You are on page 1of 9

TUGAS RADIOKIMIA PADI VARIETAS MIRA-1 SEBAGAI APLIKASI TEKNIK NUKLIR DI BIDANG PERTANIAN

OLEH : KELOMPOK 7 AZIZAH (3325080198) LEADER FIRST ANDIKA (3325081950) LELIANA PUTRI (3325081945)

KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2011

Latar Belakang Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%). Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton , kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton, meleset dari target semula yang 60 juta ton. Dalam upaya peningkatan hasil panen, pemuliaan tanaman menawarkan alternatif perbaikan genetik tanaman sesuai sifat-sifat yang diharapkan. Saat ini tersedia berbagai metode perbaikan sifat tanaman mulai dari konvensional sampai molekuler dengan didukung komputerisasi. Keragaman merupakan hal penting dalam pemuliaan karena dapat ditemukan berbagai sumber gen untuk perbaikan suatu sifat tanaman. Gen -gen tersebut dapat ditransfer ke tanaman dengan cara konvensional maupun rekayasa genetik. Penggunaan teknik mutasi pada pemuliaan tanaman di Indonesia dilakukan secara intensif mulai pada tahun 1972, yaitu setelah Batan memperoleh proyek penelitian mutasi dari IAEA (Badan Atom Internasional). Riset pemuliaan tanaman ini penting dalam menunjang pembangunan pertanian di Indonesia. Disebutkan bahwa teknik pemuliaan mutasi yang menggunakan teknologi nuklir merupakan alternatif bagi teknik pemuliaan tanaman secara konvensional, molekuler dan transformasi dengan tujuan sama yaitu untuk memperbaiki penampilan genetik tanaman. Penelitian pemuliaan mutasi di BATAN berjalan sukses, terutama dengan telah dilepasnya varietas padi Atomita, Cilosari dan sebagainya. Di sisi lain hama dan penyakit utama padi sawah irigasi di Indonesia antara lain serangan Wereng Coklat Nilaparvata lugens stal dan penyakit hama daun bakteri Xanthomonas oryzae bisa membuat petani gagal panen. Hal ini adalah kendala biologis utama dalam meningkatkan produksi pertanian khususnya padi. Itulah sebabnya, pembentukan varietas unggul padi sawah masih dimaksudkan untuk ketahanan terhadap hama wereng coklat dan penyakit bakteri hawar daun, disamping sifat-sifat yang lain seperti produksi tinggi, umur genjah, kualitas beras bagus, dan tekstur pulen.

Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah pada tahun 1999 melepas varietas Cisantana yang mempunyai sifat tahan wereng cokelat biotipe 1, 2 dan agak tahan biotipe 3, tahan penyakit hawar daun strain III, tekstur nasi pulen tetapi kualitas berasnya masih kurang bagus. Di samping itu bulu yang ada pada ujung gabah dari sebagian jumlah gabah pada malai menyebabkan varietas Cisan tana tidak disenangi petani. Untuk memperbaiki sifat-sifat tersebut Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) BATAN pada tahun 2000 telah melakukan perbaikan varietas Cisantana dengan teknik mutasi. Dari kegiatan penelitian tersebut diperoleh galur mutan Obs-1688/PSJ. Setelah melalui seleksi dan pemurnian, uji daya hasil dan uji ketahanan terhadap hama wereng cokelat dan penyakit bakteri hawar daun ternyata galur mutan Obs1688/PSJ mempunyai sifat produksi tinggi,umur genjah, tahan hama wereng cokelat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3, tahan penyakit bakteri hawar daun strain III dan agak tahan strain IV, dengan tekstur nasi pulen,mutu dan kualitas beras bagus. Selanjutnya galur mutan Obs-1688/PSJ pada 6 Maret 2006 telah dilepas oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan

No.134/Kpts/SR.120/3/2006 dan diberi nama varietas Mira-1. Sejarah Tanaman Padi Padi termasuk genus Oryza L. yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua, Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L. berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika Barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan di daerah tanah kering dengan sistem ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan hasil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang.

Arti Penting dan Manfaat Padi Bagi Kehidupan Manusia Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab di dalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi. Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1.821 kalori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Di samping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya. Syarat Tumbuh Tanaman Padi Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.

Asal Usul Padi Varietas Mira-1 Mira-1 hanya satu di antara 15 benih padi unggul produksi BATAN lainnya seperti Atomita (1,2,3,4), Meraoke, Woyla, Kahayan, Winongo, Diah Suci, Yuwono, Mayang, Situgintung, Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa dan Camar juga dihasilkan dari proses radiasi nuklir. Padi varietas Mira-1 adalah hasil seleksi pedigree dari penyinaran benih varietas Cisantana dengan Gamma Co dengan -60 dosis 0,20kGy, kegiatan laboratorium dilakukan di PATIR-BATAN di Pasar Jumat pada tahun 2000. Benih M1 ditanam di Pusakanagara Subang dan dipanen satu malai setiap tanaman. Semua tanaman M1 ditanam sebagai tanaman M2 masing-masing sebanyak 30 tanaman setiap malai. Seleksi pedigree terhadap tanaman M2 dilakukan dan diperoleh 15 galur yang mempunyai sifat agronomi berbeda dengan varietas Cisantana yaitu ujung gabah tidak berbulu. Setelah dilakukan pemurnian beberapa generasi dan pengujian terhadap hama wereng cokelat serta penyakit hawar daun serta pengujian daya hasil diperoleh galur mutan 1688/PSJ yang mempunyai produksi tinggi, tahan hama wereng biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3 serta tahan terhadap penyakit hawar daun strain III dan agak tahan strain IV, berumur genjah dengan tekstur nasi pulen serta mutu dan kualitas beras bagus. Kelebihan lain Mira-1 dibanding dengan padi konvesional adalah batangnya lebih kokoh, sehingga tidak mudah rebah/rontok ketika terkena angin kencang. Padi temuan Prof. Dr. Mugiono, dkk ini merupakan aplikasi teknik nuklir di bidang pertanian. Teknik nuklir yang digunakan dalam pemuliaan padi adalah radiasi, dengan cara menyilangkan varietas nasional dengan varietas yang mempunyai aspek bagus. Radiasi mampu menembus biji tanaman sampai ke lapisan kromosom. Struktur dan jumlah pasangan kromosom pada biji tanaman dapat dipengaruhi dengan sinar radiasi ini. Perubahan struktur akibat radiasi dapat berakibat pada perubahan sifat tanaman dan keturunannya. Fenomena ini digunakan untuk memperbaiki sifat tanaman agar diperoleh biji tanaman dengan

keunggulan tertentu misalnya, tahan hama, tahan kering dan cepat panen. Padi yang diradiasi bersifat aman sepenuhnya, tak ada unsur radioaktif yang tertinggal. Deskripsi Padi Varietas Mira-1 (berdasarkan SK No.134/Kpts/SR.120/3/2006) Nomor seleksi Asal : Obs-1688/PSJ : Seleksi pedigree dari radiasi Cisanta dengan sinar gamma dosis 0,2 kGy Golongan Umur tanaman Bentuk tanaman Tinggi tanaman Anakan produktif Warna kaki daun Warna telinga daun Warna daun Permukaan daun Posisi daun Daun bendera Warna batang Kerebahan : Cere : 115 120 hari : Tegak : 105 110 cm : 15 20 : Hijau : Tidak berwarna : Hijau : Kasar : Tegak : Tegak : Hijau : Tahan

Tipe malai Leher malai Kerontokan Bentuk gabah Warna gabah Rata-rata hasil Potensi hasil Bobot 1000 butir Tekstur nasi Kadar amilosa Kadar protein Ketahanan terhadap hama

: Intermediate : Terbuka : Sedang : Ramping : Kuning : 6,29 ton / ha gabah kering giling : 9,20 ton / ha gabah kering giling : 26 27 gram : Pulen : 19,0 % : 9,02 % : Tahan wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3.

Keterangan terhadap penyakit : Tahan penyakit bakteri hawar daun strain III dan agak tahan strain IV Keterangan : Cocok ditanam pada lahan sawah dengan tinggi 0 700 m dpl. Pemulia : Mugiono, Hambali, Sutisna, Lilik Harsanti dan Yulidar Instansi pengusul : Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN.

Keunggulan Padi Varietas Mira-1 Berdasarkan hasil uji daya multilokasi di 28 lokasi, uji ketahanan terhadap hama wereng cokelat dan penyakit bakteri hawar daun serta analisis mutu dan kualitas beras, varietas Mira-1 mempunyai keunggulan sebagai berikut: Rata-rata produksi 6,29 ton/ha GKG (Gabah Kering Giling), dengan potensi produksi mencapai 9,2 ton/ha GKG. Umur 115-120 hari. Berat 1000 butir 26-27 gram. Tahan terhadap hama wereng cokelat biotipe 2 dan agak biotipe 3. Tahan terhadap penyakit bakteri hawar daun strain III dan agak tahan strain IV. Kadar amilosa rendah 19% dan kadar protein tinggi yaitu 9,02%. Mutu dan kualitas beras bagus, beras panjang dan kristal tanpa butir mengapur. Tekstur nasi pulen. Rendemen giling tinggi yaitu 73,75%, sedangkan varietas IR-64 72,89% dan Cisantana 65,19%. Persentase beras kepala tinggi yaitu 87,67%, sedangkan IR-64 80,84% dan Cisantana 77,97%. Selain sekadar menghasilkan produksi benih unggul, BATAN juga mencoba mengolah padi lokal untuk ditingkatkan kemampuan tanamnya. Salah satunya padi Pandanwangi dari Cianjur yang berkat teknik radiasi mampu ditanam bukan saja di atas ketinggian 700 meter dpl, melainkan di area yang lebih rendah juga. Namun demikian, selain menggunakan bibit unggul, diharapkan juga ada keserempakan petani saat melakukan penanaman. Juga tidak perlu memakai insektisida secara berlebihan, serta lebih baik menggunakan pupuk organik.

Daftar Pustaka http://antaranews.com/view/?i=1179131077&c=TEK&s http://batan.go.id/view_news.php?id_berita=1107&db_tbl=Berita


http://ngraho.com/2007/12/15/menanam-padi/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25362/5/Chapter%20I.pdf http://teknologi.kompasiana.com/internet/2010/04/07/varietas-padi-unggul-mira1-singkatan-dari-mutasi-radiasi/ http://wartapedia.com/politik/birokrasi/1800-padi-mira-1-menristek-tanam-padivarietas-unggul.html

You might also like