You are on page 1of 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Bloom Berbeda dengan konsep segitiga epidemiologi, paradigma hidup sehat (health and well being paradigm dari H.L Bloom ) menjelaskan empat faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan individu atau masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan pada seorang individu atau kelompok masyarakat. Keempat faktor tesebut terdiri dar faktor perilaku atau gaya hidup (life style) individu atau kelompok masyarakat, faktor lingkungan (sosial ekonomi, fisik, politik) dan faktor pelayan kesehatan dan faktor genetik. Keempat faktor tersebut saling berinteraksi secara dinamis yang mempengaruhi kesehatan perseorangan dan derajat kesehatan kelompok masyarakat. Diantara keempat faktor tersebut faktor perilaaku manusia merupakan faktordeeterminan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Alasan lain mengapa faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lain yaitu karena lingkunagn hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh ulah/perilaku manusia.

Faktor yang mengelilingi inti roda adalah faktor lingkungan yang terbagi menjadi lingkungan bilogis, fisik dan sosial. Besarnya masingmasing komponen ini bersifat relatif tergantung pada masalah penyakit spesifik yang dipelajari. Misalnya untuk penyakit keturunan, faktor genetik memainkan peranan yang penting. Untuk penyakit infeksi seperti campak, faktor genetik tidak memiliki peranan utama, tatapi status imunitas penjamu dan faktor biologis lingkungan memberikan kontribusi yang lebih besar.

Sama seperti model jaring jaring penyebab, model roda memberikan penekanan akan perlunya mengidentifikasi faktor etiologis multiplle suatu penyakit tanpa menitik beratkan pada agen penyakit. Contoh : binatang yang menjadi pembawa (reservoir) virus rabies lebih diperhatikan daripada virus rabies itu sendiri. Model roda memberikan batasan yang jelas faktor penjamu dengan faktor lingkungan, batasan ini tidak terlalu jelas dalam model jaring- jaring penyebab kesehatan lainnya.

2.3 Pendekatan jaring-jaring sebab akibat

2.2 Pendekatan Wheel Model roda merupakan pola pendekatan lain yang memandang hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Model roda terdiri dari penjamu (host atau manusia) yang memiliki struktur genetik sebagai inti roda.

Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertamba atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian

proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik. (http://sitipurwanti.blogspot.com/2009/11/perub ahan-perilaku-dan-metode-setelah.html) Dengan model jaringan sebab akibat hendaknya ditunjukkan bahwa pengetahuan yang lengkap mengenai mekanisme-mekanisme terjadinya penyakit tidaklah diperuntukkan bagi usahausaha pemberantasan yang efektif. Oleh karena banyaknya interaksi-interaksi ekologis maka seringkali kita dapat mengubah penyebaran penyakit dengan mengubah aspek-aspek tertentu dari interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya tanpa intervensi langsung pada penyebab penyakit. (http://sitipurwanti.blogspot.com/2009/11/perub ahan-perilaku-dan-metode-setelah.html)

1. Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan keluarga 2. Bentuk anatomis tubuh 3. Fungsi fisiologis atau faal tubuh 4. Status kesehatan, termasuk status gizi 5. Keadaan kuantitas dan respon monitors 6. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial 7. Pekerjaan, dll. (Heru subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi,Media presindo,Yogyakarta. Hal.15-16) Agents Dan penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis. 1. Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan 2. Protozoa : misalnya Plasmodum, amodea 3. Metazoa : misalnyaarthopoda , helminthes 4. Bakteri misalnya Salmonella, meningitis 5. Virus misalnya dengue, polio, measies, lorona 6. Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis 7. Abiotis, terdiri dari 1. Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak, mineral, protein dan vitamin) 2. Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obatobatan 1. Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan. 2. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan kecelakaan,

2.4 Pendekatan segitiga epidemiologi Menurut John Bordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan interaksi tiga komponen penyakit yaitu Manusia (Host), penyebab (Agent) dan lingkungan (Enviromet). Untuk memprediksi penyakit, model ini menekankan perlunya analis dan pemahaman masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antar ketiga komponen tersebut. Model ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad epidemilogi dan cocok untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agent (yakni mikroba) mudah di isolasikan dengan jelas dari lingkungan. Pejamu (Host) : hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia, antara lain :

benturan, gesekan, dan getaran 3. Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi 4. Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik. Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial seharihari termasuk kehidupan sehat.(Heru subari,dkk,2004.Manajemen epidemiologi,Media pressindo,Yogyakarta. Hal.16-17.)

Lingkungan biologis tersebut sangat berpengaruh dan memegang peranan yang penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan manusia (senbagai sumber kehidupan) maupun yang mengancam kehidupan / kesehatan manusia (Nur nasri noor.2002,Epidemiologi,Univesutas Hasanuddin Makassar.Hal.28-29) 1. Lingkungan fisik Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
y y

Unsur lingkungan (Enviroment) Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan iku memegang peranan dalam proses kejadian penyakit. 1. Lingkungan Biologis Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia yang antara ,ain meliputi :
y y y

Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.

Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak patogen; Vektor pembawa infeksi Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, baik sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan obatobatan), maupun sebagai reservoir/sumber penyakit atau pejamu antara (host intermedia) ; dan Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai vektor penyakit tertentu terutama penyakit menular.

Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak pula yang timbul akibat manusia sendiri (Nur nasri noor,2000,Dasar epidemiologi,Rinika cipta,Jakarta. Hal.28.) 1. Lingkungan sosial Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut.Lingkungan sosial ini meliputi :
y

Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku;

y y

y y

Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat, dan Kebiasaan hidup masyarakat Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial lainnya.

Dari keseluruhan unsur tersebut di atas, di mana hubungan interaksi antara satu dengan yang lainnya akan menentukan proses dan arah dari proses kejadian penyakit, baik pada perorangan, maupun dalam masyarakat. Dengan demikian maka terjadinya suatu penyakit tidak hanya di tentukan oleh unsur penyebab semata, tetapi yang utama adalah bagaimana rantai penyebab dan hubungan sebab akibat di pengaruhi oleh berbagai faktor maupun unsur lainnya. Oleh sebab itu, maka dalam setiap proses terjadinya penyakit, selalu kita memikirkan adanya penyebab jamak (multiple causational). Hal ini sangat mempengaruhi dalam menetapkan program pencegahan maupun penanggulangan penyakit tertentu. Karena usaha tersebut hanya akan memberikan hasil yang di harapkan bila dalam perencanaannya memperhitungkan berbagai unsur di atas. (Nur nasry noor.2002.Epidemiologi. Universitas Hasanuddin,Makassar.Hal.29)

You might also like