You are on page 1of 7

Kelompok Ilmu Pengetahuan (Prof. Dr.

Harsja Bachtiar) Kelompok ilmu ilmiah Kelompok ilmu ilmiah bertujuan untuk memahami keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu, maka digunakan metode ilmiah. Termasuk kelompok ilmiah antara lain adalah astronomi, fisika, kima, bilogi, kedokteran, dan mekanika. Kelompok ilmu sosial Kelompok ilmu sosial bertujuan untuk memahami keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu, digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu alamiah. Termasuk kelompok ilmu sosial antara lain ekonomi, sosiologi, politik, dan demografi. Kelompok pengetahuan budaya Kelompok pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa dan pernyataan yang bersifat unik, kemudian di beri arti. Termasuk kelompok pengetahuan budaya antara lain filsafat, seni, sejarah, antropologi budaya, hukum, dan agama. Mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya dasar terdiri dari dua unsur utama, yaitu:

1.

Unsur sosial budaya; meliputi tema mengenai makhluk sosial (zoon politicon) dan perkembangan kebudayaan. Unsur ini melingkupi kajian-kajian berikut: Bentuk kelompok sosial budaya Kebudayaan dan peradaban Sistem nilai budaya dan pandangan hidup Akibat perubahan sistem nilai budaya Perubahan sistem nilai budaya

2.

Unsur kemanusian (humaniora); meliputi tema mengenai makhluk budaya dan nilai kemanusiaan. Unsur ini melingkupi kajian-kajian berikut: Hakikat manusia sama (universal) Kebutuhan hidup manusia Upaya-upaya memanusiakan manusia Sikap dan perilaku manusia Kehidupan manusiawi dan tidak manusiawi

a) b) c) d) e)

Tujuan umum Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (IBSD) mengandung 3 rumusan utama, yaitu: i. Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya ii. Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya iii. Kemampuan menyelasaikan secara halus, arif, dan manusiawi masalah-masalah tersebut Ilmu Sosial dan Budaya Dasar secara khusus bertujuan untuk: Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial budaya terutama untuk kepentingan profesi. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua masalah tersebut. Menghasilkan calon pemimpin dan negara yang tidak bersifat kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh displin ilmu yang ketat dalam menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai dalam lingkungan sosial budaya. Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi. Membina kemampuan berpikir dan bertindak objektif untuk menangkal pengaruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya

Keluarga inti atau keluarga dalam arti sempit adalah kesatuan antara suami sebagai ayah, dan istri sebagai ibu, serta anak sebagai keturunan mereka. Keluarga dalam arti sempit meliputi ayah, ibu, dan anak keturunan mereka atas dasar ikatan perkawinan dan hubungan darah Keluarga besar merupakan perluasan dari keluarga inti. Mereka uang menjadi anggota keluarga besar berdasar pada: Ikatan perkawinan keluarga inti, yaitu ayah dan ibu mertua, kakek dan nenek mertua, paman dan bibi mertua, kaka dan adik ipar, serta cucu mertua. Hubungan darah, yaitu ayah danibu kandung, kakek dan nenek kandung, paman dan bibi kandung, kakak dan adik kandung, serta cucu kandung. Selain itu ada beberapa hubungan pengikat lain dalam konsep keluarga besar adalah sebagai berikut: -asal etnis (suku, daerah asal) -agama dan kepercayaan (religi) -sejarah leluhur (garis keturunan) -tradisi atau adat istiadat (norma kebiasaan) -pandangan hidup (ideologi) -solidaritas dan saling kebergantungan Tipe-tipe Keluarga Besar keluarga besar patrilineal Keluarga besar patrilineal adalah keluarga besar yang mengutamakan garis keturunan pihak ayah. Pada keluarga besar patrilineal, ayah memiliki status yang lebih tinggi dengan peran dan otoritas yang lebih besar dalam budaya keluarga. keluarga besar matrilineal Keluarga besar matrilineal adalah keluarga besar yang mengutamakan garis keturunan pihak ibu. Pada keluarga besar matrilineal, ibu memiliki peran dan otoritas yang lebih besar dalam keluarga, tetapi peran dan otoritas tersebut dijalankan oleh saudara laki-laki ibu sebagai paman anak-anaknya. keluarga besar parental (bilateral) Keluarga besar parental adalah keluarga besar yang berdasarkan kesatuan garis keturunan ayah dan ibu. Ayah dan ibu memiliki status, peran dan otoritas yang sama. fungsi keluarga Fungsi Penerus GenerasiFungsi Budaya dan Sistem Nilai Budaya Fungsi pendidikan KELUARGA SEHAT Konsep Sehat dan Tidak Sehat Sehat adalah keadaan seseorang yang tidak sakit badan dan jiwa, cukup makanan bergizi, hidup di lingkungan bersih, serta perilaku dan interaksi seseuai dengan etika dan hukum Pada dasarnya, konsep sehat dalam keluarga terdiri dari 2, yaitu: 1. sehat dalam arti yang hakiki atau sesungguhnya; Sehat dalam arti ini meliputi sehat sehat badan dan jiwa. 2. sehat dalam arti hidup sempurna; Sehat dalam arti ini meliputi sehat badan dan jiwa, cukup makan dan gizi, hidup di lingkungan bersih, dan interaksi dalam keluarga/masyarakat teratur, selaras, dan serasi. Konsep Sejahtera Sejahtera adalah keadaan keluarga yang hidup makmur (ekonomi), dalam kelompok teratur (sosial), berdasarkan sistem nilai (budaya0, bebas dari penyakit (kesehatan), tidak ada gangguan (keamanan), dan menyenagkan (hiburan). Pada dasarnya konsep sejahtera dalam keluarga ada 2, yaitu: 1. sejahtera dalam arti hidup berkecukupan sempurna atau lengkap; Sejahtera yang sempurna atau lengkap adalah keadaan hidup yang makmur, teratur, bersistem nilai, sehat, aman dan tentram, serta senang. 2. sejahtera dalam arti hidup makmur; Sejahtera dalam arti makmur adalah kecukupan sandang, pangan, dan perumahan karena mampu bekerja keras Tingkat kesejahteraan kehidupan keluarga dapat dikategorikan menjadi 4 kelompok, yaitu: a) Keluarga prasejahtera, yaitu keluarga yang belum memenuhi kebutuhan dasar minimal yang berupa sandang, pangan, dan perumahan yang layak. b) Keluarga sejahtera, yaitu keluarga yang sudah memenuhi kebutuhan dasar minimal yang berupa sandang, pangan, dan perumahan yang layak. c) Keluarga cukup sejahtera, yaitu keluarga yang sudah memenuhi kebutuhan dasar minimal ditambah kebutuhan pendidikan dan hiburan yang layak. d) Keluarga sempurna sejahtera, yaitu keluarga yang sudah memenuhi semua kebutuhan dasar hidup manusia: sandang, pangan, perumahan, pendidikan, hiburan, dan pekerjaan serta komunikasi dan informasi. Kelompok sosial budaya adalah lingkungan hidup sosial budaya yang memiliki bentuk, cara hidup, dan tujuan tertentu. Dalam pengertian tersebut dapat dirinci 4 unsur utama konsep kelompok sosial budaya, atas dasar mana miuncul beragam tipe kelompok sosial budaya. Keempat unsur itu adalah: Lingkungan Sosial Budaya Lingkungan sosial budaya adalah sejumlah manusia yang hidup berkelompok dan saling bertinteraksi secara teratur guna memenuhi kepentingan bersama. 2. Bentuk sosial budaya Bentuk sosial budaya artinya setiap kelompok social budaya mempunyai batas-batas yang telah ditentukan berdasarkan tipe kelompok, yang membedakannya dengan kelompok lain. Ada 4 macam tipe kelompok social budaya, yaitu:

1.

Berdasarkan kepentingan yang sama, seperti kooperasi, LSM, dan yayasan. Berdasarkan keahliah professional, seperti kelompok profesi dan kelompok pengusaha. 1. Cara Hidup Sosial Budaya Cara hidup social budaya artinya sikap, perbuatan, dan tujuan, serta cara pencapainannya sudah dipolakan oleh organisasi kelompok dalam seperangkat tuntutan/pedoman tertulis yang disebut anggaran dasar dan kode etik. 2. Tujuan Sosial Budaya Tujuan social budaya biasanya ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Kode Etik kelompok social budaya. Pada dasarnya tjuan tersebut dapa dikelompokkan menjadi:

a. b.

Berdasarkan kesatuan geografis, seperti desa, kota, daerah aliran sungai, daerah aliran pantai.

Berdasarkan ikatan perkawinan dan hubungan darah, seperti keluarga dan keluarga besar.

a. b.

Mewujudkan kesejahteraan bersama, menghapuskan kemiskinan, membasmi penyakit masyarakat, dan mencegah tindakan manusiawi dalam wadah kepentingan yang sama. d. Melayani kepentingan klien atau konsumen berdasarkan keahlian professional RAGAM TIPE KELOMPOK SOSIAL BUDAYA 1. Kesatuan Geografis Ada beberapa tipe kelompok social budaya berdasarkan kesatuan geografis, antara lain adalah -komunitas desa -komunitas kota, -komunitas daerah aliran sungai -komunitas daerah pantai. 2. Ikatan Perkawinan dan Hubungan Darah Kelompok social budaya berdasarkan ikatan perkawinan dan hubungan daerah dikenal hanya 1 tipe yaitu keluarga. Dan keluarga ini dapat diperluas keanggotaannya menjadi keluarga besar. Menururt teori kejadian manusia, pria pertama yang diciptakan Tuhan adalah Adam, kemudian diciptakan manusia kedua yaitu Hawa. Perkawinan yang terjadi antara Adam dan Hawa ini melahirkan anak keturunan mereka sehingga terbentuklah keluarga (family). 3. Kepentingan yang Sama Kelompok social budaya berdasarkan kepentingan yang sama terdiri dari 3 tipe, yaitu:

c.

Membentuk dan memelihara persatuan dan kesatuan hidup bersama secara tertib dan damai serta sejahtera dalam wadah kesatuan geografis. Membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga bahagia lahir dan batin dalam wadah ikatan perkawinana dan hubungan darah.

1.
2.

4.

Koperasi, kepentingan yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Lembaga Swadaya Masyarakat, kepentingan yang smam untuk: 1. Melindungi hak masyarakat (publik), seperti Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK) 2. Melindungi hak azasi manusia, seperti Komite Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) 3. Membela hak tertuduh/tersangka/terdakwa dalam proses hokum, seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH) 4. Mencegah perbuatan yang merugikan umum (publik), seperti Indonesian corruption word (ICW), Gerakan Anti Narkoba (Geranat), Forum Anti Maksiat (FAM), Masyarakat Miskin Kota (MMK) 1. Yayasan, kepentingan yang sama untuk: a. Mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yayasan pendidikan. b. Mengayomi dan menyantuni anak yatim piatu, anak cacat, seperti yayasan yatim piatu dan yayasan tunanetra. Keahlian dan Profesional Menurut kelompok bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok social budaya ini terbagi menjadi 3, yaitu:

a.

Kelompok profesi pengetahuan budaya, antara lain profesi kebudayaan, profesi sejarah/purbakala, profesi kesenian, dan profesi kesusastraan. . MANUSIA MAKHLUK BUDAYA 1. Hakikat manusia Menurut Charles Darwin, manusia berasal dari kera hasil perkembangan evolusioner selama jutaan tahu. Namun setelah diuji secara ilptek, manusia sangat berbeda dengan kera, baik dari segi fisiologis, anatomis, maupun biologis. Teori ini terbukti tidak dapat diterima. Rohimin Notowidagdo (1996, hlm.17) menyatakan bahwa Alquranlah yang mampu menjawab hakikat tentang manusia. Semenjak 14 abad yang lalu, dalam Alquran telah dijelaskan bahwa manusia bukanlah keturuna kera, melainkan manusia pertama (Adam) diciptakan Allah SWT dari tanah. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Manusia beradab atau berbudaya karena diciptakan oleh penciptanya dengan akal, nurani, dan kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia. Akal (ratio, cipta) berfungsi sebagai alat beripikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Nurani (conscience, daya rasa) berfungsi sebagai alat merasa, menentukan hati, dan sumber kesenian. Kehendak (desire, daya karsa) berfunsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan. 2. Daya Indera dan Daya Rasa Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindera (perasaan sakit, panas, dingin, maupun birahi/seksual). Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia. Perasaan ini meliputi :

b. c.

Kelompok profesi bidang imu alamiah, untuk melayani kepentingan masyarakat. Tipe ini antara lain meliputi profesi kedokteran, profesi apoteker, profesi keteknikan, profesi pertanian, profesi computer. Kelompok profesi bidang ilmu sosial, umtuk melayani kepentingan masyarakat. Meliputi profesi hukum, profesi ekomoni, profesi psikologi, profesi sosial politik.

Perasaan sosial; perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau hidup bermasyarakat. Persaan religious; perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. 1. Teori Eksistensialisme Untuk memahami eksistensi manusia, Soerjanto Poerowowardojo (1978, hlm 3-4) mengemukakan teori eksistensalisme yang dipelopori oleh Soren Kierkeegard seorang fisuf Jerman. Teori eksistensialisme memandang manusia itu secara konkret seperti yang kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Eksistensi manusia dalam konteks kehidupan konkret adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah, dan tunduk pada hokum alamiah pula. Kierkeegard menyatakan bahwa hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis, dan religius. KEBUTUHAN MANUSIA 1. Kebutuhan jasmani Kebutuhan jasmani (kebutuhan fisik) adalah kebutuhan material yang berguna bagi pengembangan raga, kelangsungan hidup, dan utuk bertahan hidup. Kebutuhan ini terdiri dari 4 jenis, yaitu: 1) Pangan; makanan dan minuman untuk mengatasi lapar dan haus. 2) Sandang; pakaian yang menutupi badan untuk mengatasi rasa dingin dan panas. 3) Rumah; tempat tinggal dan berlindung bagi keluarga selama hidupnya. 4) Olahraga; kegiatan untuk memelihara kesehatan badan. 1. Kebutuhan Rohani Kebutuhan rohani (kebutuhan kejiwaan) adalah kebutuhan immaterial yang berguna bagi pengembangan jiwa, intelektual, kesenian, dan ketakwaan kepada Tuhan. Kebutuhan ini terdiri dari: Pendidikan dan pelatihan Hiburan Kesenian Keagamaan 2. Kebutuhan Biologis Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang berguna bagi pengembangan keluarga dan kelangsungan generasi. Kebutuhan ini berupa penyaluran gairah seksual melalui hubungan pergaulan antara pria dan wanita guna memelihara kelangsungan hidup yang turun-temurun. Pemenuhan Kebutuhan Kebutuhan jasmani dan rohani dapat dipenuhi dari alam lingkungan. Apabila ketiga kebutuhan (jasmani, rohani, dan biologis) dapat dipenuhi melalui masyarakat, ,akam berlakulah asas bahwa manusia adalah Makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia saling tolong satu sama lain, saling bergantung satu sama lain, manusia individu harus berinteraksi dengan manusia individu anggota sesama kelompok masyarakatnya atau kelompok masyarakat lain. ETIKA DAN MORAL 1. Konsep Etika Bartens (1994) menyatakan bahwa etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos artinya adat kebiasaan, akhlak yang baik, bentuk jamaknya etha. Dari bentuk jamak ini dibentuk istilah bahasa Inggris ethichs yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi etika, yaitu ilmu tentang kebiasaan yang baik. Etika dapat diklasifikasikan menjadi 3 konsep (arti), yaitu: a) Kebiasaan berbuat baik dan berbuat buruk Kebiasaan berbuat baik artinya terbiasa berbuat yang menyenangkan serta bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain, disebut etis. Kebiasaan berbuat buruk artinya terbiasa berbuat tidak bermanfaat, merugikan diri sendiri dan senua irang, disebut tidak etis. b) Sistem nilai budaya sebagai acuan perilaku Etika adalah nilai-nilai berupa norma-norma moral yang menjadi pedoman hidup bagi seseorang atau kelompok orang dalam berperilaku atau berbuat. Etika dalam arti ini disebut sistem nilai budaya. c) Kumpulan asas atau nilai moral (akhlak) Etika dalam arti ini ialah kumpulan asas atau nilai moral (akhlak), yang menggambarkan perilaku baik, benar, dan bermanfaat. 2. Konsep moral Bartens menyatakan bahwa kata moral berasal dari kata bahasa latin mos bentuk jamaknya mores bahasa inggrisnya moral, diserap ke dalam bahasa Indonesia tanpa perubahan, yang juga berarti kebiasaan berbuat baik, sebagai lawan dari kebiasaan berbuat buruk. Moral ialah kebiasaan berbuat baik (akhlak baik) disebut perbuatan moral (susila), sedangkan kebiasaan berbuat buruk (akhlak buruk) disebut perbuatan amoral (asusila). Nilai moral adalah nilai atau hasil perbuatan yang baik, sedangkan norma moral adalah norma yang berisi cara begaimana berbuat baik. Moral bersifat kodrati, karena sejak diciptakan Tuhan, manusia sudah dibekali dengan sifat-sifat baik, jujur, dan adil. Moral bersifat asasi, yaitu sifat yang diturunkan Tuhan kepada manusia agar selalu berbuat jujur, adil dan baik itu adalah benar serta bermanfaat bagi pelaku dan orang lain. 3. Etika/moral Kodrat dan Budaya Etika/moral kodrat adalah kebiasaan berperilaku atau berbuat baik, dan benar, bermanfaat bagi semua orang karena kodrat manusia makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Contohnya: A.

Perasaan intelektual; perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Perasaan etis; perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.

Perasaan estetis; perasaan yang berkenaan dengan keindahan. Perasaan diri; perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan orang lain.

3.

Berkata jujur dan berbuat adil.

Menghargai hak orang lain.

Menghormati orang tua, guru, dan atasan.

Memenuhi kewajiban dan memperoleh hak.

Etika/moral budaya adalah adalah kebiasaan berperilaku atau berbuat baik, dan benar, bermanfaat bagi semua orang karena kesepakatan bersama antara sesama naggota masyarakat pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Contohnya: Busana dan perangkat adat setempat. Ada 2 jenis sumber etika/moral, yaitu:

Upacara kelahiran, perkawinan, dan kematian menurut adat setempat.

2.

Manusia (masyarakat), yang menurunkan etika/moral kepada kelompoknya dalam bentuk kesepakatan (produk budaya) yang dipatuhi oleh semua individu anggota kelompoknya (masyarakat). Etika moral yang bersumber dari manusia disebut etika/moral budaya. Upaya Pembinaan dan Pemeliharaan Moral Beberapa upaya yang dilakukan agar dapat membina dan memelihara moral manusia antara lain: Meningkatkan pendidikan dan pelatihan Meningkatkan dan memantapkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Berkomunikasi dengan orang baik, berguna, dan beramal Memperbanyak pengalaman menghadapi dan meyelesaikan masalah kehidupan. Selalu bersikap susila, sabar, dan tidak mudah putus asa.

Tuhan Sang Pencipta: yang menurunkan etika/moral kepada manusia makhluk budaya ciptaan-Nya. Etika moral yang bersumber dari Tuhan Sang Pencipta disebut etika/moral kodrat.

KEBUDAYAAN Konsep Kebudayaan Kebudayaan berasal dari kata budaya. Budaya diserap dari bahasa sanskerta buddhayah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan segala sesuatu yang bersangkutan dengan budi dan akal. Menurut pandangan Koentjaraningrat, kebudayaan itu paling sedikit memiliki 3 wujud, yaitu: 1. Keseluruhan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang berfungsi mengatur mengendalikan dan member arah pada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat, yang disebut adat tata kelakuan. b. Keseluruhan aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, yang disebut sistem sosial. c. Benda-benda hasil karya cipta manusia yang disebut kebudayaan fisik. 2. Nilai-nilai Insani Apabila dihubungkan dengan wujud kebudayaan yang dikemukakan oleh koentjaraningrat, nilai-nilai insani (nilai etika) meliputi wujud yang terdapat pada butir (a) dan (b), sedangkan nilai estetika terdapat pada butir (c). PERADABAN 1. Konsep Peradaban Istilah peradaban muncul karena perwujudan budaya yang didasarkan pada akal (ratio) semata-mata, dengan mengabaikan nurani yang tentunya berbeda dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal dan nurani serta kehendak sebagai satu kesatuan yang utuh. Menurut pandangan prof. Sutan Tajdir Alisyahbana (1981), apabila perwujudan budaya penekananya pada akal, akan timbul tingkat peradaban yang berbeda. Manusia yang mampu berpikir timggi dikatakan berperadaban tinggi, bulan berkebudayaan tinggi. Perbedaan kebudayaan dengan peradaban Menurut Koentjaraningrat, kebudayaaan adalah padanan dari istilah Inggris culture yang berasal dari bahasa latin colere yang artinya mengolah, mengerjakan , kemudian berkembang menjadi segala daya dan usaha manusia untuk mengubah alam. Sedangkan peradaban dapat disejajarkan dengan istilah Inggris civilization, istilah ini biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsure kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan-santun dan pergaulan yang kompleks dalam suatu masyarakat dengan struktur yang kompleks. 3. Nilai manfaat Apabila kebudayaan dipandang dari sisi manfaatnya bagi umat manusia (national utility), jelaslah tidak sama antara kebudayaan bangsa satu dengan kebudayaan bangsa lainnya. SISTEM NILAI BUDAYA 1. Konsep Nilai dan Sistem Nilai Budaya Menilai berarti memberi pertimbangan untuk menentukan apakah sesuatu itu bermanfaat/ berguna atau tidak, baik atau buruk, benar atau salah. Hasil penilaian disebut nilai. Sesuatu dianggap bernilai apabila arah dan pilihan ditujukan pada yang baik, yang menarik, dan yang dibolehkan, karena aada manfaatnya bagi manusia dan inilah yang dinginkan manusia dalam hidup bermasyarakat. 1. Perkembangan Sistem Nilai Budaya Sistem nilai budaya yang dikembangkan oleh seorang ahli antropologi bernama Klockhohn berorientasi pada 5 masalah pokok dalam kehidupan manusia, yaitu: Hidup manusia Karya mnausia Kedudukan manusia dalam ruang dan waktu Hubungan manusia dengan alam Hubungan manusia dengan sesamanya PERUBAHAN SISTEM NILAI BUDAYA 1. Konsep Sistem Nilai Budaya Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi tentang nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota/warga masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berpikir, dan tingkah laku mereka. Alasan Perubahan Sistem Nilai Budaya Munandar Sulaiman mengemukakan 3 hal sebagai alasan mendasar terjadi perubahan sistem nilai budaya, yaitu: Jarak komunikasi antara kelompok etnis, Pelaksanaan pembangunan, Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 1. Dampak perubahan sistem nilai budaya Dampak positif perubahan sistem nilai budaya yaitu memperkaya nilai-nilai kehidupan yang sudah ada, mendorong ke arah kemajuan, dan menyejahterakan kehidupan masyarakat. Dan dampak negative dari perubahan sistem nilai budaya antara lain: merusak nilai-nilai kehidupan yang sudah ada, menghambat kemajuan, memperburuk sendi-sendi kehidupan, dan merugikan masyarakat sehingga terjadi ksisis kemasyarakatan. Akibat negatif dari perubahan sistem nilai budaya ini disebut dengan masalah kemanusiaan. MASALAH KEMANUSIAAN 1. Hakikat Manusia Sama Hakikat manusia sama berasal dari Tuhan Sang Pencipta segala makhluk dan alam semesta. Makhluk budaya sifatnya selalu menginginkan yang benar, yang baik, dan bermanfaat bagi kehidupan bersama sesuai dengan kemampuannya. Sifat ini disebut manusiawi. Semua mnusia di bumi ini diciptakan sama, semuanya memiliki kesamaan kodrati, yaitu akal, perasaan, dan kehendak sebagi ciri makhluk budaya dan manusiawi. 2. Manusia Sebagai Subjek dan Objek Dalam pengkajian masalah kemanusiaan, manusia menempati posisi ganda, artinya manusia tidak hanya sebagai subjek (pelaku), tetapi juga sebagai objek (sasaran). Tema pengkajian masalah kemanusiaan diarahkan pada: a. Diri manusia sendiri dan nilai-nilai kemanusiaan. b. Hubungan manusia dengan sesama, hubungan manusia dengan Tuhan Sang Pencipta, hubungan manusia dengan alam. 3. Tema Kajian Masalah Kemanusiaan Menurut aspek gabungan antara kehidupan manusiawi dan tidak manusiawi akan menghasilkan tema kajian yang mempunyai dua ciri yang berlawanan. Antara lain ialah: Keindahan dan keburukan b. kasih saying dan kebencian c. tanggungjawab dan ketidak pedulian d. keadilan dan kesewenang-wenangan Menurut fakta dan pengalaman nyata melalui naskah karya budaya, tema kaian masalah kemanusiaan antara lain ialah: karya sastra media massakitab suci dan buku-buku agama karya-karya filsafat karya seni putusan hakim TIPE PANDANGAN HIDUP Konsep Pandangan Hidup Pandangan hidup adalah hasil pemikiran dan pengalaman yang berupa nilai-nilai kehidupan yang memberi manfaat, sehingga dijadikan pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk hidup. Dilihat dari segi pola kehidupan masyarakat, pandangan hidup digolongkan menjadi 2, yaitu: 1) Pandangan Hidup Tradisional Pandangan hidup tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan bebagai macam norma kehidupan tradisional, seperti: Norma kehidupan keagamaan (pandangan hidup religius) Norma kehidupan kekeluargaan (pandangan hidup kekeluargaan) Norma kehidupan gotong-royong (pandangan hidup gotong-royong) 1) Pandangan Hidup Modern Pandangan hidup modern selalu dikaitkan dengan kehidupan modern yang berbasis organisasi atau partai polotik. Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi,, pandangan hidup itu disebut ideologi. Apabila organisasi itu organisasi politik, pandangan hidupnya disebut ideologi politik. Bermacam Tipe Pandangan Hidup 5 macam pandangan hidup modern yang dianut kelomok manusia ialah sebagai berikut:

a.

2.

2.

a.

Pandangan hidup Liberalisme Menurut ajaran pandangan hidup ini, setiap anggota organisasi atau warga negara bebas berusaha guna mewujudkan kesejahteraan berdasarkan nilai-nilai kehidupan liberal yang dianutnya. Pandangan hidup Sosialisme Menurut ajaran pandangan hidup ini, anggota organisasi atau warga negara berusaha untuk mewujudkan kesejahteraan tidak secara individu, tetapi dengan menekankan prinsip kebersamaan secara kolektif, kebersamaan berdasarkan prinsip yang telah ditetapkan oleh negara. 3) Pandangan hidup Komunisme Menurut ajaran pandangan hidup ini, negara lebih berperan mengatur usaha/perjuangan warga negara untuk mewujudkan kesejahteraan kolektif. Setiap warga negara harus tunduk dan patuh pada prisip yang ditetapkan oleh negara. 4) Pandangan hidup religius Menurut ajaran pandangan hidup ini, anggota organisasi atau warga negara berusaha untuk mewujudkan kesejahteraan hidupnya berdasarakan prinsip yang diajarkan oleh agama yang mereka anut. 5) Pandangan hidup sosialisme religius Menurut ajaran pandangan hidup ini, anggota organisasi atau warga negara berusaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama yangsesuai dengan ajaran agama dan diridai oleh Tuhan. UNSUR-UNSUR PANDANGAN HIDUP 1. Cita-cita Cita-cita adalah keinginan yang ada dalam pikiran/hati seseorang. Keinginan itu didasari oleh nafsu yang timbul dari berbagai macam kebutuhan. Apabila cita-cita itu tidak atau belum mungkin terpenuhi, cita-cita tersebut disebut angan-angan. Angan-angan tidak tergolong dalam unsure pandangan hidup karena tidak masuk akal dan tidak akan membuahkan hasil. 2. Kebajikan Kebajikan dapat diartikan sebagai sesuatu yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, keberuntungan, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Kebajikan adalah realisasi dari cita-cita atau apa yang dicitacitakan. Kebajikan bersumber dari kebajikan manusia dan kebajikan Tuhan. 1. Usaha/perjuangan Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia yang ingin sejahtera dalam arti yang wajar harus kerja keras. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. 2. Keyakinan/kepercayaan Prof. Dr. Harun Nasution (1981) menjelaskan mengenai aliran-aliran filsafat, yaitu sebagai berikut: a. Aliran naturalisme Aliran naturalisme berintikan spekulasi mungkin ada tuhan mungkin juga tidak ada tuhan. Lalu man yang benar? Hal yang benar adalahkeyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada, kita katakanTuhan itu ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada, yang ada hanyalah natur. Ajaran agama ada dua macam, yaitu: Ajaran agama yang dogmatic, yang disampaikan oleh Tuhan melalui para Nabi. Sifatnya tetap tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu. Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas). a. Aliran Intelektualisme Dasar aliran ini adalah logika/akal. Menusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berpikir. Mana yang menurut akal benar, itulah yang baik walaupun kadang bertentangan dengan hati nurani. Akal berasal dari bahasa Arab artinya kalbu yang berpusat di hati. Sehingga timbul istilah hati nurani yang artinya daya rasa. b. Aliran gabungan Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya pada Tuhan sebagai dasar keyakinan. Akal adalah dasar kebudayaan uang menentukan benar tidaknya sesuatu. 2) KEINDAHAN DAN ESTETIKA 1. Konsep Keindahan Keindahan berasal dari kata dasar indah, yang dapat diartikan bagus, cantik, molek, dan permai, yaitu sifat yang menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan yang melekat pada suatu objek. Objek terseut berbentuk konkret, dapat berupa benda, ciptaan, perbuatan, atau keadaan. Melalui pancaindra unsur rasa dalam diri manusia berkomunikasi dengan objek yang kongkret tersebut. 2. Estetis dan Estetika Estetis artinya sifat indah berasal dati bahasa Yunani aisthesis Estetika adalah ilmu yang mengkaji tentang sifat estetis suatu objek. Estetika merupakan bagian dari kajian ilmu filsafat yang menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan sesuatu, yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi dan membandingkannya dengan menggunakan penilaian perasaan. Objek telaah estetika ialah: Rasa keindahan) Sifat keindahan Norma keindahan) Cara menanggapi keindahan (way of sensing beauty) Cara memperbandingkannya (way of comparing beauty) 3. Sifat Keindahan Keindahan itu kebaikan Keindahan itu keaslian Keindahan itu keabadian Keindahan itu kewajaran Keindahan itu kenikmatan Keindahan itu kebiasaan Keindahan itu relatif KEINDAHAN DAN KEBUDAYAAN 1. Hubungannya dengan Kebudayaan Dalam hal keindahan, terdapat hubungan antara estetis dengan kebudayaan. Estetis adalah rasa yang terdapat dalam diri manusia sebagai unsur budaya, sedangkan kebudayaan adalah pantulan dari estetis dalam diri manusia, baik yang berupa sikap dan perilaku maupun berupa karya cipta. Dengan kata lain, kebudayaan memiliki rasa keindahan dan karenannya kebudayaan itu menyenangkan, menggembirakan, menarik perhatian dan tidak membosankan. 2. Keindahan dalam Kebudayaan Dalam kebudayaan itu terdapat keindahan yang senantiasa dipelihara kelestarian dan kelangsungannya, misalnya kehalusan tutur bahasa, kerapian cara berpakaian, atau kemegahan Candi Borobudur dan Tajmahal. Peribahasa mengatakan bahwa bahasa menunjukkan bangsa, budi bahasa menunjukkan status. Bahasa merupakan kebudayaan yang membuktikan status seseorang (bangsa). KEINDAHAN DAN KARYA CIPTA 1. Kontemplasi dan Ekstasi Keindahan melalui selera seni didasari oleh factor kontemplasi (contemplation) dan factor ekstasi (ecstasy). Dalam kamus Inggris-Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadily (1995), kontemplasi menurut arti kata adalah perenungan, pemikiran, dan penetapan tentang sesuatu. Dalam konteksnya dengan keindahan, kontemplasi merupakan perenungan, pemikiran, dan penetapan, tentang sesuatu yang indah dan ini cara mengisi waktu yang menyenangkan. Dalam kamus tersebut, ekstasi menurut arti kata adalah kegembiraan luar biasa mengenai sesuatu. Dalam konteksnya dengan keindahan, ekstasi adalah rasa gembira dan senang melihat atau mengalami sesuatu yang indah. 2. Keindahan, Keserasian, Kehalusan Dalam keindahan tercermin unsur keserasian dan kehalusan. Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karena indah. Keserasian itu dikatakan indah karena cocok, sesuai, pantas, serta keterpaduan beberapa kualitas. Kehalusan adalah kemampuan menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata, maupun cara berbusana yang menyenangkan, menarik, dan menggembirakan orang lain. Kehalusan itu dikatakan indah karena lemah lembut, rendah hati, sopan santun, baik budi bahasa, beradab, serta bermoral. 1. Kreativitas dan karya cipta Untuk memenuhi kebutuhan akan keindahan, manusia berkreativitas menghasilkan karya cipta. Karya cipta didasari dan dipengaruhi oleh pengalaman hidup atau oleh kenyataan yang terjadi di masyarakat. Pengungkapan keindahan dan keburukan dalam karya cipta didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Berikut alasan/motivasi dan tujuan para penulis (sastrawan) menciptakan keindahan dan sekaligus mengungkapkan keburukan melalui karya cipta mereka: a) Nilai dan sistem nilai yang sudah usang; layar terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana b) Kemerosotan moral; bersatulah pelacur-pelacur kota Jakarta oleh W.S. Rendra c) Penderitaan manusia; lagu perdamaian oleh Bimbo group d) Diskriminasi etnis atau asal usul; e) Keagungan Tuhan; 1. Pengaruh Keindahan Pada Jiwa Manusia Melalui berbagai pendekatan, akan dapat dirasakan pengaruh keindahan terhadap jiwa manusia. Pengaruh tersebut akan terwujud dalam bentuk kehalusan sikap, tingkah laku, dan perbuatan manusia. Dengan karya cipta khususnya karya seni budaya dapat dibina kehalusan jiwa. Kehalusan jiwa menjadi cermin budi pekerti yang baik. HUBUNGAN DAN UNGKAPAN KASIH SAYANG 1. Konsep Kasih Sayang Kasih sayang merupakan kata majemuk paduan dari dua istilah kasih dan sayang yang satu sama lain ada kesamaan makna walaupun bentuk katanya berbeda. Menurut arti kata, kasih sayang adalah perasaan sayang kepada sesuatu, yang diungkapkan secara nyata, dengan penuh tanggung jawab, serta pengabdian dan pengorbanan. Sayang dalam arti perasaan sayang kepada sesuatu dapat diartikan: Cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Senang atau suka pada alam lingkungan. Belas kasihan pada makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan) 2. Hubungan Kasih Sayang Hubungan kasih sayang dapat terjadi antara: Kasih sayang antara manusia dan manusia, terbagi lagi menjadi: kasih sayang orangtua dengan anak kasih sayang pria dengan wanita kasih sayang sesama manusia kasih sayang antara manusia dengan alam lingkungan kasih sayang antara manusia dengan Tuhan

1)

3.

Ungkapan Kasih Sayang Kasih sayang dapat diungkapkan dalam bentuk: Kata-kata atau pernyataan; misalnya aku cinta padamu, jauh di mata dekat di hati, dan lain-lain.

Tulisan, telegram, faksimile: misalnya melalui sms ataupun surat. Bentuk gerakan: misalnya, bersalaman, pelukan, ciuman, dan rangkulan. Bentuk media: misalnya melalui setangkai bunga, kado, souvenir. BENTUK KASIH SAYANG DAN KARYA CIPTA 1. Kasih Sayang Orangtua dan Anak Kasih sayang orangtua terhadap anak dimulai sejak anak dilahirkan. Hubungan kasih sayang Ibu dengan anak, sejak bayi anak sudah merasakan kasih sayang ibu melalui sentuhan tangan, pelukan, dan elusan Ibunya. Dengan mengasuh anak, ibu telah menanamkan pendidikan di dalam diri anaknya. Apabila anak diberi kasih sayang berlebihan atau dimanjakan, bukanlah kasih sayang uang berkembang dihati melainkan kebencian dan keputusasaan. Suatu karya cipta yang menggambarkan ketidakberhasilan orangtua mengasuh dan mendidik anak karena terlalu dimanjakan adalah novel yang berjudul Salah Asuhan karya Abdul Muis. 2. Kasih Sayang Pria dan Wanita Dalam kasih sayang pria dan wanita, kedua belah pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, dan keterbukaan, sehingga keduannya sebagai suami isteri merupakan kesatuan utuh. Tidak jarang terdengar dalam masyarakat, atau membaca atau menonton karya-karya budaya yang melukiskan kekeringan atau kegersangan cinta dalam hidup seseorang. Novel yang berjudul cintaku di kampus biru karya Ashadi Siregar merupakan salah satu contoh karya cipta mengenai kasih sayang pria dan wanita. 3. Kasih Sayang Sesama Manusia Kasih sayang sesama manusia dilandasi oleh rasa belas kasihan. Dalam kasih sayang yang berlandaskan belas kasihan tidak dikenal unsur pamrih, tetapi karena keikhlasan semata-mata, sifat ingin menolong sesama dan belas kasihan ini adalah sifat orang-orang berakhlak mulia atau berbudi luhur. Sehubungan dengan kasih sayang sesama manusia, TVRI Jakarta pernah menayangkan film cerita akhir pecan yang berjudul secercah wajah sejuta rasa yang mengisahkan seorang anak gadis gelandangan menyembuhkan penyakit seorang nenek yang kaya raya. 4. Kasih Sayang Manusia Kepada Lingkungan Kasih sayang manusia kepada alam lingkungan didasari oleh perasaan senang, suka, dan sayang terhadap alam lingkungan. Dalam pengertian alam lingkungan yang dimaksudkan tarcakup kehidupan tumbuh-tumbuhan, kehidupan hewan, dan benda tidak bernyawa serta suasana perpaduan ketiganya. Kasih sayang kepada alam lingkungan merupaka faktor pembangkit daya kreativitas untuk mencipta. Baik berupa karya teknik, misalkan tata kota yang rapi, ataupun karya cipta bidang seni, misalnya lagu burung nuri, nyiur melambai, dan lain-lain. 5. Kasih sayang Manusia Dengan Tuhannya Sebagai makhluk yang paling sempurna, sudah sewajarnya manusia bersyukur atas kejadiannya dan merasa takut kepada Tuhan sehingga wajib mengabdi, menyembah, dan memuji Tuhannya. Kasih sayang kepada Tuhan menurut ajaran agama ialah takwa dan mengabdi kepada Tuhan. Takwa artinya menuruti segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kasih sayang kepada Tuhan dapat diungkapkan juga melalui karya cipta bidang seni suara, seperti nyayian Tuhan oleh Bimbo ataupun karya cipta bidang seni film seperti film yang berjudul Rahasia Perkawinan. TANGGUNG JAWAB DAN ALASANNYA 1. Konsep Tanggung jawab Kosep tanggung jawab muncul berkenaan dengan pemenuhan kewajiban. Ada dua hal mengenai pemenuhan kewajiban, yaitu pemenuhan kewajiban secara wajar atau seharusnya sesuai dengan norma kehidupan, disebut tanggung jawab positif yang bersifat ideal dan sempurna. Kedua pemenuhan kewajiban tidak wajar atau tidak sesuai dengan norma kehidupan, disebut tanggung jawab negatif yang tidak sempurna atau lajimnya tidak bertanggung jawab. a. Perjanjian sumber kewajiban dan hak Hubungan yang menimbulkan kewajiban dan hak dapat terjadi karena perjanjian antara manusia dan manusia dalam hal memenuhi kebutuhan hidup, misalnya perjanjian jual beli (kebutuhan ekonomi) maupun perjanjian perkawinan (kebutuhan biologis). Apabila kedua belah pihak telah memenuhi kewajiban sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian, kedua pihak itu disebut bertanggung jawab sesuai dengan norma kehidupan. Dalam hubungan ini, tanggung jawab artinya memenuhi segala kewajiban, memikul segala beban, ataupun menanggung segala akibat, baik yang timbul dari perbuatan sendiri maupun perbuatan orang lain sesuai dengan norma kehidupan. b. Moralitas sumber kewajiban dan hak Hubungan yang menimbulkan kewajiban dan hak dapat terjadi karena moralitas manusia (human morality) kepada alam lingkungan. Moralitas manusia bersumber unsur rasa dalam diri manusia yang dibenarkan atau diterima oleh akal sehat. Apabila manusia memenuhi kewajibannya kepada alam lingkungan sesuai dengan moralitasnya, manusia dikatakan bertanggung jawab sesuai dengan norma kehidupan manusia. Norma kehidupan yang dimaksud adalah norma moral atau perilaku etnis manusia berbudaya (beradab) yang diterima akal sehat. c. Ciptaan Tuhan sumber kewajiban dan hak Hubungan yang menimbulkan kewajiban dan hak dapat terjadi karena ciptaan Tuhan. Apabila manusia telah memenuhi kewajibannya kepada Tuhan sesuai dengan norma ciptaan Tuhan, manusia disebut bertanggung jawab sesuai dengan norma kehidupan beragama. Dalam hubungan ini, tanggung jawab artinya kesadaran mengabdi, menyembah, dan memuja kepada Tuhan sesuai dengan norma kehidupan beragama. 1. Kesadaran Bertanggung Jawab Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya bagi diri sendiri dan bagi kepentingan pihak lain, atau bagi alam lingkungan. Serta bagi Tuhan. Timbulnya kesadaran bertanggung jawab karean manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam dalam lingkungan alam. Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia berbudaya (beradab) bahwa setiap manusia pasti dibebani tanggung jawab. KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB 1. Kebutuhan dan Kewajiban Setiap manusia di muka bumi mempunyai berbagai kebutuhan, yaitu kebutuhan ekonomi untuk bertahan hidup, kebutuhan biologis, kebutuhan pendidikan, kebutuhan hiburan/rekreasi, dan kebutuhan pekerjaan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan perjuangan, yaitu usaha memenuhi kebutuhan dengan kerja keras. Karena manusia mempunyai ketebatasan, tidak mungkin usahanya itu akan berhasil atau maksimal tanpa bantuan pihak lain, tanpa bergantung dengan alam lingkungan, dan tanpa karunia Tuhan. Dalam hal ini manusia dihadapkan pada tanggungjawab dan kewajiban. 2. Tipe Tanggung Jawab Atas dasar hubungan dengan pihak lain, atau alam lingkungan, atau Tuhan, dapat dikenal atau diinventarisasi beberapa tipe tanggung jawab, yaitu: Tanggung jawab kepada diri sendiri Tanggung jawab kepada keluarga Tanggung jawab kepada sesama manusia Tanggung jawab kepada alam lingkungan Tanggung jawab kepada Tuhan. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN 1. Perbuatan Mulia Tanpa Pamrih Tanggung jawab dapat juga diwujudkan melalui pengabdian dan pengorbanan, baik kepada sesama manusia maupun alam lingkunag dan Tuhan Sang Pencipta. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan mulia lambing kasih sayang, kesetiaan, dan kehormatan yang dilakukan bukan mengharapkan imbalan, melainkan kerelaan dan keikhlasan semata-mata. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi penggorbanan belum tentu menuntut pengabdian. Misalnya, seorang penyuluh lingkungan mengabdikan dirinya bekerja di daerah terpencil. 2. Pengabdian dan Pengorbanan Wujud Tanggung Jawab Kesediaan seorang guru Sekolah Dasar ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi adalah pengabdian yang menuntut juga pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena dia mengajar tanpa menerima gaji dari pemerintah, dia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakatnya/bangsanya. Dalam kehidupan keluarga, pengabdian dan pengorbanan justru lebih diutamakan karena menjadi lambang kasih sayang, kesetiaan, dan penghormatan. Dalam pengabdian selalu disertai pengorbanan dan ini adalah wujud tanggung jawab kepada sesama anggota keluarga . ADIL DAN RASA KEADILAN 1. Konsep Adil dan Rasa Keadilan Adil adalah sifat perbuatan manusia. Menurut arti katanya, adil artinya tidak sewenang-wenang kepada diri sendiri maupun orang lain. Tidak sewenang-wenang dapat berupa keadaan:

Perlakuan pada diri sendiri sama dengan perlakuan terhadap orang lain. Keadilan yang bersumber dari unsur rasa dalam diri manusia disebut rasa keadilan. Rasa keadilan mendorong manusia untuk berbuat baik (rasa), berbuat benar (akal), berbuat jujur (karsa), dan bermanfaat. 1. Perlakuan Adil dan Tidak Adil a. Perlakuan adil Setiap manusia dapat melihat perlakuan adil itu dari sudut pandang masing-masing, sehingga tanggapannya mungkin sama dan mungkin juga berbeda. Kemungkinan ketidaksamaan itu terletak pada nilai bobot kualitas perlakuannya. Pelakuan itu dikatakan adil apabila sekelompok manusia menyepakati criteria atau ukuran yang sama untuk perlakuan adil. Perlakuan adil itu ada apabila dihubungkan dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) yang harus hidup bermasyarakat. b. Perlakuan tidak adil Apabila perbuatan manusia tidak didasari rasa keadilan, yang akan terjadi adalah perlakuan tidak adil. Perlakuan tidak adil adalah perlakuan sewenang-wenang. Akibat perlakuan sewenangwenang adalah penderitaan dan ketidakpastian, kehidupan menjadi tidak menentu, tidak tenteram dan gelisah, bahkan mungkin kematian. KEADILAN MANUSIA DAN KEADILAN TUHAN 1. Pengakuan kepada Perlakuan Adil

Sama (seimbang), nilai bobot yang tidak berbeda. Wajar, seperti apa adanya.

Tidak berat sebelah, perlakuan yang sama , tidak pilih kasih. Patut/layak, dapat diterima karena sesuai, harmonis, dan proporsional.

Sebagai makhluk budaya, dalam diri manusia selalu terdapat 3 unsur budaya, yaitu: cipta, karsa, dan rasa. Atas dasar ini setiap manusia mempunyai rasa keadilan yang bersifat kodrati di dalam dirinya. Setiap orang akan berlaku adil dan memperoleh perlakuan adil dalam hidupnya. Karena rasa keadilan bersifat kodrati dan asasi, maka perlakuan adil diakui walaupun ada yang secra terbatas maupun secara universal. 2. Keadilan Manusia Keadilan manusia terjadi dalam hubungan antara sesama manusia, keadilan manusia bersifat relatif. Keadilan tersebut dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu: a. keadilan koordinatif Keadilan koordinatif terjadi dalam hubungan antara sesama anggota masyarakat (anggota kelompok). Menurut prof. Djojodigoeno (1958), hubungan koordinatif dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu hubungan pamrih (gesellschaft) dan hubungan paguyuban (gemeinschaft). Dalam hubungan pamrih, setiap pihak dibebani kewajiban dan diberi hak yang seimbang, dan harus saling memenuhi kewajiban untuk memeroleh haknya. Dalam hubungan paguyuban, salah satu pihak dibebani kewajiban pengabdian tanpa imbalan material. Perwujudan hubungan paguyuban antara lain ialah: Lembaga Palang Merah yang mengabdi pada bantuan korban perang. b. keadilan subordinatif Keadilan subordinatif terjadi dalam hubungan rakyat dengan penguasa atau warga negara dengan pemerintah atau anggota kelompok dengan pemimpin. Prof. Notonegoro menyebut keadilan subordinatif dengan istilah keadilan komutatif. Dalam keadilan komutatif, yang menjadi dasar adalah ketaatan atau kepatuhan rakyat atau warga negara kepada penguasa atau pemimpin. Contoh keadilan subordinatif adalah pegawai negeri yang telah mengabdi kepada negara selama berpuluh-puluh tahunsetelah purnabakti diberi hak pensiun. a. Keadilan superordinatif Keadilan subordinatif terjadi dalam hubungan rakyat dengan penguasa atau warga negara dengan pemerintah atau anggota kelompok dengan pemimpin. Dalam hubungan superordinatif, inisiatif pelaksanaan memenuhi kebutuhan rakyat dimulai dari penguasa kepada rakyat. Pemenuhan kebutuhan rakyat oleh penguasa merupakan realisasi janji penguasa kepada rakyat ketika akan diangkat menjadi penguasa atau pemimpin rakyat. 1. Keadilan Tuhan Kadilan Tuhan terjadi dalam hubungan manusia dengan Tuhan. Keadilan Tuhan bersifat mutlak. Karena manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan, sudah adil apabila manusia mengabdi kepada Tuhan. Prof. Dr. Harun Nasution menyatakan bahwa keadilan adalah ajaran yang paling penting dalam agama. Keadilan di sini adalah keadilan kehendak atau kekuasaan Tuhan. Apabila orang berbuat baik atau berbuat jahat menurut kehendaknya sendiri, sudah adil jika Tuhan memasukkan dirinya ke dalam Syurga atau Neraka. Tuhan bebas menggunakan kekuasaan-Nya itu. 2. Usaha Menciptakan Keadilan Tidak puas dalam diri manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bisa dikatakan cenderung bersifat materialistis. Manusia materialistis yang berlebihan dapat bersifat: Tamak, serakah, tidak jujur. Mencari keuntungan sebesar-besarnya Lebih mementingkan duniawi daripada akhirat Perbuatan tidak adil atau cenderung tidak adil Beberapa usaha dapat ditempuh untuk menciptakan keadilan, diantaranya: a. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Mengenal seni karya dan seni. d. Menganut pola hiudp sederhana. e. Banyak memperoleh informasi mengenai kehidupan manusia yang memperjuangkan keadilan untuk menumbuhkan sikap dan usaha memperjuangkan keadilan. f. Pemulihan bagi yang terkena ketidakadilan. KEGELISANHAN DAN GEJALA 1. Konsep Kegelisahan Menurut arti katanya, gelisah adalah perasaan tidak tenteram; perasaan tidak senang; perasaan tidak sabar lagi; perasaan cemas dan khawatir. Sedangkan kata kegelisahan menyatakan suatu keadaaan, artinya: keadaan perasaan tidak aman; keadaan perasaan tidak tenang; dst. Oleh karena itu, gelisah dan kegelisahan adalah gejala universal, bersifat kejiwaan, yang ada pada manusia mana pun. Berbagai faktor penyebab kegelisahan ialah: Ketidakpastian, yang bersumber pada keadaan tertentu. Ketidakpastian, yang bersumber pada perbuatan oranglain. Keterasingan, yang bersumber pada sikap diri sendiri. Kesepian, yang bersumber pada perbuatan sendiri. 1. Kegelisahan, Pengaruhnya, dan Harapan Kegelisahan yang terjadi pada seseorang akan berpengaruh pada secara psikologis, tidak hanya pada kehidupan pribadinya, tetapi juga pada kehidupan oranglain. Kegelisahan selalu mengaraj pada suasana negatif atau ketidakseimbangan, tetapi mempunyai harapan. Kegelisahan jug dapat mengarah pada suasana positif atau optimis kerna masih ada harapan bebas dari kegelisahan yang mendorong manusia mencari kesempurnaan dan mendorong menjadi kreatif dan produktif. FAKTOR PENYEBAB KEGELISAHAN 1. Ketidakpastian Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti, artinya tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, dan tanpa asal usul yang jelas. Sehingga ketidakpastian adalah keadaan yang tidak pasti, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal usul yang jelas. Keadaan seperti ini lebih kuat tertuju pada status, nama baik, dan martabat seseorang, yang menyentuh nilai kemanusiaannya, sehingga dirasakan akan merugikan haknya. Oleh karena itulah orang yang merasakan ketidakpastian mengalami kegelisahan. Ketidakpastian juga memberi harapan kepada orang yang mengalaminya karena dengan ketidakpastian itu dia berusaha mencari kesempurnaan supaya bebas dari kegelisahan. 2. Keterasingan Keterasingan artinya keadaan yang membuat tersisih, terpisah, dan terpencil dari pergaulan masyarakat baik-baik. Keterasingan dapat terjadi karena: Perilaku yang tidak dapat diterima atau dibenarkan oleh masyarakat Kekurangan yang ada pada diri sendiri Perbuatan orang lain yang bersifat diskriminatif 1. Kesepian Kesepian artinya keadaan sunyi, keadaan tidak ada seorangpun, keadaan tidak didampingi orang, keadaan yidak punya apa-apa. Kesepian yang dimaksud di sini adalah kesepian dalam arti psikologis yang dalam yang sangat berpengaruh pada jalan kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia, kesepian juga dapat membuat manusia tenang dan betah tinggal di rumah sendiri. Ketenangan di rumah sendiri bebas dari hiruk pikuk manusia dapat mendorong manusia menjadi kreatif mencipta dan berkarya. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN 1. Konsep Penderitaan Penderitaan adalah ungkapan perasaan sakit yang dialami manusia dalam kehidupan. Penderitaan menurut asal katanya artinya menanggung perasaan tidak enak, perasaan tidak menyenangkan, perasaan sakit. Penderitaan dapat mengenai fisik, mengenai mental, ataupun kedua-duanya. Penderitaan fisik adalah penderitaan yang dialami badan seseorang, misalnya penyiksaan, muntaber, korban gempa, ataupun siksaan Tuhan. Penderitaan mental adalah penderitaan yang dialami oleh jiwa seseorang, misalnya stres berat, goncang mental, dan sakit jiwa. Penderitaan fisik dan mental kedua-duanya harus bersifat unik, yaitu menyentuh nilai-nilai kemanusian yang menentukan perjalanan hidup seseorang. Contohnya pengaruh penderitaan mental, badannya menjadi kurus; pengaruh penderitaan fisik, daya pikirnya merosot dan tidak punya inisiatif. 2. Perjuangan Mengatasi Penderitaan Manusia adalah makhluk budaya, dengan budayanya itu manusia dapat berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Pembebasan dari penderitaan pada hakikatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya dalah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam masyarakat dan alam lingkungan dengan waspada dan dosertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. PENYEBAB PENDERITAAN 1. Perbuatan Buruk Manusia Perbuatan buruk kepada orang lain Perbuatan buruk manusia merupakan salah satu penyebab manusia lain menderita. Salah satu contoh perbuatan buruk majikan yang memperkosa. Menyekap, dan menyiksa pembantu rumah tangganya. Perbuatan buruk kepada alam lingkungan Perbuatan ini biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran manusia akan pentingnya lingkungan. Salah satu contoh ialah bencana banjir dan tanah longsor akibat dari penebangan hutan secara liar. 1. Perkawinan, Perceraian, Kematian Kawin paksa Kawin paksa yang masih terjadi di masyarakat merupakan satu di antara penyebab terjadinya penderitaan. Kawin paksa tidak pernah didasari rasa kasih sayang, kecuali kebencian, karena itu sifatnya rapuh dan tidak menggairahkan hidup. Perceraian Perceraian suami isteri dapat mengakibatkan penderitaan anak. Bagaimanapun juga perkembangan anak memerlukan asuhan dan bimbingan orangtua sejak dia lahir. Kematian Kehilangan buah hati curahan kasih sayang juga menjadi sumber penderitaan manusia. Kematian anak yang disayangi ataupun kematian kekasih yang tercinta merupakan contoh yang banyak terjadi dalam masyarakat yang menyentuh nilai-nilai kemanusian. 1. Penyakit, Siksaan, Azab Tuhan Penderitaan yang dialami manusia dapat juga disebabkan oleh penyakit, siksaan, dan azab Tuhan. Namun, kesabaran, tawakal, dan optimisme merupakan beberapa upaya manusia mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan manusia yang dapat dipetik hikmahnya dengan menghayati makna dan akibat yang ditimbulkanya. Dengan demikian, diharapkan tumbuh kesadaran dalam diri manusia untuk memelihara nilai-nilai kemanusiaan dan menjadikannya pedoman hidup.

PENGARUH PENDERITAAN 1. Pengaruh Negatif Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbula dapat berupa sikap negatif, misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, sikap putus asa, atau mungkin bunuh diri. Sikap ini niasanya diungkapkan dalam berbagai peribahasa, antara lain: Nasi sudah menjadi bubur. Bagai kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau. Kehidupan adalah penderitaan berkepanjangan. Sebagai kelanjutan dari sikap negatif dapat timbul sikap anti, yang bersifat reaktif dan perlawanan, misalnya: Anti kawin, Anti peperangan, Anti lawan jenis 2. Pengaruh Positif Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif dalam dirinya. Sikap positif tersebut adalah sikap optimis mengatasi pemderitaan hidup, bahwa hidup bukan hanya rangkaian penderitaan melainkan juga perjuangan membebaskan diri dari penderitaan. 3. Penilaian Masyarakat Apabila sikap negatif dan sikap positif dari penderitaan dikomunikasikan kepada masyarakat, masyarakat akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan atau kesediaan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Berdasarkan hasil pengkajian terhadap beberapa kasus penderitaan manusia, berikut ini adalah sikap kemanusiaan yang berguna untuk memperdalam dan memperluas persepsi terhadap masalahmasalah kemanusiaan: Perlakuan yang sama kepada anak kandung dan anak tiri. Penyesalan, kecewa, putus asa, dan optimis. Selain sikap kemanusiaan, dapat pula diinventarisasi berbagai nilai kemanusiaan. Dalam kehidupan masyarakat, nilai-nilai kemanusiaan itu antara lain:

Penghargaan kepada sesama.

Keseimbangan status, fungsi, serta peran suami dan isteri dalam keluarga.

Harga diri, nama baik, martabat, kehormatan, dan perlindungan diri. Perlakuan yang sama, perjuangan, dan kebebasan.

Status, fungsi, dan peran dalam keluarga serta masyarakat. Memberi pendidikan

HARAPAN DAN KEBUTUHAN 1. Konsep Harapan Menurut arti katanya, harapan adalah keinginan supaya sesuatu itu menjadi kenyataan atau tercapai. Kata keinginan merujuk pada cita-cita manusia yang realistis agar sesuatu itu menjadi kenyataan. Kata sesuatu merujuk pada kebutuhan hidup yang terdiri dari kebutuhan ekonomi, biologis, dan rohani. Dalam konsep harapan dapat diinventarisasi bebrapa unsur, yaitu: a. Keinginan, yaitu cita-cita manusia yang realisitis. b. Kebutuhan hidup, yaitu segala keperluan manusia untuk bertahan hidup. c. Dapat menjadi kenyataan, yaitu mungkin terkabul, tercapai, atau terpenuhi atas karuni Tuhan. d. Usaha, yaitu kegiatan mewujudkan kebutuhan hidup. e. Kemampuan, yaitu kesanggupan fisik dan intelektual. 1. Keinginan dan Kebutuhan Keinginan dapat dibedakan menjadi 3 jenis secara berurutan, yaitu: a. Angan-angan Angan-angan adalah suatu keinginan yang tak mungkin tercapai karena tidak didukung oleh usaha atau kemampuan. Manfaatnya ialah sebagai ajang latihan untuk berfikir kreatif dan juga dapat menimbulkan kepuasan bathin bagi orang dewasa. b. Cita-cita Cita-cita adalah suatu keinginan yang masih dalam pikiran, mungkin tercapai dengan usaha karena didukung oleh kemampuan. Cita-cita merupakan keinginan realistis berdasarkan pertimbangan akal sehat berbasis kemampuan intelektual, syaratnya bergantung pada realisasi usaha. c. Harapan Harapan adalah suatu keinginan yang mungkin tercapai dengan usaha yang sudah dimulai (sudah dirintis) karena didukung oelh kemampuan. Pada harapan, keinginan menjadi kenyataan hampir dapay dipastikan, tinggal finishing touch pada kekuasaan Tuhan. PERCAYA DIRI MENGATASI KESULITAN 1. Percaya Diri Karena memiliki kemampuan (fisik maupun intelektual), manusia percaya bahwa usaha akan berhasil. Percaya pada kemampuan diri sendiri disebut percaya diri (self reliance). Namun, percaya diri sifatnya tidak mutlak karena masih ada lagi kekuatan di atas manusia yaitu Tuhan. Kekuasaan Tuhan merupakan control diri agar manusia tidak takabur. Kemampuan dan percaya diri mendorong manusia kreatif dan penuh inisatif, daya imajinasinya tinggi. Sikap percaya diri menebalkan iman kepada Tuhan, apalagi jika harapan itu terkabul, berhasil atau menjadi kenyataan. 2. Gairah mengatasi kesulitan Untuk mencapai keberhasilan, maka semua kesulitan dan hambatan dalam mencapainya harus diatasi dengan meningkatkan kemampuan. Cara meningkatkan kemampuan itu antara lain: a. Berusaha keras meningkatkan pendidikan dan pelatihan. b. Penigkatan pengalaman. Banyak berkomunikasi, bekerja sama, dan ikut serta denga orang yang sudah berhasil. d. Banyak memeproleh informasi tentang keberhasilan. e. Banyak mengamti gejala kehidupan manusia dalam segi kebutuhan, segi pasar, segi usaha, atau segi kebrhasilan. KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN 1. Konsep Keberhasilan Keberhasilan adalah pencapaian hasil usaha seseorang berdasarkan kemapuan yang dimilikinya. Keberhasilan dan kegagalan merupakan dua sisi produk usaha manusia. Keberhasilan yang hanya dinikmati sendiri disebut keberhasilan individu. Keberhasilan yang mampu menyejahterakan masyarakat luas disebut keberhasilan masyarakat. 2. Faktor Pendukung Keberhasilan Faktor-faktor pendukung keberhasilan usaha atau pembangunan adalah: Kemauan kerja keras, jujur, displin, dan idealisme. Keahlian dan professional dibidangnya. Fasilitas yang tersedia. Perencanaan yang baik dan sempurna. Tujuan sebagai ukuran keberhasilan. Keberhasilan ada 2 kemungkinan, yaitu keberhasilan nyata dan keberhasilan semu. Keberhasilan nyata adalah keberhasilan yang memenuhi criteria: Menyejahterakan individu dan masyarakat luas, Menciptakan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian dengan alam lingkungan, Berdasarkan fakta, bukan hanya angka statistik. 1. Dampak Keberhasilan Dampak postif dari sebuah keberhasilan antara lain: a. Pemantapan percaya diri karena ada kemampuan. b. Mempertebal iman kepada tuhan Yang Maha Esa. c. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia. d. Pengembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi. e. Kemakmura dan keadilan masyarakat

c.

Dampak negatif dari sebuah keberhasilan antara lain: a. Takabur karena merasa mampu mengatasi masalah sendiri. b. Individualisme karena merasa tidak perlu bantuan oranglain. c. Sombong karena menganggap dirinya super.

1. Kegagalan dan Dampaknya Kegagalan adalah usaha yang tidak mencapai tujuan yang ditetapkan. Ada dua jenis kegagalan, yaitu: kegagalan total adalah usaha yang tidak mencapai tujuan atau tidak memperoleh hasil sama sekali. Dan kegagalan semu adalah usaha yang dihasilkan tidak seimbang dengan hasil yang diperoleh atau mencapai tujuan, tetapi tidak sesuai dengan harapan. Dampak positif kegagalan adalah hikmah yang dapat diambil berupa pelajaran dan pengalaman menghadapi masa depan, yaitu berupa: (a) dasar untuk mengoreksi diri/kemampuan yang dimiliki, (b) peringatan bahwa masih ada kekuasaan di atas manusia, (c) dasar untuk membangkitkan kreatifitas mengatasi kegagalan, (d) pendorong perjuangan masa depan. Dampak negatif dari sebuah kegagalan antara lain: (a) frustasi atau putus asa karena tidak sanggup menghadapi kenyataan hidup, (b) merasa rendah diri, malu, ataupun terasing karena kurang kemampuan, (c) memperlemah iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, (d) yang paling tragis adalah murtad atau bunuh diri.

You might also like