You are on page 1of 14

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK DENGAN CARA METODE BERMAIN KARTU ANGKA DI TK PERTIWI METRO

PROPOSAL

OLEH : NAMA : APRILIANI SARINASTITI NIM : 822510147

PROGRAM S1 PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA METRO 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Usia pra sekolah usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak-anak. Upaya pengembangan berbagai potensi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui permainan berhitung. Permainan berhitung di TK diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja tetapi juga kesiapan mental, social dan emosional. Oleh karena itu, dalam pelaksaannya harus dilakukannya secara menarik dan bervariasi. Pada usia 3 tahun, minat anak terhadap angka umunya sanga besar. Di sekitar lingkungan kehidupan anak berbagai bentuk angka sering kali ditemui di mana-mana, misalnya pada jam dinding, mata uang, kalender bahkan angka pada kue ulang tahun. Oleh karena itu, pada saat inilah permainan berhitung seyogyanya mulai diperkenalkan oleh anak. Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika yang diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan sistematis. Dengan kata lain, permainan berhitung di TK diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut disekolah dasar, seperti pengenalan knsep bilangan, lambang bilangan, warna, bentuk, ruang dan posisi melalui berbagai bentuk alat dan kegiatan bermain yang menyenangkan. Selain itu, permainan berhitung juga diperlukan untuk membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin pada diri anak. Berdasarkan pertimbangan inilah banyakl orang tua menghendaki agar anak-anak mereka segera memiliki kemampuan berhitung di samping membaca dan menulis. Namun demikian sering kali keinginan orang tua sesuai dengan perkembangan anak. Oleh karena itu, diperlukan panduan

memuat prinsip-prinsip dan pola pengenalan keterampilan tersebut yang sesuai, baik dari segi psikologis maupun paedagogis.

B. Rumusan Masalah Dari latar masalah maka rumusan masalah dalam penelitian hendakan kelas ini adalah : 1. Apakah pendekatan, penerapan system pembelajaran melalui metode bermain dengan kartu angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK Pertiwi Metro Pusat ?

C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian hendalian kelas ini yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak kelompok B TK Pertiwi Metro Pusat dengan pembelajaran menggunakan metode bermain kartu angka.

D. Manfaat 1. Secara tioritis temuan-temuan dari hasil penelitian ini diharapka dapat memperkaya prasarana pengetahuan dari kajian mengenai keterampilan pendidikan menggunakan alat peraga dan relevansi dengan pencapaian prestasi belajar anak TK. 2. Secara praktis penelitian diharpakn dapat menjadi sumber yang baik dalam memasak informasi dan rekomendasi yang bermanfaat bagi TK Pertiwi dalam menentukan langkah agar para pendidik dapat menggunakan alat peraga yang baik.

BAB II METODE PEMBAHASAN

A. Kajian Teori Tentang Metode Bermain Kartu Angka Seorang guru TK sebelum melaksankan program kegiatan belajar terlebih dahulu perlu memperhatikan tujuan program kegiatan anak TK dan ruang lingkup program kegiatan belajar anak TK. Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok di dalam keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak, terutama dengan metode bermain. Oleh karena begitu besar nilai bermain dalam kehidupan anak, maka pemanfaatan kegiatan bermain dalam pelaksanaan program kegiatan anak TK merupakan syarat mutlak yang sama sekali tidak bisa diabaikan. Bagi anak TK belajar adalah bermain dan bermain sambil belajar.

1. Pengertian Bermain bagi Anak Taman Kanak-Kanak Sebagian besar orang mengerti apa yang dimaksud dengan bermain, namun demikian mereka tidak dapat memberi batasan apa yang dimaksud dengan bermain. Aspek-aspek tingkah laku yang berbeda dalam bermain. Dikemukan sedikitnya ada 5 kriteria dalam bermain (Dworetzky, 1990:395-396) a. Motivasi intristik. Tingkah laku bermain dimotivasi dalam diri anak karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena ada tuntunan masyrakat atau fungsi-fungsi tubuh. b. Pengaruh positif. Tingkah lakku itu menyenangkan atau

menggembirakan untuk dilakukan. c. Bukan dikerjakan sambil lalu. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu, karena itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya melainkan lebih bersifat pura-pura.

d. Cara/tujuan. Cara bermain lebih diutamakan dari pada tujuannya. Anak lebih tertarik pada tingkah laku itu sendiri dari pada keluaran yang dihasilkan. e. Kelenturan. Bermain itu perilaku yang lentur. Kelenturan ditunjukan baik dalam bentuk mapuin dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.

Adapun batasan yang diberikan tentang pengertian bermain, bermain membawa harapan dan antisipasi tentang dunia yang

memberikan kegembiraan dan memungkinkan anak berkhayal seperti atau seseorang, suatu dunia yang dipersiapkan untuk berpetualang dan mengadakan telaah; suatu dunia anak-anak (Gordon dan Browne, 1985:265). Melalui bermain anak belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak. Jadi dapat diambil pengertian bahwa dengan bermain anak dapat memperoleh kesempatan memilih kegiatan yang disukainya,

bereksperimen dengan bermacam-macam alat dan bahan, berimajinasi, memecahkan masalah dan bercakap-cakap dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan.

2. Fungsi Bermain bagi Anak Taman Kanak-kanak Sesuai dengan pengertian bermain yang merupakan tuntunan dan kebutuhan bagi perkembangan anak usia TK, menurut Hartley, Frank dan Goldenson (Gordon dan Broene, 1985:268) ada 5 fungsi bermain bagi anak : a. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya : meniru ibu masak didapur, dokter mengobati orang sakit dan sebagainya.

b.

Untuk melakukan berbagai peran yang ada didalam kehidupan nyata, seperti guru mengajar di kelas, sopir mengendarai bus, petani menggarap sawah dan sebagainya.

c.

Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Contohnya : ibu memandikan adik, ayah membaca Koran.

d.

Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul ait, menepuk-nepuk air.

e.

Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal.

Sedangkan menurut Hetherington dan Parke (1979) bermain juga berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu dan memecahkan segala masalah yang dihadapinya. Bermain juga meningkatkan perkembangan anak. Dworetzky (1990) juga mengemukakan bahwa fungsi bermain dan interaksi dalam permainan mempunyai peran penting bagi perkembangan koqnitif dan social anak. Beberapa fungsi bermain yang lain antara lain : a. Mempertahankan keseimbangan Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah melakukan kegiatan bermain anak memperoleh

keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenagaan. b. Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidpan sehari-hari Anak yang bermain seolah-olah ia sedang dalam perjalanan kereta api atau melakukan jual beli adalah kegiatan bermain yang didasarkan pada penghayatan terhadap peristiwa-peristiwa yang dialaminya dalam kehidpan sehari-hari.

c.

Mengantisipasi peran yang akan dijalani dimasa yang akan datang Meskipun anak berpura-pura memerankan seorang ayah/ibu, perawat namun sebenarnya kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mempersiapkan anak melaksanakan peran tersebut kelak.

3. Masa Peka Berhitung pada Anak Perkembangan dipengaruhi oleh factor kematanagn dan belajar. Apabila anak sudah menunjukkan masa peka (kematangan) untuk berjitung, maka orang tua dan guru di TK harus tanggap untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat tepenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal. Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung dijalur matematika karena usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat rangsangan motivasi yang sesuai dengan perkembangannya. Apabila kegiatan tersebut diberikan melalui berbagai macam permainan tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Osborn (1981) perkembangan intelektual anak berkembang sangat pesat pada kurun usia nol sampai pra sekolah (4-6 tahun). Oleh sebab itu, usia pra sekolah sering kali disebut sebagai masa peka belajar. Pernyataan ini didukung oleh Benyamin S. Bloom yang menyatakan bahwa 50% dari potensi intelektual anak sudah terbentuk dari usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80% pada usia 8 tahun.

4. Pengenalan Dini Kemampuan Berhitung Pengenalan dini perlu dilakukan untuk menjaga terjadinya masalah kesulitan belajar karena belum menguasi konsep berhitung.

Sebagai contoh terdapat banyak kasus dimana berhitung di jalur matematika seolah-olah menjadi monok yang menakutkan bagi anak. Kesenangan anak dalam penguasaan konsep berhitung dapat dimulai dari diri sendiri ataupun akibat rangsangan dari luar seperti permainan-permainan dalam pesona matematika (permainan tebak tebakan, kantong pintar dan mencari jejak).

B. Kerangka Pikir Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok di dalamkeberhasilan suatu keitan belajaryang di lakukanoleh anak. Pemilihan metode yang digunakan haruslah relevan dengan tujuan penguasaan konsep, transisi, dan lambang dengna berbagai varasi materi, media dan bentuk keiatan yang akan dilakuka, salah satu metode yang dapat digunakan adalah mtode bermain. Metode bermain membutuhkan suasana yang menyengangkan dan memberikan rasa aman sertakekbebasan pada anak.untuk itu, diperlukan alat peraga atau media yang sesuai dengan tujuan menyenangkan, menantang, bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan. Pada pengamatan ini,. Metode bermainyang digunakan adalah kartua ngak. Dengan menggunakan metode ermain dalam berhitung siswa akan belajar sambilbermain sehingga siswa tidak merasa jenuh atau bosan ketika pembelajaran sedang berlangsung, tetapi siswa dapat menguasai kemampuan berhitung karena siswa tidak sadar bahwa dirinya sedang belajar sehingga dapat menguasai konsep bilangan dan kemampuan berhitungpun akan lebih baik.

C. Subyek Pengamatan Siswa-siswi kelompok B, TK Pertiwi Metro Pusat

D. Tempat Pengamatan TK Pertiwi Metro Pusat Tahun Pelajaran 2010 / 2011

E. Waktu Pengamatan Awal minggu ke-2 dan akhir minggu ke-3 bulan Mei 2011

BAB III PEMBAHASAN

1. Diskusi Hasil Pengamatan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus, langkahnya dapat ditetnuakn sebagai berikut : 1. Tahapan perencanaan 2. Tahapan pelaksanaan 3. Observasi tahapan 4. Refleksi

1. Tahapan perencanaan 1) Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentkan materi pokok yang diajarkan 2) Mempersiapkan kelengkapan yang digunakan dalam proses mengajar 3) Mengyusun instrument penelitian yang berupa lembar observasi dan alat peraga 2. Tahapan Pelaksanaan 1) Pelaksanaan tes awal untuk mengetahui penguasaan anak terhadap kemampuan berhitung 2) Membagi siswa dapat kelompok kecil (pengelompokkan di dasarkan pada tes awal) 3) Melaksanakan pembelajaran dengan metode bermain kartu angka 4) Obervasi tehadap siklus siswa 3. Ovservasi Tahapan 1) Perencanaan 2) Pengumpulan 4. Refleksi 1) Mengulang kembali

Siklus 1 1. Perencanaan 2. Identifikasi 3. Pengumpulan rumusan 4. Pelaksanaan 5. Refleksi

Siklus II 1. Perencanaan Guru menyiapkan alat peraga yang berupa kartu angka Anak di buat beberapa kelompok Di lakukan di dalam atau di luar kelas

Siklus 1 Lembar Pengamatan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Nama Siswa Ardhy Surya Sadewa Aditya Ridho A Alendran NAuval MR Aura Devani Puti Aliya Dita Putri A Bayu Ramadhana Chalila Zwesti N Dani Rahman Hakim Diva Amani Fatihah Dian Imtiman Ghizta Vera ISfantika Hadid Daula Rifai Irgi Gani NAufal Jihan Nur Alifia M. Faisal Rafi M. Reza Ashriansyah Mozart NAnggon R Naufal Zakwan H Nanda Titra Hayum Nadiya Khalisa Evaluasi Hasil Daya Serap (%) Kegiatan C B : 6 / 28 = 20 % C C : 15/ 28 = 50% K K : 7/28 = 30 % B C B K C B C K C K C K C K C C C

21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.

Nike Hastalita M. Rifki Sesunan Putri Ardelia M Pradicha Putri Sahara Rdaitia Erza Finandi Rofi Jonitra Alvaro Rosa Fadila Aprilia Sultan Zakky Sanjaya

B K C B C B C C Jumlah

100 %

Keterangan B: C: K: Baik Cukup KUrang

Dari hasil pengamat diawal terlihat jelas bahwa anak merasa bingung karena belum terlalu faham dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru tersebut. Dapat dilihat pada permainan kartu angka, anak yang mendapatkan nilai B sebanyak 20 % sedangkan anak yang mencapat nilai C sebanyak 50% dan yang mendapat nilai K sebanyak 30 % Setelah pengamatan awal,guru melakukan pembelajaran pada siswa yang bermain menggunakan kartu angka. Pada permainan ini terdapat 7 kelompok. Satu kelompok teridir dari 4 orang. Pada awal kegiatan, siswa masih merasa bingung karena belum terlalu faham tentang pembelajaran tersebut sehingga siswa belum mengerti menanyakan kepada guru kemudian guru menejlaskannya. Permainan ini diawali dengan siswa mencari salah satu angka yang telah ditentukan oleh guru yaitu angka 2 kemudian apabila salah satu siswa dalam kelompok 1 telah menemukan angka tersebut kemudian siswa tersebut memberikan kartu tersebut kepada guru. Permainan ini diikuti oleh kelompok 2 sampai kelompok 7 yang dibimbing oleh masing-masing guru.

Siklus 2 Lembar Pengamatan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. Nama Siswa Ardhy Surya Sadewa Aditya Ridho A Alendran NAuval MR Aura Devani Puti Aliya Dita Putri A Bayu Ramadhana Chalila Zwesti N Dani Rahman Hakim Diva Amani Fatihah Dian Imtiman Ghizta Vera ISfantika Hadid Daula Rifai Irgi Gani NAufal Jihan Nur Alifia M. Faisal Rafi M. Reza Ashriansyah Mozart Nanggom R Naufal Zakwan H Nanda Titra Hayum Nadiya Khalisa Nike Hastalita M. Rifki Sesunan Putri Ardelia M Pradicha Putri Sahara Rdaitia Erza Finandi Rofi Jonitra Alvaro Rosa Fadila Aprilia Sultan Zakky Sanjaya Evaluasi Hasil Kegiatan B C B K B B C B K B B C B B B B B B B C B B B C B C B B Jumlah akhir ini, Daya Serap (%) B : 20 / 28 = 70 % C : 6/ 28 = 20% K : 2/28 = 10 %

100 % siswa dalam

Pada

pengamatan

perkembangan

pembelajaran tentang kartu angka mengalami banyak kemajuan karena anak telah mengerti tentang pembelajaran tersebut dan anak juga menyukai pembelajaran tersebut. Berdasarkan pengamatan dapat dilihat anak yang mendapatkan nilai B sebanyak 70 % sedangkan yang dapat nilai C sebanyak 20% dan yang mendapat nilai K sebanyak 10%

A. Pembahasan Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pengamatan bahwa penggunaan metode bermain dalam berhitung perlu digunakan dalam proses pembelajaran, anak mengalami peningkatan pembelajaran.dapat di lihat dari perubahan persentase

pengamatan awal dari seluruh kegiatan anak seperti permainan kartu angka yaitu anak yang mendapatkan nilai B sebanyak 20 % mengalami peningaktan menjadi 70% sedangkan anak yang mendapatkan nilai C sebanyak 50 % mengalami pernurunan sebanyak 20 % dan yang mendapatkan nilai K sebanyak 30% mengalami peningkatan menjadi 10%. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari permainan kartu angka, yang mendapatkan nilai B peningkatan persentase mencapai 50%, nilai C mengalami penurunan sebanyak 30# dan nilai K mengalami penurunan juga sebanyak 20%.

Cara penilaian guru Dalam permainan kartu angka ini, anak yang dapat mengambil kartu angka secara cepat dan tepat kemudian langsung memberikan pada guru maka anak tersbeut mendapatkan nilai yang baik. Sedangkan anak yang mengambil kartu angka secara cepat tetapi salah maka anak tersebut mendapatkan nilai cukup dan anak yang dapat mengambil kartu angka secara lambat, tidak tepat maka anak tersebut mendapatkan nilai kurang karena mereka tidak mempunyai keinginan untuk belajar sehingga hanya mendapatkan nilai kurang.

You might also like