan pemeriksaan minyak pelumas pemeriksaan dengan memutar poros pompa
diharapkan dalam pengambilan data pada suatu percobaan akan berjalan lancar. Adapun cara melakukan percobaan dan pengambilan data adalah sebagai berikut : Sebelum mesin dihidupkan terlebih dahulu Absluiter discharge yang masih dalam keadaan tartutup dibuka lima kali putaran dan Absluiter suction dibuka penuh kemudian mesin dihidupkan dan setelah nesin berjalan stabil.
Page 32
Kelompok 6
Dalam keadaan ini dilakukan pencatatan tarhadap peralatan ukur yang terpasang pada Instalasi ataupun yang tidak terpasang pada Instalasi antara lain yaitu - Tinggi kaki air raksa pada manometer pipa U - Temperatur kaki air raksa pada Orifice Flow Meter - Temperatur air dalam bak penampung - Tinggi permukaan air dalam bak penampung - Gaya (beban) yang bekerja pada motor - Voltmeter - Amperemeter Setelah dilakukan pencatatan terhadap peralatan diatas maka selanjutnya Absluiter discharge dibuka satu kali putaran setelah itu lalu dilakukan lagi pencatatan seperti diatas. Demikan seterusnya sampai Absluiter discharge terbuka penuh.K emudian setelah percobaan akan diakhiri,sebelum pompa dimatikan (dihentikan) terlebih dahulu Absluiter dischargeharus ditutup secara perlahan lahan sampai tutup penuh (rapat) baru setelah itu motor penggerak dapat dimatikan. Disini perlu diingat,jangan sekali-kali menutup Absluiter Isup sebelum motor dimatikan. Seperti halnya percobaan pertama,percobaan dua dilakukan dengan cara terlebih dahulu memesang posisi transmisi sabuk (V belt) dengan pemasangan seperti pada gambar sebagai berikut :
Page 33
Kelompok 6
Gambar 3.2. Transmisi Pulley Pompa Data dari susunan diatas - diameter pulley pompa (g) - diameter pulley motor (h) Dengan selanjutnya dapat dilakukan percobaan dengan cara seperti pada percobaan 1 dan seterusnya percobaan ke 2 (e dihubungkan ke f) lalu terakhir percobaan ke 3 (d dihubungkan ke c). Catatan: 1. Untuk pelaksanaan percobaan hubungan antara pulley dari motor penggerak ke pompa akan ditentukan oleh pembimbing laboratorium. 2.Jumlah pengamatan juga akan ditentukan oleh pembimbing laboratorium.
Page 34
Kelompok 6
3.1.4. Pengambilan Data. Pengambilan data dilakukan dengan cara : - Mengamati tinggi air raksa pada manometer pipa u discharge dan pada orifice flow.
- Mencatat temperatur ruangan serta temperatur air pada bak penampung. - Mengatur putaran poros motor dengan tachometer. - Mencatat besarnya beban bekerja pada motor penggerak. - Untuk setiap percobaan putaran poros motor diubah dengan jalan merubah kedudukan belt pada transmisi pulley.
Page 35
Kelompok 6
Tabel 3.1. Data hasil analisa percobaan 1 pompa sentrifugal. Manumeter Pipa Test U Absluiter Orifice Discharge Suction Discharge Cm cm Bp Bp Bp Bp Bp Bp 2,5 3,5 4,5 5,5 6,5 Bp 32 34 34,5 34,5 34 34 17 16,5 15 14,5 14 13,5 Vnpp Nooth cm 13 13,2 13,6 13,8 14 14,2 Rpm 4819,8 4639,4 4442,3 4252,9 4070,5 3945,3 kg 3,240 3,154 3,129 3,058 3,021 2,928 Cm 55 54,5 54 54,5 55 55,5 P Z
1 2 3 4 5 6
Page 36
Kelompok 6
Tabel 3.2. Data hasil analisa percobaan 2 pompa sentrifugal Manumeter Pipa Test U Absluiter Orifice Discharge Suction Discharge Cm cm Bp Bp Bp Bp Bp Bp 2 4 6 8 10 Bp 23,7 26,5 31,5 32,5 33 33,5 13,5 13 12,5 12 11,5 11 Vnpp Nooth cm 3 11 13 13,5 13,7 13,8 Rpm 4690,4 3814,2 3571,7 2636,8 2482,0 2380,7 kg 4,05 3,67 3,46 3,21 2,79 0,26 cm 55,5 55 54,5 54 54.5 55 P z
1 2 3 4 5 6
Page 37
Kelompok 6
Tabel 3.3. Data hasil analisa percobaan 3 pompa sentrifugal Manumeter Pipa Test U Absluiter Orifice Discharge Suction Discharge Cm cm Bp Bp Bp Bp Bp Bp 1 3 5 7 9 Bp 24 26,5 30 30,5 30,5 30,5 17 16,5 16 15,5 15 14,5 Vnpp Nooth cm 7 10,7 12,7 12,7 12,9 13,0 rpm 4655,5 4531,0 4137,5 4098,6 3842,1 3552,1 kg 2,080 2,052 2,041 2,026 2,003 1,895 cm 56,5 55,5 55 55 55,5 55,5 P z
1 2 3 4 5 6
3.2. PERCOBAAN TURBIN. Percobaan pada turbin ini dibagi atas dua kondisi kerja dan beberapa pengamatan kemudian dikumpulkan dan ditabulasikan dalam bentuk tebel.
Page 38
Kelompok 6
2. Pipa suction 3. Pipa discharge 4. Manometer gauge 5. Discharge supply valve 6. Beban/timbangan 7. V-notch dan bak penampung 8. Sudu turbin
3.2.2. Data Percobaan. Data properties yang diketahui adalah sebagai berikut : - Tegangan motor penggerak - Arus motor - Diameter pipa discharge - Tinggi permukaan air pada bak penampung ke turbin Peralatan yang digunakan : - Mistar ukur
Page 39
Kelompok 6
3.2.3. Tata Cara Percobaan Sebelum kita lakukan percobaan terlebih dahulu kita harus melakukan pemeriksaan pendahuluan antara lain : Tangki isap Posisi alat-alat ukur Absluiter tekan Spear value Prony break Setelah keadaan awal pemeriksaan selesai selanjutnya distart dan dilakukan pencatatan terhadap alat-alat ukur yang ada. Catatan :
Page 40
Kelompok 6
1.
oleh pembimbing laboratorium. 2. Jumlah pengamatan juga akan ditentukan oleh pembimbing
laboratorium.
3.2.4. Pengambilan Data Tabel 3.4. Data hasil analisa percobaan turbin
VTest 1 2 3 4 5 Spear Valve (... X putaran) 2 4 6 8 Bp Put. Poros Manometer ( rpm ) 160,6 275,3 549,6 666,1 701,3 ( kg/cm2 ) 0.15 0.2 0.5 0.55 0.60 Beban ( kg ) 0,2 0,3 0,4 0,3 0,2 Nooth ( cm ) 4,5 4,9 5,6 5,9 6 z ( cm ) 43 42,8 42,8 42,5 42,5
Page 41
Kelompok 6
4.1.
Analisa Performance Pompa Analisa dengan mengambil dari percobaan I pengamatan ke 6 dimana
posisi pipa suction dan discharge terbuka penuh. Pengambilan data percobaan sebagai berikut : Pipa discharge Pipa suction = 76,2 mm = 101,6 mm = 0,0762 m = 0,1016 m = 7,15 m = 3,740 m = 0,29 m
Panjang pipa discharge= 7150 mm Panjang pipa suction = 3740 mm Panjang lengan momen= 290 mm Sudut V-notch = 300
Page 42
Kelompok 6
4.1.1. Kapasitas Pompa Kapasitas aliran actual dengan menggunakan persamaan : Qac =
5 8 x 2 xgxtgx( H ) 2 15
(m3/det)
Dimana : g = 30 ( triguar weir ) = gravitasi = 9,81 m/s2 cd = koefisien aliran diambil 0.62
Karena pengaturan kapasitas aliran dengan menggunakan V-notch Weir maka, Q Qac = 0,62.Qac = 0,62.
8 1 5
2. g
.tg .H5/2
= 0,8453 H5/2 Dimana : H = Tinggi pada V-notch = 14,2 cm = 0,142 m Maka : Qac = 0,8453 . (0,142)5/2 Page 43
Kelompok 6
4.1.2. Kecepatan Aliran A. Kecepatan Aliran pada Pipa Suction Rumus yang digunakan : Vs =
4.Qac .Ds 2
det
Vs
= 0,7908 m/s
B.
det
Dimana : Dd Maka : Vd =
4.( 6,4 x10 3 ) 3,14 .( 0,0762 ) 2
Page 44
Kelompok 6
= 1,4 m/det
4.1.3. Reynold Number Reynold number yang terjadi pada bagian pipa suction dan discharge dihitung sebagai berikut. Re =
V .D .
A.
= 95515,07
B.
Page 45
Kelompok 6
= 127353,43
4.1.4. Head Losses Head loss yang terjadi (HL) pada instalasi adalah merupakan total head loss yang disebabkan oleh belokan-belokan dan panjang pipa pada bagian HL = HLS + HLD Dimana : HLS = Head loss yang disebabkan oleh belokan-belokan katup dan panjang pipa pada bagian suction HLD = Head loss yang disebabkan oleh belokan-belokan katup dan panjang pipa pada bagian discharge discharge maupun suction serta pada valve.
L3 L2
L1
A.
Page 46
Kelompok 6
Hfs
= fs.
Ls Vs 2 . D 2g s
Dimana : Fs Ls = koefisien gesek = panjang pipa suction(dari pompa sampai ujung pipa masuk reservoir) = 3,74 m Dari introduction Fluids Mechanics, diagram 8.15. Untuk galvanized iron pipe didapat e/D = 0,0015,maka diperoleh fs = 0,021875 Maka : Hfs = 0,021875 . = 0,0258 m
3,74 (0,7908 ) 2 0,1016 2.9,81
Dimana :
Le D s
Hels
Page 47
Kelompok 6
Hks
= fs .
Le Vs 2 D s 2. g
Dimana :
L e D
Akibat katup sebanyak 1 buah ( gate valve ) Hks = 0,021875 .13 . = 0,0091 m Akibat Entrance Hens = K k . Dimana : Untuk re-entrance Kk= 1 Maka : Hens = 1.
(0,7908 ) 2 2.9,81
V 2 s 2.g
(0,7908 ) 2 2.9,81
= 0,04 m Jadi,total Head Loss pada pipa Suction Hls = Hfs + Hels + Hks + Hens = 0,0258 + 0,051 + 0,0091 + 0,04 = 0,1259 m
Page 48
Kelompok 6
B.
Head Loss pada Pipa Discharge Head loss mayor yang disebabkan oleh panjang pipa Hfd = fd .
Ld Vd 2 Dd 2.g
Dimana : Fd Ld Dd Vd = Koefisien gesek pada pipa discharge = Panjang pipa discharge = 7,15 m = Diameter discharge = 0,0762 m = Kecepatan aliran dalam pipa discharge
Diambil dari Diktat fluids mechanics II,diagram 8.12 untuk galvanized iron didapat e/D = 0,002, Maka didapat fd = 0,02375 Maka : Hfd = 0,02375 . = 0,2236 m Head Loss minor : Akibat belokan sebanyak 4 buah belokan(elbow 90=30) Held = n. fd .
Le Vd 2 D d 2. g
(1,4) 2 2.9,8 1
Page 49
Kelompok 6
= 0,02375 .13 .
(1,4) 2 2.9,8
Kk = 0,63
= 0,63 .
(1,4 ) 2 2.9,81
= 0,0629 m Jadi,total Head Losses pada pipa discharge Hld = Hfd + Held = 0,2236 + 0,2867 = 0,5103 m Total Head Losses pada instalasi pompa : HLT = Hls + Hld = 0,1259 + 0,5103 = 0,6362 m
Page 50
Kelompok 6
Dimana : YD f = Selisih tinggi air raksa = Berat jenis air = 996 kg/m3 m = Berat jenis air raksa = 13600 kg/m3 Patm = Tekanan di permukaan air = 1atm =10336 kg/m2 YD = 2(Yx Yo)
Page 51
Kelompok 6
Dimana : Yo = Tinggi awal air raksa pada manumeter pipa U = 26 cm = 0,26 m Yx = Tinggi air raksa pada system bekerja = 34 cm = 0,34 m Sehingga, YD = 2(0,34-0,26) = 2.0,08 = 0,16 m P2 0,16.13600 10336 = + 996 996 996 P2 = 2176 + 10336 = 12512 kg/m2
4.1.6
Head Pompa Head pompa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan bernoully Hp
P P1 Vd + + Z 1 + Z 2 + H LT = 2 air 2.g
2
Dimana : V2 Z1 = Vd = kecepatan di pipa discharge = Jarak dari permukaan air ke poros pompa = 88-54,8
Page 52
Kelompok 6
= 33,2 cm = 0,332 m) Z2 = Jarak vertical dari poros sumbu pompa sampai pd manometer = 84 cm = 0,84 m P1 = Tekanan permukaan air = 1atm = 10336 kg/m2
Maka : Hp =
12512 10336 (1,4) 2 + + 0,332 + 0,84 + 0,6414 996 2.9,81
4.1.7. Daya Motor Listrik. Daya motor listrik dapat dihitung dengan dengan menggunakan rumus : N input = Dimana : N input = Daya motor listrik (watt) E = Tegangan phase phase = 250 V I = Arus = 9,7 ampere INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA Page 53
3E . co I s
Kelompok 6
cos
N input = =
= 85.29 watt
4.1.8 . Daya Poros Motor Listrik Dapat ldihitung dengan rumus momen punter yang terjadi pada poros electrometer. N p.m.L = Dimana : P = beban = 2,928 kg L = panjang lengan = 29 cm N Maka : N p.m.L =
2,928 x 29 x3945 ,3 71620
PxLxN pk 71620
= 3945,3 rpm
= 4,6775 pk
4.1.9
Dimana :
Page 54
Kelompok 6
Dimana : H = 996 kg/m3 = Head Total Pompa = 3,1733 m Q = Kapasitas Pompa = 0,0064 m3/det Maka : Nu =
0,0064 x996 x 4,0988 75
= 0,3483 pk
Page 55
Kelompok 6
0,3483
Dimana : D1 = Diameter pulley electromotor = 0,054 m D2 = Diameter pully poros pompa = 0,0495 m S = Elastisitas creep = 0,01 s/d 0,02 Maka : Npeml
= 3945 ,3.0,0540 (1 + 0,02 )0,0495
= 4219,57 rpm 4.1.13. NPSHA pada instalasi pompa Harga NPSHA dapat ditentukan dengan persamaan berikut NPSHA = HA-Hu Hs-hs Dimana : HA =
P a
dalam
Page 56
Kelompok 6
Hu kerja Pa Pu
P u
Hs
= 9,9433-0,4305 = 9,31 m
Page 57
Kelompok 6
Page 58
Kelompok 6
Percobaan 2
Qac (m3/det) 0.0001 0.0034 0.0051 0.0056 0.0059 0.0060 Vs (m/det) 0.0162 0.4177 0.6342 0.6969 0.7230 0.7363 Vd (m/det) 0.0288 0.7425 1.1274 1.2389 1.2853 1.3089 Res 1959.5402 50446.7002 76596.5893 84175.4549 87327.7899 88930.0972 Red 2612.7203 67262.2670 102128.7857 112233.9399 116437.0531 118573.4629 P2 (kg/m2) 9710 10472 11832 12104 12240 12376 HLs (m) 0.0001 0.0362 0.0835 0.1008 0.1085 0.1125
Percobaan 3
Qac (m3/det) 0.0011 0.0032 0.0048 0.0048 0.0050 0.0051 Vs (m/det) 0.1349 0.3898 0.5982 0.5982 0.6220 0.6342 Vd (m/det) 0.2399 0.6929 1.0635 1.0635 1.1058 1.1274 Res 16296.5679 47077.1860 72253.7436 72253.7436 75132.0652 76596.5893 Red 21728.7572 62769.5813 96338.3248 96338.3248 100176.0869 102128.7857 P2 (kg/m2) 9792 10472 11424 11560 11560 11560 HLs (m) 0.0038 0.0315 0.0743 0.0743 0.0803 0.0835
Page 59
Kelompok 6
Page 60
Kelompok 6
Page 61
Kelompok 6
4.2 Perhitungan performance Turbin Air Dalam melakukan perhitungan dengan mengambil data percobaan pada pengamatan ke-3, sebagai berikut : Spear valve pada posisi 6 x Putaran Sudut V-notch 30 Tekanan manometer = 0,5 kg/cm2 = 5000 kg/m2 Besar beban yang timbul = 0,4 gram = 0,0004 kg Diameter pipa discharge = 2 inch = 0,05 m Tabel 4.5 Data hasil percobaan Turbin Air
Pengamatan ke1 2 3 4 5 spear valve (..x Put) 2 4 6 8 Bp put poros (rpm) 160.6 275.3 549.6 666.1 701.3 Manometer (kg/cm2) 0.15 0.2 0.5 0.55 0.6 Beban (g) 0.2 0.3 0.4 0.3 0.2 VNotch (cm) 4.5 4.9 5.6 5.9 6 Z (cm) 43 42.8 42.8 42.5 42.5
Dimana : Hm Z Up = Tekanan pada pressure gauge = Tinggi datum (92-28=64cm=0,64m) = Kecepatan aliran pada pipa discharge Up =
Qac A
Page 62
Kelompok 6
Qac
Kapasitas pompa dicari dengan rumus tinggi air pada V-notch weir,yaitu : = Cd
8 x 2 xgxtg x ( H ) 2, 5 15
= Sudut dari V-notch = 30 = Tinggi air pada V-notch = 5.6 cm = 0,056 m = gravitasi = 9,81 m3/det
= 0,000062584 m3/det
A =
.D 2
3,14 .( 0,05 ) 2 4
= 1,96 . 10-3 m2
Up
Page 63
Kelompok 6
Hm
(kg
cm
xm
kg
x cm
m2
= 5,02 m Maka : Ht
(U ) 2 p = Hm + Z + 2.g
(0,0319 ) 2 19 ,62
.Q.H t
7 5
996 .0,00006258 4 .5.4481321 75
Dimana : P L N = beban yang dibaca pada timbangan (kg) = panjang lengan (cm) = putaran turbin (rpm)
Page 64
Kelompok 6
Maka : No =
0,0004 x 25 x549 ,6 71620
= 0,000076738 pk
0,000076738 0.00452805
x100
= 1,69 %
Page 65
Kelompok 6
Page 66
Kelompok 6
Page 67
Kelompok 6
Page 68
Kelompok 6
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan pada praktikum mesin fluida dapat diambil beberapa kesimpulan yang secara teoritis dan kenyataan umum telah terjadi pada pengamatan selama percobaan. 5.1.1 percobaan pompa sentrifugal Dari gambar grafik percobaan pompa I dapat di ambil kesimpulan 1. Head pompa mengalami kesetabilan pada setiap pengamatan besarnya harga head pompa di pengaruhi harga vd dan kondisi katub. 2. Daya efisiensi pompa terus mengalami peningkatan pada setiap Pengamatan. 3. Daya efisiensi pompa terus mengalami peningkatan pada setiap Pengamatan. 4. untuk percobaan pompa 2 dan 3 nilainya relative sama pada percobaan 1 5.1.2 Percobaan Turbin Dari gambar grafik percobaan turbin dapat disimpulkan : 1. Harga daya air mengalami peningkatan dengan bertambahnya poros,yang dipengaruhi oleh kapasitas turbin dan head turbin semakin besar kapasitasnya maka daya air semakin besar. 2. Harga efisiensi turbin cenderung menurun, harga efisiensi dipengaruhi oleh harga rugi daya dan daya air, semakin tinggi rugi daya maka efisiensi semakin besar.
Page 69
Kelompok 6
Analisa Grafik Turbin Air 1. Grafik Ht (m) Dari grafik ini terlihat harga head turbin semakin meningkat seiring dengan naiknya putaran poros. 2. Grafik t (%) Dari grafik ini terlihat bahwa harga efisiensi turbin semakin meningkat dan terus menurun seiring dengan naiknya putaran poros. 3. Grafik Ni (pk) Dari grafik ini terlihat bahwa harga efisiensi turbin semakin meningkat seiring dengan naiknya putaran poros 4. Grafik No (pk) Dari grafik ini terlihat bahwa harga efisiensi turbin semakin meningkat dan menurun seiring dengan naiknya putaran poros
Page 70
Kelompok 6
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT, atas segala limpahan rahmat-NYA kami dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum Mekanika Fluida. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan dan perhitungan serta dilengkapi dengan teori dan literatur beserta petunjuk dari dosen
pembimbing, dan terselesaikannya laporan praktikum initidak lepas dari bantuan semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Samsul Arifin. ST, MT. Selaku Ka. Lab Fluida, serta pembimbing praktikum Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak terdapat kekurangannya, kami oleh sebab Kami itu saran dan laporan kritik ini yang dapat
membangun
harapkan.
berharap
Surabaya,
Februari 2010
Penyusun
Page 71