You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian konstruksi las/ las lanjutan Praktek konstruksi las adalah suatu kegiatan praktek yang menggunakan mesin-mesin las dan alat pendukung serta alat bantu pengelasan dalam membuat benda kerja tertentu.

B. Standar kompetensi dan kompetensi dasar a. Standar kompetensi Siswa mampu membuat benda kerja menggunakan mesin las. b. Kompetensi dasar
y Mahasiswa mampu mengatur arus las yang butuhkan untuk benda kerja. y Mahasiswa mampu membuat rigi- rigi sambungan las. y Mahasiswa mampu membuat sambungan las benda silinder/ pipa. y Mahasiswa dapat menerapkan keselamatan kerja dalam melakukan

kegiatan praktek.

C. Tujuan Praktek konstruksi las/ las lanjutan


y y

Mahasiswa dapat menggunakan peralatan las dengan baik. Mahasiswa dapat membuat benda konstruksi las.

BAB II PEMBUATAN BENDA KERJA

A. Pengetahuan dasar pengelasan a. Pengertian pengelasan Pengelasan adalah penyambungan suatu benda melalui proses pemanasan pada titik lelehnya. b. Alat- alat pengelasan. 1. Mesin las ( trafo las ) Trafo las merupakan sumber utama arus listik untuk proses pengelasan.

2. Kabel las. Kabel las terdiri dari dua buah kabel yaitu sebagai penghubung ke beban dan elektroda. Kabel untuk beban dihubungkan pada terminal negatif atau nol output trafo, sedangkan kabel untuk elektroda dihubungkan pada terminal positif jika arus searah (DC) atau fase jika arus (AC) output trafo. Kabel untuk beban umumnya menggunakan warna hitam, sedangkan untuk elektroda

menggunakan kabel warna merah, kuning atau yang lain selain hitam dan putih.

3. Penjepit las . Penjepit terdiri dari penjepit benda kerja atau biasa disebut dengan beban dan penjepi elektroda. Perbedaan kedianya terletak pada

bentuknya. Untuk beban hanya berbentuk segitiga dan tanpa dilapisi isolator, sedangkan untuk elektroda berbentuk sesuai handle pemegang, sebagai mana gambar dibawah.

4. Elektroda. Elektroda merupakan logam yang memiliki lapisan khusus sebagai penyambung yang dilelehkan oleh arus listrik. Elektroda memiliki beberapa ukuran ketebalan (diameter) yang digunakan sesuai dengan kebutuhan benda/ logam yang akan disambung.

Penggunaan elektroda hendaknya sesuai dengan benda kerja yang akan dibuat. Dengan membaca table akan membantu dalam memilih electrode yang kita gunakan.

5. Kaca mata las

Kaca mata las berfungsi untuk menghindari sinar dan percikan dari nyala busur listrik yang terbentuk saat pengelasan.

c. Alat bantu diluar peralatan las. 1. Gerinda duduk. Gerinda duduk berfungsi untuk membentuk permukaan yang akan di las agar lebih presisi.

2. Gerinda tangan. Gerinda tangan berfungsi untuk menghaluskan hasil pengelasan dari lelehan elektroda yang tidak teratur.

B. Proses pengerjaan benda kerja a. Pengelasan 1.

Pengelasan pipa lengkung setengah lingkaran dengan tiang penyangga utama. Yang mana pipa lengkung telah disediakan.

b. Pengelasan 2. Pengelasan pipa mendatar pada tiang penyangga utama. Setiap

penyambungan pipa yang tegak lurus, ujung pipa yang akan disambung dibentuk cekungan seperti gambar di bawah.

c. Pengelasan 3.

Penyambungan kedua sisi pengelasan 2 dengan pipa mendatar.

d. Pengelasan 4. Pengelasan pipa horizontal sebagai penahan tiang gantung beserta bearing. Jarak antar pipa penahan tiang gantung adalah 40 cm.

e. Pengelasan 5. Pengelasan tiang gantung ayunan. Tiang gantung ayunan disambung bersinggungan dengan bearing dan digunakan sebagai dasar pemasangan alas ( pijakan ) dan kursi.

Jarak antar tiang gantung tiap sisi adalah 70 cm dan jarak antara tiang gantung dengan tiang penyangga utama masing- masing 15 cm.

Dilihat dari samping

f. Pengelasan 6. Pembuatan alas ayunan. Pembuatan alas ayunan menggunakan dasar ukuran dari posisi tiang gantung.

g. Pengelasan 8. Pembuatan tempat duduk ayunan.

h. Pengelasan 9. Pemasangan kursi dan pelat kursi serta alas pada tiang gantung ayunan.

i.

Pengelasan 10. Finishing ( pemasangan acsessoris dan pelat penguat ) menjadi ayunan. Hasil akhir benda kerja ( ayunan )

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pembelajaran praktek adalah suatu strategi yang memberi peluang peserta mengalami proses belajar melalui bekerja langsung ( Learning by doing ) pada pekerjaan sesungguhnya. Dengan adanya praktek las lanjutan kami dapat merasakan bagaimana pelaksanaan praktek yang dibimbing langsung oleh pihak/dosen yang lebih mengerti tentang praktek pemesianan, dan bahkan kami dapat mengukur sejauhmana penguasaan ilmu praktek las lanjutan.

10

You might also like