You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan industri beserta produknya memiliki dampak positif terhadap kehidupan manusia berupa makin luasnya lapangan kerja, kemudahan dalam komunikasi dan transportasi dan akhirnya juga berdampak pada peningkatan sosial ekonomi masyarakat. Disisi lain dampak negatif yang terjadi adalah timbulnya penyakit akibat pajanan bahan -bahan selama proses industri atau dari hasil produksi itu sendiri. Hal tersebut menghawatirkan karena mengancam kesehatan dan lingkungan, diantaranya pencemaran udara ataupun proses pengolahan bahan baku tertentu yang berpotensi bahaya seperti debu batu bara, semen, kapas, asbes, zat-zat kimia, gas-gas beracun, dan lainnya. Tergantung jenis paparan yg terhisap, berbagai penyakit paru dapat timbul pada seseorang/pekerja.. penyakit tersebut terjadi akibat rusaknya jaringan paruparu yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas kerja (Irwanashari, 2009). Menurut data ILO pada tahun 1999, penyakit saluran pernapasan menempati urutan ketiga sebagai p enyebab kematian yang berhubungan dengan pekerjaan. Tujuh persen dari semua kematian di seluruh dunia setiap tahun disebabkan oleh penyakit paru dan pernafasan yang sesungguhnya dapat dicegah. Jutaan orang sedang men jalani usia tua yang menyakitkan karena penyakit paru dan pernafasan yang seharusnya dapat diobati jika saja sudah terdeteksi secara dini melalui pemeriksaan yang tepat yaitu spirometri. Oleh karena hal tersebut, pada praktikum kali ini kami melakukan pemeriksaan fungsi paru dengan menggunakan spirometer . 1.2 Tujuan Percobaan sesuai modul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jalan pernapasan yang menghantarkan udara ke paru -paru adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan bronkhiolus. Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkhiolus dilapisi oleh membran mukosa bersilia. Ketika udara masuk melalui rongga A. hidung, maka udara disaring, Hidung dihangatkan (Cavum dan dilembabkan Nasalis)

(www.portakalbe.co.id, 2000). Rongga Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk (http://ilmupedia.com, 2008). B. Faring Tenggerokan Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan (http://ilmupedia.com, 2008).

C. Tenggorokan (Trakea) Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh

cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia -silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan (http://ilmupedia.com, 2008). D. Cabang-Cabang Tenggerokan (Bronki) Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang cabang lagi menjadi bronkiolus (http://ilmupedia.com, 2008). E. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru -paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru -paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru -paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru -paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat -zat lain. Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru -paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas. Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia da n di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan (http://ilmupedia.com,2008). Parameter yang sering diukur dalam uji faal paru ialah isi paru dengan beberapa bagiannya. Volume paru ini menggambarkan fungsi statik paru. Ada dua golongan

volume

paru,

yaitu

yang

biasa

disebut

voume

paru

dan

kapasitas

(www.portakalbe.co.id, 2000). 1. Volume Paru Ada empat jenis volume pa ru yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tidak saling tercampur, yaitu :
y

1. volume tidal, yaitu volume udara yang dihirup atau yang dihembuskan pada satu siklus pernapasan selama pernapasan biasa

(http://advertising.microsoft.com, 2008).
y

2. Cadangan inspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yang masih dapat dihisap sesudah akhir inspirasi tenang (www.portakalbe.co.id, 2000)

3. Cadangan ekspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yang masih dapat dihembuskan sesudah akhir ekspirasi tenang. Pada pernafasan tena ng, ekspirasi terjadi secara pasif, tidak ada otot ekspirasi yang bekerja. Ekspirasi hanya terjadi oleh daya lenting dinding dada dan jaringan paru semata -mata. Posisi rongga dada dan paru pada akhir ekspirasi ini merupakan posisi istirahat. Bila dari posisi istirahat ini dilakukan gerak ekspirasi sekuat -kuatnya sampai maksimal, udara cadangan ekspirasi itulah yang keluar

(www.portakalbe.co.id,2000).
y

4. Isi residu, yaitu jumlah udara yang masih ada di dalam par usesudah melakukan ekspirasi maksimal (www.portakalbe.co.id, 2000).

2.Kapasitasparu Nilai kapasitas ini mencakup dua atau lebih nilai isi paru pada

butir(1)diatas.
y

5. Kapasitas parutotal(KPT), yaitu jumlah maksimal udara yang dapat dimuat paru pada akhir inspirasi maksimal (www.portakalbe.co.id, 2000).

6. Kapasitas vital (KV),volume yang mengubah paru-paru diantara inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal (www.spirxpert.com, 2008)

Ini juga bisa diartikan menjadi volume maksimum dari udara yang setiap orang hirup setelah ekspirasi maksimum. Capasitas vital setiap orang bisa diukur melalui spirometer. Jika dikombinasikan dengan ukuran fisiologi, kapasitas vital bisa membantu untuk mendiagnosis adanya penyakit pada paru-paru (www.en.wikipedia.com, 2008).

7. Kapasitas Inspirasi, yaitu jumlah maksimal udara yangdapat dihisap dari posisi istirahat (akhir ekspirasi tenang) (www.portakalbe.co.id, 2000).

8. Kapasitas residu fungsional (KRF), yaitu jumlah udara yang masih tertinggal dalam paru pada posisi istirahat (w ww.portakalbe.co.id, 2000).

Spirometri Spirometri merupakan metode yang paling umu m untuk pengujian fungsi paru. spirometri merupakan tes fungsi paru yang paling sering dilakukan, yang mengukur fungsi paru, khususnya volume dan/atau kecepatan aliran udara yang dapat dihirup dan dibuang. (Baharuddin, 2010). Spirometri adalah alat yang penting dan sangat membantu dalam menilai kondisi seperti asma , pulmonary fibrosis, kista dan mungkin yang paling penting Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) . Pengukuran digunakan dalam diagnosis rutin pasien dengan penyakit pernapasan dan saat ini semakin banyak digunakan oleh dokter. Tes spirometri dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut spirometer. Konsep pengukuran kapasitas paru sewaktu melakukan aktifita s fisik adalah terobosan besar dalam bidang ilmiah dan masih digunakan saat ini. Konsep tersebut memungkinkan untuk mengukur konsumsi oksigen dan pengeluaran energi sewaktu berolahraga dan mendapat banyak informasi mengenai tingkat kondisi dan kesehatan seseorang.

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN sesuai modul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Hasil gambar hasil pengujian

2 Pembahasan

BAB V PENUTUP 1 Kesimpulan


y

Volume dan kapasitas paru dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut spirometer.

Saran

DAFTAR PUSAKA

Baharuddin, Syamsurrijal. 2010. Analisis hasil spirometri karyawan PT. X yang terpajan debu di area penambangan dan pemrosesan nikel. http://mru.fk.ui.ac.id. Diakses pada tanggal Irwanashari. Penyakit paru akibat kerja. http://irwanashari.blogspot.com. Diakses

You might also like