You are on page 1of 12

PROMOSI PENYAKIT KUSTA Pada tahun 2006 terdeteksi 4,171 penderita kusta yang terdaftar di Jawa Tengah, dari

241 penderita kusta yang telah membelot kondisi fisik, 163 anak usia pasien, 1.989 pasien yang telah sembuh. Pengetahuan kurangnya seperti penyakit dengan penderita kusta membawa pada persepsi negatif timbul bahwa adalah stigma penyakit kusta. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan faktor pasien kusta latar belakang anak tentang stigma penyakit kusta. reasearch tersebut telah dilakukan dalam metode kualitatif deskriptif yang menggunakan studi kasus responden program.The adalah chosed propotion dari penderita kusta yang sedang dalam perawatan medis di Rumah Sakit Tugurejo dengan jumlah 8 pasien. Pengumpulan data dilakukan wawancara mendalam-, selanjutnya data dianalisis dengan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita kusta memiliki persepsi bahwa kusta adalah penyakit menular pada semua orang, terutama bagi mereka yang tidak memiliki perilaku hidup bersih dan sehat dan banyak dari responden tidak tahu bagaimana penyebaran penyakit kusta. Pasien Kusta telah persception bahwa penyakit kusta adalah penyakit berbahaya dan serius yang dapat menyebabkan kematian dan cacat fisik sepanjang hidup. Para penderita kusta memiliki persepsi bahwa perilaku postive merujuk untuk memeriksa rutin, perawatan sering diri dan mau berinteraksi dengan lingkungan mereka. Para penderita kusta mempunyai persepsi bahwa perilaku negatif lihat tidak untuk mendapatkan pembibitan karena ashame, isolasi diri dan putus asa. Semua responden memiliki persepsi yang sama bahwa lingkungan dan teman-teman mereka tidak tahu bahwa responden yang memiliki penyakit kusta sehingga mereka memiliki persepsi perilaku introvert, menutupi cacat mereka adalah tindakan untuk mengurangi stigma. Saran: "Puskesmas" untuk memberikan promosi kesehatan penyakit kusta yang memungkinkan untuk membentuk pemahaman yang benar dan positif serta melakukan pengobatan secara rutin. Untuk Rumah Sakit Tugurejo dalam rangka mengoptimalkan Pelayanan Rehabilitasi Medis, Kebutuhan untuk keberadaan kelompok pasien kusta melalui program kegiatan tersebut untuk meningkatkan motivasi dan upaya mencegah cacat fisik. Kebutuhan untuk penderita kusta dan evaluasi keluarga dan program pemantauan untuk mendapatkan pengobatan berturut-turut, melakukan perawatan diri dan melaksanakan pada memiliki perilaku hidup bersih dan sehat.

Di Jawa Tengah pada tahun 2006 ditemukan 4.171 orang penderita kusta terdaftar, penderita yang sudah dalam keadaan cacat berjumlah 241, penderita usia anak 163 dan penderita yang sedang diobati 1.989 orang. Kurangnya pengetahuan penderita kusta tentang penyakit ini menyebabkan timbulnya persepsi negatif yaitu stigma tentang penyakit kusta. Tujuan penelitian untuk mendiskripsikan faktorfaktor yang melatar belakangi persepsi penderita kusta terhadap stigma penyakit kusta. Penelitian ini dilakukan dengan metode diskriptif kualitatif yang menggunakan rancangan studi kasus. Responden dipilih secara porposif terdiri dari penderita kusta yang berobat ke RSUD Tugurejo sebanyak 8 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, selanjutnya data di analisis dengan content analysis (diskripsi isi). Hasil penelitian menunjukkan, Penderita kusta berpersepsi bahwa, penyakit kusta merupakan penyakit menular, dapat menimpa semua orang, terutama orang yang tidak melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan sebagian besar resonden tidak mengetahui cara penularan penyakit kusta. Penderita kusta berpersepsi bahwa, penyakit kusta merupakan penyakit yang berbahaya dan serius, bisa menimbulkan kematian atau kecacatan seumur hidupnya. Penderita kusta berpersepsi, berperilaku positip ditunjukkan dengan berobat secara rutin, melakukan perawatan diri dengan rajin

dan mau berinteraksi dengan lingkungan. Penderita kusta berpersepsi, berperilaku negatip yaitu tidak mau berobat karena malu, mengucilkan/mengisolasikan diri dan putus asa. Semua responden berpersepsi bahwa masyarakat disekitar tempat tinggal dan teman-temannya tidak mengetahui bahwa responden menderita kusta dan responden berpersepsi sikap membatasi diri, menutupi kekurangannya/kecacatannya merupakan tindakan untuk mengurangi stigma. Disarankan bagi Puskesmas untuk memberikan promosi kesehatan penyakit kusta yang mampu membentuk pengertian yang benar dan positip serta untuk melaksanakan pengobatan secara rutin. Bagi RSUD Tugurejo, agar mengoptimalkan pelayanan Rehabilitasi Medik, Perlu adanya suatu kelompok penderita kusta dengan program kegiatan untuk meningkatkan motivasi dan upaya pencegahan kecacatan. Perlunya program monitoring dan evaluasi bagi pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari penyakit kusta. Bagi Penderita Kusta dan Keluarga agar berobat secara teratur, melakukan perawatan diri dan melaksanakan PHBS.

Penyakit kusta
Senin, 11 April 2011
Perawatan Kesehatan Komunitas

Perawatan Kesehatan Komunitas


Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi setiappenduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan amsyarakat yang optimal. Dengandemikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasionalkhususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang eratkaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satumodal dasar pembangunan nasional.Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia, makadirencanakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi yang ada padamasyarakat sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajatkesehatannya secara mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.Keperawatan komunitas belum menjadi suatu trend dikalangan masyarakat secara merata.Sementara ini orang masih mengenal Posyandu, Puskesmas atau Rumah Sakit manakalamenjumpai masalah kesehatan aktual atau emergency. Masyarakat mungkin sering lupa ataukurang terbisa berfikir dan berperilaku yang dapat meningkatkan derajat kesehatan ataupencegahan penyakit. Belum lagi adanya pemikiran bahwa status kesehatan komunitas adalahsemata-mata menjadi tanggung jawab petugas kesehatan dan bukan bagian dari kinerjakehidupan masyarakat pada umumnya.Keperawatan komunitas memprioritaskan pada upaya untuk meningkatkan kesehatan (promotif dan preventif) dengan tidak mengabaikan usahausaha kuratif dan rehabilitatif hal ini sesuaidengan motto : lebih baik mencegah dari pada mengobati. Keperawatan Komunitas jugaberguna untuk mengingatkan dan membawa masyarakat untuk mengantisipasi masalahkesehatannya sendiri, menggali potensi dan

menggunakan

sumber

daya

manisia

yang

ada

dimasyarakat.

A. Perawatan Kesehatan Komunitas Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan khusus dibidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan erorganisasiditerapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan laindan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya

perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompokkelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatankesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanankeperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadapkeluarga, kelompok dan masyarakat.Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yangmelibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkanasumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation (ANA, 1980)didasarkan pada asumsi: 1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks 2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanankesehatan 3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan danpenelitian melandasi praktek. 4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perludikembangkan di tatanan kesehatan utama.Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsiasumsi dasar mengenaiperawatan kesehatan masyarakat, yaitu: 1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan 2. Meerupakan bidang khusus keperawatan 3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (interaksi sosialdan peran serta masyarakat) 4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yangsehat maupun yang sakit. 5. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif danresosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif .6. Melibatkan partisipasi masyaraka 7. Bekerja secara team (bekerjasama) 8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah 10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan masyarakatsecara keseluruhan. Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan komunitas adalah: 1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang 2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas 3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalinkerjasama yang bai mengahambat 5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan 6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orangBerdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapatdkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas.Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yangmemberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakitdan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepadaparadigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungandan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawiyang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untukmeningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehatkhususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima olehsemua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif danrehabilitatif 5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secaraberkesinambungan 6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanankeperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung danmempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatanstatus kesehatan masyarakat 7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secaraberkesinambungan dan terus menerus 8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikutdalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan merekasendiri.B. Tujuan Perawatan Kesehatan KomunitasTujuan UmumMeningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatanyang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka

miliki.Tujuan KhususUntuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan msyarakatdalam hal: 1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi 2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah 3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan 4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi 5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan 6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanankesehatan/keperawatan 7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care). 8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan 9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkann angkakematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera 10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.C. Sasaran Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.IndividuI ndividu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalahkesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dansebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mentalmaupun sosial.Keluarga Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggotakeluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darahdan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi.Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan,maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang adadisekitarnya.Kelompok Khusu Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.Termasuk diantaranya adalah:1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan danpetumbuhannya, seperti:a. Ibu hamilb. Bayi baru lahirc. Balitad. Anal usia sekolahe. Usia lanjut2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan sertaasuhan keperawatan, diantaranya adalah:a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin lainnya.b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantungkoroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:a. Wanita tuna susilab. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkobac. Kelompok-kelompok pekerja tertentud. Dan lain-lain4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:a. Panti wredhab. Panti asuhanc. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)d. Penitipan balitaMasyarakatMasyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehinggamereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosialdengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompokindividu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan.Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baikpermasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan KomunitasRuang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan(promotif), pencegahan (preventif), pemelihar

pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baikindividu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya(resosialisasi).Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upayapreventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.Upaya Promotif Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok danmasyarakat dengan jalan memberikan:1) Penyuluhan kesehatan masyarakat2) Peningkatan gizi3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan5) Olahraga secara teratur6) Rekreasi7) Pendidikan seks Upaya Preventif Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadapkesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun kunjunganrumah3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di rumah4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusuiUpaya Kuratif Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggotaanggota keluarga, kelompokdan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan rumah sakit.3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.4) Perawatan payudara5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir Upaya Rehabilitatif Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakityang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah tulangmapun kelainan bawaan2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC,latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan olehperawat Upaya Resosialitatif Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus kedalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan olehmasyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, atau kelompokkelompokmasyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu,upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yangmempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yangmereka derita E. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan yang luasdan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapisecara umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut: 1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok khusus baikdi rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di perusahaan, di Posyandu,

diPolindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.hal yang pentingmenjadi perhatian perawat sehingga dapat memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga sebagai klenagar mengkomsumsi obat-obatan sampe tuntas,tujuannya sehingga perkmbagan peyakit ini dapat dihentikan dan penularan mata rante kumannya dapat di cega 2) Penyuluhan/pendidikan kliean.pendidikan pasien/klien di berikan utuk mlanjut kan terpi dan mencega progresi penyakit 3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi 4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi 5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut 6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat 7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan 8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatanmasyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan menggunakanproses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan . 9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti 10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait. 11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompokdan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan .F. Model Pendekatanpendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yangditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalahpendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang dituangkan dalam proseskeperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upayakesehatan dasar (PHC).Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapiindividu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat diatsi oleh perawat melaluiketerampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalammelaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan terhadapat keluargabinaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann keluarga berdasarkan atasseleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengancase approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendekatanyang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri denganmelibatkan partisipasi masyarakat disebut community approach. G. Metode mayoritas masyarakat menganggap bahwa penyakit kuasta /lepra penyakit kutukan (penyakit social)sehingga tdk sdikit pasien-pasien di kucilkan dlm masyarakat.disini perawat memiliki peran pendidik atau atvokator yag harus diberikakan kepada kluarga sebagaiklien maupun juga kpada masyarakat sekitar .dlm hal ini usaha-usa rehabilitas resosialisasi penting dikakukan

bperawat ;untuk itu penting dijelaskan kepada kluarga dan masyarakat bahwa etela satu minggu terapi pasien dianjurkan untuk kembali melkukan aktifitas social.Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang digunakanadalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan,melalui tahap-tahap sebagai berikut:PengkajianKegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalahkesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:1) Pengumpulan DataKegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu,keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasidengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi.Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemenpengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas,yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayatkesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dantransportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomidan rekreasi Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkahlangkah selanjutnya.2) Analisa DataAnalisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatuformat yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam danseberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosakeperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari:a. Masalah sehat sakitb. Karakteristik populasic. Karakteristik lingkungan3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/KesehatanKegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnosakeperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness.Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:a. Masalah yang ditetapkan dari data umumb. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatanMenetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangikarena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan denganmempertimbangkan:a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakatb. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempatc. Kemampuan dan sumber daya masyarakatd. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakatKriteria skala prioritas:a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakatterhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentuc. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguanterhadap kesehatan masyarakatd. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, srana yangtersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.PelaksanaanPada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga,kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatanyang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan

perawatankesehatan masyarakat adalah:1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalammengatasi masalah kesehatannya3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakatLevel pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:a. Pencegahan PrimerPencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan diaplikasikannya ke dalampopulasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.b. Pencegahan SekunderPencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambatproses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.c. Pencegahan TersierPencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil ataumenetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebihdari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkatberfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.Penilaian/EvaluasiEvaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perludievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai denganperencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalammelaksanakan penilaian, yaitu:1) Daya guna2) Hasil guna3) Kelayakan4) Kecukupan Fokus evaluasi adalah:1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan2) Perkembangan atau kemajuan proses3) Efisiensi biaya4) Efektifitas kerja5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu berapa?Perubahan ini akan berkembang sesuai tingkat peran masing-masing, apabila peran masyarakatdan perawat sama-sama naik maka maka status kesehatan akan meningkat. Begitu jugasebaliknya. Untuk memandirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnyaperan perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besardaripada perawat.H. Perawat komunitas dapat bekerja diberbagai tatanan:1. Klinik rawat jalan2. Kantor kesehatan3. Kesehatan kerja4. Sekolah5. Rumah6. Perkemahan7. Institusi pemeliharaan kesehatan8. Tempat pengungsianI. Perawat komunitas dapat bekerja sebagai :1. Perawat keluarga2. Perawat sekolah3. Perawat kesehatan kerja4. Perawat gerontologiPerawat keluargaKeperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakatyang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuanpelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya, 1978).Perawat keluarga adalah :Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan untukpraktek memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Praktekini mencakup pengambilan keputusan independen dan interdependen dan secara langsungbertanggung gugat terhadap keputusan klinis. Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi danmenggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan,kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi.Perawat kesehatan sekolahKeperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikanguna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakatsekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986)Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhikebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah.Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis

pelayanan kesehatan yangditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat,menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatansekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.Perawat kesehatan kerjaPerawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam memeliharakelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American Asociation of Occupational Health Nursing)Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhanunik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempakkonstruksi, universitas dan lain-lain.Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan,pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling, promosi kesehatan,administrasi management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas.Perawat gerontologiPerawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanankepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjutusia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal.Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utamapada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawattersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan,malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirianlanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkankecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan,konsultasi , penelitian dan administrasi.Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga dan masyarakat yang terkaitdengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusantindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapatmendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanankesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalahkeperawatan melalui proses keperawat...

Penyakit kusta
Penyakit kusta atau juga dikenali sebagai penyakit Hansen, merupakan penyakit berjangkit yang disebabkan oleh jangkitan Mycobacterium leprae. Nama penyakit Hansen datang daripada orang yang menjumpai Mycobacterium leprae, G. A. Hansen. Pengidap penyakit Hansen biasanya dipanggil pesakit kusta atau dalam bahasa Inggeris lepers, walaupun penggunaan istilah lepers semakin ditinggalkan kerana jumlah pesakit yang berkurangan dan sebagai mengelak stigma buruk yang dikaitkan dengan pesakit kusta.Kusta dahulunya tidak dapat diubati dan amat mencacatkan. Pesakit kusta akan disingkir dan dikurung di penempatan kusta. Pada masa kini, kusta mudah dirawat dengan menggunakan terapi pelbagai antibiotik. Cabaran utama bagi usaha menghapuskan penyakit kusta adalah untuk sampai kepada penduduk yang masih belum menerima perkhidmatan terapi pelbagai dadah, memperbaiki pengesanan penyakit, dan membekalkan pesakit dengan perkhidmatan berkualiti tinggi dan dadah yang murah.Selain manusia, haiwan lain yang diketahui mengidap kusta adalah armadilo.dignosis ditntukan

berdsarkn penampilan lesi dan dengan menentukan acid fast bacillus pada asupan kulit.umumnya terapi yang dijalankan oleh penderita adalah dalam jangka waktu yang panjang.

Isi kandungan
y y y y y y

1 Sejarah 2 Ciri-ciri klinikal 3 Insiden 4 Kumpulan Berisiko 5 Perlindungan 6 Pautan luar

Sejarah
Penyakit kusta telah dikenali sebagai masalah semenjak permulaan sejarah bertulis. Pesakit kusta sering tinggal dipinggir masyarakat, dan penyakit sering dipercayai disebabkan oleh sumpuhan tuhan (atau shaitan) atau hukuman. Kitab Injil mengandungi banyak rujukan kepada "pesakit kusta", yang tidak semestinya berkaitan dengan penyakit Hansen. Perkataan ini telah digunakan bagi merangkumi pelbagai masalah kulit yang berlainan etiologi dan keparahan ( severity ).Di bawah hukum Yahudi silam, rabai menggunakan kuarantin untuk menghalang Penyakit ini disebabkan oleh basilus yang membiak amat perlahan dan kebanyakkannya menjejaskan kulit, saraf, dan membran mukus. Organisma ini tidak pernah dibiakkan dalam media bakteriologi atau kultur sel, tetapu telah dibiakkan dalam tapak kaki tikus. Ia berkait dengan M. tuberculosis, basilus yang menyebabkan batuk kering.Kaedah penularan kusta kekal tidak jelas. Kebanyakan penyiasat merasakan bahawa M. leprae disebarkan dari seseorang ke seseorang dalam titisan pernafasan. Apa yang diketahui adalah kadar penularan adalah amat perlahan.Penyakit jangkitan kronik ini biasanya memberi kesan kepada kulit dan saraf pinggir tetapi mempunyai manifastasi klinikal yang luas. Pesakit dikelaskan sebagai mempunyai penyakit Kusta Pausibakilari atau Kusta Multibakilari.dipihak lain dapat menjadi penyakit tidak menunjukan tanda yang bersifat progresif.jarang menjadi fatal orgnisme disebarjkan terutma melalui rute udarah,tetapi mungkin dikeluarkan (jarang)melalui kulit yang pecah. Penyakit Kusta Pausibakilari adalah serdahana dan bercirikan satu atau lebih makules kulit hipopigment. Penyakit Kusta Multibakilari pula dikaitkan dengan lesion kulit sekata, nodule, lendir (plaques), kulit menebal, dan peningkatan lendir hidung menyebabkan hidung tersumbat dan epistaxis (hidung berdarah).

[sunting] Insiden
Pada tahun 1999, Jumlah penyakit Hansen sedunia dianggarkan sebanyak 640,000; dan pada 2000, 738,284 kes telah dikenalpasti. Pada tahun 1999, 108 kes telah dicatatkan berlaku di Amerika Syarikat. Pada tahun 2000, Persatuan Kesihatan Sedunia (WHO) telah menyenaraikan sebanyak 91 negara di seluruh dunia sebagai endemik penyakit kusta, dengan India, Myanmar dan Nepal mencatatkan 70% dari keseluruhan kes tersebut. Pada tahun 2002, 763,917 kes baru telah dikesan di seluruh dunia termasuk Brazil, Madagascar, Mozambique, Tanzania dan Nepal yang menguasai 90% penyakit tersebut berdasarkan rekod WHO.Seluruh dunia, 1-2 juta orang mengalami kecacatan kekal disebabkan kusta. Bagaimanapun, pesakit yang sedang menerima rawatan antibiotik atau selesai menerima rawatan dianggap bebas dari jangkitan aktif.Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit yang dijejak secara pasif oleh Pusat kawalan dan

Penghalang Penyakit.meskipun hamper 12 juta orang diselurudinia terinfeksi,penykit ini menunjukan variasi yang luas pada pd pnampilan klinisnya.infeksi mungkin subkliniistmpa menunjukan penykit.. Taburannya di Amerika Syarikat kekal rendah dan stabil. Terdapat pengurangan jumlah kes seluruh dunia, sungguhpun kes setempat dikawasan tertentu terus muncul di kawasan seperti Pasifik timur. yang berhubung rapat dengan pesakit yang tidak penyakit kebanyakannya multibasilari aktif, tanpa rawatan, dan mereka yng tinggal di negara dengan penyakit kusta asal (endemik) berisiko mengidap kusta. Penyelidikan terkini menunjukkan variasi genetik menyumbang kepada kecenderungan penyakit ini. Kawasan DNA bertanggung jawab bagi variasi ini turut terbabit dengan penyakit Parkinson, menimbulkan jangkaan bahawa kedua penyakit ini berkait pada aras biokimia.

[sunting] Kumpulan BerisikoMereka

You might also like