You are on page 1of 2

Tolak Sri Mulyani, FPDIP Walk Out Paripurna

Fraksi PDIP meminta ketegasan pimpinan sidang untuk mencari jalan keluar. Senin, 3 Mei 2010, 11:47 WIB Ismoko Widjaya, Mohammad Adam VIVAnews - Seluruh Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) melakukan aksi walk out dari sidang paripurna yang akan mengesahkan APBN Perubahan 2010. Fraksi PDIP menolak DPR menghadirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai wakil pemerintah. "Kami mohon izin, Fraksi PDI Perjuangan untuk meninggalkan forum ini," kata Sekretaris Fraksi Bambang Wuryanto, sebelum memberikan 'komando' fraksinya untuk keluar dari sidang paripurna, Gedung DPR, Jakarta, Senin 3 Mei 2010. Fraksi PDIP bersikukuh agar seluruh anggota DPR menghormati hasil paripurna rekomendasi Panitia Angket Bank Century. Fraksi PDIP meminta ketegasan pimpinan sidang untuk mencari jalan keluar. "Kami hanya minta ketegasan. Siapa yang mewakili pemeirntah? Apakah Menko Perekonomian atau Menteri Keuangan," kata Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo di luar ruang sidang paripurna. Perdebatan sengit PDIP itu juga datang dari politisi Demokrat, Ruhut Sitompul. Ruhut meminta agar mereka yang menolak Sri Mulyani untuk dapat membedakan antara wilayah hukum dengan politik. "Jadikanlah hukum itu panglima. Itu masuk wilayah hukum. Biarkan saja itu hukum, di sini politik," kata Ruhut di dalam ruang sidang. Sidang paripurna yang hanya dipimpin Anis Matta dari Fraksi PKS itu belum juga mengambil keputusan. Politisi Golkar, Gandung Pardiman, mengusulkan agar pimpinan melakukan lobi antar-fraksi. Saat ini, Sri Mulyani masih berada di Ruang Tunggu VIP untuk mengikuti rapat APBN Perubahan, bila akhirnya diputuskan untuk dilibatkan. Tapi hingga kini, belum juga ada keputusan. (hs) VIVAnews

Pembahasan :

Aksi boikot sebagian anggota DPR dalam sidang pembahasan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan pada Senin (3/5/2010) menunjukkan telah diabaikannya etika dalam berpolitik. Padahal, tuntutan etis diperlukan dalam berpolitik. Sebab tanpa itu, perwujudan kekuasaan akan cenderung mengarah pada sikap-sikap yang tidak elegan, bahkan cenderung arogan. Sejumlah anggota DPR dari PDI Perjuangan dan Partai Hanura menolak kehadiran Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati lantaran dia bersama mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono dianggap bertanggung jawab atas pengucuran dana talangan kepada Bank Century. Sikap tersebut semestinya tidak perlu dilakukan, karena DPR sendiri telah menyerahkan penyelesaian kasus itu kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Terlebih hingga saat ini lembaga tersebut belum menemukan bukti tindak pidana korupsi oleh Sri Mulyani. Bisa dipahami langkah walkout tersebut merupakan upaya kubu yang berseberangan dengan pemerintah untuk terus mengobarkan perang politik. Namun aksi walkout dalam pembahasan APBN-P membuktikan bahwa tindakan DPR hanya sekadar mementingkan kelompok dan partai tanpa memperdulikan kepentingan rakyat. Para anggota DPR dipilih untuk menjalankan kekuasaan politik atas nama dan untuk masyarakat. Kinerja mereka dibatasi oleh etika dan moralitas politik untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kewenangan demi kepentingan kubu atau partai mereka. Etika dan moralitas memang bukanlah hukum yang tertulis, karena ia terkait dengan rasa pantas dan patut. Meskipun istilah etika dan moralitas seringkali digunakan secara bergantian, Paul Ricoeur (1990), seorang pemikir Prancis, menetapkan perbedaan di antara mereka. Etika berkaitan dengan tujuan untuk menuju kehidupan manusia yang baik (good human life). Etika politik diperlukan karena adanya tuntutan untuk hidup bersama dan untuk orang lain, untuk memperluas lingkup kebebasan, dan membangun institusi-institusi yang adil. Dengan demikian etika politik tidak hanya direduksi menjadi masalah perilaku individu, namun berkaitan dengan etika sosial. Sementara itu moralitas berkaitan dengan ungkapan dari tujuan dan dianggap sebagai kewajiban yang harus dipenuhi. Artinya, kritik, pengawasan, dan berbagai masukan untuk negara harus diletakkan dalam kerangka kebaikan bersama, bukan untuk merusak apalagi demi mengedepankan prestise dan kepentingan sesaat partai. Nama : Ramadhan Yudha N Kelas : KA 1 A No : 18

You might also like