You are on page 1of 41

KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Pada dasarnya, kepemimpinan itu adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, Islam telah menggariskan beberapa kaedah yang berhubungan dengan kepemimpinan. Kaedah-kaedah tersebut dapat diringkas sebagai berikut: Kepemimpinan Bersifat Tunggal Dalam khazanan politik Islam, kepemimpinan negara itu bersifat tunggal. Tidak ada pemisahan, ataupun pembagian kekuasaan di dalam Islam. Kekuasaan berada di tangan seorang Khalifah secara mutlak. Seluruh kaum Muslim harus menyerahkan loyalitasnya kepada seorang pemimpin yang absah. Mereka tidak diperbolehkan memberikan loyalitas kepada orang lain, selama Khalifah yang absah masih berkuasa dan memerintah kaum Muslim dengan hukum Allah SWT. Dalam hal ini, Rasulullah Saw bersabda:


Siapa saja yang telah membaiat seorang Imam (Khalifah), lalu ia memberikan uluran tangan dan buah hatinya, hendaknya ia mentaatinya jika ia mampu. Apabila ada orang lain hendak merebutnya (kekuasaan itu) maka penggallah leher orang itu. [HR. Muslim].


Siapa saja yang datang kepada kamu sekalian, sedangkan urusan kalian berada di tangan seorang Khalifah, kemudian dia ingin memecah-belah kesatuan jamaah kalian, maka bunuhlah ia. [HR. Muslim].


Apabila dibaiat dua orang Khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya. [HR. Muslim]. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi Hazim yang mengatakan, Aku telah mengikuti majelis Abu Hurairah selama 5 tahun, pernah aku mendegarnya menyampaikan hadits dari Rasulullah Saw. Yang bersabda:


Dahulu, Bani Israil selalu dipimpin dan dipelihara urusannya oleh para Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, digantikan oleh Nabi yang lain. Sesungguhnya tidak akan ada Nabi sesudahku. (Tetapi) nanti akan ada banyak Khalifah. Para shahabat bertanya, Apakah yang engkau perintahkan kepada kami? Beliau menjawab, Penuhilah baiat yang pertama, dan yang pertama itu saja. Berikanlah kepada mereka haknya karena Allah nanti akan menuntut pertanggungjawaban mereka terhadap rakyat yang dibebankan urusannya kepada mereka. [HR. Imam Muslim] Riwayat-riwayat di atas menunjukkan dengan jelas bahwasanya kepemimpinan dalam Islam bersifat tunggal, bukan bersifat kolegial. Dari riwayat-riwayat di atas kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada pembagian kekuasaan di dalam Islam. Kepemimpinan Islam Itu Bersifat Universal Kepemimpinan Islam itu bersifat univeral, bukan bersifat lokal maupun regional. Artinya, kepemimpinan di dalam Islam diperuntukkan untuk Muslim maupun non Muslim. Sedangkan dari sisi konsep kewilayahan, Islam tidak mengenal batas wilayah negara yang bersifat tetap sebagaimana konsep kewilayahan negara bangsa. Batas wilayah Daulah Khilafah Islamiyyah terus melebar hingga mencakup seluruh dunia, seiring dengan aktivitas jihad dan futuhat. Al-Quran telah menjelaskan hal ini dengan sangat jelas. Allah SWT berfirman:


Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Qs. Saba[34]: 28).


Katakanlah: Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimatNya (kitab-

kitabNya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk. (Qs. al-Arf [7]: 158). Rasulullah Saw juga bersabda:


Saya diutus untuk bangsa yang berkulit merah hingga yang berkulit hitam.[HR. Imam Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad] Nash-nash di atas merupakan bukti yang nyata bahwa kepemimpinan di dalam Islam bersifat universal, bukan hanya untuk umat Islam semata, akan tetapi juga ditujukan bagi seluruh umat manusia. Kepemimpinan Itu Adalah Amanah Pada dasarnya, kepemimpinan itu adalah amanah yang membutuhkan karakter dan sifat-sifat tertentu. Dengan karakter dan sifat tersebut seseorang akan dinilai layak untuk memegang amanah kepemimpinan. Atas dasar itu, tidak semua orang mampu memikul amanah kepemimpinan, kecuali bagi mereka yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan. Sifat-sifat kepemimpinan yang paling menonjol ada tiga. Pertama, al-quwwah (kuat). Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan ketika ia memegang amanah kepemimpinan. Kepemimpinan tidak boleh diserahkan kepada orang-orang yang lemah. Dalam sebuah riwayat dituturkan, bahwa Rasulullah Saw pernah menolak permintaan dari Abu Dzar al-Ghifariy yang menginginkan sebuah kekuasaan. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa Abu Dzar berkata, Aku berkata kepada Rasulullah Saw, Ya Rasulullah tidakkah engkau mengangkatku sebagai penguasa (amil)? Rasulullah Saw menjawab, Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah. Padahal, kekuasaan itu adalah amanah yang kelak di hari akhir hanya akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali orang yang mengambilnya dengan hak, dan diserahkan kepada orang yang mampu memikulnya.Yang dimaksud dengan kekuatan di sini adalah kekuatan aqliyyah dan nafsiyyah. Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan akal yang menjadikan dirinya mampu memutuskan kebijakan yang tepat dan sejalan dengan akal sehat dan syariat Islam. Seorang yang lemah akalnya, pasti tidak akan mampu menyelesaikan urusan-urusan rakyatnya. Lebih dari itu, ia akan kesulitan untuk memutuskan perkara-perkara pelik yang harus segera diambil tindakan. Pemimpin yang memiliki kekuatan akal akan mampu menelorkan kebijakan-kebijakan cerdas dan bijaksana yang mampu melindungi dan mensejahterakan rakyatnya. Sebaliknya, pemimpin yang lemah akalnya, sedikit banyak pasti akan merugikan dan menyesatkan rakyatnya.

Selain harus memiliki kekuataan aqliyyah, seorang pemimpin harus memiliki kekuatan nafsiyyah (kejiwaan). Kejiwaan yang kuat akan mencegah seorang pemimpin dari tindakan tergesa-gesa, sikap emosional, dan tidak sabar. Seorang pemimpin yang lemah kejiwaannya, cenderung akan mudah mengeluh, gampang emosi, serampangan dan gegabah dalam mengambil tindakan. Pemimpin seperti ini tentunya akan semakin menyusahkan rakyat yang dipimpinnya. Kedua, al-taqwa (ketaqwaan). Ketaqwaan adalah salah satu sifat penting yang harus dimiliki seorang pemimpin maupun penguasa. Sebegitu penting sifat ini, tatkala mengangkat pemimpin perang maupun ekspedisi perang, Rasulullah Saw selalu menekankan aspek ini kepada para amirnya. Dalam sebuah riwayat dituturkan bahwa tatkala Rasulullah Saw melantik seorang amir pasukan atau ekspedisi perang belia berpesan kepada mereka, terutama pesan untuk selalu bertaqwa kepada Allah SWT dan bersikap baik kepada kaum Muslim yang bersamanya.[HR. Muslim & Ahmad]. Pemimpin yang bertaqwa akan selalu berhati-hati dalam mengatur urusan rakyatnya. Pemimpin seperti ini cenderung untuk tidak menyimpang dari aturan Allah SWT. Ia selalu berjalan lurus sesuai dengan syariat Islam. Ia sadar bahwa, kepemimpinan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hari akhir. Untuk itu, ia akan selalu menjaga tindakan da perkataannya. Berbeda dengan pemimpin yang tidak bertaqwa. Ia condong untuk menggunakan kekuasaannya untuk menindas, mendzalimi dan memperkaya dirinya. Pemimpin seperti ini merupakan sumber fitnah dan penderitaan. Ketiga, al-rifq (lemah lembut) tatkala bergaul dengan rakyatnya. Sifat ini juga sangat ditekankan oleh Rasulullah Saw. Dengan sifat ini, pemimpin akan semakin dicintai dan tidak ditakuti oleh rakyatnya. Dalam sebuah riwayat dikisahkan, bahwa Aisyah ra berkata, Saya mendengar Rasulullah Saw berdoa di rumah ini, Ya Allah, siapa saja yang diserahi kekuasaan untuk mengurusi urusan umatku, kemudian ia memberatkannya, maka beratkanlah dirinya, dan barangsiapa yang diserahi kekuasaan untuk mengurus urusan umatku, kemudian ia berlaku lemah lembut, maka bersikap lembutlah kepada dirinya. [HR. Muslim]. Selain itu, seorang pemimpin mesti berlaku lemah lembut, dan memperhatikan dengan seksama kesedihan, kemiskinan, dan keluh kesah masyarakat. Ia juga memerankan dirinya sebagai pelindung dan penjaga umat yang terpercaya. Ia tidak pernah menggunakan kekuasaannya untuk menghisap dan mendzalimi rakyatnya. Ia juga tidak pernah memanfaatkan kekuasaannya untuk memperkaya diri, atau menggelimangkan dirinya dalam lautan harta, wanita dan ketamakan. Ia juga tidak pernah berfikir untuk menyerahkan umat dan harta kekayaan mereka ke tangan-tangan musuh. Dirinya selalu mencamkan sabda Rasulullah Saw, Barangsiapa diberi kekuasaan oleh Allah SWT untuk mengurusi urusan umat Islam, kemudian ia tidak memperhatikan kepentingan, kedukaan, dan kemiskinan mereka, maka

Allah SWT tidak akan memperhatikan kepentingan, kedukaan, kemiskinannya di hari kiamat. [HR. Abu Dwud & at-Tirmidzi].

dan

Untuk itu, seorang pemimpin mesti memperhatikan urusan umat dan bergaul bersama mereka dengan cara yang baik. Seorang pemimpin tidak hanya dituntut memiliki kecakapan dalam hal pemerintahan dan administasi, akan tetapi ia juga harus memiliki jiwa kepemimpinan yang menjadikan dirinya ditaati dan dicintai oleh rakyatnya. Kepemimpinan Adalah Tugas Pengaturan, Bukan Kekuasaan Otoriter Pada dasarnya, kepemimpinan di dalam Islam merupakan jabatan yang berfungsi untuk pengaturan urusan rakyat. Seorang pemimpin adalah pengatur bagi urusan rakyatnya dengan aturan-aturan Allah SWT. Selama pengaturan urusan rakyat tersebut berjalan sesuai dengan aturan Allah, maka ia layak memegang jabatan pemimpin. Sebaliknya, jika ia telah berkhianat dan mengatur urusan rakyat dengan aturan kufur, maka pemimpin semacam ini tidak wajib untuk ditaati. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi Hazim yang mengatakan, Aku telah mengikuti majelis Abu Hurairah selama 5 tahun, pernah aku mendegarnya menyampaikan hadits dari Rasulullah Saw. Yang bersabda:


Dahulu, Bani Israil selalu dipimpin dan dipelihara urusannya oleh para Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, digantikan oleh Nabi yang lain. Sesungguhnya tidak akan ada nabi sesudahku. (Tetapi) nanti akan ada banyak Khalifah. Para shahabat bertanya, Apakah yang engkau perintahkan kepada kami? Beliau menjawab, Penuhilah baiat yang pertama, dan yang pertama itu saja. Berikanlah kepada mereka haknya karena Allah nanti akan menuntut pertanggungjawaban mereka terhadap rakyat yang dibebankan urusannya kepada mereka.[HR. Imam Muslim] Tatkala menjelaskan hadits yang berbunyi, Imam adalah penjaga, dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya, Imam Badrudin al-Aini, menyatakan, Hadits ini menunjukkan bahwa urusan dan kepentingan rakyat menjadi tanggungjawab seorang Imam (Khalifah). Tugas seorang Imam dalam hal ini adalah memikul urusan rakyat dengan memenuhi semua hak mereka.[1] Walhasil, seorang pemimpin harus selalu menyadari bahwa kekuasaan yang digenggamnya tidak boleh diperuntukkan untuk hal-hal yang bertentangan dengan syariat, misalnya untuk memperkaya diri, mendzalimi, maupun

untuk mengkhianati rakyatnya. Namun, kekuasaan itu ia gunakan untuk mengatur urusan rakyat sesuai dengan aturan-aturan Allah SWT. Kepemimpinan Itu Bersifat Manusiawi Kepemimpinan di dalam Islam bersifat manusiawi. Artinya, seorang pemimpin bukanlah orang yang bebas dari dosa dan kesalahan. Ia bisa salah dan lupa, alias tidak mashum (terbebas dari dosa). Untuk itu, syarat kepemimpinan di dalam Islam bukanlah kemashuman akan tetapi keadilan. Dengan kata lain, seorang pemimpin tidak harus mashum (bahkan tidak boleh menyakini ada pemimpin yang mashum), akan tetapi cukup memiliki sifat adil. Adil adalah orang yang terkenal konsisten dalam menjalankan agamanya (bertaqwa dan menjaga kehormatan). Orang yang fasiq lawan dari sifat adiltidak boleh menjadi seorang pemimpin atau penguasa. Allah SWT berfirman:


Hendaknya menjadi saksi dua orang yang adil dari kamu sekalian. (TQS. ath-Thalq [65]: 2). Seorang penguasa (Khalifah) memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan para saksi. Jika saksi saja diharuskan memiliki sifat adil, lebih-lebih lagi seorang pemimpin (Khalifah). Walhasil, seorang pemimpin harus memiliki sifat adil, dan tidak harus mashum. Inilah beberapa kaedah penting yang perlu diperhatikan oleh setiap pemimpin dan penguasa. Siapa saja yang memperhatikan kaedah-kaedah ini, ia akan menjadi seorang pemimpin yang berhasil dan dicintai oleh orangorang yang dipimpinnya. Sebaliknya, siapa saja yang mengabaikan kaedahkaedah ini, dirinya tidak akan mungkin berhasil menjadi pemimpin berwibawa yang dicintai dan dipatuhi rakyatnya. Kepemimpinan Ditegakkan Untuk Menerapkan Hukum Allah Islam telah mewajibkan penguasa untuk menjalankan roda pemerintahan berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Sebab, kekuasaan itu disyariatkan untuk menegakkan dan menerapkan hukumhukum Allah swt. Kekuasaan dan pemerintahan tidak disyariatkan sematamata untuk menciptakan kemashlahatan di tengah-tengah masyarakat, akan tetapi, ditujukan untuk melaksanakan hukum-hukum Allah swt. Untuk itu, setiap persoalan harus dipecahkan berlandasarkan hukum Allah. Islam juga memberi hak kepada penguasa untuk melakukan ijtihad, menggali hukum-hukum dari dua sumber hukum tersebut. Islam melarang

penguasa mempelajari (untuk diterapkan) aturan-aturan selain Islam, atau mengambil sesuatu selain dari Islam. Hukum yang diberlakukan untuk mengatur urusan kenegaraan dan rakyat, hanyalah hukum yang bersumber dari Al-Kitab dan Al-Sunnah. Bukti yang menunjukkan hal ini sangatlah banyak, diantaranya adalah firman Allah swt berikut ini; Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. ]TQS Al Maidah (5): 44]. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. [TQS Al Maidah (5):47]. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. [TQS Al Maidah (5): 45] Ayat-ayat ini telah memberikan batasan yang sangat jelas kepada para penguasa agar ia mengatur urusan-urusan rakyatnya hanya berdasarkan hukum-hukum Allah swt. Oleh karena itu, seorang penguasa dalam menjalankan urusan pemerintahannya harus terikat dengan batasan-batasan yang digariskan oleh .al-Quran dan Sunnah. Hanya saja, Islam membolehkan penguasa melakukan ijtihad untuk memahami Al-Kitab dan Al- Sunnah. Yang dimaksud ijtihad di sini adalah; mencurahkan segenap tenaga dan upaya dalam memahami dan mengambil istinbath berbagai hukum dari dua sumber itu. Diriwayatkan dalam sebuah hadits shahih, bahwasanya Rasulullah SAW pernah mengutus Muadz RA ke Yaman, lalu beliau bertanya kepadanya, Dengan apa kamu akan memutuskan perkara? Jawab Muadz: Dengan Kitabullah. Rasulullah Saw. bertanya lagi, Jika kamu tidak menemukan? Muadz menjawab: Dengan Sunnah Rasulullah. Rasulullah Saw. bertanya: Jika kamu tidak menemukan? Muadz menjawab: Saya akan berijtihad dengan pendapatku, jawab Muadz RA. Mendengar jawaban yang sangat cerdas ini, Rasulullah SAW langsung memuji Allah, Segala puji bagi Allah Yang memberi taufiq kepada utusan Rasul-Nya terhadap sesuatu yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Allah juga memberi pahala bagi penguasa yang melakukan ijtihad meskipun ijtihadnya salah. Hal semacam ini tentunya sangat mendorong penguasa untuk terus melakukan ijtihad. Imam Bukhari meriwayatkan dari Amru bin Ash bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, Jika penguasa menjalankan pemerintahan, lalu berijtihad, kemudian benar, maka baginya dua pahala. Jika menjalankan pemerintahan, lalu ijtihad, kemudian salah, maka baginya satu pahala. Syariat dengan tegas telah membatasi hukum-hukum yang dijalankan penguasa haruslah hukum Islam, bukan hukum lainnya. Meskipun penguasa diberi wewenang melakukan

ijtihad walaupun salah, hanya saja ia tetap harus berjalan dalam bingkai hukum Islam dan dilarang berhukum dengan hukum selain Islam. Bahkan, ia dilarang memecahkan suatu masalah berdasarkan hukum kufur atau berusaha mengkompromikan Islam dengan sesuatu yang bukan berasal dari Islam. Allah SWT berfirman dalam khithab-Nya kepada Rasul; Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati- hatilah kamu kepada mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. (TQS. Al Maidah [5]: 49). Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. (TQS. Al Maidah [5]: 48). Karena khithab (seruan) kepada Rasul juga merupakan khithab kepada umatnya, maka khittab itu juga berlaku bagi tiap penguasa Muslim. Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa membuat hal-hal baru dalam urusan kami yang tidak berasal darinya (Allah dan Rasul-Nya), maka sesuatu itu tertolak. Dalam riwayat lain juga dari Aisyah RA dituturkan, Barangsiapa melakukan suatu perbuatan yang perkara kami tidak mengukuhkannya, maka sesuatu itu tertolak. Imam Bukhari juga meriwayatkan dari Ubaidillah bin Abdillah bahwa Ibnu Abbas RA berkata, Bagaimana kalian bertanya kepada Ahlu Kitab tentang sesuatu, sementara Kitab kalian yang diturunkan kepada Rasulullah SAW lebih baru? [Apakah] kalian hanya membacanya, namun tidak menyalakan semangat, sementara telah diceritakan kepada kalian bahwa Ahlu Kitab telah mengganti Kitabullah (Zabur, Injil, dan Taurat) dan mengubahnya serta mereka menulis Al-Kitab dengan tangan-tangan mereka. [Lalu mereka berkata], Ini dari sisi Allah! [Yang demikian itu dilakukan] untuk menjual [agama] dengan harga yang sedikit. Ingatlah, dia mencegah kalian apa yang telah datang kepada kalian berupa pengetahuan tentang masalah mereka yang telah datang kepada kalian yang selalu mencegah kalian. Bahkan, Islam mewajibkan kaum Muslim untuk memerangi penguasapenguasa yang telah terjatuh ke dalam kufran shurahan (kekufuran yang nyata). Dan salah satu sebab yang menjatuhkan penguasa ke dalam kufran shurahan adalah; jika ia telah mengganti sendi-sendi Islam dan menerapkan hukum-hukum kufur. Imam Muslim menuturkan sebuah riwayat, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:


Akan datang para penguasa, lalu kalian akan mengetahui kemakrufan dan kemungkarannya, maka siapa saja yang membencinya akan bebas (dari dosa), dan siapa saja yang mengingkarinya dia akan selamat, tapi siapa saja yang rela dan mengikutinya (dia akan celaka). Para shahabat bertanya, Tidaklah kita perangi mereka? Beliau bersabda, Tidak, selama mereka masih menegakkan sholat Jawab Rasul. [HR. Imam Muslim] Tatkala berkomentar terhadap hadits ini, Imam Nawawi, dalam Syarah Shahih Muslim menyatakan, Di dalam hadits ini terkandung mukjizat nyata mengenai kejadian yang akan terjadi di masa depan, dan hal ini telah terjadi sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah saw.Sedangkan makna dari fragmen, Tidaklah kita perangi mereka? Beliau bersabda, Tidak, selama mereka masih menegakkan sholat, jawab Rasul; adalah ketidakbolehan memisahkan diri dari para khalifah, jika mereka sekedar melakukan kedzaliman dan kefasikan, dan selama mereka tidak mengubah satupun sendi-sendi dasar Islam.[2] Dalam hadits diceritakan: Auf bin Malik yang diriwayatkan Imam Muslim, juga


Ditanyakan,Ya Rasulullah, mengapa kita tidak memerangi mereka dengan pedang?! Lalu dijawab, Jangan, selama di tengah kalian masih ditegakkan shalat. [HR. Imam Muslim] Dalam riwayat lain, mereka berkata:

Kami bertanya, Ya Rasulullah, mengapa kita tidak mengumumkan perang terhadap mereka ketika itu?! Beliau menjawab, Tidak, selama di tengah kalian masih ditegakkan shalat. Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Ubadah bin bahwasanya dia berkata: Shamit,

Nabi SAW mengundang kami, lalu kami mengucapkan baiat kepada beliau dalam segala sesuatu yang diwajibkan kepada kami bahwa kami berbaiat kepada beliau untu selalu mendengarkan dan taat [kepada Allah dan RasulNya], baik dalam kesenangan dan kebencian kami, kesulitan dan kemudahan kami dan beliau juga menandaskan kepada kami untuk tidak mencabut suatu urusan dari ahlinya kecuali jika kalian (kita) melihat kekufuran secara nyata [dan] memiliki bukti yang kuat dari Allah.[HR. Bukhari] Hadits-hadits ini telah mengecualikan larangan untuk memisahkan diri dan memerangi penguasa dengan pedang. Jika seorang penguasa telah melakukan kekufuran yang nyata, maka kaum mukmin diperbolehkan melepaskan ketaatan dari dan memerangi mereka dengan pedang. Al-Hafidz Ibnu Hajar, tatkala mengomentari hadits-hadits di atas menyatakan, bahwa jika kekufuran penguasa bisa dibuktikan dengan ayatayat, nash-nash, atau berita shahih yang tidak memerlukan takwil lagi, maka seorang wajib memisahkan diri darinya. Akan tetapi, jika bukti-bukti kekufurannya masih samar dan masih memerlukan takwil, seseorang tetap tidak boleh memisahkan diri dari penguasa.[3] Imam al-Khathabiy menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan kufran bawahan (kekufuran yang nyata) adalah kufran dzaahiran baadiyan (kekufuran yang nyata dan terang benderang)[4] Abdul Qadim Zallum, dalam Nidzam al-Hukmi fi al-Islaam, menyatakan, bahwa maksud dari sabda Rasulullah saw selama mereka masih mengerjakan sholat, adalah selama mereka masih memerintah dengan Islam; yakni menerapkan hukum-hukum Islam, bukan hanya mengerjakan sholat belaka Ungkapan semacam ini termasuk dalam majaz ithlaaq al-juz`iy wa iradaat al-kulli (disebutkan sebagian namun yang dimaksud adalah keseluruhan).[5] Masih menurut Abdul Qadim Zallum, riwayat yang dituturkan oleh Auf bin Malik, Ummu Salamah, dan Ubadah bin Shamit, seluruhnya berbicara tentang khuruj ala al-imaam (memisahkan diri dari imam), yakni larangan memisahkan diri dari imam. Ini termaktub dengan jelas pada redaksi hadits: Para shahabat bertanya, Tidaklah kita perangi mereka? Beliau bersabda, Tidak, selama mereka masih menegakkan sholat Jawab Rasul. [HR. Imam Muslim]. Dengan demikian, hadits ini merupakan larangan bagi kaum muslim untuk memisahkan diri dari penguasa, meskipun ia terkenal fasiq dan dzalim. [6] Dari penjelasan di atas jelaslah; hukum yang wajib diberlakukan oleh penguasa hanyalah hukum Allah swt dan RasulNya semata. Inilah beberapa kaedah kepemimpinan di dalam Islam. Sungguh, hanya dengan kepemimpinan dengan karakter seperti di ataslah, umat

manusia akan meraih kemulyaan dan kesejahteraan. [Al-Faqir ila al-Allah, Syamsuddin Ramadhan An Nawiy Lajnah Tsaqafiyyah]

Imam Badruddin Al-Aini, Umdah al-Qari, Syarh Shahih al-Bukhari, jld. XXIV, hal. 221.
[1] [2] [3] [4] [5] [6]

Imam Nawawiy, Syarah Shahih Muslim, juz 12/243-244 Al-Hafidz Ibnu Hajar, Fath al-Baariy, juz 13/8-9 Ibid, juz 13/8 Abdul Qadim Zallum, Nidzam al-Hukmi fi al-Islaam, hal. 257-258 Ibid, hal. 258-260

http://hizbut-tahrir.or.id/2009/05/23/kepemimpinan-dalam-islam/ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat." (an-Nis : [4] 58) Rasulullah mendirikan negara pertama umat Islam secara langsung. Mengenai langkah pembentukan negara ini, dan kapan turunnya izin Allah dalam pembangunannya, para ulama dan ahli fikih umat Islam hampir sepakat bahwa baiat Aqabah pertama dan kedua merupakan awal pendirian negara Islam. Jadi bisakah kita katakan bahwa negara Islam itu didirikan melalui perintah Tuhan, dan bukan keputusan negara atau ke-matangan militer. Lebih jauh, karena Muhammad bin Abdullah adalah penutup para Nabi bagi penduduk bumi, maka dunia tidak akan pernah lagi menyaksikan berdirinya negara ideal lain, dengan cara sama dan Nabi baru. Bahkan, pada masa Muhammad, kemanusiaan secara pribadi telah mencapai tingkat kematangan dan kesadaran yang membuat mereka layak untuk meletakkan cara kerja dalam rangka memerintah diri sendiri, terkait dengan prinsip-prinsip Islam. Syariat yang telah Allah pilih untuk seluruh penduduk bumi. Proses pemindahan kepemimpinan negara (khalifah) kepada Abu Bakar, khalifah Rasulullah pertama, berlangsung melalui rekomendasi

dan pembaiatan Ahlul-Haill wal-Aqdi merupakan para pemuka umat Islam pada waktu itu, yang kemudian disusul dengan pembaiatan seluruh kaum muslimin. Sementara pemindahan kepemimpinan kepada Amirul Muminin Umar bin Khaththab pun berlangsung melalui mandat dari khalifah pertama, Abu Bakar, setelah musyawarah yang di-lakukan oleh Ahlul-Haill wal-Aqdi. Sementara, Umar sendiri memberikan mandat kepada suatu komisi untuk memilih salah seorang anggotanya menjadi khalifah, setelah dilakukan musyawarah yang sama menjelang ia wafat. Sementara khalifah yang ketiga, Utsman bin Affan, tewas akibat tindak pembunuhan. Kemudian, kaum muslimin memilih Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Sebelumnya - Selanjutnya >> http://www.embunpublishing.com/buletin-embun/berbekal-untuk-akhirat.php Sympathy for The Devil Hajar Aswad

Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyt Maling Cab


Posted by bujanggamanik dina Maret 28, 2008 Isuk-isuk sakadang kuya moyan di sisi leuwi. Keur kitu torojol sobatna nya ta Sakadang Monyt. Sakadang Kuya! Sakadang Monyt ngageroan. Kuk! Tmbal Sakadang Kuya. Sakadang Kuya! Kuk! Sakadang Monyt nyampeurkeun ka Sakadang Kuya. Keur naon Sakadang Kuya? Ah keur kieu w, keur moyan. Ti batan cicing kitu mah mending ngala cab, yu! Di mana?

Di kebon Patani, mangka cabna geus bareureum. Embung, ah. Sakadang monyt mah sok gandng. Moal, moal gandng ayeuna mah. Nyaan moal gandng? Moal, nyaan moal gandng. Hayu atuh ari moal gandng mah. Bring atuh Sakadang Monyt jeung Sakadang Kuya th indit ka kebon patani. Barang tepi ka kebon, katmbong cab pelak patani geus arasak mani bareureum euceuy. Sup duanana ka kebon. Sakadang Kuya moncor kana pager, ari Sakadang Monyt ngaluncatan pager. Terus ba ngaralaan cab, didalahar di dinya knh. Sakadang Kuya mani seuhah-seuhah ba ladaeun. Kitu deui sakadang monyt. Keur kitu, ana gorowok th Sakadang Monyt ngagorowok. Seuhah lata-lata! Maksudna mah seuhah lada-lada. Ssst, Sakadang Monyt, ulah gandng atuh! Sakadang Monyt henteu ngawaro. Seuhah lata-lata! Sakadang Monyt! Bisi kadngeun ku Bapa Tani. Tapi Sakadang Monyt api-api teu ngadng. Gorowok deui ba. Seuhah lata-lata! Kahariwang Sakadang Kuya kabuktian. Sora Sakadang Monyt anu tarik kadngeun ku Bapa Tani ti imahna, anu teu jauh ti kebonna. Bapa Tani gura-giru lumpat ka kebon. Barang nepi ka kebon, katmbong aya monyt jeung kuya keur ngaweswes bari seuhah ngadaharan cab. Beunang siah nu sok malingan cab th! Bapa Tani ngagorowok bari lumpat muru ka nu keur ngahakanan cab. Ngadng aya nu ngagebah, gajleng ba Sakadang Monyt ngejat, trkl kana tangkal kai.

Sakadang Monyt, dagoan! Sakadang Kuya ngagorowok mnta tulung. Tapi Sakadang Monyt teu malir, teu ngalieuk-ngalieuk acan, terus lumpat gagalacangan dina tangkal kai. Ari Sakadang Kuya, puguh da teu bisa lumpat, leumpang ngaddod ba. Kerewek ba ditwak ku Bapa Tani. Beunang ayeuna mah nu sok malingan cab aing th. Ku aing dipeuncit! Ceuk Bapa Tani. Kuya dibawa ka imahna, tuluy dikurungan ku kurung hayam. Angkanan Pa Tani, isukan kuya rk dipeuncit. Peutingna, sakadang Monyt rerencepan ngadeukeutan Sakadang Kuya, nu keur cendekul dina jero kurung. Ssst, Sakadang Kuya, keur naon? Sakadang Monyt nanya. h, geuning Sakadang Monyt, Puguh kuring th keur ngararasakeun kabungah. Kabungah naon Sakadang Kuya? Nya ta, kuring th rk dikawinkeun ka anak Bapa Tani. Dikawinkeun ka anak Bapa Tani? Enya. Nu bener Sakadang Kuya? Piraku atuh kuring ngabohong ka sobat. Ngadng omongan Sakadang Kuya kitu, Sakadang Monyt ngahuleng sajongjongan. Kieu, Sakadang Kuya, kumaha lamun urang tukeur tempat? ceuk Sakadang Monyt. Tukeur tempat kumaha? Enya tukeur tempat. Sakadang kuya kaluar, kajeun kuring atuh cicing di jero kurung. Ah, embung. Kuring mah karunya w ka Sakadang Kuya, sapeupeuting dikurungan. Atuh meureun moal jadi dikawinkeun ka anak Bapa Tani th.

Sakadang monyet keukeuh maksa, supaya tukeur tempat. Antukna sakadang kuya th lh dt. Heug ba tukeur tempat, tapi aya saratna, ceuk Sakadang Kuya. Naon saratna? Saratna mah gampang. Sammh anjeun asup kana kurung, kuring kudu di alungkeun heula ka leuwi. Enya, ntng atuh kitu mah. Heunteu talangk, Sakadang Monyt ngaluarkeun Sakadang Kuya tina kurung hayam, tuluy dibawa kasisi leuwi. Lung ba Sakadang Kuya th dialungkeun ka leuwi. Sakadang Monyt buru-buru balik deui ka imah Bapa Tani. Sup ba ngurungan manh ku kurung hayam. Ngadedemps ngadago-dago beurang, hayang geura buru-buru dikawinkeun ka anak Bapa Tani. Kocapkeun isukna. Manhna, ka mana bedog th? Urang asah, ceuk Bapa Tani ka pamajikanana. Rk naon Bapana isuk-isuk geus ngasah bedog? Itu urang meuncit kuya di pipir. Paguneman Bapa Tani jeung pamajikanana th kadngeun ku Sakadang Monyt. Manhna ngagebeg. Lakadalah, geuning aing th rk dipeuncit, lain rk dikawinkeun jeung anak Bapa Tani. Rk kabur, geus kagok. Kaburu aya anak Bapa Tani nyampeurkeun. Gancang ba atuh Sakadang Monyt th papahan, ngabugigag kawas bangk. Barang srog ka dinya, anak Bapa Tani gegeroan ka bapana. Bapa! Bapa! Aya naon, Nyai? Ieu geuning nu dina kurung th lain kuya. Naon Nyai? Monyt, jeung siga nu geus pah deuih!

Bapa Tani nu keur ngasah bedog cengkat, tuluy nyampeurkeun ka anakna. Enya ba geuning dina kurung th aya monyt ngabugigag, lain kuya nu kamari. Kurung dibukakeun, monyt dialak-ilik. Naha bet jadi monyt? Jeung pah deuih. Enya, ta mani geus jeger kitu, ceuk pamajikanana mairan. Monyt th dicokot ku Bapa Tani, lung ba dialungkeun jauh pisan. Barang gubrag kana taneuh, korjat monyt th hudang, berebet lumpat, kalacat ba nak kana tangkal kai.

(Tina Pangajaran Sastra Sunda, Karya Drs. Budi Rahayu Tamsah, spk.)

kadang Kuya Dikawinkeun ka Anakna Patani


20 Dsmber 2009 ciburuan Dongeng Sasatoan sakadang kuya, sakadang monyet 14 Pairan Nnjo di imah Pa Tani euweuh sasaha, kira-kira wanci sareupna, Sakadang Monyt turun tina tangkal asem. Tuluy nyampeurkeun ka Sakadang Kuya anu keur dikurungan ku ranggap. Maksudna mah ark mupuas ka Sakadang Kuya. Tapi, barang tepi ka buruan imah Pa Tani, Sakadang Monyt kacida kagtna. Ari sababna, Sakadang Kuya th katmbong jiga anu bungah pisan. Malah mak jeung hahariringan sagala. Teu tulus ark mupuas th. Aya naon Sakadang Kuya, katmbongna th bet bungah-bungah teuing? Sakadang Monyt nanya. Ih, atuda rk teu bungah kumaha. Isukan th uing rk dikawinkeun ka anakna Pa Tani? Rk dikawinkeun? Enya, rk dikawinkeun! Ka anakna Pa Tani? Enya, ka anakna Pa Tani anu geulis ta geuning. Awakna lenjang, buukna panjang, deuh sugan mah, ceuk Sakadang Kuya bari pepeta, metakeun aww geulis.

Sakadang Monyt ngahuleng teu percaya. Ah, piraku? Maenya teu percaya knh ba, sakitu jelas tanda-tandana. Ayeuna th Ambu Tani jeung anakna keur ka pasar, rk balanja keur olah-olah hajat isukan. Ari Pa Tani keur nang leb, ceuk Sakadang Kuya, kalem. Paingan atuh tadi arindit, ceuk Sakadang Monyt. Alus milik Sakadang Kuya mah. Sakadang Kuya teu nmbal, kalah terus hahariringan. Sanggeus ngahuleng salila-lila, pok Sakadang Monyt nyarita lemah-lembut, Kieu Sakadang Kuya, urang th asa lain sapo dua po sosobatan th, nya. Enya, ari kitu? Kumaha upama urang hilian ba. Uing anu dikurungan, Sakadang Kuya di luar. Hartina Sakadang Kuya bisa bbas, rk balik ka imah heug, atuh rk cicing ba di dieu teu nanaon, ceuk Sakadang Monyt. Upama kitu mah anu dikawinkeunana g meureun anjeun, nya? Ih, embung teuing ari kitu mah! Anak Pa Tani ta, keur geulis th bageur deuih, tmbal Sakadang Kuya. Emh, Sakadang Kuya mah kawas lain ka sobat ba. Uing og hayang atuh ngarasakeun kabagjaan saperti anjeun ayeuna, ceuk Sakadang Monyt ngarenghik. Sakadang Kuya keukeuh embung, Sakadang Monyt keukeuh hayang. Lila pakeukeuhkeukeuh. Antukna mah Sakadang Kuya th ngomong, Nya atuh ari hayang-hayang teuing mah, Sakadang Monyt, heug ba. Ngan sammh anjeun asup kana ranggap, alungkeun heula uing ka leuwi. Lain ku nanaon, bisi anakna Pa Tani kuciwa, da geuning katnjona mah bogoheun pisan ka uing th. Emh, pileuleuyan, Nyai, lain Akang teu bogoh, ngan ieu mah bakating ku bla ka nu jadi sobat w. Ngadng omongan Sakadang Kuya kitu, Sakadang Monyt kacida bungahna. Teu talangk deui, Sakadang Kuya dikaluarkeun tina ranggap, tuluy dipanggul, rigidig dibawa lumpat ka leuwi. Nepi ka leuwi, lung ba Sakadang Kuya dialungkeun. Manhna guragiru balik deui ka imah Pa Tani. Sup kana ranggap, ngurungan manh di pipir imah Pa Tani. Bada magrib anu geus ti pasar th kakara baralik. Teu lila, Pa Tani og datang. Langsung arasup ka imah, teu ulak-ilik heula kana ranggap, anu eusina geus lain Sakadang Kuya, tapi Sakadang Monyt. Isukna, isuk-isuk pisan Pa Tani geus kaluar ti imahna.

Nyai, pangmawakeun bedog ka dieu, urang meuncit kuya ta! ceuk Pa Tani ka anakna. Gebeg, Sakadang Monyt kacida kagtna ngadng omongan Pa Tani kitu th. Geuning Sakadang Kuya th rk dipeuncit, lain rk dikawinkeun, boro ku aing digentnan, ceuk pikirna. Bisi mintul mah asah heula bapana, ceuk Ambu Tani. Heug, ka dieukeun atuh batu asahanana! Teu lila gesruk-gesruk kadng anu ngasah bedog. Karasana ku Sakadang Monyt mah meni geus asa grsl-grsl ba ta bedog th kana beuheungna. Manhna manggih akal, tuluy ba papahan. Awakna dijegerkeun. Torojol anak Pa Tani ka dinya. Ngilikan ranggap, ngilikan eusina. Kagt, pdah eusina lain kuya, tapi monyt. Bapa, geuning kuya th euweuh! anak Pa Tani ngagorowok. Naon Nyai, kuya euweuh? ceuk Pa Tani bari nyampeurkeun. Aya og monyt, geus pah deuih. Tuh, awakna og mani jeger! Heueuh geuning! ceuk Pa Tani bari mukakeun ranggap. Monyt dicokot. Tuluy dibalangkeun sataker tanaga. Barang keuna kana taneuh, Sakadang Monyt hudang, berebet lumpat tarik pisan, asup ka jero leuweung. Kalacat ba nak kana tangkal anu jangkung. Pa Tani jeung anakna ngan ukur bisa olohok.

Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyt Maling Cab


19 Dsmber 2009 ciburuan Dongeng Sasatoan sakadang kuya, sakadang monyet Tunda talatah Ayeuna mah rada lila pundungna Sakadang Monyt th. Aya kana tilu pona. tapi ahirna, Sakadang Monyt datang deui nyampeurkeun ka Sakadang Kuya. Harita th isuk-isuk knh pisan. Sakadang Kuyaaa! Sakadang Monyt gegeroan bari nangtung dina batu lmpar paranti moyan Sakadang Kuya. Sorana dialeu-aleu. Kuk! aya anu nmbalan di handap. Sakadang Monyt luak-lieuk euweuh sasaha.

Sakadang Kuyaaa! Kuk! aya anu nmbalan deui. Sakadang Monyt culang-cileung, angger euweuh sasaha. Pok deui ngageroan. Sakadang Kuyaaa! Kuk! Barang kadng sora kuk, jempol sukuna utek-utekan. Disangkana anu nmbalan th jempol suku manhna sorangan. Geuning manh anu nmbalan th! Manh ngaheureuykeun ka uing? ceuk Sakadang Monyt ambek kana jempol sukuna. Dipkprk sia ku aing! Sakadang Monyt nyokot batu saged peureup, tuluy dipkprkkeun kana jempol sukuna. Atuh Sakadang Monyt th jjrwtan nyerieun indung suku. Gk Sakadang Monyt diuk dina batu bari ngusapan jempol sukuna anu rada ngabareuhan. Keur kitu, kurumuy Sakadang Kuya datang tina handapeun batu. Euleuh-euleuh, Sakadang Monyt. Ka mana ba atuh, meni kakara katingali? ceuk Sakadang Kuya bari nyampeurkeun ka Sakadang Monyt. Nyata uing th geus ulin ngurilingan leuweung di dieu, sugan aya hakaneun anu ngeunah, tmbal Sakadang Monyt. Manggih henteu? Manggih. Cab meni bareureum th. Cab nya? Kabeneran atuh, puguh asa geus lila uing th henteu ngadahar cab. Di mana nu aya tangkal cab th? Sakadang Kuya panasaran. Di kebon Pa Tani. Lamun Sakadang Kuya hayang, hayu urang ngala, da uing g hayang. Ah, embung di kebon Pa Tani mah. Sieun ku Pa Tani. Komo Sakadang Monyt mah sok gandng ari baranghakan th. Moal, moal gandng! Urang di sisina w ngalana og, ulah ka tengah. Apan kebon Pa Tani th lega. Embung ah, sieun!

Sumpah, uing mah moal gandng. Jeung lamun kapanggih ku Pa Tani, urang lumpat, engk Sakadang Kuya digandong ku uing! ceuk Sakadang Monyt ngayakinkeun Sakadang Kuya. Nyaan ieu th? Sumpah, piraku uing ngabohong ka kolot! Hayu atuh ari kitu mah! Bring atuh Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyt indit ka kebon Pa Tani. Barang tepi ka kebon Pa Tani, enya ba katmbong tangkal cab sakebonan, cabna geus bareureum deuih. Jleng Sakadang Monyt ngaluncatan pager, ari Sakadang Kuya moncor kana sela-sela pager anu carang. Geus kitu mah, der ba duanana ngahakanan cab, meni ngaweswes. Sareuhah ladaeun, komo Sakadang Kuya mah tangka cirambay bakating ku lada. Tapi terus ba ngahakanan cab. Lada og lada ngeunah cenah. Kawantu kahakanan anu langka keur maranhna mah cab th. Keur kitu, ana gorowok th Sakadang Monyt ngagorowok, Seuhah lata-lata, cenah. Maksudna mah seuhah lada-lada. Ssst, ulah gandng atuh, bisi kadngeun ku Pa Tani! Sakadang Kuya nyaram. Tapi Sakadang Monyt teu beunang dicaram, angger ba gogorowokan. Seuhah lata-lata! Seuhah lata-lata! Harita Pa Tani keur ngareureuhkeun cap di saung. Barang ngadng anu gandng di tungtung kalr kebonna, tibuburanjat hudang. Moal salah, ceuk pikirna, aya anu ngaganggu kana pepelakanana, Ngarawl pangilang, awi sadeupa, tuluy ngagidig ka lebah anu gandng ta. Katnjoeun ku manhna aya monyt keur ngaweswes ngahakanan cab. Tah, beunang siah anu sok malingan cab aing th! ceuk Pa Tani bari ngudag Sakadang Monyt. Sakadang Monyt lumpat. Ditnggor ku pangilang, teu beunang. Trkl Sakadang Monyt nak kana tangkal asem, terus diuk dina dahan pangluhurna. Ari Sakadang Kuya mah teu bisaeun lumpat, nyumput kana dapuran cau. Pa Tani nyampeurkeun ka lebah tangkal cab anu diranjah ku Sakadang Monyt jeung Sakadang Kuya. Ari datang, brh katnjo Sakadang Kuya keur nyumput dina dapuran cau. Nyumputna teu buni. Kalah ka huluna w anu ngelok th, ari awakna teu dibunian. Atuh puguh babari kapanggihna ku Pa Tani.

Ieu geuning hiji deui anu sok ngaranjah kebon aing th! ceuk Pa Tani bari nwak Sakadang Kuya. Sakadang Kuya ditalian, tuluy dibawa ka saung. Sakadang Monyt nnjokeun Sakadang Kuya anu dibawa ku Pa Tani. Hatna mah seuri. Puas siah, bongan sok hayang meunang sorangan! ceuk Sakadang Monyt dina jero hatna. Manhna ngarasa bungah, pdah geus bisa males kanyeri hatna basa ngala nangka jeung cau ta. Sakadang Kuya dibawa ku Pa Tani ka imahna. Ambu, Ambu, ka dieu geura! ceuk Pa Tani ka pamajikananana. Aya naon bapana, meni siga nu dines pisan? Ieu geura tempo, uing meunang kuya! ceuk Pa Tani. Ambu Tani norojol. Euleuh-euleuh, enya ba mani ged kitu! Kuya ti mana bapana? Ti kebon. Kapanggih keur ngaweswes w ngahakanan cab. Ieu tayohna mah anu sok malingan cab th! Ieu th rk dikumahakeun? Urang peuncit w, isukan. Urang asakan, moal teu gajih geura kuya saged kieu mah. Ayeuna mah kurungan ba heula ku ranggap. Kad bisi leupas! Kuya dikurungan ku ranggap, luhurna dibeungbeuratan ku batu, bisa ngencar cenah. Atuh meureun kudu meuli samarana ka pasar ari rk dipeuncit mah, ceuk Ambu Tani. Enya, jung ka pasar meuli samarana meungpeung beurang knh. Ajakan ba Si Nyai, ceuk Pa Tani. Uing g ark ka Ki Kerta heula sakeudeung, balikna engk meureun bada magrib. Teu lila Ambu Tani jeung anakna anu aww indit ka pasar. Bada asar Pa Tani kaluar ti imahna, ark ka imah Ki Kerta.

Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyt Ngala Cau


18 Dsmber 2009 ciburuan Dongeng Sasatoan sakadang kuya, sakadang monyet 1 Pairan Sawatara bulan ti harita, pelak cau Sakadang Kuya th geus baruahan, malah geus arasak. Mimiti kanyahoanana ku Sakadang Monyt. Atuh Sakadang Monyt th hariweusweus nyaritakeun tangkal cau ta ka Sakadang Kuya.

Ieuh, geuning tangkal cau th geus buahan. Buahna og geus karonng deuih, ceuk Sakadang Monyt. Piraku Sakadang Monyt? Sumpah. Pan bieu uing ngaliwat ka dinya. Kudu buru-buru diala, bisi kaburu ku cocodot! Heug, isukan mah urang ala. Keun uing anu ngalana mah, urang takan. Sakadang Kuya mah cicing w di handap, da teu bisa nak. Ngan uing mnta nya, apan uing anu ngalana, jeung uing deuih anu pangheulana nganyahoankeun geus asakna og! Kuduna mah dibagi dua. Sakadang Kuya ukur nyenghl ngadng omongan Sakadang Monyt kitu th. Teu nmbal. Peutingna, sor knh Sakadang Monyt geus sar. Jigana mah capeun, lantaran beurangna geus liar jauh. Ari Sakadang Kuya mah masih knh nyileuk. Keur kitu kadng Sakadang Monyt ngalindur, Isukan uing rk ngala cau. Cauna rk dibawa kabur, Sakadang Kuya mah moal dibr. Bongan tuda, basa ta g nangka dibakkeun ku sorangan. Tayohna mah Sakadang Monyt th neuteuli soal nangka ta, nepi ka kababawa ngalindur. Ngadng kitu, Sakadang Kuya ngahuleng. Mikiran kumaha carana sangkan isukan cauna henteu dibawa kabur ku Sakadang Monyt. Manhna manggih akal. Belenyh seuri sorangan. Manhna nyokot koja. Tuluy ta koja th dibolongan handapna. Anu bolongna th dianyamkeun deui, tapi anyamanana padu nmpl, nepi ka teu katingali geus dibolongan. Geus kitu mah, dug ba Sakadang Kuya sar. Isukna, kira-kira wanci haneut moyan, Sakadang Monyt ngajak ngala cau ta ka Sakadang Kuya. Sakadang Kuya, hayu urang ngala cau ta! Hayu. Tah, bawa atuh kojana ku Sakadang Monyt, keur wadahna. Pan anjeun anu rk ngalana og, uing mah teu bisa nakna. Heueuh, ka dieu urang bawa ku uing, ceuk Sakadang Monyt. Koja th disalindangkeun. Duanana leumpang antar naker. Sakadang Monyt mah katnjona th bungah pisan. Paromanna marahmay, malah mak jeung hahariringan sagala. Boga rasa, manhna bakal meunang milik anu kacida lobana. Sakadang Kuya mah moal dibr.

Barang tepi ka nu dijugjug, enya ba cau th geus arasak. Komo seuhangna mah, geus karonng. Anu katnjo hjo knh th, butitina w. Teu ngadagoan dititah heula, kalacat w Sakadang Monyt nak kana tangkal cau. Tuluy ba metikan cau anu geus arasakna. Sanggeus dipetik, terus diadupkeun kana koja. Atuh puguh w cau th murag, lantaran handapna geus dibolongan ta ku Sakadang Kuya. Cau anu murag th disanggap ku Sakadang Kuya. Sanggeus dibuka cangkangna, belewek ba didahar. Sakadang Monyt mah tonggoy ba metikan cau. Petik, sup kana koja, pluk murag. Kitu jeung kitu ba. Sakadang Monyt teu nyahoeun, da teu rurat-rrt ka handap. Bakating ku hayang buru-buru anggeus ngala cauna. Bari ngaweswes ngadaharan cau, Sakadang Kuya api-api ngurihit mnta cau ka Sakadang Monyt. Jang, cik atuh mnta cau th. Hijiii w. Uing mah meni hayang ngasaan! Sakadang Monyt teu nmbalan. Malah teu ngalieuk-lieuk acan. Emh, Sakadang Monyt mah teu inget w ka uing th! Sakadang Monyt hare-har. Barang cau anu arasakna geus bak, Sakadang Monyt tuturubun turun tina tangkal cau. Maksudna rk mawa kabur cau arasak, anu pangrasana mah aya dina kojana. Deregdeg ba lumpat, trkl nak kana tangkal anu jangkung. Cl diuk dina dahanna anu luhur. Leungeunna ngodok koja rk nyokot cau. Cauna euweuh. Barang eusina diilikan, Sakadang Monyt ngajrwt kagt, lantaran kojana kosong. Beuki kagt barang ningali koja th handapna bolong. Rt ka handap, katingali Sakadang Kuya keur nyarand kana tangkal cau bari nyekelan beuteung. Kamerekaan lantaran loba teuing ngadahar cau. Di sabudeureunana cangkang cau meni ngabayak. Sakadang Monyt buru-buru turun tina tangkal, tuluy nyampeurkeun Sakadang Kuya. Sakadang Kuya, mnta cauna atuh! Tah, aya hiji deui! ceuk Sakadang Kuya bari nuduhkeun kana cau anu ngagolr. Maenya ngan hiji! ceuk Sakadang Monyt nyereng. Ih, apan anu nakna g Sakadang Monyt, uing mah ngan mulungan anu maruragna wungkul, tmbal Sakadang Kuya, bari angger ngusapan beuteungna anu mutiktrik.

Cau th dicokot, tuluy didahar ku Sakadang Monyt. Puguh ba ngeunah, cau raja cer, asak dina tangkal deuih. Sakadang Monyt kacida keuheuleunana ka Sakadang Kuya. Sakadang Kuya mah kawas lain jeung sobat ba! pokna bari terus indit. Sakadang Monyt pundung deui. Indit ka jero leuweung, ninggalkeun Sakadang Kuya.

Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyt Melak Cau


17 Dsmber 2009 ciburuan Dongeng Sasatoan melak cau, sakadang kuya, sakadang monyet Tunda talatah Anu pundung th henteu lila. Ngan sapeuting. Isukna, isuk-isuk Sakadang Monyt geus datang deui nyampeurkeun ka Sakadang Kuya. Sakadang Kuya! Kuk! Keur naon? Ah, biasa w keur moyan, tmbal Sakadang Kuya anu keur cinutrung dina batu. Ari tadi peuting sar di mana Sakadang Monyt th? Sakadang Kuya malik nanya. Di ditu, di deukeut kebon Pa Tani. Baruk? Naha Ujang teu sieun ku Pa Tani? Ah, henteu, da Pa Tanina og areuweuh. Imahna g katnjona karosong. Jigana mah keur arindit jauh. Kad ah, sing ati-ati mun papanggih Pa Tani. Pa Tani th manusa. Manusa ta hararak jeung sagala beuki deuih! Sing percaya w atuh ka uing! Jemp sajongjongan. Pok Sakadang Monyt nyarita deui. Lain, Sakadang Kuya, uing th kabita ku Pa Tani. Kabita kumaha?

Kabita ku cara hirupna, meni asa garenah. Geura ba, mun hayang barangdahar, teu kudu kukurilingan heula nangan dahareun cara urang. Bas kari nutu. Atuh deungeunna kari ngala di kebon. Geus puguh sabangsa lalab mah. Asal dak ngalana. Kabh aya di kebonna. Atuh kudu dak ngebon Jang, mun hayang kitu mah. Enya, kumaha lamun ayeuna urang ngebon nurutan Pa Tani? Meureun mun hayang baranghakan th teu kudu kukurilingan heula cara ayeuna. Kari ngala w di kebon. Alus tah, Jang, pikiran th. Ngan melak naon nya anu pantes keur urang? Ku lantaran uing mah karesep th cau, kumaha upama melak tangkal cau? Hih, da uing og resep kana cau mah! Duanana sapogodos rk melak cau. Tapi di mana melakna? Sakadang Monyt nanya. Ah, di dinya w tah, di hilir, di sisi leuwi. Di dinya aya tanah kosong, meujeuhna mun ku urang dikebonan th. Tanahna og alus di dinya, tmbal Sakadang Kuya. Naha lain di girang w atuh, deukeut ka basisir? Di dinya mah tanahna kurang had, geus campur jeung keusik. Sapuk ba rk ngebon cau di tanah kosong sisi leuwi. Ari binihna rk ngala di kebon Pa Tani. Kabeneran Pa Tanina keur euweuh. Malah dina ayana og, moal ambek sugan ari dipnta binih cau mah. Asal ulah diala cauna w, komo anu geus asak dina tangkal mah. Bring atuh Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyt indit ka kebon Pa Tani. Ari Sakadang Kuya rk melak naonana? Jang Ony nanya. Uing mah rk melak anakna w. Har, atuh lila kana buahanana ari melak anakna mah. h, da kitu biasana, ari melak cau mah kudu anakna. Ah, teu kitu! Uing mah rk melak jantungna w, ceuk Sakadang Monyt. Naha?

Ari Sakadang Kuya, bodo th dibakkeun ku sorangan. Yeuh, ari cau th asalna tina jantung. Anu matak uing mah ark melak jantungna, ambh trh kaala buahna, ceuk Sakadang Monyt bari semu ngc ka Sakadang Kuya. Ah, uing mah rk nurutkeun tali paranti w, melak anakna, anak cau. Heug atuh, Sakadang Kuya melak anakna, uing melak jantungna. Ayeuna mah urang paheula-heula buahan! Pasti pelak uing anu pangheulana buahan mah! ceuk Sakadang Monyt, yakin pisan. Caritana ta dua sobat th geus marelak cau di tanah nu di sisi leuwi ta. Sakadang Kuya melak anakna, anak cau, ari Sakadang Monyt melak jantungna. Saminggu ti harita, pelak cau th ditarang. Sakadang Kuya, pelak cau th geus kumaha? Sakadang Monyt nanya. Karak lilir nu uing mah. Ari nu Sakadang Monyt geus kumaha? Geus beukah, sakeudeung deui og geura, bijil buahna, ceuk Sakadang Monyt, bungah naker. Saminggu deui ti harita, maranhna narang deui pelak cauna. Sakadang Kuya, pelak cau th ayeuna geus kumaha? ceuk Sakadang Monyt. Anu uing mah geus bijil pucuk. Ari nu Sakadang Monyt kumaha? Pelak uing mah atung-atung nh a, tmbal Sakadang Monyt ngablhm. Maksudna mah jantung-jantung knh ba. Selang saminggu, pelak cau th ditarang deui. Ayeuna geus kumaha pelak cau th, Sakadang Monyt nanya. Tuh, geus bijil pucuk tilu. Ari nu Sakadang Monyt? Atung-atung nh a. Beuki lila, pelak cau Sakadang Kuya beuki ngagedan, malah morontod jadina og, kawantu tanahna subur. Ari pelak jantung Sakadang Monyt mah, tibatan jadi kalah ka buruk. Nampuyak digembrong laleur. Ning alah uyuk sia mah! ceuk Sakadang Monyt bari nalapung pelak jantungna. Sakadang Kuya ukur msem nnjo kalakuan Sakadang Monyt kitu th. Na jero hatna

mah nyeungseurikeun, bari ngagerentes, Dasar kokolot begog! Henteu umum atuh melak cau jantungna mah! Ahirna di dinya th ngan aya pelak cau anu Sakadang Kuya. Geus kitu mah diarantep w, teu ditang-tang deui. Engk cenah lamun kira-kira buahna geus arasak, rk ditang deui bari sakalian diala. Muatan Leuwih Heubeul

WILUJENG SUMPING DI [KC]

MOAL DIMURAH-MARH
Tulisan dina ieu blog bisa disalin, diundeur jeung diala ku saha wae. Ngan lamun nyalin jeung nuliskeun deui dina wangunan blog/situs web kudu dibarengan ku nuliskeun asal tulisanana, pangpangna panumbu (link) kana judul tulisanana. Nuhun pisan kana perhatianana.

SILIDIK

TITI MANGSA KALENDER


April 2011 sn sl rb km jm sp ah Mar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

RANGGEUYAN

Amparan Malayan (40) o Dua Sisi Kehidupan (8) o Elektronika Digital (1) o Iptek (5) o Jalan Kehidupan (10) o Komputer (18) Kartu Video (8) o Pemrograman (1) Babasaan (73) o Babasan jeung Paribasa (27) o Ciri Wanci (2) o Dongeng (12) Dongeng Sasatoan (11) o Itung-itungan (2) o Kabeungharan Kecap (1) o Ngaran (3) o Patempatan (4) o Sajak (3) o Warna (1) Carita Impian Nambag Tembok Anggang (1) Catetan dina Fesbuk (45) Kabiasaan Kabudayan (80) o Ageman (13) o Ajeg (6) o Kakarn Lebaran (4) o Pamali (2) o Puasa (19) o Rajaban (5) o Rayagung (8) o Tatann (6) o Wangunan (5) Kadaharan (12) o Lalab (1) Kahirupan (24) o Sajarah (2) Kahirupan Barudak (77) o Diajar (10) o Heureuy (14) o Kaulinan Barudak (47) Ayun-ayunan (1) Kakawihan (17) Kokoleceran (2) Momobilan (2)

Peperangan (1) Rorodaan (4) Tatarucingan (1) Ucing-ucingan (1) o Ngala Manuk (3) Kompiuter (Komputer) (13) o Blog Sunda (1) o Internt (2) Teu Tangtu (Relatip) (2) Tutuwuhan (3) Tutuwuhan Obat (1) Wilujeng (3)

PEPERENIAN TULISAN PINUNJUL


Komponen Penyusun Motherboard Aneka Kue dari Istana Cake & Bakery Jenis-jenis Soket Prosesor Mengenal Motherboard Komputer PC Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyt Melak Cau Komponen Penyusun Komputer Pribadi (PC) Ngasah Pakarang Eksistensi Diri Manusia: Antara Dunia Maya dan Dunia Nyata (Bagian 3) Bisnis MLM Nyepi, Ngaruang Jengkol Supaya Jadi Sepi

DONASI
Jika Anda ingin menyalurkan donasinya, silakan kirimkan ke nomor rekening berikut: 130-00-1014805-7 a.n. AMID Bank Mandiri KCP (Kantor Cabang Pembantu) Kiaracondong Bandung 13005 Terima Kasih

PAGUNEMAN ANYAR

Adang dina Kaulinan Barudak Jeung Man Gim Kaka dina Bulan jeung Nini Anth Ngasah Pakarang Kampung Ciburuan [KC] dina Ngasah jeung Diajar/Latihan bosch vp30 dina Kabiasaan Kabudayan Water Container dina Hurup T

ip dina Kabiasaan Kabudayan NLP Training dina Hurup T Headboard Light dina Hurup T Headboard Light dina Hurup T Ngasah jeung Diajar/Latihan Kampung Ciburuan [KC] dina Ngasah Pakarang

BEUNGBEURAT
Nilai Website IniRp

6.42 Juta

LANGGANAN
Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan dan menerima pemberitahuan tulisan yang baru melalui email.

TEUTEUPAN SITUS

34,144 hits

TULISAN PANGANYARNA

Patani jeung Pesbuk Bulan jeung Nini Anth Gim Kaulinan Barudak Kaulinan Barudak Jeung Man Gim Abong Biwir Teu Diwengku Letah Teu Tulangan

PANYAMBUNG

Daptar Lebet log RSS Seratan Pairan RSS WordPress.com

Blog di WordPress.com.

Theme: Notepad by N. Design.


Apa pun tugas hidup anda, lakukan dengan baik. Seseorang semestinya melakukan pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih hidup, yang sudah mati, dan yang belum lahir tidak mampu melakukannya lebih baik lagi. - Martin Luther King

Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton. - Mark Twain

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran. - James Thurber

Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja, hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan, dan perutnya dengan makanan. - Frederick E. Crane

Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan. - Tom Bodett

Ancaman nyata sebenarnya bukan pada saat komputer mulai bisa berpikir seperti manusia, tetapi ketika manusia mulai berpikir seperti komputer. - Sydney Harris

Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah. - Nabi Muhammad Saw

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. - William Feather

Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan, pemikiran terakhirlah yang paling baik. - Robert Hall

Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri. - Martin Vanbee

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. - Ernest Newman

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. - Aldus Huxley

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. - Schopenhauer

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. - Andrew Jackson

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. - Evelyn Underhill

Perbuatan-perbuatan salah adalah biasa bagi manusia, tetapi perbuatan pura-pura itulah sebenarnya yang menimbulkan permusuhan dan pengkhianatan.

- Johan Wolfgang Goethe

Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan. - Sir Francis Bacon

Karena manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib dirinya; tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya walaupun bagaimana besarnya. - Jalinus At Thabib

Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dan gelombang itu. - Marcus Aurelius

Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lain. - Thomas Hardy

Kaca, porselen dan nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas yang nampak. - Benjamin Franklin

Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih. - Lao Tse

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah. - Abu Bakar Sibli

Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya. - Joseph Addison

Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain. - William Wordsworth

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah. - Kahlil Gibran

Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. - Alexander Pope

Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda. - Heather Pryor

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. - Thomas Alva Edison

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan saya percaya pada diri saya sendiri. - Muhammad Ali

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. - Confusius

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah. - Abu Bakar Sibli

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum. - Mahatma Gandhi

Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda. - Heather Pryor

Just The Way You Are


oleh: Bruno Mars

[Verse 1] Her eyes, her eyes make the stars look like they're not shining Her hair, her hair falls perfectly without her trying She's so beautiful And I tell her everyday (yeahh) I know, I know When I compliment her she won't believe me And it's so, it's so Sad to think that she don't see what I see But everytime she asks me "Do I look okay?" I say [Chorus] When I see your face There's not a thing that I would change 'Cause you're amazing

Just the way you are And when you smile The whole world stops and stares for a while 'Cause girl you're amazing Just the way you are [Verse 2] Her lips, her lips I could kiss them all day if she let me Her laugh, her laugh she hates but I think it's so sexy She's so beautiful And I tell her everyday Oh you know, you know, you know I'd never ask you to change If perfects what you're searching for Then just stay the same So don't even bother asking if you look okay 'Cause you know I'll say [Chorus] When I see your face There's not a thing that I would change 'Cause you're amazing Just the way you are And when you smile The whole world stops and stares for a while 'Cause girl you're amazing Just the way you are The way you are The way you are Girl you're amazing Just the way you are [Repeat Chorus]

More Bruno Mars


Somewhere In Brooklyn

Rest Of My Life Just The Way You Are (Remix) Runaway Baby Marry You The Other Side All About You Today My Life Begins Dance In The Mirror Talking To The Moon Liquor Store Blues Our First Time

Semua Lagu Bruno Mars Lirik lagu salah? Koreksi di siniust a small town girl, livin' in a lonely world She took the midnight train goin' anywhere Just a city boy, born and raised in south Detroit He took the midnight train goin' anywhere A singer in a smokey room A smell of wine and cheap perfume For a smile they can share the night It goes on and on and on and on Strangers waiting, up and down the boulevard Their shadows searching in the night Streetlights people, living just to find emotion Hiding, somewhere in the night Working hard to get my fill, everybody wants a thrill Payin' anything to roll the dice, just one more time Some will win, some will lose Some were born to sing the blues Oh, the movie never ends It goes on and on and on and on (chorus)

Don't stop believin' Hold on to the feelin' Streetlight people

More Journey
With Your Love Happy To Give Dixie Highway Who's Crying Now Loved By You Partys Over Hopelessly In Love Any Way You Want It Higher Place Separate Ways (worlds Apart) In The Morning Day Daydream La Raza Del Sol

I have a dream, a song to sing To help me cope, with anything If you see the wonder, of a fairytale You can take the future, even if you fail I believe in angels, something good in everything I see I believe in angels, when I know the time is right for me I'll cross the stream, I have a dream Oh yeah I have a dream, a fantasy To help me through, reality And my destination, makes it worth the while Pushing through the darkness, still another mile I believe in angels, something good in everything I see I believe in angels, when I know the time is right for me I'll cross the stream, I have a dream I have a dream, a song to sing To help me cope, with anything If you see the wonder, of a fairytale You can take the future, even if you fail I believe in angels, something good in everything I see I believe in angels, when I know the time is right for me I'll cross the stream, I have a dream I'll cross the stream I have a dream...

You might also like