You are on page 1of 4

Dalam film anger management, pemberian jasa praktik didasarkan pada keputusan hukum yang dibuat buat, dimana

a semuanya telah direncanakan oleh pacar dave dan terapis-nya. Dave sendiri tidak mengetahui dan menyetujui secara langsung tentang terapi yang dijalaninya. Hal ini bertentangan dengan pasal 9 HIMPSI tentang asas kesediaan yaitu ilmuan psikologi dan psikolog wajib menghormati dan menghargai hak pemakai jasa atau klien untuk menolak dalam pemberian jasa/praktik psikologi, mengingat asas sukarela yang mendasari pemakai jasa dalam menerima atau melibatkan diri dalam proses pemberian jasa. Dalam proses terapi, semuanya telah direncanakan oleh terapis tanpa memberitahukan seperti apa jalannya terapi - terapi tersebut. Hal itu juga melanggar pasal 9, dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa keputusan untuk melaksanakannya dan proses terapi yang akan dijalani, tujuan yang akan dicapai, dan keterlibatan pihak yang dianggap terkait, perkiraan jalannya terapi, biaya yang harus dibayar dan kerahasiaan dibicarakan dengan klien atau pasien dari awal. Selain itu, klien yang akan mengikuti kegiatan terapi juga diwajibkan untuk mengisi Informed Form, dimana didalamnya berisi data klien serta kesediaan klien untuk mengikuti kegiatan terapi atas dasar kesediaan dan tanpa paksaan. Form ini yang akan dijadikan dasar bagi terapi dan sekaligus bukti bahwa klien menyetujui segala kegiatan serta mengetahui resiko dari terapi, terapis juga akan memiliki tanggungjawab terhadap apapun yang terjadi pada klien. Akan tetapi dalam film Anger Management, Dave sama sekali tidak diberitahukan tentang hal hal diatas. Ia diharuskan menjalani terapi dan tidak tidak diberikan penjelasan mengenai tujuan yang akan dicapai, keterlibatan pihak lain, dll. Mengenai keterlibatan pihak lain, terapisnya sering mempertemukan dave dengan orang lain yang sebenarnya mereka adalah klien terdahulunya. Hal tersebut dibeberkan oleh terapisnya ketika terapi yang dijalani dave telah berakhir. Hal ini tidak sesuai dengan pasal 12 mengenai Kerahasiaan data dan Hasil pemeriksaan, dimana ilmuwan Psikolog dan Psikolog wajib memegang teguhrahasia yang menyangkut klien atau pemakai jasa psikologi dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatannya. Jika ditinjau dari pasal ini, terapis tentu melakukan pelanggaran dimana terapis membeberkan rahasia dan identitas dari klien yang sedang ataupun telah di terapi, yakni Dave dan bekas pasiennya di jaman dahulu. Dengan gampangnya ia

menyebutkan identitas dan masalah yang sedang atau pernah dialami pasien. Hal tersebut tidaklah sesuai dengan pasal 12 HIMPSI. Selain itu, terapis ini juga melanggar pasal 8 HIMPSI tentang Sikap Profesional dan Perlakuan Terhadap Pemakai Jasa atau Klien. Dalam kegiatannya , iluwan Psikologi dan Psikolog menghargai hak orang lain dalam memegang nilai, sikap dan pendapat mereka yang berbeda dari yang dimiliki oleh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog yang bersangkutan. Ilmuwan Psikologi dan Psikolog hendaknya menyadari perlakuan atau tindakan yang dilakukan terhadap pemakai jasa atau kliennya, termasuk kemampuan menyadari adanya masalah dan konflik pribadi yang dapat mempengaruhi kinerjanya. Pengutamaan obyektivitas, kejujuran, dan sikap yang menjunjung tinggi integritas serta norma - norma keahliannya, termasuk menyadari konsekuensi tindakannya. Jika didasarkan atas pasal diatas, maka terapis dalam film ini jelas sekali melanggar kode atik ini, dimana terapis menanamkan nilai nilai baru pada klien tanpa menghargai nilai nilai yang dimiliki oleh klien, seperti pada kejadian menabark mobil sampai mobil itu jatuh dari lantai atas. Terapis mengajarkan untuk menempatkan emosi sesuai pada tempatnya, dimana klien harus tetap santai meskipun ia sedang marah namun tetap meluapkan emosinya. Selain itu juga terjadi pelanggaran dimana terapis mengajarkan untuk berselingkuh dengan wanita lain ketika ia sudah memiliki kekasih. Terapis tetap memaksa klien untuk mendekati wanita lain meskipun klien sudah menolak dan tidak menerima nilai baru itu. Selain itu, mengenai masalah perlakuan terapis terhadap klien, terapis memperlakukan klien semena mena, tanpa persetujuan dari klien secara sukarela. Seperti tinggal serumah dengan Dave, menempati tempat tidur berdua dengan Dave, dan mengikuti Dave ke tempat kerja. Seharusnya terapis mendapatkan persetujuan dari Dave tanpa ada unsur paksaan didalamnya, dan juga terapis telah melanggar hak hak pribadi klien. Dalam hal ini, terapis mencampuri urusan percintaan klien, bahkan berpura pura merebut kekasih klien dari klien. Meskipun hal tersebut ditujukan untuk kebaikan klien dan berakhir dengan kesembuhan pada diri klien, namun tetap saja hal hal yang dilakukan terapis dalam film ini melanggar Kode Etik Psikologi HIMPSI.

Analisi APA dalam film anger management ini jika dilihat berdasarkan APA, terapis tersebut melanggar prinsip E yang berupa Menghormati Hak dan Martabat orang lain, yang mana dalam pasal tersebut disebutkan bahwa psikolog menghormati martabat dan harga diri semua orang, hak hak individu untuk privasi,kerahasiaan,dan penentuan nasib sendiri. Psikolog menyadari bahwa perlindungan khusus mungkin diperlukan untuk melindungi hak-hak dan kesejahteraan orang atau masyarakat yang kerentanan mengganggu pengambilan keputusan otonom. Psikolog menyadari dan menghargai perbedaan budaya, individu, dan peran, termasuk yang berdasarkan usia, jenis kelamin, identitas jenis kelamin, ras, etnis, budaya, asal-usul kebangsaan, agama, orientasi seksual, cacat tubuh, bahasa, dan status sosial ekonomi dan

mempertimbangkan faktor-faktor ketika bekerja dengan anggota kelompok tersebut. Psikolog mencoba untuk menghilangkan efek pada pekerjaan mereka bias berdasarkan faktor-faktor, dan mereka tidak sadar atau membiarkan berpartisipasi dalam kegiatan orang lain berdasarkan prasangka tersebut. Dalam film ini terlihat bahwa terapis tidak menghormati privasi dari dave, terapis selalu ikut campur dalam segala kehidupan dave sehingga dalam hal tersebut dave merasa tidak nyaman dengan adanya terapis tersebut yang selalu mengikuti kemanapun dave pergi, hingga mengenai pekerjaan dave, sehingga hal ini menjadikan dave seperti tidak mempunyai kebebasan akan kegiatan yang dave lakukan. Saat dave sedang melakukan pembicaraan dengan atasannya, terapis tersebut juga ikut serta dalam pembicaraan tersebut, padahal dalam pembicaraan mengenai pekerjaan tersebut merupakan privasi bagi dave dan atasannya. 3,04 Menghindari Harm Psikolog mengambil langkah-langkah yang wajar untuk menghindari merugikan klien mereka / pasien, mahasiswa, supervisees, peserta penelitian, organisasi klien, dan lain-lain dengan siapa mereka bekerja, dan untuk meminimalkan bahaya mana ia datang dan tidak dapat dihindari.

3.07 Pihak Ketiga Permintaan Layanan Ketika psikolog setuju untuk memberikan jasa kepada seseorang atau badan atas permintaan pihak ketiga, psikolog mencoba untuk mengklarifikasi pada awal pelayanan sifat hubungan dengan semua individu atau organisasi yang terlibat. klarifikasi ini termasuk peran psikolog (misalnya, terapis, konsultan, diagnostik, atau saksi ahli), sebuah identifikasi yang klien, kemungkinan menggunakan layanan yang disediakan atau informasi yang diperoleh, dan fakta bahwa mungkin ada batas untuk kerahasiaan. 10,03 Grup Terapi Ketika psikolog memberikan layanan kepada beberapa orang dalam pengaturan kelompok, mereka menggambarkan sejak awal peran dan tanggung jawab semua pihak dan batas kerahasiaan.

You might also like