You are on page 1of 9

INSTRUMEN PENGUKURAN KINERJA

Vinka Emilda

Manajemen Pendidikan kelas Soroako Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar Tahun 2010-2011

BAB 1 PENDAHULIAN Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan istrumen untuk

mengumpulkan data penelitian. Istrumen penelitian ini digunakan untuk meneliti variabel yang diteliti. Dengan demikian junlam instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibekukan, tapi ada yang harus dibuat peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian akan diguankan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap istrumen harus mempunyai skala. Penilaian tentang kinerja individu karyawan semakin penting ketika perusahaan akan melakukan reposisi karyawan. Artinya bagaimana perusahaan harus mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan SDM sacara optimum. Pada gilirannya kinerja individu akan mencerminkan derajat kompetisi suatu perusahaan. Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi (Mulyadi dan Johny setyawan, 1999).Penilaaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semstinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Dengan adanya penilaian kinerja, manajer puncak dapat memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masingmasing pusat pertanggungjawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini diharapkan dapat membentuk motivasi dan rangsangan pada masing -masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien.

BAB 1I KAJIAN TEORI Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok (Ilyas, 1993). Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja individu, perlu dilakukan pengkajian terhadap teori kinerja. Secara umum faktor fisik dan non fisik sangat mempengaruhi. Berbagai kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi kondisi karyawan dalam bekerja. Selain itu, kondisi lingkungan fisik juga akan mempengaruhi berfungsinya faktor lingkungan non fisik Menurut Prawirosentono (1999) kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Menurut Gibson (1987), model teori kinerja individu terdiri dari: 1).Kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan ketrampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Sedangkan variabel demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung. 2).Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. 3).Kelompok variabel organisasi terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Menurut Kopelman (1986), variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu.

Penelitian Robinson dan Larsen (1990) terhadap para pegawai penyuluh kesehatan pedesaan di Columbia menunjukkan bahwa pemberian imbalan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja pegawai dibanding pada kelompok pegawai yang tidak diberi. Menurut Mitchell dalam Timpe (1999), motivasi bersifat individual, dalam arti bahwa setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat. Mengingat sifatnya ini, untuk peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menuntut para manajer untuk mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi melalui suasana organisasi yang mendorong para pegawai untuk lebih propduktif. Suasana ini tercipta melalui pengelolaan faktor-faktor organisasi dalam bentuk pengaturan sistem imbalan, struktur, desain pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi melalui praktek kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya. Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Kepuasan tersebut berhubungan dengan faktor-faktor individu, yakni: (a) kepribadian seperti aktualisasi diri, kemampuan menghadapi tantangan, kemampuan menghadapi tekanan, (b) status dan senioritas, makin tinggi hierarkis di dalam perusahaan lebih mudah individu tersebut untuk puas; (c) kecocokan dengan minat, semakin cocok minat individu semakin tinggi kepuasan kerjanya; (d) kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu individu yang mempunyai kepuasan yang tinggi terhadap elemen-elemen kehidupannya yang tidak berhubungan dengan kerja, biasanya akan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial, telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif).

Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain: a. Sangat Setuju, b. Setuju, c. Ragu-ragu, d. Tidak Setuju, e. Sangat Tidak Setuju. a. Sangat Baik, b. Baik, c. Ragu-ragu, d. Tidak Baik, e. Sangat Tidak Baik. Sistem penilaian dalam skala Likert adalah sebagai berikut: Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak setuju/baik (2), sangat tidak setuju/baik (1) Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3), tidak setuju/ baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5). Insrtumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Contoh Bentuk checklist Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi tanda (X) pada Kolom yang tersedia.

SS : Sangat Setuju ST : Setuju RG : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Contoh bentuk pilihan ganda Berilah salah satu jawaban terhadap pernyataan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi tanda lingkaran pada nomor jawaban yang tersedia. Arif Luqman Nadhirin akan segera menduduki jabatan manager pada perusahaan kita. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju Dengan bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakan pada tempat yang berbedabeda. Untuk jawaban di atas Sangat Setuju diletakan pada nomor pertama. Untuk item selanjutnya jawaban :Sangat Setuju dapat diletakan pada nomot terakhir. Pada bentuk checklist, sering jawaban tidak dibaca, karena letak jawaban sudah menentu. Tapi dengan bentuk checklist, maka akan didapat keuntungan dalam hal singkat pembuatannya, hemat kertas, mudah mentabulasikan data, dan secara visual lebih menarik.

Bab III INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)


NO I 1 2 II 1 2 III A. 1 2 3 B. 1 2 3 4 5 C. 1 2 3 D. 1 2 3 4 5 E. 1 2 INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI PRAPEMBELAJARAN Kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Memeriksa kesiapan siswa MEMBUKA PEMBELAJARAN Melakukan kegiatan apersepsi Menkomunikasikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect) . Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan Pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar/media pembelajaran Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Memfasilitasi terjadinya partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru, siswa, sumber belajar Merespon positif partisipasi siswa Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar Kemampuan khusus dalam pembelajaran Matematika Mendemonstrasikan penguasaan materi matematika dalam bentuk fakta, konsep, dan prosedur Mendemonstrasikan kemampuan menanamkan konsep, rumus, atau prinsip matematika dengan menggunakan pendekatan sesuai konsep Mengembangkan kemampuan siswa`untuk berpikir kritis, logis, dan analitis Mengembangkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dalam matematik Membantu siswa menemukan konsep, prinsip, dan rumus dalam matematika 1 1 SKOR 2 2 3 4 3 4

1 1

2 2

3 4 3 4

1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2

3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4

1 1 1

2 2 2

3 4 3 4 3 4

1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2

3 4 3 3 3 3 4 4 4 4

3 4 3 4

3 4 5

1 1 1

2 2 2

3 4 3 4 3 4

7 8 F. 1 2 G. 1 2 3 IV 1 2

Mengembangkan kemampuan siswa dalam menyampaikan informasi melalui simbol, bilangan, diagram, grafik, tabel, atau model lain Memupuk sikap positif atau apresiasi siswa terhadap matematika Membantu siswa dalam membentuk sikap cermat dan kritis Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi dan/atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Skor Total

3 4

1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4

NO

INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

SKOR 1 1 2 2 3 4 3 4

I PRAPEM ELAJARAN 1 Ke iapan ruang ala pe belajaran dan media 2 Memeri a ke iapan siswa II 1 2 III A. 1 2 3 B. 1 2 3 4 5 . 1 2 3 D. 1 2 3 4 5 E. 1 2 3 4 5 6 7 8 F. 1 MEM KA PEM ELAJARAN Melakukan kegia an apersepsi Menkomunikasikan kompe ensi yang akan di apai dan ren ana KEGIATAN INTI PEM ELAJARAN Penguasaan ma eri pelajaran Menunjukkan penguasaan ma eri pembelajaran Mengai k an ma eri dengan penge ahuan lain yang rele an Menyampaikan ma eri sesuai dengan hierarki belajar Pendeka an/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan di apai Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersi at kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positi (nurturant e e t ) . Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan Peman aatan sumber belajar /media pembelajaran Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar/media pembelajaran Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pembuatan dan peman aatan sumber belajar/media pembelajaran Pembelajaran yang memi u dan memelihara keterlibatan siswa Memfasilitasi terjadinya partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru siswa sumber belajar Merespon positif partisipasi siswa Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif Menumbuhkan ke eriaan dan antusisme siswa dalam belajar Kemampuan khusus dalam pembelajaran Matematika Mendemonstrasikan penguasaan materi matematika dalam bentuk fakta konsep dan prosedur Mendemonstrasikan kemampuan menanamkan konsep rumus, atau prinsip matematika dengan menggunakan pendekatan sesuai konsep Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, logis, dan analitis Mengembangkan kemampuan siswa dalam peme ahan masalah dalam matematik Membantu siswa menemukan konsep, prinsip, dan rumus dalam matematika Mengembangkan kemampuan siswa dalam menyampaikan informasi melalui simbol, bilangan, diagram, grafik, tabel, atau model lain Memupuk sikap positif atau apresiasi siswa terhadap matematika Membantu siswa dalam membentuk sikap cermat dan kritis Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar

1 1

2 2

3 4 3 4

1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2

3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4

1 1 1

2 2 2

3 4 3 4 3 4

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 4 3 3 3 3 4 4 4 4

3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4

You might also like